diare kel. 8
DESCRIPTION
Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang masyarakat karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk yang mencemari lingkungan tersebut.TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang
berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia
baik dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun
rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor
penyebab munculnya penyakit diare tersebut.
Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap
kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang
masyarakat karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk
yang mencemari lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dibawa
oleh kotoran yang ada di lingkungan bebas tersebut baik secara langsung ataupun tidak
langsung yaitu melalui perantara. Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah
dikenal sejak jaman Hippocrates. Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu
masalah kesehatan utama masyarakat Indonesia
Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dan
dapat menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian pada
diare adalah dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit pada
tinja diare (Depkes RI, 1998). Keadaan dehidrasi kalau tidak segera ditolong 50-60%
diantaranya dapat meninggal.
Tentang penatalaksanaan dan pencegahan diare, peran orang tua yang paling
penting. Tingkat pengetahuan orang tua tentang diare pada balita sangat berpengaruh
terhadap penatalaksanan dan pencegahan terhadap diare itu sendiri. Pengetahuan orang
tua dengan kejadian diare pada balita dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti
media masa, penyuluhan yang dilakukan tim kesehatan, lingkungan maupun dari
berbagai sumber lainnya. Selama ini persepsi yang sering muncul di masyarakat tentang
diare adalah karena proses pembuangan zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh
1
dan tidak memerlukan penanganan karena akan sembuh dengan sendirinya. Atau
mungkin juga muncul persepsi jika balita tidak kunjung sembuh dari diare, maka
orientasi ibu selalu menginginkan anaknya segera dapat buang air secara normal saran
tanpa memperhitungkan akibat buruk dari obat diare yang tidak sesuai penggunaannya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan di bahas oleh
makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian penyakit diare?
2. Bagaimana Epidemiologi diare?
3. Apa saja jenis-jenis penyakit diare?
4. Bagaimana etiologi penyakit diare?
5. Bagaimana patofisiologi penyakit diare?
6. Bagaimana gejala klinik penyakit diare?
7. Bagaimana faktor terjadinya penyakit diare?
8. Bagaimana cara penularan penyakit diare?
9. Bagaimana cara pencegahan pada penyakit diare?
1.3. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari pembahasah makalah ini adalah
untuk mengetahui apa dan bagaimana itu penyakit diare.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Diare
Diare adalah tinja encer keluar lebih sering, diare bukan merupakan suatu penyakit
tetapi kelihatan dalam keadaa seperti enteritis regionalis, sprue, colitis ulcerosa,
berbagai infeksi usus dan kebanyakan karena jenis radang lambung dan usus (Sasongko,
2009). Sedangkan menurut Ngastiyah (2005), diare merupakan salah satu gejala dari
penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan,
dikarenakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari
3 kali pada anak; konsistensi feses encer; dapat berwarna hijau atau dapat pula
bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Menurut Dewi, (2010) Diare adalah
pengeluaran feses yang tidak normal dan cair dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan
pengertian diare adalah suatu keadaan dimana terjadi pola perubahan BAB lebih dari
biasanya (> 3x/hari) disertai perubahan konsistensi tinja lebih encer konsistensi tinja
lebih encer atau berair dengan atau tanpa darah dan tanpa lendir.
Tanda-tanda orang dehidrasi antara lain:
1. Penderita sangat kehausan
2. Mulut dan lidah kering,mata cekung
3. Waktu kulit dipijit, lipatan kulit perlahan – lahan akan kembali seperti semula.
4. Denyut nadi sangat cepat pada seorang anak yang kurang dari 18 bulan , terlihat
adanya noktah lembut pada puncak kepala yang cekung ke bawah(yakni bagian
ubun-ubun.
3
1.4. Patogenesis Diare
Menurut Ngastiyah (2005), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya
diare ialah:
a. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare
pula.
1.5. Patofisiologi Diare
Menurut Hidayat (2006), proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai
kemungkinan faktor diantaranya:
a. Faktor infeksi
Faktor ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk dalam
saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel
4
mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi
perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus
dalam absorbs cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri
akan menyebabkan system transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa
mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
b. Faktor malabsorbsi
Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan
osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus
yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.
c. Faktor makanan
Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik. Sehingga
terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan
untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare.
d. Faktor psikologis
Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan pristaltik usus yang akhirnya
mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare.
1.6. Etiologi diare
Penyakit diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, beberapa hal yang
menjadi penyebab penyakit ini adalah sebagai berikut:
1. Infeksi Bakteri
Beberapa jenis bakteri dapat termakan melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi dan menyebabkan diare seperti:
a) E.Coli. Ini adalah penyebab penting dari diare cair akut pada orang dewasa
dan anak-anak. Bakteri ini biasanya menyebar melalui makanan dan air yang
terkontaminasi.
5
b) Campylobacter Jejuni. Jenis bakteri ini biasanya menyebabkan diare pada
bayi. C. Jejuni juiga menginfeksi hewan, terutama ayam dan anjing. Bakteri
ini tersebar melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi atau konsumsi
makanan, susu atau air yang terkontaminasi. Sekitar dua pertiga bayi yang
terinfeksi C.Jejuni mengalami diare cair sedangkan yan g lainnya mengalami
disentri.
c) Vibrio Cholera. bakteri ini menyebabkan kolera. Diarenyua bisa parah,
menyebabkan kekurangan cairan atau dehidrasi dalam waktu beberapa jam,
jika cairan dan garam-garam yang hilang tidak segera diganti.
d) Salmonella. Dari kebanyakan infeksi yang disebabkan oleh salmonella
disebabkan oleh konsumsi produk hewani yang terkontaminasi. Bakteri ini
biasanya menyebabkan diare cair, tetapi juga dapat menyebabkan disentri.
e) Shigella. Bakteri shigella ini adalah penyebab diare yang paling umum.
Bakteri ini juga menyebabkan diare cair. Shigella lazimnya menyebar melalui
transmisi dari orang ke orang.
f) Bakteri lain yang dapat menyebabkan diare mencakup staphylococcus,
Bacillus cireus, dan lain-lain.
2. Infeksi Virus
Virus yang menyebabkan diare yaitu rota virus, Norwalk, virus herpes simplex
dan virus hepatitis.
a) Rota virus, penyebab utama penyakit diare pada bayi dan hewan muda,
termasuk anak sapi dan anak babi. Terkadang didapatkan infeksi virus
tersebut pada manusia dewasa. Infeksi Rotavirus biasanya banyak terdapat
selama musim dingin, dengan masa inkubasi selama 1-4 hari.Rotavirus ada
dimana-mana. Penularan Virus ini biasa melalui feses yang mengering dan
disebarkan lewat udara.
b) Virus Norwalk, virus ini menyebabkan muntah-muntah dan diare pada anak-anak yang lebih besar
6
3. Intoleransi Makanan
Faktor makanan misalnya makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan.
Penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti:
Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi,baik yang sudah dicemari
oleh serangga atau terkontaminasi oleh tangan yang kotor.
Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan
benar.
Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
4. Parasit
Masuk dalam tubuh melalui makanan minuman yang kotor dan menetap dalam
system pencernaan, yaitu:
a) Cryptosporidium: parasit ini biasanya menyebabkan penyakit pada bayi dan
orang yang mekanisme pertahanan alami tubuhnya buruk. Anak-anak yang
sudah lebih besar dan orang dewasa normalnya memiliki investasi
asimtomatik. Itu berarti, parasitnya tidak menyebabkan gejala apa pun.
b) Entamoeba histolytica: parasit ini menyebabkan amebiasis dan biasanya
menjangkiti anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Infestasi ini
biasanya dideteksi melalui pemeriksaan tinja di laboratorium. Parasit ini
menyebabkan disentri.
c) Giardia lamblia: parasit ini menyebabkan giardiasis pada anak kecil. Parasit
ini juga dapat menyebabkan diare persisten. Giardiasis dapat dideteksi melalui
pemeriksan tinja.
5. Reaksi Obat
Seperti antibiotic, obat-obatan, tekanan darah dan antasida mengandung
magnesium.
7
6. Penyakit Inflamasi
Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominalis gangguan fungsi usus seperti
sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara normal.
1.1. Manifestasi Klinis Diare
Manifestasi klinik penyakit diare antara lain cengeng, rewel, gelisah, suhu
meningkat, nafsu makan menurun, feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan
adanya darah. Kelamaan, feses ini akan berwarna hijau dan asam, anus lecet, dehidrasi,
bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi penurunan volume dan tekanan darah, nadi
cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung, penurunan kesadaran dan diakhiri dengan
syok, berat badan menurun, turgor kulit menurun, Mata dan ubun-ubun cekung, dan
selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering.
1.7. Klasifikasi Diare
Pada klasifikasi diare dapat dikelompokkan menjadi diare dehidrasi berat, diare
dehidrasi sedang atau ringan, diare tanpa dehidrasi, diare persisten, disentri (Hidayat,
2005) :
a. Diare Dehidrasi Berat
Diare dehidrasi berat jika terdapat tanda sebagai berikut letargis atau mengantuk
atau tidak sadar, mata cekung, serta turgor kulit jelek. Penatalaksanaannya yaitu
lakukan pemasangan infuse, berikan cairan IV Ringer Laktat, pemberian ASI
sebaiknya tetap diberikan, pertahankan agar bayi dalam keadaan hangat dan kadar
gula tidak turun.
8
b. Diare Dehidrasi Sedang atau Ringan
Diare ini mempunyi tanda seperti gelisah atau rewel, mata cekung, serta turgor
kulit jelek. Penatalaksanaannya berikan ASI lebih sering dan lebih lama untuk
setiap kali pemberian, berikan oralit, ajari ibu cara membuat oralit, lanjutkan
pemberian ASI, berikan penjelasan kapan harus segera dibawa kepetugas
kesehatan.
c. Diare Tanpa Dehidrasi
Diare tanpa dehidrasi jika hanya ada salah satu tanda pada dehidrasi berat atau
ringan. Penatalaksanaannya berikan ASI lebih sering dan lebih lama setiap kali
pemberian, berikan cairan tambahan yaitu berupa oralit atau air matang sebanyak bayi
mau, ajari pada ibu cara memberikan oralit dengan memberi 6 bungkus oralit, anjurkan
pada ibu jumlah oralit yang diberikan sebagai tambahan cairan, anjurkan untuk
meminum sedikit tapi sering.
d. Diare Persisten
Diare persisten apabila terjadi diare sudah lebih dari 14 hari. Tindakan dan
pengobatan untuk mengatasi masalah diare persisten dan disentri dalam
manajemen balita sakit adalah sebagai berikut : atasi diare sesuai dengan tingkat
diare dan dehidrasi, pertahankan kadar gula agar tidak turun, anjurkan agar bayi
tetap hangat, lakukan rujukan segera.
e. Disentri
Apabila diare disertai darah pada tinja dan tidak ada tanda gangguan saluran
pencernaan. Tindakan dan pengobatan sama dengan diare persisten.
9
1.2. Tanda dan Gejala Diare
Tanda dan gejala diare berdasarkan klasifikasi diare sebagai berikut:
Tanda/gejala yang tampak KlasifikasiTerdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:Letargis atau tidak sadarMata cekungTidak bisa minum atau malas minum4. Cubitan kulit perut kembalinya sagat lambat
Diare dengan dehidrasi berat
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:1. Gelisah, rewel, atau mudah marah2. Mata cekung3. Haus, minum dengan lahap4. Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
Tidak ada tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedang
Diare tanpa dehidrasi
Diare selama 14 hari atau lebih disertai dengan dehidrasi
Diare presisten berat
Diare selama 14 hari atau lebih tanpa disertai tanda dehidrasi
Diare presisten
Terdapat darah dalam tinja (berak bercampur darah)
Disentri
1.3. Penularan Penyakit Diare
1) Penularan secara langsung
Penyakit diare dapat ditularkan dari orang satu ke orang lain secara langsung
melalui fecal – oral dengan media penularan utama adalah makanan atau minuman yang
10
terkontaminasi agen penyebab diare (Suharyono, 1991). Penderita diare berat akan
mengeluarkan kuman melalui tinja, jika pembuangan tinja tidak dilakukan pada jamban
tertutup, maka akan berpotensi sebagai sumber penularan.
2) Penularan secara tidak langsung
Penyakit diare dapat juga ditularkan secara tidak langsung melalui air. Air yang
tercemar kuman, bila digunakan orang untuk keperluan sehari-hari tanpa direbus atau
dimasak terlebih dahulu, maka kuman akan masuk ke tubuh orang yang memakainya,
sehingga orang tersebut dapat terkena diare.
Kontak langsung dengan penderita
Makanan yang tercemar
Air minum yang tercemar
1.4. Pencegahan dan Pengobatan Diare
1. Pencegahan
1) Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting : 1) sebelum
makan, 2) setelah buang air besar, 3) sebelum memegang makanan, 4) setelah
menceboki anak dan 5) sebelum menyiapkan makanan. Karena tangan merupakan
salah satu bagian tubuh yang paling sering melakukan kontak langsung dengan
benda lain, maka sebelum makan disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun.
Sebuah hasil studi Cochrane menemukan bahwa dalam gerakan-gerakan sosial
yang dilakukan lembaga dan masyarakat untuk membiasakan mencuci tangan
menyebabkan penurunan tingkat kejadian yang signifikan pada diare. Oleh karena
itu, biasakan mencuci tangan sebelum makan dengan sabun. Lakukan hal yang
sama setelah selesai buang air besar.
2) Meminum air minum sehat,atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara
merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi. Hal ini bertujuan
agar bakteri tidak masuk dan berkembangbiak dalam tubuh.
11
3) Pengolahan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat,
kecoa, kutu, lipas dan lain-lain)
4) Membuang air besar dan air kecil pada tempat nya, sebaik nya menggunakan
jamban dengan tangki septic.
5) Pemberian ASI pada bayi, karena ASI berguna sebagai antibodi pada bayi karena
didalam ASI terkandung enzim-enzim pencernaan yang diperlukan oleh bayi
sehingga bila besar nanti, Anak akan memiliki daya tahan tubuh yang baik. Serta
bayi yang minum susu botol lebih mudah diserang diare dari pada bayi yang
disusui ibunya, tetaplah anak disusui walaupun anak menderita diare.
6) Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang.
7) Imunisasi campak.
2. Pengobatan
Pengobatan diare kronik ditujuan terhadap penyakit yang mendasari. Sejumlah agen anti
diare dapat digunakan pada diare kronik. Opiat mungkin dapat digunakan dengan aman
pada keadaan gejala stabil. Adapun pengobatan penyakit diare dibagi menjadi 2, yaitu:
1) Pengobatan secara tradisional
Akar Bunga Teratai Obat Diare: sediakan 50 gram rimpang teratai dan 10 gram
jahe. Kemudian dicuci bersih lalu diparut dan diambil airnya. Minum ramuan
tersebut tiga kali sehari setiap pagi, siang dan sore.
Bunga Teratai untuk Obat Disentri: ambil 50 gram rimpang teratai dan 10 gram
jahe, kemudian diparut atau dijuice. Tambahkan 100 cc air lalu direbus sampai
mendidih. Setelah dingin tambahkan 1 sendok makan madu dan diminum
sekaligus.
2) Pengobatan menggunakan obat-obatan
Loperamid : 4 mg dosis awal, kemudian 2 mg setiap mencret. Dosis maksimum
16 mg/hari.
12
Dhypenoxylat dengan atropin : diberikan 3-4 kali per hari.
Kodein, paregoric : Disebabkan memiliki potensi additif, obat ini sebaiknya
dihindari. Kecuali pada keadaan diare yang intractable. Kodein dapat diberikan
dengan dosis 15-60 mg setiap 4 jam. Paregoric diberikan 4-8 ml.
Klonidin : ∝2 adrenergic agonis yang menghambat sekresi elektrolit intestinal.
Diberikan 0,1-0,2 mg/hariselama 7 hari. Bermanfaat pada pasien dengan diare
sekretori, kriptospdidiosis dan diabetes.
Octreotide: Suatu analog somatostatin yang menstimulasi cairan instestinal dan
absorbsi elektrolit dan menghambat sekresi melalui pelepasan peptida
Gastrointestinal, berguna pada pengobatan diare sekretori yang disebabkan oleh
VIPoma dan tumor carcinoid dan pada beberapa kasus diare kronik yang
berkaitan dengan AIDS. Dosis efektif 50mg –250mg sub kutan tiga kali sehari.
Cholestiramin: Garam empedu yang mengikat resin, berguna pada pasien diare
sekunder karena garam empedu akibat reseksi intestinal atau penyakit ileum.
Dosis 4 gr 1 s/d 3 kali sehari.
1.5. Upaya Keluarga dalam Pencegahan Terjadinya Penyakit Diare pada Balita
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi keparahan
penyakit bila balita sedang menderita diare. Hal yang dapat dilakukan keluarga agar
terhindar dari diare adalah sebagai berikut:
1. Pemberian ASI
ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi karena selain komposisinya
tepat, murah dan juga terjaga kebersihannya. ASI tersedia dalam bentuk yang
ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI
mempunyai khasiat pencegahan secara imunologik dan turut memberikan
perlindungan terhadap diare pada bayi yang mendapat makanan tercemar. Bayi
yang diberi ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar
terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu formula.
13
2. Memperbaiki makanan sapihan
Penyapihan adalah proses seorang anak secara bertahap mulai dibiasakan dengan
susunan makanan orang dewasa. Susu, terutama ASI tetap merupakan bagian
penting dalam susunan makanannya khususnya sampai usia 2 tahun. ASI
eksklusif diberikan sampai bayi berumur 6 tahun setelah itu cara bertahap
dikenalkan makanan tambahan yang lunak.
3. Banyak menggunakan air bersih
Air bersih merupakan barang yang mahal saat sekarang karena dibeberapa
daerah banyak yang mengalami krisis air bersih. Namun penyediaan air bersih
yang memadai penting untuk secara efektif membersihkan tempat dan peralatan
memasak serta makanan, demikian pula untuk mencuci tangan. Hal ini
memungkinkan untuk mengurangi tertelannya bakteri patogen pada balita.
4. Mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah buang air besar dan sebelum
memegang makanan dan makan merupakan salah satu cara mencegah terjadinya
diare. Cuci tangan dengan bersih dilakukan setelah membersihkan anak yang
buang air besar, membuang tinja anak, dan buang air besar. Cuci tangan juga
perlu dilakukan sebelum menyiapkan makanan, makan, dan memberikan
makanan kepada anak. Anak juga secara bertahap diajarkan kebiasaan mencuci
tangan.
5. Penggunaan jamban
Penggunaan jamban yang baik adalah apabila tidak ada tinja yang tertinggal
(menempel) di sekitar jamban, serta teratur dalam membersihkan dan menyikat
jamban. Sedangkan karakteristik jamban yang baik sebagai berikut: dapat
digunakan oleh semua anggota keluarga, berjarak sekurang-kurangnya 20 meter
dari sumber air dan pemukiman, tandon penampung tinja sekurang-kurangnya
sedalam 1 meter, serta tidak memungkinkan lalat/serangga hinggap di
tampungan tinja (dengan sistem leher angsa).
14
6. Cara yang benar membuang tinja bayi
Tinja harus dibungkus dengan kertas atau daun kemudian dibuang dengan cepat
ke dalam jamban atau lubang di tanah. Apabila tinja terpaksa dibuang di udara
terbuka, maka dibuang di tempat yang terkena sinar matahari, karena sinar
matahari dapat membunuh bakteri dan kuman-kuman dalam tinja tersebut.
7. Imunisasi campak
Pemberian imunisasi campak berkorelasi terhadap kejadian diare. Hal ini
dilakukan pada balita yang sedang menderita campak dan selama dua atau tiga
bulan setelah penyakit campak menunjukkan kasus diare dengan angka lebih
tinggi dan lebih parah daripada balita yang sama tanpa campak. Oleh karena itu
balita diusahakan untuk mendapatkan imunisasi campak segera setelah berumur
sembilan bulan.
Diare umumnya ditularkan melaui 4 F, yaitu Food, Feces, Fly dan Finger. Oleh
karena itu upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai
penularan tersebut.
15
BAB III
PENUTUP
1.6. Kesimpulan
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih darui tiga kali sehari. Diare
merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Diare disebabkan oleh infeksi
bakteri, virus, intoleransi Makanan, parasit, reaksi obat dan penyakit inflasi. Diare
umumnya ditularkan melaui 4 F, yaitu Food, Feces, Fly dan Finger. Oleh karena itu
upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut.
1.7. Saran
1. Biasakanlah untuk selalu hdup sehat agar kita tidak terkena diare.
2. Tingkatkan kesehatan baik individu maupun lingkungan, agar tidak terserang
penyakit.
3. Masaklah air minum sampai mendidih.
4. Cucilah tangan sebelum dan sesudah makan.
5. Buang air besar (BAB) dan Buang air kecil (BAK) di jamban.
16