diet

6
Diet (Makanan) dan Kanker Usus Besar Diet-diet yang tinggi lemak dipercayai mempengaruhi (memberi kecenderungan) manusia pada kanker kolorektal. Di negara- negara dengan angka-angka kanker kolorektal yang tinggi, masukan lemak oleh populasi adalah jauh lebih tinggi daripada di negara-negara dengan angka-angka kanker yang rendah. Dipercayai bahwa produk-produk pemecahan (penguraian) dari metabolisme lemak menjurus pada pembentukan kimia-kimia yang menyebabkan kanker (carcinogens). Diet-diet yang tinggi sayur-sayuran dan makanan-makanan yang tinggi serat seperti roti-roti whole- grain dan gandum-gandum dapat membersihkan usus dari karsinogen-karsinogen ini dan membantu mengurangi risiko kanker. (www.totalkesehatananda.com ) KANKER USUS BESAR: TIDAK DAPAT DIOPERASI, BAGAIMANA TERAPINYA? Kanker kolon mencakup kanker kolon dan kanker rektum (kanker kolorektal). Di daerah berprevalensi tinggi kanker usus besar, kanker kolon lebih banyak dari kanker rektum, sedangkan kanker usus besar di China dan kawasan Asia Pasifik, kanker rektum menempati separuh lebih. Bila lesi hanya terbatas pada lapisan mukosa dan submukosa, disebut kanker stadium dini, bila kanker

Upload: andhika-aji-nugroho

Post on 23-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

diet

TRANSCRIPT

Page 1: Diet

Diet (Makanan) dan Kanker Usus Besar

Diet-diet yang tinggi lemak dipercayai mempengaruhi (memberi kecenderungan) manusia pada kanker kolorektal. Di negara-negara dengan angka-angka kanker kolorektal yang tinggi, masukan lemak oleh populasi adalah jauh lebih tinggi daripada di negara-negara dengan angka-angka kanker yang rendah. Dipercayai bahwa produk-produk pemecahan (penguraian) dari metabolisme lemak menjurus pada pembentukan kimia-kimia yang menyebabkan kanker (carcinogens). Diet-diet yang tinggi sayur-sayuran dan makanan-makanan yang tinggi serat seperti roti-roti whole-grain dan gandum-gandum dapat membersihkan usus dari karsinogen-karsinogen ini dan membantu mengurangi risiko kanker. (www.totalkesehatananda.com)

KANKER USUS BESAR: TIDAK DAPAT DIOPERASI, BAGAIMANA TERAPINYA?

Kanker kolon mencakup kanker kolon dan kanker rektum

(kanker kolorektal). Di daerah berprevalensi tinggi

kanker usus besar, kanker kolon lebih banyak dari

kanker rektum, sedangkan kanker usus besar di China

dan kawasan Asia Pasifik, kanker rektum menempati

separuh lebih.

Bila lesi hanya terbatas pada lapisan mukosa dan

submukosa, disebut kanker stadium dini, bila kanker

sudah mencapai lapisan otot atau lebih disebut kanker

stadium sedang dan lanjut. Operasi radikal merupakan

metode terapi paling penting terhadap kanker usus

besar dewasa ini.

Untuk kanker usus besar yang tidak sesuai dioperasi

radikal dapat dilakukan tindakan berikut:

1. Operasi paliatif ditambah terapi krioablasi

Page 2: Diet

argon-helium intra-operasi: bila kanker sudah menyebar

luas, tidak dapat dibuang total, tetap perlu

mengangkat kanker untuk menghindari kelak timbul

obstruksi atau perdarahan usus; selain itu, kanker

sering mengalami nekrosis atau infeksi sekunder,

setelah dioperasi kondisi fisik dapat membaik. Untuk

kelenjar limfe yang sulit diangkat, dapat dilakukan

krioablasi intra-operasi untuk mengurangi rudapaksa

dan mempercepat proses pemulihan.

2. Metastasis kanker usus besar paling sering ke hati.

Sekitar 10-25% pasien ketika didiagnosis sudah

terdapat anak sebar di hati, pada kanker usus besar

stadium sedang dan lanjut 40-70% memiliki metastasis

di hati. Untuk pasien dengan anak sebar di hati, tidak

boleh putus asa, karena bila anak sebar di hati

ditangani dengan tepat hasilnya lebih baik daripada

kanker hati primer. Untuk kasus demikian, waktu

operasi dapat dilakukan krioablasi argon-helium

terhadap anak sebar di hati, tapi bila insisi bedah

letaknya jauh dari hati, maka pasca operasi dapat

dilakukan krioablasi argon-helium perkutan. Kanker

metastasis di hati setelah diterapi dengan ablasi

Page 3: Diet

memiliki survival 5 tahun 50% lebih. Di antara pasien

yang kambuh, sekitar 35% kekambuhan terjadi di hati.

Terhadap kanker yang kambuh demikian masih dapat

dilakukan krioablasi perkutan.

3. Terhadap anak sebar tunggal di paru-paru terutama

dengan diameter kurang dari 3cm, dapat dipertimbangkan

reseksi paru, tapi bila kondisi pasien buruk, dapat

dilakukan terapi krioablasi perkutan.

4. Kemoterapi penunjang: termasuk kemoterapi

pra-operasi, sering dengan 5FU peroral atau intravena,

atau infuse intra-arteri; waktu operasi dilakukan

pembilasan rongga peritoneum dengan obat kemoterapi

dan kemoterapi intralumen usus; kemoterapi pasca

operasi, pasien dapat meminum levamisol (50mg peroral,

tiap 8 jam, selama 3 hari berturut-turut, diulang tiap

minggu), ditambah 5FU intravena (450mg/m2 per hari,

selama 5 hari berturut-turut, lalu dalam 28 hari

setiap minggu diinfuskan 450mg/m2), terapi dilanjutkan

18 bulan. Terapi penunjang kanker rektum berbeda dari

kanker kolon, karena pasca operasi kanker rektum

sering kambuh. Maka harus diberikan kombinasi

radioterapi dan kemoterapi, sejak hari ke-64 diberi

Page 4: Diet

radioterapi, tiap minggu 5 kali, total 5 minggu, dosis

total 4500cGy.

5. Untuk kanker usus besar lanjut, masih dapat

dilakukan terapi berikut: (1) terapi kombinasi dengan

5FU dan CF; (2) terapi kombinasi dengan DDP, 5FU dan

CF; (3) dengan implantasi pompa menginfuskan secara

kontinu FUDR ke dalam arteri hepatic; (4) melalui

kolonoskopi dilakukan reseksi tumor dengan

elektrokoagulasi frekuensi tinggi; (5) terapi

fotodinamik, sesuai untuk kanker rektum; (6) terapi

imunomodulasi, dapat digunakan sel LAK (lymphocyte

activated killer cell) atau sel DC (dendritic cell)

vaksinasi tumor; (7) terapi kombinasi obat

antiangiogenesis Avastin dan 5FU; (8) terapi herbal

China: umumnya terdapat patogen kuat dan daya tahan

tubuh lemah, maka perlu diperkuat daya tahan tubuh.

Terutama selama kemoterapi harus digunakan herba

penambah energi dan darah (buqiyangxue), penguat

energi penyehat pencernaan (yiqijianpi), penguat

materi penambah sekresi (yangyinshengjin) dan lainnya

dapat mengurangi efek buruk kemoterapi. www.orienttumor.com

Page 5: Diet