diagnosis kpd

6
Clinical Sains Session Noflih Sulistia C11.05.0168 Diagnosis Ketuban Pecah Dini (KPD) Membuat diagnosis yang tepat terhadap KPD adalah hal yang penting. Penilaian diagnosis harus efisien dan tepat untuk meminimalisasi jumlah pemeriksaan vagina dan risiko dari khorioamnionitis. Gejala adalah kunci dari diagnosis. Gejala 1. Pasien biasanya mengeluhkan adanya cairan yang keluar secara tiba-tiba dari vagina. Dengan keterangan tambahan berupa saat timbul, warna, konsistensi serta bau dari cairan tersebut dapat membantu untuk membedakan KPD dengan leukorrhea normal dalam kehamilan, inkontinensia urin, infeksi vagina dan secret mukus karena dilatasi cervix. 2. Adanya flek dari vernix atau mekonium. 3. Ukuran uterus berkurang. 4. Janin semakin teraba pada palpasi. Pemeriksaan Spekulum Steril 1

Upload: faisal-budisasmita

Post on 23-Oct-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diagnosis KPD

Clinical Sains Session

Noflih Sulistia

C11.05.0168

Diagnosis Ketuban Pecah Dini (KPD)

Membuat diagnosis yang tepat terhadap KPD adalah hal yang

penting. Penilaian diagnosis harus efisien dan tepat untuk

meminimalisasi jumlah pemeriksaan vagina dan risiko dari

khorioamnionitis. Gejala adalah kunci dari diagnosis.

Gejala

1. Pasien biasanya mengeluhkan adanya cairan yang keluar

secara tiba-tiba dari vagina. Dengan keterangan tambahan

berupa saat timbul, warna, konsistensi serta bau dari cairan

tersebut dapat membantu untuk membedakan KPD dengan

leukorrhea normal dalam kehamilan, inkontinensia urin,

infeksi vagina dan secret mukus karena dilatasi cervix.

2. Adanya flek dari vernix atau mekonium.

3. Ukuran uterus berkurang.

4. Janin semakin teraba pada palpasi.

Pemeriksaan Spekulum Steril

Pemeriksaan spekulum steril adalah tahapan yang paling

penting untuk diagnosis KPD yang akurat. Klinisi sebaiknya

menghindari pemeriksaan intraservikal digital secara bersamaan

disaat pasien tidak dalam inpartu dan tidak ada perencanaan

tindakan induksi, karena tindakan itu memberi kemungkinan

1

Page 2: Diagnosis KPD

meningkatnya risiko komplikasi terhadap infeksi. Pemeriksa harus

mencari dari 3 buah tanda pasti yang berhubungan dengan KPD :

1. Pooling

Pengambilan cairan amnion dari fornix posterior

untuk divisualisasikan. KPD yang telah berlangsung

lama dapat menyebabkan kehilangan sebagian besar

cairan, dan mukosa vagina tampak hanya basah. Pada

keadaan seperti itu, baik manuver Valsalva atau

tekanan pada fundus uteri selama pemeriksaan

spekulum menghasilkan visualisasi dari adanya aliran

atau pecahnya ketuban dari kanalis endoservikalis.

2. Tes Nitrazine

Cairan yang diambil dari fornix posterior

menggunakan kapas steril (cotton-tipped swab) lalu

diapuskan pada kertas strip yang sensitif terhadap

perubahan pH, perubahan warna terjadi dari kuning-

hijau menjadi biru tua pada pH diatas 6,0 – 6,5. Vagina

dalam kehamilan memiliki pH sekitar 4,5 – 6,0 dan

cairan amnion memiliki pH 7,1 – 7,3. Oleh karena itu,

tes terhadap pH alkalis biasanya menunjukkan adanya

cairan amnion. Tes nitrazine ini memiliki tingkat akurasi

sebesar 80-90%, dengan 10% false positif dan 10%

false negatif. Nitrazine dapat memberikn hasil false-

positif dari kontaminasi oleh darah, semen dari

hubungan seksual sebelumnya, atau antiseptic alkalis.

Infeksi pada vagina juga akan meningkatkan pH vagina.

Hasil false-positif juga dapat diberikan pada urin yang

alkalis.

2

Page 3: Diagnosis KPD

3. Ferning

Sedikit cairan yang diambil dari fornix posterior

diapuskan pada objek glass, lalu dibiarkan mengering,

dan lihat dengan mikroskop. Cairan amnion yang telah

mengering tersebut menampakkan gambaran

‘arborization’ atau ‘palm leaf pattern’ atau ‘feathery’

karena seperti bulu. Gambaran ferning ini terjadi karena

kristalisasi elektrolit terutama NaCl dalam cairan

amnion karena pengaruh dari hormone estrogen. Hasil

false-positif dapat terjadi bila sampel terkontaminasi

dengan semen dan mucus cervical.

Bersama-sama, ketiga penemuan ini menunjukkan ada

rupturnya ketuban. Apabila ada salah satu yang tidak diketemukan,

merupakan indikasi untuk dilakukan tes lebih lanjut. Jika tidak ada

cairan bebas ditemukan, ‘dry pad’ harus ditempatkan di bawah

perineum pasien dan observasi adanya aliran. Tes yang dapat

digunakan untuk konfirmasi KPD termasuk mengobservasi adanya

cairan dari ostium cervix saat pasien batuk atau melakukan

manuver Valsalva atau tekana pada fundus uteri selama

pemeriksaan spekulum dan oligohydramnions pada pemeriksaan

ultrasound. Adapun tes lebih lanjut yang dapat digunakan antara

lain :

1. Ultrasound

Penilaian ultrasound terhadap volume cairan amnion

dapat membantu dalam diagnosis KPD, terutama pada

3

Page 4: Diagnosis KPD

pasien yang sebelumnya memiliki volume cairan

amnion yang normal.

2. Amniocentesis

Terdapat bukti yang kuat bahwa keberadaan organisme

pada rongga amnion memiliki hubungan dengan

peningkatan risiko terhadap pecahnya membran.

Adapun diagnosis infeksi intrapartum dapat ditunjukkan

dengan gejala-gejala sebagai berikut :

1) Febril di atas 38°C

2) Takikardi pada ibu (>100 denyut/menit)

3) Fetal takikardi (>160 denyut/menit)

4) Nyeri abdomen, nyeri tekan uterus

5) Cairan amnion berwarna keruh atau hijau

6) Leukositosis pada pemeriksaan darah tepi

(>15000-20000/mm3)

Penilaian dari kultur membutuhkan waktu yang cukup

lama sehingga tidak dapat diandalkan untuk

penatalaksanaan yang cepat. Sedangkan pewarnaan

gram adalah standar baku emas untuk investigasi yang

cepat.

3. Indigo Carmine Dye

Memasukkan indigo carmine dye ke dalam rongga

amnion dalam beberapa jam selama amniocentesis

4

Page 5: Diagnosis KPD

untuk mengkonfirmasi diagnosa KPD pada

oligohydramnions tanpa ada bukti pecahnya ketuban.

Penggunaan ‘perineal pad’ mungkin dilakukan terutama

digunakan untuk insersi vagina karena teori risiko

infeksi. Harus diperhatikan bahwa cairan pewarna

tersebut dapat mencapai kandung kemih maternal

setelah beberapa jam dan dapat mewarnai ‘pad’ bila

ada inkontinensia urin.

5