demam malaria
TRANSCRIPT
Demam Malaria
1011012013 Sylvi Adiana1011012014 Cindy Monica Yusal1011012019 Okta Perwira1011012022 Rahima Syamun1011012023 Meta Emilia Surya Dharma1011012025 Fitra Kurniasi1011012027 Ratih Kusuma Putri
Pendahuluan
• Penyakit malaria adalah penyakit yangdisebabkan oleh parasit dari genusPlasmodium yang termasuk golonganprotozoa
• melalui perantaraan tusukan (gigitan)nyamuk Anopheles spp.
• dengan gambaran penyakit berupademam, anemia, pembesaran limpa
• Indonesia merupakan salah satu negara yangmemiliki endemisitas tinggi.
• Penyakit malaria sudah dikenal sejak tahun1753, tetapi baru ditemukan parasit dalamdarah oleh Alphonse Laxeran tahun 1880.
• Pada tahun 1890 Giovanni Batista Grassi danRaimondo Feletti adalah dua peneliti Italia yangpertama kali memberi nama dua parasitpenyebab malaria pada manusia, yaituPlasmodium vivax dan Plasmodium malariae.
• Pada tahun 1897 seorang Amerika bernamaWilliam H. Welch memberi nama parasitpenyebab malaria tertiana sebagai Plasmodiumfalciparum.
• pada 1922 John William Watson Stephensmenguraikan nama parasit malariakeempat, yaitu Plasmodium ovale.
Penyebab
Disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang termasuk golonganprotozoa. Plasmodium yang dapatmenginfeksi manusia ada empat jenis :
1. Plasmodium vivax
2. Plasmodium malariae
3. Plasmodium ovale
4. Plasmodium falciparum
1. Plasmodium vivax
• memberikan intensitas serangan dalambentuk demam setiap 3 hari sekali sehinggasering dikenal dengan istilah malaria tertian (malaria benigna).
• Masa inkubasi malaria 12-17 hari.
2. Plasmodium malariae
• Plasmodium malariae adalah penyebabmalaria malariae atau malaria kuartanakarena serangan demam berulang pada tiaphari keempat. Penyakit malaria kurtanameluas meliputi daerah tropik maupundaerah subtropik.
• Masa inkubasi malaria 18 hari dan kadang-kadang sampai 30-40 hari.
3. Plasmodium ovale
• Plasmodium ovale mempunyai waktudemam yang lebih pendek dan biasanyabisa sembuh spontan.
• Masa inkubasi malarianya sama sepertiPlasmodium vivax, yaitu 12-17 hari.
4. Plasmodium falciparum
• Parasit ini ditemukan di daerah tropikterutama di Afrika dan Asia Tenggara sehingga disebut dengan penyebab malaria tropika (malaria maligna).
• Spesies ini merupakan paling berbahayakarena penyakit yang ditimbulkannya dapatmenjadi berat
• Masa inkubasi malaria 7-14 hari.
Plasmodium dalam sediaan darah
Penyebaran malaria
• Malaria merupakan penyakit endemis atau hiperendemis di daerah tropis maupun subtropis dan menyerang negara dengan penduduk padat.
• Hanya pada daerah dimana orang-orang mempunyai gametosit dalam darahnya dapat menjadikan nyamuk anopeles terinfeksi.
• Distribusi geografis dari daerah rendah kurang lebih 400m di bawah permukaan laut sampai 2600m diatas permukaan laut.
• Di Indonesia, malaria tersebar di seluruh pulau dengan derajat endemisitas yang berbeda-beda dan dapat berjangkit di daerah dengan ketinggian sampai 1800 meter di atas permukaan laut.
• Di lndonesia kawasan Timur mulai dari kalimantan, sulawesi tengah sampai utara, maluku, nusa tenggara timor serta timor leste merupakan daerah endemi malaria dan paling banyak di jumpai plasmodium falciparum dan plasmodium vivax
identifikasi
• Karakteristik nyamuk Anopeles adalah sebagaiberikut :
• Hidup di daerah tropic dan sub tropic, ditemukan hidup di dataran rendah
• Menggigit antara waktu senja (malam hari) dansubuh hari
• Biasanya tinggal di dalam rumah, di luarrumah, dan senang mengigit manusia(menghisap darah)
• Jarak terbangnya tidak lebih dari 2-3 km• Pada saat menggigit bagian belakangnya
mengarah ke atas dengan sudut 48 derajat• Daur hidupnya memerlukan waktu ± 1 minggu .• Lebih senang hidup di daerah rawa
Siklus hidup Plasmodium
• Pada Manusia ( Fase Aseksual)
• Pada nyamuk ( Fase Seksual)
21
22
Masa inkubasi adalahrentang waktu sejaksporozoit masuk sampaitimbulnya gejala klinisyang ditandai dengandemam. Masa inkubasibervariasi tergantungspesies Plasmodium.
Masa prepaten adalahrentang waktu sejaksporozoit masuk sampaiparasit dapat dideteksidalam darah denganpemeriksaanmikroskopik.
Plasmodium Masa inkubasi(hari)
P. falciparum 9 - 14 ( 12 )
P.Vivax 12 - 17 ( 15 )
P.ovale 16 - 18 ( 17 )
P. malariae 18 - 40 ( 28 )
Masa Inkubasi
Penyakit Malaria.
Diagnosa
Gejala klinis umum malaria
• Manifestasi klinik malaria tergantung pada– imunitas penderita,
– tingginya transmisi infeksi malaria,
– Berat ringannya infeksi dipengaruhi oleh jenis plasmodium,
– daerah asal infeksi (pola resistensi terhadap pengobatan),
– umur ( usia lanjut dan bayi sering lebih berat),
– keadaan kesehatan dan nutrisi,
– kemo profilaksis dan pengobatan sebelumnya
• Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal pada pasien terdiri atas beberapa serangan demam dengan inteval tertentu (paroksisme) yang diselingi oleh suatu periode bebas demam.
• Meskipun disebut malaria ringan, sebenarnya gejala yang dirasakan penderitanya cukup berat
a) Masa inkubasiMasa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari.
b) Keluhan utamaMalaria sebagai penyebab infeksi yang disebabkan oleh
Plasmodium mempunyai gejala utama yaitu demam dan menggigil.
Demam yang terjadi diduga berhubungan dengan proses skizogoni (pecahnya merozoit atau skizon), pengaruh GPI (glycosyl phosphatidylinositol) atau terbentuknya sitokin atau toksin lainnya.
Pada beberapa penderita, demam tidak terjadi (misalnya pada daerah hiperendemik) banyak orang dengan parasitemia tanpa gejala.
Gambaran karakteristik dari malaria ialah – demam periodic, – anemia dan – splenomegali
c) Keluhan-keluhan prodromalKeluhan-keluhan prodromal (keluhan penyerta
yang timbul bersama keluhan utama) dapat terjadisebelum terjadinya demam, berupa:
• malaise (rasa tidak enak), • lesu, • sakit kepala, • sakit tulang belakang,• nyeri pada tulang dan otot,• anoreksia, • perut tidak enak, • diare ringan dan • kadang-kadang merasa dingin di punggung.
Keluhan prodromal sering terjadi pada P. vivax dan P. ovale, sedangkan P. falciparum dan P. Malariae keluhan prodromal tidak jelas
Gejala malaria yang merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium yang berurutan yaitu:
1. Stadium dingin (cold stage).Diawali dengan gejala menggigil atau perasaan yang
sangat dingin. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur suhu tubuh.
2. Stadium demam (Hot stage).Penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit
kering, sakit kepala dan sering kali munta suhu badan hdapat meningkat hingga 41 derajat Celcius diikuti dengan keadaan berkeringat. Stadium ini berlangsung 2 – 4 jam.
3. Stadium berkeringat (sweating stage).Stadium ini berlangsung 2 – 4 jam. Penderita berkeringat
sangat banyak. Suhu tubuh kembali turun, kadang-kadang sampai di bawah normal.
Diagnosa
• Pada pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan:– Demam (≥37,5 oC)– Kunjunctiva atau telapak tangan– Pembesaran limpa– Pembesaran hati
• Pada penderita malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis sebagai berikut:– Demam (≥40 oC)– Nadi cepat dan lemah.– Tekanan darah sistolik kurang dari 70 mmHg pada orang dewasa dan
kurang 50 mmHg pada anak-anak.– Frekuensi nafas lebih dari 35 kali permenit pada orang dewasa atau lebih
dari 40 kali permenit pada balita, dan lebih dari 50 kali permenit pada anak dibawah 1 tahun.
– Penurunan kesadaran.
• Pemerikasaan laboratorium– Pemeriksaan mikroskopik darah untuk menemukan adanya parasit malaria sangat penting untuk
menegakkan diagnosa. – Pemeriksaan satu kali dengan hasil negatif tidak mengenyampingkan diagnosa malaria. – Pemeriksaan darah tiga kali dan hasil negative maka diagnosa malaria dapat dikesampingkan.
Adapun pemeriksaan darah dapat dilakukan melalui :• Tetesan preparat darah tebal
Sedian darah tebal di gunakan untuk diagnosa penyakit dan untuk menentukanberatnya penyakit. Jumlah parasit dapat ditentukan pada tetes tebal dengan menghitungjumlah parasit per 200 leukosit. Bila leukosit 10.000/ul maka hitung parasitnya ialahjumlah parasit dikalikan 50 merupakan jumlah parasit per mikro-liter darah.
• Tetesan preparat darah tipis.Digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium, bila dengan preparat darah tebal
sulit ditentukan.• Tes Antigen : p-f test
Yaitu mendeteksi antigen dari P.falciparum (Histidine Rich Protein II).• Tes Serologi
Tes ini berguna mendeteksi adanya antibody specific terhadap malaria atau padakeadaan dimana parasit sangat minimal. Metode-metode tes serologi antara lain indirecthaemagglutination test, immunoprecipitation techniques, ELISA dan test radio-immunoassay.
• Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan hasil
positif. Tes ini baru dipakai sebagai sarana penelitian danbelum untuk pemeriksaan rutin
Pengembangan Vaksin pada DemamMalaria
Pengembangan vaksin malaria maju dengancepat bersaing dengan pengembanganobat. Temuan baru dalam penelitian vaksinhampir menciptakan celah yang lebih luasdari kesuksesan karena variasi dankeragaman antigen (epitop).
Dari ke empat spesies plasmodium, yang paling banyak menimbulkan kematian adalah P falciparum sehingga prioritas penemuan vaksinditujukan terhadap spesies ini. Sementara initelah diteliti empat kemungkinan pendekatan tatakerja vaksin:
1. pada stadium pre erythrocyt (sel darahmerah),
2. pada tingkat blood stage.
3. pada transmission blocking.
4. kombinasi ketiganya atau multi stage vaccine.
1. Pada stadium pre erythrocyt (sel darahmerah)
Vaksin yang bekerja pada stadium pre erythrocyte di desain untuk mencegahinfeksi ke sel darah merah yaknimencegah pelepasan merozoit dari hati. Makanya vaksin tersebut sangat pentingperanannya bagi strategi penemuan multi stage vaccine selanjutnya.
2. Pada tingkat blood stage.
vaksin yang bekerja pada blood stage bekerjamembatasi multiplikasi parasit di dalam darah. Sehingga mengurangi gejala klinispenyakit, namun tidak dapat mencegah terjadinyainfeksi. Kemungkinan mekanisme kerjanya adalahmenginduksi antibodi terhadap protein permukaan merozoite, protein dari sel darahmerah yang sudah terinfeksi atau menginduksitoksin antimalaria
3. pada transmission blocking
vaksin transmission-blocking vaccinee (TBVs) bertujuan mencegah transmisi parasit darimanusia ke nyamuk dan vaksin jenis inidigabungkan dengan vaksin berbagai tingkatyang lain (liver dan blood stage).
4. Kombinasi ketiganya atau multi stage vaccine
vaksin ini di disain untuk berefek pada semuatingkat pada siklus parasit malaria. Pertama diujicoba pada manusia dengan tipe SPF66 suatu tipepeptide vaksin. Pada awalnya SPF66 memberikanhasil yang menjanjikan, namun dalam percobaanskala besar penelitian fase III hasilnya negatif. Saatini formula baru vaksin ini sedang dikembangkanserta vaksin multi stage berbasis DNA juga mulaidikembangkan .
Vaksin malaria pertama yang diuji diKolombia, Venezuela, Gambia dan Thailand adlah vaksin merozoit sintetik yang diberinama SPf 66. hasilnya sedang dalam tahapevaluasi.
Akhir-akhir ini sedang dilakukan penelitianuntuk membuat suatu polivaksin yang terdiri dari 4 stadium perkembanganparasit malaria.
TATALAKSANA PENGOBATAN
PENGOBATAN
1. Artesunat - Amodiaquine
Setiap kemasan Atesunate + Amodiakuin terdiri dari 2 blister, yaitu blister amodiakuin terdiri dari 12 tablet @ 200 mg dan 153 mg amodiakuin basa dan blister artesunat terdiri dari 12 tablet @ 50 mg. Obat kombinasi diberikan per oral selama tiga hari dengan dosis tunggal harian, sebagai berikut:
- Amodiakuin basa 10 mg/kg bb
- Artesunat 4 mg/kg bb.
2. Dihydroartemisinin + PiperaquinFixed Dose Combination (FDC) 1 tablet mengandung 40 mg dihydroartemisinin dan 320 mg piperaquin. Obat ini diberikan per-oral selama tiga hari dengan dosis tunggal harian sebagai berikut: - Dihydroartemisinin dosis 2-4 mg/kgBB - Piperaquin dosis 16-32 mg/kgBB
3. Artemether + Lumefantrin1 tablet mengandung 20 mg artemether ditambah 120 mg lumefantrine. Merupakan obat Fixed Dose Combination. Obat ini diberikan peroral selama tiga hari dengan cara 2 x 4 tablet per hari.
4. Artesunat-Meflokuin (digunakan di daerah Mekhong), Obat ini terdiri dari 50 mg artesunate dan 250 mg basa Meflokuin.
5. Artesunat-Sulfadoxin Pirimetamin (SP), Obat artesunat 50 mg, Sulfadoxin Pirimetamin (SP) dengan dosis Sulfadoxin 25 mg/kgBB dan Pirimetamin dosis 1,25 mg/BB.
6. Artemisinin-Naphtoquin (masih dalam penelitian), obat ini mengandung 250 mg artemisinin dan 100 mg Naphtoquin dengan cara minum obat sekali minum sebanyak 4 tablet.
Di Indonesia saat ini terdapat 2 regimen ACT yang digunakan oleh program malaria:
1. Artesunate – Amodiaquin
2. Dhydroartemisinin – Piperaquin
Pengobatan malaria tanpa komplikasi
Malaria falciparum.
a. Pengobatan lini pertama
Saat ini Pada Program Malaria untuk pengobatan lini pertama Malaria falsiparum digunakan obat Artemisinin Combination Therapy (ACT) yaitu:
Artesunat + Amodiakuin + Primakuin
Atau
Dihydroartemisinin + Piperakuin + Primakuin
b. Pengobatan lini kedua
Bila pengobatan lini pertama tidak efektif, gejala klinis tidak memburuk tapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi) maka diberikan pengobatan lini kedua malaria falsiparum.
Obat lini kedua adalah:
kombinasi Kina + Doksisiklin /Tetrasiklin +Primakuin
Pengobatan malaria vivaks dan malaria ovale.
a. Pengobatan lini pertamaDapat menggunakan klorokuin maupun ACT. Daerah yang telah mempunyai/tersedia ACT yang cukup dan telah ada data resistensi klorokuin terhadap malaria vivaks dapat menggunakan ACT. Dosis obat sama dengan dosis untuk malaria falsiparum, hanya berbeda pada pemberian primakuin. Primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg/kg BB bersama dengan klorokuin. Klorokuin diberikan 1 kali sehari selama 3 hari dengan dosis 25 mg basa/kg BB/hari. Apabila pemberian obat tidak memungkinkan dengan perhitungan berat badan, maka pemberian obat dapat diberikan berdasarkan umur.
Pengobatan dinyatakan efektif bila sampai dengan hari ke 28 setelah pemberian obat, pasien dinyatakan sembuh secara klinis sejak hari ke 4 dan tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak hari ke 7.
Pengobatan dinyatakan tidak efektif bila sampai dengan hari ke 28 setelah pemberian obat terjadi:– Gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif
, atau – Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual
tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali setelah hari ke 14 (kemungkinan resisten)
– Gejala klinis membaik tetapi parasit aseksual timbul kembali antara hari 15 sampai hari ke 28 (kemungkinan resisten, relaps atau infeksi baru)
b. Pengobatan lini kedua untuk malaria vivaks
Pengobatan lini kedua, kina + primakuin, ditujukan untuk pengobatan malaria vivaks yang resisten terhadap klorokuin. Kina diberikan per oral, 3 kali sehari dengan dosis 10 mg/kg BB/hari selama 7 hari.
Primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg/kg BB/hari. Pemberian kina pada anak usia dibawah 1 tahun harus dihitung berdasarkan berat badan.
• c. Pengobatan malaria vivaks yang relaps
Pengobatan kasus malaria vivaks yang relaps (kambuh), sama dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin ditingkatkan. Primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,5 mg /kg BB/hari.
Pengobatan pada penderita yang diduga (suspek) malaria
Di daerah yang sarana kesehatannya tidak mempunyai sarana diagnostikmalaria, penderita yang diduga malaria dapat diobati sementara dengan regimen klorokuin dan primakuin.
Pemberian klorokuin 1 kali sehari selama 3 hari dengan dosis total 25 mg/kg BB. Primakuin diberikan bersamaan dengan klorokuin pada hari pertama dengan dosis 0,75 mg/kg BB.
Pilihan utama antimalaria
a. Artesunat intravena atau intramuskuler
Artesunat parenteral direkomendasikan untuk digunakan di rumah sakit atau puskesmas perawatan.
Sedangkan Artemeter parenteral direkomendasikan untuk digunakan di lapangan atau puskesmas tanpa fasilitas perawatan.
Artemeter parenteral tidak boleh diberikan pada penderita yang sedang hamil trimester I.
b. Artemeter intramuskuler
Artemeter intramuskuler tersedia dalam ampul berisi 80 mg artemeter dalam larutan minyak.
Berikan artermeter dalam loading dose 3,2 mg/kg BB i.m. Selanjutnya artemeter diberikan 1,6 mg/kg BB i.m. satu kali sehari sampai penderita mampu minum obat.
Bila penderita sudah dapat minum obat, maka pengobatan dilanjutkan regimen artesunat + amodiakuin + primakuin (lihat lini I pengobatan malaria falsiparum)
Pilihan alternatif obat malaria berat
• Kina dihidroklorida parenteral.Pada lokasi yang tidak mempunyai obat pilihan pertama (derivate artemisinin parenteral), dan pada ibu hamil trimester I, dapat diberikan kina per infuse.
Apabila tidak dimungkinkan pemberian kina per infuse, maka dapat diberikan kina dihidroklorida 10 mg/kg BB intramuskuler dengan menyuntikkan ½ dosis pada masing-masing paha depan (kiri dan kanan), jangan diberikan pada bokong. Untuk pemakaian i.m., kina diencerkan untuk mendapatkan konsentrasi 60-100 mg/ml dengan 5-8 ml larutan NaCl 0,9% .
Obat Antimalaria
1. Klorokuin
Klorokuin adalah 4-aminokuinolin yang digunakan untuk mengobati dan mencegah malaria. Plasmodium falciparum yang resistensi terhadap klorokuin tersebar di seluruh dunia, membuat klorokuin tidak bermanfaat untuk plasmodium tersebut, tetapi klorokuin masih tetap efektif untuk mengobati infeksi P. vivax, P. ovale, dan P. malariae.
Efek Samping Dan Toksisitas meliputi mual dan muntah, pusing dan penglihatan kabur, sakit kepala dan symptom urtikaria
Interaksi Obat- halofantrin dan obat lain yang memperpanjang interval QT, secara
teoritis dapat meningkatkan risiko aritmia.- meflokuin, dapat meningkatkan risiko konvulsi, - antasida, absorpsi klorokuin menurun- simetidin, menurunkan metabolisme dan bersihan klorokuin- metronidazol, meningkatkan risiko reaksi dystonik akut- ampisilin dan prazikuantel, mengurangi ketersediaan hayati kedua
obat tersebut- thyroksin, menurunkan efek terapeutik thyroksin- antagonistik terhadap efek antiepileptik karbamazepin dan
natrium valproat- siklosporin, meningkatkan konsentrasi plasma siklosporin.
2. Amodiakuin
Amodiakuin adalah 4-aminokuinolin basa dengan model kerja serupa dengan klorokuin. Amodiakuin efektif terhadap P. falciparum resisten klorokuin, sekalipun bereaksi silang dengan klorokuin.
Efek Samping Dan Toksisitas Efek samping amodiakuin serupa dengan efek samping klorokuin. Pruritus akibat amodiakuin lebih sedikit daripada akibat klorokuin, tetapi risikoagranulositosis lebih tinggi, dan risiko hepatitis lebih rendah jika digunakan untuk profilaksis.
Dosis besar amodiakuin menyebabkan sinkope, spastisitas, konvulsi dan pergerakan-pergerakan tidak sadar.
InteraksiBelum ada data.
3. Meflokuinmeflokuin adalah 4-aminokuinolin yang aktif sebagai skizontosida darah terhadap ke empat spesies plasmodium yang menginfeksi manusia, tetapi tidak berefek terhadap bentuk hepatik.
Efek Samping Dan ToksisitasEfek samping yang paling sering adalah mual, muntah, nyeri abdominal, anoreksia, diare, sakit kepala, pusing, hilang keseimbangan, disforia, gangguan tidur terutama insomnia dan mimpi abnormal.
Interaksi Obat Pemberian meflokuin bersama:- Beta bloker, pemblok saluran kalsium, amiodaron,
pimozida, digoksin atau antidepresan, dapat berisiko aritmia.
- Kuinin atau klorokuin, meningkatkan risiko konvulsi- Ampisilin, tetrasiklin, dan metoklopramida,
meningkatkan konsentrasi meflokuin
Meflokuin tidak boleh diberikan bersama halofantrin karena dapat memperpanjang interval QT. Hati-hati pemberian meflokuin bersama alkohol.
4. KuininKuinin adalah alkaloid dari kulit batang pohon kina. Kuinin bekerja terutama pada tahap trofozoit dewasa dan tidak menghambat perkembangan bentuk cinicin P. falciparum.
Kuinin adalah skhizontosida darah yang efektif terhadap stadium erithrositik ke empat spesies plasmodium, tetapi tidak berefek pada stadium eksoeritrositik.
Kuinin berkhasiat membunuh bentuk seksual P. vivax, P ovale, dan P. malariae, tetapi tidak berefek terhadap gametosit P. falciparum. Kuinin tidak berefek pada tahap pre-erithrosit parasit malaria.
Efek Samping Dan ToksisitasMual, muntah, nyeri abdominal, diare, dan vertigo parahKonsentrasi kuinin yang berlebih dalam plasma dapat menimbulkan hipotensi, disrithmia jantung, dan gangguan parah pada saraf pusat seperti delirium dan koma.
• Interaksi Obat. Obat-obat yang memperpanjang interval QT tidak boleh digunakan bersama kuinin. Antiaritmia seperti flekainida dan amiodaron, harus dihindarkan jika terapi dengan kuinin. Pemberian bersama antihistamin seperti terfenadin, obat antipsikotik seperti pimozida dan thioridazin dapat meningkatkan risiko aritmia ventrikular. Halofantrin yang memperpanjang interval QT secara nyata harus dihindarkan penggunaannya bersama kuinin. Kuinin meningkatkan konsentrasi plasma digoksin. Simetidin menghambat metabolisme kuinin, menyebabkan peningkatan kadar kuinin, sedangkan rifampisin meningkatkan bersihan metabolik, menurunkan konsentrasi plasma kuinin, meningkatkan kegagalan terapeutik.
Kemoprofilaksis
• Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi risiko terinfeksi malaria, sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Kemoprofilaksis ini ditujukan kepada orang yang bepergian ke daerah endemis malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama, seperti turis, penelitian lain-lain. Untuk kelompok individu yang akan bepergian dalam jangka waktu lama, sebaiknya menggunakan personal protection seperti kelambu, repellant, kawat kasa dan lain-lain.
• Sehubungan dengan laporan tingginya tingkat resistensi terhadap klorokuin, maka doksisiklin menjadi pilihan untuk kemoprofilaksis. Doksisiklin diberikan setiap hari dimulai 1-2 hari sebelum pergi ke daerah endemis malaria dengan dosis 2 mg/kg BB selama tidak lebih dari 4-6 minggu. “Dosisiklin tidak boleh diberikan pada anak umur <8 tahun dan ibu hamil”