dm seminar

37
1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia. DM merupakan kelainan endokrin yang terbanyak dijumpai. Gangguan endokrin dan gangguan metabolisme merupakan komplikasi pada banyak kehamilan dan memerlukan penatalaksanaan yang sangat hati-hati untuk meningkatkan kesehatan maternal dan fetus serta memperoleh buah kehamilan yang baik. Diabetes melitus merupakan gangguan endokrin yang sering dihubungkan dengan kehamilan. Sebelum insulin ditemukan pada awal tahun 1920, diabetes dan kehamilan merupakan masalah yang sangat bertentangan. Banyak wanita penderita diabetes usia produktif adalah tidak fertil atau steril, dan jika mereka hamil tidak dapat mempertahankan kehamilannya sampai melahirkan. Kematian maternal sangat tinggi kira-kira 50% dan kematian perinatal 65%. Diabetik progestasional, merupakan diabetes telah ada sebelum konsepsi dan akan berlangsung terus sampai kehamilan. Penderita diabetik pregestasional dapat

Upload: laeliyah

Post on 31-Dec-2014

47 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dm Seminar

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana

glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan

keadaan hiperglikemia. DM merupakan kelainan endokrin yang terbanyak

dijumpai.

Gangguan endokrin dan gangguan metabolisme merupakan komplikasi

pada banyak kehamilan dan memerlukan penatalaksanaan yang sangat hati-hati

untuk meningkatkan kesehatan maternal dan fetus serta memperoleh buah

kehamilan yang baik. Diabetes melitus merupakan gangguan endokrin yang sering

dihubungkan dengan kehamilan.

Sebelum insulin ditemukan pada awal tahun 1920, diabetes dan kehamilan

merupakan masalah yang sangat bertentangan. Banyak wanita penderita diabetes

usia produktif adalah tidak fertil atau steril, dan jika mereka hamil tidak dapat

mempertahankan kehamilannya sampai melahirkan. Kematian maternal sangat

tinggi kira-kira 50% dan kematian perinatal 65%.

Diabetik progestasional, merupakan diabetes telah ada sebelum konsepsi

dan akan berlangsung terus sampai kehamilan. Penderita diabetik pregestasional

dapat mengalami diabetes tipe I (insulin dependen) atau II (non-insulin dependen).

Diabetes Mellitus dengan kehamilan (Diabetes Mellitus Gestational – DMG)

adalah kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistance (ibu

hamil gagal mempertahankan euglycemia).

Page 2: Dm Seminar

2

I.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Diabetes Mellitus?

2. Bagaimana etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan klasifikasi

Diabetes Mellitus?

3. Apa sajakah resiko dan komplikasi yang terjadi pada kehamilan dengan

Diabetes Mellitus?

4. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan medis pada

kehamilan dengan Diabetes Mellitus?

5. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada ibu hamil dengan

Diabetes Mellitus?

I.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian Diabetes Mellitus.

2. Mengetahui etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, klasifikasi

Diabetes Mellitus.

3. Mengetahui apa sajakah resiko dan komplikasi yang terjadi pada

kehamilan dengan Diabetes Mellitus.

4. Mengetahui pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan medis pada

kehamilan dengan Diabetes Mellitus.

5. Mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada ibu hamil dengan

Diabetes Mellitus.

Page 3: Dm Seminar

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner

dan Suddarth, 2002).

Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang

disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat

kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

2.2 Etiologi

Penyakit diabetes mellitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan

karena kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan

untuk membawa glukosa melewati membran sel. Diabetes dalam kehamilan

menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-

perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh

kehamilan. Sebaliknya diabetes akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan.

Faktor Risiko :

1. Umur sudah mulai tua

2. Riwayat keluarga dengan DM

3. Multiparitas

4. Penderita gemuk atau kegemukan

5. Kelainan anak lebih besar dari 4000 g atau kelahiran anak sebelumnya

besar

6. Bersifat keturunan

7. Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urine

8. Adanya hidramnion

Page 4: Dm Seminar

4

9. Riwayat kehamilan: sering meninggal dalam rahim, sering mnengalami

lahir mati, sering mengalami keguguran kehamilan yang tidak bisa

dijelaskan (abortus spontan)

10. Glokusuria dua kali berturut-turut

Kehamilan normal ditandai oleh perubahan kompleks pada metabolisme

glukosa maternal, produksi insulin, dan keseimbangan metabolisme. Persediaan

secara tetap glukosa adalah perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan

embrio/fetus. Glukosa maternal ditransportasikan ke fetus melalui proses fasilitasi

difusi. Insulin maternal tidak melintasi plasenta.

Pada minggu kesepuluh kehamilan, embrio/fetus mensekresi insulin

sendiri dalam jumlah cukup untuk menggunakan glukosa yang diperoleh oleh ibu.

Selama trisemester pertama kehamilan, status metabolisme wanita hamil

memberikan pengaruh yang bermakna terhadap peningkatan kadar estrogen dan

progesteron. Selama trisemester kedua dan ketiga, kehamilan dengan suatu

diabetogenik mempengaruhi status metabolisme maternal.

Peningkatan kadar human laktogen plasenta, estrogen, progesteron,

kortisol, prolaktin, dan insulinase dapat meningkatkan resistensi insulin melalui

kerja mereka sebagai antagonis insulin. Sedangkan pada waktu persalinan,

ekspulsi plasenta akan segera menurunkan kadar sirkulasi hormon plasenta,

kortisol, dan insulinase dengan cepat. Jaringan maternal dengan cepat menjadi

sensitif kembali terhadap insulin seperti sebelum hamil. Untuk ibu yang tidak

menyusui, seringkali keseimbangan insulin-karbohidrat kembali seperti sebelum

hamil dalam waktu kira-kira 7 – 10 hari. Karena laktasi menggunakan glukosa

maternal, sehingga keseimbangan insulin ibu yang menyusui akan berlangsung

lebih lambat sampai kira-kira 6-9 bulan. Pada masa penyapihan sempurna, maka

kebutuhan insulin akan kembali seperti sebelum hamil.

Page 5: Dm Seminar

5

2.3 Patofisiologi Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus merupakan gangguan sistemik pada metabolisme

karbohidrat, protein, dan lemak. Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia

(peningkatan glukosa darah) yang diakibatkan produksi insulin yang tidak adekuat

atau penggunaan insulin tidak efektif pada tingkat seluler.

Insulin, diproduksi oleh sel beta pulau Langerhans Pankreas, mengatur

kadar glukosa darah sehingga glukosa masuk ke jaringan adiposa dan sel-sel otot,

kemudian digunakan untuk energi. Insulin juga merangsang sintesa protein dan

penyimpanan asam lemak bebas (free fatty acids). Apabila insulin tidak cukup

atau tidak efektif dalam memenuhi kebutuhan glukosa, maka akan mengakibatkan

akumulasi glukosa dalam aliran darah dan terjadilah hiperglikemia.

Hiperglikemia menyebabkan hiperosmolaritas pada darah, yang menarik

cairan intrasel kedalam sistem vaskular sehingga terjadi dehidrasi dan peningkatan

volume darah. Akibatnya ginjal menyekresi urin dalam volume besar (poliuria)

sebagai upaya untuk mengatur kelebihan volume darah dan menyekresi glukosa

yang tidak digunakan (glikosuria). Dehidrasi seluler, yang disertai poliuria,

menimbulkan rasa haus berlebihan (polidipsi) dan mudah lapar (polifagia).

Kompensasi tubuh atas ketidak mampuannya mengubah karbohidrat

(glukosa) menjadi energi dengan membakar (otot) dan lemak. Produk akhir

metabolisme ini adalah keton dan asam lemak, yang dalam jumlah berlebihan,

akan menyebabkan ketoasidosis. Penurunan berat badan terjadi akibat pemecahan

lemak dan jaringan otot. Pemecahan jaringan ini menimbulkan rasa lapar yang

membuat individu makan secara berlebihan.

Metabolisme karbohidrat selama kehamilan karena insulin yang berlebih

masih banyak dibutuhkan sejalan dengan perkembangan kehamilan. Progesteron

dan HPL menyebabkan jaringan ibu resisten terhadap insulin yang menghasilkan

enzim yang disebut insulinase yang dihasilkan oleh plasenta, sehingga

mempercepat terjadinya insulin.

Pathway

Page 6: Dm Seminar

6

2.4 Manifestasi Klinis

Page 7: Dm Seminar

7

Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia,

mengantuk (somholen), dan dapat timbul ketoasidosis, pada DM umumnya tidak

ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat

komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.

Pengaruh diabetes pada kehamilan adalah sebagai berikut :

1. Hiperemesis garvidarium

2. Pemakaian glikogen bertambah

3. Meningkatnya metabolisme basal

Dampak diabetes pada kehamilan adalah sebagai berikut :

1. Abortus dan partus prematurus

2. Preeklampsia

3. Hidramnion

4. Kelainan letak janin

5. Insufisiensi

Pengaruh diabetes pada bayi yang dilahirkan adalah sebagai berikut:

1. Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus

2. Cacat bawaan

3. Dismaturitas

4. Janin besar

5. Kelainan neurologis

2.5 Klasifikasi Diabetes Mellitus

Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :

1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)

2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)

3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya

4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

Klasifikasi Diabetes Selama Kehamilan:

Pada tahun 1949 Priscilla White mengumumkan suatu sistem klasifikasi

komplikasi kehamilan dengan diabetes untuk memudahkan tenaga kesehatan

Page 8: Dm Seminar

8

dalam mengidentifikasi diabetes pada wanita hamil. Klasifikasi menurut White

berdasarkan pada usia awal diabetes, lamanya, dan beratnya penyakit vaskular

yang akan mempengaruhi kesehatan perinatal.

KELAS KARAKTERISTIK IMPLIKASI

Intoleransi

glukosa

pada masa

hamil.

Toleransi glukosa abnormal

selama masa hamil:

hiperglikemia pascapandial

selama masa hamil.

Diagnosis sebelum 30 minggu

kehamilan adalah penting untuk

mencegah makrosomia. Tangani dengan

diet kalori yang adekuat untuk

mencegah penurunan berat badan ibu.

Tujuan: glukosa darah pastprandial

<130 mg/dl satu jam setelah makan atau

<105 mg/dl dua jam setelah makan.

Apabila insulin dibutuhkan, tangani

seperti penanganan pada klien

B, C, dan D.

A Diabetes kimiawi yang

didiagnosis sebelum

kehamilan: diatasi hanya

melaluli upaya diet, serangan

awal dapat terjadi pada usia

berapapun.

Penatalaksanaan sama dengan

penanganan intoleransi glukosa pada

kehamilan.

B Terapi insulin yang dilakukan

sebelum kehamilan: serangan

awal pada usia 20 tahun atau

lebih, durasi <10 tahun.

Sekresi insulin endogen dapat menetap,

resiko pada neonatus dan janin sama

dengan resiko pada kelas C dan D,

begitu juga dengan penatalaksanaannya.

C Serangan awal pada usia 10-

20 tahun, durasi 10-20 tahun.

Diabetes karena kurang insulin dengan

serangan awal pada masa kanak-kanak.

D Serangan awal terjadi

sebelum usia 10 tahun, durasi

Makrosomia janin atau retardasi

pertumbuhan intrauterin dapat terjadi,

Page 9: Dm Seminar

9

>20 tahun, atau hipertensi

kronis (bukan preeklampsia),

atau diawali

retinopati (perdarahan kecil).

mikroaneurisme retinal, bercak

hemoragik,

dan eksudat meningkat selamaa masa

hamil, kemudian menurun setelah

melahirkan.

F Diabetik nefropati dengan

proteinuria

Anemia dan hipertensi umum terjadi,

proteuneria meningkat pada trisemester

ketiga, menurun setelah melahirkan.

Retardasi pertumbuhan janin

intrauterine umum terjadi, angka

kelangsungan hidup perinatal sekitar

85%. Apabila berada

dalam kondisi optimal, tirah baring

dibutuhkan.

H Penyakit arteri koroner Resiko maternal yang serius.

R Proliferatif Retinopati Neovaskularisasi disertai resiko

hemoragi vitreous atau retina tanggal,

fotokoagulasi laser sangat bermanfaat,

aborsi biasanya tidak dibutuhkan,

disertasi proses aktif neovaskularisasi,

mencegah usaha mengedan (bearing-

down).

Diabetes selama kehamilan juga dapat diklasifikasikan apakah diabetes

terjadi selama kehamilan. Diabetes progtasional terbagi dalam tipe I atau II

dimana diabetes timbul sebelum kehamilan, sedangkan gestasional diabetes

menunjukan bahwa intoleransi glukosa pertama kali diketahui selama kehamilan.

1. DIABETES MELlITUS PREGESTASIONAL

Page 10: Dm Seminar

10

Ketika penderita diabetes dinyatakan hamil, maka dia disebut sebagai

diabetik progestasional, yaitu diabetes telah ada sebelum konsepsi dan akan

berlangsung terus sampai kehamilan. Penderita diabetik pregestasional dapat

mengalami diabetes tipe I (insulin dependen) atau II (non-insulin dependen) yang

dapat atau tidak mengalami komplikasi penyakit vaskuler, retinopati, nefropati,

atau gangguan lain yang menyertai diabetes.

Insidensi IDDM selama kehamilan tercatat sangat bervariasi dari 0,1% -

0,5% (London,Gabbe, 1998). CDC (1990) memeriksa data dari 225 catatan dasar

rumah sakit di Amerika, Canada, dan Eropa diperkirakan bahwa 5/1000

kehamilan mempunyai komplikasi IDDM.

Adaptasi hormonal secara normal pada kehamilan mempengaruhi

pengontrolan glikemik pada diabetes pregestasional. Kehamilan juga dapat

mempercepat perkembangan komplikasi vaskular pada diabetes.

Selama trisemester pertama, ketika gula darah maternal normal mengalami

penurunan dan respon insulin terhadap glukosa meningkat, maka pengendalian

glikemik harus ditingkatkan. Mual, muntah, dan mengidam merupakan beberapa

keluhan kehamilan yang disebabkna fluktasi diet, yang mempengaruhi kadar

glukosa maternal dan harus menyesuaikan dosis insulin.

Pada IDDM, hemodinamik normal mengalami kegagalan untuk

menyesuaikan kehamilan, karena terjadi sedikit peningkatan fisiologis pada

kardiak output dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak mendrita diabetes.

Ini juga meningkatkan resiko terjadinya komplikasi tromboemboli selama

diaebetik kehamilan. Disfungsi tiroid, seringkali hipotiroidsm, adalah umum

terjadi selama kehamilan diabetik (Meyer, Palmer, 1990).

2. DIABETES MELITUS GESTASIONAL

Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisakan sebagai, suatau

intoleransi karbohidrat yang berat dengan awal atau pertama timbul selama

kehamilan, (ADA, 1990).

DMG terjadi pada seseorang yang didiagnosa mengalami intoleransi selama

kehamilan dengan menggunakan atua tidak menggunakan insulin pada

Page 11: Dm Seminar

11

penanganan kehamilan. Wanita yang tidak mempunyai riwayat intoleransi glukosa

dan menunjukan hiperglikemia selama kehamilan dianggap sebagai diabetik

gestasional, ini hanya dialami oleh sedikit wanita.

DMG umumnya ditandai oleh intoleransi glukosa secara ringan dengan

manifestasi hiperglikemia postprandial. Itu seringkali timbul secara terlambat

pada kehamilan. Pada 97% kasus, DMG tampak pada akhir kehamilan, tetapi ada

kemungkinan tinggi bahwa itu akan terjadi pada kehamilan berikutnya. DMG

mempunyai dampak dalam jangka panjang ada diabetes yang terlihat jelas akan

berlangsung selama 20 tahun setelah kehamilan pada kira-kira 60% wanita dengan

DGM jika mereka obesitas. Pengurangan berat badan sampai pada batas normal,

dan memakan nutrisi serta melakukan olah raga secara baik, dapat menurunkan

resiko sebanyak 25%.

Beberapa wanita dengan DMG memperlihatkan gejala diabetes klasik:

haus, lapar, urinasi, dan kelelahan yang sangat. Tetapi, pada kira-kira 70% DMG

terjadi tanpa disertai gejala, maka skrining secara lengkap wanita hamil

merupakan hal yang sangat esensial untuk diagnosa dan penanganan.

2.6 Resiko dan Komplikasi Kehamilan dengan Diabetes Mellitus

Terjadi pada Maternal:

1. 25% -30% wanita diabetik mempunyai resiko tinggi menderita hipertensi

kehamilan atau preeklamsia. Resiko preeklampsia akan meningkat

sehubungan dengan pengontrolan glikemia yang kurang baik selama

trisemester kedua.

2. Hidramnion (polihidramnion) terjadi 10 kali lebih tinggi pada kehamilan

diabetes dibandingkan dengan kehamilan nondiabetes. Hidramnion dengan

cairan amniotik lebih dari 2000 mL, kemungkinan akan lebih meningkat

karena adanya penekanan pada pembuluh darah (vena cava dan aorta)

abdominal maternal, dan menyebabkan hipotensi supinasi.

3. Persalinan prematur secara spontan pada kehamilan dibetes adalah tiga

kali lebih tinggi dibandingkan dengan populasi secara umum. Ini

Page 12: Dm Seminar

12

berhubungan dengan pengontrolan glikemia kurang baik selama

trisemester kedua.

4. Penyakit infeksi umumnya lebih banyak dan serius pada wanita hamil

penderita diabetes. Gangguan metabolisme karbohidrat menyebabkan

perubahan resistensi normal tubuh terhadap infeksi.

5. Ketoasidosis lebih sering terjadi pada trisemester kedua dan ketiga. Ketika

metabolisme maternal terganggu karena sakit atau infeksi, maka wanita

diabetes berada pada resiko tinggi untuk diabetes ketoasidosis (DKA).

6. Hipoglikemia seringkali terjadi pada awal kehamilan, ketika produksi

glukosa hepatik berkurang dan penggunaan glukosa perifer meningkat.

Terjadi pada Fetus/Neonatal:

1. Distres repirasi sehubungan dengan penyakit membran hyaline resikonya

meningkat pada bayi dengan ibu diabetik.

2. Hypoglycemia neonatal sering terjadi, karena dampak hyperinsulimisme

fetal dan cepatnya nutilisasi glukosa setelah lahir.

3. Anomali kongenital pada ibu dari ibu diabetik. Resiko anomali kongenital

meningkat akibat kontrol glikemia yang buruk sebelum konsepsi dan pada

minggu-minggu awal kehamilan, selama periode organogenesis.

4. Makrosomia, yakni berat bayi lebih dari 4000 gram, terjadi pada 24% -

42% kehamilan yang disertai diabetes . Pada kehamilan diabetik angka

makrosemia hanya 8% - 14% (Jovanovic, Peterson, dkk, 1991).

5. Perubahan vaskular sebagai komplikasi dari diabetes akan mengalami

gangguan sirkulasi uteroplasental. Hal ini menurunkan jumlah oksigen

yang tersedia untuk janin dan dapat menyebabkan reterdasi pertumbuhan

intrauterin (IUGR), yang menghasilkan neonatus yang kecil untuk masa

kehamilan (small for gestational age[SGA]).

2.7 Pemeriksaan Diagnostik

Page 13: Dm Seminar

13

Pemeriksaan diagnostik pada ibu hamil dengan diabetes mellitus dapat dilakukan

dengan:

Hemoglobin glukosa (HbA1c) kadar glukosa serum acak, kadar keton

urine, protein urine dan kreatinin(24 Jam), tes fungsi tiroid, hemoglobin

hematokrit, kadar estriol, tes toleransi glukosa, albumin glukosa, elektrodiagram,

kultur vagina, tes nonstres (NST), ultrasonografi, contraction stress test (CST),

oxcytocyn chalenge test (OCT), amniosintesis, serta kriteria profil biofisik.

Diabetes mellitus gestasional, setelah diberikan glukosa oral 100 g dapat

didiagnosa apabila dua nilai glukosa plasma sama atau lebih dari:

Puasa :105 mg/dl

Satu jam :190 mg/dl

Dua jam :165 mg/dl

Tiga jam :145 mg/dl

2.8 Penatalaksaan Medis

Pengobatan dan penanganan penderita diabetes yang hamil dilakukan untuk

mencapai

3 maksud utama, yaitu:

a. Menghindari ketosis dan hipoglikemia.

b. Mengurangi terjadinya hiperglikemia dan glisuria.

c. Mengoptimalkan gestasi.

Penanganan pada penderita DM meliputi:

a. Diet

Penderita harus mendapatkan lebih banyak kalori karena berat badannya

bertambah menurun. Penderita DM dengan berat badan rata-rata cukup diberi diet

yang mengandung 1200-1800 kalori sehari selama kehamilan. Pemeriksaan urine

dan darah berkala dilakukan untuk mengubah dietnya apabila perlu. Diet

dianjurkan ialah karbohidrat 40%, protein 2 gr/kg berat badan, lemak 45-60gr.

Garam perlu dibatasi untuk mengurangi kecenderungan retensi air dan garam.

b. Olah Raga

Page 14: Dm Seminar

14

Wanita hamil perlu olah raga, tetapi sekedar untuk menjaga kesehatannya.

Kita tidak bisa memaksakan olah raga pada ibu hamil hanya untuk menurunkan

gula dalam darahnya.

c. Obat-obat antidiabetik

Selama kehamilan kadar darah diatur dengan antidiabetik. Pemeriksaan

kadar darah harus dilakukan lebih sering. Pemberian suntikan insulin merupakan

salah satu pengobatan bagi penderita penyakit DMG untuk mengontrol kadar gula

darahnya. Beberapa jenis obat-obat untuk penderita DM yang dapat dikonsumsi

dengan dimakan dan yang beredar di Indonesia hingga saat ini memang tidak

seluruhnya boleh diberikan pada ibu hamil, karena dapat menimbulkan efek yang

merugikan bagi janin yang dikandung.

Misalnya menimbulkan cacat bawaan pada janin. Pada trimester pertama

paling sukar dilakukan pengobatan karena adanya nausea dan vomitus. Pada

timester kedua pengobatan tidak begitu sukar lagi karena tidak perlu perubahan

diet dan dosis antidiabetik.

Dalam trimester ketiga sering diperlukan lebih banyak antidiabetik karena

meningginya toleransi hidrat arang.

d. Diuretik

Jika ada hipertensi atau tanda-tanda retensi cairan dianjurkan miskin

garam. Jika ini tidak menolong dapat diberikan deuretik.

e. Steroid-steroid seks

Sekresi estrogen berkurang pada wanita hamil diabetik. Komplikasi pada

fetus berkurang jika selama kehamilan diberi estrogen dan progesteron dalan dosis

besar.

f. Penatalaksanaan obstetrik

1. Persalinan dilakukan:

Pertahankan sampai aterm dan spontan.

Induksi persalinan pada minggu 37-38.

Primer seksio sesarea.

2. Penanganan bayi dengan DM:

Page 15: Dm Seminar

15

Disamakan dengan bayi prematur.

Observasi kemungkinan hipoglisemia.

Perawatan intensif: neonatus intensif unit care dengan

pengawasan ahli neonatologi.

2.9 Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus

2.9.1 Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien?

2. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya

Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya,

mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya

apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk

menanggulangi penyakitnya.

3. Aktivitas/ Istirahat :

Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot

menurun.

4. Sirkulasi

Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada

ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi,

perubahan tekanan darah.

5. Integritas Ego

Stress, ansietas.

6. Eliminasi

Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), dan diare.

7. Makanan / Cairan

Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan,

haus, penggunaan diuretik.

8. Neurosensori

Page 16: Dm Seminar

16

Pusing, sakit kepala, kesemutan, kelemahan pada otot, parestesia,

gangguan penglihatan.

9. Nyeri / Kenyamanan

Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat).

10. Pernapasan

Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi /

tidak).

11. Keamanan

Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

2.9.2 Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrien dengan

tepat.

2. Risiko tinggi cedera janin yang berhubungan dengan peningkatan

kadar glukosa maternal sebagai perubahan pada sirkulasi.

3. Risiko tinggi cedera maternal yang berhubungan dengan perubahan

kontrol diabetik, profil darah abnormal anemia, hipoksia jaringan, dan

perubahan respons imun.

2.9.3 Intervensi Keperawatan

1. Diaonosa 1: perubahan nurtisi kurang dari kebutuhanyang

berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan

nutrien dengan tepat.

Hasil yang diharapkan:

a. Nutrisi sii ibu akan meningkat 24-30 Ib pada masa prenatal

atau yang tepat berat badan sebelum kehamilan.

b. Ibu akan mempertahankan glukosa darah puasa antara 60-100

Ib 1 jam prapartum tidak lebih 140 mg/dl.

c. Ibu akan sering mengungkapkan pemahaman tentang atiuran

individu dan kebutuhan pemantauan diri.

Page 17: Dm Seminar

17

Rencana Intervensi Rasional

Mandiri

1. Kaji masukan kalori dan pola

makan dalam 24 jam.

1. Membantu dalam mengevaluasi

pemahaman ibu diet dan atau

pentingnya mentaati atauran diet.

2. Tinjau ulang pentingnya

makan kudapan yang teratur

bila menggunakan insulin.

2. Makan sedikit dan sering menghindari

hiperglikemia prospandial dan ketosis

puasa/kelaparan.

3. Bila terjadi hipoglikemia

asimtomatik, atasi dengan

segelas susu sebanyak 8 oz

dan ulangi tiap 15 menit bila

kadar glukosa serum dibawah

70 mg/dl.

3. Mual dan muntah dapat mengakibatkan

defisiensi karbohidrat yang dapat yang

dapat menimbulkan metabolisme lemak

dan terjadi ketosis.

Kolaborasi

4. Diskusikan dosis, jadwal, dan

tipe insulin.

4. Penggunaan jumlah besar karbihidrat

sederhana untuk mengatasi

hipoglikemia dapat menyebabkan nilai

glukosa darah meningkat cepat.

Kombinasi karbohidrat dengan protein

mempertahankan normoglikemia lebih

lama dan membantu memepertahankan

stabilitas glukosa sepanjang hari.

5. Sesuaikan diet atau cara

pemberian insulin untuk

memenuhi kebutuhan

individu.

5. Pembagian dosis mempertimbangkan

kebutuhan maternal dan rasio waktu

makan terhadap makanan dan

memungkinkan kebebasan dalam

penjadwalan makanan.

Dosis total setiap hari berdasarkan usia

gestasi, berat badan ibu dan kadar glukosa

Page 18: Dm Seminar

18

serum.

6. Rujuk pada ahli diet dan

konseling pertanyaan

mengenai diet yang

dianjurkan.

6. Kebutuhan metabolik pranatal berubah

setiap trimester dan penyesuaian

ditentukan oleh penambahan berat

badan dan tes laboratorium.

Diet spesifik pada individu diperlukan

untuk mempertahankan normoglikemia

dan mendapatkan berat badan yang

diinginkan.

7. Tentukan hasil HbAIc setiap

2-4 minggu.

7. Memberikan keakuratan gambaran rata-

rata kontrol glukosa serum delama 60 hari.

2. Diagnosis 2: Risiko tinggi cedera janin yang berhubungan dengan

peningkatan kadar glukosa maternal sebagai perubahan pada sirkulasi.

Hasil yang diharapkan:

Ibu akan menunjukan hasil NST secara normal dan oxytocin challenge test dan

atau tes stress kontraksi negatif.

Rencana Intervensi Rasional

Mandiri

1. Tentukan klasifikasi white

terhadap diabetes, jelaskan

klasifikasi serta makna pada ibu

dan pasangan.

1. Janin kurang berisikao bila klasifikasi

white adalah A, B, dan C dengan

klasifikasi D atau diatas akan

mengalami masalah ginjal atau

komplikasi lainnya.

2. Kaji kontrol diabetik sebelum

konsepsi.

2. Kontrol ketat sebelum konsepsi

membantu risiko mortalilitas janin dan

anomali kongenital.

3. Kaji gerakan janin dan DJJ

setiap kunjungan sesuai indiksi.

Anjurkan untuk mencatatnya

3. Terjadinya insufiensi plasenta dan

ketosis maternal mungkin secara negatif

akan mempengaruhi gerakan janin dan

Page 19: Dm Seminar

19

mulai usia gestasi 18 minggu

dan setiap hari mulai miggu ke-

34.

DJJ.

4. Pantau adanya tanda hipertensi

dan kehamilan (edema,

proteinuria, dan peningkatan

TD).

4. Bermanfaat untuk mengidentifikasi pola

pertumbuhan abnormal.

5. Berikan informasi tentang efek

diabetes yang mungkin pada

pertumbuhan dan

perkembangan janin.

5. Kira-kira 12-13 dari dari diabetes

menjadi gangguan hipertensi karena

perubahan kardiovaskuler berkenaan

dengan diabetes.

Kolaborasi

6. Kaji HbAIc setiap 2-4 minggu

sesuai indikasi.

6. Pengetahuan membantu ibu membuat

keputusan tentang melaksanakan aturan

dan dapt meningkatkan kerjasama.

7. Dapatkan kadar serum alfa

fetoprotein (AFP) pada gestasi

14-16 minggu.

7. Insiden malformasi secara kongenital

meningkat pada wanita dengan kadar

tinggi pada awal kehamilan buruk.

8. Siapkan untuk USG pada usia

kehamilan 8, 12, 18, 28, dan 36

sampai 38 minggu sesuai

indikasi.

8. USG bermanfaat dalam memastikan

tanggal gestasi dan membantu

mengevaluasi Intra Urine Growth

Retadation (IUGR).

9. Lakukan NST dan OCT/CST

dengan tepat.

9. Mengkaji kesejahteraan janin dan

keadekuatan perfusi plasenta.

3. Diagnosa 3: Risiko tinggi cedera maternal yang berhubungan dengan

perubahan kontrol diabetik, profil darah abnormal anemia, hipoksia

jaringan, dan perubahan respons imun.

Hasil yang diharapkan:

a. Ibu tetap normotensif.

Page 20: Dm Seminar

20

b. Ibu tetap mempertahankan normoglikemia.

c. Ibu bebas dari komplikasi.

Rencana Intervensi Rasional

Mandiri

1. Kaji klasifikasi white terhadap

diabetes, kaji derajat kontrol

diabetik.

1. Ibu yang diklasifikasikan memiliki

diabetes tipe D, E atau F memiliki

risiko tinggi mengalami komplikasi.

2. Kaji kondisi ibu terhadap

perdarahan vagina dan nyeri

tekan abdomen.

2. Perubahan vaskuler yang dihubungkan

dengan diabetes menetapkan ibu pada

resiko abrupsio plasenta.

3. Kaji adanya edema. 3. Ibu diabetik cenderung kelebihan

retensi cairan dan hipertensi

kehamilan (HKK) akibat perubahan

vaskuler.

4. Tentukan tinggi fundus,

periksa adanya edema pada

ekstremitas dan dispnea.

4. Hidramnion terjadi dalam 6-25% ibu

diabetik yang hamil. Hal ini terjadi

kemungkian berhubungan dengan

penigkatan kontribusi janin pada

cairan amnion karena hiperglikemia

meningkatkan pengeluaran urine janin.

5. Kaji dan tinjau ulang tanda dan

gejala infeksi saluran kemih

(ISK).

5. Deteksi awal ISK dapat mencegah

pielonefritis yang mmperberat

persalinan.

Kolaborasi

6. Pantau kadar glukosa setiap

kunjungan.

6. Mendeteksi ancaman ketoasidosis.

7. Kaki Hb/Ht pada setiap

kunjungan awal kemudian

selama trimester kedua dan

7. Anemia mungkina ada pada ibu

masalah vaskuler.

Page 21: Dm Seminar

21

pada kehamilan aterm.

8. Intruksikan pemberian insulin

sesuai kebutuhan.

8. Kebutuhan insulin selama kehamilan

tidak sama jumlahnya.

9. Dapatkan urinalisis dan kultur

urine, berikan antibiotik sesuai

indikasi.

9. Membantu mencegah atau mengalami

pielonefritis.

10. Kumpulkan spesiemen untuk

ekskresi protein total, ibus,

kreatinin nitrogen, urea darah,

dan kadar asam urat.

10. Kemungkinan perubahan vaskuler

dapat merusak fungsi ginjalpada ibu

dengan diabetes berat.

11. Siapkan ibu untuk melakukan

USG pada usia gestasi minggu

ke-8, 12, 26 dan 38 kehamilan

untuk menentukan ukuran

janin dengan menggunakan

diameter biparietal, panjang

femur, dan perkiraan berat

badan janin.

11. Ibu berisiko tinggi terhadap CPD dan

distosia karena makrosomia.

2.9.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah

direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.

Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis

dan kesimpulan perawat, dan bukan atas petunjuk petugas kesehatan lain.

Page 22: Dm Seminar

22

Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh

hasil keputusan bersama oleh dokter dan petugas kesehatan lain.

2.9.5 Evaluasi Keperawatan

Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil

dan tujuan yang hendak dicapai.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Page 23: Dm Seminar

23

Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan metabolisme secara sistemik

dari karbohidrat, protein, dan lemak. Insulin diproduksi oleh sel beta di pulau

Langerhans Pankreas, bila pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara

adekuat, maka akan timbul suatu keadaan yang disebut hiperglikemia, sehingga

dapat menimbulkan kondisi kompensasi tubuh seperti meningkatkan rasa haus

(polidipsi), mengekskresikan cairan (poliuri), dan mudah lapar (polifagia).

Priscilla White mengklasifikasian kehamilan dengan diabetes berdasarkan

pada usia awal diabetes, lamanya dan beratnya penyakit vaskuler yang akan

mempengaruhi kesehatan perinatal. Diabetes selama kehamilan juga dapat

diklasifikasikan menurut apakah diabetes terjadi sebelum kehamilan (Diabetes

Mellitus Pregestasional) atau terjadi selama kehamilan (Diabetes Mellitus

Gestasional).

Diabetes pada kehamilan, yaitu abortus dan partus prematurus,

preeklampsia, hidramnion, kelainan letak janin, dan Insufisiensi. Sedangkan,

pengaruh diabetes pada bayi yang dilahirkan adalah kematian hasil konsepsi

dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus, cacat bawaan, dismaturitas, janin

besar, kelainan neurologis.

Pengobatan dan penanganan penderita diabetes yang hamil dilakukan

untuk mencapai 3 maksud utama, yaitu: menghindari ketosis dan hipoglikemia,

mengurangi terjadinya hiperglikemia dan glisuria, dan mengoptimalkan gestasi.

Penanganan pada penderita DM meliputi: diet, olah raga, obat-obat anti diabetik,

diuretik jika perlu, steroid-steroid seks.

3.2 Penutup

Perawatan pada kehamilan dengan diabetes mellitus, memerlukan

pengertian penuh dari semua tenaga kesehatan tentang respon kehamilan fisiologis

dan perubahan metabolisme pada diabetes. Jika wanita hamil menginginkan

kehamilan dan bayi yang sehat, maka harus ada keinginan yang kuat serta

Page 24: Dm Seminar

24

partisipasi aktif dari wanita hamil dan keluarganya. Hal ini akan memberikan

dampak yang baik untuk kehamilan dengan diabetes melitus dan perkembangan

dalanm dunia kesehatan.