dm neuropathy dr. irwin

10
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan ridho-Nya laporan kasus pertama dengan judul “DM Tipe 2 dengan Neuropati Diabetikum” dapat terselesaikan. Diabetes mellitus merupakan penyebab utama terjadinya neuropati di negara maju, dan komplikasi yang sering muncul adalah tingginya angka morbiditas dan mortalitas pada pasien diabetes. Diperkirakan prevalensi neuropati pada pasien DM adalah sekitar 20%, dimana 50-75% menjadi penyebab dari amputasi non traumatic. Data epidemiologi menyatakan bahwa kira-kira 30% sampai 40% pasien dewasa dengan diabetes tipe 2 mempunyai suatu distal peripheral neuropathy (DPN). DPN telah dihubungkan dengan berbgai faktor resiko mencakup derajat tingkat hiperglikemi, indeks lipid dan tekanan darah, lama dan beratnya menderita diabetes. Angka durasi diabetes juga akan meningkat sesuai umur dan durasi diabetes. Studi epidemiologik menunjukkan bahwa dengan tidak terkontrolnya kadar gula maka akan mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadinya neuropati, seperti halnya borok kaki dan amputasi. Suatu kenaikan kadar HbA1c 2% mempunyai resiko komplikasi neuropati sebesar 1,6 kali lipat dalam waktu 4 tahun. Terimakasih kepada dr.Irwin, Sp.PD selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan pencerahan yang telah diberikan dalam laporan kasus ini, kedua orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan doa, semangat dan

Upload: muhammad-ferdy-agustian

Post on 27-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dtdfyfyfy

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan ridho-Nya laporan kasus pertama dengan judul DM Tipe 2 dengan Neuropati Diabetikum dapat terselesaikan.Diabetes mellitus merupakan penyebab utama terjadinya neuropati di negara maju, dan komplikasi yang sering muncul adalah tingginya angka morbiditas dan mortalitas pada pasien diabetes. Diperkirakan prevalensi neuropati pada pasien DM adalah sekitar 20%, dimana 50-75% menjadi penyebab dari amputasi non traumatic. Data epidemiologi menyatakan bahwa kira-kira 30% sampai 40% pasien dewasa dengan diabetes tipe 2 mempunyai suatu distal peripheral neuropathy (DPN). DPN telah dihubungkan dengan berbgai faktor resiko mencakup derajat tingkat hiperglikemi, indeks lipid dan tekanan darah, lama dan beratnya menderita diabetes. Angka durasi diabetes juga akan meningkat sesuai umur dan durasi diabetes. Studi epidemiologik menunjukkan bahwa dengan tidak terkontrolnya kadar gula maka akan mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadinya neuropati, seperti halnya borok kaki dan amputasi. Suatu kenaikan kadar HbA1c 2% mempunyai resiko komplikasi neuropati sebesar 1,6 kali lipat dalam waktu 4 tahun.Terimakasih kepada dr.Irwin, Sp.PD selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan pencerahan yang telah diberikan dalam laporan kasus ini, kedua orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan doa, semangat dan motivasi, juga rekan seperjuangan Co-Assisten Dept, Penyakit Dalam RSUD Karawang.Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menghadapi ujian akhir kepaniteraan klinis dan ujian sesungguhnya dalam praktek klinis nanti.

Karawang, Januari 2015

M. Ferdy Agustian

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR1

DAFTAR ISI2

BAB I LAPORAN KASUS3

1.1 IDENTITAS3

1.2 ANAMNESIS3

1.3 PEMERIKSAAN FISIK5

1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG7

1.5 DIAGNOSIS KERJA91.6 PEMERIKSAAN TAMBAHAN91.7 PENATALAKSANAAN91.8 FOLLOW UP9

1.9 PROGNOSIS12

BAB II PEMBAHASAN13

2.1. ANALISIS KASUS132.2. PATOGENESIS13

BAB III TINJAUAN PUSTAKA17

BAB IV KESIMPULAN43

DAFTAR PUSTAKA44

BAB I

LAPORAN KASUS

1.1 IDENTITAS

Nama: Tn. C

Usia: 70 tahun

Jenis Kelamin: Perempuan

Pendidikan Terakhir: SMP

Pekerjaan: Ibu rumah tangga

Status: Menikah

Alamat: Pasirtalaga, Karawang

Suku Bangsa / Agama: Sunda / Islam

No. Rekam Medis: 00575532

Tanggal Masuk: 08 Februari 2015

1.2 ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan di bangsal rengasdengklok pada tanggal 10 Februari 2014 secara autoanamnesis dan alloanamnesis.

Keluhan UtamaPusing dan lemas 2 hari SMRS.

Keluhan Tambahan

Baal pada tangan dan kaki sejak 1 minggu SMRS biasanya disertai rasa kesemutan pada kaki dan tangan.

Riwayat Penyakit Sekarang

OS datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan sejak 2 tahun sebelum masuk rumah sakit. Ketika mulut terdapat putih-putih OS mengeluhkan jika makan tidak berasa. 1 tahun sebelum masuk rumah sakit, mengeluhkan sulit menelan dan mengeluhkan demam yang hilang timbul disertai dengan batuk berdahak, dan pilek. 6 bulan sebelum masuk rumah sakit, OS mengelukan diare, dengan konsistensi cair, dalam sehari buang air besar sebanyak 3-4 kali. Dalam 5 bulan sebelum masuk rumah sakit OS mengeluhkan penuruan berat badan yang dratis, sekitar 15 kg. 2 minggu sebelum masuk rumah sakit OS mengeluhkan gatal-gatal di kedua tangan dan kedua kakinya. Disertai juga mati rasa pada bagian paha kanan. 1 minggu sebelum masuk rumah sakit OS juga mengeluhkan rambutnya sering rontok. OS sebelumnya sudah pernah berobat sebanyak 7 kali, namun tidak membaik.

Riwayat Penyakit Dahulu

OS menyangkal adanya, darah tinggi, kencing manis, dan riwayat sakit jantung. Pada tahun 2013 pernah dirawat karena perlemakan hati.

Riwayat Penyakit Keluarga

Didalam keluarga tidak ada yang memiliki darah tinggi, kencing manis, kolesterol dan riwayat penyakit jantung. Dan tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien.

Riwayat KebiasaanOS sering mengkomsumsi makan-makanan berkolesterol, meninum minuman manis dan minuman berenergi. Mengkomsumsi rokok sejak umur 18 tahun, 2 bungkus dalam sehari, mengkomsumsi alkohol sejak umur 18 tahun. OS pernah memakai narkotika dengan jarum suntik bergantian dengan teman-temannya, selama 6 tahun. OS juga mengaku melakukan sex bebas.

1.3 PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan di bangsal teluk jambe pada tanggal 10 Februari 2015.

Keadaan Umum

Kesadaran: compos mentis

Kesan Sakit: tampak sakit sedang

Status Gizi: gizi cukup

Tanda Vital

Tekanan Darah:180/100mmHg

Heart Rate: 100 kali / menit

Respiration Rate: 28 kali / menit

Suhu: 36,6 oC

Kepala : normosefali rambut berwarna hitam, distribusi merata, tidak kering dan tidak mudah dicabut Mata Inspeksi : Konjungtiva anemis (-)/(-), sklera ikterik (-)/(-), sekret (-)/(-), pupil isokor dengan diameter 3 mm/3 mm, RCL (+)/(+), RCTL (+)/(+), ptosis (-)/(-), nistagmus (-)/(-), lagoftalmus (-)/(-) Telinga, Hidung,TenggorokanTelinga : Inspeksi : Preaurikuler : hiperemis (-)/(-) Preaurikuler : hiperemis (-)/(-) Postaurikuler : hiperemis (-)/(-), abses (-)/(-), massa (-)/(-) Liang telinga : lapang, serumen (-)/(-), otorhea (-)/(-)

Hidung : - Inspeksi : deformitas (-), kavum nasi lapang, sekret (-)/(-), deviasi septum (-)/(-), edema (-)/(-)- Palpasi : nyeri tekan pada sinus maksilaris (-)/(-), etmoidalis(-)/(-), frontalis(-)/(-)Tenggorokan dan rongga mulut : Inspeksi : Bucal : warna putih, ulkus (-) Lidah : pergerakan simetris, plak (+) Palatum mole dan uvula simetris pada keadaan diam dan bergerak, arkus faring simetris, penonjolan (-) Tonsil : T1/T1, kripta (-)/(-), detritus(-)/(-) Dinding anterior faring licin, hiperemis (-), Dinding posterior faring licin, hiperemis (-), post nasal drip (-) Pursed lips breathing (-), karies gigi (-), kandidisasis oral (-) Leher Inspeksi : bentuk simetris, warna normal, penonjolan vena jugularis (-), tumor (-), retraksi suprasternal (-), tidak tampak perbesaran KGB Palpasi : pulsasi arteri carotis normal, perbesaran thyroid (-), posisi trakea di tengah, KGB tidak teraba membesar Auskultasi : bruit (-) Thoraks Paru Inspeksi : penggunaan otot bantuan nafas (-)/(-), retraksi sela iga (-/-), bentuk dada normal, pergerakan kedua paru simetris statis dan dinamis, pola pernapasan normal Palpasi : ekspansi dada simetris, vocal fremitus sama di kedua lapang paru, pelebaran sela iga (-)/(-) Perkusi : Sonor di kedua lapang paruBatas paru hati : pada garis midklavikula kanan sela iga 5,atas paru lambung : pada garis aksilaris anterior kiri sela iga 8 Auskultasi : suara nafas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-) Jantung Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak terihat Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba 1 jari medial dari linea midklavikula sinistra ICS V, thrill (-) Perkusi : batas jantung kanan pada ICS IV linea sternalis dekstra, batas jantung kiri pada ICS V 2 jari medial linea midklavikula sinistra. Auskultasi : BJ I-II reguler normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen Inspeksi : massa (-) Auskultasi : BU (+) normal Palpasi : supel, nyeri tekan (-), massa (-)Hepar dan lien tidak terabaGinjal : ballotemen (-)/(-) Perkusi : timpani, shifting dullnes (-), undulasi (-), nyeri ketok CVA (-)/(-)

EkstremitasAkral teraba hangat, sianosis (-), CRT < 2 detik, edema (-)/(-), deformitas (-).

1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Telah dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan hematologi, imunoserologi, dan foto thorax.

Tabel 1.1. Hasil Pemeriksaan Hematologi Tn. Husein (37tahun), tanggal 29 Desember 2014ParameterHasilNilai Rujukan

Hemoglobin11 g/dl13,0-18,0 g/dl

Leukosit7,92 x103/L3,80-10,60 x103/L

Trombosit324x103/L150-440 x103/L

Hematokrit30,6 %40,0-52,0 %

Ureum51,9mg/dl15,0-50,0 mg/dl

Creatinin1,29mg/dl0,60-1,10 mg/dl

SGOT24,2 u/Ls/d 37

SGPT19 u/Ls/d 40

Natrium134 mmol/L135-145 mmol/L

Kalium3,8 mmol/L3,5-5,6 mmol/L

Clorida102 mmol/L98-108 mmol/L

Tabel 1.2. Hasil Pemeriksaan Imuno serologi Tn. Husein (37 tahun), tanggal 23 Desember 2014Nama pemeriksaanHasilNilai rujukan

IMUNO SEROLOGIHIV-1 RNAVirus terdeteksiPositif