f4 diet dm.docx

22
LAPORAN KEGIATAN F 4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIET UNTUK DIABETES MELITUS Disusun oleh: dr. NUNIK WIJAYANTI WULANTORO INTERNSIP DOKTER INDONESIA PUSKESMAS PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG 1

Upload: nunik

Post on 26-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


42 download

TRANSCRIPT

Page 1: F4 DIET DM.docx

LAPORAN KEGIATAN

F 4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

DIET UNTUK DIABETES MELITUS

Disusun oleh:

dr. NUNIK WIJAYANTI WULANTORO

INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG

PERIODE JUNI 2014 - SEPTEMBER 2014

1

Page 2: F4 DIET DM.docx

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Usaha Kesehatan Masysrakat

Laporan F4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Topik :

Diet untuk Diabetes Melitus

Diajukan dan dipresentasikan dalam rangka praktik klinis dokter internship sekaligus sebagai bagian dari persyaratan menyelesaikan program internship dokter Indonesia di

Puskesmas Pringsurat Kabupaten Temanggung

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal September 2014

Dokter Internship,

dr. Nunik Wijayanti Wulantoro

Mengetahui,

Dokter Pendamping

dr. Anis Mustaghfirin

NIP. 19830617 201001 1 020

2

Page 3: F4 DIET DM.docx

A. LATAR BELAKANG

Diantara penyakit degeneratif, diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak

menular yang akan meningkat jumlahnya di masa mendatang. Diabetes menjadi

ancaman bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health Organization (WHO)

melaporkan bahwa 60 % penyebab kematian semua umur didunia karena penyakit

tidak menular. Diabetes Melitus berada pada peringkat ke 6 penyebab kematian.

Indonesia kini telah menduduki rangking keempat jumlah penyandang diabetes

terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan India. Berdasarkan data dari Badan Pusat

Statistik (BPS) jumlah penyadang diabetes pada tahun 2003 sebanyak 13,7 juta orang

dan berdasarkan pola pertambahan penduduk diperkirakan pada 2030 akan ada 20,1 juta

penyandang diabetes.1

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi kenaikan

jumlah penyandang diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000

menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Sedangkan Badan Federasi Diabetes

Internasional (IDF) pada tahun 2009 memperkirakan kenaikan jumlah penyandang

diabetes mellitus dari 7,0 juta tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030. Direktur

Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) menjelaskan,

meskipun terdapat perbedaan angka prevalensi, laporan-laporan tersebut menunjukan

adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun

2030.1

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka diperlukan upaya promotif,

preventiv, dan rehabilitatif untuk menekan jumlah penderita diabetes melitus.Upaya

tersebut harus dimulai dari masyarakat dan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Selain

itu upaya promotif juga sangat diperlukan mengingat penyakit diabetes merupakan

suatu penyakit kronik yang membutuhkan pengobatan dan pengontrolan seumur hidup.

Sehingga, dalam hal ini pengaturan diet untuk penderita diabetes sangatlah penting

untuk diketahui agar para penderita diabetes mampu menstabilkan kadar gula darah dan

mencegah komplikasi diabetes yang lebih lanjut.

3

Page 4: F4 DIET DM.docx

B. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, angka prevalensi

diabetes mellitus tertinggi terdapat di provinsi Kalimantan Barat dan Maluku Utara

(masing-masing 11,1 persen), diikuti Riau (10,4 persen) dan NAD (8,5 persen).2

Di Puskesmas Pringsurat sendiri diabetes mellitus menempati peringkat ketiga

pada laporan penyakit tidak menular di tahun 2013, yakni sebesar 158 kasus, setelah

kasus hipertensi dan asma.

Decomp Cord

is

Stroke

Hemoragik DM KLL

Angina

0

1000

2000

Gambar 1. Peringkat 10 besar Penyakit Tidak Menular Puskesmas Pringsurat 2013

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Pemberian informasi dilakukan dengan metode penyuluhan. Penyuluhan kali ini

difokuskan terhadap pemberian informasi kepada para kader posyandu, dan masyarakat

yang hadir pada posyandu lansia di Pakisan, Nglorog. Penyuluhan disampaikan dengan

metode langsung (direct communication/ face to face communication).

D. PELAKSANAAN

Penyuluhan dilakukan secara tatap muka, dihadiri petugas puskesmas, para kader

posyandu dan masyarakat peserta psoyandu lansia.

Hari/tanggal : Jumat, 20 Juni 2014

Waktu : 09.00-11.00

Tempat : Rumah kader posyandu di Pakisan

Peserta : masyarakat peserta posyandu lansia

4

Page 5: F4 DIET DM.docx

Kegiatan : Posyandu lansia

Penyuluhan dimulai dengan perkenalan dengan pembicara dilanjutkan

penyampaian materi gizi dan diet pada penderita DM oleh dokter internship dan

kemudian ditutup dengan tanya-jawab.

E. MONITORING, EVALUASI DAN KESIMPULAN

Dalam hal ini, yang menjadi tolak ukur monitoring dan evaluasi adalah dengan

melihat seberapa banyak masyarakat memahami dan mampu menjawab pertanyaan-

pertanyaan sederhana seputar materi yang telah disampaikan. Pertanyaan yang dijawab

dengan benar oleh peserta penyuluhan merupakan bukti keberhasilan bahwa

penyuluhan yang telah dilakukan mampu di terima dan dipahami oleh peserta. Untuk

evaluasi lebih lanjut adalah dengan monitoring kesadaran masyarakat dalam upaya

pencegahan penyakit dan perbaikan gizi. Melihat jumlah kunjungan masyarakat di

setiap pelayanan kesehatan yang ada didaerahnya. Dengan adanya upaya pencegahan

dan perbaikan diet diharapkan jumlah kunjungan pasien DM akan berkurang.

F. TINJAUAN PUSTAKA

Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia yang telah disusun oleh

PERKENI terakhir tahun 2006 yang mengadopsi dari ADA (American Dietetic

Assosiation) antara lain memberikan pedoman tentang perhitungan kebutuhan gizi

orang dengan diabetes dan anjuran penggunaan Daftar Bahan Makanan Penukar dalam

penyuluhan perencanaan makan orang dengan diabetes. Pilar penatalaksanaan Diabetes

Melitus meliputi 1) Edukasi, 2) Terapi Gizi Medis, 3) Latihan jasmani, 4) Intervensi

farmakologi. Terapi Gizi Medis merupakan bagian dari penatalaksanaandiabetes secara

total. Salah satu keberhasilan terapi gizi medis, adalah adanya keterlibatan secara

menyeluruh dari anggota tim (dokter , ahli gizi, petugas kesehatan lain dan pasien itu

sendiri) 3

1. Terapi Gizi Penderita Diabetes Melitus (Diabetes)3

Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah:

a. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan

keseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau

obat hipoglikemik oral dan tingkat aktifitas.

5

Page 6: F4 DIET DM.docx

b. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.

c. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat

badan yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan

perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan

kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari

penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang

dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka

panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun oleh petugas

kesehatan.

d. Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang

menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek,

masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik

diabetes seperti : penyakit ginjal, neuropati automik, hipertensi dan penyakit

jantung.

e. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

2. Syarat Diet Penyakit Diabetes Melitus3 adalah :

a. Energi cukup untuk mencapai  dan mempertahankan berat badan normal.

Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk

metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kgBB normal, ditambah kebutuhan

untuk aktifitas fisik dan keadaan khusus misalnya kehamilan atau laktasi serta

ada tidaknya komplikasi. Makanan dibagi dalam tiga porsi besar, yaitu makan

pagi (20%), siang (30%), sore (25%), serta 2-3 porsi kecil untuk makanan

selingan (masing-masing 10-15%).

b. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.

c. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.

Kolesterol ≤300 mg/hari.

d. Karbohidrat 60-70%, terutama karbohidrat kompleks dengan indeks glikemik

yang rendah.

e. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan

kecuali sedikit sebagai bumbu masakan. Bila kadar gula darah terkendali

diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan energi

total.

6

Page 7: F4 DIET DM.docx

f. Penggunaan gula alternative (selain sakarosa) dalam jumlah terbatas. Ada dua

jenis ngula alternative yaitu yang bergizi (fruktosa, gula alcohol berupa

sorbitol, manitol, dan silitol) dan gula alternative tidak bergizi (aspartame dan

sakarin).

g. Asupan serat 25-50 g/hari dengan mengutamakan serat larut air.

h. Asupan natrim pada penderita DM tanpa hiprtensi yaitu1-3 g/hari, tetapi bila

terdapat hipertensi asupan natrium dikurangi.

i. Cukup vitamin dan mineral.

3. Pengaturan diet bagi penderita Diabetes Melitus

Prinsip pengaturan makan pada diabetisi hampir sama dengan anjuran makan

untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang beragam bergizi dan

berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah sesuai

dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Hal yang sangat

penting ditekankan adalah pola makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis

dan Jumlah makanan atau terkenal dengan istilah 3 J.4

Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar

sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10kg) sudah terbukti

dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai.

Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan

asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan

pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata

sehari.4

4. Bahan makanan yang dianjurkan

Bahan makanan yang dianjurkan untuk Diet DM adalah sebagi berikut :

a. Sumber karbohidrat kompleks tinggi serat dan rendah indeks glikemik,

seperti nasi, roti, mi, kentang, singkong, ubi, dan sagu.

b. Sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim,

tempe, tahu, putih telur dan kacang-kacangan.

c. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah

dicerna. Makanan terutama diolah dengan cara dikukus, dipanggang, disetup,

7

Page 8: F4 DIET DM.docx

direbus, dan dibakar. Minyak yang tinggi  MUFA seperti minyak zaitun dan

sawit.5

5. Komposisi makanan yang dianjurkan

a. Karbohidrat

Rekomendari ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total

karbohidrat daripada jenisnya. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai

respon glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan.

Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang

berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang

dikonsumsi daripada sumber karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk

diabetesi di Indonesia:

1) 45-65% total asupan energi.

2) Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari.

3) Makanan harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama berserat

tinggi.

4) Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm)

5) Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam

sehari.

Penggunaan pemanis alternatif pada diabetesi, aman digunakan asal

tidak melebihi batas aman (Accepted Dialy Intake).

1) Fruktosa < 50 gr/hr, jika berlebih menyebabkan diare

2) Sorbitol < 30 gr, jika berlebih menyebabkan kembung, diare

3) Manitol < 20 gr/hr

4) Aspartam 0 mg/ kg BB?hr

5) Sakarin 1 gr/hr

6) Acesulfame K 15 mg/kg BB/hr

7) Siklamat 11 mg/kg BB/hr

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian

dari perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada

individu dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dari makanan harus

diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya

dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan

8

Page 9: F4 DIET DM.docx

subtitusi ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan

kandugan zat gizi lain dari makanan yang mengandung sukrosa harus

dipertimbangkan, seperti lemak yang sering ada bersama sukrosa dalam

makanan.5

Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan

kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat

memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun

pengaruhnya dalam jumlah besar (20% energi) potensial merugikan

pada kolesterol dan LDL. Penderita disiplemia hendaknya menghindari

mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk

menghindari makanan seperti buah-buahan dan sayuran yang mengandung

fruktosa alami maupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang

mengandung pemanis fruktosa.5

Sorbitol, manitol dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengadung 7

kalori /gram menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan

karbohidrat lain. Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat

mempunyai pengaruh laksatif. Sakarin, aspartame adalah pemanis tak bergizi

yang dapat diterima sebagai pemanis pada semua penderita DM.5

b. Serat

Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan

untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr

serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya

adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air.5

c. Protein

Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006

kebutuhan protein untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan asupan

protein menjadi 0,8 g/kg berat badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi

dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai

biologic tinggi.5

Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak,

ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-

tempe.5

9

Page 10: F4 DIET DM.docx

d. Total lemak

Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh

< 7% kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10% kebutuhan energi,

sedangkan selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal. Asupan kolesterol

makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.

Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti

anjuran diet disiplin diet dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi

lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk menurunkan risiko penyakit

kardiovaskular.5

e. Garam

Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk

biasa yaitu tidak lebihdari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam

dapur, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang,

dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur.

Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan soda.5

6. Bahan makanan yang tidak dianjurkan (dibatasi/dihindari)

Bahan makanan yang tidak dianjurkan pada penderita DM adalah :

a. Mengandung banyak gula sederhana, seperti :

1) Gula pasir, gula jawa

2) Sirup, jelli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental

manis, minuman botol ringan, dan es krim.

3) Kue-kue manis, dodol, cake, tar.

b. Mengandung banyak lemak, seperti cake, fast food, goreng-gorengan.

c. Mengandung banyak natrium, seperti: ikan asin, telur asin, makanan yang

diawetkan.

d. Sumber karbohidrat yang tinggi indeks glikemik(cair/lembek/sangat terolah

seperti tepung dan gula), rendah serat.

e. Sumber lemak rendah PUFA, rendah MUFA, tinggi SAFA.5

10

Page 11: F4 DIET DM.docx

7. Kebutuhan kalori

Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan

ideal. Komposisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan

20-25% dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang

dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan

kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan

dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas,

kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.3

Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi:

a. BBI = 90% x (TB dalam cm-100) x 1 kg

b. Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm , rumus

modifikasi menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg

c. BB Normal : bila BB ideal ± 10%

d. Kurus : < BBI - 10%

e. Gemuk : > BBI + 10%. 3

8. Faktor-faktor penentu kebutuhan energi yaitu:

a. Jenis kelamin

Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB ideal dan pria 30 kkal/kg BB

ideal5

b. Umur

Pasien usia > 40 tahun , kebutuhan kalori :

1) 40-59 tahun dikurangi 5% dari energi basal

2) 60-69 tahun dikurangi 10 % dari energi basal

3) > 70 tahun dikurangi 20% dari energi basal

4) Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada

orang dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.

5) Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada

anak-anak lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap

tahunnya. 5

c. Aktifitas fisik atau pekerjaan

Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik. Penambahan

kalori dari aktifitas fisik5:

11

Page 12: F4 DIET DM.docx

1) Keadaan istirahat : ditambah 10% dari kebutuhan basal

2) Keadaan aktifitas ringan: ditambahkan 20% dari kebutuhan basal

3) Keadaan aktifitas sedang: ditambahkan 30% dari kebutuhan basal

4) Keadaan aktifitas berat dan sangat berat: ditambahkan 40 & 50% dari

kebutuhan basal

d. Jenis aktifitas dikelompokkan sebagai berikut :

1) Keadaan istirahat : berbaring di tempat tidur.

2) Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga

dan lain-lain

3) Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak

perang, .

4) Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit.

5) Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi. 5

e. Berat badan

1) Bila gemuk: dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat kegemukan.

2) Bila kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat kekurusan untuk

menambah berat badan.

3) Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling

sedikit 1000-1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori perhari

untuk pria.5

Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi

besar makan pagi (20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan

ringan (10 -15 % ). Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin

perubahan dilakukan secara bertahap dan harus disesuaikan dengan kebiasaan

makan. 3

12

Page 13: F4 DIET DM.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Pdpersi, 2011. RI Rangking Keempat Jumlah Penderita Diabetes Terbanyak

Dunia. http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?catid=23&mid=5&nid=618

2. Riskesdas. 2007. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar tahun 2007.

http://akademikciamik2010.files.wordpress.com/2012/02/riskesdas-2007.pdf

3. Sudoyo W. Aru, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta;

FKUI

4. Hiswani,2014. Peranan Gizi dalam Diabetes Melitus Repository USU, diunduh dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3720/1/fkm-hiswani4.pdf

5. Tjokroprawiro, A. 2012. Garis Besar Pola Makan dan Pola Hidup sebagai

Pendukung Terapi Diabetes Mellitus. Disampaikan pada Pelatihan Asuhan Gizi

dan Dietetik Nasional, Kongres Nasional III Asosisasi Dietisien Indonesia :

Surabaya.

13