diet
DESCRIPTION
dietTRANSCRIPT
Diet (Makanan) dan Kanker Usus Besar
Diet-diet yang tinggi lemak dipercayai mempengaruhi (memberi kecenderungan) manusia pada kanker kolorektal. Di negara-negara dengan angka-angka kanker kolorektal yang tinggi, masukan lemak oleh populasi adalah jauh lebih tinggi daripada di negara-negara dengan angka-angka kanker yang rendah. Dipercayai bahwa produk-produk pemecahan (penguraian) dari metabolisme lemak menjurus pada pembentukan kimia-kimia yang menyebabkan kanker (carcinogens). Diet-diet yang tinggi sayur-sayuran dan makanan-makanan yang tinggi serat seperti roti-roti whole-grain dan gandum-gandum dapat membersihkan usus dari karsinogen-karsinogen ini dan membantu mengurangi risiko kanker. (www.totalkesehatananda.com)
KANKER USUS BESAR: TIDAK DAPAT DIOPERASI, BAGAIMANA TERAPINYA?
Kanker kolon mencakup kanker kolon dan kanker rektum
(kanker kolorektal). Di daerah berprevalensi tinggi
kanker usus besar, kanker kolon lebih banyak dari
kanker rektum, sedangkan kanker usus besar di China
dan kawasan Asia Pasifik, kanker rektum menempati
separuh lebih.
Bila lesi hanya terbatas pada lapisan mukosa dan
submukosa, disebut kanker stadium dini, bila kanker
sudah mencapai lapisan otot atau lebih disebut kanker
stadium sedang dan lanjut. Operasi radikal merupakan
metode terapi paling penting terhadap kanker usus
besar dewasa ini.
Untuk kanker usus besar yang tidak sesuai dioperasi
radikal dapat dilakukan tindakan berikut:
1. Operasi paliatif ditambah terapi krioablasi
argon-helium intra-operasi: bila kanker sudah menyebar
luas, tidak dapat dibuang total, tetap perlu
mengangkat kanker untuk menghindari kelak timbul
obstruksi atau perdarahan usus; selain itu, kanker
sering mengalami nekrosis atau infeksi sekunder,
setelah dioperasi kondisi fisik dapat membaik. Untuk
kelenjar limfe yang sulit diangkat, dapat dilakukan
krioablasi intra-operasi untuk mengurangi rudapaksa
dan mempercepat proses pemulihan.
2. Metastasis kanker usus besar paling sering ke hati.
Sekitar 10-25% pasien ketika didiagnosis sudah
terdapat anak sebar di hati, pada kanker usus besar
stadium sedang dan lanjut 40-70% memiliki metastasis
di hati. Untuk pasien dengan anak sebar di hati, tidak
boleh putus asa, karena bila anak sebar di hati
ditangani dengan tepat hasilnya lebih baik daripada
kanker hati primer. Untuk kasus demikian, waktu
operasi dapat dilakukan krioablasi argon-helium
terhadap anak sebar di hati, tapi bila insisi bedah
letaknya jauh dari hati, maka pasca operasi dapat
dilakukan krioablasi argon-helium perkutan. Kanker
metastasis di hati setelah diterapi dengan ablasi
memiliki survival 5 tahun 50% lebih. Di antara pasien
yang kambuh, sekitar 35% kekambuhan terjadi di hati.
Terhadap kanker yang kambuh demikian masih dapat
dilakukan krioablasi perkutan.
3. Terhadap anak sebar tunggal di paru-paru terutama
dengan diameter kurang dari 3cm, dapat dipertimbangkan
reseksi paru, tapi bila kondisi pasien buruk, dapat
dilakukan terapi krioablasi perkutan.
4. Kemoterapi penunjang: termasuk kemoterapi
pra-operasi, sering dengan 5FU peroral atau intravena,
atau infuse intra-arteri; waktu operasi dilakukan
pembilasan rongga peritoneum dengan obat kemoterapi
dan kemoterapi intralumen usus; kemoterapi pasca
operasi, pasien dapat meminum levamisol (50mg peroral,
tiap 8 jam, selama 3 hari berturut-turut, diulang tiap
minggu), ditambah 5FU intravena (450mg/m2 per hari,
selama 5 hari berturut-turut, lalu dalam 28 hari
setiap minggu diinfuskan 450mg/m2), terapi dilanjutkan
18 bulan. Terapi penunjang kanker rektum berbeda dari
kanker kolon, karena pasca operasi kanker rektum
sering kambuh. Maka harus diberikan kombinasi
radioterapi dan kemoterapi, sejak hari ke-64 diberi
radioterapi, tiap minggu 5 kali, total 5 minggu, dosis
total 4500cGy.
5. Untuk kanker usus besar lanjut, masih dapat
dilakukan terapi berikut: (1) terapi kombinasi dengan
5FU dan CF; (2) terapi kombinasi dengan DDP, 5FU dan
CF; (3) dengan implantasi pompa menginfuskan secara
kontinu FUDR ke dalam arteri hepatic; (4) melalui
kolonoskopi dilakukan reseksi tumor dengan
elektrokoagulasi frekuensi tinggi; (5) terapi
fotodinamik, sesuai untuk kanker rektum; (6) terapi
imunomodulasi, dapat digunakan sel LAK (lymphocyte
activated killer cell) atau sel DC (dendritic cell)
vaksinasi tumor; (7) terapi kombinasi obat
antiangiogenesis Avastin dan 5FU; (8) terapi herbal
China: umumnya terdapat patogen kuat dan daya tahan
tubuh lemah, maka perlu diperkuat daya tahan tubuh.
Terutama selama kemoterapi harus digunakan herba
penambah energi dan darah (buqiyangxue), penguat
energi penyehat pencernaan (yiqijianpi), penguat
materi penambah sekresi (yangyinshengjin) dan lainnya
dapat mengurangi efek buruk kemoterapi. www.orienttumor.com