diare

6
 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Per kembang an ilmu peng eta huan, tek nolo gi dan per ubah an ling kung an hidup dapat mempengaruhi pola penyakit di masyarakat terutama masalah penyakit infeks i. Pola penyakit ini mungki n dapat menimbul kan wabah dan membahayakan kes ehatan mas yara kat. Untu k men ceg ah waba h peny akit ter sebut dip erl ukan ker jasa ma yang baik antara pih ak yang ber wena ng dalam mas alah kesehat an (Hiswani, 2003). Bayi merupakan kelompok umur yang sangat rentan terhadap terjadinya suatu penyakit . Masa bayi dapat juga disebut sebagai fase oral, di mana pada masa  bayi banyak terja di perubaha n-peruba han fisik seper ti panambahan berat badan,  bayi mulai merang kak, mulai terjadi pertu mbuhan gigi, dan sebagai nya yang memungk inka n bayi terserang pen yaki t se pert i pen yaki t dia re. Apa bila tid ak men dap atka n tind akan sec epa tnya mak a akan men dap at benc ana bila ter lambat (Soetjiningsih, 2002). Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada upaya penurunan angka kematian bayi. Salah satu penyebab utama kematian bayi di Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001 adalah kejadian diare. Pada era sekarang 80% bayi yang baru lahir tidak lagi menyusui sejak 24 jam pertama  padahal , pembe rian makanan padat pada bayi di bawah usia empat bulan sering menyebabkan gangguan diare (Kamalia D, 2005). 1

Upload: ichal-rhepot

Post on 20-Jul-2015

143 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/17/2018 DIARE - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/diare-55b07ed97a0c3 1/6

 

 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan perubahan lingkungan

hidup dapat mempengaruhi pola penyakit di masyarakat terutama masalah penyakit

infeksi. Pola penyakit ini mungkin dapat menimbulkan wabah dan membahayakan

kesehatan masyarakat. Untuk mencegah wabah penyakit tersebut diperlukan

kerjasama yang baik antara pihak yang berwenang dalam masalah kesehatan

(Hiswani, 2003).

Bayi merupakan kelompok umur yang sangat rentan terhadap terjadinya

suatu penyakit. Masa bayi dapat juga disebut sebagai fase oral, di mana pada masa

 bayi banyak terjadi perubahan-perubahan fisik seperti panambahan berat badan,

 bayi mulai merangkak, mulai terjadi pertumbuhan gigi, dan sebagainya yang

memungkinkan bayi terserang penyakit seperti penyakit diare. Apabila tidak 

mendapatkan tindakan secepatnya maka akan mendapat bencana bila terlambat

(Soetjiningsih, 2002).

Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada upaya penurunan angka

kematian bayi. Salah satu penyebab utama kematian bayi di Indonesia menurut

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001 adalah kejadian diare. Pada era

sekarang 80% bayi yang baru lahir tidak lagi menyusui sejak 24 jam pertama

 padahal, pemberian makanan padat pada bayi di bawah usia empat bulan sering

menyebabkan gangguan diare (Kamalia D, 2005).

1

5/17/2018 DIARE - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/diare-55b07ed97a0c3 2/6

 

Pedoman internasional menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama

enam bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya

tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. Pemberian ASI eksklusif 

mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum

menimpa anak-anak seperti diare (LINKAGES, 2002).

Bagi bayi ASI merupakan makanan yang terbaik. Komposisi ASI sesuai

untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang berubah menurut kebutuhan bayi

setiap saat. Selain itu ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi (Mustik, 2006).

Diare merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas bayi

di negara berkembang. Berbagai faktor mempengaruhi terjadinya diare diantaranya

adalah faktor lingkungan, yang dimaksud adalah kebersihan lingkungan dan

 perorangan seperti kebersihan puting susu, kebersihan botol atau dot susu maupun

kebersihan air yang digunakan. Bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita

gastroentritis akut daripada bayi yang mendapat makanan tambahan dapat

menyebabkan diare akut berlanjut menjadi diare kronis.

Angka kejadian dan kematian akibat diare pada anak-anak di negara-negara

yang sedang berkembang masih tinggi. Lebih-lebih pada anak yang mendapat susu

formula, angka tersebut lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan anak-

anak yang mendapat ASI (Soetjiningsih, 2002).

Meningkatnya penggunaan susu formula untuk makanan bayi, dapat

menimbulkan berbagai masalah di negara-negara berkembang. Misalnya,

2

5/17/2018 DIARE - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/diare-55b07ed97a0c3 3/6

 

kekurangan kalori protein tipe marasmus dan diare. Walaupun di negara-negara

maju angka kesakitan dan kematian bayi yang minum ASI tidak banyak berbeda

dengan yang minum susu formula (Soetjiningsih, 2002).

Dalam pemberian susu botol perlu diperhatikan penyajiannya ditinjau dari

segi kebersihan maupun konsentrasi atau kepekatan larutannya. Jika persiapan tidak 

memenuhi syarat kebersihan, maksudnya peralatan yang digunakan tidak bersih

dan air pencampur tidak masak dengan sempurna, maka memberikan susu formula

melalui botol hampir identik dengan menanam bibit penyakit ke dalam tubuh bayi,

khususnya bibit penyakit penyebab diare. Begitu pula dalam pengenceran susu

formula, formula yang terlalu encer dari semestinya dapat menyebabkan bayi

menderita malnutrisi, sebaliknya bila formula terlalu kental atau terlalu tinggi

kandungan gulanya terutama laktosa, dapat menghasilkan tinja lembek, dan sering

 buang air besar (Arisman, 2002).

Penelitian di California (Soetjiningsih, 2002) menunjukkan bahwa angka

kejadian diare pada anak yang minum ASI 50% lebih rendah dari yang minum susu

formula. Di samping itu kalau anak yang minum ASI menderita diare, bila ASI

diteruskan pada penatalaksanaan diare, maka diare akan lebih cepat berhenti. Hal

ini disebabkan karena adanya komponen-komponen ASI yang penting dalam

 pencegahan dan terapi diare.

Data Departemen Kesehatan RI, menyebutkan bahwa angka kesakitan diare

di Indonesia saat ini adalah 230 – 330 per 1000 penduduk untuk semua golongan

umur dan 1,6 – 2,2 episode diare setiap tahunnya untuk golongan umur balita.

3

5/17/2018 DIARE - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/diare-55b07ed97a0c3 4/6

 

Angka kematian diare golongan umur balita sekitar empat per 1000 balita

(Soegijanto S, 2002).

Di Indonesia diperkirakan 25% dari kematian anak balita disebabkan oleh

diare. Kelompok umur yang paling rawan terkena diare adalah dua sampai tiga

tahun, walaupun banyak juga ditemukan penderita yang usianya relaitif muda yaitu

antara enam bulan sampai 12 bulan. Pada usia ini anak mulai mendapat makanan

tambahan seperti makanan pendamping air susu ibu, sehingga kemungkinan

memakan makanan yang sudah terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit

diare menjadi lebih besar. Selain itu anak juga sudah mampu bergerak kesana

kemari sehingga pada usia ini anak senang sekali memasukkan sesuatu ke dalam

mulutnya (Hiswani, 2003).

Penyakit diare masih merupakan penyebab utama kematian pada balita.

Angka kesakitan akibat penyakit yang dilaporkan oleh sarana pelayanan kesehatan

dan kader yang masih cukup tinggi. Pada tahun 2006 jumlah kasus yang dilaporkan

oleh puskesmas sebanyak 7641 kasus dan ada 3082 kasus yang terjadi pada balita.

Diare yang ditangani oleh Rumah Sakit Umum Pangkep sebanyak 146 rawat jalan

dan 499 rawat inap, sedangkan Rumah Sakit Tonasa melaporkan sebanyak 424

kasus rawat jalan pada balita (Dinkes Kabupaten Pangkep, 2007).

4

5/17/2018 DIARE - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/diare-55b07ed97a0c3 5/6

 

Data di atas menunjukkan bahwa masih banyak kasus diare yang terjadi

 pada bayi dan balita yang disebabkan karena antibodi yang tidak adekuat.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti merasa tertarik melakukan penelitian

untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dengan

kejadian penyakit diare.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dibuat rumusan

masalah yaitu ”Adakah Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI

(Makanan Pendamping ASI) dengan Kejadian Diare di Poliklinik Anak RSU

Pangkep?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

 pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dengan kejadian penyakit diare pada bayi

usia 6 – 12 bulan di Poliklinik Anak RSU Pangkep.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada penelitian ini adalah untuk :

a. Mengetahui hubungan ASI eksklusif dengan kejadian penyakit

diare pada bayi usia 6 – 12 bulan di Poliklinik Anak RSU Pangkep.

 b. Mengetahui hubungan MP-ASI dengan kejadian penyakit diare

 pada bayi usia 6 – 12 bulan di Poliklinik Anak RSU Pangkep. 

c.

5

5/17/2018 DIARE - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/diare-55b07ed97a0c3 6/6

 

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Bagi Rumah Sakit

Menjadi bahan pemikiran dan pertimbangan bagi rumah sakit agar lebih

meningkatkan penyuluhan mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif dan

MP-ASI yang sesuai, demi mencegah berbagai penyakit khususnya

 penyakit diare pada bayi.

2. Manfaat Ilmiah

Dapat menjadi bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya untuk dijadikan

masukan dalam pembuatan skripsi selanjutnya.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Bagi peneliti merupakan pengalaman berharga dalam memperluas wawasan

dan pengetahuan tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI

dengan kejadian penyakit diare.

6