perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penerapan ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN STRATEGI PELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
BIOLOGI SISWA KELAS VIII E
SMP NEGERI 22 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN
2010/2011
Skripsi
Oleh:
Sulis Indrianto
X 4307050
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
BIOLOGI SISWA KELAS VIII E
SMP NEGERI 22 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN
2010/2011
Oleh:
Sulis Indrianto
X4307050
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji Seminar
Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Hari : Kamis
Tanggal : 26 Januari 2012
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Prof.(Em).Drs. Daryono Sutoyo Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd
NIP.1976 01252005 01 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Kamis
Tanggal : 26 Januari 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Puguh Karyanto, Ph. D ......................
Sekretaris : Prof.Dr.rer.nat.H.Sajidan, M.Si ......................
Anggota I : Prof. (Em) Drs. D. Sutoyo ......................
Anggota II : Bowo Sugiharto, M. Pd ......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Sulis Indrianto. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRITERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJARBIOLOGI SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 22 SURAKARTA TAHUNPELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar biologisiswa kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 melaluipenerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok bahasanfotosintesis.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom ActionResearch) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian mengacu pada modelspiral dimana penelitian dilakukan dalam beberapa siklus untuk mencapai targetyang telah ditetapkan. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,tindakan, observasi, dan refleksi.. Sumber data penelitian diperoleh dari guru dansiswa, tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, dandokumentasi. Teknik pengumpulan data dengan angket, observasi, danwawancara. Teknik analisis data adalah dengan teknik analisis deskriptif.Pemeriksaan validitas data dengan menggunakan teknik triangulasi metode data.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase capaian aktivitasbelajar pada masing-masing aspek yang terdiri atas aspek visual, oral,mendengarkan, menulis, motorik menggambar, mental, emosional. Rata-ratapersentase capaian setiap indikator aktivitas belajar siswa pada prasiklus sebesar42,53%. Setelah diberikan tindakan pada siklus I persentase rata-rata sebesar62,07%, seluruh aspek aktivitas belajar mengalami perbaikan, kenaikanpersentase signifikan terdapat pada aspek motorik. Refleksi pada siklus Imenunjukkan sebagian besar siswa belum bisa bekerja sama secara optimaldengan temannya dalam praktikum maupun diskusi kelompok sehinggadiperlukan revisi tindakan pada siklus II. Rata-rata persentase aspek aktivitasbelajar pada siklus II sebesar 78,39%, seluruh aspek aktivitas mengalamiperbaikan sesuai target. Rata-rata nilai persentase setiap indikator prasiklus adalah42,53%, pada siklus I sebesar 62,07% dan pada siklus II sebesar 78,39%.Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran inkuiripembelajaran terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalampembelajaran biologi kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran2010/2011.
Kata kunci : Strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dan aktivitas belajar siswa)* Progam Pendidikan Biologi FKIP UNS, Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Sulis indrianto. THE IMPLEMENTATION OF GUIDED-INQUIRYTEACHING STRATEGY TO IMPROVE THE STUDENTS’ LEARNINGBIOLOGY ACTIVITY AT THE VIII E GRADE OF SMP NEGERI 22SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta:Teaching Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta,January 2012.
This research is aimed to improve the students’ learning biology activity atthe VIII E grade of SMP Negeri 22 surakarta in the academic year of 2010/2011through the implementation of guided-inquiry teaching strategy towardphotosynthesis topic.
The research is a classroom action research that was conducted in twocycles. This research used spiral design which is conducted in some cycles toachieve the determined-target. Every cycle consists of 4 steps; they are planning,implementing, observing, and reflecting. The research subjects are the VIII Egrade of SMP Negeri 22 surakarta in the academic year of 2010/2011 whichconsists of 35 students. The sources of research data are obtained from teacherand students, place and setting of the learning and teaching process took place,and documentation. The techniques of collecting the data are questionnaire,observation, and interview. The data analyzing technique is descriptive analysistechnique. The data validity is checked by triangulation data method.
The research result shows that there is an improvement of percentage oflearning activity performance at each aspect that consists of visual, oral, listening,writing, drawing, motor, mental, and emotional. The average performancepercentage of every indicator in students’ learning activity in pre-cycle is 42.53%.After implementing the action, the average percentage is 62.07% in cycle I. Theaspects of learning activity have improved, a significant improvement percentageis found in motor aspect. The reflection of cycle I shows that most of studentscould not cooperate well with their friends neither in practical work nor groupdiscussion, therefore it is need a revision in cycle II. The average percentage ofleaning activity in cycle II is 78.39%, the aspects have improved as the target. Theaverage score of percentage of each indicator in pre-cycle is 42.53%, in cycle I is62.07%, and in cycle II is 78.39%. The conclusion of this research is theimplementation of guided-inquiry teaching strategy can improve the students’learning biology activity at the VIII E grade of SMP Negeri 22 Surakarta in theacademic year of 2010/2011.
Key word: guided-inquiry teaching strategy and students’ learning activity)* Biology department program, FKIP UNS, Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sholat dansabarmu sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah SWT bersamaorang-orang yang sabar’’.(Suroh Al Baqoroh ayat 153)
Dan sesungguhnya, setelah kesulitan itu ada kemudahan...
(Suroh Al Insyirah ayat 6)
“Kemampuan suatu balon gas untuk terbang diudara
bukanlah ditentukan oleh warnanya, melainkan apa yang terisi
dalam balon tersebut yaitu gas. Demikian juga dengan manusia,
seseorang dapat sukses bukanlah karena warna kulit atau
penampilan fisiknya, melainkan apa yang ada dalam dirinya yaitu
niat, tekad, kemauan, semangat dan hasratnya”.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Dengan segenap kekuatan yang diberikan oleh Allah SWT kupersembahkankarya kecilku ini kepada; Bapak,ibuk dan kakak-kakakku yang selalu mendoakan, memberikudukungan, perhatian dan motivasinya... Wendry Yulianti, Amd,, terimakasih sudah memberi motivasi danbantuannya ... Bapak Prof D. Sutoyo dan Bapak Bowo, terima kasih atas arahan,bimbingan dan nasehatnya... Ibu Herni Budiati, terima kasih atas bantuan, arahan danbimbingannya,,,,, Terima kasih kepada lagu-lagu POP INDO yang setiap malammenemani saat mengetik skripsi ini sampai selesai ..... Terima kasih kepada banyakk,, Mas Dwi liztt,Adin, Puguh, Fatih,Braminta, Rina, Heri, Arika, Prima telah membantu penelitiankusampai selesaii,,, Para Gambuler’s, (Adin, Puguh, Rina, Wahyu, Eko, Mas Lis, Andini,Arum, Yesie, Baiq, Dhama, Nesya, Nita, Dina, Yana, Kelik) terima kasihbuat persahabatan ini ... Teman–teman Bio Holic 2007, terima kasih atas kebersamaan danperjuangan kita tidak akan pernah terlupakan... Teman-teman Kos Puri kerambillll yang tak terlupakan Untuk teman-teman kozt baruku di Wisma Maya,,, Almamater UNS tercinta,,,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT yang telahmelimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul”PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBINGUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWAKELAS VIII E SMP NEGERI 22 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN2010/2011” dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratanmendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemuiberbagai hambatan, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihakakhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentukbantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulismengucapkan terima kasih kepada:1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasSebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Prof. (Em) Drs D Sutoyo selaku Pembimbing I yang telah memberikanbimbingan dan pengarahan.
5. Bapak Bowo Sugiharto M. Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikanbimbingan dan pengarahan.
6. Bapak Bowo Sugiharto M. Pd selaku pembimbing akademik yang telahmemberikan bimbingan dan dorongan.
7. Bapak Drs. Joko Slameto, M. Pd selaku kepala SMP Negeri 22 Surakarta yangtelah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
8. Ibu Herni Budiati, S. Pd selaku guru mata pelajaran Biologi yang senantiasamembantu kelancaran penelitian dan kerja samanya.
9. Peserta didik kelas VIII E SMP N 22 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.10. Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan dukungan.11. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah
membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dankesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yangberkepentingan.
Surakarta, 20 Januari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL I
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN Iv
HALAMAN ABSTRAK V
HALAMAN MOTTO vii
HALAMAN PERSEMBAHAN viii
KATA PENGANTAR Ix
DAFTAR ISI X
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 6
B. Kerangka Berfikir 15
C. Hipotesis Tindakan 18
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 19
B. Subyek Penelitian 20
C. Metode Penelitian 21
D.
E.
Data dan Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
21
22
F. Validitas Data 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
G. Teknik Analisis Data 26
H. Prosedur Penelitian 27
I. Target Penelitian 30
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Data dan Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Data dan Deskripsi Sekolahan 32
2. Data dan Deskripsi Kelas 32
B. Hasil Penelitian
1. Prasiklus 34
2. Siklus I 38
3. Siklus II 46
C Pembahasan 54
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan 63
B. Implikasi 63
C. Saran 63
DAFTAR PUSTAKA 65
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Waktu Penelitian 20
Tabel 2. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian Penerapan Strategi
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 22
Tabel 3. Skor Penilian Angket 24
Tabel 4. Target Keberhasilan Tindakan 30
Tabel 5. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Lembar Observasi
Aktivitas Belajar Biologi Siswa Prasiklus 36
Tabel 6. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Lembar
Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa Prasiklus 36
Tabel 7. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Lembar Observasi
Aktivitas Belajar Biologi Siswa Prasiklus dan Siklus I 40
Tabel 8. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Lembar
Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa Prasiklus dan
Siklus I 41
Tabel 9. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Observasi
Aktivitas Belajar Biologi Siswa Prasiklus, Siklus I dan
Siklus II. 47
Tabel 10. Persentase Capaian Setiap Indikator pada ObservasiAktivitas Belajar Biologi Siswa Prasiklus, Siklus I danSiklus II
49
Tabel 11. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Angket AktivitasBelajar Biologi Siswa Prasiklus
163
Tabel 12. Persentase Capaian Setiap Indikator pada AngketAktivitas Belajar Siswa Biologi Prasiklus
163
Tabel 13. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Angket AktivitasBelajar Biologi Siswa Siklus I
168
Tabel 14. Persentase Capaian Setiap Indikator pada AngketAktivitas Belajar Siswa Biologi siklus I
168
Tabel 15. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Angket AktivitasBelajar Biologi Siswa siklus II
173
Tabel 16. Persentase Capaian Setiap Indikator pada AngketAktivitas Belajar Siswa Biologi siklus II
173
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir 17
Gambar 2. Skema Triangulasi Sumber Data Penelitian 26
Gambar 3. Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif 27
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 31
Gambar 5. Skema Ilistrasi Penerapan Strategi Inkuiri Terbimbing di
Laborataorium SMP Negeri 22 Surakarta 33
Gambar 6. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas BelajarBiologi Siswa Tiap Aspek Pasca Prasiklus dan Siklus IBerdasarkan Data Lembar Observasi Aktivitas BelajarBiologi Siswa 42
Gambar 7. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas BelajarBiologi Siswa Tiap Indikator Pasca Prasiklus dan Siklus IBerdasarkan Data Lembar Observasi Aktivitas BelajarBiologi Siswa. 43
Gambar 8. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas BelajarBiologi Siswa Tiap Aspek Pasca Prasiklus, Siklus I danSiklus II Berdasarkan Data Lembar Observasi AktivitasBelajar Biologi Siswa 50
Gambar 9. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas BelajarBiologi Siswa Tiap Indikator Pasca Prasiklus, Siklus Idan Siklus II Berdasarkan Data Lembar ObservasiAktivitas Belajar Biologi Siswa 51
Gambar 10. Diagram Perbandingan Antar Siklus 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Pembelajaran
a. Silabus 68
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 74
Lampiran 2. Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi Awal Proses Pembelajaran Biologi 120
b. Pedoman Wawancara Guru 121
c. Pedoman Wawancara Siswa 126
d. Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar Siswa 132
e. Angket Aktivitas Belajar Siswa 133
f. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 136
g. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 137
h. Rubrik Penilaian Lembar Obsevasi Aktivitas Siswa 140
i. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran 144
j. Kisi-kisi Soal Kognitif 148
Lampiran 3. Data Hasil Penelitian
a. Data Hasil Observasi paling Awal 149
b. Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 151
c. Data Hasil Perhitungan Angket Aktivitas Belajar Siswa 160
d. Data Hasil Wawancara Guru Prasiklus 175
e. Data Hasil Wawancara Guru Siklus I 176
f. Data Hasil Wawancara Guru Siklus II 180
g. Data Hasil Wawancara Siswa Prasiklus 184
h. Data Hasil Wawancara Siswa Siklus I 192
i. Data Hasil Wawancara Siswa Siklus II 203
j. Data Observasi Keterlaksanaan sintaks 215
k. Daftar Nama Siswa Kelas VIII-E SMP Negeri 22 Surakarta 219
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
l. Daftar Kelompok Kelas VIII-E SMP Negeri 22 Surakarta 220
m. Data Hasil Nilai Kognitif Siswa 221
n. Kunci Jawaban Soal Kognitif 222
Lampiran 4. Dokumentasi
a. Gambar Observasi Awal 223
b. Gambar Pelaksanaan Penelitian
1) Prasiklus 224
2) Siklus I 225
3) Siklus II 227
Lampiran 5. Perijinan
Surat Ijin Research/Penelitian 229
Surat Pengantar Ijin Menyusun Skripsi 230
Surat Ijin Menyusun Skripsi 231
Surat Keterangan Selesai Penelitian 232
Lembar Revisi Skripsi 232
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru adalah salah satu komponen dalam proses belajar mengajar yang
ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang unggul.
Setiap guru mempunyai tanggung jawab untuk membawa siswa pada suatu taraf
kematangan tertentu. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam
mewujudkan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu guru harus
memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan
kesempatan belajar siswa dan memperbaiki kualitas pengajaran pada era ini.
Guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kemampuan
tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan
pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya.
Mengajar bukan sekedar proses menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan
mengandung makna yang lebih luas, yakni terjadinya proses interaksi manusiawi
dengan aspeknya yang cukup komplek.
Pendidikan yang ada di sekolah sekarang ini seringkali membuat kita
kecewa, apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Walaupun seringkali kita mengetahui bahwa banyak siswa yang mungkin mampu
menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi pada
kenyatannya mereka seringkali tidak memahami atau tidak mengerti secara
mendalam pengetahuan yang bersifat hapalan tersebut. Sebagian besar dari siswa
tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari di kelas dengan
bagaimana pengetahuan itu dapat dipergunakan /dimanfaatkan di lingkungan sekitar.
Pembelajaran biologi di SMP pada umumnya masih didominasi oleh
aktivitas guru. Kelas berfokus pada guru sebagai sumber utama (teacher centered)
pengetahuan dan kegiatan belajar mengajar berpegang pada buku paket dan lembar
kerja siswa (LKS). Sehingga kegiatan pembelajaran kurang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berinteraksi dengan benda-benda konkret dalam situasi yang
nyata. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari Senin tanggal 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Desember 2010 pada pembelajaran biologi di kelas VIII E SMP Negeri 22
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa siswa yang mengantuk
selama mengikuti pelajaran sebesar 42,85% (15 siswa). Siswa memperhatikan
materi yang disampaikan guru sebesar 51,42% (18 siswa). Mengobrol dengan
teman sebesar 37,14% (13 siswa). Bertanya pada guru maupun teman yang
mengungkapkan pendapat tanpa ditunjuk 8,57% (8 siswa). Bertanya pada guru
maupun teman yang mengungkapkan pendapat setelah ditunjuk sebesar 5,71% (2
siswa). Siswa yang aktif mengidentifikasi masalah dan mengumpulkan fakta,
konsep, dan materi dalam kegiatan belajar mengajar sebesar 17,14% (6 siswa).
Siswa yang saat diskusi kelompok dan siswa yang aktif mendiskusikan materi dan
masalah dalam kegiatan belajar mengajar sebesar 20% (7 siswa).
Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, ada beberapa masalah yang
terdapat pada kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta antara lain, kurangnya
motivasi belajar dan rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
biologi. Berdasarkan masalah-masalah yang terdapat pada kelas VIII E SMP
Negeri 22 Surakarta yang paling penting dan mungkin untuk dicarikan solusinya
adalah rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi.
Sebagai tindak lanjut terhadap kesimpulan sementara hasil observasi
awal di kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta, maka dilakukan observasi
lanjutan pada hari Selasa tanggal 7 Desember 2010 dengan menggunakan
indikator aktivitas belajar siswa. Siswa yang melamun selama mengikuti pelajaran
sebesar 37,14% (13 siswa). Siswa yang mengantuk selama proses pembelajaran
sebesar 40% (14 siswa). Siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru
sebesar 48,57% (17 siswa). Membaca buku materi yang sedang dipelajari dengan
disuruh oleh guru sebesar 40% (14 siswa). Merangkum dan menyalin penjelasan
materi yang disampaikan guru dengan disuruh sebesar 31,42% (11 siswa).
Bertanya pada guru tentang materi yang belum dipahami 14,28% (5 siswa),
menjawab pertanyaan yang diajukan guru sebesar 14,28% (5 siswa). Mengerjakan
tugas yang diberikan guru sebesar 31,42% (11 siswa). Menyanggah dan
menanggapi pendapat dari teman sebesar 2,85% (1 siswa). Berani
mempersentasikan jawaban ke depan kelas sebesar 5,71% (2 siswa). Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
observasi lanjutan ini menguatkan bahwa aktivitas belajar siswa di kelas VIII E
SMP Negeri 22 Surakarta masih rendah.
Akar masalah rendahnya aktivitas belajar siswa adalah metode yang
digunakan dalam pembelajaran masih lebih banyak berpusat pada guru (teacher
centered). Dalam hal ini siswa diberlakukan sebagai objek dalam pembelajaran
dan pembelajaran semata-mata berorientasi target penguasaan materi yang
terbukti telah berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal
dalam membekali siswa memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil observasi di kelas menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang
diterapkan di kelas belum bervariasi. Penerapan metode ini belum dapat membuat
siswa aktif, bekerjasama, dan komunikatif dalam menyampaikan pendapat selama
pembelajaran berlangsung. Siswa belum dapat menghubungkan antara
pengetahuan dengan penerapan dalam kehidupan nyata.
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang telah
teridentifikasi di kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta adalah menggunakan
strategi pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran dan siswa dapat menghubungkan materi pelajaran dengan
kehidupan nyata. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan aktivitas belajar, interaksi antar siswa dan kerjasama dengan
melakukan penelitian tindakan kelas adalah penerapan strategi pembelajaran
inkuiri terbimbing. Penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
mendorong siswa untuk berpikir, aktif berpartisipasi dalam pembelajaran,
berkomunikasi dengan baik, bekerja sama antar siswa, siap mengemukakan
pendapatnya, menghargai orang lain, serta menghubungkan materi pelajaran
dengan dunia nyata terutama dalam konsep IPA sehingga siswa dapat membuat
hubungan antara ilmu pengetahuan dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Wenno (2008: 4) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam pendekatan pembelajaran ini, proses pembelajaran akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan
transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Proses pembelajaran kontekstual diharapkan menjadi lebih bermakna
karena berlangsung secara ilmiah dalam bentuk kegiatan siswa dengan mengalami
atau mengamati sendiri, tidak hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Proses pembelajaran kontekstual memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran,
setting belajar yang tidak selalu di dalam kelas, dan dapat memanfaatkan beragam
media apa saja untuk belajar. Siswa dapat menempatkan diri sebagai manusia
yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya. Siswa mempelajari apa yang
bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya dengan guru sebagai
pengarah dan pembimbing. Salah satu cara pembelajaran kontekstual yang dapat
diterapkan di kelas adalah dengan metode eksperimen.
Metode eksperimen merupakan suatu bentuk kegiatan pembelajaran yang
bersifat khusus dan istimewa yang dimanfaatkan seoptimal mungkin yang
bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji teori dan
melaksanakan dalam kehidupan nyata yang diperoleh dalam teori. Penggunaan
metode ini diharapkan siswa dapat aktif melakukan percobaan, sehingga dapat
menemukan bukti kebenaran dari teori yang dipelajari dengan bimbingan, arahan
dan petunjuk dari guru (Guided Inquiry).
Strategi inkuiri terbimbing merupakan salah satu strategi yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran biologi yang memberikan kesempatan yang luas
kepada siswanya. Strategi ini mengutamakan keterlibatan siswa secara aktif dan
kreatif dalam mencari, memeriksa, dan merumuskan konsep dan prinsip biologi
serta mendorong siswa untuk mengembangkan intelektual dan keterampilan
dalam memecahkan masalah dengan bantuan bimbingan, arahan, petunjuk dari
guru.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan upaya pengoptimalan
aktivitas belajar siswa melalui penelitian dengan judul : “PENERAPAN
STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS
VIII E SMP NEGERI 22 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang menjadi
pokok penelitian yaitu: Apakah penerapan strategi pembelajaran inkuiri
terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri
22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas
VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 melalui penerapan
strategi pembelajaran inkuiri terbimbing.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi.
b. Memberikan suasana belajar yang lebih kondusif dan variatif sehingga
pembelajaran tidak monoton dan dapat membawa dampak pada peningkatan
aktivitas belajar siswa.
2. Bagi Guru
a. Memberi masukan kepada guru biologi di SMP Negeri 22 Surakarta dalam
mengembangkan suatu strategi pembelajaran yang berorientasi pada
keterlibatan aktif siswa pada kegiatan belajar mengajar dan guru berfungsi
sebagai fasilitator, yang membantu siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran secara efektif sehingga dapat mencapai kompetensi optimal.
b. Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran biologi
khususnya terkait dengan aktivitas belajar siswa.
3. Bagi Institusi
Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu
proses pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII
E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Strategi Inkuiri Terbimbing
a. Pengertian Strategi Inkuiri Terbimbing
Ide pokok mengajar inkuiri berasal dari pemikiran John Dewey. Dewey
memperkenalkan berpikir reflektif yang berarti suatu usaha yang aktif, hati-hati
dan pengujian secara tepat terhadap keyakinan seseorang atau pengetahuan
tertentu berdasarkan dukungan fakta (Noehl Nasution, 1996: 123-124).
Inquiry merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk
mengajar di depan kelas. Pelaksanaanya sebagai berikut. Guru membagi tugas
meneliti sesuatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan
masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan.
Kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam
kelompok. Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian
dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan kerja kelompok
dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang
plenolah kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok.
Dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus
dilaksanakan (Roestiyah, 2001: 75).
Discovery bagian dari inquiry, atau inquiry merupakan perluasan proses
discovery yang digunakan lebih mendalam. Inkuiri (inquiry) berarti pertanyaan,
atau pemeriksaan, penyelidikan (Trianto, 2007: 135).
Inquiry adalah suatu metode mengajar yang bertindak seperti ilmuwan,
pengertian dan ide pengetahuan baru yang diterapkan dalam bentuk pertanyaan
yang sistematik, hipotesis dan eksperimen yang didalamya terdapat cara-cara
penemuan, kemudian dilakukan verifikasi fakta/data (Opara dan Oguzor 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Menurut Brown (1982) pelaksanaan strategi inkuiri mempunyai tiga
macam cara, yaitu:
a) Inkuiri terbimbing
Pada inkuiri terbimbing pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa
berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk diberikan pada umumnya
berbentuk pertanyaan membimbing. Dari jawaban yang dikemukakan siswa,
guru mengajukan bernagai pertanyaan melacak, dengan tujuan mengarahkan
siswa ke suatu titik kesimpulan. Selanjutnya siswa melakukan percobaan-
percobaan untuk membuktikan kebenaran pendapat siswa.
b) Inkuri bebas
Siswa melakukan penelitian bebas sebagaimana seorang ilmuwan. Masalah
dirumuskan sendiri, eksperimen dilakukan sendiri, dan kesimpulan/konsep
diperoleh sendiri.
c) Inkuri bebas yang dimodifikasi
Berdasarkan masalah yang diajukan guru, dengan konsep/teori yang sudah
dipahami siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan kebenarannya.
Ada berbagai rumusan tentang pengajaran inkuiri. Di antara rumusan itu
adalah discovery jika terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan
proses-proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Rumusan ini menggambarkan, bahwa discovery dilakukan melalui proses mental
yakni, observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferi. Proses-
proses tersebut disebut Discovery Cognitive Process. Sedangkan discovery itu
sendiri adalah the mental process of assimilating conceps and principles in the
mind (Oemar Hamalik, 2003: 219).
Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri, sebab seorang siswa
harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan lainnya. Dalam
inkuiri, seseorang bertindak sebagai ilmuwan (scientist), melakukan eksperimen,
dan mampu melakukan proses mental berinkuiri, adalah dengan cara sebagai
berikut: Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alami, merumuskan
masalah-masalah, merumuskan hipotesis-hipotesis, merancang pendekatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
investigatif yang meliputi eksperimen, melaksanakan eksperimen, mensintesis
pengetahuan, memiliki sikap ilmiah (Oemar Hamalik, 2003: 219-220).
Pengajaran inkuiri adalah strategi yang berpusat pada siswa di mana
kelompok siswa inquiry untuk mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan
melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural kelompok.
Model pengajaran yang berpangkal pada pendekatan inkuiri ialah Problem
Centered Inquiry (Oemar Hamalik, 2003: 220).
Menurut pendapat Gulo menyatakan bahwa; strategi inkuiri berarti suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis,
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri.
Sasaran utama pembelajaran inkuiri adalah: 1) keterlibatan siswa secara
maksimal dalam proses kegiatan belajar, 2) keterarahan kegiatan secara logis dan
sistematis pada tujuan pembelajaran, 3) mengembangkan sikap percaya pada diri
siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri (Trianto, 2007: 135).
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 173) bahwa tekanan utama
pembelajaran dengan strategi inkuiri adalah sebagai berikut : 1) pengembangan
kemampuan berpikir individual lewat penelitian, 2) peningkatan kemampuan
mempraktekkan metode dan teknik penelitian, 3) latihan keterampilan intelektual
khusus, yang sesuai dengan cabang ilmu tertentu, 4) latihan menemukan sesuatu.
Inkuiri dalam pembelajaran menekankan bahwa siswa menjadi
investigator. Cianciolo et al (2006: 50) berpendapat Performing inquiry should
enhance the intellectual development of students on numerous levels, yang berarti
melaksanakan inkuiri harus menambahkan pembangunan intelektual dari murid
pada berbagai tingkatan. Sejalan dengan pendapat Opara and Oguzor (2011: 189)
yang menyatakan bahwa pelajar harus mengembangkan bidang intelektual dan
kepekaan untuk menyelesaikan masalah secara konstan dalam kelas.
Pendapat Jerome Bruner menyatakan bahwa penemuan adalah suatu
proses. Proses penemuan dapat menjadi kemampuan umum melalui latihan
pemecahan masalah, praktek membentuk dan menguji hipotesis. Di dalam
pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
mana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang
tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan (Markaban,
2008: 10).
Metode penemuan yang dipandu oleh guru (Inkuiri Terbimbing) awalnya
dikenalkan oleh Plato dalam dialog antara Socrates dan seorang anak, maka sering
disebut juga dengan metoda Socratic. Metode ini melibatkan suatu interaksi antara
siswa dan guru di mana siswa mencari kesimpulan yang diinginkan melalui suatu
urutan pertanyaan yang diatur oleh guru. Salah satu buku yang pertama
menggunakan teknik penemuan terbimbing adalah tentang aritmetika oleh Warren
Colburn yang pelajaran pertamanya berjudul: Intellectual Arithmetic upon the
Inductive Method of Instruction, diterbitkan pada tahun 1821, yang isinya
menekankan penggunaan suatu urutan pertanyaan dalam mengembangkan konsep
dan prinsip matematika. Ini menirukan metode Socratic di mana Socrates dengan
pertolongan pertanyaan yang ia tanyakan dimungkinkan siswa untuk menjawab
pertanyaan tersebut (Markaban, 2008: 11).
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian inkuiri di atas,
peneliti menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran inkuri terbimbing adalah cara
penyajian pelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan informasi yang berupa konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam
suatu proses mental, yang dilakukan melalui kegiatan percobaan dengan
bimbingan dan petunjuk yang diberikan guru.
b. Keunggulan dan kekurangan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Adapun keunggulan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing menurut
Roestiyah (2001: 77) sebagai berikut: 1) Dapat membentuk dan mengembangkan
self concept pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar
dan ide-ide lebih baik. 2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer
pada situasi proses belajar yang baru. 3) Mendorong siswa untuk berpikir dan
bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur dan terbuka. 4)
Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. 5)
Memberi kepuasan yang bersifat instrinsik. 6) Situasi proses belajar menjadi lebih
merangsang. 7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Memberi kesempatan siswa untuk belajar sendiri. 9) Siswa dapat menghindari
dari cara-cara belajar tradisional. 10) Dapat memberikan waktu pada siswa
secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Sedangkan kelemahan strategi pembelajaran Inkuiri sebagai berikut: 1)
Tidak semua siswa atau guru dapat menggunakan metode ini, tanpa bimbingan,
fasilitas dan sumber belajar yang memadai. 2) Jika jumlah siswa banyak, tugas
guru dalam membimbing dan mengawasi menjadi lebih berat, siswa yang gagal
menyelesaikan tugas akan merasa frustasi.
Keunggulan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing menurut pendapat
Marzano adalah sebagai berikut: 1) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran yang disajikan. 2) Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap
inkuiri. 3) Mendukung kemampuan problem solving siswa. 4) Memberikan
wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa
juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5) Materi
yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama
membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya (Markaban,
2008: 19).
Sementara itu kekurangannya adalah sebagai berikut: 1) Untuk materi
tertentu, waktu yang tersita lebih lama. 2) Tidak semua siswa dapat mengikuti
pelajaran dengan cara ini. 3) Tidak semua topik cocok disampaikan dengan
strategi ini. Umumnya topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat
dikembangkan dengan strategi pembelajaran penemuan terbimbing.
c. Peranan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Proses inkuiri menuntut guru bertindak sebagai fasilitator, narasumber,
dan penyuluh kelompok. Para siswa didorong untuk mencari pengetahuan sendiri,
bukan dijejali dengan pengetahuan. Menurut Oemar Hamalik (2003: 221)
mengemukakan bahwa strategi instruksional dapat berhasil bila guru
memperhatikan kriteria sebagai berikut ini: 1) Mendefinisikan secara jelas topik
inkuiri yang dianggap bermanfaat bagi siswa. 2) Membentuk kelompok-kelompok
dengan memperhatikan keseimbangan aspek akademik dan aspek sosial. 3)
Menjelaskan tugas dan menyediakan balikan kepada kelompok dengan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
responsif dan tepat waktu. 4) Intervensi untuk meyakinkan terjadinya interaksi
antara pribadi secara sehat dan terdapat dalam kemajuan menillai pelaksanaan
tugas. 5) Melakukan evaluasi dengan berbagai cara untuk menilai kemajuan
kelompok dan hasil yang dicapai peran siswa dalam pembelajaran inkuiri
terbimbing
Sedangkan peran siswa sebagai berikut: 1) Mengambil prakarsa dalam
menemukan masalah dan merancang alternatif pemecahan. 2) Aktif dalam
mencari informasi dan sumber belajar. 3) Menyimpulkan dan menganalisa data. 4)
Melakukan eksplorasi guna memecahkan masalah. 5) Mencari alternatif masalah
bila terjadi kebuntuan.
d. Langkah-langkah Strategi Mengajar Inkuri Terbimbing
Langkah–langkah dalam inkuiri terbimbing sebagai berikut : 1)
Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya,
perumusannya harus jelas. 2) Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun,
memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini,
bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini
sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju,
melalui pertanyaan-pertanyaan atau LKS. 3) Siswa menyusun prakiraan dari hasil
analisis yang dilakukannya. 4) Bila dipandang perlu, prakiraan yang telah dibuat
siswa tersebut diatas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk
meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak
dicapai. 5) Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran prakiraan
tersebut, maka verbalisasi prakiraan sebaiknya diserahkan juga kepada siswa
untuk menyusunya. 6) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya
guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil
penemuan itu benar (Markaban, 2008: 18-19).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1. Aktivitas Belajar Biologi
a. Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, siswa
ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Tidak ada
kegiatan belajar jika tidak ada aktivitas. Aktivitas merupakan prinsip atau asas
yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Sedangkan Peage dan
Berlier menjelaskan bahwa anak itu memliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu
merencanakan sesuatu dalam bentuk aktivitas mandiri. Anak mampu mencari,
menemukan dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya (Martinis Yamin,
2007: 75).
Menurut pendapat Mc Keachie dalam bahwa ada 7 aspek terjadinya
keaktifan siswa. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan
pembelajaran, tekanan pada aspek afektif dalam belajar, partisipasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa,
kekompakan kelas sebagai kelompok belajar, kebebasan yang diberikan siswa,
dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses
pembelajaran, pemberian waktu untuk menaggulangi masalah pribadi siswa, baik
berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran” (Dimyati dan
Mudjiono, 2002: 119).
Sebagai primus motor dalam kegiatan pembelajaran, siswa dituntut
untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat
memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif, pembelajar dituntut
untuk aktif secara fisik, intelektual dan emosional. Implikasi prinsip keaktifan
siswa berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang
dibutuhkan, menaganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi
kimia, membuat karya tulis, membuat kliping, dan perilaku sejenis lainnya.
Implikasi prinsip keaktifan secara lanjut bagi siswa menuntut keaktifan secara
langsung siswa dalam proses pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 51).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Siswa yang secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dicirikan oleh
dua aktivitas yakni aktif dalam berfikir (minds-on) dan aktif dalam berbuat
(hands-on). Kedua bentuk aktif ini saling terkait. Perbuatan nyata dalam
pembelajaran merupakan hasil keterlibatan berpikir terhadap objek belajarnya.
Pengalaman sebagai hasil perbuatan siswa, selanjutnya diolah dengan
menggunakan kerangka berpikir dan pengetahuan yang dimilikinya untuk
membangun pengetahuan. Dengan cara ini siswa dapat mengembangkan
pemahaman bahkan mengubah pemahaman sebelumnya menjadi baik.
Pemahaman baru ini, yang melalui pengolahan dan refleksi, dapat melahirkan
tindakan yang lain sebagai perwujudan keingintahuannya. Dengan demikian,
proses siswa aktif merupakan proses yang tiada henti ( Paul Suparno, 2002 : 42).
Menurut Slameto (1991: 87) dalam proses mengajar belajar, guru perlu
menimbulkan aktivitas belajar siswa dalam berpikir maupun bertindak. Dengan
aktivitas siswa sendiri, pelajaran menjadi berkesan dan dipikirkan, diolah
kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Sedangkan menurut Agus
Suprijono (2010) berpendapat bahwa pembelajaran seharusnya menjadi aktivitas
bermakna yakni pembebasan untuk mengaktualisasi seluruh potensi kemanusiaan.
Pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga peserta
didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar
bagi peserta didik.
Menurut Rosmaini et all 2004, Uji aktivitas belajar siswa dan
pengelolaan pembelajaran oleh guru adalah:
P = F/ N x100%
Keterangan : P = angka persentase , F = Frekwensi aktivitas siswa , N = Banyak
individu. Interval dan katagori aktivitas Siswa adalah 75-100% (Baik sekali), 65-
74% (Baik), 55-64% (Cukup), 0-54% (Kurang).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Jenis - jenis Aktivitas Belajar
Menurut pendapat Sardiman (2007 : 100), ada banyak jenis aktivitas
belajar yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Kegiatan siswa antara lain
dapat digolongkan sebagai berikut: 1). Visual activities, contohnya membaca,
memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2). Oral
activities, contohnya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3). Listening
activities, contohnya mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
4). Writing activities, contohnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin. 5). Drawing activities, contohnya menggambar, membuat grafik, peta,
diagram. 6). Motor activities, antara lain: melakukan percobaan, membuat
konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun. 7). Mental activities,
contohnya menanggapi, mengingat, memcahkan soal, menganalisi, melihat
hubungan, mengambil keputusan. 8). Emotional activities, contohnya menaruh
minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2009: 22) membagi aktivitas
belajar siswa yaitu bekerja dengan alat-alat visual, antara lain mengumpulkan
gambar dan bahan ilustrasi lainnya, ekskursi dan trip, mempelajari masalah-
masalah, mengapresiasi literatur, ilustrasi dan konstruksi.
Biologi merupakan ilmu pengetahuan (sciene) yang mempelajari tentang
perihal kehidupan sejak beberapa juta tahun yang lalu hingga sekarang dengan
segala perwujudan dan kompleksitasnya, dimulai dari sub-partikel atom hingga
interaksi antar makhluk hidup dan makhluk hidup dengan lingkungannya
(ekosistem). Bersama dengan ilmu fisika dan ilmu kimia, biologi merupakan ilmu
pengetahuan alam (natural scienes). Ilmu tentang kehidupan dengan segala
kompleksitasnya diperoleh melalui berbagai eksperimen (eksploring) dan dari
penelitian tersebut diperoleh temuan (discovering ) baru. Ilmu pengetahuan selalu
diperoleh melalui metode ilmiah dan terus mengalami perkembangan (Nugroho
dan Sumardi, 2004: 3-4).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
B. Kerangka Berpikir
Proses belajar mengajar dipengaruhi faktor-faktor dalam usaha
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Salah satunya adalah dari
segi pemilihan metode maupun strategi mengajar yang akan dipergunakan.
Metode pengajaran merupakan suatu bagian dari sistem pengajaran yang
merupakan suatu cara penyajian pengajaran secara teratur untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Seringkali kita jumpai guru-guru hanya menggunakan
metode ceramah dalam pembelajaran biologi. Pemilihan metode atau strategi yang
kurang tepat akan berdampak kurang optimalnya kualitas pembelajaran.
Sedangkan pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu
melibatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kualitas proses
pembelajaran perlu ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Berdasarkan prinsip student centered, peserta didik merupakan pusat dari suatu
kegiatan belajar yang diwujudkan dengan adanya aktivitas belajar. Aktivitas
merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Siswa
berperan sebagai obyek dan subyek pembelajaran. Guru berperan sebagai
fasilitator dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi secara langsung diperoleh informasi bahwa
akar permasalahan rendahnya aktivitas belajar siswa VIII E di SMP Negeri 22
Surakarta disebabkan metode yang digunakan guru kurang bervariasi dan
pembelajaran cenderung berpusat kepada guru (teaching centered), sehingga
menyebabkan siswa cenderung pasif dalam belajar kegiatan. Partisipasi belajar
siswa masih rendah, karena masih banyak siswa yang masih sulit menangkap
materi pelajaran biologi terutama dalam memahami konsep. Guru belum
menerapkan metode pembelajaran baru yang variatif pada penyampaian materi
sehingga siswa masih kesulitan menghubungkan materi pelajaran dengan
kehidupan nyata.
Rendahnya aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran berlangsung
merupakan dampak yang paling dominan sebagai suatu permasalahan yang timbul
karena belum variatifnya metode yang diterapkan oleh guru. Metode yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
diterapkan guru di kelas, berdasarkan hasil observasi belum dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa secara keseluruhan di dalam proses pembelajaran.
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang telah
teridentifikasi di kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta adalah menggunakan
metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran dan siswa dapat menghubungkan materi pelajaran dengan
kehidupan nyata dengan bimbingan dari guru. Salah satu metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar, interaksi antar siswa,
kerjasama, siswa mudah mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata
maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan penerapan strategi pembelajaran
inkuiri terbimbing.
Berdasarkan uraian di atas, diperlukan suatu Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang berkolaborasi dengan guru biologi untuk meningkatkan aktivitas
belajar biologi siswa VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011
dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing, diharapkan siswa
dapat menghubungkan pengetahuan dari materi pelajaran yang diperoleh dengan
penerapan di kehidupan nyata dan meningkatkan aktivitas belajar biologi siswa
kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Secara singkat
alur kerangka berpikir dalam penelitian tindakan ini sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Gambar 1.Bagan Kerangka Berpikir
MASALAH DALAMPEMBELAJARAN
Rendahnya aktivitasbelajar siswa selamaproses pembelajaran
AKAR MASALAH
- Metode yang digunakan guru kurangbervariasi.
- Kurangnya keterlibatan siswa dalampartisipasi belajar
AKIBAT
- Siswa cenderung pasif dalampembelajaran di kelas.
- Aktivitas siswa dalam prosespembelajaran hanya mendengar,sedikit mencatat, bertanya danmenjawab pertanyaan jika dimintaguru.
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANINKUIRI TERBIMBING
PROSEDUR
1. Menyajikan pertanyaan ataumasalah.
2. Membuat hipotesis.3. Melakukan percobaan.4. Menganalisa informasi atau data.5. Membuat kesimpulan.6. Membuat laporan hasil
percobaan
MANFAAT
Keterlibatan siswa dalam:- Kegiatan visual- Kegiatan oral- Kegiatan mendengarkan- Kegiatan menulis- Kegiatan menggambar- Kegiatan motorik- Kegiatan mental- Kegiatan emosional
TARGETAktivitas belajar siswa meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
C. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan permasalahan yang dihubungkan dengan tinjauan pustaka
ada pada proses pembelajaran biologi, maka dirumuskan hipotesis tindakan yaitu
penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas
belajar biologi siswa VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN`
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dilaksanakan di
kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 yang beralamat
di Jalan Irawan, Makam Bergola, Serengan, Surakarta, Kode pos 57552. SMP
Negeri 22 Surakarta terletak sejauh 7 km dari pusat kota Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dilakukan
secara bertahap meliputi tahap persiapan, penelitian, dan penyelesaian dengan
perincian masing-masing tahap sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan
tindakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, penyusunan instrumen
penelitian berupa SP, Silabus, RPP, angket, lembar observasi, dan pedoman
wawancara, seminar proposal, dan pengajuan perizinan penelitian. Perincian
persiapan kegiatan penelitian seperti pada Tabel 1.
b. Tahap Penelitian
Tahap penelitian meliputi kegiatan yang berlangsung di lapangan yaitu
Penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing, pengambilan data, dan
analisis data. Perincian tahap penelitian seperti yang tercantum pada Tabel 1.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing
dilaksanakan meliputi kegiatan pembuatan laporan. Perincian tahap penyelesaian
seperti yang tercantum pada Tabel 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Tabel 1. Waktu penelitian
No
Rencanakegiatan
Tahun
2010 2011 2012
Des Ja Feb Ma Ap Me Ju Jul Ag Sep Okt No De Jan
1. Persiapan
a. Observasi
b. IdentifikasiMasalah
c. PenentuanTindakan
d. PengajuanJudul
e. PenyusunanProposal
f. PembuatanInstrumen
g. SeminarProposal
h. PengajuanIzinPenelitian
2. Pelaksanaan
a. PengumpulanData
b. Analisis Data
3. PenyusunanLaporan
a. PenulisanLaporan
*Perizinan Penelitian di lampiran 5 halaman 229-232
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah kelas VIII E semester genap SMP Negeri 22
Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Pemilihan subjek pada penelitian ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa subjek tersebut mempunyai permasalahan-
permasalahan yang telah teridentifikasi pada saat observasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Permasalahan kelas pada penelitian ditangani dengan tindakan berupa
penerapan strategi inkuiri terbimbing dilaksanakan pada materi pelajaran
fotosintesis.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan
tindakan berulang atau siklus. Pelaksanaan PTK dimulai dari tahap perencanaan,
dilanjutkan dengan rangkaian tahap tindakan dan observasi disertai evaluasi
terhadap tindakan, dilanjutkan dengan tahap refleksi. Tindakan yang berulang
artinya pada tiap siklus pada materi pelajaran fotosintesis diterapkan tindakan
yang sama, yakni penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing. Refleksi
untuk tiap siklus tergantung dari fakta dan interpretasi data yang diperoleh atau
situasi dan kondisi yang dijumpai pada pembelajaran agar diperoleh hasil yang
optimal. Berdasarkan tujuan, penelitian lebih bersifat mendeskripsikan data atau
analisis kualitatif berdasarkan fakta dan keadaan yang terjadi di sekolah.
C. Data dan Sumber Data
a. Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian penerapan strategi
pembelajaran inkuiri terbimbing berupa informasi mengenai aktivitas belajar
siswa dari data hasil pengamatan/observasi dan angket aktivitas belajar siswa.
Sebagai data pendukung disertakan data hasil wawancara dan tes kognitif siswa.
b. Sumber Data
Data penelitian penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing
dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi :
1. Informasi yang didapat dari guru dan siswa.
2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran.
3. Dokumentasi atau arsip berupa Silabus, Satuan Pembelajaran (SP), Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku referensi, dan media pembelajaran
yang digunakan. Silabus dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 68. RPP dapat
dilihat pada lampiran 1 halaman 74 dan halaman 97.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Jenis data dan sumber data penelitian melalui penerapan strategi pembelajaran
inkuiri terbimbing dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian Melalui Strategi PembelajaranInkuiri Terbimbing
No Variabel Jenis Data Instrument1. Penerapan strategi inkuiri
terbimbingNominal Lembar Observasi
Keterlaksanaansintaks pembelajaran
2. Aktivitas belajar Siswa Interval 1. Lembar Observasi2. angket
D. Teknik Pengumpulan Data
Data pada penelitian penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing
dikumpulkan melalui observasi, angket, dan wawancara.
1. Observasi
Observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran biologi pada materi
pelajaran fotosintesis berlangsung di kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta.
Observasi dilakukan terhadap siswa beserta proses pembelajaran yang
menyertainya. Observasi yang dilakukan adalah observasi sistemik dimana telah
dirancang bentuk instrumen pengamatan yang akan dilakukan di dalam proses
pembelajaran yang berisi aspek-aspek yang akan diteliti. Rancangan ini
dituangkan dalam bentuk lembar observasi yang memuat aspek aktivitas belajar
siswa. Kegiatan observasi dilakukan dalam rangka mengevaluasi peningkatan
aktivitas belajar siswa dengan dilakukannya tindakan pada setiap siklus.
Observasi dilakukan dengan mengambil tempat duduk paling belakang,
sehingga dengan posisi ini observer dapat lebih leluasa melakukan pengamatan
terhadap aktivitas pembelajaran. Observasi terhadap siswa difokuskan pada
aktivitas belajar siswa yang meliputi aspek aktivitas visual, aktivitas oral,
aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas
motorik, aktivitas mental, aktivitas emosional yang sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan pada lembar observasi. Lembar Obervasi di lampiran 1 halaman
137.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2. Angket
Angket disusun dan diberikan kepada siswa untuk mengetahui berbagai
aspek yang terkait dengan proses pembelajaran terutama aspek aktivitas belajar
siswa. Sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan terhadap aspek-aspek
aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran biologi pada materi pelajaran
fotosintesis.
Angket aktivitas belajar siswa disusun berdasarkan aspek-aspek aktivitas
yang meliputi aspek aktivitas visual, aktivitas oral, aktivitas mendengarkan,
aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas motorik, aktivitas mental,
aktivitas emosional (Martinis Yamin , 2007: 85). Angket adalah sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh siswa yang akan diukur atau responden.
Pemberian angket dilakukan pada awal siklus penelitian dan disetiap
akhir siklus pada materi pelajaran fotosintesis. Hasil informasi dari angket
memiliki kontribusi yang besar dalam mengevaluasi tindakan yang dilakukan
yaitu penerapan strategi inkuiri terbimbing. Angket disusun dengan terlebih
dahulu membuat konsep alat ukur yang mencerminkan isi kajian teori. Konsep
alat ukur berisi kisi-kisi angket. Konsep selanjutnya dijabarkan dalam variabel dan
indikator yang disesuaikan dengan tujuan penilaian yang hendak dicapai,
selanjutnya indikator digunakan sebagai pedoman dalam menyusun item-item
angket.
Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah
ditetapkan sebelumnya. Responden atau siswa hanya dibenarkan dengan memilih
salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan untuk menjawab pertanyaan.
Kriteria penilaian item soal angket sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (2005
:84) dapat dilihat pada Tabel 3. Angket dapat dilihat pada lampiran 2 halaman
133.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Tabel 3. Skor Penilaian Angket
Skor untuk aspekyang dinilai
Skor(+) (-)
SS (Sangat setuju)S (Setuju)TB (Tidak Berpendapat)TS (Tidak setuju)STS (Sangat tidak setuju)
54321
12345
(Sumber: Nana Sudjana, 2005: 84)
3. Wawancara
Wawancara dilakukan di setiap siklus setelah proses pembelajaran
berlangsung. Narasumber dalam wawancara adalah guru biologi dan siswa kelas
VIII E SMP Negeri 22 Surakarta. Wawancara dengan narasumber siswa dilakukan
dengan mewawancarai beberapa siswa yang dianggap mewakili siswa lain kelas
VIII E SMP Negeri 22 Surakarta.
Wawancara terhadap siswa dan guru meliputi hal yang sama yaitu
tentang aktivitas belajar siswa yang meliputi aspek-aspek seperti yang terdapat
pada angket yaitu aspek aktivitas visual, aktivitas oral, aktivitas mendengarkan,
aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas motorik, aktivitas mental,
aktivitas emosional. Metode wawancara digunakan sebagai alat penelitian dalam
penerapan strategi inkuiri terbimbing yang bertujuan untuk memperbaiki data
penelitian yang diperoleh dari hasil observasi dan angket.
Wawancara dilakukan bersama guru atas dasar hasil pengamatan di
kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada. Dalam kegiatan
wawancara, juga dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Mengemukakan catatan hasil pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
yang dilakukan guru sesuai dengan fokus penelitian kemudian mengemukakan
segi-segi kelebihan dan kekurangan.
b. Meminta pendapat dari guru tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas, yang
antara lain adalah mengungkap kelebihan dan kekurangan serta permasalahan
lain yang berhubungan dengan kegiatan penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
c. Mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan untuk menyamakan persepsi
tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
biologi materi pelajaran fotosintesis untuk aktivitas belajar siswa.
Dengan perkataan lain, pada setiap kegiatan diskusi disepakati hal-hal
yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa melalui penerapan strategi inkuiri terbimbing. Pedoman wawancara guru
dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 121-124. Pedoman wawancara siswa dapat
dilihat pada lampiran 2 halaman 126-130.
4. Dokumentasi
Dokumentasi ini meliputi kajian berbagai arsip dalam proses
pembelajaran seperti silabus, presensi siswa, buku ajar yang digunakan, dan foto
dan rekaman saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Alat dokumentasi yang
dapat digunakan antara lain alat tulis, kamera, handycam.Dokumentasi dapat
dilihat pada lampiran 4 halaman 223-227.
5. Tes
Tes ini bertujuan untuk mengetahui implikasi dari tindakan yang telah
dilakukan terhadap tingkat penguasaan konsep pada materi pelajaran fotosintesis.
Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tes akhir siklus I untuk mengetahui
capaian penguasaan konsep sub pokok bahasan percobaan Ingenhouzc, tes akhir
siklus II untuk mengetahui capaian penguasaan konsep sub pokok bahasan tentang
percobaan Sachs. Soal Kognitif dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 86 dan
halaman 109.
E. Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggung jawabkan dan dapat
dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan
untuk menjaga kevalidan data dalam penelitian ini yaitu triangulasi metode data.
Menurut Lexy. J. Maleong (2005: 330) teknik triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding data. Triangulasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode. Jenis triangulasi metode
dilakukan dengan mengumpulkan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk
diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kebenaran
informasinya.
Metode pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi
selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung dan pemberian angket di
akhir siklus. Skema triangulasi dalam penelitian ini menurut Sutopo (2002: 81)
adalah sebagai berikut.
Gambar 2. Skema Triangulasi Metode Data Penelitian
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian adalah deskriptif
kualitatif. Teknik tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang
dikumpulkan dalam penelitian berupa uraian deskriptif tentang perkembangan
proses, yakni peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan strategi
inkuiri terbimbing.
Teknik analisis mengacu pada model analisis Miles dan Huberman
(1992: 16-19) yang dilakukan dalam 3 komponen: reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi sebagai berikut:
a. Reduksi data yaitu meliputi penyeleksian data melalui seleksi yang ketat,
melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola
yang lebih luas.
Angket
Observasi
Wawancara
SiswaData
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
b. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang
merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada
masing-masing siklus.
c. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, kemudian dilakukan
verifikasi untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dengan cara diskusi
bersama mitra kolaborasi. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan
bermakna.
Berikut ini adalah skema komponen analisis data menurut Miles dan
Huberman (1992: 20):
Gambar 3. Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif
G. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini
mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (1997)
dalam Supardi (2009: 104-105) yang berupa model spiral yaitu dalam satu siklus
terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Langkah-langkah operasional penelitian pada tiap siklus adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dari kegiatan observasi yang telah
dilakukan sebelumnya, alternatif pemecahan masalah yang diajukan adalah
dengan penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi pada
materi pelajaran. Pada tahap ini dilakukan penyusunan skenario pembelajaran
penerapan metode inkuiri terbimbing dengan eksperimen, termasuk
penyusunan silabus, rencana pengajaran. Instrumen yang akan digunakan
dalam penelitian juga disiapkan seperti lembar observasi, pedoman
wawancara, angket dan dokumentasi.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan penerapan pembelajaran strategi
inkuiri terbimbing pada materi pelajaran fotosintesis. Pembelajaran dimulai
dengan a) Siswa diberi suatu pertanyaan yang dikaitkan dengan kegiatan
pembelajaran/praktikum, untuk merangsang dan mengetahui lebih lanjut
keingintahuan siswa tentang sebuah persoalan yang akan didiskusikan, b)
Siswa didorong untuk membuat hipotesis, c) Siswa diminta berdiskusi
kelompok untuk membuat hipotesis dari pertanyaan, d) Siswa diminta untuk
membuktikan hipotesis dengan melakukan eksperimen, g) Guru membimbing
siswa dalam kegiatan eksperimen, h) Guru membimbing, mengarahkan siswa
untuk mendiskusikan dan menganalisa data hasil eksperimen secara
berkelompok, i) Guru meminta perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, j) Guru mengarahkan siswa
untuk menyimpulkan hasil diskusi dari eksperimen, k) Guru membimbing
siswa untuk menjawab dengan dengan tepat atas pertanyaan yang diberikan
pada awal pelajaran, sekaligus membuat kesimpulan yang tepat, l) Melakukan
penilaian saat proses pembelajaran, berupa keterampilan dan kinerja siswa.
Evaluasi bisa berupa tanggapan kelompok lain terhadap apa yang sudah
dipresentasikan. Dalam evaluasi guru bisa membimbing dan meluruskan jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
masih ada kekurangan, m) Menginstruksi siswa membuat laporan tentang
praktikum yang telah dilakukan.
Pelaksanaan tindakan diwujudkan dalam langkah-langkah pembelajaran
yang sistematis seperti yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
3. Observasi
Observasi dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta pendokumentasian
segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Fokus observasi yaitu
aktivitas belajar siswa yang meliputi aspek aktivitas visual, aktivitas oral,
aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas
motorik, aktivitas mental, aktivitas emosional dalam pembelajaran inkuiri
terbimbing yang diamati dengan bantuan lembar observasi.
Observasi juga dilakukan pada sintaks pembelajaran inkuiri terbimbing.
Sebagai data pendukung observasi adalah hasil wawancara terhadap guru dan
siswa, angket aktivitas belajar siswa, serta kajian dokumen yang ada. Data
yang diperoleh di interprestasi guna mengetahui kelebihan dan kekurangan
dari tindakan yang dilakukan. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks
dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 144.
4. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis proses dan dampak dari pelaksanaan
tindakan. Hasil analisis pada tahap refleksi berupa kelebihan, kelemahan,
ataupun hambatan dalam pelaksanaan tindakan yang dijadikan dasar
perencanaan kegiatan pada siklus berikutnya.
H. Target Penelitian
Indikator keberhasilan penelitian dalam hal ini adalah indikator
ketercapaian aktivitas belajar siswa dinyatakan dalam bentuk presentase. Indikator
keberhasilan penelitian didapat dari penjabaran aspek-aspek aktivitas belajar
menjadi indikator. Aspek aktivitas belajar menurut Martinis Yamin (2007: 85)
meliputi aspek aktivitas visual, aktivitas oral, aktivitas mendengarkan, aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
menulis, aktivitas menggambar, aktivitas motorik, aktivitas mental, aktivitas
emosional.
Aspek yang sudah ditentukan kemudian disusun menjadi indikator
keberhasilan penelitian. Proses pembelajaran menurut Mulyasa (2006: 101)
dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian besar (75%) siswa peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran.
Penelitian dapat dihentikan apabila setiap indikator dari aspek yang
diukur sudah mencapai target yang ditentukan, sebaliknya jika masing-masing
variabel yang diukur belum memenuhi target capaian maka dilanjutkan siklus
berikutnya untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Daftar target dari masing-
masing variabel yang akan diukur dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Indikator Keberhasilan Tindakan
Konsep Aspek Indikator TargetAktivitas belajaradalah kegiatanpembelajaran yangdilakukan berpusatpada siswa, siswa ikutberpartisipasi dalampembelajaran (Yamin,2007: 75).
Visual Membaca buku sumberpelajaran
75%
Mengamati eksperimen 75%Oral Mengajukan pertanyaan 75%
Menjawab pertanyaan 75%Berdiskusi 75%
Mendengarkan Mendengarkan penjelasan guru 75%Menulis Membuat laporan hasil
praktikum75%
Mengerjakan soal 75%Membuat catatan 75%
Motorik Melakukan percobaan 75%Menggambar Menggambar 75%Mental Mengingat materi pelajaran 75%Emosional Berani menanggapi pendapat 75%
Bersemangat dalampembelajaran biologi
75%
Target keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan diwujudkan dalam
beberapa kali kegiatan pembelajaran, setiap pembelajaran yang dilakukan pada
tiap siklus mengenai materi pelajaran fotosintesis. Pembelajaran dengan
penerapan strategi inkuiri terbimbing dilakukan sampai target tercapai.
Prosedur jalannya penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada Gambar 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Gambar 4. Skema Prosedur PTK
(Kemmis dan Mc. Taggart dalam Sukardi. 2001: 215)
Revised
Plan
Reflect
Plan
an
Reflect
Act & Observe
1.a. PerencanaanPenyusunan instrumenpembelajaran berupa: silabus danRPP untuk siklus 1, LKS untukkegiatan eksperimen.
1.d. Refleksi Menganalisis kelebihan dan kekurangan yang masih
terdapat pada rancangan strategi pembelajaraninkuiri terbimbing; Menganalisis peningkatanaktivitas pembelajaran di kelas
1.b. Pelaksanaan Pembelajaran Penerapan kegiatan pembelajaran
yang telah disusun dalam RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP)dengan menggunakan strategipembelajaran inkuiri terbimbing
Pengamatan terhadap delapan aspekaktivitas pembelajaran Biologi danketerlaksanaan sintaks strategipembelajaran inkuiri terbimbingmenggunakan lembar observasi
1.c. Pengambilan dataPengambilan data yang diperolehmelalui observasi, angket, wawancara,hasil tes dan dokumentasi.
2.d. Refleksi Menganalisis kelebihan dan
kekurangan yang masih terdapatpada rancangan strategipembelajaran inkuiri terbimbing
Mengemukakan hasil yang diperolehpada siklus I
2. b. Pelaksanaan Pembelajaran Penerapan kegiatan pembelajaran
yang telah disusun dalam RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP)dengan menggunakan strategipembelajaran inkuiri terbimbing
Pengamatan terhadap kedelapanaspek aktivitas belajar Biologi danketerlaksanaan sintaks strategipembelajaran inkuiri terbimbingmenggunakan lembar observasi
1.c. Pengambilan dataPengambilan data yang diperolehmelalui observasi, angket,wawancara, hasil tes dandokumentasi.
2.a. (Perbaikan) Perencanaan Memperbaiki perencanaan berdasarkan
refleksi siklus I Penyusunan instrumen pembelajaran
berupa: silabus dan RPP untuk siklus 2,LKS untuk kegiatan eksperimen.
Act & Observe
Target tercapai Peningkatan aspek aktivitasbelajar siswa dalam pembelajaran ≥ 75%
Peningkatan iklim kelas,sikap siswa, dan motivasi belajarsebagai aspek kualitas pembelajaran ≥75%
Act & Observe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data dan Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun
pelajaran 2010/2011. Data sekolah beserta data dan deskripsi kelas tempat
penelitian dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Data dan Deskripsi Sekolah
SMP Negeri 22 Surakarta berdiri pada tahun 1985 dan mulai beroperasi
pada tahun 1986. Dahulu sebelum memiliki gedung sendiri, SMP Negeri 22
Surakarta menginduk pada SMP Negeri 5 Surakarta. Tetapi setelah memiliki
gedung sendiri, maka mulailah SMP Negeri 22 Surakarta untuk beroperasi sendiri
ditengah perkampungan penduduk tepatnya di Jalan Irawan Makam Bergola,
Serengan, Surakarta. SMP Negeri 22 Surakarta terletak sejauh 7 km dari pusat
kota Surakarta.
Sejak awal berdiri sampai dengan sekarang SMP Negeri 22 Surakarta
sudah dipimpin oleh 15 Kepala Sekolah, dan Kepala Sekolah untuk saat ini adalah
Drs. Joko Slameto, M. Pd. Sekarang ini mempunyai 18 ruang kelas untuk kegiatan
belajar mengajar. Kelas VII ada 6 kelas, kelas VIII ada 6 kelas dan kelas IX ada 6
kelas.
2. Data dan Deskripsi Kelas
Siswa kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta pada tahun pelajaran
2010/2011 berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 16 putra dan 19 putri dengan wali
kelas ibu Herni Budiati, S. Pd. Ruang kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta
berukuran kurang lebih 7x9 m2, yang terletak di lantai dua. Bangku siswa
berjumlah 20 buah, kursi siswa berjumlah 40 buah, dan meja guru serta kursi guru
masing-masing satu buah. Dinding kanan dengan jendela kaca di sebelah kanan
dan kiri sehingga menjadikan ruangan kelas terang oleh sinar matahari. Pergantian
udara yang baik mejadikan kelas sehat serta kelas yang selalu dalam keadaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
bersih sehingga nyaman untuk belajar. Sedangkan dinding kiri ruang kelas VIII E
berbatasan dengan pagar pemisah antara jalan dengan tembok sekolahan.
Inventaris kelas tertata dengan baik sehingga nyaman dipergunakan
sebagai tempat belajar guru dan siswa kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta.
Sebuah meja guru dengan taplak berwarna merah dan sebuah kursi guru terletak
di deretan meja depan pojok paling timur. Sebuah whiteboard, papan tulis hitam,
terletak di muka kelas. Papan tulis hitam berukuran kecil terdapat tepat di sebelah
utara meja guru untuk mengisi data administrasi kelas yang meliputi jadwal
pelajaran dan guru mengajar, inventaris kelas, susunan organisasi kelas, absensi
kelas, dan daftar piket. Karena dalam penelitian ini mennggunakan strategi inkuiri
terbimbing yang dalam pelaksanaannya terdapat kegiatan eksperimen, maka
kegiatan belajar mengajar dipindah ke ruang laboratorium.
Berikut ini adalah skema setting kelas VIII E dengan menerapkan strategi
pembelajaran inkuri terbimbing yang dilaksanakan di ruang laboratorium dengan
ukuran 10x8 m2.
1 2
7 7
Gambar 5. Skema Ilustrasi Penerapan Strategi Inkuiri Terbimbing di laboratorium
SMP Negeri 22 Surakarta
4.Meja (K I)
4.Meja(K II)
4.Meja(K III)
4.Meja(K IV)
4.Meja(K V)
4.Meja(K VI)
6.Almari 6.Almari
5
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Keterangan :
1. Pintu Masuk I. Kelompok 1
2. Papan Tulis II. Kelompok 2
3. Meja dan Kursi Guru III. Kelompok 3
4. Meja dan Kursi Siswa IV. Kelompok 4
5. Handycam V. Kelompok 5
6. Almari VI. Kelompok 6
7. Observer
B. Hasil Penelitian
1. Prasiklus
Pelaksanaan tindakan prasiklus pada Senin tanggal 20 Maret 2011.
Kondisi awal aktivitas belajar biologi siswa kelas VIII E SMP Negeri 22
Surakarta pada tiap aspek sebelum diterapkan strategi inkuiri terbimbing dapat
dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Hasil Prasiklus dapat dilihat pada lampiran 3
halaman 153-154.
Tabel 5. Persentase Capaian Aktivitas Belajar Siswa Tiap Aspek pada PrasiklusNo Aspek Capaian Aspek (%)
1 Aktivitas Visual 26,852 Aktivitas Oral 55,423 Aktivitas Mendengarkan 57,714 Aktivitas Menulis 37,905678
Aktivitas MotorikAktivitas MenggambarAktivitas MentalAktivitas Emosional
00,0056,5751,4262,85
JUMLAH TOTAL 349,76RATA-RATA 43,59
Setiap aspek kemudian dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator, capaian setiap
indikator pada lembar observasi aktivitas belajar biologi siswa prasiklus dapat
dilihat pada Tabel 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel 6. Persentase Capaian Aktivitas Belajar Siswa Tiap Indikator pada Prasiklus
Tabel 5 menunjukkan nilai capaian tiap aspek aktivitas belajar siswa
kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 pada setiap
indikatornya dalam proses pembelajaran biologi sebelum penerapan strategi
inkuiri terbimbing dalam pembelajaran biologi tahap prasiklus. Hal ini
menunjukkan bahwa persentase capaian aktivitas belajar siswa dalam proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas untuk prasiklus berkisar antara 0,00%
sampai 68,57% dengan persentase rata-rata untuk setiap indikator adalah 43,59%.
Persentase tertingi yaitu pada aspek aktivitas emosional sebesar 68,57%,
sedangkan aspek terendah yang belum dapat teramati yaitu pada aspek aktivitas
motorik sebesar 0,00%.
Berdasarkan Tabel 6 juga dapat diketahui bahwa persentase capaian
setiap indikator aktivitas belajar masih di bawah rata-rata berkisar antara 0,00%-
68,57%, jika dibandingkan dengan kriteria standar pencapaian nilai aktivitas
belajar minimal 75%. Persentase tertinggi yaitu pada indikator bersemangat dalam
pelajaran biologi sebesar 68,57%. Persentase terendah dan belum dapat teramati
sebesar 0,00% yaitu pada indikator mengamati praktikum, membuat laporan hasil
No Indikator CapaianIndikator (%)
1 Membaca buku sumber pelajaran 53,712 Mengamati praktikum 00,003 Mengajukan pertanyaan 55,424 Menjawab pertanyaan 54,285 Melakukan diskusi kelompok 62,286 Mempresentasikan hasil diskusi 49,717 Mendengarkan penjelasan 57,718 Menyusun laporan praktikum 00,009 Mengerjakan tugas 55,4210 Membuat catatan 58,2811 Menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum 00,0012 Melakukan praktikum 00,0013 Menggambar 56,5714 Mengingat materi pelajaran 51,4215 Berani menanggapi pendapat 57,1416 Bersemangat dalam pembelajaran biologi 68,57JUMLAH TOTAL 680,57
RATA-RATA 42,53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
praktikum, mempersiapkan alat dan bahan praktikum dan melakukan praktikum.
Dengan melihat capaian nilai aktivitas belajar siswa tersebut dapat dikatakan
bahwa siswa belum terlibat secara aktif dalam pembelajaran secara maksimal.
Persentase capaian aktivitas belajar yang masih rendah ini antara lain disebabkan
belum diterapkan strategi inkuiri terbimbing.
Hasil wawancara dengan siswa tentang strategi yang digunakan oleh guru
selama pembelajaran biologi menunjukkan bahwa siswa menyatakan
pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi di mana guru lebih banyak
menerangkan pada saat menyampaikan materi kepada siswa sehingga membuat
siswa kurang tertarik terhadap materi dan siswa kesulitan dalam mengaitkan
konsep materi pelajaran biologi dengan penerapannya di kehidupan sekitar. Hasil
wawancara guru dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 175-180 dan wawancara
siswa halaman 184-203. Hal ini kurang mendukung siswa untuk dapat
mengembangkan aktivitas belajarnya. Data mengenai aktivitas belajar biologi
siswa selain diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, juga diperoleh dari
hasil angket dengan menjabarkan setiap indikator menjadi item pernyataan. Di
mana setiap siswa diminta mengisi angket mengenai aktivitas belajar biologi
siswa pada setiap akhir siklus. Hasil Angket dapat dilihat pada lampiran 3
halaman 165-170.
Indikator aktivitas belajar siswa berdasarkan angket aktivitas belajar
siswa didapatkan hasil yang jauh berbeda dengan observasi. Siswa pada saat
pengisian angket merasa pernah melakukan berbagai aktivitas belajar. Aktivitas
belajar yang dilakukan tidak secara rutin karena strategi pembelajaran yang
digunakan guru kurang menunjang dihasilkannya berbagai aktivitas belajar
tersebut.
Berdasarkan hasil observasi, angket, dan wawancara yang telah
dilakukan diperoleh bahwa aktivitas belajar siswa masih rendah. Jadi, dapat
ditarik kesimpulan bahwa masalah di kelas tersebut adalah rendahnya aktivitas
belajarsiswa dalam pembelajaran biologi.
Berdasarkan permasalahan yang didapatkan dari kegiatan observasi, hasil
angket prasiklus serta wawancara terhadap siswa, selanjutnya diberikan tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
dalam proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan strategi inkuri terbimbing.
Tujuan dari pemberian tindakan ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa dalam proses pembelajaran biologi
Biologi merupakan salah satu cabang ilmu sains hendaknya menerapkan
strategi atau metode pengajaran yang mengupayakan pengembangan proses
perolehan dan keaktifan belajar siswa. Guru memberi bimbingan untuk mencari,
merumuskan masalah, mengumpulkan data, merumuskan hipótesis, merancang
dan melaksanakan eksperimen, menyimpulkan, dan menggeneralisasikan.
Penerapan inkuiri terbimbing merupakan salah satu strategi yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran biologi yang memberikan kesempatan luas
kepada siswanya. Startegi ini mengutamakan keterlibatan siswa secara aktif dan
kreatif dalam mencari, memeriksa, dan merumuskan konsep dan prinsip biologi
serta mendorong siswa untuk mengembangkan intelektual dan keterampilan
dalam memecahkan masalah dengan bantuan bimbingan, arahan dari guru.
Penerapan inkuiri memungkinkan siswa untuk melakukan pembelajaran
secara aktif, tidak hanya membaca dan mendengar tetapi juga memberikan
kesempatan pada siswa untuk berlatih mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan
dengan penuh percaya diri, berdiskusi, berpartisipasi, bekerjasama, serta
memecahkan masalah-masalah tertentu berkaitan dengan materi pembelajaran.
Strategi inkuiri terbimbing merupakan sesuatu yang sangat menantang
dan melahirkan interaksi antara yang diyakini anak sebelumnya terhadap suatu
bukti baru untuk mencapai pemahaman yang lebih baik, melalui proses dan
metode eksplorasi untuk menurunkan, dan menguji gagasan-gagasan baru. Sudah
barang tentu hal tersebut melibatkan sikap-sikap untuk mencari penjelasan dan
menghargai gagasan orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, berpikir kritis,
jujur, kreatif, dan berpikir lateral. Oleh karena itu penerapan strategi inkuiri
terbimbing dapat diterapkan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Ada dua siklus yang diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan
kurang optimalnya aktivitas belajar siswa VIII E SMP Negeri 22 Surakarta dalam
pembelajaran biologi tersebut. Secara rinci akan dijelaskan deskripsi mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
pelaksanaan setiap siklus dalam penelitian. Pada setiap siklus yang dilakukan
masing-masing menerapkan strategi inkuri terbimbing. Untuk mengetahui
perubahan yang terjadi setelah dilakukan tindakan yang merupakan pengaruh dari
tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan memberikan angket dan
lembar observasi aktivitas belajar siswa pada tiap akhir siklus.
Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal adalah merencanakan,
melaksanakan, mengobservasi dan mengevaluasi, menganalisis serta merefleksi
tindakan yang masuk dalam rangkaian siklus. Penelitian yang dilakukan terdiri
dari dua siklus dan penelitian diakhiri sampai indikator aktivitas belajar siswa
mencapai target yang telah ditentukan yaitu 75%.
2. Siklus I
Siklus I terdiri dari kegiatan perencanaan (planning), pelaksanaan
(acting), observasi(observing), dan refleksi (reflecting).
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Perencanaan pembelajaran biologi melalui penerapan strategi inkuiri
terbimbing dilakukan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu (4 x 40 menit).
Pada tahap ini dipersiapkan beberapa instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKS,
persiapan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum, soal yang akan
digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar, lembar observasi, memperbanyak
angket aktivitas belajar, lembar observasi keterlaksanaan sintaks, pedoman
wawancara guru, dan pedoman wawancara siswa. Semua instrumen terkait
dengan proses pembelajaran seperti Silabus, RPP, dan LKS telah dikonsultasikan
sebelumnya dengan guru pengampu mata pelajaran biologi kelas VIII E SMP
Negeri 22 Surakarta.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Guru melaksanakan pembelajaran yang terdiri dari dua kali pertemuan
pada siklus I. Masing-masing pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 40
menit). Materi pelajaran pada siklus I adalah Kompetensi Dasar 4.1 yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan
hijau, pada pokok bahasan Fotosintesis.
Pertemuan ke-1
Pelaksanaan tindakan pertama pada Senin tanggal 18 April 2011 yang
terdiri dari satu kali tatap muka. Pada awal pembelajaran guru membagi siswa ke
dalam 6 kelompok yang heterogen. Selanjutnya guru membangkitkan minat siswa
dengan memberikan suatu demonstrasi ringan dan permasalahan untuk
mengantarkan siswa kepada materi yang akan dipelajari (engagement). Dalam
tahap ini siswa mengamati fenomena yang dipertunjukkan guru. Kemudian guru
membimbing siswa untuk berdiskusi kelompok, bereksplorasi membuat hipotesis.
Sebelumnya siswa diminta untuk mempersiapkan tanaman Hydrilla sp dan ember
berisi air penuh. Guru menyuruh siswa untuk membuktikan kebenaran dari
hipotesisnya. Selanjutnya siswa diminta melakukan eksperimen untuk
membuktikan kebenaran hipotesis dan membagikan lembar kerja siswa (LKS).
Setelah guru menyiapkan alat dan bahan, siswa melakukan eksperimen
sesuai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) serta memecahkan permasalahan yang
ada dalam LKS tersebut. Selain itu, guru membimbing siswa selama
berlangsungnya eksperimen di laboratorium untuk mengurangi resiko kesalahan
dalam praktikum dan efisiensi waktu. Pemberian lembar kerja siswa bertujuan
agar siswa berusaha menemukan konsep melalui pemecahan masalah yang
ditemukan saat kegiatan eksperimen. Siswa diminta membuat laporan hasil
pengamatan secara sistematis. LKS dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 86 dan
halaman 109.
Pertemuan ke-2
Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua dilaksanakan pada
tanggal Selasa 19 April 2011 adalah awalnya pembelajaran guru membuka
pelajaran. Kemudian guru mengingatkan kembali pelajaran yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru membimbing,
mengarahkan siswa untuk mendiskusikan dan menganalisa data hasil eksperimen
secara berkelompok. Setelah itu, guru meminta siswa untuk mempresentasikan
hasil pengamatan dan hasil pemecahan masalah dalam lembar kerja siswa. Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan
kelas. Guru memotivasi siswa untuk bertanya pada kelompok yang
mempresentasikan. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan
hasil diskusi dari eksperimen. Setelah itu, guru memberi penegasan konsep
tentang materi pelajaran. Tahap selanjutnya siswa diberi tes akhir untuk
mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep pelajaran
yang telah dipelajari.
c. Observasi Tindakan Siklus I
Pada proses pembelajaran yang berlangsung dilakukan observasi
terhadap aktivitas belajar siswa yang meliputi delapan aspek penilaian yaitu aspek
visual, oral, mendengarkan, menulis, motorik, menggambar, mental, emosional
serta terhadap keterlaksanaan sintaks pembelajaran strategi inkuiri terbimbing.
Observasi aktivitas belajar siswa dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan
penyebaran angket yang bersifat tertutup serta wawancara. Selain dari observasi,
data siswa juga diambil melalui pengisian angket yang bersifat tertutup dan
wawancara guru dan siswa.
Hasil perhitungan angket berdasarkan indikator aktivitas belajar siswa
pra siklus adalah 66,69%, setelah dilakukan tindakan pada siklus I yaitu
penerapan strategi inkuiri terbimbing, aktivitas belajar siswa berdasarkan angket
meningkat menjadi 73,99%. Hasil wawancara pada siswa menunjukkan adanya
peningkatan, siswa mulai beradaptasi dengan strategi inkuiri terbimbing.
Hasil data observasi aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi
pada siklus I serta perbandingannya dengan hasil pada prasiklus dan siklus I,
dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Hasil Siklus I dapat dilihat pada lampiran
3 halaman 154-155.
Tabel 7. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Observasi Aktivitas BelajarBiologi Siswa Prasiklus dan Siklus 1
No Aspek Capaian Aspek (%)
Pra-Siklus Siklus I
1 Aktivitas Visual 26,85 62,282 Aktivitas Oral 56,42 61,283 Aktivitas Mendengarkan 57,71 66,284 Aktivitas Menulis 37,90 55,61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
56
Aktivitas MotorikAktivitas Menggambar
00,0056,57
70,5744,00
7 Aktivitas Mental 51,42 64,578 Aktivitas Emosional 62,85 70,28
JUMLAH TOTAL 349,76 494,90RATA-RATA 43,72 61,86Setiap aspek kemudian dijabarkan lagi menjadi indikator-
indikator,capaian setiap indikator pada lembar observasi aktivitas belajar biologi
siswa prasiklus dan siklus I dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi Aktivitas BelajarBiologi Siswa Prasiklus dan Siklus 1
No Indikator Capaian Indikator (%)Pra-
SiklusSiklus I
1 Membaca buku sumber pelajaran 53,71 61,142 Mengamati praktikum 00,00 63,423 Mengajukan pertanyaan 55,42 62,854 Menjawab pertanyaan. 54,28 66,855 Melakukan diskusi kelompok 62,28 64,576 Mempresentasikan hasil diskusi 53,71 51,427 Mendengarkan penjelasan guru 57,71 66,288 Menyusun laporan praktikum 00,00 54,859 Mengerjakan tugas 55,42 62,2810 Membuat catatan 58,28 49,7111 Menyiapkan alat dan bahan praktikum 00,00 69,7112 Melakukan praktikum 00,00 71,4213 Menggambar 56,57 44,0014 Mengingat materi pelajaran 51,42 64,5715 Berani menanggapi pendapat 57,14 69,7116 Bersemangat dalam pembelajaran biologi 68,57 79,85
JUMLAH TOTAL 684,57 993,14RATA-RATA 42,78 62,07Berdasarkan hasil observasi mengenai indikator aktivitas belajar
diperoleh hasil rata-rata persentase indikator mencapai 62,07% dan rata-rata
presentase aspek pada siklus I mencapai 61,86%. Target mengenai aktivitas
belajar yang diperoleh dari hasil observasi pada siklus I belum tercapai karena
target untuk hasil observasi untuk rata-rata indikator maupun rata-rata aspek
belum mencapai lebih dari atau sama dengan 75%.
Tabel lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I
Persentase hasil capaian aktivitas belajar siswa pada lembar observasi
baik dari segi aspek maupun indikatornya mengalami peningkatan setelah
diberikan tindakan berupa penerapan strategi inkuiri terbimbing. Untuk
mempermudah mengetahui peningkatan persentase capaian aktivitas belajar siswa
pada siklus I dengan hasil prasiklus, disajikan diagram pada Gambar 6 dan
Gambar 7.
Gambar 6. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Aspek Pasca Prasiklus dan Siklus I Berdasarkan Data LembarObservasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa
0
20
40
60
80
Per
sent
ase
(%)
Perbandingan CapaianAktivitas Belajar Pada Tiap Aspek
42
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I
Persentase hasil capaian aktivitas belajar siswa pada lembar observasi
baik dari segi aspek maupun indikatornya mengalami peningkatan setelah
diberikan tindakan berupa penerapan strategi inkuiri terbimbing. Untuk
mempermudah mengetahui peningkatan persentase capaian aktivitas belajar siswa
pada siklus I dengan hasil prasiklus, disajikan diagram pada Gambar 6 dan
Gambar 7.
Gambar 6. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Aspek Pasca Prasiklus dan Siklus I Berdasarkan Data LembarObservasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa
Aspek Aktivitas Belajar
Perbandingan CapaianAktivitas Belajar Pada Tiap Aspek
Prasiklus
Siklus I
42
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I
Persentase hasil capaian aktivitas belajar siswa pada lembar observasi
baik dari segi aspek maupun indikatornya mengalami peningkatan setelah
diberikan tindakan berupa penerapan strategi inkuiri terbimbing. Untuk
mempermudah mengetahui peningkatan persentase capaian aktivitas belajar siswa
pada siklus I dengan hasil prasiklus, disajikan diagram pada Gambar 6 dan
Gambar 7.
Gambar 6. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Aspek Pasca Prasiklus dan Siklus I Berdasarkan Data LembarObservasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa
Prasiklus
Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Gambar 7.Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Indikator Pasca Prasiklus dan Siklus I Berdasarkan Data LembarObservasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa
Berdasarkan Gambar 6 dan Gambar 7, dapat dilihat bahwa persentase
untuk semua aspek dan indikator aktivitas mengalami peningkatan dibandingkan
dengan hasil prasiklus sebelum penerapan strategi inkuiri terbimbing, namun
peningkatan ini tidak sama untuk setiap aspek maupun indikatornya. Beberapa
aspek dan indikator mengalami peningkatan yang cukup besar dibandingkan
dengan aspek atau indikator yang lain.
Dari Tabel 7 dan Tabel 8 dapat diketahui bahwa peningkatan persentase
setiap aspek atau indikator tidak sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah.
Peningkatan persentase aspek aktivitas yang paling tinggi terdapat pada aspek
kelima (aspek motorik) yaitu sebesar 70,57% dan persentase aktivitas yang paling
rendah terdapat pada aspek keenam (aspek menggambar) yaitu 44,00% dengan
capaian indikator rata-rata kelas sebesar 61,86%. Untuk peningkatan persentase
indikator aktivitas yang paling tinggi terdapat pada indikator kedelapan belas
(bersemangat) yaitu 79,85% dan persentase paling rendah terdapat pada ketiga
belas (menggambar/membuat tabel) yaitu 44,00% dengan capaian indikator rata-
rata kelas sebesar 62,07%. Untuk capaian aktivitas belajar siswa pada siklus I ini
0
50
100
1 2 3 4
Per
sent
ase
(%)
Indikator Observasi Aktivitas Belajar Siswa ke-
Perbandingan CapaianAktivitas Belajar Siswa Tiap Indikator
43
Gambar 7.Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Indikator Pasca Prasiklus dan Siklus I Berdasarkan Data LembarObservasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa
Berdasarkan Gambar 6 dan Gambar 7, dapat dilihat bahwa persentase
untuk semua aspek dan indikator aktivitas mengalami peningkatan dibandingkan
dengan hasil prasiklus sebelum penerapan strategi inkuiri terbimbing, namun
peningkatan ini tidak sama untuk setiap aspek maupun indikatornya. Beberapa
aspek dan indikator mengalami peningkatan yang cukup besar dibandingkan
dengan aspek atau indikator yang lain.
Dari Tabel 7 dan Tabel 8 dapat diketahui bahwa peningkatan persentase
setiap aspek atau indikator tidak sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah.
Peningkatan persentase aspek aktivitas yang paling tinggi terdapat pada aspek
kelima (aspek motorik) yaitu sebesar 70,57% dan persentase aktivitas yang paling
rendah terdapat pada aspek keenam (aspek menggambar) yaitu 44,00% dengan
capaian indikator rata-rata kelas sebesar 61,86%. Untuk peningkatan persentase
indikator aktivitas yang paling tinggi terdapat pada indikator kedelapan belas
(bersemangat) yaitu 79,85% dan persentase paling rendah terdapat pada ketiga
belas (menggambar/membuat tabel) yaitu 44,00% dengan capaian indikator rata-
rata kelas sebesar 62,07%. Untuk capaian aktivitas belajar siswa pada siklus I ini
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Indikator Observasi Aktivitas Belajar Siswa ke-
Perbandingan CapaianAktivitas Belajar Siswa Tiap Indikator
Prasiklus
Siklus I
43
Gambar 7.Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Indikator Pasca Prasiklus dan Siklus I Berdasarkan Data LembarObservasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa
Berdasarkan Gambar 6 dan Gambar 7, dapat dilihat bahwa persentase
untuk semua aspek dan indikator aktivitas mengalami peningkatan dibandingkan
dengan hasil prasiklus sebelum penerapan strategi inkuiri terbimbing, namun
peningkatan ini tidak sama untuk setiap aspek maupun indikatornya. Beberapa
aspek dan indikator mengalami peningkatan yang cukup besar dibandingkan
dengan aspek atau indikator yang lain.
Dari Tabel 7 dan Tabel 8 dapat diketahui bahwa peningkatan persentase
setiap aspek atau indikator tidak sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah.
Peningkatan persentase aspek aktivitas yang paling tinggi terdapat pada aspek
kelima (aspek motorik) yaitu sebesar 70,57% dan persentase aktivitas yang paling
rendah terdapat pada aspek keenam (aspek menggambar) yaitu 44,00% dengan
capaian indikator rata-rata kelas sebesar 61,86%. Untuk peningkatan persentase
indikator aktivitas yang paling tinggi terdapat pada indikator kedelapan belas
(bersemangat) yaitu 79,85% dan persentase paling rendah terdapat pada ketiga
belas (menggambar/membuat tabel) yaitu 44,00% dengan capaian indikator rata-
rata kelas sebesar 62,07%. Untuk capaian aktivitas belajar siswa pada siklus I ini
Prasiklus
Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan capaian aktivitas belajar siswa
pada prasiklus.
Bila dilihat secara umum, banyak indikator yang masih dibawah nilai
rata-rata. Akan tetapi, terjadi peningkatan persentase yang menunjukkan bahwa
ada perubahan tingkah laku siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar menjadi
lebih baik. Siswa yang secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dicirikan
oleh dua aktivitas yaitu aktif dalam berpikir dan aktif dalam berbuat (Paul
Suparno, 2002:42). Jumlah siswa yang ikut aktif dalam proses pembelajaran
berupa aktivitas visual, oral, mendengarkan, menulis, motorik, menggambar,
mental dan emosional juga semakin bertambah. Hasil ini menunjukkan bahwa
keterlibatan siswa dalam mengarahkan perhatian pada kegiatan pembelajaran,
keberanian mengungkapkan permasalahan, ikut serta dalam kegiatan proses
belajar, berusaha sungguh-sungguh dalam pembelajaran dan semangat siswa
mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan yang berarti.
Hasil observasi terhadap penerapan strategi inkuiri terbimbing juga
didukung dengan penyebaran angket dan wawancara. Hasil pengisian angket
siklus I diperoleh hasil capaian persentase baik aspek aktivitas maupun indikator
meningkat bila dibandingkan hasil angket prasiklus, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran.
Berdasarkan data hasil wawancara yang dilakukan baik dengan guru dan
siswa secara umum tanggapan positif terhadap penerapan strategi inkuiri
terbimbing, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Selain itu dalam
proses belajar ini juga menuntut keterampilan siswa dalam melaksanakan
praktikum, jadi pengetahuan awal peserta didik tentang sebuah persoalan,
menjadi hal yang sangat penting sekaligus dapat dijadikan sebagai dasar untuk
berpikir dalam melaksanakan praktikum.
Berdasarkan catatan tambahan selama proses belajar mengajar pada siklus
I, menunjukkan bahwa pada saat diskusi beberapa siswa lebih senang bekerja
secara individual daripada berdiskusi kelompok dan saling bertukar pengetahuan
sehingga diskusi kelompok tidak berjalan dengan baik. Pada catatan tambahan
siklus I, juga ditemukan pada saat presentasi hanya perwakilan kelompok yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
meyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Hal ini yang juga menjadi faktor
penyebab tidak semua siswa dapat menyatakan pendapatnya tentang materi yang
dibahas. Siswa belum mau membaca dan mempelajari materi pelajaran karena
mereka merasa sudah cukup dengan satu buku pegangan yang mereka miliki
sehingga pengetahuan siswa tentang materi yang dipelajari kurang. Siswa tidak
mencari sumber belajar yang lain mengakibatkan jawaban terhadap permasalahan
yang diberikan hampir sama dan sedikit yang memberikan pendapat yang
berbeda.
Peningkatan persentase untuk setiap aspek dan indikator ini
menunjukkan adanya pengaruh positif penerapan strategi inkuiri terbimbing
dalam proses pembelajaran. Pengaruh ini terutama yaitu mampu meningkatkan
aktivitas belajar siswa meliputi aktivitas visual, aktivitas oral, aktivitas
mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas motorik, aktivitas menggambar,
aktivitas mental dan aktivitas emosional.
Secara keseluruhan, baik dari segi aspek maupun indikator, tingkat
penguasaan aktivitas belajar siswa dari prasiklus ke siklus I terjadi peningkatan.
Namun dari segi aspek dan indikator masih belum mencapai standar pencapaian
aktivitas belajar yaitu sebesar 75%.
Dalam rangka untuk mencapai standar pencapaian penguasaan aktivitas
belajar siswa yang telah ditargetkan yaitu sebesar 75%, maka dilakukan tindakan
untuk siklus selanjutnya.
Beberapa kekurangan yang ditemukan pada siklus I adalah sebagai
berikut:
1) Siswa belum bisa bekerja sama secara optimal dengan temannya dalam
praktikum maupun diskusi kelompok
2) Siswa kurang merespon/menanggapi pendapat atau pertanyaan yang
diajukan guru atau siswa.
3) Pengamatan yang dilakukan kurang berjalan dengan baik masih ada
beberapa siswa yang bekerja sendiri dan yang lain tidak melakukan
pengamatan dalam satu kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari tindakan I, maka perencanaan
tindakan untuk siklus II meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Berdasarkan refleksi yang dilakukan di siklus I, siswa belum bisa bekerja
sama secara optimal dengan temannya dalam praktikum dan diskusi
kelompok. Sebagai tindak lanjut terhadap hasil refleksi siklus I. Guru lebih
mengingatkan lagi tentang pentingnya kerja sama dan diskusi kelompok.
2) Berdasarkan refleksi yang dilakukan di siklus I, siswa kurang menanggapi
pendapat atau pertanyaan yang diajukan oleh guru atau siswa. Sebagai
tindak lanjut terhadap hasil refleksi siklus I,guru membuat suasana
pembelajaran menjadi lebih komunikatif, serta memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang menarik. Selain itu, guru juga memberikan reward
(penghargaan) bagi siswa yang mau bertanya atau menjawab pertanyaan,
dan berusaha mempertahankan pendapat. Tujuannya adalah membuat
siswa berani dan percaya diri untuk mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan, mempertahankan pendapat.
3) Berdasarkan refleksi yang dilakukan di siklus I, sebaiknya guru berkeliling
ke setiap kelompok untuk menekankan pada siswa untuk saling membantu
dan melakukan tanya jawab saat eksperimen.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II untuk pertemuan pertama
dilaksanakan Selasa tanggal 3 Mei 2011 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada
Senin tanggal 16 Mei 2011 yang pada dasarnya sama dengan pelaksanaan
tindakan siklus I, yaitu dengan menerapkan strategi inkuri terbimbing dalam
pembelajaran biologi, yang membedakan pembelajaran pada siklus II ini adalah
upaya perbaikan yang akan dilakukan pada kegiatan pembelajaran seperti yang
dituliskan pada tahap perencanaan tindakan siklus II.
Pada siklus II ini dilaksanakan dalam dua kali tatap muka. Refleksi dari
siklus I bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pelaksanaan
tindakan sebelumnya dan membutuhkan upaya perbaikan pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Perbaikan terhadap kurangnya kerjasama antar siswa yaitu guru lebih
mengingatkan lagi tentang pentingnya kerja sama dan diskusi kelompok.
Perbaikan terhadap siswa yang kurang menanggapi pendapat atau pertanyaan
yang diajukan oleh guru atau siswa lain, adalah guru mencoba membuat suasana
menjadi lebih akrab dan komunikatif serta memberikan motivasi dengan intensitas
yang lebih tinggi kepada siswa sehingga siswa merasa nyaman. Guru juga
memberikan nilai bagi siswa yang mau bertanya atau menjawab pertanyaan agar
siswa berani dan percaya diri untuk mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan, menyampaikan dan mempertahankan pendapat. Pengamatan yang
dilakukan kurang berjalan dengan baik masih ada beberapa siswa yang bekerja
sendiri dan yang lain tidak melakukan pengamatan dalam satu kelompok, maka
guru berkeliling ke setiap kelompok untuk menekankan pada siswa untuk saling
membantu dan melakukan tanya jawab saat eksperimen.
c. Observasi Tindakan Siklus II
Observasi pada siklus II ini masih sama seperti halnya pada tindakan
pertama yaitu dilakukan penilaian dan observasi terhadap aktivitas belajar siswa
yang meliputi delapan aspek penilaian yaitu visual, oral, mendengarkan, menulis,
motorik, menggambar, mental, emosional serta terhadap keterlaksanaan sintaks
pembelajaran strategi inkuiri terbimbing. Selain observasi, pengambilan data juga
dilakukan dengan pengisian angket dan wawancara guru dan siswa.
Hasil pengambilan data aktivitas belajar siswa pada lembar observasi
dalam pembelajaran biologi pada siklus II serta perbandingannya dengan hasil
pada pra siklus dan siklus I, dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10. Hasil Siklus
II dilihat pada lampiran 3, halaman 157-158.
Tabel 9. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Observasi Aktivitas BelajarBiologi Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No Aspek Capaian Aspek (%)Pra-Siklus Siklus I Siklus II
1 Aktivitas Visual 26,85 62,28 85,422 Aktivitas Oral 55,42 61,28 77,003 Aktivitas Mendengarkan 57,71 66,28 82,284 Aktivitas Menulis 37,90 55,61 77,145 Aktivitas Motorik 00,00 70,57 80,286 Aktivitas Menggambar 56,57 44,00 61,14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
7 Aktivitas Mental 51,42 64,57 77,148 Aktivitas Emosional 62,85 70,28 81,42
JUMLAH TOTAL 349,76 494,90 621,85RATA-RATA 43,59 61,86 77,73Setiap aspek selanjutnya dijabarkan dalam indikator-indikator. Capaian
setiap indikator lembar observasi aktivitas belajar siswa siklus II dapat dilihat
pada Tabel 10.
Tabel 10. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi Aktivitas BelajarBiologi Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No Indikator Capaian Indikator (%)Pra-Siklus
Siklus I Siklus II
1 Membaca buku sumber pelajaran 53,71 61,14 85,142 Mengamati praktikum 00,00 63,42 85,713 Mengajukan pertanyaan 55,42 62,28 78,854 Menjawab pertanyaan. 54,28 66,85 77,715 Melakukan diskusi kelompok 62,28 64,57 76,006 Mempresentasikan hasil diskusi 49,71 51,42 75,427 Mendengarkan penjelasan guru 57,71 66,28 82,288 Menyusun laporan praktikum 00,00 54,85 76,009 Mengerjakan tugas 55,42 62,28 77,7610 Membuat catatan 58,28 49,71 77,7111 Menyiapkan alat dan bahan praktikum 00,00 69,71 77,1412 Melakukan praktikum 00,00 71,42 83,4213 Menggambar 56,57 44,00 61,1414 Mengingat materi pelajaran 51,42 64,57 77,1415 Berani menanggapi pendapat 57,14 69,71 76,5716 Bersemangat dalam pembelajaran biologi 68,57 79,85 86,28
JUMLAH TOTAL 680,57 993,14 1254,29RATA-RATA 42,53 62,07 78,39Berdasarkan hasil observasi mengenai indikator aktivitas belajar
diperoleh hasil rata-rata persentase aspek pada siklus II mencapai 77,73% dan
rata-rata persentase indikator mencapai 78,39%. Target yang diperoleh dari hasil
observasi mengenai aktivitas belajar pada siklus II sudah tercapai karena target
untuk hasil observasi baik untuk rata-rata aspek maupun rata-rata indikator sudah
mencapai lebih dari atau sama dengan 75%.
e. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Dari Tabel 9 dan Tabel 10 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan
persentase setiap aspek maupun indikator. Peningkatan persentase aspek aktivitas
yang paling tinggi terdapat pada aspek kedelapan (aspek emosional) yaitu sebesar
Tabel lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
81,42% dan persentase yang paling rendah terdapat pada aspek keenam (aspek
menggambar) yaitu 61,14% dengan capaian rata-rata kelas sebesar 77,73%.
Peningkatan persentase indikator aktivitas yang paling tinggi terdapat pada
indikator keenam belas (bersemangat) yaitu 86,28% dan persentase paling rendah
terdapat pada indikator ketiga belas (menggambar) yaitu 61,14% dengan capaian
rata-rata kelas sebesar 78,39%. Untuk capaian aktivitas belajar siswa pada siklus
II ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan capaian aktivitas belajar
siswa pada siklus I.
Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan persentase rata-rata aktivitas
belajar siswa secara umum terus meningkat dari prasiklus, siklus I dan siklus II.
Peningkatan persentase aktivitas belajar siswa secara umum dalam pembelajaran
biologi pada siklus II ini telah memenuhi target atau persentase yang telah
ditentukan.
Tingginya capaian persentase pada aspek aktivitas emosional disebabkan
karena siswa sangat antusias terhadap kegiatan praktikum. Sehingga siswa tidak
merasa bosan, siswa dapat secara langsung melakukan kegiatan praktikum serta
dapat menemukan konsep materi pelajaran dan yang terpenting siswa dapat
mengaitkan materi pelajaran yang diperoleh dengan menerapkannya secara
langsung pada kegiatan eksperimen. Perbandingan capaian persentase aktivitas
belajar siswa tiap aspek pada prasiklus, siklus I, dan siklus II disajikan dalam
diagram pada Gambar 8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar 8. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Aspek Pasca Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan DataLembar Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa
Dari diagram pada Gambar 8 terlihat jelas bahwa kenaikan persentase
capaian nilai aktivitas belajar pada aspek emosional lebih tinggi dibanding dengan
aspek-aspek yang lain.
Perbandingan persentasecapaian tiap indikator aktivitas belajar siswa
pada prasiklus, siklus I dan siklus II serta perbandingan capaian antar indikator
disajikan dalam diagram pada Gambar 9.
0102030405060708090
Per
sent
ase
(%
)Perbandingan Capaian
Aktivitas Belajar Tiap Aspek
50
Gambar 8. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Aspek Pasca Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan DataLembar Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa
Dari diagram pada Gambar 8 terlihat jelas bahwa kenaikan persentase
capaian nilai aktivitas belajar pada aspek emosional lebih tinggi dibanding dengan
aspek-aspek yang lain.
Perbandingan persentasecapaian tiap indikator aktivitas belajar siswa
pada prasiklus, siklus I dan siklus II serta perbandingan capaian antar indikator
disajikan dalam diagram pada Gambar 9.
Aspek Aktivitas Belajar
Perbandingan CapaianAktivitas Belajar Tiap Aspek
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
50
Gambar 8. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Aspek Pasca Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan DataLembar Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa
Dari diagram pada Gambar 8 terlihat jelas bahwa kenaikan persentase
capaian nilai aktivitas belajar pada aspek emosional lebih tinggi dibanding dengan
aspek-aspek yang lain.
Perbandingan persentasecapaian tiap indikator aktivitas belajar siswa
pada prasiklus, siklus I dan siklus II serta perbandingan capaian antar indikator
disajikan dalam diagram pada Gambar 9.
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Gambar 9. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi Siswa
Tiap Indikator Pasca Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan
Data Lembar Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa
Dari Tabel 9 dan Tabel 10 dapat diketahui bahwa kenaikan persentase
setiap aspek atau indikator tidak sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah.
Peningkatan persentase aspek aktivitas yang paling tinggi terdapat pada aspek
kedelapan (aspek emosional) yaitu sebesar 81,42% dan persentase yang paling
rendah terdapat pada aspek keenam (aspek menggambar) yaitu 61,14%dengan
capaian rata-rata kelas sebesar 77,73%. Untuk persentase peningkatan indikator
aktivitas yang paling tinggi terdapat pada indikator keenam belas (bersemangat)
yaitu 86,28% dan persentase paling rendah terdapat pada indikator ketiga belas
(menggambar) yaitu 61,14% dengan capaian rata-rata kelas sebesar 78,39%.
Hasil observasi terhadap penerapan strategi inkuiri terbimbing juga
didukung dengan penyebaran angket dan wawancara. Hasil pengisian angket
siklus II diperoleh hasil capaian persentase baik aspek aktivitas maupun
indikator meningkat bila dibandingkan hasil angket siklus I dan sudah mencapai
target, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 157.
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4
Per
sent
ase
(%)
Indikator Observasi Aktivitas Belajar Siswa ke-
Perbandingan CapaianAktivitas Belajar tiap Indikator
51
Gambar 9. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi Siswa
Tiap Indikator Pasca Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan
Data Lembar Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa
Dari Tabel 9 dan Tabel 10 dapat diketahui bahwa kenaikan persentase
setiap aspek atau indikator tidak sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah.
Peningkatan persentase aspek aktivitas yang paling tinggi terdapat pada aspek
kedelapan (aspek emosional) yaitu sebesar 81,42% dan persentase yang paling
rendah terdapat pada aspek keenam (aspek menggambar) yaitu 61,14%dengan
capaian rata-rata kelas sebesar 77,73%. Untuk persentase peningkatan indikator
aktivitas yang paling tinggi terdapat pada indikator keenam belas (bersemangat)
yaitu 86,28% dan persentase paling rendah terdapat pada indikator ketiga belas
(menggambar) yaitu 61,14% dengan capaian rata-rata kelas sebesar 78,39%.
Hasil observasi terhadap penerapan strategi inkuiri terbimbing juga
didukung dengan penyebaran angket dan wawancara. Hasil pengisian angket
siklus II diperoleh hasil capaian persentase baik aspek aktivitas maupun
indikator meningkat bila dibandingkan hasil angket siklus I dan sudah mencapai
target, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 157.
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Indikator Observasi Aktivitas Belajar Siswa ke-
Perbandingan CapaianAktivitas Belajar tiap Indikator
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
51
Gambar 9. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi Siswa
Tiap Indikator Pasca Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan
Data Lembar Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa
Dari Tabel 9 dan Tabel 10 dapat diketahui bahwa kenaikan persentase
setiap aspek atau indikator tidak sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah.
Peningkatan persentase aspek aktivitas yang paling tinggi terdapat pada aspek
kedelapan (aspek emosional) yaitu sebesar 81,42% dan persentase yang paling
rendah terdapat pada aspek keenam (aspek menggambar) yaitu 61,14%dengan
capaian rata-rata kelas sebesar 77,73%. Untuk persentase peningkatan indikator
aktivitas yang paling tinggi terdapat pada indikator keenam belas (bersemangat)
yaitu 86,28% dan persentase paling rendah terdapat pada indikator ketiga belas
(menggambar) yaitu 61,14% dengan capaian rata-rata kelas sebesar 78,39%.
Hasil observasi terhadap penerapan strategi inkuiri terbimbing juga
didukung dengan penyebaran angket dan wawancara. Hasil pengisian angket
siklus II diperoleh hasil capaian persentase baik aspek aktivitas maupun
indikator meningkat bila dibandingkan hasil angket siklus I dan sudah mencapai
target, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 157.
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Menurut hasil wawancara dengan guru, respon siswa positif terhadap
penerapan strategi inkuiri terbimbing. Melalui penerapan strategi inkuiri
terbimbing aktivitas belajar biologi siswa meningkat. Siswa menjadi lebih aktif
dalam KBM, seperti meningkatnya aktivitas oral (siswa lebih berani bertanya baik
kepada guru maupun teman bila ada materi yang belum dipahami, siswa lebih
berperan aktif dalam kegiatan diskusi dan berani dalam mengeluarkan pendapat
didepan kelas) dan aktivitas motorik (melakukan praktikum) yang diikuti
meningkatnya aktivitas belajar yang lain.
Menurut Rosmaini et all (2004:9-14) menyatakan bahwa peranan guru
dalam pengajaran antara lain fasilisator, pembimbing dan organisator. Jadi guru
harus mampu memberi dorongan agar siswa menjadi aktif dalam KBM. Salah
satu usaha yang dapat dilakukan agar siswa menjadi aktif yaitu dengan
menerapkan model-model pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis pada setiap indikator dan setiap aspek aktivitas
belajar siswa dapat diketahui bahwa secara keseluruhan baik tiap aspek maupun
tiap indikator aktivitas belajar siswa, telah mencapai target yaitu lebih dari 75%.
Meskipun sudah mencapai target, siswa masih perlu meningkatkan
kemampuannya dalam menggambarkan data empiris hasil percobaan atau
pengamatan dalam bentuk grafik atau tabel dan membaca/menjelaskan suatu
grafik, tabel atau diagram. Karena dalam membuat maupun menjelaskan tabel,
grafik, maupun diagram, dibutuhkan kejelian dan pemahaman yang tinggi. Dalam
hal ini siswa dituntut untuk bisa mengubah suatu data ke bentuk penyajian yang
lain atau sebaliknya. Siswa juga dituntut untuk bisa mengkonversikan data dalam
bentuk tabel, grafik atau diagram ke dalam kalimat-kalimat yang komunikatif dan
mudah dipahami.
Peningkatan persentase capaian aktivitas belajar siswa secara umum dari
prasiklus, siklus I hingga siklus II dapat dilihat pada Gambar 10.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Gambar 10. Perbandingan Rata-rata Capaian Indikator Antarsiklus
Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa dari siklus-siklus
sebelumnya persentase capaian aktivitas belajar siswa terus meningkat pada tiap
siklusnya karena dalam pembelajaran menerapkan strategi inkuiri terbimbing,
sehingga siswa mempunyai kebebasan untuk menyampaikan semua gagasan dan
pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang sebuah persoalan atau materi
pelajaran serta menghubungkannya dengan situasi nyata sehingga dapat
mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dalam
pembelajaran ini siswa menghubungkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan
materi baru yang menghasilkan makna dengan melaksanakan pembelajaran yang
diatur sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif.
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa
dapat diketahui bahwa capaian aktivitas belajar siswa pada siklus II sudah
sepenuhnya dapat mencapai presentase capaian target yang telah diharapkan.
Dengan demikian penelitian ini tidak dilanjutkan lagi untuk siklus berikutnya.
020406080
Prasiklus
42,53
Per
sent
ase
(%)
53
Gambar 10. Perbandingan Rata-rata Capaian Indikator Antarsiklus
Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa dari siklus-siklus
sebelumnya persentase capaian aktivitas belajar siswa terus meningkat pada tiap
siklusnya karena dalam pembelajaran menerapkan strategi inkuiri terbimbing,
sehingga siswa mempunyai kebebasan untuk menyampaikan semua gagasan dan
pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang sebuah persoalan atau materi
pelajaran serta menghubungkannya dengan situasi nyata sehingga dapat
mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dalam
pembelajaran ini siswa menghubungkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan
materi baru yang menghasilkan makna dengan melaksanakan pembelajaran yang
diatur sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif.
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa
dapat diketahui bahwa capaian aktivitas belajar siswa pada siklus II sudah
sepenuhnya dapat mencapai presentase capaian target yang telah diharapkan.
Dengan demikian penelitian ini tidak dilanjutkan lagi untuk siklus berikutnya.
Prasiklus Siklus I Siklus II
42,5362,07
78,39
Perbandingan Antarsiklus
53
Gambar 10. Perbandingan Rata-rata Capaian Indikator Antarsiklus
Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa dari siklus-siklus
sebelumnya persentase capaian aktivitas belajar siswa terus meningkat pada tiap
siklusnya karena dalam pembelajaran menerapkan strategi inkuiri terbimbing,
sehingga siswa mempunyai kebebasan untuk menyampaikan semua gagasan dan
pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang sebuah persoalan atau materi
pelajaran serta menghubungkannya dengan situasi nyata sehingga dapat
mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dalam
pembelajaran ini siswa menghubungkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan
materi baru yang menghasilkan makna dengan melaksanakan pembelajaran yang
diatur sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif.
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa
dapat diketahui bahwa capaian aktivitas belajar siswa pada siklus II sudah
sepenuhnya dapat mencapai presentase capaian target yang telah diharapkan.
Dengan demikian penelitian ini tidak dilanjutkan lagi untuk siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
C. PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di kelas VIII E SMP Negeri 22
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan diperoleh hasil bahwa aktivitas belajar biologi siswa di kelas tersebut
masih rendah.
Upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan aktivitas belajar
sisiwa di kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta adalah dengan melakukan
perbaikan dalam proses belajar mengajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan
menerapkan strategi yang inovatif dan variatif sehingga berdampak pada
peningkatan aktivitas belajar siswa.
Penerapan strategi inkuiri terbimbing dapat melatih siswa menjadi
mandiri, mampu bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif sebab dalam strategi ini
pembelajaran dilaksanakan kegiatan praktikum, karena biologi berkaitan dengan
cara mencari tahu dan memahami alam secara sistematis, sehingga biologi bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori saja, malainkan juga merupakan suatu
proses penemuan. Oleh karena, pembelajaran biologi harus menekankan pada
pemberian pengalaman secara langsung. Bagi siswa pengalaman langsung dapat
diperoleh melalui kegiatan praktikum biologi kemudian hasilnya didiskusikan
bersama. Dalam pembelajaran ini siswa menemukan dan memahami isi materi
pelajaran dengan cara mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari
baik dalam keluarga maupun masyarakat.
Aktivitas visual mengalami peningkatan persentase dari 26,85%
(prasiklus) menjadi 62,28% (siklus I) kemudian menjadi 85,42% (siklus II).
Peningkatan persentase aktivitas visual dapat dilihat pada Gambar 8. Aktivitas
siswa dalam membaca buku sumber pelajaran mengalami peningkatan karena
dalam strategi pembelajaran inkuiri terbimbing siswa harus membaca buku atau
sumber belajar yang lain misalnya, artikel, atau dari internet untuk menjawab
permasalahan yang diberikan guru.
Aktivitas oral mengalami peningkatan persentase dari 56,42% (prasiklus)
menjadi 61,28% (siklus I) kemudian menjadi 77,00% (siklus II). Peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
persentase aktivitas oral dapat dilihat pada Gambar 8. Aktivitas siswa dalam
menjawab pertanyaan terjadi saat siswa berdiskusi mencari jawaban
permasalahan. Saat terjadi perbedaan pendapat, siswa diperbolehkan untuk
bertanya kepada guru. Hasil diskusi yang dipersentasikan dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam bertanya pada teman dan menjawab pertanyaan teman.
Siswa juga lebih fokus memperhatikan guru dan presentasi, karena pada saat
siswa mempresentasikan hasil diskusi, siswa saling berbagi informasi. Strategi
inkuiri terbimbing menghendaki untuk menjawab permasalahan yang disediakan
untuk dikaitkan dengan informasi yang sudah mereka ketahui selain dari buku
pegangan.
Aktivitas mendengar mengalami peningkatan persentase dari 57,71%
(prasiklus) menjadi 66,28% (siklus I) kemudian menjadi 82,28% (siklus II).
Peningkatan persentase aktivitas mendengar dapat dilihat pada Gambar 8.
Aktivitas mendengarkan siswa yang terdiri dari indikator mendengarkan diskusi
dan penjelasan guru. Siswa mendengarkan dengan seksama penjelasan guru saat
pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa dalam mendengarkan diskusi dalam
kelompok kecil dan diskusi kelas juga meningkat.
Aktivitas menulis mengalami peningkatan persentase dari 37,90%
(prasiklus) menjadi 55,61% (siklus I) kemudian menjadi 77,14% (siklus II).
Peningkatan persentase aktivitas menulis dapat dilihat pada Gambar 7. Aktivitas
menulis terdiri dari beberapa indikator yaitu mencatat informasi atau data,
menulis laporan hasil eksperimen dan mengerjakan tugas. Aktivitas siswa dalam
mencatat informasi atau data meningkat karena dengan strategi inkuiri terbimbing,
siswa mendapatkan informasi baru atau data-data dari kegiatan eksperimen
berkaitan dengan teori. Aktivitas menulis laporan hasil eksperimen dan
mengerjakan tugas yang diberkan guru kepada siswa juga mengalami
peningkatan.
Aktivitas menggambar mengalami penurunan persentase dari 56,57%
(prasiklus) menjadi 44,00% (siklus I) kemudian menjadi 61,14% (siklus II).
Peningkatan persentase aktivitas menggambar dapat dilihat pada Gambar 8.
Aktivitas menggambar pada siklus I memiliki persentase yang rendah karena pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
saat dilakukan observasi, siswa belum maksimal membuat gambar, bagan untuk
membuat kesimpulan dari materi pelajaran yang telah diberikan. Pada setiap
siklus siswa menyajikan data eksperimen dengan menggunakan gambar dan tabel.
Aktivitas menggambar pada pembelajaran dengan penerapan strategi inkuiri
terbimbing mengalami peningkatan karena siswa mampu membuat bagan untuk
kesimpulan dan tabel untuk penyajian data eksperimen.
Aktivitas motorik mengalami peningkatan persentase dari 00,00%
(prasiklus) menjadi 70,57% (siklus I) kemudian menjadi 80,28% (siklus II).
Peningkatan persentase aktivitas motorik dapat dilihat pada Gambar 8. Aktivitas
motorik juga mengalami peningkatan, pada pembelajaran siklus I, siswa
melakukan eksperimen secara langsung dapat membuat siswa tidak jenuh dan
merasa antusias terhadap pembelajaran yang ada di kelas.
Aktivitas mental mengalami peningkatan persentase dari 51,42%
(prasiklus) menjadi 64,57% (siklus I) kemudian menjadi 77,14% (siklus II).
Peningkatan persentase aktivitas mental dapat dilihat pada Gambar 8. Aktivitas
mental siswa setelah pelaksanaan strategi inkuiri terbimbing menunjukkan hasil
yang lebih baik. Pengamatan indikator menanggapi pendapat/pertanyaan
dilakukan dengan diskusi kelompok, siswa saling memberikan informasi yang
sudah diketahui. Siswa berani mengemukakan pendapat saat diskusi, berani
bertanya kepada teman saat presentasi, berani bertanya kepada guru dan
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Indikator mengingat materi yang
telah disampaikan diukur dengan pemberian soal di akhir pembelajaran. Jawaban
siswa yang benar dianalisis untuk mengetahui persentase tiap indikator dalam
aspek mental.
Aktivitas emosional mengalami peningkatan persentase dari 62,85%
(prasiklus) menjadi 70,28% (siklus I) kemudian menjadi 81,42% (siklus II).
Peningkatan persentase aktivitas emosional dapat dilihat pada Gambar 8.
Aktivitas emosional siswa selama pembelajaran yaitu semangat mulai terlihat
pada pelaksanaan strategi pembelajaran pada siklus I. Aktivitas emosional
merupakan aktivitas yang terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu
sama lain. Semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah terlihat sejak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
guru memberikan apersepsi, diskusi kelompok, tanya jawab saat presentasi, dan
terutama saat eksperimen. Siswa yang bersemangat juga menunjukkan siswa yang
berminat terhadap pelajaran biologi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari tiap-tiap sumber data baik dari
hasil angket, wawancara maupun observasi masing-masing menunjukkan adanya
peningkatan capaian aktivitas belajar untuk setiap siklusnya. Peningkatan capaian
aktivitas belajar menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan dalam rangka
untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan strategi inkuiri
terbimbing telah berhasil. Selain itu, penerapan strategi inkuiri terbimbing
mendapat respon yang baik dari guru dan siswa karena penerapan strategi inkuiri
terbimbing tidak membosankan dan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
aktivitas belajar biologi siswa dalam proses pembelajaran telah meningkat dimana
rata-rata capaian aspek maupun rata-rata indikator capaian telah memenuhi
minimal 75%. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan kualitas dalam proses
pembelajaran,berdasarkan pendapat dari Mulyasa (2006) bahwa suatu
pembelajaran dapat dinyatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau
setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif, baik fisik,
mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Terpenuhinya rata-rata aspek
dan rata-rata indikator capaian minimal 75% membuktikan bahwa melalui
penerapan strategi inkuiri terbimbing mampu meningkatkan aktivitas belajar
biologi siswa yang ditunjukkan pada peningkatan hasil lembar observasi, angket,
dan wawancara siswa pada prasiklus,siklus I dan siklus II dalam proses
pembelajaran biologi.
Hasil penelitian menunjukkan strategi inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Proses belajar
mengajar dengan strategi inkuiri terbimbing dilakukan dengan beberapa metode
yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab dan eksperimen. Strategi inkuiri terbimbing
dengan metode ceramah dapat meningkatkan aktivitas visual, mendengar,
menulis, dan emosional. Peningkatan tersebut membuat siswa menjadi lebih fokus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
karena siswa mendapatkan pengetahuan baru dan merasa tertarik pada materi
yang diberikan guru.
Strategi inkuiri terbimbing dengan metode diskusi dapat meningkatkan
aktivitas mendengar, menulis, oral, mental, dan emosional. Peningkatan tersebut
karena pada saat diskusi, siswa saling tukar informasi. Siswa satu dengan yang
lain dalam satu kelompok harus memperhatikan agar pengetahuan yang didapat
bertambah dan dapat memecahkan permasalahan yang telah diberikan guru.
Strategi inkuiri terbimbing dengan metode tanya jawab dapat
meningkatkan aktivitas visual, mendengar, menulis, oral, mental, dan emosional.
Peningkatan tersebut karena pada saat diskusi, jika ada yang tidak dimengerti,
siswa dianjurkan bertanya pada guru. Strategi inkuiri terbimbing dapat membantu
siswa menemukan konsep melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa.
Peningkatan aktivitas tersebut juga dikarenakan pada saat siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Hasil diskusi yang dipresentasikan
oleh presentator akan memberikan pengetahuan yang baru kepada kelompok lain
sehingga ada dorongan dari siswa untuk mencatat dan bertanya ketika ada
penjelasan hasil diskusi kelompok presentator yang tidak sesuai dengan hasil
diskusi oleh kelompok penanya.
Strategi inkuiri terbimbing dengan metode eksperimen dapat
meningkatkan aktivitas visual, mendengarkan, menulis, mental, motor,
menggambar dan emosional. Peningkatan tersebut dikarenakan pada saat
eksperimen, siswa harus benar-benar memperhatikan obyek eksperimen. Siswa
harus bekerja secara kelompok sehingga ada interaksi antara siswa satu dengan
yang lain. Hasil dari eksperimen harus dicatat dan di interpretasikan melalui
bagan atau grafik. Eksperimen dilakukan untuk membuat hubungan antara teori
dengan fakta yang ada. Kegiatan eksperimen dapat menarik perhatian siswa
karena siswa menjadi ingin tahu dan melakukan kegiatan eksperimen sehingga
siswa tidak merasa bosan dan membuat siswa menjadi lebih berminat dan
bersemangat.
Iklim/suasana kelas saat diterapkan strategi inkuiri terbimbing menjadi
ramai terkendali terutama saat kegiatan percobaan, dimana banyak siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
aktif berpastisipasi, antusias dalam percobaan dan diskusi. Sedangkan respon
siswa saat diterapkan strategi inkuiri terbimbing menjadi sangat bersemangat,
senang, antusias dan aktif berpartisipasi dalam Kegiatan Belajar dan Mengajar.
Motivasi siswa saat diterapkan strategi inkuiri terbimbing terlihat cukup
tinggi, hal ini dapat dilihat saat percobaan dan diskusi karena pada rasa ingin tahu
yang tinggi. Untuk fasilitas SMP Negeri 22 Surakarta sudah cukup lengkap,
terutama alat-alat dan bahan untuk percobaan di laboratorium yang cukup
lengkap, LCD, kran air dan saluran pembuangan air mengalir lancar.
Performance guru saat menerapkan strategi inkuiri terbimbing sudah
baik karena sesuai Silabus, RPP, LKS sudah terlaksanakan dan juga di cek dengan
keterlaksanaan sintaks strategi inkuiri terbimbing yang telah dibuat oleh peneliti.
Teori Vygotsky menyatakan bahwa peserta didik mengkonstruksikan
pengetahuan dan menciptakan makna sebagai hasil dari pemikiran dan
berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Selanjutnya Vygotsky menyatakan bahwa
proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi.
Pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu
dikonstruksikan, diciptakan dan diterapkan.
Teori kognitif Piaget didasarkan pada asumsi bahawa kemampuan
kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah
laku anak. Dengan kemampuan kognitif ini, maka anak dipandang sebagai
individu yang secara aktif membangun sendiri pengetahuan mereka tentang dunia.
Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang
menjelasakan bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek
dan kejadian-kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan
fungsi dari objek-objek seperti mainan, perabot, dan makanan serta obyek-obyek
sosial seperti diri, orangtua dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokan
objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-
perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam obyek-
objek dan perisiwa-peristiwa dan untuk membentuk perkiraan tentang obyek dan
peristiwa tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif didalam menyusun
pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi.
Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah
dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga
berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui
pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi
mengenai dunia yang telah ia punyai.
Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi
yang baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat
perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif itu adalah:
1) Sensori motor (usia 0 - 2 tahun)
2) Pra operasional (usia 2 – 7 tahun)
3) Operasional kongkrit (usia 7 – 11 tahun)
4) Operasi formal (usia 11 tahun hingga dewasa)
Berdasarkan tingkat perkembangan kognitif Piaget ini, untuk siswa SMP dengan
rentang usia 11 – 15 tahun berada pada taraf perkembangan operasi formal. Pada
usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek perkembangan remaja.
Dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan operasi kongkrit
kepenerapan operasi formal dalam bernalar. Remaja mulai menyadar
keterbatasan-keterbatasan pemikiran mereka, di mana mereka mulai bergelut
dengan konsep-konsep yang ada di luar pengalaman mereka sendiri
Pembelajaran dengan strategi inkuiri terbimbing ini diharapkan peserta
didik akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari,
dan dicermati, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep.
Secara logika apabila perserta meningkat aktivitas belajarnya, maka secara
otomatis akan meningkatkan pemahaman konsep materi pelajaran dan prestasi
belajar.
Penerapan strategi inkuiri terbimbing yang baru diterapkan ini mendapat
respon yang cukup bagus dari siswa. Siswa cukup senang dengan diterapkannya
strategi ini sebab materi-materi pelajaran lebih mudah untuk dimengerti karena
siswa mengalami sendiri dan terlibat secara penuh dalam proses untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
menemukan materi tersebut menghubungkannya dengan situasi nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka baik
dalam keluarga maupun masyarakat. Selain itu siswa juga merasa senang serta
dapat mengungkapkan semua pengetahuan awal yang mereka miliki dalam suatu
pembelajaran karena strategi ini memberikan kebebasan pada siswa untuk
menyampaikan semua gagasan dan pengetahuan awal yang dimiliki siswa tanpa
menyalahkan jawaban siswa tersebut. Dengan menerapan strategi inkuiri
terbimbing strategi siswa lebih terampil dalam berdiskusi dan melaksanakan
kegiatan praktikum, terbukti baik dalam kegiatan diskusi maupun praktikum dapat
berjalan dengan baik. Sehingga penerapan strategi inkuiri terbimbing dapat
dijadikan alternatif strategi pembelajaran biologi.
Pembelajaran di laboratorium dipandang sebagai sumber daya yang
dirancang dengan baik yang memungkinkan siswa untuk melakukan percobaan
dan aktivitas lainnya yang berbasis pembelajaran sains dan pendidikan sains.
Kegiatan ini akan menantang konsepsi seorang peserta didik dan mendorong
peserta didik untuk menerapkannya di kehidupan lingkungan sekitar.
Hasil penelitian yang relevan dengan penerapan metode inkuiri
terbimbing dengan eksperimen yang dilakukan oleh Retno Widayani (2006)
menyatakan bahwa metode mengajar inkuiri terbimbing dengan metode
eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Nina Soesanti (2005) juga
meneliti tentang pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri
tidak terbimbing terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMA, hasilnya bahwa
penggunaan model inkuiri terbimbing lebih efektif meningkatkan hasil belajar
siswa SMA.
Dian Novitasari (2010) meneliti tentang upaya peningkatan kualitas
pembelajaran biologi melalui pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja
kelompok di SMP Negeri 3 Karanganyar, hasilnya bahwa pendekatan inkuiri
terbimbing disertai dengan model kerja kelompok dapat meningkatakan kerjasama
kelompok dan kualitas pembelajaran. Dini Lestari (2011) meneliti tentang
penerapan strategi pembelajaran Inquiry Training pada pokok bahasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Pencemaran Lingkungan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X-B
SMA Negeri 1 Purwodadi tahun ajaran 2010/ 2011 pada pembelajaran Biologi.
Shrie Laksmi Saraswati et all (Volume VI, Nomor 7, 2008) dalam
jurnalnya bahwa melalui penerapan model latihan inkuiri pada siswa kelas IX
pada konsep rangkaian listrik semester I tahun pelajaran 2006/2007, keberanian
siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mengemukakan gagasan telah
meningkata serta ada peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dan
peguasaan konsep rangkaian listrik.
Penerapan strategi inkuiri terbimbing dapat respon yang cukup bagus dari
siswa. Siswa merasa senang, antusias, bersemangat dan nyaman selama proses
pembelajaran, sehingga termotivasi untuk aktif belajar biologi. Karena strategi
inkuiri terbimbing tidak terkesan monoton sehingga dapat memotivasi siswa
untuk bereksplorasi, bertanya, mengaitkan materi pelajaran dengan
menerapkannya di lingkungan sekitar dan berdiskusi, berpartisipasi memberikan
pendapat, menyanggah pendapat kelompok lain apabila dirasa menyimpang dari
materi serta mampu memecahkan masalah dalam kelompok sehingga siswa sangat
tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan terbukti dengan pertanyaan-
pertanyaan yang mereka ajukan kepada guru selama jalannya pembelajaran di
dalam kelas.
Berdasarkan analisis seluruh hasil penelitian yang diperoleh
menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun
pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
63
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tersebut dapat disimpulkan
bahwa penerapan strategi inkuiri terbimbing meningkatkan aktivitas belajar
biologi siswa kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Teoritis
Memperluas wawasan dan pengetahuan bagi pembaca mengenai arti
pentingnya penerapan strategi pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan
aktivitas belajar siswa di kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran
2010/2011. Serta Sebagai salah satu sumber acuan/referensi bagi peneliti lain
yang akan mengadakan penelitian mengenai masalah aktivitas belajar siswa.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada proses
pembelajaran biologi di SMP Negeri 22 Surakarta, yaitu penerapan metode inkuiri
terbimbing dengan eksperimen untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa serta
memberikan alternatif dalam memilih sistem pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran siswa.
C. SARAN
1. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran
berlangsung.
b. Siswa hendaknya tidak merasa segan dalam menyampaikan pendapat,
saran atau kritik dalam proses diskusi pada kegiatan belajar mengajar
c. Siswa hendaknya lebih aktif dalam kegiatan diskusi kelompok maupun
pada saat kegiatan praktikum.
d. Siswa hendaknya berlatih dalam menemukan konsep sendiri, dan mampu
mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
e. Siswa hendaknya tidak hanya mengandalkan penjelasan dari guru tetapi
juga harus berusaha menemukan sendiri materi tambahan dari berbagai
referensi.
2. Bagi Guru
a. Dalam melakukan persiapan untuk menerapkan strategi inkuiri terbimbing
hendaknya memperhatikan alokasi waktu mengingat pembelajaran melalui
pembelajaran strategi inkuiri terbimbing membutuhkan banyak tenaga,
pikiran, alat, dan waktu.