diare

39
Diare Co-as Anak RSPAD Gatot Subroto Reyner Sebastian Mulyadi Nadya Hasnanda

Upload: anonymous-b8gsvkj

Post on 13-Apr-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mmm

TRANSCRIPT

Page 1: Diare

Diare

Co-as Anak RSPAD Gatot SubrotoReyner Sebastian Mulyadi

Nadya Hasnanda

Page 2: Diare

DiareSecara umum diare disebabkan 2 hal yaitu gangguan pada

proses absorbsi atau sekresi. Terdapat beberapa pembagian diare: 1. Pembagian diare menurut etiologi 2. Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan

a. Absorbsi b. Gangguan sekresi.

3. Pembagian diare menurut lamanya diare a. Diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari. b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non-infeksi. c. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi.

Page 3: Diare

Diare Akut

Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara berkembang

Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektolit dan sering disertai dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa

Page 4: Diare

Definisi

• Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja mejadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.

Page 5: Diare

Epidemiologi

• Di indonesia Morbiditas dan mortalitas terutama usia <5 tahun

• Dunia 6 juta anak meninggal setiap tahun nya, khususnya negara berkembang

Page 6: Diare

Cara penularan dan faktor resiko

• Tidak memberikan asi secara penuh (4-6 bulan)

• Air bersih kurang memadai

• Pencemaran air• Kurangnya sarana

kebersihan• Penyiapan makanan

yang tidak higienis

• Gizi buruk• Imunodefisiensi• Berkurangnya asam

lambung• Menurunnya motilitas

usus• Cara penularan Fekal

oral ( finger, flies, fluid, field

Page 7: Diare

Faktor - faktor

• Faktor umur• Faktor asimtomatik• Faktor musim • Epidemi dan pandemi

Page 8: Diare

Etiologi

Dua tipe dasar dari diare akut oleh karena infeksi adalah non inflammatory dan inflammatory

• non inflammatory diare melalui produksi enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel permukaan villi oleh virus, perlekatan oleh parasit, perlekatan dan / atau translokasi dari bakteri.

• inflammatory diare biasanya disebabkan oleh bakteri yang menginvasi usus secara langsung atau memproduksi sitotoksin

Page 9: Diare

EtiologiGolongan Bakteri : 1. Aeromonas 8. Salmonella 2. Bacillus cereus 9. Shigella 3. Campylobacter jejuni 10. Staphylococcus aureus 4. Clostridium perfringens 11. Vibrio cholera 5. Clostridium defficile 12. Vibrio parahaemolyticus 6. Escherichia coli 13. Yersinia enterocolitica 7. Plesiomonas shigeloides

Page 10: Diare

Etiologi• Golongan Virus :

1. Astrovirus 5. Rotavirus 2. Calcivirus (Norovirus) 6. Norwalk virus 3. Enteric adenovirus 7. Herpes simplex virus * 4. Coronavirus 8. Cytomegalovirus *

Golongan Parasit : 1. Balantidium coli 5. Giardia lamblia 2. Blastocystis homonis 6. Isospora belli 3. Cryptosporidium parvum 7. Strongyloides4. Entamoeba histolytica 8. Trichuris trichiura

Page 11: Diare

Defek Anatomis - Malrotasi

- Penyakit Hirchsprung - Short Bowel Syndrome - Atrofi mikrovilli - Stricture

Malabsorpsi - Defisiensi disakaridase - Malabsorpsi glukosa – galaktosa - Penyakit Celiac

Endokrinopati - Thyrotoksikosis - Penyakit Addison - Sindroma Adrenogenital

Keracunan makanan - Logam Berat - Mushrooms

Neoplasma - Neuroblastoma - Phaeochromocytoma - Sindroma Zollinger Ellison

Lain -lain : - Infeksi non gastrointestinal - Alergi susu sapi - Penyakit Crohn - Defisiensi imun - Colitis ulserosa - Gangguan motilitas usus

Page 12: Diare

Manifestasi klinis

• Gejala gastrointestinal (diare, kram perut, muntah, tenesmus)

• Demam • Dehidrasi, asidosis metabolik, hipokalemia• Manifestasi ekstraintestinal

Page 13: Diare

Diagnosis

Anamnesis• Lama diare• Frekuensi dan Volume• Konsistensi tinja• Warna, bau, lendir, darah• Penyerta ( muntah, panas, batuk, pilek, campak)• Tindakan yang telah dilakukan– Makanan dan minuman yang diberikan selama diare– Riwayat obat, imunisasi

• Urine output

Page 14: Diare

Pemeriksaan fisik• Berat badan• Tanda – tanda vital– Suhu tubuh, Denyut jantung, pernapasan, tekanan darah

• Tanda – tada utama dehidrasi– Kesadaran– Rasa haus– Turgor kulit abdomen– Ubun ubun besar cekung– Mata cowong– Air mata– Mukosa mulut dan lidah

Page 15: Diare
Page 16: Diare
Page 17: Diare

Skor Maurice King

Ket : Nilai 0-2 = dehidrasi ringan, nilai 3-6 = dehidrasi sedang,nilai 7-12 = dehidrasi berat

Bagian tubuh yang diperiksa

Nilai Untuk gejala yang ditemukan

0 1 2

Keadaan umum Kekenyalan kulit Mata Ubun-ubun besarMulutDenyut nadi / menit

Sehat

Normal

Normal

NormalNormal

Kuat < 120

Gelisah, cengeng, apatis, ngantukSedikit kurang Sedikit cekung Sedikit cekungKeringSedang (120-140)

Mengigau, koma atau syokSangat kurang Sangat cekung Sangat cekungKering dan sianosisLemah > 140

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.

Page 18: Diare

Pemeriksaan laboratorium

1. Darah1. Darah lengkap2. Serum elektrolit3. Analisa gas darah4. Glukosa darah5. C&S terhadap antibiotik

2. Urine1. Urine lengkap2. C&S urine

Page 19: Diare

Pemeriksaan laboratorium

3. Tinja• Makroskopik– Tinja yang watery dan tanpa mukus atau darah biasanya

disebabkan oleh enterotoksin virus, protozoa – Tinja yang mengandung darah atau mukus bisa disebabkan

infeksi bakteri yang menghasilkan sitotoksin, bakteri enteroinvasif yang menyebabkan peradangan mukosa atau parasit usus

• Mikroskopik– mencari adanya lekosit dapat memberikan informasi tentang

penyebab diare– letak anatomis serta adanya proses peradangan mukosa.

Page 20: Diare

Terapi

Penatalaksanaan diare1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru 2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut 3. ASI dan makanan tetap diteruskan 4. Antibiotik selektif 5. Nasihat kepada orang tua

- demam, tinja berdarah, berulang, makan minum sedikit, sangat haus, diare semakin sering

Page 21: Diare

OralitKetentuan pemberian oralit formula baru: a. Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru b. Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter

air matang, untuk persediaan 24 jam. c. Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air

besar, dengan ketentuan sebagai berikut: – Untuk anak berumur < 2 tahun : berikan 50-100 ml tiap

kali BAB – Untuk anak 2 tahun atau lebih : berikan 100-200 ml tiap

BAB

d. Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa larutan harus dibuang.

Page 22: Diare

Tanpa Dehidrasi

Terapi rehidrasi oralJumlah cairan yang diberikan adalah 10 ml/kgBB atau

anak usia < 1 tahun 50 – 100 ml1 – 5 tahun 100 – 200 ml5 – 12 tahun 200 – 300 ml dewasa 300 – 400 ml

Page 23: Diare

Dehidrasi ringan – sedang

harus dirawat di sarana kesehatan dan segera diberikan terapi rehidrasi oral, Jumlah oralit yang diberikan 3 jam pertama 75 cc/kgBB atau< 1 tahun 300 ml1 – 5 tahun 600 ml > 5 tahun 1200 ml dewasa 2400 ml.

Page 24: Diare

Dehidrasi berat• harus dirawat di puskesmas atau Rumah Sakit, terapi rehidrasi

parenteral• Pasien yang masih dapat minum diberi oralit sampai cairan

infus terpasang• Ringer Laktat dengan dosis 100 ml/kgBB

< 1 tahun 1 jam pertama 30 cc/kgBB5 jam berikutnya 70 cc/kgBB

Diatas 1 tahun ½ jam pertama 30 cc/kgBB 2 ½ jam berikutnya 70 cc/kgBB.

evaluasi tiap jam Bila hidrasi tidak membaik, tetesan I.V. dapat dipercepat

Page 25: Diare

Antibiotik

Penyebab DOC alternatifKolera Tetracycline

12,5 mg/kgBB 4x sehari selama 3 hari

Erythromycin 12,5 mg/kgBB 4x sehari selama 3 hari

Shigella dysentery Ciprofloxacin 15 mg/kgBB 2x sehari selama 3 hari

Pivmecillinam 20 mg/kgBB 4x sehari selama 5 hari Ceftriaxone 50-100 mg/kgBB 1x sehari IM selama 2-5 hari

Amoebiasis Metronidazole 10 mg/kgBB 3x sehari selama 5 hari (10 hari pada kasus berat)

Giardiasis Metronidazole 5 mg/kg 3x sehari selama 5 hari

Page 26: Diare

Komplikasi

• Gangguan Elektrolit – Hipernatremia, hiponatremia– Hiperkalemia, hipokalemia

• Kegagalan upaya rehidrasi oral• Kejang

Page 27: Diare

Pencegahan• Mencegah penyebaran kuman patogen penyebab

diarea. Pemberian ASI yang benarb. Memperbaiki penyiapan,penyimpanan MPASIc. Penggunaan air bersih yang cukupd. mencuci tangan sehabis buang air besar dan sebelum makane. Penggunaan jamban yang bersih dan higienisf. Membuang tinja bayi yang benar

• Memperbaiki daya tubuh hosta. Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 th. b. Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASIc. Imunisasi campak.

Page 28: Diare
Page 29: Diare

DIARE KRONIS DAN DIARE PERSISTEN

2 jenis diare yang berlangsung ≥14 hari yaitu diare persisten yang mempunyai dasar etiologi infeksiserta diare kronis yang mempunyai dasar etiologi non-infeksi.

Page 30: Diare

Kejadian

• Diare persisten/kronis mencakup 3-20% dari seluruh episode diare pada balita

• Insidensi diare persisten di beberapa negara berkembang berkisar antara 7-15% setiap tahun dan menyebabkan kematian sebesar 36-54% dari keseluruhan kematian akibat diare

• Di Indonesia, prevalensi diare persisten/kronis sebesar 0,1%, dengan angka kejadian tertinggi pada anak-anak berusia 6-11 bulan

Page 31: Diare

Etiologi

Page 32: Diare

Patogenesis

• paparan berbagai faktor predisposisi, baik infeksi maupun non-infeksi akan menyebabkan rangkaian proses yang pada akhirnya memicu kerusakan mukosa usus dan mengakibatkan diare kronis

Page 33: Diare
Page 34: Diare
Page 35: Diare

Manifestasi Klinis

Page 36: Diare

Diagnosis

• berapa lama diare sudah berlangsung dan frekuensi berak.

• Selain itu anamnesis juga bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko penyebab diare, antara lain riwayat – pemberian makanan atau susu– ada tidaknya darah dalam tinja anak– riwayat pemberian obat – penyakit sistemik

Page 37: Diare

Pemeriksaan fisik

• perhatian khusus pada penilaian status dehidrasi, status gizi, dan status perkembangan anak.

Page 38: Diare

Pemeriksaan laboratorium

Darah• hitung darah lengkap• Elektrolit• ureum darah• tes fungsi hati• vitamin B12, folat, kalsium• Feritin• laju endap darah dan

protein C-reaktif.

Tinja• tes enzim pankreas, seperti tes fecal

elastase, untuk kasus yang diduga sebagai insufisiensi pankreas.

• pH tinja <5 atau adanya subtansi yang mereduksi pada pemeriksaan tinja, membantu mengarahkan kemungkinan intoleransi laktosa dengan mekanisme yang telah dijelaskan sebelumnya.

• Kultur tinja diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi protozoa, seperti giardiasis, dan amebiasis yang banyak dikaitkan dengan kejadian diare persisten

Page 39: Diare

Terapi

1. Penilaian awal, resusitasi dan stabilisasi 2. Pemberian nutrisi – Kebutuhan dan jenis diet– Pemberian mikronutrien

3. Terapi Farmakologis 4. Follow up