diare

11
DIARE BATASAN Keluarnya tinja cair lebih dari tiga kali/24 jam I. Diare Akut : Terjadi akut dan berlangsung paling lama 3-5 hari. II. Diare berkepanjangan : Berlangsung lebih dari 7 hari. III. Diare kronik : Berlangsung lebih dari 14 hari. I. DIARE AKUT PatofisioIogi dan Patogenesis Ketidakseimbangan pengangkutan air dan elektrolit berperan penting pada patogenesis diare, terjadi perubahan absorbsi dan sekresi cairan dan elektrolit, yang dapat meningkatkan terjadinya dehidrasi. Peningkatan pengeluaran cairan dapat terjadi oleh karena : Sekresi yang meningkat (secretory diarrhea), pada diare infeksi. Osmotik oleh karena adanya bahan-bahan dalam lumen usus. Moti1itas usus yang meningkat. GejaIa Klinis Frekuensi buang air besar bertambah dengan bentuk dan konsistensi yang lain dari biasanya dapat cair, berlendir, atau berdarah, dapat juga disertai gejala lain, anoreksia panas, muntah atau kembung. Dapat disertai gejala komplikasi, gangguan elektrolit, dehidrasi, gangguan gas darah/asidosis. 53

Upload: alfathiannaaudinaashari

Post on 12-Jul-2016

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

diare

TRANSCRIPT

DIARE

BATASAN

Keluarnya tinja cair lebih dari tiga kali/24 jam

I. Diare Akut :

Terjadi akut dan berlangsung paling lama 3-5 hari.

II. Diare berkepanjangan :

Berlangsung lebih dari 7 hari.

III. Diare kronik :

Berlangsung lebih dari 14 hari.

I. DIARE AKUT

PatofisioIogi dan Patogenesis

Ketidakseimbangan pengangkutan air dan elektrolit berperan penting pada patogenesis diare,

terjadi perubahan absorbsi dan sekresi cairan dan elektrolit, yang dapat meningkatkan

terjadinya dehidrasi.

Peningkatan pengeluaran cairan dapat terjadi oleh karena :

Sekresi yang meningkat (secretory diarrhea), pada diare infeksi.

Osmotik oleh karena adanya bahan-bahan dalam lumen usus.

Moti1itas usus yang meningkat.

GejaIa Klinis

Frekuensi buang air besar bertambah dengan bentuk dan konsistensi yang lain dari biasanya

dapat cair, berlendir, atau berdarah, dapat juga disertai gejala lain, anoreksia panas, muntah

atau kembung. Dapat disertai gejala komplikasi, gangguan elektrolit, dehidrasi, gangguan gas

darah/asidosis.

Penyebab

Enteral : Infeksi enteral

Intoksikasi makanan

Parenteral : Infeksi parenteral (ISPA, saluran kemih, OMA, dll).

Infeksi Enteral :

53

- Virus: Rotavirus, adenovirus, dan lain-lain

- Bakteri : Salmonella, shigella, E-Coli, Yersinia, Campylobacter.

- Parasit, Protozoa (ent. Histolitika)

- Jamur . dll

Komplikasi

Awal :

Gangguan keseimbangan air, elektrolit dan asam basa, intoleransi klinik akut terhadap

karbohidrat dan lemak.

Lambat :

- Diare berkepanjangan (prolonged diarrhea)

- Intoleransi klinik hidrat arang yang berkepanjangan.

- Diare persisten

Diare kronik :

- Sindrom postenteritis

- Diare intraktabel

1.5. Cara Pemeriksaan

1.5.1. Etiologis :

Klinis (sulit membedakan)

Kultur faeces

1.5.2. Menentukan adanya dehidrasi atau tidak

Kriteria Penentuan Derajat Dehidrasi Menurut Haroen Noerasid (Modifikasi)

Ditambah :

54

Rasa Haus

Oliguria ringan

Dehidrasi Ringan

”keadaan jaringan”

Turgor kulit turun Ubun ubun besar cekung Mata cekung

Dehidrasi Sedang

Ditambah :

1.5.3. Gangguan elektrolit :

Pemeriksaan serum elektrolit

Hipernatremia, hiponatremia, hipokalemia

1.5.4. Gangguan Gas Darah : pemeriksaan gas darah.

1.6. Penatalaksanaan

1.6.1. Resusitasi Cairan & Elektrolit sesuai derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolitnya.

Upaya Rehidrasi Oral (U.R.O.)

UsiaDehidrasi Ringan – 3 jam

pertama (50ml/kg)Tanpa Dehidrasi

- jam selanjutnya

(10-20 ml/kg/setiap diare

Bayi sp 1 tahun 1,5 gelas * 0,5 gelas*

Bayi sp 5 tahun 3 gelas ** 1 gelas **

Bayi > 5 tahun 6 gelas 2 gelas

Berat badan + 6 kg. :

6 kg x 50 ml = 300 mI = + 1,5 gelas

6 kg x 10-20 ml = 60-120 ml/setiap diare = 0,5 gelas/setiap diare

Berat badan + 13 kg :

13 kg x 50 mi = 650 mi = 3 gelas

13 kg x 10-20 mi = 150-250 ml/setiap diare = 1 gelas setiap diare

55

Tanda- tanda Vital :

Susunan saraf pusat :Somnolen, sopor, koma

Pulmo kardiovaskuler

Dehidrasi Berat

*

**

Terapi Cairan Standar (Iso Hiponatremia) Untuk Segala Usia Kecuali Neonatus

PLAN DERAJAT DEHIDRASI

KEBUTUHAN CAIRAN

JENIS CAIRAN CARA/LAMA PEMBERIAN

C BERAT +30 ml/kg/1 jam

= 10 tts/kg/mnt

RL T.I.V/ 3 Jam atau lebih cepat

*)

B

SEDANG

6-9 %

RINGAN

+70 ml/kg/1 jam

= 5 tts/kg/mnt

+50 ml/kg//3 jam

= 3- 4 tts/kg/mnt

HSD

Atau

Oralit

HSD

atau

oralit

T.I.V/ 3 Jam

Atau

T.I.G/ 3 Jam

Atau

Oral 3 jam

T.I.V/ 3 Jam

Atau

T.I.G/ 3 Jam

A TANPA DEHIDRASI

+10-20 ml/kg/ setiap kali diare

Larutan RT atau oralit

Oral sampai diare berhenti

Keterangan : T.I.V : tetes intra venus

T.I.G : tetes intra gastrik

1.6.2. Dietetik

Makanan tetap diberikan, ASI diteruskan, formula diencerkan dalam waktu singkat. Makanan

tambahan sesuai umur dengan konsistensi yang mudah dicerna.

1.6.3. Vitamin A 100.000 IU (untuk anak di atas 1 tahun); 50.000 IU (untuk anak di bawah 1 Tahun)

1.6.3. Probiotik : 1 kapsul/1 bungkus per hari.

1.6.4. Pada umumnya tidak diperlukan antimikrobial.

Penggunaan antimikrobial hanya pada kasus-kasus tertentu dan kasus-kasus resiko tinggi,

misalnya bayi sangat muda, gizi kurang dan adal penyakit penyerta (lihat lampiran 2)

1.6.5. Pengobatan problem penyerta.

1.6.6. Obat-obat diare tidak dianjurkan.

56

II. DIARE BERKEPANJANGAN (PROLONGED DIARE)

II.l. Patofisiologi

Terjadi kerusakan mukosa usus yang berkepanjangan dengan akibat terjadinya malabsorpsi,

peningkatan absorpsi protein asing, berkurangnya hormon enterik serta pertumbuhan kuman

yang berlebihan.

Terjadinya suatu sindrome post enteritis yang merupakan sebab dan akibat sejumlah faktor

yang multi kompleks.

Penyebab :

Intoleransi sekunder

Enteropati oleh karena protein makanan, terutama protein susu sapi (CMPSE)

dan kedelai.

Malnutrisi

Enteropatogen

Parasit

II.2. Gejala Klinik :

Lama diare melewati masa diare akut (5-7 hari) dapat disertai muntah dan kembung.

II.3. Etiologi :

Infeksi

Malabsorpsi

Penanganan diare akut yang tidak adekuat.

II.4. Pemeriksaan

Faeces:

Mikroskopis

Kultur

Test-test malabsorpsi :

Karbohidrat (pH, Clinitest)

Lemak :

o floating test ( Rosipal test )

Kultur urine

57

II.5. Penatalaksanaan

II.5.1. Resusitasi cairan dan elektrolit bila ada gangguan.

II.5.2. Identifikasi penyebab

II.5.3. Pengobatan sesuai penyebab

II.5.4. Pengelolaan diit yang rasional

Penatalaksanaan Diare Berkepanjangan

Penyebab Test Pengobatan

Intolerasi gulaAdanya reducing subtance dalam faeces

Eksklusi gula

Food proteinEkslusi dan challenge makanan bila mungkin biopsi usus

Eksklusi protein makanan

Malnutrisi Klinis & test biochemis Rehabilitasi makanan

Adanya enterobakter yang patogen yang persistent

Pemeriksaan faeces, cairan & mukosa duodenum & jejunum

Antibiotik yang sesuai

Parasite Pemeriksaan faeces, cairan & mukosa duodenum & jejunum

Antibiotik yang sesuai

UTI Kultur urine Antibiotik yang sesuai

II.6 Komplikasi

Diare kronik/intraktabel

III. DIARE KRONIK

III.1. Patofisiologi

Penyebab yang multi kompleks dari diare kronik menyebabkan patofisiologi yang komplek, saling

mempengaruhi dan mungkin memperberat keadaan.

Mekanisme terjadinya diare kronik :

III.l.l. Osmotik :

58

-Overfeeding

-Malabsorpsi karbohidrat

-Bahan makanan yang tak berserat

III.l.2. Sekretori :

- Infeksi interopatogen

- Interotropik - hormon secreting factor

III.l.3. 0vergrowth Bakteria, Malabsorpsi asam empedu dan asam lemak :

-Usus halus terkontaminasi

-Reseksi ileum

III.l.4. Abnormalitas absorpsi ion aktive Chloride diarrhea congenital

III.l.5. Kerusakan Mukosa :

-Enteritis/kolitis infectious

-Gastro enteropathy karena alergi

-Celiac disease

- Inflamatory Bowel Disease

III.l.6. Motilitas Intestinal yang abnormal dan atau berkurangnya permukaan usus yang berfungsi

- Hypomotility

- Hypermotility

- Short Bowel Syndrome

III.2. Penyebab dan Faktor Resiko

III.2.1. Infeksi :

- Ekstraintestinal : sering UTI

- Intraintestinal : kuman penyebab khusus, sering :

- Enteroadherent E.Coli (EAEC)

- Cryptosporadium

- Enteropathogenic E.Coli (EPEC)

- Salmonella non typus

III.2.2. Faktor penderita :

- Usia kurang dari 3 bulan

- Gizi buruk

- Depresi sistem immunologik

59

- Ensim-ensim yang berkurang

III.2.3. Faktor-faktor lain : kejadian diare akut yang terdahulu merupikan resiko terjadinya diare kronik.

Penanganan yang tidak efektif menambah resiko terjadinya diare kronik.

III.3. Gejala KIinik

Diare lebih dari dua minggu, disertai gejala intoleransi dan/atau infeksi enteral atau sepsis.

Biasanya disertai gangguan gizi.

III.4. Pemeriksaan dan Diagnosis

III.4.1. Anamnesis yang teliti

III.4.2. Pemeriksaan Fisis

a. Adanya gagal tumbuh

b. Gejala lain yang menyertai

c. Pemeriksaan anorektal

III.4.3. Riwayat Diit

III.4.4. Laboratorium

- Kultur faeces

- Uji malabsorpsi

- gula : pH, Clinitest

- lemak : butir-butir lemak, sudan III, Rosipal, Van de Kamer

- Pemeriksaan untuk menyingkirkan infeksi parenteral, misal kultur urine.

- X-foto abdomen/barium untuk menyingkirkan kelainan anatomis.

- Biopsi usus serial, dan dilakukan eliminasi dan chalenge untuk CMPSE.

III.5. Komplikasi

- Sepsis

- Malnutrisi ---> gangguan tumbuh kembang

III.6. Penatalaksanaan

III.6.1. Koreksi gangguan cairan & elektrolit bila ada

III.6.2. Kausal

III.6.3. Supportif dan dietetik "

60

III.6.3.1. Vit A 100.000 -200.000 U 1x i.m.

Vit B-compleks, Vit C.

III.6.3.2. Dietetik

- Dalam keadaan yang herat mungkio diperlukan parenteral nutrisi

- Enteral Continous Drip Feeding memberikan hasil yang baik dengan formula khusus (

low lactose )

- Dalam keadaan malabsorpsi berat, serta allergi protein susu sapi dapat diherikan

elemental atau semi elemental formula.

III.6.3.3. Probiotik

61