dr.rick ws - keracunan pada anak

23
BAB I PENDAHULUAN Keracunan adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan fungsi organ tubuh yang terjadi karena kontak dengan bahan kimia atau masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis sesuai dengan macam, dosis dan cara pemberiannya. Angka yang pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum diketahui, meskipun banyak dilaporkan kejadian-kejadian keracunan dibeberapa rumah sakit tetapi angka ini tidak menggambarkan kejadian yang sebenarnya didalam masyarakat. Lebih kurang 60% dari paparan keracunan yang dilaporkan terjadi pada anak berumur < 6 tahun, dengan kematian < 4%.Di RSCM Jakarta dilaporkan 45 penderita anak yang mengalami keracunan setiap tahunnya, sedang di RS dr. Soetomo Surabaya 15 - 30 penderita anak yang datang untuk mendapatkan pengobatan karena keracunan setiap tahun,yang sebagian besar karena keracunan hidrokarbon ( 45 - 60%), keracunan makanan, keracunan obat-obatan, detergen dan bahan-bahan rumah tangga yang lain. Meskipun keracunan dapat terjadi melalui saluran cerna, saluran nafas, kulit dan mukosa atau parenteral tetapi yang terbanyak racun masuk melalui saluran cerna ( 75 % ) dan inhalasi ( 14% ). 1

Upload: ricky-iskandar

Post on 17-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keracunan pada anak

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Keracunan adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan fungsi organ tubuh yang terjadi karena kontak dengan bahan kimia atau masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis sesuai dengan macam, dosis dan cara pemberiannya. Angka yang pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum diketahui, meskipun banyak dilaporkan kejadian-kejadian keracunan dibeberapa rumah sakit tetapi angka ini tidak menggambarkan kejadian yang sebenarnya didalam masyarakat. Lebih kurang 60% dari paparan keracunan yang dilaporkan terjadi pada anak berumur < 6 tahun, dengan kematian < 4%.Di RSCM Jakarta dilaporkan 45 penderita anak yang mengalami keracunan setiap tahunnya, sedang di RS dr. Soetomo Surabaya 15 - 30 penderita anak yang datang untuk mendapatkan pengobatan karena keracunan setiap tahun,yang sebagian besar karena keracunan hidrokarbon ( 45 - 60%), keracunan makanan, keracunan obat-obatan, detergen dan bahan-bahan rumah tangga yang lain. Meskipun keracunan dapat terjadi melalui saluran cerna, saluran nafas, kulit dan mukosa atau parenteral tetapi yang terbanyak racun masuk melalui saluran cerna ( 75 % ) dan inhalasi ( 14% ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AnatomidanFisiologi Sistem PencernaanSistem pencernaan terdiri dari atas saluran pencernaan dan organ aksesori. Secara anatomis saluran pencernaan terbagi atas dua bagian yaitu saluran pencernaan atas yang dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, dan organ aksesori yang terdiri atas hati,kandung empedu,dan pancreas.1. MulutMulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian luar yang sempit ( vestibula ) yaitu ruang diantara gusi dan gigi dengan bibir dan pipi,serta bagian dalam yang terdiri atas rongga mulut. Pada mulut ini terdapat palatum anterior dan posterior yang terdiri atas membran mukosa ( palatum mole ). Pada saat fetus terdapat saluran dari mulut dan hidung adalah satu dan kemudian terpisah oleh prosesus palatinus yang akan bertemu digaris tengah, dan apabila menetap palatum yang terpisah dapat terjadi sumbing. Dimulut, makanan mengalami proses mekanis yang pertama disebut proses mengunyah dengan cara menghancurkan makanan sehingga tidak melukai dinding saluran pencernaan dan memungkinkan makanan sampai merata dengan bahan yang terdapat dalam saliva ( liur ) yang mengandung enzim pencernaan pati amilase selama 3 bulan pertama, khususnya enzim amilase akan memecah amilium menjadi maltose.Proses menghisap, menggigit dan menelan merupakan aktivitaspada mulutbayi akan mampu membentuk segel disekeliling puting susu atau dot sehinggamudah lebih kuat lidah dalam berlawanan dengan palatum.Dalam proses pengeluaran ( sekresi ) saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor,diantaranya faktor mekanis adanya benda ( bolus ) dalam mulut, fackor psikis bila mencium atau mengingat makanan yang enak dan factor kimiawi bila makanan terasa asam atau asin.2. Faring dan EsophagusBagian saluran pencernaan yang terletak dibelakang hidung,mulut,dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar dibagian atas,yang berjalan hingga vertebra servikal ke enam,kemudian faring langsung berhubungan dengan esophagus,sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm,yang terletak dibelakangtrakea dan didepan tulang punggung kemudian masuk melalui torax menembus di diafragma yang berhubungan langsung dengan abdomen dan menyambung dengan lambung.Kemudian bagian esophagus berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju lambung. Bentuknya seperti silinder yang berongga dengan panjang kurang lebih 2 cm. kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter bagian atas dalam keadaan normal selalu tertutup kecuali bila makanan akan masuk kedalam lambung atau muntah,keadaan ini dimaksud untuk mencegah gerakan balikan kesisi organ bagian atas yaitu esophagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan kerja peristaltic.3. LambungBagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas disebut fundus,bagian utama dan bagian bawah yang horizontal yakni antrum pilorik. Lambung berhubungan langsung dengan esophagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik,lambung ini terletak dibawah diafragma dan didepan pancreas,limfa menempel pada sebelah kiri fundus.Lambung memiliki dua fungsi. Pertama, fungsi motorik,yakni sebagai reservoir yaitu menampung makanan sampai dicerna sedikit demi sedikit,dan sebagai pencampur yakni memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil dan campur dengan asam lambung. Kedua, fungsi sekresi dan pencernaan yakni untuk mensekresi pepsin dan HCL yang akan memecah protein menjadi pepton,sedang amilase memecah amilum menjadi maltose,lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol,untuk membantuk sekresi gastrin,mensekresi faktor intrinsic yang memungkinkan mengabsorbsi vitamin B12 usus halus yaitu di ileum dan mensekresi mucus yang bersifat protektif.4. Usus HalusTabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 m dalam keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 m pada orang yang telah meninggal akibat relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya yang terletak didaerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar yang memanjang dari lambung sampai katup ileo kolika.Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorbsi chime dari lambung. Sebagai tempat absorbsi makanan. Zat-zat makanan yang telah halus akan di absorbsi didalam usus halus yaitu pada duodenum. Disini terjadi absorbsi besi,kalsium dengan bantuan vitamin D,vitamin A,D,E,K dengan bantuan empedu dan asam folat,serta sejumlah tempat untuk mengabsorbsi gula,asam amino dan lemak.

5. Usus BesarUsus besar atau juga disebut sebagai kolon merupakan sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Fungsi utama usus besar adalah mengabsorbsi air ( kurang lebih 90% ),elektrolit,vitamin,dan sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air kurang lebih 5000cc per hari. Flora yang terdapat dalam usus berfungsi untuk mensintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan ampas makanan.

Perkembangan saluran gastrointestinalPerkembangan saluran gastrointestinal dimulai dari mulut hingga anus. Perkembangan ini dapat melalui beberapa tahap mulai dari konsepsi hingga lahir dalam saluran gastrointestinal ini organ yang mengalami perkembangan antara lain : esophagus, organ ini sudah dapat diidentifikasi pada usia minggu keempat masa gestasi. Setelah minggu keempat atau minggu terakhir panjangnya diperkirakan mencapai 10 cm. kemudian perkembangan organ lambung dapat diidentifikasi seperti esophagus akan tetapi secara terus menerus dapat mengalami perkembangan hingga trimester kedua. Selain itu bentuk dari lambung pada umumnya lebih horizontal dan bundar hingga usia 2 tahun, dengan berangsur-angsur memanjang sampai usia 7 tahun. Kemudian pada masa trimester ke 3 panjang usus halus dapat mencapai 250-300 cm, dengan luasnya 20-30 cm. usus halus ini dapat mengalami perkembangan hingga 4 m pada masa anak atau dewasa.

Keracunan pada anakA. Definisi Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung, suntikan dan absorbsi melalui kulit atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius fungsi hati atau lebih organ atau jaringan. (Mc Graw-Hill Nursing Dictionary) Racun adalah zat-zat yang dapat menyebabkan penyakit luka atau kematian. Keracunan bahan kimia dalam makanan merupakan akibat dari memakan tanaman atau hewan yang mengandung racun. Keracunanpadaanakadalahmasuknyaracunkedalamtubuhanak yang akanmerusakkehidupanataumengganggudenganseriusjaringanbahkan organ tubuh.B. SumberRacunSumber racun bermacam-macam seperti polusi limbah industri yang mengandung logam berat, bahan makanan yang terkontaminasi oleh kuman seperti salmonella, sthapilococcus clostridium botulinum, jamur beracun. Begitu pula berbagai macam obat jika diberikan melampaui dosis normal tidak menyembuhkan penyakitnya melainkan memberikan efek samping yang merupakan racun bagi tubuh.

Keracunan singkongBanyak ditanam varietas singkong dengan kadar sianida tinggi, memang bukan singkong untuk di konsumsi melainkan di ambil tepungnya untuk di ekspor keluar negeri sebagai bahan pengeras tekstil. Singkong demikian banyak dicuri dari perkebunan dan dijual pada pedagang makanan atau pada konsumen langsung.GejalaBiasanya gejala-gejala sudah timbul beberapa jam setelah anak makan singkong beracun atau makanan yang dibuatnya seperti peyem dengan:1. Mual dan muntah.2. Pernafasan cepat.3. Sianosis.4. Kesadaran menurun hingga koma.

Pengobatan 1. Jika memakan singkong beracun belum lama dapat dilakukan dengan menguras lambungnya atau memberi obat penyebab muntah.2. Berikan secepat mungkin antidotum berupa Na tiosulfat 25% secara intra vena, jika sukar mendapatkan venanya antidotum dapat diberikan secara intramuskulus.Banyaknya tiosulfas natrikus yang diberikan tergantung dari kembalinya kesadaran, pada umumnya cukup dengan 10-30 ml adakalanya sampai 70 ml.

Keracunan jengkolYang menyebabkan gejala keracunan ini ialah asam amino tertentu (asam jengkol) yang dikandungnya. Tidak semua orang yang makan jengkol menderita gejala keracunan. Sensitifitas terhadap asam jengkol ini merupakan faktor yang menentukan.

GejalaGejala keracunan disebabkan oleh tersumbatnya saluran kencing oleh kristal asam jengkol hingga menimbulkan:1. Rasa mual dan muntah.2. Nyeri perut yang sangat dan hilang datang oleh kolik ureter.3. Merasa sakit jika mencoba buang air kecil.4. Hematuria, oliguri, anuri.5. Nafas dan kencingnya berbau jengkol.

PengobatanJika gejala ringan: Banyak minum air. Berikan bikarbonat natrikus secara oral 4x2 g sehari.Jika ada anuri: Rawat dirumah sakit dan diberi infus bikarbonas natrikus dalam cairan glukosa selama 4-8 jam dengan dosis 2-5 meq/kg berat badan.

Keracunan jamur beracunKeracunan setelah macam jamur yang disebut belakangan ini dapat saja terjadi. Ada jamur yang mengandung racun amanitin dan muskarin. GejalaRacun tersebut bekerja sangat cepat dan menyebabkan 1. Rasa mual2. Muntah3. Sakit perut4. Mengeluarkan banyak ludah dan keringat, 5. Miosis, 6. Diplopia, 7. Bradikardi sampai konvulsif. 8. Manitin dapat menyebabkan disfungsi hepatoseluler dan ginjal.

PengobatanPemberian cairan secara oral atau intra vena dapat diberikan secara intravena antropin sebanyak 0,02 mg/kg.

Keracunan bahan makanan yang terkontaminasiTidak jarang terjadi keracunan bahan makanan yang tercemar oleh kuman, parasit, virus, maupun bahan kimia. Kuman-kuman yang dapat menyebabkan keracunan bahan makanan ialah staphilococcus, salmonella, clostridium botulinum, E. Coli, proteus, klebsiella, enterobacter, dll. Tercemarnya makanan biasanya melalui lalat, udara, kotoran rumah tangga, dan terutama melalui juru masak yang menjadi pembawa kuman. Kuman yang masuk kedalam makanan cepat memperbanyak diri dan memproduksi toksin. Akibat keracunan tergantung dari virulensi, banyaknya kuman, sifat kuman ialah tidak tahan panas.

GejalaGejala timbul 3-24 jam setelah makan makanan yang tercemar kuman terdiri dari mual muntah, diare, sakit perut, disertai pusing dan lemas.PengobatanDiberi cairan cukup secara oral atau intra vena. Jika perlu penderita dapat diberikan pengobatan tambahan terhadap sakit perutnya dengan analgesia atau sedatif dan jika muntah terus-menerus suntikkan anti emetik. Bilamana demam dapat dianjurkan pemberian antibiotik.

Keracunan kerangdan ikan lautJarang-jarang juga terjadi kasus keracunan setelah makan kerangatau ikan laut.

GejalaGejala timbul 30 menit atau kurang setelah makan bahan makanan tersebut, berupa kemerah-merahan pada muka, dada, dan lengan, gatal-gatal, urtikaria, angiodema, edema, takikardi, palpitasi, sakit perut, diare.Pada keadaan yang berat terdapat gangguan pernafasan.

PengobatanJika penderita tidak muntah dan berak-berak dapat diberikan emetika dan obat cuci perut. Obat-obat antihistamin dapat mengurangi penderitanya.

Keracunan insektisidaWalaupun tujuan pemakaian insektisida itu untuk membasmi berbagai macam serangga seperti kecoa dan sebagainya, bahan-bahan kimia demikian dapat pula membunuh manusia. Dengan demikian jika barang tersebut tidak disimpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak, maka kejadian keracunan baik melalui kontak maupun inhalasi dan minum tidak dapat dihindarkan. Untuk menanggulangi kejadian keracunan insektisida tidak mudah karena bahan kimia yang dipergunakan oleh tiap produsen tidak sama.

GejalaYang sensitif ialah sistem saraf pusat sehingga terdapat: Tremor Kejang Koma ParalisisTindakan Bilas lambung untuk mengeluarkan racun yang belum diserap Beri luminal atau diazepam Kirim secepatnya ke rumah sakit untuk dimonitor dan pengobatan selanjutnya

Keracunan arsen Lebih dari 20 abad yang lalu arsen digunakan baik oleh orang yunani maupun roma untuk pengobatan maupun sebagai racun. Pada saat ini tidak banyak obat mengandung arsen, akan tetapi kadang-kadang dipakai pada pembuatan beberapa herbisida dan peptisida. Arsen dapat juga ditemukan sebagai hasil sampingan dari peleburan timah, seng, dan logam lainnya.

Gejala klinis keracunan akut:Dalam 1 jam setelah menelan arsen sudah timbul: Rasa tidak enak dalam perut bibir terasa terbakar sukar menelankemudian disusul dengan; Sakit lambung dengan muntah-muntah dan diare berat, adakalanya terdapat pula : Oliguria sampai anuria, kejang otot dan rasa haus.

Gejala klinis keracunan kronis:Tanda-tanda dini keracunan arsen ialah: Otot-otot lemah gatal-gatal pigmentasi keratosis kulit dan edema

Pengobatan:a. Mencegah berlanjutnya masukan dan penyerapan arsen,b. Infus cairan jika ada tanda-tanda renjatan hipovolemik,c. Pemberian antidotum seperti dimercarpol(3 mg/kg i.m setiap 4 jam sampai sakit perut hilang dan fesesnya hitam karena norit

Keracunan asam atau basa kuatZat asam kuat seperti asam sulfat, asam klorida dan zat basa kuat seperti kalium hidroksida, natrium hidroksida banyak dipakai sebagai bahan kimia untuk keperluan rumah tangga, seperti pembersih porselen, bahan anti sumbat saluran air, pembasmi serangga, maupun untuk memasak seperti cuka bibit. GejalaZat asam atau basa kuat dapat merusak epitel atau mukosa dan disebut bahan korosif(corrosive=memakan perlahan-lahan). Bahan ini akan membuat nekrosis di bagian tubuh yang terkena. seperti kulit dan mata jika tersiram, saluran pernafasan jika terhirup, saluran pencernaan seperti kulit mukosa mulut, esofagus, lambung jika terminum. Dalam fase penyembuhan pada lokasi luka akan terbentuk jaringan granulasi yang akan menyebabkan stiktura dan stenosis, sehingga menimbulkan kesukaran menelan. Untuk menghindarkan kejadian ini maka pada keracunan demikian tindakan cepat dan tepat sangat penting.Pengobatan Pada kulit atau mata: siram sebanyak mungkin air:Pada rongga mulut: cepat-cepat mencuci mulut dengan air sebanyak dan selama mungkinPada esofagusdan lambung.a. Beri susu. Membilas lambungnya dan menyebabkan anak muntah tidak dibenarkan, sebab dapat menyebabkan asfiksiab. Jika terdapat renjatan, perbaiki dengan memberi infus.c. Pemberian makanan harus parenteral. Sedapatnya kebutuhan minimal terpenuhiJika terdapat tanda-tanda obstruksi secepatnya dioperasiC. PIDMIOLOGI1. Kecelakaan (termasuk keracunan) merupakan penyebab utama kematian pada anak yang berusia 1-4 tahun 2. Sebagian besar kasus keracunan terjadi di rumah; tempat paling sering adalah tempat tinggal anak sendiri,dan yang kedua adalah tempat kakek nenek3. Insiden puncak terjadi di waktu makan ahkir pekan,dan hari libur 4. Usia insiden puncak adalah antara 1 dan 3 tahun,saat seorang anak mulai mandiri dan ingin tahu segalanya.5. Seorang anak yang pernah mengalami periode keracunan lebih mungkin mengalami episode kedua dari pada yang dijaga tidak terkena.

D. Manifestasi klinisManifestasi klinis dari keracunan bergantung pada agen yg teringesti. Berikut ini adalah beberapa contoh :1. Mual2. Takikardi/bradikardi3. Salifasi4. Pupil berdilatasi5. Diare6. Asidosis metabolic7. Hipertermi/hipotermia8. Kejang9. Letargi10. Mulut kering11. Stupor12. delirium13. koma

E. Komplikasi1. henti nafas2. henti jantung3. korosi esophagus/trakea jika substansi penyebabnya teringesti4. syok,sindrom gawat pernafasan akut5. edema serebral,konvulsi

F. Uji lab dan diagnostik1. scrinning/penapisan toksikologi darah2. scrining toksikologi urine3. analisa gas darah4. kadar elektrolit5. Pemeriksaan darah lengkap,kreatininserum( N: 0,5-1,5 mg/dl), elektrolit serum (termasuk kalsium(N: 9-11 mg/dl)).6. Foto thorax kalau ada kecurigaan udema paru.7. Pemeriksaan EKGPemeriksaan ini juga perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti terjadinya gangguan irama jantung yang berupa sinus takikardi, sinus bradikardi, takikardi supraventrikuler, takikardi ventrikuler, fibrilasi ventrikuler, asistol, disosiasi elektromekanik. Beberapa faktor predosposisi timbulnya aritmia pada keracunan adalah keracunan obat kardiotoksik, hipoksia, nyeri dan ansietas, hiperkarbia, gangguan elektrolit darah, hipovolemia, dan penyakit dasar jantung iskemik.

G. Penatalaksanaan terhadap keracunansecaraumum1)Tindakan emergensia.Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu lakukan intubasi.b.Breathing : Berikan pernafasan buatan bila penderita tidak bernafas spontan atau pernapasan tidak adekuat.c.Circulation : Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan perbaiki perfusi jaringan.

2) Identifikasi penyebab keracunan.Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya usaha mencari penyebab keracunan ini tidak sampai menunda usaha-usaha penyelamatan penderita yang harus segera dilakukan.

3) Eliminasi racun.1. Racun yang ditelana) Rangsang muntahAkan sangat bermanfaat bila dilakukan dalam 1 jam pertama sesudah menelan bahan beracun, bila sudah lebih dari 1 jam tidak perlu dilakukan rangsang muntah kecuali bila bahan beracun tersebut mempunyai efek yang menghambat motilitas (memperpanjang pengosongan) lambung. Rangsang muntah dapat dilakukan secara mekanis dengan merangsang palatum mole atau dinding belakang faring, atau dapat dilakukan dengan pemberian obat- obatan: Sirup Ipecac. Dapat diberikan pada anak diatas 6 bulan. Pada anak usia 6 - 12 bulan 10 ml, 1 12 tahun 15 ml > 12 tahun 30 ml. Pemberian sirup ipecac diikuti dengan pemberian 200 ml air putih. Bila sesudah 20 menit tidak terjadi muntah pada anak diatas 1 tahun pemberian ipecac dapat diulangi. Apomorphine. Sangat efektif dengan tingkat keberhasilan hampir 100%, dapat menyebabkan muntah dalam 2 - 5 menit. Dapat diberikan dengan dosis 0,07 mg/kg BB secara subkutan.

Kontraindikasi rangsang muntah:Keracunan hidrokarbon, kecuali bila hidrokarbon tersebut mengandung bahan-bahan yang berbahaya seperti camphor, produk-produk yang mengandung halogenat atau aromatik, logam berat dan pestisida.Keracunan bahan korossifKeracunan bahan-2 perangsang CNS (CNS stimulant, seperti strichnin)Penderita kejangPenderita dengan gangguan kesadaranb) Kumbah lambungKumbah lambung akan berguna bila dilakukan dalam 1-2 jam sesudah menelan bahan beracun, kecuali bila menelan bahan yang dapat menghambat pengosongan lambung. Kumbah lambung seperti pada rangsang muntah tidak boleh dilakukan pada:Keracunan bahan korosifKeracunan hidrokarbonKejangc) Pemberian Norit ( activated charcoal )Jangan diberikan bersama obat muntah, pemberian norit harus menunggu paling tidak 30 - 60 menit sesudah emesis. Dosis 1 gram/kg BB dan bisa diulang tiap 2 - 4 jam bila diperlukan, diberikan per oral atau melalui pipa nasogastrik

.Indikasi pemberian norit untuk keracunan:Obat2 analgesik/ antiinflammasi : acetamenophen, salisilat, antiinflamasi non steroid, morphine, propoxyphene.Anticonvulsants/ sedative : barbiturat, carbamazepine, chlordiazepoxide, diazepam phenytoin, sodium valproate.Lain-lain : amphetamine, chlorpheniramine, cocaine, digitalis, quinine, theophylline, cyclic anti depressants Norit tidak efektif pada keracunan Fe, lithium, cyanida, asam basa kuat dan alcohol.d) Diuretika paksa ( Forced diuretic )Diberikan pada keracunan salisilat dan phenobarbital ( alkalinisasi urine ). Tujuan adalah untuk mendapatkan produksi urine 5,0 ml/kg/jam,hati-hati jangan sampai terjadi overload cairan. Harus dilakukan monitor dari elektrolit serum pada pemberian diuresis paksa. Kontraindikasi : edema otak dan gagal ginjal.

e) DialysisHanya dilakukan bila usaha-usaha lain sudah tidak membawa hasil. Bermanfaat hanya pada bahan beracun yang bisa melewati filter dialisis ( dialysa ble toxin ) seperti phenobarbital, salisilat, theophylline, methanol, ethylene glycol dan lithium. Dialysis dilakukan bila :Asidosis beratGagal ginjalAda gejala gangguan visusTidak ada respon terhadap tindakan pengobatan.

f) Hemoperfusi masih merupakan kontroversi dan jarang digunakan. 1. Racun yang disuntikkan atau sengatana) Immobilisasib) Pemasangan torniquet diproksimal dari suntikanc) Berikan antidotum bila ada

2. Racun pada kulit dan mataLepaskan semua yang dipakai kemudian bersihkan dengan sabun dan siram dengan air yang mengalir selama 15 menit. Jangan diberi antidotum.3. Racun yang dihisap melalui saluran nafasKeluarkan penderita dari ruang yang mengandung gas racun. Berikan oksigen. Kalau perlu lakukan pernafasan buatan.4) Pengobatan Supportif1. Pemberian cairan dan elektrolit2. Perhatikan nutrisi penderita3. Pengobatan simtomatik ( kejang, hipoglikemia, kelainan elektrolit dsb.)

HASIL YG DIHARAPKAN 1. Cedera yang dialami anak yang berhubungan dengan keracunan menjadi minimal2. Orang tua akan mengeksperisakan rasa takut dan kehawatirannya3. Oran tua akan memahami tingkat perkembangan anak karena berhubungan dengan keadaan rumah yang memepengaruhi anak dan mengawasi anak dengan benar

Daftar pustaka

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Panduan Pelayanan Medis Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : PenerbitIDAI. Depkes, R. I. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Ditjen Ppm Dan Pl; 2005 Arief, dkk 2000, Kapita Selekta Kedokteran ed. 3, jilid 2, Medika Aesculapius, Jakarta. Pudijiadi, solihin. 2000. Ilmu gizi klinis pada anak Ed.4. Jakarta; Gaya baru Sartono, Drs. 2002. Racun dan keracunan cetakan1. Jakarta. Widya medika.

17