diare kel. 8

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor penyebab munculnya penyakit diare tersebut. Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang masyarakat karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk yang mencemari lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dibawa oleh kotoran yang ada di lingkungan bebas tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara. Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman Hippocrates. Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama masyarakat Indonesia Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dan dapat menimbulkan letusan 1

Upload: chuny-hottets-situekitueki

Post on 04-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang masyarakat karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk yang mencemari lingkungan tersebut.

TRANSCRIPT

Page 1: DIARE kel. 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang

berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia

baik dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun

rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor

penyebab munculnya penyakit diare tersebut.

Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap

kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang

masyarakat karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk

yang mencemari lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dibawa

oleh kotoran yang ada di lingkungan bebas tersebut baik secara langsung ataupun tidak

langsung yaitu melalui perantara. Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah

dikenal sejak jaman Hippocrates. Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu

masalah kesehatan utama masyarakat Indonesia

Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dan

dapat menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian pada

diare adalah dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit pada

tinja diare (Depkes RI, 1998).  Keadaan dehidrasi kalau tidak segera ditolong 50-60%

diantaranya dapat meninggal.

Tentang penatalaksanaan dan pencegahan diare, peran orang tua yang paling

penting. Tingkat pengetahuan orang tua tentang diare pada balita sangat berpengaruh

terhadap penatalaksanan dan pencegahan terhadap diare itu sendiri. Pengetahuan orang

tua dengan kejadian diare pada balita dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti

media masa, penyuluhan yang dilakukan tim kesehatan, lingkungan maupun dari

berbagai sumber lainnya. Selama ini persepsi yang sering muncul di masyarakat tentang

diare adalah karena proses pembuangan zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh

1

Page 2: DIARE kel. 8

dan tidak memerlukan penanganan karena akan sembuh dengan sendirinya. Atau

mungkin juga muncul persepsi jika balita tidak kunjung sembuh dari diare, maka

orientasi ibu selalu menginginkan anaknya segera dapat buang air secara normal saran

tanpa memperhitungkan akibat buruk dari obat diare yang tidak sesuai penggunaannya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan di bahas oleh

makalah ini, yaitu:

1. Apa pengertian penyakit diare?

2. Bagaimana Epidemiologi diare?

3. Apa saja jenis-jenis penyakit diare?

4. Bagaimana etiologi penyakit diare?

5. Bagaimana patofisiologi penyakit diare?

6. Bagaimana gejala klinik penyakit diare?

7. Bagaimana faktor terjadinya penyakit diare?

8. Bagaimana cara penularan penyakit diare?

9. Bagaimana cara pencegahan pada penyakit diare?

1.3. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari pembahasah makalah ini adalah

untuk mengetahui apa dan bagaimana itu penyakit diare.

2

Page 3: DIARE kel. 8

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Diare

Diare adalah tinja encer keluar lebih sering, diare bukan merupakan suatu penyakit

tetapi kelihatan dalam keadaa seperti enteritis regionalis, sprue, colitis ulcerosa,

berbagai infeksi usus dan kebanyakan karena jenis radang lambung dan usus (Sasongko,

2009). Sedangkan menurut Ngastiyah (2005), diare merupakan salah satu gejala dari

penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan,

dikarenakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari

3 kali pada anak; konsistensi feses encer; dapat berwarna hijau atau dapat pula

bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Menurut Dewi, (2010) Diare adalah

pengeluaran feses yang tidak normal dan cair dengan frekuensi lebih banyak dari

biasanya.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan

pengertian diare adalah suatu keadaan dimana terjadi pola perubahan BAB lebih dari

biasanya (> 3x/hari) disertai perubahan konsistensi tinja lebih encer konsistensi tinja

lebih encer atau berair dengan atau tanpa darah dan tanpa lendir. 

Tanda-tanda orang dehidrasi antara lain:

1. Penderita sangat kehausan

2. Mulut dan lidah kering,mata cekung

3. Waktu kulit dipijit, lipatan kulit perlahan – lahan akan kembali seperti semula.

4. Denyut nadi sangat cepat pada seorang anak yang kurang dari 18 bulan , terlihat

adanya noktah lembut pada puncak kepala yang cekung ke bawah(yakni bagian

ubun-ubun.

3

Page 4: DIARE kel. 8

1.4. Patogenesis Diare

Menurut Ngastiyah (2005), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya

diare ialah:

a. Gangguan osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan

tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan

elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang

usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

b. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul

karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

c. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap

makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan

mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare

pula.

1.5. Patofisiologi Diare

Menurut Hidayat (2006), proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai

kemungkinan faktor diantaranya:

a. Faktor infeksi

Faktor ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk dalam

saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel

4

Page 5: DIARE kel. 8

mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi

perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus

dalam absorbs cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri

akan menyebabkan system transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa

mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.

b. Faktor malabsorbsi

Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan

osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus

yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.

c. Faktor makanan

Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik. Sehingga

terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan

untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare.

d. Faktor psikologis

Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan pristaltik usus yang akhirnya

mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare. 

1.6. Etiologi diare

Penyakit diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, beberapa hal yang

menjadi penyebab penyakit ini adalah sebagai berikut:

1. Infeksi Bakteri

Beberapa jenis bakteri dapat termakan melalui makanan atau minuman yang

terkontaminasi dan menyebabkan diare seperti:

a) E.Coli. Ini adalah penyebab penting dari diare cair akut pada orang dewasa

dan anak-anak. Bakteri ini biasanya menyebar melalui makanan dan air yang

terkontaminasi.

5

Page 6: DIARE kel. 8

b) Campylobacter Jejuni. Jenis bakteri ini biasanya menyebabkan diare pada

bayi. C. Jejuni juiga menginfeksi hewan, terutama ayam dan anjing. Bakteri

ini tersebar melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi atau konsumsi

makanan, susu atau air yang terkontaminasi. Sekitar dua pertiga bayi yang

terinfeksi C.Jejuni mengalami diare cair sedangkan yan g lainnya mengalami

disentri.

c) Vibrio Cholera. bakteri ini menyebabkan kolera. Diarenyua bisa parah,

menyebabkan kekurangan cairan atau dehidrasi dalam waktu beberapa jam,

jika cairan dan garam-garam yang hilang tidak segera diganti.

d) Salmonella. Dari kebanyakan infeksi yang disebabkan oleh salmonella

disebabkan oleh konsumsi produk hewani yang terkontaminasi. Bakteri ini

biasanya menyebabkan diare cair, tetapi juga dapat menyebabkan disentri.

e) Shigella. Bakteri shigella ini adalah penyebab diare yang paling umum.

Bakteri ini juga menyebabkan diare cair. Shigella lazimnya menyebar melalui

transmisi dari orang ke orang.

f) Bakteri lain yang dapat menyebabkan diare mencakup staphylococcus,

Bacillus cireus, dan lain-lain.

2. Infeksi Virus

Virus yang menyebabkan diare yaitu rota virus, Norwalk, virus herpes simplex

dan virus hepatitis.

a) Rota virus, penyebab utama penyakit diare pada bayi dan hewan muda,

termasuk anak sapi dan anak babi. Terkadang didapatkan infeksi virus

tersebut pada manusia dewasa. Infeksi Rotavirus biasanya banyak terdapat

selama musim dingin, dengan masa inkubasi selama 1-4 hari.Rotavirus ada

dimana-mana. Penularan Virus ini biasa melalui feses yang mengering dan

disebarkan lewat udara.

b) Virus Norwalk, virus ini menyebabkan muntah-muntah dan diare pada anak-anak yang lebih besar

6

Page 7: DIARE kel. 8

3. Intoleransi Makanan

Faktor makanan misalnya makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan.

Penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti:

Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi,baik yang sudah dicemari

oleh serangga atau terkontaminasi oleh tangan yang kotor.

Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan

benar.

Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.

4. Parasit

Masuk dalam tubuh melalui makanan minuman yang kotor dan menetap dalam

system pencernaan, yaitu:

a) Cryptosporidium: parasit ini biasanya menyebabkan penyakit pada bayi dan

orang yang mekanisme pertahanan alami tubuhnya buruk. Anak-anak yang

sudah lebih besar dan orang dewasa normalnya memiliki investasi

asimtomatik. Itu berarti, parasitnya tidak menyebabkan gejala apa pun.

b) Entamoeba histolytica: parasit ini menyebabkan amebiasis dan biasanya

menjangkiti anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Infestasi ini

biasanya dideteksi melalui pemeriksaan tinja di laboratorium. Parasit ini

menyebabkan disentri.

c) Giardia lamblia: parasit ini menyebabkan giardiasis pada anak kecil. Parasit

ini juga dapat menyebabkan diare persisten. Giardiasis dapat dideteksi melalui

pemeriksan tinja.

5. Reaksi Obat

Seperti antibiotic, obat-obatan, tekanan darah dan antasida mengandung

magnesium.

7

Page 8: DIARE kel. 8

6. Penyakit Inflamasi

Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominalis gangguan fungsi usus seperti

sindroma iritasi usus  dimana usus tidak dapat bekerja secara normal.

1.1. Manifestasi Klinis Diare

Manifestasi klinik penyakit diare antara lain cengeng, rewel, gelisah, suhu

meningkat, nafsu makan menurun, feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan

adanya darah. Kelamaan, feses ini akan berwarna hijau dan asam, anus lecet, dehidrasi,

bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi penurunan volume dan tekanan darah, nadi

cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung, penurunan kesadaran dan diakhiri dengan

syok, berat badan menurun, turgor kulit menurun, Mata dan ubun-ubun cekung, dan

selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering.

1.7. Klasifikasi Diare

Pada klasifikasi diare dapat dikelompokkan menjadi diare dehidrasi berat, diare

dehidrasi sedang atau ringan, diare tanpa dehidrasi, diare persisten, disentri (Hidayat,

2005) :

a. Diare Dehidrasi Berat

Diare dehidrasi berat jika terdapat tanda sebagai berikut letargis atau mengantuk

atau tidak sadar, mata cekung, serta turgor kulit jelek. Penatalaksanaannya yaitu

lakukan pemasangan infuse, berikan cairan IV Ringer Laktat, pemberian ASI

sebaiknya tetap diberikan, pertahankan agar bayi dalam keadaan hangat dan kadar

gula tidak turun.

8

Page 9: DIARE kel. 8

b. Diare Dehidrasi Sedang atau Ringan

Diare ini mempunyi tanda seperti gelisah atau rewel, mata cekung, serta turgor

kulit jelek. Penatalaksanaannya berikan ASI lebih sering dan lebih lama untuk

setiap kali pemberian, berikan oralit, ajari ibu cara membuat oralit, lanjutkan

pemberian ASI, berikan penjelasan kapan harus segera dibawa kepetugas

kesehatan.

c. Diare Tanpa Dehidrasi

Diare tanpa dehidrasi jika hanya ada salah satu tanda pada dehidrasi berat atau

ringan. Penatalaksanaannya berikan ASI lebih sering dan lebih lama setiap kali

pemberian, berikan cairan tambahan yaitu berupa oralit atau air matang sebanyak bayi

mau, ajari pada ibu cara memberikan oralit dengan memberi 6 bungkus oralit, anjurkan

pada ibu jumlah oralit yang diberikan sebagai tambahan cairan, anjurkan untuk

meminum sedikit tapi sering.

d. Diare Persisten

Diare persisten apabila terjadi diare sudah lebih dari 14 hari. Tindakan dan

pengobatan untuk mengatasi masalah diare persisten dan disentri dalam

manajemen balita sakit adalah sebagai berikut : atasi diare sesuai dengan tingkat

diare dan dehidrasi, pertahankan kadar gula agar tidak turun, anjurkan agar bayi

tetap hangat, lakukan rujukan segera.

e. Disentri

Apabila diare disertai darah pada tinja dan tidak ada tanda gangguan saluran

pencernaan. Tindakan dan pengobatan sama dengan diare persisten.

9

Page 10: DIARE kel. 8

1.2. Tanda dan Gejala Diare

Tanda dan gejala diare berdasarkan klasifikasi diare sebagai berikut:

Tanda/gejala yang tampak KlasifikasiTerdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:Letargis atau tidak sadarMata cekungTidak bisa minum atau malas minum4. Cubitan kulit perut kembalinya sagat lambat

Diare dengan dehidrasi berat

Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:1. Gelisah, rewel, atau mudah marah2. Mata cekung3. Haus, minum dengan lahap4. Cubitan kulit perut kembalinya lambat

Diare dengan dehidrasi ringan/sedang

Tidak ada tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedang

Diare tanpa dehidrasi

Diare selama 14 hari atau lebih disertai dengan dehidrasi

Diare presisten berat

Diare selama 14 hari atau lebih tanpa disertai tanda dehidrasi

Diare presisten

Terdapat darah dalam tinja (berak bercampur darah)

Disentri

1.3. Penularan Penyakit Diare

1) Penularan secara langsung

Penyakit diare dapat ditularkan dari orang satu ke orang lain secara langsung

melalui fecal – oral dengan media penularan utama adalah makanan atau minuman yang

10

Page 11: DIARE kel. 8

terkontaminasi agen penyebab diare (Suharyono, 1991). Penderita diare berat akan

mengeluarkan kuman melalui tinja, jika pembuangan tinja tidak dilakukan pada jamban

tertutup, maka akan berpotensi sebagai sumber penularan.

2) Penularan secara tidak langsung

Penyakit diare dapat juga ditularkan secara tidak langsung melalui air. Air yang

tercemar kuman, bila digunakan orang untuk keperluan sehari-hari tanpa direbus atau

dimasak terlebih dahulu, maka kuman akan masuk ke tubuh orang yang memakainya,

sehingga orang tersebut dapat terkena diare.

Kontak langsung dengan penderita

Makanan yang tercemar

Air minum yang tercemar

1.4. Pencegahan dan Pengobatan Diare

1. Pencegahan

1) Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting : 1) sebelum

makan, 2) setelah buang air besar, 3) sebelum memegang makanan, 4) setelah

menceboki anak dan 5) sebelum menyiapkan makanan. Karena tangan merupakan

salah satu bagian tubuh yang paling sering melakukan kontak langsung dengan

benda lain, maka sebelum makan disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun.

Sebuah hasil studi Cochrane menemukan bahwa dalam gerakan-gerakan sosial

yang dilakukan lembaga dan masyarakat untuk membiasakan mencuci tangan

menyebabkan penurunan tingkat kejadian yang signifikan pada diare. Oleh karena

itu, biasakan mencuci tangan sebelum makan dengan sabun. Lakukan hal yang

sama setelah selesai buang air besar.

2) Meminum air minum sehat,atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara

merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi. Hal ini bertujuan

agar bakteri tidak masuk dan berkembangbiak dalam tubuh.

11

Page 12: DIARE kel. 8

3) Pengolahan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat,

kecoa, kutu, lipas dan lain-lain)

4) Membuang air besar dan air kecil pada tempat nya, sebaik nya menggunakan

jamban dengan tangki septic.

5) Pemberian ASI pada bayi, karena ASI berguna sebagai antibodi pada bayi karena

didalam ASI terkandung enzim-enzim pencernaan yang diperlukan oleh bayi

sehingga bila besar nanti, Anak akan memiliki daya tahan tubuh yang baik. Serta

bayi yang minum susu botol lebih mudah diserang diare dari pada bayi yang

disusui ibunya, tetaplah anak disusui walaupun anak menderita diare.

6) Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang.

7) Imunisasi campak.

2. Pengobatan

Pengobatan diare kronik ditujuan terhadap penyakit yang mendasari. Sejumlah agen anti

diare dapat digunakan pada diare kronik. Opiat mungkin dapat digunakan dengan aman

pada keadaan gejala stabil. Adapun pengobatan penyakit diare dibagi menjadi 2, yaitu:

1) Pengobatan secara tradisional

Akar Bunga Teratai Obat Diare: sediakan 50 gram rimpang teratai dan 10 gram

jahe. Kemudian dicuci bersih lalu diparut dan diambil airnya. Minum ramuan

tersebut tiga kali sehari setiap pagi, siang dan sore.

Bunga Teratai untuk Obat Disentri: ambil 50 gram rimpang teratai dan 10 gram

jahe, kemudian diparut atau dijuice. Tambahkan 100 cc air lalu direbus sampai

mendidih. Setelah dingin tambahkan 1 sendok makan madu dan diminum

sekaligus.

2) Pengobatan menggunakan obat-obatan

Loperamid : 4 mg dosis awal, kemudian 2 mg setiap mencret. Dosis maksimum

16 mg/hari.

12

Page 13: DIARE kel. 8

Dhypenoxylat dengan atropin : diberikan 3-4 kali per hari.

Kodein, paregoric : Disebabkan memiliki potensi additif, obat ini sebaiknya

dihindari. Kecuali pada keadaan diare yang intractable. Kodein dapat diberikan

dengan dosis 15-60 mg setiap 4 jam. Paregoric diberikan 4-8 ml.

Klonidin : ∝2 adrenergic agonis yang menghambat sekresi elektrolit intestinal.

Diberikan 0,1-0,2 mg/hariselama 7 hari. Bermanfaat pada pasien dengan diare

sekretori, kriptospdidiosis dan diabetes.

Octreotide: Suatu analog somatostatin yang menstimulasi cairan instestinal dan

absorbsi elektrolit dan menghambat sekresi melalui pelepasan peptida

Gastrointestinal, berguna pada pengobatan diare sekretori yang disebabkan oleh

VIPoma dan tumor carcinoid dan pada beberapa kasus diare kronik yang

berkaitan dengan AIDS. Dosis efektif 50mg –250mg sub kutan tiga kali sehari.

Cholestiramin: Garam empedu yang mengikat resin, berguna pada pasien diare

sekunder karena garam empedu akibat reseksi intestinal atau penyakit ileum.

Dosis 4 gr 1 s/d 3 kali sehari.

1.5. Upaya Keluarga dalam Pencegahan Terjadinya Penyakit Diare pada Balita

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi keparahan

penyakit bila balita sedang menderita diare. Hal yang dapat dilakukan keluarga agar

terhindar dari diare adalah sebagai berikut:

1. Pemberian ASI

ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi karena selain komposisinya

tepat, murah dan juga terjaga kebersihannya. ASI tersedia dalam bentuk yang

ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI

mempunyai khasiat pencegahan secara imunologik dan turut memberikan

perlindungan terhadap diare pada bayi yang mendapat makanan tercemar. Bayi

yang diberi ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar

terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu formula.

13

Page 14: DIARE kel. 8

2. Memperbaiki makanan sapihan

Penyapihan adalah proses seorang anak secara bertahap mulai dibiasakan dengan

susunan makanan orang dewasa. Susu, terutama ASI tetap merupakan bagian

penting dalam susunan makanannya khususnya sampai usia 2 tahun. ASI

eksklusif diberikan sampai bayi berumur 6 tahun setelah itu cara bertahap

dikenalkan makanan tambahan yang lunak.

3. Banyak menggunakan air bersih

Air bersih merupakan barang yang mahal saat sekarang karena dibeberapa

daerah banyak yang mengalami krisis air bersih. Namun penyediaan air bersih

yang memadai penting untuk secara efektif membersihkan tempat dan peralatan

memasak serta makanan, demikian pula untuk mencuci tangan. Hal ini

memungkinkan untuk mengurangi tertelannya bakteri patogen pada balita.

4. Mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah buang air besar dan sebelum

memegang makanan dan makan merupakan salah satu cara mencegah terjadinya

diare. Cuci tangan dengan bersih dilakukan setelah membersihkan anak yang

buang air besar, membuang tinja anak, dan buang air besar. Cuci tangan juga

perlu dilakukan sebelum menyiapkan makanan, makan, dan memberikan

makanan kepada anak. Anak juga secara bertahap diajarkan kebiasaan mencuci

tangan.

5. Penggunaan jamban

Penggunaan jamban yang baik adalah apabila tidak ada tinja yang tertinggal

(menempel) di sekitar jamban, serta teratur dalam membersihkan dan menyikat

jamban. Sedangkan karakteristik jamban yang baik sebagai berikut: dapat

digunakan oleh semua anggota keluarga, berjarak sekurang-kurangnya 20 meter

dari sumber air dan pemukiman, tandon penampung tinja sekurang-kurangnya

sedalam 1 meter, serta tidak memungkinkan lalat/serangga hinggap di

tampungan tinja (dengan sistem leher angsa).

14

Page 15: DIARE kel. 8

6. Cara yang benar membuang tinja bayi

Tinja harus dibungkus dengan kertas atau daun kemudian dibuang dengan cepat

ke dalam jamban atau lubang di tanah. Apabila tinja terpaksa dibuang di udara

terbuka, maka dibuang di tempat yang terkena sinar matahari, karena sinar

matahari dapat membunuh bakteri dan kuman-kuman dalam tinja tersebut.

7. Imunisasi campak

Pemberian imunisasi campak berkorelasi terhadap kejadian diare. Hal ini

dilakukan pada balita yang sedang menderita campak dan selama dua atau tiga

bulan setelah penyakit campak menunjukkan kasus diare dengan angka lebih

tinggi dan lebih parah daripada balita yang sama tanpa campak. Oleh karena itu

balita diusahakan untuk mendapatkan imunisasi campak segera setelah berumur

sembilan bulan.

Diare umumnya ditularkan melaui 4 F, yaitu Food, Feces, Fly dan Finger. Oleh

karena itu upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai

penularan tersebut.

15

Page 16: DIARE kel. 8

BAB III

PENUTUP

1.6. Kesimpulan

Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih darui tiga kali sehari. Diare

merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Diare disebabkan oleh infeksi

bakteri, virus, intoleransi Makanan, parasit, reaksi obat dan penyakit inflasi. Diare

umumnya ditularkan melaui 4 F, yaitu Food, Feces, Fly dan Finger. Oleh karena itu

upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut.

1.7. Saran

1. Biasakanlah untuk selalu hdup sehat agar kita tidak terkena diare.

2. Tingkatkan kesehatan baik individu maupun lingkungan, agar tidak terserang

penyakit.

3. Masaklah air minum sampai mendidih.

4. Cucilah tangan sebelum dan sesudah makan.

5. Buang air besar (BAB) dan Buang air kecil (BAK) di jamban.

16