direktorat pengolahan dan pemasaran hasil...

58
1 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA TA 2017 DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA 2017

Upload: others

Post on 24-Dec-2019

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

1

LAPORAN KINERJA

DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN

PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA

TA 2017

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA

2017

Page 2: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

2

LAMPIRAN

Page 3: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemaaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

i

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura Tahun

2016 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban atas mandat negara

dalam pengelolaan pembangunan hortikultura yang diukur berdasarkan

Perjanjian Kinerja Tahun 2017.

Capaian target pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura Tahun 2017

sebagian besar telah sesuai dengan yang diharapkan. Atas keberhasilan ini

kami sampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada seluruh

pemangku kepentingan dan semua pihak yang telah bekerjasama dengan

baik, dan semoga ke depan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura

akan semakin baik dan berkontribusi signifikan dalam pembangunan

pertanian.

Sementara itu, berbagai masalah dan hambatan yang ditemui pada tahun

2017 ini akan menjadi bahan evaluasi dan perbaikan pelaksanaan program

dan kegiatan di masa mendatang.

Kami berharap informasi yang tertuang dalam Laporan Kinerja Direktorat

Pengolahan Hasil Hortikultura Tahun 2017 ini dapat menjadi bahan

pertimbangan dan rujukan untuk langkah-langkah perbaikan strategi

pembangunan hortikultura di tahun-tahun yang akan datang.

Direktur

Yasid Taufik

Page 4: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemaaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

i

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR LAMPIRAN iv

BAB. I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang

1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi

1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja

1.4 Dukungan Sumber Daya Manusia

1.5 Dukungan Anggaran

1

5

6

13

14

BAB. II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 15

2.1 Perencanaan Kinerja 15

2.1. Rencana Strategis

2.1.1. Visi

2.1.2. Misi

2.1.3. Tujuan dan Sasaran

15

16

16

17

2.1.4. Strategi

2.1.5. Arah Kebijakan

2.1.6. Program dan Kegiatan

21

21

27

2.1.7. Langkah Operasional

2.1.8. Rencana Aksi

2.1.9. Rencana Kinerja Tahunan

34

37

38

2.2 Perjanjian Kinerja 39

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 40

3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan

3.2 Pencapaian Kinerja Tahun 2016

40

40

3.3 Evaluasi dan Analisis Pencapaian

Kinerja Tahun 2016

3.3.1 Evaluasi dan Analisis Pencapaian

Fasilitasi Pemasaran Hortikultura

52

52

3.3.2 Evaluasi dan Analisis Pencapaian

Fasilitasi Penerapan Jaminan Mutu

54

Page 5: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2017

ii

BAB IV. PENUTUP 64

LAMPIRAN

Halaman

3.3.3 Evaluasi dan Analisis Pencapaian

Pembinaan Peningkatan Nilai

Tambah dan Daya Saing Hortikultura

3.3.3.1. Evaluasi dan Analisis Pembinaan

Pengembangan Produk

Hortikultura

3.3.3.2. Evaluasi dan Analisis Pembinaan

Pengembangan Pascapanen

Produk Hortikultura

56

56

56

3.4 Capaian Kinerja Lainnya 58

3.5 Akuntabilitas Keuangan 63

Page 6: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemaaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultua

19

Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Hortikultura

38

Tabel 3. Pengukuran Kinerja Direktorat Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun

2016

51

Tabel 4. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat

dan Daerah Untuk Pengolahan dan

Pemasaran Tahun 2016

63

Page 7: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2017

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Lampiran 2. Daftar Nama Pegawai Direktorat Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun

2016 Berdasarkan Golongan dan Tingkat

Pendidikan

Lampiran 3.

Lampiran 4.

IKSK Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Hortikultura

Perjanjian Kinerja Eselon III dan IV

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura

Sasaran Kerja Pegawai Eselon III dan IV

lingkup Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

Page 8: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komoditas hortikultura telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu

komoditas pertanian yang cukup diminati di pasar. Kondisi ini dipengaruhi

oleh semakin tingginya kesadaran konsumen akan arti pentingnya komoditas

hortikultura yang tidak hanya sebagai kebutuhan pangan tapi juga

mempunyai peran terhadap peningkatan aspek kesehatan, estetika dan

lingkungan. Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang

Hortikultura telah memberikan payung hukum penyelenggaraan

pembangunan hortikultura secara lebih komprehensif dan intensif. Dengan

adanya legislasi ini diharapkan tujuan dari penyelenggaran pembangunan

hortikultura dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan baik dari sasaran

produksi, produktivitas, mutu serta daya saing yangberkesinambungan. Di

sisi lain tuntutan kesehatan dan perkembangan gaya hidup masyarakat

menghendaki produk yang berkualitas baik, menyehatkan, dengan tampilan

menarik dan diproduksi secara ramah lingkungan. Sehubungan dengan hal

tersebut, pelaku usaha hortikultura dituntut untuk dapat meningkatkan daya

saing usahanya antara lain melalui penguasaan dan peningkatan teknologi,

penguasaan dan memanfaatkan teknologi informasi, meningkatkan

kerjasama dan kemitraan usaha, serta pemerintah memberikan dukungan,

fasilitasi dan pendampingan kepada pelaku usaha hortikultura.

Secara umum tantangan kedepan dalam kurun waktu 5 tahun pembangunan

hortikulturadiantaranya: (1) Semakin ketatnya daya saing produk hortikultura

(2) menyediakan lahan baru untuk pengembangan hortikultura (3)

pengelolaan rantai pemasaran yang efisien dan efektif dari lahan produksi ke

pusat-pusat pemasaran (4) Penurunan ketersediaan sumber daya dan akses

Page 9: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

2

modal investasi (5) krisis global financial yang menyebabkan permintaan

menurun dan lain sebagainya.

Beberapa permasalahan pengembangan hortikultura di Indonesia,

diantaranyarendahnya produksi; produktivitas dan mutu produk hortikultura;

sumberdaya manusia yang kurang mampu atau terampil baik aspek

manajerial maupun aspek teknis;payung hukum yang belum sepenuhnya

menjadi acuan dalam program dan kegiatan hortikultura; kelembagaan

hortikultura yang masih lemah; masih belum optimalnya penerapan teknologi

pengembangan hortikultura khususnya di tingkat hilir (off farm). Hal ini

menyebabkan produk hortikultura nasional kurang berdaya saing baik untuk

pasar domestik maupun ekspor.

Oleh karena itu untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kontribusi sub

sektor hortikultura ke depan diperlukan dukungan semua pihak secara

terintegrasi dan bersinergi sesuai tugas dan fungsinya. Selain itu yang tidak

kalah penting, adalah pengaturan penyelenggaraan sistem pembangunan

hortikultura yang menuntut kejelasan kewajiban dan kewenangan pemerintah

pusat dan pemerintah daerah, serta hak dan kewajiban pelaku usaha dan

masyarakat.

Kebijakan pengembangan usaha hortikultura yang semula berorientasi

produksi diarahkan kepada penerapan konsep pengembangan usaha

agribisnis yang utuh yaitu usahatani yang fokus dan terpadu antara usaha

agro input (hulu) kegiatan produksi (on farm) dan pascapanen, pengolahan

(processing) serta pemasaran (off farm), dengan berorientasi pada

peningkatan produksi serta nilai tambah dan daya saing hasil hortikultura.

Wujud pengembangan usaha yang ditujuadalah berkembangnya agribisnis

baik di hulu maupun di hilir oleh petani dan masyarakat di pedesaan. Hal

tersebut dimaksudkan agar nilai tambah atau value added berada di tingkat

petani dan usaha kelompok/koperasi menjadi profit center di pedesaan.

Dalam upaya menghasilkan produk hortikultura yang bermutu dan

mempunyai nilai tambah dan daya saing hortikultura, Direktorat Pengolahan

Page 10: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

3

dan Pemasaran Hasil hortikultura pada tahun 2016 melakukan upaya-upaya

seperti penanganan pascapanen dan pengolahan produk yang baik.

Penanganan pasca panen ditujukan agar produk panen tidak mudah rusak,

memperpanjang kesegaran serta kualitasnya tetap terjaga dengan

baik.Kegiatan kegiatan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing

tersebut yaitu pengadaan bangsal pascapanen, cold storage, sarana

prasarana pengolahan dan pascapanen, fasilitasi penerapan jaminan mutu

dan pemasaran produk hortikultura.Dengan berbagai kegiatan tersebut maka

diperlukan pembinaan dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya

saing hortikultura. Pembinaan peningkatan nilai tambah dan daya saing

hortikultura merupakan upaya untuk memelihara dan mengembangkan

kegiatan penanganan pascapanen dan pengolahan hasil hortikultura agar

dapat memenuhi standar produk yang dibutuhkan oleh konsumen dalam dan

luar negeri.

Pemilihan dan penggunaan sarana dan prasarana yang tepat akan dapat

menghindari produk dari berbagai macam kerusakan, dan menjaga mutu

produk hortikultura yang dihasilkan sehingga dapat meningkatkan nilai jual

dan daya saing produk yang telah dihasilkan.

Dalam mendukung peningkatan nilai tambah dan daya saing produk

hortikultura, kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura diarahkan untuk meningkatkan efisiensi pengolahan,

standardisasi mutu produk dan keamanan pangan, ramah lingkungan dan

peningkatan nilai tambah yang berkeadilan (berkelanjutan).

Terdapat tiga kata kunci dalam pengembangan pengolahan hasil pertanian,

termasuk hortikultura, yaitu poktan/gapoktan, pedesaan, dan konsep zero

waste.Ketiga kata kunci tersebut penting dalam perkembangan industri

pertanian nasional.

Sesuai dengan Perpres nomor 45 tahun 2015 maka salah satu fungsi

Direktorat Jenderal Hortikultura adalah merumuskan – melaksanakan

Page 11: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

4

kebijakan, menyusunan NSPK, memberikan bimbingan teknis serta

melaksanakan evaluasi dan dukungan administrasi termasuk kepada usaha

peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi

khususnya pada komoditas aneka cabai, bawang merah, aneka jeruk, dan

tanaman hortikultura lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut bermuara pada

usaha dalam rangka pencapaian nilai tambah dan peningkatan

kesejahteraan petani hortikultura.

Selanjutnya, sejalan dengan perubahan tugas dan fungsi organisasi di

lingkup Kementerian Pertanian, peningkatan daya saing juga masih menjadi

kebijakan prioritas dalam mendukung program Nawacita Presiden Jokowi

mewujudkan kedaulatan pangan dan peningkatan agroindustri.

Pembangunan hortikultura dari pemerintah bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan melalui

Kementerian Pertanian. Selanjutnya, Direktorat Jenderal Hortikultura

memiliki kebijakan mengalokasikan anggaran tersebut menjadi dana

dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan. Dukungan dana dekonsentrasi

dan tugas pembantuan tersebut dialokasikan untuk mendukung Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Hortikultura yang dilakukan oleh daerah

(provinsi/kabupaten/kota).

Sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan program/kegiatan

pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura,setiap akhir tahun Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura menyusun laporan kinerja

yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden

Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah.

Page 12: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

5

1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Dalam melaksanakan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura,

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura memiliki tugas dan

fungsi yang mengacu pada dasar hukum berikut; 1) Peraturan Presiden

Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian, 2) Permentan

Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.

Berdasarkan Permentan No. 43/2015, pasal 485Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura mempunyai tugas yaitu: “Melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi mutu dan

pemasaran hasil hortikultura”. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud dalam Bab VII, Pasal 486 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Hortikultura menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen,

pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran

dan investasi hortikultura;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan,

standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi

hortikultura;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang peningkatan

pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu

serta pemasaran dan hasil investasi hortikultura;

4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

pascapanen, pengolahan standardisasi dan penerapan standar mutu

serta pemasaran dan investasi hortikultura;

Page 13: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

6

5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan

pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu

serta pemasaran dan investasi hortikultura;

6. Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar serta penerapan standar

mutu di bidang hortikultura; dan

7. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Hortikultura.

1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Sejalan dengan perombakan struktur organisasi yang terjadi di Kementerian

Pertanian pada pertengahan tahun 2015, struktur organisasi Direktorat

Jenderal Hortikultura mengalami perubahan sehingga tugas dan fungsinya

juga mengalami penyesuaian.Oleh karena itu, sejak tahun 2016 susunan

organisasi dan tata laksana unit kerja Direktorat Jenderal Hortikultura

selanjutnya dijabarkan melalui unit-unit kerja Eselon II mengacu pada

Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian termasuk unit kerja

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Seperti yang tercantum pada PermentanNo. 43/2015 Pasal 487, susunan

organisasi pada Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

terdiri atas:

1. Subdirektorat Pascapanen;

2. Subdirektorat Pengolahan Hasil;

3. Subdirektorat Standardisasi dan Mutu;

4. Subdirektorat Pemasaran dan Investasi;

5. Subbagian Tata Usaha ; dan

Page 14: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

7

6. Kelompok Jabatan Fungsional

Secara rinci, tugas dan fungsi unit kerja Eselon IIlingkup Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura adalah sebagai berikut:

1. SubdirektoratPascapanen mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di

bidang peningkatan pascapanen hortikultura;

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas

Subdirektorat Pascapanen menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan

pascapanen sayuran dan tanaman obat, serta buah dan

florikultura;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan

pascapanen sayuran dan tanaman obat, serta buah dan

florikultura;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur,dan kriteria di

bidang peningkatan pascapanen sayuran dan tanaman obat, serta

buah dan florikultura.;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

pascapanen sayuran dan tanaman obat, serta buah dan

florikultura;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan pascapanen sayuran dan tanaman obat serta buah

danflorikultura.

Page 15: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

8

Subdirektorat Pascapanen terdiri atas :

a. Seksi Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat; dan

b. Seksi Pascapanen Buah dan Florikultura

Secara rinci, Seksi Pascapanen Sayuran dan Tanaman obat

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma standar, prosedur dan

kriteria serta bimbingan teknis, supervisi, evaluasi dan pelaporan

kegiatan di bidang peningkatan pascapanen sayuran dan tanaman

obat.

Seksi Pascapanen Buah dan Florikultura mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma standar, prosedur dan kriteria serta bimbingan

teknis, supervisi, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan pascapanen buah dan florikultura.

2. Subdirektorat Pengolahan Hasil mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur dan kriteria serta bimbingan teknis dan

evaluasi di bidang peningkatan pengolahan hasil hortikultura.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Subdirektorat Pengolahan Hasil

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan

pengolahan hasil sayuran dan tanaman obat, buah dan

florikultura;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan

pengolahan hasil sayuran dan tanaman obat, buah dan

florikultura;

Page 16: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

9

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria

di bidang peningkatan pengolahan hasil sayuran dan tanaman

obat, buah dan florikultura;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

peningkatan pengolahan hasil sayuran dan tanaman obat, buah

dan florikultura;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan pengolahan hasil sayuran dan tanaman obat, buah

dan florikultura

Subdirektorat Pengolahan Hasil terdiri atas :

a. Seksi Pengolahan Hasil Sayuran dan Tanaman Obat; dan

b. Seksi Pengolahan Hasil Buah dan Florikultura

Secara rinci, Seksi Pengolahan Hasil Sayuran dan Tanaman obat

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma standar, prosedur dan

kriteria serta bimbingan teknis, supervisi, evaluasi dan pelaporan

kegiatan di bidang pengolahan hasil sayuran dan tanaman obat.

Seksi Pengolahan Hasil Buah dan Florikultura mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma standar, prosedur dan kriteria serta bimbingan

teknis, supervisi, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

pengolahanhasil buah dan florikultura.

3. Subdirektorat Standardisasi dan Mutu mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis

dan evaluasi serta koordinasi di bidang perumusan dan harmonisasi

standar, dan penerapan standar mutu hasil hortikultura.

Page 17: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

10

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 496,

SubdirektoratStandardisasi dan Mutu menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan yiapan penyusunan

kebijakan di bidang standardisasi dan penerapan standar mutu

hasil hortikultura;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang standardisasi dan

penerapan standar mutu hasil hortikultura;

c. Pemberian bimbingan teknis dan supervisI di bidang standardisasi

dan penerapan mutu hasil hortikultura;

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

standardisasi dan penerapan standar mutu hasil hortikultura; dan

e. Penyiapan koordinasi perumusan dan harmonisasi standar serta

penerapan standar mutu di bidang hortikultura.

Subdirektorat Standardisasi dan Mutu terdiri atas :

a. Seksi Standardisasi; dan

b. Seksi Mutu

Secara rinci, Seksi Standardisasi mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan

teknis, supervisi, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

standardisasi serta koordinasi perumusan dan harmonisasi standar di

bidang hortikultura.

Seksi Pengolahan Mutu mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis,

supervisi, evaluasi dan pelaporan kegiatan serta koordinasi di bidang

penerapan standar mutu hasil hortikultura.

Page 18: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

11

4. Subdirektorat Pemasaran dan Investasi mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan pemasaran hasil

dan investasi hortikultura.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Subdirektorat Pemasaran dan

Investasi menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan

pemasaran hasil, promosi dan investasi hortikultura.

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan

pemasaran hasil, promosi, dan investasi hortikultura.;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

peningkatan pemasaran hasil, promosi dan investasi hortikultura;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

pemasaran hasil, promosi dan investasi hortikultura; dan

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan pemasaran hasil, promosi dan investasi hortikultura,

Subdirektorat Pemasaran dan Investasi terdiri atas :

a. Seksi Pemasaran dan Promosi; dan

b. Seksi Investasi

Secara rinci, Seksi Pemasaran dan Promosi mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma standar, prosedur dan kriteria serta bimbingan

teknis, supervisi, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatanpemasaran hasil dan promosi hortikultura.

Page 19: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

12

Seksi Investasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma standar,

prosedur dan kriteria serta bimbingan teknis, supervisi, evaluasi dan

pelaporan kegiatan di bidang peningkatan investasi hortikultura.

5. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan

kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat

menyurat, serta kearsipan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura.

6. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan

sesuai jabatan fungsional masing masing berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

- Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional

Pengawas Mutu Hasil Pertanian dan Analis Pasar Hasil Pertanian

masing masing dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang

ditunjuk Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.

- Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

menempatkan pejabat fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian

dan Analis Pasar Hasil Pertanian pada unit kerja eselon III sesuai

tugas masing masing jabatan fungsional.

- Jumlah pejabat fungsional sebagaimana dimaksud ditentukan

berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

- Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud diatur

berdasarkan peraturan perundang undangan.

Secara rinci struktur organisasi Direktorat Pengolahan dan

PemasaranHasil Hortikultura disajikan pada Lampiran 1.

Page 20: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

13

1.4. Dukungan Sumber Daya Manusia

Jumlah Sumberdaya manusia (SDM) yang dimiliki oleh Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura dalam rangka mendukung

pembangunan Pengolahan dan Pemasaran dan Hasil Hortikultura Tahun

2016 adalah sebanyak 52 orang, dengan golongan I tidak ada, golongan II

sebanyak 9 orang, golongan III sebanyak 30 orang dan golongan IV

sebanyak 13 orang.Komposisi pegawai berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-

laki sejumlah 25 orang, dan perempuan sebanyak 27 orang. Sedangkan,

rekapitulasi SDM berdasarkan tingkat pendidikan yaitu; Doktor (S3) tidak

ada, Master/Pasca Sarjana (S2) sebanyak 18 orang, Sarjana (S1)

sebanyak 18 orang, Diploma (D1) sebanyak 1 orang, SLTA sebanyak 14

orang, SLTP tidak ada, dan SD sebanyak 1 orang.

Potensi SDM yang dimiliki oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura ini tersebar pada masing-masing subdirektorat lingkup

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura dalam rangka

mendukung pencapaian kinerja sasaran Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura dan Direktorat Jenderal Hortikultura.

Sebaran pegawai per unit Eselon III adalah sebagai berikut Subdirektorat

Pascapanen sebanyak 10orang, Subdirektorat Pengolahan Hasil sebanyak

8 orang, Subdirektorat Standardisasi dan Mutu sebanyak 9orang,

Subdirektorat Pemasaran dan Investasi sebanyak 8 orang, Subbagian Tata

Usaha sebanyak 17orang. Rincian komposisi pegawai Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura berdasarkan golongan dan

tingkat pendidikan dapat dilihat padaLampiran 2.

1.5. Dukungan Anggaran

Pagu anggaran untuk mendukung kegiatan Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura tingkat pusat dan daerah pada tahun 2017

adalah sebesar Rp. 21.996.750.000,-. Pagu anggaran tersebut terdiri dari

Page 21: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

14

anggaran yang dialokasikan di pusat sebesar Rp. 10.556.250,- dan di

daerah sebesar Rp. 11.440.500.000,-.

Sebagian besar anggaran yang diterima oleh Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan di

daerah dalam bentuk dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan

pada 60 satker di provinsi/kabupaten/kota dan 1 satker Direktorat Jenderal

Hortikultura di pusat.

Alokasi dana di Satker Pusat dan Daerah sebesar Rp. 21.996.750.000,-.

yangdigunakan untuk mendukung kegiatan Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Hortikultura di daerah yang dialokasikan di 23 provinsi dan 27

kabupaten/kota senilai Rp. 11.440.500.000,-.yang terdiri dari kegiatan 1)

Bangsal Pascapanen, 2) Sarana Prasarana Pascapanen, 3) Sarana

Prasarana Pengolahan, dan 4) Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai

Tambah dan Daya Saing Hortikultura.

Alokasi dana di pusat sebesar Rp. 10.556.250.000,- dialokasikan untuk

Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hortikultura

senilai Rp. 3.516.750.000,- dan Sarana Prasarana Pascapanen senilai Rp.

7.039.500.000,-.

Page 22: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

15

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tersusun atas beberapa

komponen yang merupakan satu kesatuan. Komponen-komponen tersebutantara

lain; Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Evaluasi

Kinerja. Komponen Perencanaan Kinerja meliputi;a) Indikator Kinerja Sasaran

Program (IKSP), b) Rencana Strategis (Renstra), c) Rencana Kinerja Tahunan

(RKT), dan Perjanjian Kinerja (PK).Berikut dipaparkan komponen terkait

Perencanaan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura:

2.1 Rencana Strategis 2016 - 2019

Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura 2016-2019 disusun dengan mengacu kepada Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN), Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2015-2019 serta Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

19/Permentan/HK.140/4/2015 tentang Rencana Strategi Kementerian

Pertanian Tahun 2016-2019. Namun, seiring dengan dinamika

pelaksanaan kegiatan dan perubahan struktur organisasi di lingkup

Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanianpada Tahun 2016

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil sebagai unit kerja baru maka

dilakukan revisi pada Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun

2016-2019. Sehingga penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017 ini mengacu pada Renstra

Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 (Edisi Revisi), Renstra

Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015-2019 (Edisi Revisi).

Page 23: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

16

Renstra Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

menjabarkan visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi serta kebijakan

sebagai berikut:

2.1.1 Visi

Visi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura adalah

Menjadi institusi yang peduli dan memiliki komitmen tinggi untuk

mewujudkan masyarakat pertanian sejahtera, handal dan berdaya

saing di bidang pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura melalui

penyelenggaraan birokrasi yang professional dan berintegritas.

2.1.2 Misi

Untuk mencapai Visi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura mengemban Misi sebagai berikut:

1. Menumbuh kembangkan kelembagaan usaha pengolahan dan

pemasaran petani yang merupakan basis ekonomi perdesaan, yang

nantinya diharapkan sebagai wadah peningkatan peran dari petani

pemasok melalui penerapan manajemen, teknologi dan permodalan

secara profesional;

2. Mengembangkan sistem agroindustri terpadu di pedesaan melalui

keterpaduan sistem penanganan pascapanen, pengolahan, pemasaran

hasil pertanian dan penerapan sistem jaminan mutu, sehingga mampu

memberikan peningkatan nilai tambah produk hortikultura secara adil

dan profesional;

3. Mengembangkan penerapan sistem jaminan mutu hasil hortikultura

secara efektif dan operasional untuk meningkatkan daya saing produk

segar dan olahan, baik di pasar domestic maupun internasional.

4. Menigkatkan daya serap pasar domestik melalui kebijakan promosi dan

pemasaran produk pertanian yang efektif dan efisien.

Page 24: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

17

5. Meningkatkan akses pasar luar negeri hasil hortikultura melalui

kebijakan promosi dan pemasaran produk pertanian yang efektif dan

efisien.

6. Mengembangkan kapasitas institusi Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura yang professional dan berintegritas moral

tinggi.

2.1.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

adalah:

1. Menumbuhkembangkan manajemen usaha penanganan pascapanen

dan pengolahan hasil hortikultura;

2. Meningkatkan pemasaran dan investasi hasil hortikultura yang

memacu pertumbuhan ekonomi perdesaan;

3. Merumuskan dan harmonisasi standar, serta meningkatkan penerapan

standar mutu hasil hortikultura;

4. Meningkatkan daya serap pasar domestik dan ekspor.

Untuk mencapai Tujuan tersebut, maka ditetapkan Sasaran yang ingin

dicapai oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

yaitu:

1. Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan kemandirian petani dan

pelaku usaha lainnya dalam usaha agroindustri serta

kelembagaannya

2. Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan profesionalisme SDM

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.

Page 25: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

18

3. Berkembangnya agroindustri terpadu di perdesaan melalui

keterpaduan sistem produksi, penanganan pascapanen, pengolahan

dan pemasaran hasil hortikultura

4. Tercapainya penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan;

5. Meningkatnya kualitas danjumlah olahan produk hortikultura untuk

mendukung peningkatan daya saing dan ekspor.

6. Meningkatnya daya serap pasar domestik dan devisa Negara dari

ekspor produk pertanian

Page 26: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

19

Tabel 1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

Menjadi institusi yang peduli dan memiliki

komitmen tinggi untuk mewujudkan

masyarakat pertanian sejahtera, handal dan

berdaya saing di bidang pengolahan

dan pemasaran hasil hortikultura melalui penyelenggaraan

birokrasi yang profesional dan berintegritas.

1. Menumbuhkembangkan kelembagaan usaha pengolahan dan pemasaran petani yg berbasis ekonomi perdesaan, yg nantinya diharapkan sbg wadah peningkatan peran dari petani produsen menjadi petani pemasok melalui penerapan manajemen, teknologi dan permodalan secara profesional

1.

Menumbuhkembangkan manajemen usaha penanganan pascapanen dan pengolahan hasil hortikultura

1.

Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan kemandirian petani dan pelaku usaha lainnya dalam usaha agroindustri serta kelembagaannya

1. Bangsal Pascapanen 11 unit 2. Sarana Prasarana Pascapanen 186 unit 3. Sarana Prasarana Pengolahan 99 unit

2. Mengembangkan sistem agroindustri terpadu di pedesaan melalui keterpaduan sistem penanganan pascapanen, pengolahan, pemasaran hasil pertanian dan penerapan sistem jaminan mutu, sehingga mampu memberikan peningkatan pendapatan petani, kesempatan kerja di pedesaan dan peningkatan nilai tambah produk hortikultura secara adil dan profesional.

2.

Meningkatkan pemasaran dan investasi hasil hortikultura yang memacu pertumbuhan ekonomi pedesaan

2.

Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan profesionalisme SDM Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.

4. Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hortikultura sebanyak 21 kali

3.

Merumuskan dan harmonisasi standar, serta meningkatkan penerapan standar mutu hasil hortikultura

3.

Berkembangnya Agroindustri terpadu di pedesaan melalui keterpaduan sistem produksi, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura.

5. Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hortikultura sebanyak 21 kali

3. Mengembangkan penerapan sistem jaminan mutu hasil hortikultura

4.

Meningkatkan daya serap pasar domestik dan ekspor.

4 Tercapainya penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan.

6. Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hortikultura sebanyak 21 kali

Page 27: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

20

VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

secara efektif dan operasional untuk meningkatkan daya saing produk segar dan olahan, baik di pasar domestik maupun internasional.

4. Meningkatkan daya serap pasar domestik melalui kebijakan promosi dan proteksi produk pertanian yang efektif dan efisien.

5.

Meningkatnya kualitas dan jumlah olahan produk hortikultura untuk mendukung peningkatan daya saing dan ekspor.

7. Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hortikultura sebanyak 21 kali

5. Meningkatkan akses pasar luar negeri hasil hortikultura melalui kebijakan promosi dan proteksi produk pertanian yang efektif dan efisien.

6.

Meningkatnya daya serap pasar domestik dan devisa negara dari ekspor produk pertanian.

8. Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hortikultura sebanyak 21 kali

6. Mengembangkan kapasitas institusi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura yang profesional dan berintegritas moral tinggi.

Page 28: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

21

2.1.4.Strategi

Strategi yang dikembangkan dalam mewujudkan tujuan pembangunan

hortikultura diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut:

1. Penerapan dan pengawasan sistem jaminan mutu komoditi strategis dan

keamanan pangan.

2. Pengembangan dan pengelolaan sarana kelembagaan pemasaran

produk hasil pertanian.

3. Pengembangan kewirausahaan dan investasi pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian

4. Pemenuhan permintaan pasar dalam negeri dan penguatan ekspor

komoditas strategis.

2.1.5 Arah Kebijakan

Mengacu kepada arah kebijakan Kementerian Pertanian dan tugas pokok

dan fungsi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, maka

kebijakan pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Tahun 2016ditetapkan sebagai berikut :

1. Kebijakan Pascapanen Hasil Hortikultura

Dalam upaya menekan kehilangan hasil produksi dan mempertahankan

mutu hasil hortikultura diperlukan dukungan sarana dan prasarana

penanganan pascapanen. Penanganan pascapanen yang baik harus

mampu menekan kehilangan hasil, memperpanjang umur simpan

(selflife), mempertahankan kesegaran (vaselife), meningkatkan daya

saing, meningkatkan nilai tambah, meningkatkan efisiensi penggunaan

sumber daya sarana, memberikan keuntungan yang optimum untuk

pengembangan hortikultura yang berkelanjutan. Penanganan pascapanen

itu merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan terhadap produk

Page 29: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

22

untuk siap jual di tingkat produsen terutama pada sentra utama

hortikultura.

Kebijakan mendorong penanganan pascapanen diarahkan pada

pembinaan dan bimbingan teknis serta dukungan fasilitasi bangsal

pascapanen/gudang pengering dan peralatan pascapanen lainnya pada

pengembangan kawasan, komoditas utama terutama cabai dan bawang

dan jeruk serta komoditas yang potensi dan berorientasi ekspor maupun

komoditas yang masif.

2. Kebijakan Pengolahan Hasil Hortikultura

Dalam upaya pengembangan pengolahan hasil hortikultura, dengan

karakteristik usaha yang berskala kecil dengan berbagai keterbatasannya,

memerlukan kebijakan pengembangan yang memiliki keunggulan.Salah

satu pendekatan terintegrasi yang dipandang sesuai, adalah pendekatan

kelompok yang memiliki jaringan usaha yang terkait.Pendekatan

pengembangan aktifitas usaha pengolahan secara berkelompok dalam

kegiatan usaha yang sejenis, tentunya dapat meningkatkan kapasitas

serta daya saing usaha, yang kemudian dapat dikembangkan beberapa

usaha yang cakupannya berbeda tetapi masih saling terkait menjadi

bentuk klaster (inti dan plasma). Keunggulan pola klaster ini, mengacu

pada argumentasi bahwa sulit bagi usaha berskala kecil secara individual

untuk bersaing dengan usaha berskala besar dalam suatu aktifitasyang

sama (economic of scale).

Pengembangan suatu usaha dengan pendekatan claster, dimana

kelompok usaha yang saling terkait dari berbagai jenis usaha dan

beroperasi dalam wilayah yang saling berdekatan, terbukti memiliki

kemampuan untuk tumbuh dan berkembang.

Usaha pengolahan yang berbasis klaster di beberapa Negara,

menunjukkan kemampuannya secara berkesinambungan untuk mampu

Page 30: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

23

menembus pasar ekspor, menghasilkan nilai tambah yang memadai,

mampu menyerap tenaga kerja dan sangat responsive terhadap

pemanfaatan inovasi teknologi. Dengan demikian, pengembangan

agroindustri pedesaan, dengan karakter dan kondisi yang ada, pola

pengembangan klaster (inti plasma) merupakan pilihan yang tepat, karena

pelaku usaha pengolahan dapat meningkatkan kapasitas produksi,

meningkatkan akses pasar dan efisiensi usaha sebagai dampak dari

aktifitas usaha yang saling bersinergi.

Optimalisasi potensi perempuan dalam meningkatkan produktivitas

pertanian dapat dilakukan melalui kegiatan produktif dimana kesetaraan

gender menjadi inti pengembangan program peningkatan nilai tambah dan

daya saing produk pertanian. Oleh karena itu, perencanaan pembangunan

sector pertanian, khususnya usaha usaha agroindustri pedesaan yang

responsive gender sangat diperlukan. Hal tersebut mempunyai peran

untuk: 1) menjamin pelaksanaan pembangunan yang lebih mantap,

berkesinambungan, dan mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi,

dengan mempertimbangkan pengalaman, aspirasi, permasalahan dan

kebutuhan perempuan dan laki laki; 2) memperkecil kesenjangan gender

yang terjadi di berbagai bidang pembangunan; 3) meningkatkan

pendapatan keluarga sehingga dapat mensejahterakan keluarga.

Secara teknis usaha agroindustri terpadu adalah unti usaha yang telah

memperhatikan dan mengembangkan aspek aspek penyiapan bahan

baku yang bermutu, menerapkan prinsip Good Agricultural Practices

(GAP), Good Handling Practices (GHP) dan Good Manufacturing

Practices (GMP), menerapkan sistem jaminan keamanan mutu hasil

pertanian khususnya pangan, serta telah memanfaatkan dan mengelola

limbah dengan baik (zero waste). Usaha agroindustry tersebut merupakan

industry pengolahan hasil pertanian skala kecil menengah dan skala

rumah tangga yang pada umumnya berada dan dimiliki warga di pedesaan

yang bergerak dalam usaha pengolahan makanan minuman, biofarmaka,

Page 31: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

24

bioenergi, dan pengolahan hasil samping. Agroindustry terpadu ini

dikembangkan dengan tujuan : meningkatkan nilai tambah hasil panen di

pedesaan, baik untuk konsumsi langsung, maupun untuk bahan baku

agroindustri lanjutan; memberikan jaminan mutu dan harga sehingga

tercapai efisiensi agribisnis; mengembangkan diversifikasi produk sebagai

upaya penggulangan kelebihan produksi atau kelangkaan permintaan

pada periode tertentu; sebagai wahana pengenalan, penguasaan,

pemanfaatan teknologi tepat guna dan sekaligus sebagai wahana peran

serta masyarakat pedesaan dalam sistem agribisnis, dan menjaga

kelestarian lingkungan.

Kebijakan pengembangan pengolahan hasil hortikultura antara lain

dilaksanakan dengan peningkatan nilai tambah melalui agroindustri

pedesaan, peningkatan inovasi dan diseminasi teknologi pengolahan,

peningkatan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian melalui

optimalisasi dan modernisasi sarana pengolahan dan peningkatan

kemampuan dan memberdayakan SDM pengolahan dan penguatan

lembaga usaha pengolahan hasil di tingkat petani.

3. Kebijakan Penerapan Jaminan Mutu Hortikultura

Kebijakan penerapan jaminan mutu hortikultura meliputi kebijakan di

bidang standardisasi dan mutu. Kebijakan standardisasi merupakan

bagian yang tak dapat dipisahkan dari pembinaan mutu hasil pertanian

sejak proses penyiapan bahan baku, produksi hingga produk di tangan

konsumen. Penerapan sistem standardisasi secara optimal sebagai alat

pembinaan mutu hasil pertanian bertujuan untuk meningkatkan efisiensi

proses produksi maupun produktivitas di bidang pertanian yang pada

akhirnya akan meningkatkan daya saing dan mendorong kelancaran

pemasaran komoditi pangan serta mendorng berkembangnya investasi di

sektor pertanian.

Page 32: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

25

Untuk kebijakan mutu hasil pertanian, saat ini masih memfokuskan pada

aspek keamanan dan mutu produk merupakan salah satu syarat yang

harus dipenuhi untuk dapat memenangkan persaingan.Sistem keamanan

pangan dan mutu produk pangan hasil hortikultura harus sudah mulai

diterapkan sejak awal hingga pada akhir periode, sehingga diharapkan

system berjalan dengan baik. Di era pasar bebas ini industri pangan

Indonesia mau tidak mau harus mampu bersaing dengan masuknya

produk industri pangan negara lain yang telah mapan dalam system

manajemen mutunya. Kebijakan pengembangan standardisasi dan mutu

yang dilaksanakan dengan pengembangan standardisasi dan mutu hasil

hortikultura melalui perumusan SNI, sertifikasi organik, sistem mutu dan

keamanan pangan, pembinaan penerapan siatem jaminan mutu dan

keamanan pangan, dan pengembangan SDM melalui bimbingan teknis

editor/konseptor perumusan SNI.

4. Kebijakan dan Pemasaran Investasi

Kebijakan yang diambil dalam bidang pemasaran dan investasi

difokuskan pada pengembangan pemasaran dalam negeri yang

diarahkan bagi terciptanya mekanisme pasar yang berkeadilan, sistem

pemasaran yang efisien dan efektif, meningkatnya posisi tawar

petani/pelaku usaha, serta meningkatnya pangsa pasar produk lokal di

pasar domestik, dan meningkatnya konsumsi terhadap produk pertanian

Indonesia, serta terpantaunya harga komoditas hasil hortikultura di

seluruh provinsi. Untuk mencapai hal tersebut maka kebijakan yang

dilaksanakan adalah pengembangan jaringan pemasaran domestik,

pengembangan sarana dan kelembagaan pasar, kebijakan pemantauan

pasar dan stabilisasi harga dan pengembangan pelayanan informasi

pasar.

Untuk pengembangan pemasaran internasional dimaksudkan untuk

percepatan peningkatan ekspor hasil pertanian, baik dalam bentuk segar

Page 33: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

26

maupun olahan, sehingga dapat meningkatkan pangsa pasar produk lokal

di pasar internasional dan sekaligus meningkatkan perolehan devisa

negara. Disamping itu, pengembangan pemasaran internasional juga

dimaksudkan untuk melindungi produk pertanian dalam negeri melalui

kebijakan yang kondusif dan tidak bertentangan dengan peraturan yang

berlaku pada WTO. Untuk mencapai hal tersebut maka kebijakan

pemasaran internasional yang dilaksanakan adalah peningkatan

negosiasi dan advokasi pemasaran internasional, perumusan dan

disiminasi kebijakan pemasaran internasional, peningkatan akses pasar

komoditi segar/produk olahan ekspor, pengembangan Market Intelligence

dan Database dan penguatan rantai pasok.

Kebijakan pengembangan usaha pertanian yang semula berorientasi

produksi diarahkan kepada penerapan konsep pengembangan usaha

agribisnis yang utuh yaitu usaha tani yang fokus dan terpadu antara

usaha agroinput (hulu) kegiatan produksi (on farm) dan pengolahan

(processing) serta pemasaran dengan berorientasi kepada peningkatan

kesejahter4aan petani dan pelaku usaha disamping peningkatan

produksi. Dengan perkataan lain bahwa wujud pengembangan usaha

yang dituju adalah berkembangnya agribisnis hulu hilir oleh petani dan

masyarakat di pedesaan. Hal tersebut dimaksudkan agar nilai tambah

atau value added berada pada petani dan usaha kelompok/koperasi

menjadi profit center di perdesaan. Kebijakan dalam pengembangan

investasi duilaksanakan dengan memperkuat 4 (empat) pilar agribisnis

yaitu : Sumberdaya (sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan

kelembagaan usaha), teknologi, permodalan dan pasar.

Untuk melaksanakan kebijakan tersebut maka dilaksanakan kegiatan

pengembangan kelembagaan usaha dan penguatan manajerial dan

ketrampilan usaha, pengembangan promosi produk dan investasi di

dalam dan di luar negeri, pengembangan dan fasilitasi kemitraan usaha,

Page 34: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

27

pengembangan kawasan produk speciality, pengembangan agrowisata

(hortipark) dan pengembangan kewirausahaan dan ekonomi kreatif.

2.1.6Program dan Kegiatan

Program

ProgramDirektorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura adalah :

“Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hortikultura”, dan hal ini telah

sejalan dengan program Direktorat Jenderal Hortikultura yaitu, “Peningkatan

Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura”

Kegiatan

1. Kegiatan Pusat

Kegiatan pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura di

pusat lebih bersifat pada pem binaan dan pengawalan kegiatan secara

makro serta perumusan kebijakan kebijakan yang dapat memenuhi target

prioritas dari Direktorat Jenderal Hortikultura, meliputi : pengembangan

kebijakan, koordinasi perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan,

pembinaan,bimbingan dan pengawalan teknis terutama kegiatan fasilitasi

di daerah dan manajemen usaha, pengembangan data base dan sistem

informasi publik, promosi produk dan investasi di sektor hortikultura, serta

monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Dalam rangka penyelenggaran suatu organisasi tentunya memerlukan

dukungan/ fasilitasi layanan kantor yang didukung oleh kemampuan dan

kecekatan sumberdaya manusia yang baik. Hal ini akan berpengaruh

terhadap keberhasilan kinerja institusi, disamping tersedianya sumber

dana dan sarana yang memadai serta prosedur tata kelola administrasi

yang baik.

Proses dan pengelolaan kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Hortikultura didukung oleh layanan perkantoran yang dilaksanakan

Page 35: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

28

dalam rangka memfasilitasi keperluan sarana administrasi, Pembinaan

kegiatan lapangan, surat menyurat, rapat-rapat/koordinasi dengan instansi

terkait, verifikasi, evaluasi serta pendampingan kegiatan terkait fasilitasi

barang kekayaan Negara, fasilitasi sarana administrasi, penggandaan

laporan, pendataan, serta kepegawaian di lingkungan perkantoran.

Agar kinerja perkantoran dapat tercapai dengan baik dan efisien, maka

perlu dukungan kemampuan SDM yang handal, tersedianya sarana dan

prasarana kerja yang memadai, prosedur tata kelola administrasi yang

baik dan dukungan dana yang optimal.

Tujuan dan sasaran dapat diwujudkan, Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura melakukan Peningkatan Capacity Building

bagi staf Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.

Peningkatan Capacity Building ini bertujuan untuk pengembangan

karakter, memberi motivasi, meningkatkan persepsi dan kerja sama tim

yang kuat.

2. Kegiatan Dekonsentrasi Provinsi

Kegiatan dekonsentrasi merupakan pelimpahan wewenang dari

pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di

daerah.Pendanaan dalam rangka dekonsentrasi dialokasikan untuk

kegiatan Dinas Pertanian Propinsi untuk melakukan pembinaan ke

kabupaten/kota, sehingga kegiatan yang dilaksanakan antara lain :

sinkronisasi, koordinasi, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan,

penyuluhan, pembinaan, pengawasan serta pengendalian sehingga

kegiatannya bersifat non fisik. Kegiatannya hampir sama dengan kegiatan

pusat hanya saja ruang lingkupnya lebih kecil yaitu pembinaan dan

pengawalan kegiatan di lingkup dinas pertanian kabupaten/kota dari

masing masing propinsi. Kegiatan tersebut meliputi Bangsal Pascapanen,

Page 36: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

29

Sarana Prasarana Pengolahan, Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai

Tambah dan Daya Saing Hortikultura.

a. Bangsal Pascapanen

Dalam rangka pengembangan produk hortikultura yang bermutu

dan berdaya saing di pasar domestik dan internasional, selain

penerapan budidaya yang baik dan benar (Good Agricultural

Practices/GAP), juga diperlukan penanganan pascapanen yang baik

dan benar (Good Handling Practices/GHP). Kegiatan pascapanen

produk hortikultura merupakan salah satu kegiatan dalam usahatani

yang perlu mendapat perhatian, karena menyangkut upaya menekan

kehilangan hasil baik dalam bobot maupun mutu dan memperpanjang

kesegaran produk dan umur simpan. Diperkirakan menurut FAO

tahun 1979 tingkat kerusakan dapat mencapai 30-50% bila

penanganan saat panen kurang tepat.

Penanganan pascpanen hortikultura merupakan salah satu

mata rantai dalam pencapaian standar mutu produk hortikultura.

Aneka ragam produk hortikultura sebelum dipasarkan ke berbagai

pasar atau dijual langsung kepada konsumen, perlu mengalami

perlakuan penyiapan yang pada umumnya dilakukan di bangsal

pascapanen (packing house).

Keterbatasan pengetahuan penanganan pascapanen

hortikultura di Indonesia menyebabkan banyak pelaku usaha

hortikultura yang belum melakukan praktek-praktek penanganan hasil

panen di bangsal pascapanen sehingga mengakibatkan menurunnya/

kehilangan hasil, memperpendek masa simpan dan menurunnya

mutu produk.

Page 37: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

30

b. Sarana Prasarana Pascapanen

Kenyataan di lapangan, walaupun petani sudah menghasilkan aneka

produk buah, sayur, tanaman obat dan florikultura bermutu baik,

namun seringkali masih terjadi kehilangan hasil yang tinggi dan

rendahnya ketersedian produk hortikultura sesuai standar. Petani dan

pelaku usaha masih sering melakukan melakukan penanganan

pascapanen tanpa memperhatikan karakteristik produk dan sarana

pascapanen yang tepat. Oleh karena itu perlu diupayakan

penanganan pascapanen yang baik dan konsisten sepanjang rantai

komoditas mulai pascapanen hingga ke konsumen.

Dalam pelaksanaan kegiatan pascapanen di bangsal pascapanen,

diperlukan juga sarana prasarana pascapanen yang menunjang

kegiatan pascapanen. Selain itu, kegiatan pascapanen yang

dilaksanakan di lapangan juga memerlukan sarana prasarana

pascapanen.

c. Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing

Hortikultura

Kegiatan bimbingan teknis peningkatan nilai tambah dan daya saing

hortikultura terdiri dari Fasilitasi Penerapan Sistem Jaminan Mutu

Hortikultura dan Fasilitasi Pemasaran Hortikultura.

Peningkatan daya saing produk pertanian dapat dilakukan melalui

mekanisme penjaminan mutu dan keamanan pangan. Bentuk jaminan

mutu produk hasil pertanian adalah sertifikat jaminan mutu dan atau

label yang menyatakan kesesuaian produk terhadap Standar

Nasional Indonesia (SNI) atau persyaratan teknis minimal lain yang

diacu. Untuk mendapatkan sertifikat jaminan mutu dan keamanan

pangan, pelaku usaha pertanian harus menerapkan sistem jaminan

mutu dan mengajukan permohonan penilaian (registrasi/sertifikasi) ke

Lembaga Sertifikasi atau Otoritas Kompeten Keamanan

Page 38: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

31

Pangan.Untuk produk pertanian non pangan penjaminan dapat

dilakukan melalui registrasi oleh instansi yang ditunjuk. Kegiatan

penerapan sistim jaminan mutu, pendampingan penerapan internal

control system (ICS) dan pendampingan pra inspeksi dalam proses

sertifikasi/registrasi. Sasaran kegiatan fasilitasi sistem jaminan mutu

dan keamanan pangan adalah poktan/gapoktan yang mengusahakan

komoditi hortikultura dan yang telah mendapatkan bantuan sarana

prasarana budidaya, penanganan pascapanen atau pengolahan hasil

hortikultura yang tepat.Kegiatan ini harus melibatkan pembina mutu

atau pendamping dari kabupaten/kota dan provinsi untuk melakukan

pendampingan dan monitoring pelaksanaan kegiatan dimaksud.

Dalam upaya meningkatkan akses pasar produk pertanian, diperlukan

berbagai perbaikan sarana dan prasarana fisik serta kelembagaan

pemasaran, guna memberikan manfaat yang optimal bagi semua

pelaku usaha yang terlibat. Fasilitasi pemasaran hortikultura

dilakukan dalam bentuk fasilitasi pemasaran di Sub Terminal

Agribisnis (STA), fasilitasi pemasaran untuk kelompok tani atau

gabungan kelompok tani serta fasilitasi untuk Petugas Informasi

Pasar (PIP) di daerah-daerah sentra utama.

Sub Terminal Agribisnis (STA) merupakan suatu tempat/sarana

pemasaran yang dibangun secara spesifik untuk melayani dan

melaksanakan kegiatan distribusi dan pemasaran hasil pertanian

petani/pelaku usaha pertanian dari sumber produksi ke lokasi tujuan

pemasaran. STA merupakan suatu lembaga yang mapan dan mampu

mengelola pasokan hasil pertanian yang memenuhi syarat dari

sumber produksi ke lokasi tujuan pemasaran, kualitas, kuantitas,

kontinuitas dan harga produk hasil pertanian yang pantas diterima,

baik oleh petani maupun konssumen. Tujuan fasilitasi dan

kelembagaaan STA adalah sebagai sarana untuk menggerakkan dan

memperlancar distribusi/pemasaran hasil pertanian dari sumber

Page 39: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

32

produksi ke lokasi permintaan produk (pasar/konsumen) dan sebagai

fasilitator pemasaran hasil pertanian bagi petani/pelaku usaha

pertanian lainnya. Fasilitasi sarana dan kelembagaan STA di daerah

di danai melalui dana dekonsentrasi berupa dana pengawalan dan

pembinaan STA.

Fasilitasi Pemasaran untuk Poktan/Gapoktandilakukan untuk

memperkuat peran kelembagaan pemasaran hasil pertanian di tingkat

petani yaitu Poktan PHP (Kelompok Tani Pemasar Hasil Pertanian)

agar dapat membantu petani dalam memperluas jaaringan

pemasaran.Fasilitasi Pemasaran untuk Poktan/Gapoktan disediakan

bagi Poktan/gapoktan yang sudah melaksanakan kegiatan

pemasaran secara rutin namun masih memiliki keterbatasan dalam

penyediaan sarana/prasarana dan kemampuan manajemen

pemasaran.

Fasilitasi dan Pembinaan PIPbertujuan untuk menciptakan system

Pelayanan Informasi Pasar yang cepat, tepat, kontinu, terkini dan

dapat dipercaya agar langsung dapat dimanfaatkan oleh para

penggunan informasi, meningkatkan kualitas data dan informasi

pasar sehingga lebih akurat, terkini, kontinu dan lengkap

meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaksana kegiatan

pelayanan informasi pasar.

d. Fasilitasi Pengolahan Hasil Hortikultura

Untuk mendukung keberhasilan terhadap pemanfaatan bantuan

sarana dan peralatan alat mesin pengolahan yang telah diadakan

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, maka perlu

dilakukan pembinaan dan pengawalan terhadap poktan/gapoktan

penerima bantuan.Dalam melaksanakan pembinaan dan

pendampingan teknis maupun manajemen terhadap kelompok

tani/gapoktan/pelaku usaha dalam pengembangan pengolahan hasil

Page 40: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

33

pertanian perlu dilakukan lebih insentif sehingga pemanfaatan

bantuan peralatan dan mesin dapat berjalan optimal serta

meningkatkan manajemen pengelolaan, efisiensi dan efektifitas unit

pengolahan hasil pertanian. Pembinaan, pengawalan dan

pendampingan dilakukan oleh petugas dinas propinsi dan

kabupaten/kota kepada kelompok tani/gapoktan/pelaku usaha di

sejauh mana perkembangan unit pengolahan hasil pertanian di

daerah saat ini wilayah yang menjadi binaannya. Implementasi

program peningkatan nilai tambah dan daya saing dan ekspor

diwujudkan dalam berbagai bentuk fasilitasi bantuan kepada

kelompok sasaran. Sehingga perlu dilihat sejauh mana

perkembangan program dan kegiatan di tingkat

lapang.Perkembangan pembangunan unit pengolah hasil pertanian di

daerah saat ini masih membutuhkan perhatian khusus dalam

operasionalisasinya. Hal ini memberikan gambaran bahwa

perkembangan pengolahan hasil pertanian di daerah harus

memberikan informasi yang dapat dideskripsikan antara lain UPH dan

kelembagaannya, operasionalisasi, keragaan alat dan mesin, dan

pelaku usahanya.

3. Kegiatan Dana Tugas Pembantuan Propinsi

Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah

dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten atau kota

dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten atau kota kepada desa

untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan

mempertanggung jawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.

Dana Tugas Pembantuan Propinsi adalah dana yang berasal dari APBN

yang dilaksanakan oleh kabupaten/kota akan tetapi lokasi anggarannya

berada di propinsi. Pendanaan dalam rangka Tugas Pembantuan

Page 41: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

34

dialokasikan untuk kegiatan bersifat fisik yaitu bantuan sarana prasarana

pascapanen, bangsal pascapanen dan sarana prasarana pengolahan.

4. Kegiatan Dana Tugas Pembantuan Kabupaten

Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah

dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten atau kota

dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten atau kota kepada desa

untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan

mempertanggung jawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.

Dana Tugas Pembantuan Kabupaten adalah dana yang berasal dari

APBN yang dilaksanakan oleh kabupaten/kota di mana lokasi

anggarannya berada di propinsi. Pendanaan dalam rangka Tugas

Pembantuan dialokasikan untuk kegiatan bersifat fisik yaitu bantuan

sarana prasarana pascapanen, bangsal pascapanen dan sarana

prasarana pengolahan.

1.1.9. Rencana Kinerja Tahunan

Anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran pada awalnya adalah

Rp 10.208.850.000,-, lalu mengalami perubahan pada bulan April 2017

menjadi Rp 10.508.850.000,-. Adapun kinerja atau struktur output

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura tersebut

ditampilkan pada tabel 1 dan 2.

Page 42: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

35

Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Tahun 2017 (Januari, 2017)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Meningkatnya Nilai tambah dan daya saing hasil hortikultura

1. Bangsal Pascapanen 20 Unit

2. Sarana Prasarana Pascapanen

35 Unit

3. Sarana Prasarana Pengolahan

34 Unit

4. Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hortikultura

21 Kali

Sumber:RKAKL DIPA Tahun 2017

Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Tahun 2017 (April, 2017)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Meningkatnya Nilai tambah dan daya saing hasil hortikultura

1. Bangsal Pascapanen 11 Unit

2. Sarana Prasarana Pascapanen

26 Unit

3. Sarana Prasarana Pengolahan

34 Unit

4. Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hortikultura

21 Kali

Sumber:RKAKL DIPA Tahun 2017

Pada bulan Agustus 2017, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura mendapatkan tambahan alokasi anggaran APBN-P, sehingga

anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

bertambah menjadi Rp. 21.996.750.000,- dengan struktur output atau

kinerjanya ditampilkan pada Tabel 3.

Page 43: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

36

Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Tahun 2017 (bulan Agustus 2017)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Meningkatnya Nilai tambah dan daya saing hasil hortikultura

1. Bangsal Pascapanen 11 Unit

2. Sarana Prasarana Pascapanen

186 Unit

3. Sarana Prasarana Pengolahan

99 Unit

4. Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hortikultura

21 Kali

Sumber:RKAKL DIPA Tahun 2017, RKT Dit.Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2017

Anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun

2017 terdiri dari anggaran pusat dan daerah. Adapun struktur anggaran

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

ditampilkan pada Tabel 4. Adapun alokasi anggaran berdasarkan struktur

outputnya ditampilkan pada Tabel 5.

Tabel 4 .Struktur Anggaran Dit Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Berdasarkan Struktur Output Tahun 2017

No Output Anggaran (Rp) Target

1 Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya saing (Kali)

4.243.860.000 21

2 Bangsal Pascapanen (Kali) 2.338.000.000 11

3 Sarana Prasarana Pascapanen (Unit) 8.037.400.000 186

4 Sarana Prasarana Pengolahan (Unit) 7.377.250.000 99

Sumber:RKAKL DIPA Tahun 2017

Page 44: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

37

Tabel 5 .Struktur Anggaran Dit Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Berdasarkan Kewenangan Pusat dan Daerah

Tahun 2017

Anggaran Pusat (Rp) Anggaran Daerah (Rp) Total (Rp)

10.556.250.000 11.440.500.000 21.996.750.000

Sumber:RKAKL DIPA Tahun 2017

1.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2017

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura telah menetapkan

standar kinerja pada awal tahun 2017. Standar kinerja tersebut dituangkan

dalam bentuk Perjanjian Kinerja/PK(terlampir). Perjanjian kinerja (PK)

merupakan kesepakatan/kontrak kerja antara Direktur Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura dengan Direktur Jenderal Hortikultura untuk

melaksanakan Program dan Kegiatan yang mendukung Program Direktorat

Jenderal Hortikultura.

Pencapaian Sasaran Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura yaituberkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya

saing diukur melalui indikator kinerja

Page 45: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

38

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan

Gambaran kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Hortikultura Tahun 2016

dapat diketahui dari hasil pengukuran kinerja yang terdapat padaPerjanjian

Kinerja (PK) yaitu dengan membandingkan antara realisasi dengan target

yang ditentukan di awal tahun. Untuk mengukur tingkat capaian kinerja tahun

2016 tersebut digunakan metode scoring yang mengelompokkan capaian

kedalam 4 (empat) kategori kinerja, yaitu: 1) sangat berhasil (capaian

>100%), 2) berhasil (capaian 80 - 100%), 3) cukup berhasil (capaian 60 <

79%), dan 4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah

ditetapkan.

3.2 Pencapaian Kinerja Tahun 2017

Pengukuran capaian kinerja atas kegiatan pembangunan pengolahan dan

pemasaran hasil hortikultura yang telah difasilitasi melalui dukungan dana

APBN pada Tahun 2017dilakukan dengan membandingkan target kinerja

yang telah ditetapkan dengan pencapaian realisasi target tersebut.

Pencapaian kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

pada tahun 2017 ditampilkan pada Tabel ... dan ....

Indikator Kinerja Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

1. Bangsal Pascapanen

Target bangsal pascapanen pada tahun 2017 adalah sebanyak 11 unit,

yang dialokasikan untuk Kab Sukabumi (1 unit), Kab Bandung (1 unit), Kab

Malang (1 unit), Kab Tapin (3 unit), Provinsi Bali (1 unit),Kab Bima (1 unit)

dan Kab Lombok Timur (3 unit).

2. Sarana Prasarana Pascapanen

Page 46: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

39

Target sarana prasarana pascapanen berjumlah 186 unit, yang terdiri dari

Provinsi Jawa Barat (3 unit), Kab Temanggung (4 unit), Provinsi Jawa

Tengah (4 unit), Kab Malang (2 unit), Kab Nganjuk (10 unit), Provinsi Bali

(1 unit), Kab Bima (1 unit), Kab Lombok Timur (1 unit) dan pengadaan di

pusat yang dialokasikanke daerah sebanyak 160 unit.

3. Sarana Prasara Pengolahan

Target sarana prasarana pengolahan adalah sebanyak 99 unit yang

dialokasikan ke Provinsi Jawa Barat (2 unit), Kab Cianjur (1 unit), Kab

Bandung (1unit), Kab Sumedang (1 unit), Kab Tasikmalaya (2 unit), Kab

Kuningan (1 unit), Kab Grobogan (1 unit), Kab Temanggung (1 unit),

Provinsi Jawa Tengah (2 unit), Kab Magelang (1 unit), Kab Sragen (1 unit),

Kab Banjarnegara (1 unit), Provinsi DIY (2 unit), Provinsi Jawa Timur (2

unit), Kab Malang (7 unit), Kab Nganjuk (2 unit), Provinsi Aceh (5 unit),

Provinsi Sumatera Utara (2 unit), Kab Agam (2 unit), Kab Solok (4 unit),

Provinsi Riau (3 unit), Provinsi Jambi (3 unit), Kab Kerinci (1 unit), Provinsi

Sumatera Selatan (4 unit), Provinsi Lampung (3 unit), Provinsi Kalimantan

Barat (3 unit), Provinsi Kalimantan Selatan (6 unit), Kab Tapin (1 unit),

Provinsi Kalimantan Timur (2 unit), Kota Palu (3 unit), Provinsi Sulawesi

Tengah (1 unit), Kab Pinrang (1 unit), Kab Jeneponto (2 unit), Kab

Enrekang (2 unit), Provinsi Sulawesi Selatan (3 unit), Kab Bantaeng (1

unit), Kab Maros (1 unit), Kab Sinjai (1 unit), Provinsi Sulawesi Tenggara

(2 unit), Provinsi Nusa Tenggara Barat (3 unit), Kab Lombok Timur (2 unit),

Provinsi Nusa Tenggara Timur (6 unit), Provinsi Bengkulu (2 unit) dan

Provinsi Banten (2 unit).

4. Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing

Hortikultura

Target bimbingan teknis peningkatan nilai tambah dan daya saing

hortikultura adalah sebanyak 21 kali yang dialokasikan untuk Provinsi

DKI Jakarta (1 kali), Provinsi Jawa Barat (2 kali), Provinsi DI Yogyakarta

( 1 kali), Provinsi Jawa Timur (1 kali), Provinsi Aceh (1 kali), Provinsi

Sumatera Utara ( 1 kali), Provinsi Sumatera Barat (1 kali), Provinsi Jambi

Page 47: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

40

(1 kali), Provinsi Sumatera Selatan (1 kali), Provinsi Lampung (1 kali),

Provinsi Kalimantan Tengah (1 kali), Provinsi Kalimantan Selatan (1 kali),

Provinsi Sulawesi Selatan (1 kali), Provinsi Bali (1 kali), Provinsi Nusa

Tenggara Barat (1 kali), Provinsi Bengkulu (1 kali) dan Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura (4 kali).

Pencapaian Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Tahun 2017secara ringkas dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 6. Pengukuran Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura Tahun 2017

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target * Realisasi** % Kategori

1. Terpenuhinya standar mutu, nilai tambah dan daya saing produk hortikultura

1. Bangsal Pascapanen

Unit 11 12 109,09 Berhasil

2. Sarana Prasarana Pascapanen

Unit 186 183 98,39 Berhasil

3. Sarana Prasarana Pengolahan

Unit 99 92 92,93 Berhasil

4. Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hortikultura

Kali 21 21 100 Berhasil

Sumber : Aplikasi Simonev dan OmSPAN

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian kinerja Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura dapat dikatakan Berhasil. Hal

ini dikarenakan adanya komitmen dan upaya keras dari Direktorat Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Hortikultura yang dilakukan melalui sinergi dengan

seluruh pemangku kepentingan dan stakeholders untuk mewujudkan

tercapainya kemajuan dan peningkatan kinerja pembangunan hortikultura.

Walaupun begitu terdapat beberapa daerah yang tidak dapat merealisasikan

kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura pada tahun 2017.

Sarana prasarana pascapanen dari target output sebanyak 186 unit, terealisasi

Page 48: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

41

sebanyak 183 unit (98,39%). Sarana prasarana pascapanen yang tidak

terealisasi adalah sarana prasarana pascapanen yang dialokasikan untuk

Provinsi Jawa Barat sebanyak 3 unit. Tidak terealisasinya sarana prasarana

pascapanen di Provinsi Jawa Barat sebanyak 3 unit, karena adanya

pemotongan anggaran (self blocking). Hal ini berarti bahwa meskipun

anggaran sudah dilakukan pemotongan, tetapi outputnya masih ada atau tidak

dihapus.

Target fasilitasi sarana prasarana pengolahan sebanyak 99 unit, yang

terealisasi adalah 92 unit (92,93%). Daerah-daerah yang tidak dapat

merealisasikan sarana prasarana pengolahan adalah sebagai berikut :

1. Provinsi Jawa Barat

Kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura di Provinsi Jawa

Barat yang tidak terealisasi adalah 3 (tiga) unit sarana prasarana

pascapanen dan 2 (dua) unit sarana prasarana pengolahan. Kegiatan

sarana prasarana pascapanen dan sarana prasarana pengolahan di

provinsi Jawa Barat sudah dilakukan pemotongan anggaran (self blocking),

sehingga anggarannya tidak dapat digunakan.Walaupun terdapat

pemotongan anggaran, tetapi target outputnya tidak dipotong dan masih

muncul di aplikasi Simonev. Hal ini dapat terlihat dari jumlah anggarannya,

yaitu anggaran Sarana Prasarana Pengolahan yang berjumlah Rp.

3.500.000,- dan Sarana Prasarana Pascapanen yang berjumlah Rp.

10.500.000,-.

2. Kabupaten Magelang

Pengadaan sarana prasarana pengolahan sejumlah 1 (satu) unit di

Kabupaten Magelang tidak dapat direalisasikan, karena waktu

pelaksanaan pengadaan sudah tidak mencukupi untuk merealisasikan

kegiatan sarana prasarana pengolahan. Pemesanan ke penyedia tidak

dapat dilakukan, karena penyedia tidak memiliki test report untuk

spesifikasi alat yang akan diadakan. Pengadaan sarana prasarana

Page 49: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

42

pengolahan melalui Balai Besar Litbang Pascapanen juga mengalami

kendala dalam hal administrasi.

3. Provinsi Jawa Timur

Sarana prasarana pengolahan sebanyak 2 (dua) unit di Provinsi Jawa

Timur yang dialokasikan di Kabupaten Blitar tidak dapat direalisasikan,

karena waktu yang diperlukan untuk pengadaan barang tidak mencukupi.

Spesifikasi alat yang akan diadakan perlu dirakit terlebih dahulu dan

membutuhkan waktu.

4. Kabupaten Kerinci

Sarana prasarana pengolahan sebanyak 1 (satu) unit di Kabupaten Kerinci

tidak dapat direalisasikan, karena waktu yang diperlukan untuk pengadaan

barang tidak mencukupi.

5. Provinsi Nusa Tenggara Timur

Kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura di Provinsi Nusa

Tenggara Timur yang tidak dapat direalisasikan adalah pengadaan sarana

prasarana pengolahan. Target output sarana prasarana pengolahan

adalah 6 (enam) unit dan dapat direalisasikan sebanyak 5 (lima) unit.

Kegiatan sarana prasarana pengolahan sebanyak 1 (satu) unit tidak dapat

dibayarkan, karena adanya kesalahan administrasi yaitu waktu penagihan

pembayaran yang melampaui batas kontrak.

Realisasi kegiatan bangsal pascapanen dengan target output sebanyak 11 unit,

dapat direalisasikan 12 unit. Realisasi yang melampaui target output, karena di

pengadaan bangsal pascapanen Kabupaten Bima dengan target 1 (satu) unit,

dapat direalisasikan sebanyak 2 (dua) unit.

Realisasi anggaran berdasarkan output adalah sebagai berikut :

1. Bangsal pascapanen dengan jumlah anggaran Rp. 2.338.000.000,-

sebanyak 11 unit, terealisasi sejumlah Rp. 2.299.104.796,- (98,34%)

sebanyak 12 unit.

Page 50: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

43

2. Sarana prasarana pengolahan dengan jumlah anggaran Rp.

7.377.250.000,- dengan target output 99 unit dapat direalisasikan Rp.

6.566.469.808,- (89,01%), dengan realisasi output 92 unit.

3. Bimbingan teknis peningkatan nilai tambah dan daya saing hortikultura

dengan jumlah anggaran Rp. 4.243.860.000,- dengan target output 21 kali,

dapat direalisasikan Rp. 4.117.897.108,- (97,03%), dengan realisasi

output 21 unit.

4. Sarana prasarana pascapanen dengan jumlah anggaran Rp.

8.037.640.000,- dengan target output 186 unit dapat direalisasikan

sebesar Rp. 7.039.082.570,- (87,58%) dengan realisasi output 183 unit.

Tabel 7. Pengukuran Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura Tahun 2017

Indikator Kinerja

Anggaran Output

Anggaran Realisasi Anggaran

Persentase

(%) Target

Realisasi Persentase

1. Bangsal Pascapanen

(Unit)

2.338.000.000 2.299.104.796 98,34 11 12 109,09

2. Sarana Prasarana Pascapanen

(Unit)

7.377.250.000 6.566.469.808 89,01 186 183 98,39

3. Sarana Prasarana Pengolahan

(Unit)

4.243.860.000 4.117.897.018 97,03 99 92 92,93

4. Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hortikultura (Kali)

8.037.640.000 7.039.082.570 87,58 21 21 100

Sumber : Aplikasi Simonev dan OmSPAN

Page 51: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

44

Tabel 8. Realisasi Anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

HasilHortikultura Tahun 2017 Berdasarkan Kewenangan

Kewenangan Anggaran Realisasi Persentase (%)

1. Pusat 10.556.250.000 9.532.739.738 90,30

2. Daerah 11.440.500.000 10.498.814.454 91,69

Total 21.996.750.000 20.022.554.192 91,03

Sumber : Aplikasi Simonev dan OmSPAN

Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa total realisasi anggaran kegiatan

pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura Rp. 20.022.554.192,- (91,03%)

dari target Rp. 21.996.750.000,- (pusat dan daerah). Anggaran yang

direalisasikan di daerah adalah sebesar Rp. 11.440.500.000,- dengan realisasi

Rp. 10.498.814.454,- (91,69%). Sedangkan anggaran yang direalisasikan di

pusat adalah sebesar Rp. 10.556.250.000,- dengan realisasi sebesar Rp.

9.532.739.738,- (90,30%).

Page 52: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

45

4.3. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja

Tahun 2017

Berdasarkan pengukuran kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Hortikultura Tahun 2017, terdapat 4 (empat) indikator kinerja sasaran

kegiatanyaitu Bangsal Pascapanen, Sarana Prasarana Pengolahan,

Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hortikultura

dan Sarana Prasarana Pascapanen yang dikatakan berhasil.

4.3.1. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Bangsal Pascapanen

Dalam rangka mendukung pengembangan penanganan pascapanen

hortikultura, pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Hortikultura telah

mengalokasikan pengadaan bangsal pascapanen yang keseluruhan

berjumlah 11 unit pada 5 provinsi, yaitu Provinsi Jawa Barat (Kab

Sukabumi dan Kab Bandung), Provinsi Jawa Timur (Kab Malang),

Provinsi Kalimantan Selatan (Kab Tapin), Provinsi Bali dan Provinsi Nusa

Tenggara Barat (Kab Bima dan Kab Lombok Timur).

Pada awalnya target output bangsal pascapanen adalah sebanyak 20

unit, yang dialokasikan untuk Kab Malang (1 unit), Kab Nganjuk (5 unit),

Prov Sumatera Utara (1 unit), Kab Solok (5 unit), Kab Tapin (3 unit), Prov

Bali (1 unit), Kab Bima (1 unit) dan Kab Lombok Timur (3 unit).

Karena adanya pemotongan anggaran, maka target output turun menjadi

9 unit. Pemotongan anggaran terjadi pada bangsal pascapanen yang

dialokasikan di Kab Nganjuk (5 unit), Prov Sumatera Utara (1 unit) dan

Kab Solok (5 unit).Walaupun begitu dengan adanya kegiatan APBN-P di

bulan Agustus, bangsal pascapanen mengalami penambahan 2 (dua) unit

yang dialokasikan untuk Kab Sukabumi (1 unit) dan Kab Bandung (1 unit),

sehingga target output kegiatan bangsal pascapanen menjadi 11 unit.

Page 53: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

46

4.3.2. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Sarana Prasarana

Pascapanen

Kegiatan lain yang mendukung pascapanen adalah kegiatan

sarana prasarana pascapanen. Target output dari kegiatan sarana

prasarana pascapanen adalah 186 unit yang dialokasikan di 5

Provinsi, yaitu Prov Jawa Barat, Jawa Tengah (Temanggung dan

Prov Jawa Tengah), Jawa Timur (Kab Malang dan Nganjuk), Bali

dan Nusa Tenggara Barat (Kab Lombok Timur dan Kab Bima) serta

pengadaan di pusat.

Pada awalnya, kegiatan sarana prasarana pascapanen memiliki

target output sebanyak 35 unit, dengan lokasi yaitu Prov Jawa

Barat (3 unit), Kab Temanggung (4 unit), Prov Jawa Tengah (4

unit), Provinsi Jawa Timur (2 unit), Kab Nganjuk (10 unit), Prov

Sumatera Utara (1 unit), Kab Solok (5 unit), Kab Tapin (3 unit), Prov

Bali (1 unit), Kab Bima (1 unit) dan Kab Lombok Timur (1

unit).Dengan adanya pemotongan anggaran, kegiatan sarana

prasarana pascapanen menjadi 26 unit. Pemotongan anggaran

dilakukan untuk Prov Sumatera Utara (1 unit), Kab Solok (5 unit)

dan Kab Tapin (3 unit).

Dengan terbitnya APBN-P tahun 2017 pada bulan Agustus 2017,

kegiatan sarana prasarana pascapanen bertambah 160 unit

menjadi 186 unit. Sarana prasarana pascapanen tersebut dalam

bentuk gerobak motor roda tiga yang direalisasikan di pusat.

4.3.3. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Bimbingan Teknis

Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hortikultura

Kegiatan bimbingan peningkatan nilai tambah dan daya

saing hortikultura merupakan kegiatan yang terdiri dari Fasilitasi

Pemasaran Hortikultura dan Fasilitasi Sistem Jaminan Mutu

Hortikultura. Pada tahun 2016, output Fasilitasi Pemasaran

Hortikultura dan Fasilitasi Sistem Jaminan Mutu Hortikultura

Page 54: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

47

merupakan output yang terpisah. Pada tahun 2017, dari target

output sebanyak 21 kali, dapat terealisasi seluruhnya.

4.3.4. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Sarana Prasarana

Pengolahan

Dalam rangka mendukung pengolahan hasil hortikultura, bantuan

Fasilitasi Sarana Pengolahan Hasil Hotikultura pada tahun 2017

diberikan pada 21provinsi di Indonesia dengan jumlah 99 unit.

Sarana prasarana pengolahan hortikultura dialokasikan di 1)

Provinsi Jawa Barat (Prov Jawa Barat, Cianjur, Kab Bandung, Kab

Sumedang, Kab Tasikmalaya, Kab Kuningan), 2) Provinsi Jawa

Tengah (Kab Grobogan, Temanggung, Prov Jawa Tengah, Kab

Magelang, Sragen, Banjarnegara), 3) Prov Jawa Timur (Prov Jawa

Timur, Kab Malang, Kab Nganjuk), 4) Prov Aceh, 5) Prov Sumatera

Utara, 6) Prov Sumatera Barat (Kab Agam, Kab Solok), 7)Prov

Riau, 8)Prov Jambi (Prov Jambi, Kab Kerinci), 9)Prov Lampung,

10)Prov Sumatera Selatan, 11)Prov Kalimantan Barat, 12)Prov

Kalimantan Selatan (Prov Kalimantan Selatan dan KabTapin),

13)Prov Kalimantan Timur, 14) Prov Sulawesi Tengah (Sulawesi

Tengah dan Kota Palu), 15) Prov Sulawesi Selatan (Prov Sulawesi

Selatan, Kab Pinrang, Jeneponto, Maros, Enrekang, Sinjai,

Bantaeng), 16)Prov Sulawesi Tenggara, 17)Prov Nusa Tenggara

Barat (Prov Nusa Tenggara Barat dan Kab Lombok Timur),

18)Prov Nusa Tenggara Timur, 19)Prov Bengkulu, 20)Banten dan

21) Prov Daerah Istimewa Yogyakarta.

Output sarana prasarana pengolahan sebelumnya berjumlah 34

unit yang dialokasikan pada Prov Jawa Barat (2 unit), Prov Jawa

Tengah (2 unit), Prov DIY (2 unit), Kab Malang (4 unit), Kab

Nganjuk (2 unit), Prov Sumatera Barat (2 unit), Prov Jambi (3 unit),

Prov Kalimantan Barat (3 unit), Prov Kalimantan Selatan (2 unit),

Page 55: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

48

Kab Tapin (1 unit), Prov Sulawesi Selatan (3 unit), Prov Nusa

Tenggara Barat (3 unit), Prov Nusa Tenggara Timur (1 unit), Prov

Bengkulu (2 unit) dan Prov Banten (2 unit).Dengan adanya APBN-

P, target output Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura bertambah menjadi 99 unit.

4.4. Akuntabilitas Penganggaran

Realisasi keuangan berdasarkanlaporan pemantauan keuangan per

tanggal 20 Januari 2017 menurut jenis kewenangan adalah sebesar Rp.

20.022.554.192,- (91,03%) dari target Rp. 21.996.750.000,- (pusat dan

daerah). Realisasi anggaran secara rinci dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 9. Realisasi Anggaran Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

Indikator Kinerja

Anggaran

Anggaran Realisasi Anggaran

Persentase

(%)

1 Bangsal Pascapanen

(Unit)

2.338.000.000 2.299.104.796 98,34

2.

Sarana Prasarana Pascapanen

(Unit)

7.377.250.000 6.566.469.808 89,01

3.

Sarana Prasarana Pengolahan

(Unit)

4.243.860.000 4.117.897.018 97,03

4.

Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hortikultura (Kali)

8.037.640.000 7.039.082.570 87,58

Total 21.996.750.000 20.022.554.192 91,03

Sumber:SmArt-Kemenkeu Berdasarkan data realisasi anggaran, realisasi anggaran di bawah 90% adalah

untuk kegiatan sarana prasarana pascapanen dan bimbingan teknis peningkatan

Page 56: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

49

nilai tambah dan daya saing hortikultura.Realisasi anggaran di bawah 90% tersebut

terjadi karena efisiensi dari kegiatan pengadaan serta dari kegiatan

pembinaan/sosialisasi/bimbingan dan pendampingan.Meskipun realisasi anggaran

kedua kegiatan tersebut di bawah 90%, tetapi outputnya tercapai.

Page 57: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

50

BAB IV PENUTUP

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura ini

merupakan bagian dari pelaksanaan SAKIP, sebagai bentuk

pertanggungjawaban segenap pimpinan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Hortikultura selaku penerima mandat Negara dalam melaksanakan

pembangunan di sub sektor Hortikultura pada Tahun 2017.

Capaian sasaran strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura sebagian besar sudah dianggap berhasilseperti yang ditunjukkan

pada capaian kinerja

Keberhasilan Pengolahan dan Pemasaran HasilHortikultura banyak ditentukan

oleh peran institusi lain diluar Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura.Untuk perbaikan pencapaian kinerja Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura kedepan, maka perlu dilakukan beberapa upaya

tindaklanjut antara lain; 1) Penerapan SPI secara optimal, 2) Pencermatan

pedoman, juklak dan POK agar kegiatan berjalan sesuai dengan rencana, 3)

Penyempurnaan dokumen-dokumen, pengawalan dan pembinaan pelaksanaan

pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikulturauntuk pencapaian

target output fisik di lapangan, 4) Pelaksanaan identifikasi CP/CL di tahun

sebelumnya, proses lelang dapat dilakukan di awal tahun, sehingga pelaksanaan

kegiatan dapat dilakukan pada awal tahun, 5) Peningkatan kualitas SDM

pengelola kegiatan hortikultura di pusat dan daerah, 6) Koordinasi secara intensif

antara pelaksana kegiatan di pusat dan daerah.

Kerjasama yang harmonis,sinergis,dan terintegrasi selalu diharapkan agar

kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura dapat berjalan dengan

baik dan dapat sejalan dengan peran swasta dan pemangku kepentinganlainnya.

Saran, kritik dan masukan yang konstruktif untuk perbaikan program dan kegiatan

Page 58: DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-PPHH-2017.pdf · Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang ... baik di hulu maupun di hilir

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2017

51

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura ke depan sangat kami

hargai.