diagnosa dan terapi osteoporosis

Upload: rizky-septiana-tita

Post on 09-Mar-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

medical

TRANSCRIPT

DIAGNOSA

DIAGNOSAANAMNESIS

Keluhan utama biasanya dapat langsung mengarah kepada diagnosis misalnya fraktur kolom femorisFaktor lain : imobilisasi lama, turunnya tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, asupan kalsium, fosfor, vitamin D, latihan yang teratur yang bersifat weight-bearing.Obat-obatan yang diminum dalam jangka panjang : kortikosteroid, hormon tiroid, antikonvulsan, heparin, antasid yang mengandung aluminium, sodium-fluorida dan bifosfonat etidronat.Riwayat konsumsi alkohol dan merokok dan juga penyakit-penyakit lain seperti penyakit ginjal, saluran cerna, hati, endokrin, dan insufiesiensi pankreas. Riwayat haid, umur menarke dan menopause, penggunaan obat-obat kontrasepsi, dan riwayat keluarga dengan osteoporosis juga perlu diperhatikan.

DIAGNOSAPemeriksaan Fisik

kelanjutan fraktur lama (kifosis yang disebabkan fraktur veterbra terdahulu)fraktur baruabnormalitas karena penyebab sekunder osteoporosis

Tinggi badanKehilangan tinggi badan 4 cm atau lebih dibandingkan dengan tinggi badan maksimalkehilangan 2 cm atau lebih dibandingkan pengukuran sebelumnya

Berat badanberat badan yang rendah (kurang dari 127 lbs)IMT rendah (20 atau kurang)penurunan berat badan 5% atau lebih

Kerapuhan tulang spinal, kifosis, atau berkurangnya jarak antara tulang rusuk bagian bawah dan pelvis dapat merupakan hasil dari satu atau lebih fraktur vertebra

Kelainan cara berjalan, postur, keseimbangan, kekuatan otot

DIAGNOSAPemeriksaan laboratorium

Tes rutin : pengukuran kalsium serum dan kadar kreatinin, fungsi hati, pengukuran kadar tirotropin, dan hitung darah lengkap.

Jika diindikasikan secara klinis, pemeriksaan elektroforesis protein serum, dan tes protein Bence Jones urin, kortisol dan kalsium dalam urin 24 jam.

Hipogonadisme : pengukuran kadar testosteron direkomendasikan pada semua pria dengan osteoporosis.

Kadar serum 25-hidroksivitamin D : Kadar dibawah 30 ng/ml (75 nmol/L) harus di berikan pengobatan.

Marker biokimia turnover tulang : marker resorpsi tulang : serum C-telopeptida (CTX) dan N-telopeptida urin (NTX)marker pembentukan tulang : serum bone specific alkaline phosphatase (BSAP) dan osteokalsinSelain itu dapat juga digunakan untuk evaluasi setelah 3-6 bulan pengobatan osteoporosis.

3DIAGNOSAPemeriksaan Radiologi

X-ray : Pseudofraktur (zona Loosers) yang memberikan gambaran radiolusen tegak lurus pada korteks tulang dapat dilihat pada pasien dengan osteomalasia. Hal ini menunjukkan fraktur yang disebabkan oleh stress fisik yang mengalami penyembuhan dengan mineralisasi osteoid yang buruk.Gambaran radiolusen pungtata : mastositosis sistemik.Hiperparatiroidisme primer dapat menyebabkan kista tulang, resorpsi tulang subperiosteal, brown tumor, dan demineralisasi tulang kranial.

Magnetic Resonance Imaging (MRI), Computed Tomography (CT) scan, atau nuclear imaging dapat digunakan untuk mendeteksi fraktur karena stress fisik yang tidak dapat dilihat dengan X-ray. MRI pada tulang spinal sering digunakan untuk vertebroplasti atau kipoplasti untuk menentukan umur fraktur, kemungkinan fraktur terjadi oleh sebab selain osteoporosis dan apakah terdapat retropulsi pada fragmen tulang yang kemudian memengaruhi fungsi neuron.

DIAGNOSABONE MINERAL DENSITY

Menggunakan Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DXA) pada tulang panggul, kolum femoris, spina lumbalis dengan T-score -2.5Institute for Clinical Systems Improvement (ICSI) memberikan pedoman indikasi untuk pemeriksaan BMD pada individu resiko tinggi, seperti :

1. laki-laki atau wanita dengan kerentanan fratur sebelumnya (fraktur spontan atau fraktur dengan trauma ringan).2. Laki-laki atau wanita yang telah mendapatkan terapi glukokortikoid atau sedang terapi selama 3 bulan dengan dosis prednisone 5mg/hari3. Laki-laki atau wanita dengan osteopenia atau fraktur vertebra dengan pemeriksaan radiologi.4. Semua wanita berumur 65 tahun. . .BONE MINERAL DENSITY (lanjutan)

5. Wanita pascamenopause berumur 65 tahun dengan minimal 1 faktor resiko dibawah ini :a. Low body weight (BMI 20)b. Riwayat keluarga (terjadi fraktur setelah umur 45 tahun pada ayah/ibu)c. Saat ini sebagai perokok (1 pak/hari)d. Tidak menggunakan terapi pengganti hormon (hormone replacement therapy)e. Menopause sebelum umur 40 tahunf. Menggunakan HRT > 10-15 tahun6. Laki-laki atau wanita menderita penyakit kronis yang berhubungan dengan hilangnya massa tulang7. Wanita premenopause dengan amenorrhea > 1 tahun.8. Laki-laki dengan hipogonadisme > 5 tahun.9. Laki-laki atau wanita dengan immobilisasi yang lama (tirah baring atau menggunakan kursi roda > 1 tahun)10. Laki-laki atau wanita yang telah mendapatkan transplantasi organ padat atau allogenic bone marrow.

DIAGNOSATERAPI OSTEOPOROSISIndikasi terapi menurut National Osteoporosis Foundation (NOF) :

Wanita pascamenopause dan laki-laki dengan riwayat fraktur pada tulang panggul atau tulang belakang

T-score -2.5

Massa tulang rendah (osteopenia) dengan T-score antara -1 sampai -2.5

Perkiraan kemungkinan patah tulang panggul dalam 10 tahun paling sedikit sebesar 3% atau fraktur tulang major paling sedikit 20%

1. Modifikasi gaya hidup ;* Weight-bearing exercise (jalan, aerobic ringan-sedang , latihan resistensi)* 6 NO : No smoking, No coffee, No alcohol, No excess intake of protein, fat and salt* Menaikkan berat badan bila underweight

2. Asupan kalsium 1-1.5 g/hari.

3. Vitamin D 800-1000 IU/hari untuk usia 50 tahun atau lebih (rekomendasi NOF)

TERAPI OSTEOPOROSISTERAPI OSTEOPOROSISESTROGEN

Estrogen digunakan untuk mencegah osteoporosis, meringankan gejala gejala vasomotor dan atrofi vulvovaginal terkait menopause.

Womans Health Initiative (WHI) melaporkan bahwa 5 tahun terapi hormone menurunkan resiko fraktur vertebra dan tulang panggul sebanyak 34% dan fraktur osteoporosis lain sebanyak 23%.

Beberapa preparat yang dapat dipakai untuk anti resorptifnya adalah estrogen terkonjugasi 0,625 mg/hari, 17-estradiol oral 1-2 mg/hari, 17-estradiol transdermal 50 mg/hari, 17-estradiol perkutan 1,5 mg/hari dan 17-estradiol subkutan 25-50 mg setiap 6 bulan.

TERAPI OSTEOPOROSISTERAPI OSTEOPOROSISBISFOSFONATMengurangi resorpsi tulang oleh osteoklas dengan cara berikatan pada permukaan tulang dan menghambat kerja osteoklas.

Mempengaruhi aktivasi prekursor osteoklas, diferensiasi prekursor osteoklas menjadi osteoklas matur, kemotaksis, perlekatan osteoklas pada permukaan tulang dan apoptosis osteoklas.

Meningkatkan jumlah dan diferensiasi osteoblas serta memiliki efek tidak langsung terhadap osteoklas dengan cara merangsang osteoblas menghasilkan substansi yang dapat menghambat osteoklas dan menurunkan kadar stimulator osteoklas.

Diminum dalam keadaan perut kosong. Setelah itu penderita tidak diperkenankan untuk makan apapun, minimal selama 30 menit. . . .Sekitar 20-50% bisfosfonat yang diabsorbsi akan melekat pada permukaan tulang setelah 12-24 jam. Setelah berikatan dengan tulang dan beraksi terhadap osteoklas, bisfosfonat akan tetap berada didalam tulang selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, tetapi tidak aktif lagi.

Bisfosfonat yang tidak berikatan dengan tulang tidak akan mengalami metabolisme didalam tubuh dan akan dieksresikan dalam bentuk utuh melalui ginjal sehingga pemberiannya terhadap penderita gagal ginjal harus berhati-hati.

Preparat bisfosfonat :

Etidronat dosis 400mg/hari selama 2 minggudilanjutkan dengan supplementasi kalsium 500mg/hari selama 76 hari.Siklus diulang tiap 3 bulan. TERAPI OSTEOPOROSISKlodronat

dosis 400mg/hari selama 1 bulandilanjutkan dengan suplementasi kalsium selama 2 bulan. Siklus diulang setiap 3 bulan

Alendronat

dosis 10mg/hari setiap hari secara kontinyu karena tidak mengganggu mineralisasi tulang. Asam zoledronat

merupakan bisfosfonat terkuat yang saat ini adaSediaan intravena diberikan drip selama 15 menit untuk dosis 5 mg. Untuk osteoporosis cukup diberikan dosis 5 mg setahun sekali.

TERAPI OSTEOPOROSISTERAPI OSTEOPOROSISKALSITONINMenghambat resorpsi tulang oleh osteoklas. Sekresinya secara akut diatur oleh kadar kalsium.Sel C kelenjar tiroid merupakan sumber primer kalsitonin pada mamalia.Dalam beberapa menit setelah pemberian, efek penghambat osteoklas sudah mulai bekerja sehingga aktivitas resorpsi tulang berhenti.Efek lain adalah efek anti inflamasi, merangsang penyembuhan luka dan fraktur.Pemberian secara intranasal mempermudah penggunaan daripada preparat injeksi. Dosis intranasal yang dianjurkan adalah 200 U perhari.Kadar puncak didalam plasma tercapai dalam waktu 20-30 menit dan akan dimetabolisme dengan cepat di ginjal.

TERAPI OSTEOPOROSISHORMON PARATIROID

Berfungsi untuk mempertahankan kadar kalsium didalam cairan ekstraseluler dengan cara merangsang sintesis 1,25 (OH)2 D di ginjal, sehingga absorpsi kalsium di usus meningkat.

Selain itu juga merangsang formasi tulang.

Kombinasi PTH dosis rendah (25-40 mg) dengan antiresorptif lain (HRT, bisfosfonat atau kalsitonin) ternyata memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan pemberian antiresorptif saja.

EVALUASI HASIL PENGOBATAN

Evaluasi hasil pengobatan dapat dilakukan dengan mengulang pemeriksaan densitometri setelah 1-2 tahun pengobatan dan dinilai peningkatan densitasnya.

Bila dalam waktu 1 tahun tidak terjadi peningkatan densitas massa tulang, maka pengobatan sudah dianggap berhasil karena resorpsi tulang sudah dianggap berhasil.

Selain itu dapat juga dilakukan pemeriksaan petanda biokimia tulang untuk evaluasi.

Penggunaan petanda biokimia tulang dapat menilai hasil terapi dengan cepat dalam waktu 3-4 bulan setelah pengobatan.

Yang dinilai adalah penurunan kadar berbagai pertanda resorpsi dan formasi tulang.