materi diare

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. 1.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu : a. memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak b. mengetahui pengertian dari diare, tahapan dehidrasi, penatalaksanan medis, penatalaksanaan keperawatan untuk diare pada anak 1.3 Metode Penulisan Makalah ini disusun berdasarkan study kepustakaan dan membaca buku sumber yang berhubungan dengan materi tersebut. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari : 1

Upload: io-na-ditha

Post on 26-Jun-2015

1.198 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: MATERI DIARE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi

karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang

encer atau cair.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

a. memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak

b. mengetahui pengertian dari diare, tahapan dehidrasi, penatalaksanan

medis, penatalaksanaan keperawatan untuk diare pada anak

1.3 Metode Penulisan

Makalah ini disusun berdasarkan study kepustakaan dan membaca buku

sumber yang berhubungan dengan materi tersebut.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN : Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode

Penulisan, Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN : Definisi, Patofisiologi, Penatalaksanaan medis,

Komplikasi, Etiologi, Manifestasi klinis,

Pemeriksaan Diagnostik, Penatalaksanaan

Keperawatan.

BAB III PENUTUP : Kesimpulan

1

Page 2: MATERI DIARE

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi

karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang

encer atau cair.

2.2 Patofisiologi

Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan

akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang

berlebihan.

Cairan, sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler

ke dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit, dan

dapat terjadi asidosis metabolik

Diare yang terjadi merupakan proses dari:

Transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam

usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan dan

meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan

merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan

intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan

dan elektrolit

Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi

cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada sindrom

malabsorbsi.

Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi

intestinal

2

Page 3: MATERI DIARE

Gambar : Patofisiologi : sumber dari Ashwill and Droske (1997). Nurshing Care of Children :

Principles and Practiise. Philadelphia; W.B. Saunders Company

Tahapan dehidrasi dari Ashwill and Droske. (1997) :

Dehidrasi ringan; berat badan menurun 3 % - 5 %, dengan volume cairan yang

hilang kurang dari 50 ml/kg

Dehidrasi sedang; berat badan menurun lebih dari 10 %, dengan volume

cairan yang hilang 50 – 90 ml/kg

Dehidrasi berat; berat badan menururn lebih dari 10 %, dengan volume cairan

yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/kg

PENENTUAN DERAJAT DEHIDRASI MENURUT WHO (1980)

3

Page 4: MATERI DIARE

TANDA DAN GEJALA DEHIDRASI RINGAN DEHIDRASI SEDANG DEHIDRASI BERAT

1 Keadaan umum dan kondisi

Bayi dan anak kecil

Anak lebih besar dan

dewasa

2 Nadi radialis

3 Pernafasan

4 Ubun-ubun besar

5 Elastisitas kulit

6 Mata

7 Air Mata

8 Selaput lendir

9 Pengeluaran urine

10 Tekanan darah sistolik

% kehilangan berat

Prakiraan kehilangan cairan

Haus, sadar, gelisah

Haus, sadar, gelisah

Normal (frekuensi dan isi)

Normal

Normal

Pada pencubita, elastisitas

kembali segera

Normal

Ada

Lembab

Normal

Normal

4 – 5 %

40 – 50 mg

Haus, gelisah atau alergi tetapi

iritabel

Haus, sadar, merasa pusing pada

perubahan

Cepat dan lemah

Dalam, mungkin cepat

Cekung

Lambat

Cekung

Kering

Kering

Berkurang dan warna tua

Normal – rendah

6 – 9 %

60 – 90 %

Mengantuk, lemas, extremitas dingin, berkeringat,

sianotik, mungkin koma

Biasanya sadar, gelisah, extremitas dingin,

berkeringat dan sianotik,kulit jari-jari tangan dan

kaki keriput, kejang otot

Cepat, halus, kadang-kadang tak terasa

Dalam dan cepat

Sangat cekung

Sangat lambat (> 2 detik)

Sangat cekung

Sangat kering

Sangat kering

Tidak ada urine untuk beberapa jam, kandung

kencing kosong

< 80 mmHg, mungkin tak terukur

10 % atau lebih

100 – 110 ml/kg

PENENTUAN DERAJAT DEHIDRASI BERDASARKAN SISTEM

PENGANGKAAN MAURICE KING (1974)

Bagian tubuh yang

Harus diperiksa

Angka untuk gejala yang ditemukan

0 1 2

1 Keadaan umum

2 Kekenyalan kulit

3 Mata

4 Ubun-ubun

5 Mulut

6 Denyut nadi

Sehat

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Gelisah, lekas

marah atau apatis,

mengantuk

(lunglai)

Sedikit kurang

Sedikit kurang

Sedikit cekung

Kering

120 – 140

Mengigau atau

koma

Sangat kurang

Sangat kurang

Sangat cekung

Kering & mem-

biru

Lebih dari 140

Catatan:

4

Page 5: MATERI DIARE

Hasil yang didapatkan pada penderita diberi angka 0, 1, atau 2; sesuai dengan Tabel

dankemudian dijumlahkan

Nilai 0 – 2 : Dehidrasi ringan

Nilai 3 – 6 : Dehidrasi sedang

Nilai 7 – 12 : Dehidrasi berat

GEJALA DEHIDRASI : ISOTONIK, HIPOTONIK, HIPERTONIK

Gejala Hipotonik Isotonik Hipertonik

Rasa haus

Berat badan

Turgor kulit

Kulit/selaput lendir

Gejala SSP

Sirkulasi

Nadi

Tekanan darah

Banyaknya kasus

-

Menurun sekali

Menurun Sekali

Basah

Apatis

Jelek sekali

Sangat lemah

Sangat rendah

20 – 30 %

+

Menurun

Menurun

Kering

Koma

Jelek

Cepat & lemah

Rendah

70 %

+

Menurun

Tidak jelas

Kering sekali

Irritable, kejang-

kejang, hiperrefleksi

Relatif masih baik

Cepat & keras

Rendah

10 – 20 %

KEHILANGAN CAIRAN MENURUT DERAJAT DEHIDRASI PADA ANAK DIBAWAH 2 TAHUN

Derajat dehidrasi PWL NWL CWL JumlahRingan

Sedang

Berat

50

75

125

100

100

200

25

25

25

175

200

350

KEHILANGAN CAIRAN MENURUT DERAJAT DEHIDRASI PADA ANAK DIBAWAH 2 - 5 TAHUN

5

Page 6: MATERI DIARE

Derajat dehidrasi PWL NWL CWL JumlahRingan

Sedang

Berat

30

50

80

80

80

80

25

25

25

135

155

185

KEHILANGAN CAIRAN PADA DEHIDRASI BERATMENURUT BERAT BADAN PASIEN DAN UMUR

Berat badan Umur PWL NWL CWL Jumlah 0-3 kg

3-10 kg

10-15 kg

15-25 kg

0-1 bln

1 bln – 2 thn

2-5 thn

5-10 thn

150

125

100

80

125

100

80

25

25

25

25

25

300

250

205

130

PWL, previous water loss (ml / kg BB) cairan yang hilang karena muntah; NWL, normal

water loss (ml / kg BB) (cairan hilang melalui urine, kulit, pernafasan); CWL,

concomitant water loss (ml / kg BB) ( cairan hilang karena muntah hebat).

2.3 Penatalaksanaan medis

Dasar pengobatan diare adalah:

1. Pemberian cairan: jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah

pemberiannnya.

Penanganan fokus pada penyebab

Pertolongan pertama pada bayi diare

Bila anak mulai diare, segera minumkan cairan berupa air teh, kelapa,

kuah sayur, atau larutan gula garam

Bila mencret terus menerus dan anak lemas tidak mau makan, segera

minumkan oralit sebanyak anak mau meminumnya

Bila muntah jangan putus asa dicoba lagi, kalau dengan gelas sukar

usahakan dengan sendok

Pemberian cairan dan elektrolit; oral (seperti; pedialyte atau oralit) atau terapi

panteral

6

Page 7: MATERI DIARE

Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukandari ASI

2. Dietetik (cara pemberian makanan)

3. Obat-obatan

Cara memberikan cairan dalam terapi rehidrasi

a. Belum ada dehidrasi

Per oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap defekasi

b. Dehidrasi ringan

1 jam pertama : 25-50 ml / kg BB per oral (intragastrik)

Selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari ad libitum

c. Dehidrasi sedang

1 jam pertama : 50-100 ml / kg BB per oral / intragastrik (sonde)

Selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari ad libitum

d. Dehidrasi berat

Untuk anak umur 1 bln – 2 thn berat badan 3 – 10 kg

1 jam pertama :

40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (set infus 1 ml = 15 ml

= 15 tetes) atau 13 tetes / kg BB / menit (set infus 1 ml = 20 tetes)

7 jam berikutnya :

12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit (set infus 1 ml = 15 tetes) atau

4 tetes / kg BB / menit (set infus 1 ml = 20 tetes)

16 jam berikutnya :

7

Page 8: MATERI DIARE

125 ml / kg BB oralit per oral atau intragastrik. Bila anak tidak mau minum,

teruskan DG aa intravena 2 tetes/ kg BB / menit (set infus 1 ml = 15 tetes)

atau 3 tetes / kg / BB/ menit (set infus 1 ml = 20 tetes)

Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10 -15 kg

1 jam pertama :

30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit (1 ml = 15 tetes) atau 10

tetes / kg BB / menit (1 ml = 20 tetes)

7 jam berikutnya :

10 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit (1 ml = 15 tetes) atau 4 tetes /

kg BB / menit (1 ml = 20 tetes)

16 jam berikutnya :

125 ml / kg BB oralit per oral atau intragastrik. Bila anak tidak mau minum

dapat diteruskan dengan DG aa intravena 2 tetes / kg BB / menit (1 ml = 15

tetes) atau 3 tetes / kg / BB / menit (1 ml = 20 tetes).

Untuk anak lebih 5-10 tahun dengan BB 15 – 25 kg

1 jam pertama :

20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit (1 ml = 15 tetes) atau 7 tetes /

kg BB / mnt (1 ml = 20 tetes)

7 jam berikutnya :

10 ml / kg BB / jam atau 2 ½ tetes / kg BB / menit (1 ml = 15 tetes) atau 3

tetes / kg BB / mnt (1 ml = 20 tetes)

16 jam berikutya :

105 ml / kg BB oralit atau bila anak tidak mau minum dapat diberikan DG aa

intravena 1 tetes / kg BB / menit (1 ml = 15 tetes) atau 1 ½ tetes / kg BB /

menit (set 1 ml = 20 tetes)

Untuk bayi baru lahir (neonatus) dengan berat badan 2 – 3 kg

Kebutuhan cairan :

123 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml / kg BB/ 24 jam

8

Page 9: MATERI DIARE

Jenis cairan :

Cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1 ½ %)

Kecepatan :

4 jam pertama : 25 ml / kg BB / jam atau 6 tetes / kg BB / menit (1 ml = 15

tetes) 8 tetes / kg BB / menit (1 ml / 20 tetes)

20 jam berikutnya : 150 ml / kg BB / 20 jam atau 2 tetes / kg BB / menit (1 ml

= 15 tetes) atau 2 ½ tetes / kg / BB / menit (1 ml = 20 tetes)

Untuk bayi berat badan lahir rendah, dengan berat badankurangdari 2 kg

Kebutuhan cairan :

250 ml / kg BB / 24 jam

Jenis cairan :

Cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1 1/2)

Kecepatan cairan :

Sama dengan pada bayi baru lahir.

Cairan untuk pasien MEP sedang dan berat dengan diare dehidrasi berat.

Misalnya untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3 – 10 kg.

Jenis cairan : DG aa

Jumlah cairan : 250 ml / kg BB / 24 jam(lihat tabel 3-3)

Kecepatan : 4 jam pertama : 60 ml / kg BB / jam atau 15 ml / kg BB / jam

atau = 4 tetes / kg BB / menit (1 ml = 15 tetes) atau 5 tetes / kg BB / menit (1

ml = 20 tetes)

20 jam berikutnya : 190 ml / kg BB / 20 jam atau 10 ml / kg BB / jam atau 2½

Tetes / kg BB / menit (1 ml = 15 tetes) atau 5 tetes / kg BB / menit (1 ml = 20

tetes).

Pemberian cairan . Pemberian cairan pada pasien diare dengan memperhatikan

derajat dehidrasinya.

Cairan per oral. Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan

per oral berupa cairan yangberisikan NaCI danNzHCO3, KCL, dan glukosa.

9

Page 10: MATERI DIARE

Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur 6 bulan kadar natrium 90

mEq/L. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang kadar

Natrium 50-60 mEq/L. Formula lengkap sering disebut oralit. Cairan sederhana

yang dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandunggaram dan

gula (NaCI dansukrosa), atau air tajin yang diberi garam dan gula, untuk

pengobatan sementara di rumah sebelum dibawa berobat ke rumah sakit /

pelayanan kesehatan untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.

Cairan parenteral. Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai

dengan kebutuhan pasien misalnya untuk bayi atau pasien misalnya untuk bayi

atau pasien yang MEP. Tetapi kesemuanya itu tergantung tersedianya cairan

setempat. Pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) selalu tersedia di fasilitas

kesehatan dimana saja. Mengenai pemberian cairan seberapa banyak yang

diberikan bergantung dari berat / ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan

dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.

Pemberian cairan pasien MEP tipe marasmik. Kwashiorkor dengan diare

dehidrasi berat, misalnya dengan berat badan 3-10 kg, umur 1 bln-2 tahun, jumlah

cairan 200 ml / kg BB / 24 jam. Kecepatan tetesan 4 jam pertama idem pada

pasien MEP. Jenis cairan DG aa. 20 jam berikutnya : 150 ml / kg BB / 20 jam atau

7 ml / kg BB / jam atau 1 ¾ tetes / kg BB / menit (1 ml = 15 menit) atau pasien

yang telah disebutkan masih ada ketentuan pemberian cairan pada pasien lainnya

misalnya pasien bronkopneumonia dengan diare atau pasien dengan kelainan

jantung bawaan yang memerlukan jenis cairan yang berbeda dan kecepatan

pemberiannya yang berlainan pula. Bila kebetulan menjumpai pasien-pasien

tersebut sebelum memasang infus hendaknya menanyakan dahulu kepada dokter.

Pengobatan dietetik. Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan

beratbadan kurangdari7 kg jenis makanan :

Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan

asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM,Almiron atau sejenis lainnya).

10

Page 11: MATERI DIARE

Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim), bila anak

tidak mau minum susu karena di rumah tak biasa.

Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya

susu yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang

atau tidak jernih.

Cara memberikannya : hari 1, setelah rehidrasi segera diberikan makanan per oral.

Bila diberi ASI / susu formula tetapi diare masih sering, supaya diberikan oralit

selang-seling dengan ASI, misalnya 2 kali ASI / susu khusus, 1 kali oralit. Hari

ke-2 sampai ke-4, ASI/susu formula rendah laktosa penuh. Hari ke-5, bila tidak

ada kelainan pasien dipulangkan. Kembali susu atau makanan biasa, disesuaikan

dengan umur bayi dan berat badannya.

Obat-obatan. Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang

melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung

elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beas dan

sebagainya).

Medikasi untuk diare

Obat anti-sekresi. Asetosal. Dosis 25 mg / tahun dengan dosis minimum 30 mg

Klorpromazin. Dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari

Obat spasmolitik dan lain-lain. Umumnya obat spasmolitik seperti papaverin,

ekstrak beladona, opium loperamid tidak digunakan untuk mengatasi diare akut

lagi. Obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, tidak ada

manfaatnya untuk mengatasi diare, sehingga tidak diberikan lagi.

Antibiotik. Umumnya antibiotik tidak diberikan pada tidak ada penyebab yang

jelas. Bila penyebabnya kolera, diberikan tetraskilin 25-50 mg/kg BB / hari.

Antibiotik juga diberikan bila terdapat penyakit penyerta seperti OMA, faringitis,

bronkitis atau bronkopneumonia.

2.4 Komplikasi

Dehidrasi

11

Page 12: MATERI DIARE

Hipokalemi

Hipokalsemi

Cardiac dysrhythmias akibat hipokalemi dan hipokalsemi

Hiponatremi

Asidosis

2.5 Etiologi

Faktor Infeksi :

Bakteri; enteropathogenic escherichia coli, salmonella, shigella, yersinia

enterocolitica

Virus; enterovirus- echoviruses, adenovirus, human retrovirua seperti agent,

rotavirus

Jamur; candida enteritis

Parasit; giardia Clamblia, crytosporidium

Protozoa

Bukan faktor Infeksi :

Alergi makanan; susu, protein

Gangguan metabolik atau malaborsi; penyakit celiac, cystic fibrosis pada

pankreas

Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan

Obat-obatan; antibiotik

Penyakit usus; colitis ulcrative, crohn diseae, enterocolitis

Emosional atau stress

Obstruksi usus

Penyakit infeksi; otitis media, infeksi saluran nafas atas, infeksi saluran kemih

2.6 Manifestasi klinis

Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer

Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastis kulit menurun),

ubun-ubun dan mata cekung , membran mukosa kering

12

Page 13: MATERI DIARE

Keram andominal

Demam

Mual dan muntah

Anorexia

Lemah

Pucat

Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan perrnafasan cepat

Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

2.7 Pemeriksaan Diagnostik

Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan

Kultur tinja

Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinine, dan glukosa

Pemeriksaan tinja; PH, leukosit, glukosa, dan adanya darah

2.8 Penatalaksanaan Keperawatan

a. Pengkajian :

Kaji riwayat diare

Kaji status hidrasi; ubun-ubun, turgor kulit, mata, membran mukosa mulut

Kaji tinja; jumlah, warna, bau, konsistensi dan waktu buang air besar

Kaji intake dan output (pemasukan dan pengeluaran)

Kaji berat badan

Kaji tingkat aktivitas anak

Kaji tanda-tanda vital

b. Diagnosa Keperawatan :

1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan

encer

2. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air

besar

3. Risiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan terinfeksi kuman diare

atau kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyebaran penyakit

13

Page 14: MATERI DIARE

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

menurunnya intake (pemasukan) dan menurunnya absorbsi makanan dan

cairan

5. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak

6. Cemas dan takut pada anak / orang tua berhubungan dengan hospitalisasi dan

kondisi sakit

c. Perencanaan

1. Keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam batas normal yang ditandai

dengan pengeluaran urine sesuai, pengisian kembali kapiler (capillary refiill)

kurang dari dua detik, turgor kulit elastic, membran mukosa lembab dan berat

badan tidak menunjukkan penurunan

2. Anak tidak menunjukkan gangguan integritas kulit yang ditandai dengan kulit

utuh dan tidak lecet

3. Tidak terjadi penularan diare pada orang lain

4. Anak akan toleran dengan diit yang sesuai yang ditandai dengan berat badan

dalam batas normal, dan tidak terr\jadi kekambuhan diare

5. Orang tua dapat berpartisipasi dalam perawatan anak

6. Anak dan orang tua menunjukkan rasa cemas atau takut berkurang yang

ditandai denganorang tua aktif merawat anak, bertanya dengan perawat atau

dokter tentang kondisi dan klarifijasi, dan anak tidak menangis.

d. Implementasi

1. Meningkatkan hidrasi dan keseimbangan elektrolit

Kaji status hidrasi; ubun-ubun, mata, turgor kulit dan membran mukosa

Kaji pengeluaran urine; gravitasi urine atau berat jenis urine (1.005-1.020)

atau sesuai dengan usia pengeluaran urine 1 – 2 ml / kg per jam

Kaji pemasukan dan peneluaran cairan

Monitor tanda-tanda vital

14

Page 15: MATERI DIARE

Pemeriksaan laboratorium sesuai program; elektrolit, Ht, pH, dan serum

albumin

Pemberian cairan dan elekktrolit sesuai protokol (dengan oralit, dan cairan

parenteral bila indikasi)

Pemberian cairan dan elektrolit sesuai program

Anak diistirahatkan

2. Mempertahankan keutuhan kulit

Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap buang air besar

Gunakan kapas lembab dan sabun bayi (atau pH normal) untuk

membersihkan anus setiap buang air besar

Hindari dari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab

Ganti popok / kain apabila lembab atau basah

Gunakan obat cream bila perlu untuk perawatan perineal

3. Mengurangi dan mencegah penyebaran infeksi

Ajarkan cara mencuci tangan yang benar pada orang tua dan pengunjung

Segera bersihkan dan angkat bekas buang air besar dan tempatkan pada

tempat yang khusus

Gunakan standar pencegahan universal (seperti; gunakan sarung tangan

dan lain-lain)

Tempatkan pada ruangan yang khusus

4. Meningkatkan kebutuhan nutrisi yang optimum

Timbang berat badan anak setiap hari

Monitor intake dan output (pemasukan dan pengeluaran)

Setelah rehidrasi, berikan minuman oral dengan sering dan makanan yang

sesuai diit dan usia dan atau berat badan anak

Hindari minuman buah-buahan

Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan

Bagi bayi, ASI tetap diteruskan

Bila bayi tidak toleran dengan ASI berikan formula yang rendah laktosa

5. Meningkatkan pengetahuan orang tua

Kaji tingkat pemahaman orang tua

15

Page 16: MATERI DIARE

Ajarkan tentang prinsip diit dan kontrol diare

Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk menghindari

konaminasi

Jelaskan tentang penyakit, perawaan dan pengobatan

Jelaskan pentingnya kebersihan

6. Menurunkan rasa takut / cemas pada anak dan orang tua

Ajarkan pada orang tua untuk mengekspresikan perasaan rasa takut dan

cemas; dengarkan keluhan orang tua dan bersikap empati, dan sentuhan

terapeutik

Gunakan komunikasi terapeutik; kontak mata , sikap tubuh dan sentuhan

Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada anak dan orang tua

Libatkan orang tua dalam perawatan anak

Jelaskan kondisi anak, alasan pengobatan dan perawatan

e. Perencanaan Pemulangan

Jelaskan penyebab diare

Ajarkan untuk mengenal komplikasi diare

Ajarkan untuk mencegah penyakit diare dan penularan; ajarkan tentang

standar pencegahan

Ajarkan perawatan anak; pemberian makanan dan minuman

(misalnya;oralit)

Ajarkan mengenal tanda-tanda dehidrasi, ubun-ubun dan mata cekung,

turgor kulit tidak elastis, membran mukosa kering

Jelaskan obat-obatan yang diberikan; efek samping dan kegunaannya

16

Page 17: MATERI DIARE

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi

karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang

encer atau cair.

Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan, jadi kalau terjadi

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang disebabkan oleh diare, maka tubuh

17

Page 18: MATERI DIARE

akan mengalami gangguan secara fisiologis beberapa organ misalnya : ginjal,

jantung dan lain-lain. Oleh sebab itu keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh

perlu dipertahankan agar tidak terjadi dehidrasi sehingga akan mengakibatkan

komplikasi.

Kasus dehidrasi akan lebih sering terjadi pada bayi karena kecepatan

metabolismenya dan luas permukaan tubuhnya yang relatif besar sehingga perlu

penanganan yang lebih intensif untuk perawatan cairan dan elektrolitnya.

18