diare

20
A. DEFINISI Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari tiga kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu (UKK- Ganstroenterologi- heptologi IDAI, 2012). Diare akut adalah buang air besar lebih dari tiga kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari satu minggu ( SPM kesehatan anak, 2005). B. EPIDEMIOLOGI Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat didaerah berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia dibawah 5 tahun. Di dunia sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare sedangkan di Indonesia hasil RisKesDas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5% (UKK- Ganstroenterologi-heptologi IDAI, 2012). C. ETIOLOGI

Upload: alifiyanfithriyana

Post on 16-Feb-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dfsgfgdfgdfg

TRANSCRIPT

Page 1: diare

A. DEFINISI

Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari tiga kali perhari,

disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang

berlangsung kurang dari satu minggu (UKK- Ganstroenterologi-heptologi IDAI, 2012).

Diare akut adalah buang air besar lebih dari tiga kali dalam 24 jam dengan

konsistensi cair dan berlangsung kurang dari satu minggu ( SPM kesehatan anak, 2005).

B. EPIDEMIOLOGI

Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat didaerah berkembang

termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan

tertinggi pada anak, terutama usia dibawah 5 tahun. Di dunia sebanyak 6 juta anak

meninggal setiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di

negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh

diare sedangkan di Indonesia hasil RisKesDas 2007 diperoleh bahwa diare masih

merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia

24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2% dibanding

pneumonia 15,5% (UKK- Ganstroenterologi-heptologi IDAI, 2012).

C. ETIOLOGI

Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus, bakteri

dan parasit.

Golongan bakteri

Aeromonas

Bacillus cereus

Campylobacter jejuni

Clostridium perfringens

Clostridium defficile

Escherichia coli

Plesiomonas shigeloides

Salmonella

Page 2: diare

Shigella

Staphylococus aureus

Vibrio cholera

Vibrio parahaemolyticus

Golongan virus

Astrovirus

Calcivirus

Enteric adenovirus

Coronavirus

Rotavirus

Norwalk virus

Cytomegalovirus

Golongan parasit

Balantidium coli

Blastocystis homonis

Cryptosporidium parvum

Entamoeba histolytica

Giardia lamblia

Isospora belli

Strongyloides stercolaris

Tricuris trichura

Di negara berkembang kuman patogen penyebab penting diare akut pada anak-

anak yaitu: Rotaviirus, Escherichia Coli Enterotoksigenik, Shigella, Camphylobacter

Jejuni Dan Cyptosporidium.

Page 3: diare

D. PATOGENENSIS

Terjadinya diare yang disebakan virus yaitu virus yang menyebabkan diare pada

manusia secara selektif menginfeksi dan menghancurkan sel-sel ujung-ujung villus pada

usus halus. Biopsi usus halus menunjukkan beberapa tingkat penumpulan villus dan

infiltrasi sel bundar pada lamina propria. Mukosa lambung tidak terkena walaupun

biasanya digunakan istilah “Gastroenteritis”, walaupun pengosongan lambung tertunda.

Virus akan menginfeksi lapisan ephitelium diusus halus dan menyerang villus

diusus halus. Hal ini menyebabkan fungsi absorbsi usus halus terganggu. Sel-sel epitel

usus halus yang rusak diganti oleh enterosit yang baru, berbentuk kuboid yang belum

matang sehingga fungsinya belum baik. Villus mengalami atropi dan tidak dapat

mengabsorbsi cairan dan makanan dengan baik. Selanjutnya, cairan dan makanan yang

tidak terserap/tercerna akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan terjadi

hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan yang tidak terserap terdorong

keluar usus melalui anus, menimbulkan diare osmotik dari penyerapan air dan nuterien

yang tidak sempurna.

Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan

dengan pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP, cGMP, dan Ca dependen.

Patogenesis terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan

patogenesis diare oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bakteri ini dapat

menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga dapat menyebabkan reaksi sistemik.

Toksin shigella juga dapat masuk kedalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan

kejang. Diare oleh kedua bakteri ini juga dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja

yang disebut disentri.

Disamping itu penyebab diare non infeksi yang dapat menimbulkan diare pada

anak antara lain:

1. Kesulitan makan

2. Defek anatomis

a. Malrotasi

b. Penyakit Hirchprung

c. Atrofi mikrovilli

Page 4: diare

3. Malabsorbsi

a. Defisiensi disakaridase

b. Malabsorbsi glukosa – galaktosa

c. Cystic fibrosis

d. Cholestosis\

e. Sindroma adenogenital

4. Endokrinopati

a. Thyrotoksikosis

b. Penyakit addison

c. Sindroma adrenogenital

5. Keracunan makanan

a. Logam berat

b. Mushrooms

6. Neoplasma

a. Neuroblastoma

b. Phaeochromocytoma

c. Sondroma zollinger ellison

7. Lain-lain

a. Infeksi non gastrointestinal

b. Alergi susu sapi

c. Penyakit crohn

d. Defisiensi imun

e. Colitis ulserosa

f. Gangguan motilitas usus

g. Pellagra

Page 5: diare

E. MEKANISME DIARE

Secara umum diare disebabkan oleh 2 hal yaitu gangguan pada proses absorbsi

atau sekresi. Terdapat beberapa pembagian diare:

1. Pembagian diare menurut etiologi

2. Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan

a. Absorbsi

b. Gangguan sekresi

3. Pembagian diare menurut lamanya diare

a. Diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari

b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non

infeksi

c. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi

infeksi.

Diare akibat gangguan absorbsi yaitu volume cairan yang berada di kolon

lebih besar daripada kapasitas absorbsi. Diare dapat terjadi akibat kelainan di usus

halus, mengakibatkan absorbsi menurun atau sekresi yang bertambah. Apabila

fungsi usus halus normal, diare dapat terjadi akibat absorbsi di kolon menurun

atau sekresi di kolon meningkat. Diare dapat juga dikaitkan dengan gangguan

motilitas, inflamasi dan imunologi.

1. Gangguan absorbsi atau diare osmotik

Secara umum terjadi penurunan fungsi absorbsi oleh berbagai sebab

seperti celiac sprue, atau karena:

a. Mengkonsumsi magnesium

b. Defisiensi sukrase-isomaltase

c. Adanya bahan yang tidak diserap, menyebabkan bahan

intraluminal pada usus halus bagian proksimal bersifat hipertonis

dan menyebabkan hiperosmolaritas. Akibat perbedaan tekanan

osmose antara lumen usus dan darah maka pada segmen usus

jejenum yang bersifat permeabel, air akan mengalir ke arah lumen

jejenum, sehingga air akan banyak terkumpul didalam lumen usus.

Page 6: diare

Natrium akan mengikuti masuk kedalam lumen, denga demikian

akan terkumpul cairan intraluminal kembali.namun sebagian

lainnya akan tetepa tinggal di lumen oleh karena ada bahan yang

tidak dapat diserap seperti mg, glukose, sukrose, laktose, maltose

di segen illeum dan melebihi kemampuan absorbsi kolon, sehingga

terjadi diare. Naham-bahan seperti karbohidrat dari jus buah atau

bahan yang mengandung sorbitol dalam jumlah berlebihan akan

memberi dampak yang sama.

2. Malabsorbsi umum

Kerusakan sel (secara normal akan menyerap natrium dan air) dapat

disebabkan oleh virus dan kuman, seperti salmonella, shigella. Sel

tersebut juga dapat rusak karen inflamatory bowel disease idiopatik,

akibat toksik dan obat-obat tertentu. Gambaran karakteristik penyakit

yang menyebabkan malabsorbsi usus halus adalah atrofi villi.

Gangguan atau kegagalan eksresi pankreas menyebabkan kegagalan

pemecahan komplek protein, karbohidrat, trigliserida, selanjutnya

menyebabkan maldigesti, malabsorbsi dan akhirnya menyebabkan

diare osmotik.

3. Gangguan sekresi atau diare sekretorik

a. Hiperplasia kripta

b. Luminal secretagogues

c. Blood-borne secretagogues

4. Diare akibat gangguan peristaltik

Penurunan motilitas dapat mengakibatkan bakteri tumbuh yang

menyebabkan diare. Perlambatan transit obat-obatan dan nutrisi akan

meningkatkan absorbsi. Kegagalan motilitas usus yang berat

menyebabakan statis intestinal berakhir inflamasi. Diare akibat

hoperperistaltik pada ank jarang terjadi.

Page 7: diare

5. Diare inflamasi

Proses inflamasi diusus dan kolon menyebakan diare pada beberapa

keadaan. Akibat kehilangan sel epitel dan kerusakan tight junction

tekanan hidrostatik dalam pembuluh darah dam limfatik menyebabkan

air, elektrolit, mukus, protein dan seringkali sel darah merah dan darah

putih menumpuk dalam lumen. Biasanya diare akibat inflamsi ini

berhubungan dengan tipe diare lain seperti diareosmotik dan diare

sekretorik.

Bakteri enteral patogen akan mempengaruhi struktur dan fungsi tigt

jucntion, menginduksi sekresi cairan dan elektrolit dan akan

mengaktifkan kaskade inflamasi. Efek infeksi bakterial akan

mempengaruhi susunan anatomis dan fungsi absorbsi yaitu

cytoskeleton dan perubahan susunan protein

6. Diare terkait imunologi

Diare terkait imunologi dihubungkan dengan reaksi gipersensitivitas

tipe I, III dan IV. Reaksi tipe I yaitu yaitu terjadi reaksi antara sel mast

dengan IgE dan alergen makanan. Reaksi tipe III misalnya pada

penyakit gastroenteropati, sedangkan reaksi tipe IV terdapat pada

coliac disease dan protein loss enteropaties.

Page 8: diare

F. MANIFESTASI KLINIS

Gejala gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut dan muntah, sedangakn

manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada penyebabnya. Penderita dengan diare cair

mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium, kloridan dan bikarbonat.

Kehilangan air dan elektrolot ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga

meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidarasi, asidosis metabolok dan

hipokalemia. Dehidarasi merupakan keadaan paling berbahay karena dapat menyebabkan

hipokalemia, kolaps kardiovaskuler dan kemiatian bila tidak diobati dengan tepat.

Bila terdapat panas dimungkinakan karena proses peradangan atau akibat

dehidrasi. Panas badan umumnya terjadi pada penderita dengan inflamatory diare, nyeri

perut yang lebih hebat dan tenesmus yang terjadi pada perut bagian bawah serta rektum

menunjukkan terkenanya usus besar.

Mual dan muntah adalah simtom yang nonspesifik akan tetapi muntah mungkin

disebabkan oleh karena organisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas seperti:

enterik virus, bakteri yang memproduksi enterotoksin, giardia, dan cryptosporidium

(UKK- Ganstroenterologi-heptologi IDAI, 2012).

Penderita dengan diare cair mengeluarkan feses yang mengandung sejumlah

elektrolit seperti Na, klorida, dan bikarbonat. Keadaan ini dapat menyebabkan dehidarasi,

asidoseis metabolik, dan gangguan elektrolit.

Page 9: diare

Tanda Dan Gejala Klinis Dehidrasi (WHO, 2005)

Gejala dan tanda Tanpa dehidrasi Dehidaras ringan/

sedang

Dehidari berat

Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Letargi, kesadaran

menurun

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air mata Basah Kering Sangat kering

Mulut/lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum normal, tidak haus Tampak kehausan *sulit, tidak dapat

minum

Kulit Turgor kembali cepat Turgor kembali

lambat

*turgor kembali sangat

lambat

G. DIAGNOSIS

a. Anamnesis

Hal-hal yang perlu ditanyakan pada anamnesis adalah lama diare, frekuensi,

volume, konsistensi feses, warna, bau, ada atau tidak ada lendir maupun darah.

Bila disertai dengan muntah: volume dan frekuensi muntah atau frekuensi buang

air kecil. Makan dan minuman yang diberikan selama diare, gejala lain seperti

panas badan , kejang atau penyakit lain yang menyertai batuk, pilek, campak.

Tindakan yang sudah dilakukan: pemberian oralit, riwayat pengobatan

sebelumnya, dan riwayat imunisasi.

b. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik meliputi BB dan tanda vital. Pemeriksaan ditujukan pada

tanda-tanda utama dehidrasi. Pernafasan cepat dan dalam menunjukkan keadaan

asidosis metabolik. Bising usus menurun atau tidak ada menandakan hipokalemia.

Page 10: diare

c. Pemeriksaan Penunjang

Feses rutin, makroskopik (warna, konsistensi darah, lendir, nanah), dan

mikroskopik (eritrosit, leukosit, telur cacing, amueba, lemak). Pada dehidarasi

berat perlu pemeriksaan laboraturium lebih lengkap seperti darah rutin, elektrolit

dan analisis gas darah

H. TERAPI

Tatalaksana diare dilakukan secara komprehensif terdiri atas:

Rehidarasi dengan menggunakan oralit baru

Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut meskipun anak sudah sembuh dari

diare, Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF sudah menganjurkan pemberian zink

pada anak diare dengan dosis sebagai berikut: untuk bayi usis <6 bulandiberikan

dosis 10 mg/hari, dengan usis >6 bulan diberikan 20 mg/hari selama 10-14 hari.

ASI dan makanan lain tetap diteruskan.

Antibiotik selektif

Penyebab Antibiotik pilihan Antibiotik alternatif

Kolera - Tetrasiklin

50mg/kgBB/hr dibagi 4

dosis selama 2-3 hari

-Eritromisin

50mg/kgBB/hr dibagi 4

dosis selama 3 hari

Shigella dysentriae -Siprofloksasin

30mg/kgBB/hr dibagi 2

dosis selama 5 hari

-Tiamfenikol

50mg/kgBB/hr dibagi 3

dosis

-Pivmecillinam

20mg/kgBB/hr dibagi 4

dosis selama 5 hari

-sefiksim

10mg/kgBB/hr dibagi 2

dosis selama 5 hari

Amebiasis -metronidazole

30-50mg/kgBB/hr

dibagi 3 dosis selama 5-

10 hr

Nasihat atau penyuuhan kepada orang tua

Page 11: diare

Diare tanpa dehidarasi (rencana terapi A)

Penderita diare tanpa dehidarasi harus segera diberikan cairan untuk mencegah

dehidrasi. Pengobatan dilakukan dirumah oleh keluarga penderita. Jumlah cairan yang

diberikan habis BAB yaitu:

Anak usia <2 tahun : 50-100 ml

Anak usia 2-10 tahun : 100-200 ml

Anak > 10 tahun atau dewasa : sebanyak yang diinginkan

Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai diare berhenti. ASI dan makanan yang biasa

dimakan harus tetap diberikan.

Rencana Terapi A

Untuk Mengobati Diare Di Rumah

Tiga cara terapi diare di rumah

1. Berikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya untuk mencegah dehidrasi

Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti makanan cair ( sup,air tajin ),

dan kalau tidak ada air matang gunakan larutan oralit untuk anak. Misalnya jika anak

usia <6 bulan dan bulan memakan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air

matang dari pada makanan cair

Berikan larutan ini sebanyak anak mau

Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti

2. Berikan anak makanan untuk mencegah kurang gizi

Teruskan asi

Page 12: diare

Bila anak tidak mendapatkan asi berikan susu yang biasa diberikan. Untuk anak usia

<6 bulan dan belum mendapatkan makanan padat dapat diberikan susu yang

diencerkan dengan air yang sebanding selama 2 hari

Bila anak usia >6 bulan atau sudah mendapatkan makanan padat berikan bubur atau

campuran tepung lainnya. Bila mungkin dicampur dengan kacang

kacangan,sayur,daging atau ikan. Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk

menambah kalium.berikan makanan segar masak dan haluskan atau tumbuk makanan

dengan baik.

Rencana terapi B

Untuk diare dengan dehidrasi ringan sedang

Jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama

Jumlah oralit yang diberikan dihitung dengan mengalikan berat badan penderita

(kg) dengan 75ml

Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan dilapangan,

berikan oralit sesuai tabel dibawah ini

Usia (th) <1 1-5 >5 Dewasa

Jumlah oralit (ml) 300 600 1.200 2.400

Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.

Sesudah 3-4 jam,nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian, kemudian

pilih rencana terapi A,B atau C untuk melanjutkan terapi

Bila tidak ada dehidrasi, ganti kerencna terapi A, bila dehidrasi sudah hilang anak

biasanya kencing dan lelah, dan kemudian mengantuk serta tidur

Page 13: diare

Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan sedang, ulangi rencana terapi B, tetapi

tawarkan makanan, susu dan sari buah seperti rencana terapi A

Bila tanda menunjukka dehidrasi berat, ganti dengan rencana terapi C

Rencana Terapi CUntuk diare dengan dehidrasi berat

Beri cairan intravena segeraRinger laktat atau Nacl 0,9% ( bila RL tidak tersedia) 100 ml/kgbb dibagi sebagai berikut :

Umur Pemberian 30 ml/kgBB Kemudian 70ml/kgBBBayi < 1 tahun 1 jam 5 jamAnak > 1 tahun 30 menit 2 ½ jam

Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba Nilai kembali tiap 15-30 menit. Bila nadi belum teraba berikan tetesan lebih

cepat. Berikan obat zinc 10 hari berturut turut.

I. Komplikasi

Hipernatremia Hiponatremia Hipokalemia Hiperkalemia

J. Pencegahan

Upaya pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara :1. Mencegah penyebaran kuman patogen penyebab diare. Kuman kuman patogen

penyebab diare umumnya disebabkan secara fekal oral. Pemutusan penyebaran kuman penyebab diare perlu difokuskan pada cara penyebaran ini. Upaya pencegahan diare yang efektif meliputi :

a. Pemberian asi yang benarb. Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping asic.Penggunaan air bersih yang cukup

Page 14: diare

d. Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air besar dan sebelum makan

e.Penggunaan jamban yang bersih dan higinis oleh seluruh anggota keluargaf. Membuang tinja bayi yang benar

2. Memperbaiki daya tahan tubuh pejamu. a. Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 thb. Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan memberi makan

dalam jumlah yang cukup untuk memperbaiki status gizi anakc.Imunisasi campak

K. Prognosis

Pada diare akut umumnya baik.

L. Kesimpulan Diare adalah buang air besar >3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi lunak

hingga cair dengan atau tanpa lendir atau darah Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus, bakteri

dan parasit. Menurut waktu diare akut < 7 hari, diare prolong 7-14 hari, diare persisten > 14

hari (infektion) dan diare kronis > 14 hari (noninfektion) Penatalaksanaan 5 pilar WHO

o Cegah dehidrasi dengan pemberian cairan dan oralito Pemberian zinc (<6bulan 10mg/hari, >6 bulan 20mg/hari) selama 10-14

hario Pemberian ASI + diet rendah serat tinggi proteino Pemberian antibiotik selektifo Edukasi dengan orang tua