pengujian ekstrak daun asam jawa (tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/bab i_v.pdfcfr = 0,3%....

45
i PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica) TERHADAP GIGITAN NYAMUK DI KOMPLEK PERUMAHAN DESA PERSIAPAN PEUNAGA BARO KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI IRFAN ASWANDI 10C10104113 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2014

Upload: others

Post on 23-Mar-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

i

PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus

indica) TERHADAP GIGITAN NYAMUK DI KOMPLEK

PERUMAHAN DESA PERSIAPAN PEUNAGA

BARO KECAMATAN MEUREUBO

KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

IRFAN ASWANDI

10C10104113

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH

2014

Page 2: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara global daerah tropis dapat menimbulkan berbagai macam penyakit

tropis yang salah satunya dapat disebabkan oleh nyamuk seperti malaria, Demam

Berdarah Dengue (DBD), filariasis, dan chikungunya. Penyakit-penyakit tersebut

menyebar secara luas di daerah tropis termasuk Argentina utara, bagian utara

Australia, seluruh Bangladesh, Barbador, Bolivia, Belize, Brazil, Kamboja, Costa

Rica, Republik Dominika, El salvador, Guatemala, Guyana, Honduras, India,

Jamaika, Laos, Malaysia, Meksiko, Mikronesia, Panama, Paraguay, Filipina,

Puerto Riko, Samoa, Singapure, Sri langka, Suriname, Taiwan, Thailand,

Trinidad, Venezuela, Vietnam, Cina selatan, dan Indonesia. WHO mengatakan

sekitar 2,5 miliar orang atau dua per lima dari populasi dunia, kini menghadapi

resiko dari dengue dan memperkirakan bahwa mungkin akan menjadi 50 juta

kasus infeksi dengue di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyakit ini sekarang telah

menjadi endemik dilebih dari 100 negara (Anggraeni, 2010).

Nyamuk merupakan salah satu serangga yang memiliki peran sebagai vector

dari agen penyakit. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk masih merupakan

masalah kesehatan bagi masyarakat (islamiah, dkk. 2013).

Indonesia merupakan salah satu negara terbesar yang memiliki iklim

tropis. Penyakit-penyakit tropis yang disebabkan oleh nyamuk masih sering

1

Page 3: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

2

terjadi di masyarakat sehingga menimbulkan epidemi yang berlangsung secara

luas dan cepat. Penyebab utama munculnya epidemi berbagai penyakit tropis

disebabkan karena penyebaran nyamuk sebagai vektor yang tidak terkendali.

Penyakit tropis di Indonesia sangat sulit diberantas karena laju perkembangbiakan

nyamuk yang menularkan penyakit tersebut cukup cepat, selain itu juga kepadatan

penduduk juga memacu perkembangbiakan jentik nyamuk (Anggraini dkk, 2013).

Di musim hujan hampir tidak ada daerah di Indonesia yang terbebas dari serangan

penyakit akibat nyamuk (Satari dan Meiliasari, 2008). Tingginya angka kesakitan

dan kematian akibat nyamuk menjadi masalah kesehatan di Indonesia. World

Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan

kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (Soepardi, 2010).

Pada tahun 2012 jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 90.245

kasus dengan kematian 816 orang (Incidence Rate / Angka Kesakitan = 37,11 per

100.000 penduduk dan CFR = 0,90%). Terjadi peningkatan jumlah kasus pada

tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 yang sebesar 65.725 kasus dengan IR =

27,67. Begitu pula dengan kasus klinis filariasis yang meningkat dari tahun ke

tahun, namun pada 2012 kasus klinis filariasis ada penurunan dan penyakit

malaria pada tahun 2012 juga terjadi penurunan kasus malaria positif menjadi

417.819 kasus (Profil Kesehatan Indonesia, 2012).

Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sering terjadi

penyakit-penyakit akibat nyamuk seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan

malaria. Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) provinsi Aceh adalah

Page 4: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

3

2.269 jiwa dengan kematian berjumlah 7 jiwa. IR (Insidens Rate) kasus Demam

Berdarah Dengue (DBD) di provinsi Aceh pada tahun 2012 IR = 48/100.000 dan

CFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa

pemeriksaan sediaan darah yang berjumlah 21.993. Malaria positif adalah

berjumlah 1.068. Jumlah API (Annual parasite index) di provinsi Aceh tahun

2012 berjumlah 0,2% (Profil Kesehatan Provinsi Aceh, 2012).

Provinsi Aceh terdiri dari 23 kabupaten, salah satunya adalah Aceh Barat.

Aceh Barat juga memiliki masalah-masalah kesehatan akibat nyamuk yang masih

memerlukan perhatian. Pada tahun 2012 terdapat 6 kasus DBD di Aceh Barat dan

175 kasus malaria (Profil Dinkes Aceh Barat Data 2013). Di Desa Persiapan

Peunaga Baro Kecamtan Merurebo Kabupaten Aceh barat tahun 2012 terdapat 1

kasus malaria dan 2 kasus DBD (laporan puskesmas meurebo tahun 2012). Tahun

2013 terdapat 2 kasus malaria (laporan puskesmas meurebo tahun 2013). Tahun

2014 terdapat 1 kasus malaria dan 3 DBD. (laporan bulanan puskesmas meurebo

2014). Meskipun angka kasus gigitan nymuk masih sedikit, namun di komplek

Perumahan Desa Persiapan Peunaga Baro diduga desa yang paling padat populasi

nyamuk di seluruh desa yang ada di kecamatan meurebo, nyamuk yang paling

banyak terdapat di Komplek Perumahan Peunaga Baro adalah nyamuk Aedes

aegypti dan Cullex. sp (laporan puskesmas meureubo tahun 2014), hal ini

dikarenakan lingkungan yang masih kumuh, tidak adanya tempat penampuangan

sampah perumahan, parit yang ada disetiap rumah masyarakat juga tersumbat,

sehingga menyebabkan nyamuk suka berada dilingkungan desa peunaga baro.

Page 5: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

4

Berbagai upaya pengendalian telah dilakukan dalam mengendalikan vektor

nyamuk, salah satunya dengan penggunaan insektisida kimia yang dianggap lebih

efektif dalam menanggulangi vektor. Namun penggunaan insektisida kimia yang

terus menerus dalam jangka waktu lama akan menimbulkan resistensi terhadap

serangga target. Hal ini terkait karena kemampuan vektor mengembangkan sistem

kekebalan tubuhnya terhadap insektisida yang sering digunakan dalam

pengendalian nyamuk (Nusa. dkk, dalam Kiswanto, 2012).

Ada beberapa tanaman yang memiliki bau yang khas dan yang aromanya

tidak disukai oleh nyamuk. Tanaman-tanaman tersebut mengandung insektisida

alami dari berbagai senyawa metabolik sekunder yang dihasilkannya, sehingga

mengeluarkan bau yang khas dan tidak disukai oleh nyamuk. Tanaman ini terbagi

dalam dua jenis, yaitu tanaman yang secara langsung dapat mengusir nyamuk

karena aroma yang dikeluarkan tanaman tersebut, seperti geranium, selasih, zodia

dan suren dan tanaman yang dapat menghasilkan zat pengusir nyamuk yang

sebelumnya harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu, seperti lavender,

kayu putih, serai wangi, akar wangi, cengkeh dan nimba (Pradani. dalam

Kiswanto, 2012).

Salah satu tanaman yang mudah di dapat dan bermanfaat bagi manusia

adalah tanaman daun asam jawa (Tamarindus indica) di Indonesia banyak sekali

tanaman asam jawa yang tumbuh hampir di sepanjang jalan begitu juga di

Propinsi lainnya termasuk Aceh terdapat sangat banyak sekali tumbuhan tersebut

yang tumbuh di sepanjang jalan dan juga dibudidaya oleh masyarakat. Namun

Page 6: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

5

anehnya setiap lokasi yang terdapat banyak di tumbuhi tanaman asam jawa ini

tidak terdapat nyamuk yang berkeliaran disekitar dedaunan tanaman tersebut.

Menurut hasil dari penelitian Young (2012), dalam Program Kreativitas

Mahasiswa - Penelitian (PKM-P) yaitu Ekstrak Daun Asam Jawa Terhadap

Nyamuk Ae. aegypti yang diteliti pada laboratorium parasitologi fakultas

kedokteran hewan unsyiah, ada pengaruh pengolesan repelen alamai ekstrak daun

asam jawa terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti, untuk pengujian kepada jenis

nyamuk lainnya belum ada hasil penelitian laboratorium, namun secara

pengamatan awal yang dilakukan oleh Young (2012) dan penulis sendiri dengan

mengoleskan daun asam jawa dibagian tubuh diwaktu siang dan malam hari maka

terlihat pengaruh terhadap gigitan nyamuk malam dan siang. Young (2012),

mengatakan bahwa ada beberapa tanaman yang mengandung insektisida alami

dari berbagai senyawa metabolik sekunder yang dihasilkannya, sehingga

mengeluarkan bau yang khas dan tidak disukai oleh nyamuk.

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pengamatan tersebut menimbulkan

perhatian penulis untuk melakukan penelitian Ekstrak Daun Asam Jawa

(Tamarindus indica) Sebagai Repelen Alami Terhadap Gigitan Nyamuk yang

akan di ujikan langsung dilapangan kepada masyarakat Komplek Perumahan

Desa Persiapan Peunaga Baro Kecamatan Mereubo Kabuapten Aceh Barat.

Page 7: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

6

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah daya tolak daun Asam Jawa (Tamarindus indica) terhadap

gigitan nyamuk ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk membuktikan potensi ekstrak daun Asam Jawa (Tamarindus indica)

sebagai repelen alami terhadap gigitan nyamuk di Desa Peunaga Baro.

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui Pengaruh daya tolak ekstrak daun Asam Jawa

(Tamarindus indica) terhadap gigitan nyamuk untuk pengujian pada masyarakat

luas.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

1. Manfaat bagi masyarakat dapat menggunakan daun asam jawa (Tamarindus

indica) sebagai repelen alami terhadap gigitan nyamuk dengan mudah, aman

dan ramah lingkungan serta dapat dibuat sendiri oleh masyarakat.

2. Manfaat bagi institusi kesehatan khususnya pemegang program penyakit

tular vektor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi

pemegang program penyakit tular vektor dalam pencegahan terhadap gigitan

nyamuk penyebab penyakit didalam lingkungan masyarakat dengan

Page 8: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

7

menggunakan peptisida nabati yaitu daun asam jawa (Tamarindus indica)

sebagai repelen alami.

1.4.2 Manfaat Teoritis

1. Pengembangan penelitian mengenai repelen alami terhadap gigitan nyamuk.

2. Menambah informasi peluang pengembangan repelen alami khususnya

ekstrak daun asam jawa (Tamarindus indica) sebagai repelan alami terhadap

gigitan nyamuk.

3. Diharapkan dapat menjadi referensi atau acuan bagi penelitian selanjutnya.

Page 9: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nyamuk

Nyamuk adalah serangga tergolong dalam orde Diptera; genera termasuk

Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia,

Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang

merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang

langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali

melebihi 15 mm (Gunasegaran, 2012).

Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai Mosquito, berasal dari

sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil.

Penggunaan kata Mosquito bermula sejak tahun 1583. Di Britania Raya nyamuk

dikenal sebagai gnats (Gunasegaran, 2012).

Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk

menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan

amfibi untuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk

pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah,

yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap

darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda

dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap

darah. Agak rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah

8

Page 10: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

9

menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik

nyamuk yang lain (Gunasegaran, 2012).

2.2 Klasifikasi Ilmiah

Gunasegaran. 2012, mengatakan, klasifikasi ilmiah Nyamuk adalah sebagai

berikut.

Alam : Hewan

Filum : Arthropoda

Kelas : Serangga (Insecta)

Ordo : Diptera

Familia : Culicidae.

2.3 Nyamuk dan Penyakit

Nyamuk adalah vektor mekanis atau vektor siklik penyakit pada manusia

dan hewan yang disebabkan oleh parasit dan virus (Chandra, 2012). Penyakit yang

ditularkan oleh nyamuk masih merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat,

baik di perkotaan maupun di pedesaan, seperti : Deman Berdarah Dengue (DBD),

Malaria, Filariasis (kaki gajah), Chikungunya, dan Encephalitis (Islamiah dkk,

2013).

2.3.1 Demam Berdarah Denggue (DBD)

Demam Berdarah Dengaue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

virus dengue dari famili Flaviviridae dan genus Flavivirus. Virus ini mempunyai

Page 11: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

10

empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.

Keempat serotipe ini menimbulkan gejala yang berbeda-beda jika menyerang

manusia. Serotipe yang menyebabkan infeksi paling berat di Indonesia, yaitu

DEN-3. Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan

melalui nyamuk Aedes aegypti atau Ae. albopictus (Satari dan Meiliasari, 2004).

2.3.2 Malaria

Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik,

disebabkan oleh Protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam, anemia,

dan splenomegali. Plasmodium sebagai penyebab malaria terdiri dari 4 spesies,

yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, dan

Plasmodium ovale. Malaria juga melibatkan hospes perantara, yaitu manusia

maupun vertebra lainnya, dan hospes definitif, yaitu nyamuk anopheles

(Mansjoer, 2001).

2.3.3 Filariasis

Nyamuk Culex adalah vektor dari penyakit filariasis Wuchereria bancrofti

dan Brugia malayi. Jumlah spesies Anopheles, Aedes, Culex, dan Mansonia cukup

banyak, tetapi kebanyakan dari spesies tersebut tidak penting sebagai vektor

alami. Di daerah tropis dan subtropis, Culex quinquefasciatus (fatigans), nyamuk

penggigit di lingkungan perumahan dan perkotaan, yang berkembang biak dalam

air setengah kotor sekitar tempat tinggal manusia, merupakan vektor umum

penyakit filariasis bancrofti yang mempunyai periodisitas noktural. Aedes

polynesiensis adalah vektor umum filariasis bancrofti nonperiodesitas di beberapa

Page 12: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

11

kepulauan Pasifik Selatan. Nyamuk ini hidup di luar kota di semak-semak (tidak

pernah dalam rumah) dan berkembang biak di dalam tempurung kelapa dan

lubang pohon. Walau menghisap darah dari binatang peliharaan mamalia dan

unggas, nyamuk ini lebih menyukai darah manusia (Chandra, 2012).

2.3.4 Chikungunya

Chikungunya adalah penyakit mirip demam dengue yang disebabkan oleh

virus chikungunya dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

africanus. Virus chikungunya adalah virus yang termasuk dalam genus virus alfa

dari famili Togaviridae. Masa inkubasinya chikungunya adalah 1-6 hari. Gejala

penyakit diawali dengan demam mendadak, kemudian diikuti munculnya raum

kulit dan limfadenopati, artralgia, mialgia, atau artritis yang merupakan tanda dan

gejala khas chikungunya. chikungunya tergolong arthropod-borne disease, yaitu

penyakit yang disebarkan oleh artropoda (Widoyono, 2011).

2.3.5 Encephalitis

Encephalitis salah satu jenis penyakit. Encephalitis adalah Japenese

encephalitis (JE). Encephalitis adalah suatu penyakit yang menyerang susunan

syaraf pusat yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk genus Culex

sp (Muammar H.B, 2013).

2.4 Morfologi Nyamuk Secara Umum

Ukuran nyamuk ini kecil sekali dan halus 4-13 mm. Pada kepala terdapat

probosis halus dan panjang yang melebihi panjang kepala. Pada nyamuk betina

Page 13: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

12

probosis dipakai pada alat tusuk dan pengisap darah, sedang pada yang jantan

dipakai pada pengisap cairan tumbuh-tumbuhan,buah-buahan dan keringat. Dikiri

dan kanan probosis terdapat palpus yang terdiri dari 5 ruas dan sepasang antena

yang terdiri dari 15 segmen. Antena pada nyamuk jantan berambut lebat disebut

plumose dan pada betina rambutnya jarang disebut pilose.

Bagian thoraks yang kelihatan yaitu mesonotum sebagian besar ditutup

dengan bulu halus. Bulu ini mungkin berwarna putih atau kuning dan membentuk

gambaran yang khas untuk masing-masing feses (Muammar H.B, 2013).

Bagian posterior dari mesonotum terdapat skutelum yang berbentuk pada

Anophelini, melengkung (rounded) dan Culicini, mempunyai 3 lengkungan

(trilobus) (Muammar H.B, 2013).

Nyamuk mempunyai sayap yang panjang dan langsing mempunyai vena

yang permukaannya ditutupi dengan sisik sayap (wing scales) yang terletak

mengikuti vena. Pada pinggir sayap terdapat deretan rambut yang disebut fringe.

Abdomen berbentuk silinder yang terdiri dari 10 segmen. Dua segmen terakhir

berubah menjadi alat kelamin (Muammar H.B, 2013).

2.5 Siklus Hidup Nyamuk

Nyamuk memiliki metamorfosis lengkap. Siklus hidup mereka terdiri dari

empat tahap: telur, larva, pupa dan dewasa. Mereka meletakkan telur di rakit yang

berada di atas air, di sisi wadah di mana air akan segera menutupi, atau pada tanah

lembab di mana mereka dapat menetas dengan air hujan atau air pasang surut.

Page 14: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

13

Tidak peduli apa jenis nyamuk, air sangat penting untuk berkembangbiak. Elemen

penting larva adalah air dan habitat larva nyamuk banyak dan beragam. Larva

nyamuk lebih suka air pada tempat air yang tenang dan dapat ditemukan dalam

kontainer air, lubang pohon, selokan pinggir jalan, daerah dataran rendah, rawa

dan rawa-rawa garam pasang surut. Nyamuk tidak ditemukan dalam sungai

bergerak atau di daerah sasaran aksi gelombang berat (Gunasegaran, 2012)

Berikut gambar siklus kehidupan nyamuk.

Gambar 2.1 Siklus Kehidupan Nyamuk

Nyamuk

Dewasa

larva

Telur Pupa

Page 15: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

14

2.5.1 Telur Nyamuk

Telur nyamuk biasanya memanjang dan berukuran sekitar satu milimeter.

Seekor nyamuk dapat menghasilkan 50 sampai 300 telur. Nyamuk menghisap

darah untuk menghasilkan telur. Telur dapat menetas dalam 1-3 hari jika

diletakkan di air. Telur nyamuk tidak menetas seluruhnya, tetapi menetas

bertahap. Sekitar 80% dari telur menetas selama barisan pertama dengan

penetasan 5% menyusul seterusnya. Banyak spesies telur yang tetap dorman

dalam tanah selama bertahun-tahun sebelum menetas. Adaptasi ini menjamin

kelangsungan hidup nyamuk meskipun kondisi cuaca yang tidak menguntungkan

atau usaha manusia untuk membasmi mereka (Gunasegaran, 2012).

2.5.2 Larva Nyamuk

Perkembangan stadium larva bertingkatan pula, antara tingkatan yang satu

dengan tingkatan lainnya bentuk dasarnya sama. Sepanjang stadium larva dikenal

empat tingkatan yang tingkatan masing - masing dinamakan instar. Untuk larva

nyamuk instar pertama, kedua, ketiga dan keempat bulu - bulu sudah lengkap

sehingga untuk identifikasi larva diambil larva instar keempat. Stadium larva

memerlukan waktu kurang lebih satu minggu. Pertumbuhan dan perkembangan

larva dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah temperatur, cukup tidaknya

bahan makanan, ada tidaknya pemangsa dalam air dan lain sebagainya

(Gunasegaran, 2012).

Page 16: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

15

2.5.3 Pupa Nyamuk

Pupa adalah stadium akhir dari nyamuk yang berada di dalam air. Stadium

pupa tidak memerlukan makanan dan merupakan stadium dalam keadaan inaktif.

Pada stadium ini terjadi pembentukan sayap sehingga setelah cukup waktunya

nyamuk yang keluar dari pupa dapat terbang. Meskipun stadium pupa dalam

keadaan inaktif, bukan berarti tidak ada proses kehidupan. Pupa tetap memerlukan

oksigen, oksigen masuk ke dalam tubuh melalui corong nafas. Stadium ini

mengambil waktu 12 hari (Gunasegaran, 2012).

2.5.4 Nyamuk Dewasa

Nyamuk dapat dibedakan antara nyamuk jantan dan betina. Nyamuk jantan

keluar dari pupa terlebih dahulu sebelum nyamuk betina. Setelah nyamuk jantan

keluar, maka jantan tersebut tetap tinggal di dekat sarang. Kemudian setelah jenis

betina keluar, maka jantan kemudian akan kawin dengan betina sebelum betina

tersebut mencari darah. Betina yang telah kawin akan beristirahat untuk sementara

waktu (1-2 hari) kemudian baru mencari darah. Setelah perut dipenuhi oleh darah,

betina akan beristirahat lagi untuk menunggu proses pematangan dan

pertumbuhan telurnya. Selama hidupnya nyamuk betina hanya kawin sekali.

Nyamuk betina menghisap darah untuk memenuhi kebutuhan zat bagi telur.

Waktu proses perkembangan telurnya berbeda - beda tergantung pada temperatur

dan kelembapan serta spesies nyamuk (Gunasegaran, 2012).

Page 17: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

16

2.6 Pencegahan Gigitan Nyamuk dengan Menggunakan Tanaman

Ginanjar G (2008), mengatakan, Upaya untuk menekan laju penularan

penyakit DBD di masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa

tanaman yang berperan sebagai penolak atau penghalau nyamuk. Tanaman

tersebut dapat disimpan di dalam atau ditanam di halaman rumah.

Beberapa tanaman yang dapat digunakan untuk pengusir nyamuk antara

lain: Zodia (Evodia suaveolens), serai wangi (Cymbopogon nardus), Lavender

(Lavandula latifolia), Geranium (Geranium homeanum), Selasih dan Suren.

2.7 Asam Jawa (Tamarindus indica)

Asam Jawa merupakan pohon dengan tinggi batang mencapai 25 m,

berdaun rindang, daun berserip genap, bertangkai panjang, panjang daun 17 cm,

bungan berwarna kuning kemerahan, buah berbentuk polong, berwarna cokelat,

berasa khas asam, memiliki kulit yang membungkus daging buah, dan mempunyai

biji sebanyak 2-5. Bentuk biji pipih dan berwarna cokelat agak kehitaman

(Agromedia, 2008).

2.8 Nama Lokal

Arisandi. dkk, dalam Khasiat Tanaman Obat, 2008, mengatakan, bahwa

Tanaman Asam Jawa (Tamaridus indica) mempunyai nama-nama sebagai berikut.

Indonesia : Asam Jawa

Inggris : Tamarind

Page 18: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

17

Perancis : Tamarinier

Sunda : Celangi, Tangkal asem

Jawa : Asem

2.9 Klasifikasi

Arisandi. dkk, dalam Khasiat Tanaman Obat, 2008, mengatakan, klasifikasi

Tanaman Asam Jawa (Tamaridus indica) sebagai berikut.

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Unpafamili : Caesalpinioideae

Bangsa : Detarieae

Genus : Tamarindus

Spesies : T. indica

2.10 Kandungan Daun Asam Jawa (Tamarindus indica)

Ada beberapa kandungan senyawa kimia dalam daun asam jawa yang

berguna sebagai peluruh lemak adalah Flavonoid, kandungan quercetin pada daun

asam jawa yang merupakan jenis flavanoid dipercaya dapat melindungi tubuh dari

beberapa jenis penyakit degeneratif dengan cara mencegah terjadinya proses

Page 19: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

18

peroksidasi lemak. Quercetin juga memperlihatkan kemampuan mencegah proses

oksidasi dari LDL dengan menangkap radikal bebas dan melepaskan ion transisi

yang dapat ditemui dalam golongan B dalam tabel susunan periodik kimia. Selain

itu juga mengandung Tannin yang merupakan sejenis senyawa flavanoid yang

berguna sebagai pengikat logam berat serta ekstraktor protein dan lemak.

Kolesterol LDL merupakan senyawa lemak yang tersusun dari protein, sehingga

kandungan tannin dalam daun asam jawa juga dapat digunakan untuk meluruhkan

LDL yang terdapat dalam dinding arteri darah. Namun demikian konsumsi tannin

berlebih justru akan menyebabkan tubuh mengalami anemia, karena zat besi

dalam hemoglobin darah bisa diikat oleh senyawa tannin (Agromedia, 2008).

2.11 Penyakit yang dapat diobati

Penyakit yang dapat diobati dari buah dan daun asam jawa diantaranya

adalah penyakit asma, batuk, demam, sakit panas, reumatik, sakit perut, sariawan,

luka baru, luka borok, eksim, bisul, bengkak disengat lipan/lebah, gigitan ular

bisa, rambut rontok dan penyakit-penyakit lainnya (Arisandi. dkk, dalam Khasiat

Tanaman Obat, 2008).

Selain bisa digunakan sebagai penyembuh dari berbagai macam penyakit,

daun asam jawa (Tamaridus indica) juga bisa digunakan sebagai repelen alami

dari gigitan nyamuk (Young, 2012).

Page 20: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian True Experimental Design

(Notoatmodjo, 2010). Eksperimen yang dilakukan yaitu menguji ekstrak daun

asam jawa (Tamarindus indica) sebagai repelen alami terhadap gigitan nyamuk.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Post Test Only Control

Group Design (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan kepada kelompok

eksperimen (diberi perlakuan ekstrak daun asam jawa) dan kelompok kontrol

(tidak diberikan perlakuan ekstrak daun asam jawa). Pengujian ini dilakukan pada

malam hari selama 2 jam waktu pengamatan dimulai dari pukul 18.30 wib dengan

3 x perlakuan (selama 3 malam) dan 3 x observasi setelah waktu pengujian.

Diagram rancangan penelitian pada tahap ini disajikan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Diagram Rancangan Penelitian

19

P S

00 P0

01 P1

K (-)

K (+)

Page 21: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

20

Keterangan :

P : Populasi

S : Sampel

0 : Observasi

P0 : Tanpa Perlakuan ekstrak daun asam jawa.

P1 : Perlakuan ekstrak daun asam jawa (yang diberikan perlakukan ekstrak)

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada tanggal 27-29 Agustus 2014 di Komplek

Perumahan Desa Persiapan Peunaga Baro Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh

Barat.

3.4 Bahan dan Alat

3.4.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air putih 100 ml dan

daun asam jawa (Tamarindus indica) 4 ons.

3.4.2 Alat

Alat yang digunakan adalah Ember Kecil, Blender, 1 Botol Aqua, Gelas

Ukur, Tabung Labu (Labu erlenmeyer), Pipa Kapiler dan Botol Parfum Spray 20

ml (untuk mengisi cairan ekstrak daun asam jawa).

Page 22: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

21

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah masyarakat Komplek Perumahan Peunaga

Baro. Sampel diambil adalah sebagian dari masyarakat Komplek Perumahan

Peunaga Baro. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang dengan 30

orang sebagai kolompok eksperimen (yang akan diberikan perlakukan ekstrak

daun asam jawa) dan 30 orang kelompok kontrol (yang tidak diberikan perlakuan

ekstrak daun asam jawa).

3.6 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan purposive sampling.

3.7 Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah pengaruh ekstrak daun asam jawa

(Tamarindus indica) terhadap gigitan nyamuk.

3.8 Prosedur Penelitian

Daun asam jawa (Tamarindus indica) diperoleh dari lingkungan desa

masyarakat sampel yaitu Komplek Perumahan Desa Persiapan Peunaga Baro

Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Daun asam jawa (Tamarindus

indica) kemudian dipilih yang masih hijau pekat (dengan membuang daun yang

tua dan layu) untuk mendapatkan daun yang seragam. Selanjutnya setelah 15

menit waktu pengambilan daun asam jawa (Tamarindus indica) langsung

Page 23: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

22

dilakukan proses ekstrak agar mendapatkan hasil ekstrak yang bagus dari daun

yang masih segar.

3.9 Cara Pembuatan Ekstrak Daun Asam Jawa (Tamarindus indica)

Daun asam jawa (Tamarindus indica) diambil sebanyak 4 ons, kemudian

dibersihkan dengan air mengalir sampai bersih, daun dimasukan kedalam blender

(proses ekstrak), dengan dicampurkan air 100 ml pada ekstrak yang pertama,

untuk ekstrak selanjutnya dicampur dengan air larutan dari hasil ekstrak pertama,

dan seterusnya, cairan tersebut kemudian di saring dan di diamkan selama

beberapa jam sampai pemisahan antara larutan dan ampas halus dari sisa daun

asam jawa terlihat, ampas halus dari proses ekstrak daun asam jawa dibuang dan

diambil cairan bersih dengan warna hijau kecoklatan, dari 4 ons daun asam jawa

dan dicampurkan air sebanyak 100 ml menghasilkan larutan sampai 600 ml

dengan 100 ml air dan 500 ml larutan murni ekstrak daun asma jawa. Larutan

tersebut siap digunakan untuk dibagi kedalam masing-masing botol parfum spray

berukuran 20 ml sebanyak 30 botol.

3.10 Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat larutan

penguji diantaranya Ember Kecil, Blender, 1 buah Botol Aqua, Gelas Ukur,

Pipa Kapiler dan Botol Parfum Spray 20 ml untuk mengisi cairan ekstrak

daun asam jawa sebanyak 30 botol.

Page 24: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

23

3. Disiapkan larutan uji ekstrak daun asam jawa yang sudah dibuat sebanyak

600 ml, kemudian dimasukan kedalam tabung labu (labu erlenmeyer) untuk

penampungan sebagai pengganti wadah. Larutan tersebut dimasukan ke

dalam 30 buah botol parfum spray ukuran 20 ml dengan menggunakan gelas

ukur.

4. Larutan ekstrak yang sudah di isikan kedalam 30 botol parfum spray ukuran

20 ml dibagikan kepada masyarakat kelompok eksperimen untuk dioleskan

pada bagian tubuh yang umum (bagian tangan, kaki dan leher) yang akan di

ujikan pada malam hari dimulai pukul 18.30 wib selama 2 jam lamanya

waktu pengujian dengan 3 x perlakuan (3 malam waktu perlakuan pengujian

ekstrak daun asam jawa, yaitu perlakuan pertama = malam pertama,

perlakuan kedua = malam ke dua, perlakuan ketiga = malam ketiga),

kemudian diamati pengaruhnya langsung oleh masyarakat kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dengan prosedur yang telah penulis

tentukan, selanjutnya dilakukan 3 x observasi setelah waktu pengujian.

5. Kemudian akan di lihat apakah ada pengaruh antara kelompok yang diberi

perlakuan dangan kelompok kontrol negatif terhadap gigitan nyamuk pada

masyarakat luas.

3.11 Pengujian Ekstrak Daun Asam Jawa (Tamarindus indica)

Pengujian ekstrak daun asam jawa (Tamarindus indica) dilakukan kepada

masyarakat sampel dari kelompok eksperimen yang ada di Komplek Perumahan

Page 25: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

24

Desa Persiapan Peunaga Baro Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

Pengujian dilakukan kepada semua kalangan usia yaitu anak-anak dan orang

dewasa, sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti sudah menanyakan kesiapan

dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk dijadikan sampel

penelitian selama 3 malam agar penelitian ini bisa berjalan sebagaimana mestinya

dan mendapatkan hasil yang baik. Pengujian ini dibeikan pada kelompok

eksperimen untuk dilakukan perlakuan ekstrak larutan repelen daun asam jawa

pada pukul 18.30 wib, dengan lama a waktu pengujian selama 2 jam dengan 3 x

perlakuan (3 malam waktu perlakuan pengujian ekstrak daun asam jawa, yaitu

perlakuan pertama = malam pertama, perlakuan kedua = malam ke dua, perlakuan

ketiga = malam ketiga), pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan ekstrak

daun asam jawa, karena untuk melihat perbedaan antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Selanjutnya akan diamati pengaruh dari olesan repelen

ekstrak daun asam jawa terhadap gigitan nyamuk pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

Page 26: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

25

3.12 Skema Alur Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan Daun

Asam Jawa

Persiapan Alat dan

Bahan

Ekstrak

Larutan ekstrak (Tamarindus indica)

Uji kepada kelompok

masyarakat sasaran

Persiapan larutan

ekstrak yang di isi

dalam botol

perlakuan (Treatment) repelen larutan ekstrak daun asam jawa kepada

masyarakat kelompok eksperimen (diberikan perlakuan ekstrak daun asam

jawa) dan 0% ekstrak daun asam jawa kepada masyarakat kelompok

kontrol (tidak diberikan perlakuan ekstrak daun asam jawa) yang dioleskan

pada bagian tubuh yang umum (tangan, kaki dan leher) selama 3 malam di

mulai pada pukul 18.30 wib dengan 3 x perlakuan selama 2 jam waktu

pengujian dengan 3 x observasi pada setiap perlakuan.

Hasil uji lapangan + analisis

data

Dengan cara di

Blender

Dibagikan kepada 30

sampel

Blender. dll

Page 27: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

26

3.13 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer meliputi

pengujian larutan ekstrak daun asam jawa (Tamarindus indica) terhadap gigitan

nyamuk pada masyarakat Komplek Perumahan Desa Persiapan Peunaga Baro.

Data yang diperoleh disusun dalam bentuk tabel, kemudian dihitung dengan

menggunakan rumus hitung persen untuk melihat berapa persen tingkat

keberhasilan pengujian repelen larutan ekstrak asam jawa terhadap gigitan

nyamuk pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada 3 x perlakuan

(perlakuan pertama = X1, perlakuan kedua = X2, perlakuan ketiga = X3).

3.14 Analisis Data

Data di analisis dengan menghitung jawaban responden yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dalam bentuk tabel persentase, dengan

menggunakan rumus persentasi dari Arikunto (2010).

P = x 100%

Keterangan :

P : Persentase

f : Frekuensi data

N : Jumlah sampel yang diolah

f

N

Page 28: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Persiapan Peunaga Baro adalah desa pecahan dari Desa Peunaga

Paya pada tahun 2013 yang terletak di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh

Barat, batas desa Persiapan Peunaga Baro bagian utara berbatasaan langsung

dengan Desa Gunong Kleng, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Ranto

Panyang Timur, sebelah timur berbatasan dengan Desa Gunong Kleng dan

sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Peunaga Paya. Jumlah KK Desa

Perusiapan Peunaga Baro adalah 1020 KK dengan jumlah penduduk 4072 jiwa

tahun 2013, jumlah blok Perumahan Peunaga Baro adalah 25 blok dengan 1 blok

terdiri dari 36 rumah.

Desa Persiapan Peunaga Baro Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh

Barat pada awalnya adalah Komplek Perumahan Buda Tsuci yang didirikan pada

tahun 2006 sebagai komplek rumah masyarakat pasca tsunami 2004, pada

awalnya bergabung dengan Desa Peunaga Paya kemudian di pecah menjadi satu

desa mandiri yang merupakan pecahan dari Desa Paya Peunaga yang diberi nama

Desa Peunaga Baro. Masyarakat Desa Persiapan Peunaga Baro 25% PNS, 20%

nelayan, 25% tukang becak, 5% petani dan 25% kuli bangunan.

Menurut laporan Puskesmas Meurebo tahun 2014, Komplek Perumahan

Desa Persiapan Peunaga Baro adalah komplek perumahan yang di kenal paling

27

Page 29: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

28

padat populasi nyamuk di bandingkan desa lainnya yang ada di Kecamatan

Meureubo Kabupaten Aceh Barat. dikarenakan saluran pembuangan air parit pada

setiap rumah masyarakat masih tersumbat akibat pembuangan sampah yang tidak

terkendali, hal inilah yang menyebabkan Komplek Perumahan Desa Persiapan

Peunaga Baro terdapat banyak populasi nyamuk.

4.2 Pengujian Ekstrak Daun Asam Jawa (Tamarindus indica) Terhadap

Gigitan Nyamuk

Penelitian Pengujian daun asam jawa (Tamarindus indica) terhadap gigitan

nyamuk dilakukan dengan menggunakan perlakuan larutan ekstrak daun asam

jawa (Tamarindus indica) kepada masyarakat Komplek Perumahan Desa

Persiapan Peunaga Baro yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol, dimana kelompok eksperimen diberikan perlakuan ekstrak daun asam

jawa (Tamarindus indica) sebagai repelen anti nyamuk dan kelompok kontrol

tidak diberikan ekstrak daun asam jawa. Pada penelitian ini dilakukan 3 x

perlakuan (3 malam waktu perlakuan pengujian ekstrak daun asam jawa, yaitu

perlakuan pertama = malam pertama, perlakuan kedua = malam ke dua, perlakuan

ketiga = malam ketiga), dimulai pada pukul 18.30 wib selama 2 jam waktu

pengujian dan 3 x observasi pada setiap perlakuan.

Pembuatan larutan daun asam jawa (Tamarindus indica) dibuat oleh penulis

dirumah kemudian dimasukkan kedalam botol aqua dengan ukuran 600 ml dan

dibawa ke laboratorium penelitian Fakultas Kesehatan Masyrakat Universitas

Page 30: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

29

Teuku Umar untuk kemudian dimasukan kedalam tabung labu sebagai pengganti

botol aqua dan kemudian dilakukan pengisian kedalam masing-masing botol

sebanyak 30 botol parfum spray ukuran 20 ml dengan menggunakan gelas ukur.

Kegiatan pengisian larutan daun asam jawa (Tamarindus indica) kedalam 30 botol

ukuran 20 ml dilakukan pada tanggal 27 agustus 2014 pukul 14.00 wib, kemudian

larutan yang sudah di isi kedalam botol dibagikan kepada masyarakat Komplek

Perumahan Desa Persiapan Peunaga Baro pada pukul 15.00 – 17.30 wib kepada

30 sampel kelompok eksperimen dan 30 sampel kelompok kontrol tidak diberikan

larutan asam jawa untuk perlakuan. Untuk pengolesan repelen ekstrak daun asam

jawa (Tamarindus indica) dimulai pada pukul 18.30 wib selama 2 jam waktu

pengolesan yaitu waktu pengamatan yang diamati langsung oleh kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yaitu pengaruh ekstrak daun asam jawa

(Tamarindus indica) terhadap gigitan nyamuk di Komplek Perumahan Desa

Persiapan Peunaga Baro dengan mengikuti prosedur yang sudah di tetapkan oleh

peneliti.

Page 31: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

30

Tabel 4.1 : Waktu pengamatan perlakuan ekstrak daun asam jawa

(Tamarindus indica).

Larutan Kelompok sampel

Perlakuan Hari dan Jam pengujian

ekstrak daun asam jawa

daun asam jawa

(Tamarindus

indica)

Kelompok

Eksperimen

X1 Kamis pukul 18 : 30 WIB

X2 Jumat pukul 18 : 30 WIB

X3 Sabtu pukul 18 : 30 WIB

Kelompok control

X1 Kamis pukul 18 : 30 WIB

X2 Jumat pukul 18 : 30 WIB

X3 Sabtu pukul 18 : 30 WIB

Keterangan:

Kelompok Kontrol : Kelompok masyarakat yang tidak diberikan perlakuan

olesan repelen alami dari ekstrak daun asam jawa

(Tamarindus indica)

Kelompok Eksperimen : Kelompok masyarakat yang diberikan perlakuan olesan

repelen alami dari ekstrak daun asam jawa (Tamarindus

indica)

X1 : Perlakuan pertama

X2 : Perlakuan kedua

X3 : Perlakuan ketiga

Page 32: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

31

4.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Tabel 4.2 : Hasil penelitian pada kelompok kontrol setelah 2 jam waktu

pengamatan.

No Nama Jenis

Kelamin

Gigitan nyamuk

X1 X2 X3

Y T Y T Y T

1 Mehram P Y - Y - Y -

2 Irfandi L Y - Y - Y -

3 Khairul Hilmi L Y - Y - Y -

4 Syifa Sumalia P Y - Y - Y -

5 Yuliana P Y - Y - Y -

6 Jasmin L Y - Y - Y -

7 Bejo L Y - Y - Y -

8 Marina P Y - Y - Y -

9 Katijah P Y - Y - Y -

10 Samsia P Y - Y - Y -

11 Rahmad Wahyudi L Y - Y - Y -

12 Heri Saputra L Y - Y - Y -

13 Marpia P Y - Y - Y -

14 Nurul P Y - Y - Y -

15 Santi P Y - Y - Y -

16 Eva sri W P Y - Y - Y -

Page 33: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

32

17 Samsul Bahri L Y - Y - Y -

18 Khalid L Y - Y - Y -

19 M. Jamal L Y - Y - Y -

20 Nurmala P Y - Y - Y -

21 Rini Widari P Y - Y - Y -

22 Suriani P Y - Y - Y -

23 Desi P Y - Y - Y -

24 Dedi Saputra L Y - Y - Y -

25 Syaril L Y - Y - Y -

26 Nelvi P Y - Y - Y -

27 Siti Aisyah P Y - Y - Y -

28 David Noprizal L Y - Y - Y -

29 Andi L Y - Y - Y -

30 Isra Wahida P Y - Y - Y -

Total Persentase 100

%

0% 100% 0% 100% 0%

Keterangan:

Y : Ya (digigit nyamuk)

T : Tidak (tidak digigit nyamuk)

Pada kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan ekstrak larutan

repelen daun asam jawa (Tamarindus indica) dengan jumlah 30 orang (jumlah

sampel kelompok kontrol) dengan 3 x perlakuan (3 malam waktu perlakuan

Page 34: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

33

pengujian ekstrak daun asam jawa, yaitu perlakuan pertama = malam pertama,

perlakuan kedua = malam ke dua, perlakuan ketiga = malam ketiga) dalam waktu

selama 2 jam waktu pengamatan. Pada perlakuan pertama (X1) jumlah sampel

yang digigit nyamuk dari 30 sampel kelompok kontrol sebanyak 30 orang (100%)

digigit nyamuk dan 0 orang yang tidak digigit (0%). Pada perlakuan kedua (X2)

jumlah sampel yang digigit nyamuk dari 30 sampel kelompok kontrol sebanyak

30 orang (100%) digigit nyamuk dan 0 orang yang tidak digigit (0%). Pada

perlakuan ketiga (X3) jumlah sampel yang digigit nyamuk dari 30 sampel

kelompok kontrol sebanyak 30 orang (100%) tidak digigit nyamuk dan 0 orang

yang tidak digigit (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok yang

tidak diberikan perlakuan ekstrak daun asam jawa (Tamarindus indica) dengan 3

x perlakuan positif digigit oleh nyamuk, terdapat perbedaan yang sangat

signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Pada kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan ekstrak larutan

repelen daun asam jawa (Tamarindus indica) dengan jumlah 30 orang (jumlah

sampel kelompok kontrol) dengan 3 x perlakuan dalam waktu selama 2 jam waktu

pengamatan. Pada perlakuan pertama (X1) jumlah sampel yang digigit nyamuk

dari 30 sampel kelompok kontrol sebanyak 30 orang (100%) digigit nyamuk dan 0

orang yang tidak digigit (0%). Pada perlakuan kedua (X2) jumlah sampel yang

digigit nyamuk dari 30 sampel kelompok kontrol sebanyak 30 orang (100%)

digigit nyamuk dan 0 orang yang tidak digigit (0%), dan pada perlakuan ketiga

Page 35: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

34

(X3) kelompok kontrol sebanyak 30 orang (100%) digigit nyamuk dan 0 orang

yang tidak digigit (0%).

Tabel 4.3 : Pengujian Ekstrak Daun Asam Jawa (Tamarindus indica)

Terhadap Gigitan Nyamuk setelah 2 jam waktu perlakuan pada

kelompok eksperimen.

No Nama Jenis

Kelamin

Gigitan nyamuk

X1 X2 X3

Y T Y T Y T

1 Yusnidar P - T - T - T

2 Rosmanidar P - T - T - T

3 Riswanto L - T Y - - T

4 Anjar L - T - T - T

5 Indra Zulfikar L - T - T - T

6 Dewi Makfirah P - T Y - - T

7 Suriani P - T - T - T

8 Rita P - T - T Y -

9 Nurul Aflah P Y - - T - T

10 Saiful L - T - T - T

11 Buyung L - T - T - T

12 Yusmalidar P - T - T - T

13 Sumini P - T - T - T

14 Agus Suriani P Y - - T - T

Page 36: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

35

15 Amran L - T - T - T

16 Susilawati P - T - T Y -

17 Ita P - T - T - T

18 Mahmudin L - T - T - T

19 Riski L - T - T - T

20 Riskan P Y - - T - T

21 Atun P - T - T - T

22 Mawardi L - T - T Y T

23 Iwan L - T - T - T

24 Intan P - T - T - T

25 Rusli L - T - T - T

26 Pogam L - T - T - T

27 Adi L - T - T - T

28 Usman L - T - T - T

29 Hasrah P - T - T - T

30 Jun Ariadi L - T - T - T

Total Persentase 10

%

90% 7% 93% 10% 90%

Keterangan:

Y : Ya (digigit nyamuk)

T : Tidak (tidak digigit nyamuk)

Page 37: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

36

Perlakuan larutan ekstrak daun asam jawa pada kelompok perlakuan yaitu

kelompok yang diberikan larutan repelan daun asam jawa (Tamarindus indica)

dengan jumlah sampel 60 orang, 30 orang yang diberikan perlakuan (sebagai

kelompok eksperimen) dan 30 orang (sebagai kelompol kontrol) telah mampu

mengusir dari gigitan nyamuk pada 3 x perlakuan. Pada perlakuan pertama (X1)

jumlah sampel yang tidak digigit nyamuk dari 30 sampel kelompok eksperimen

sebanyak 27 orang (90%) tidak digigit nyamuk dan 3 orang yang digigit (10%).

Pada perlakuan kedua (X2) jumlah sampel yang tidak digigit nyamuk sebanyak 28

orang (93%) tidak digigit nyamuk dan 2 orang yang digigit (7%). Pada perlakuan

yang ketiga (X3) jumlah sampel yang tidak digigit nyamuk sebanyak 27 orang

(90%) dan 3 orang yang digigit nyamuk (10%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

pada perlakuan ekstrak daun asam jawa (Tamarindus indica) pada setiap

perlakuan mampu mengusir dari gigitan nyamuk secara efektif.

Tabel 4.4 : Perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

setelah 2 jam waktu pengamatan.

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Perlakuan

F % F %

Y T Y T Y T Y T

X1 30 0 100 0 3 27 10 90

X2 30 0 100 0 2 28 7 93

X3 30 0 100 0 3 27 10 90

Page 38: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

37

Pada kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan ekstrak larutan

repelen daun asam jawa (Tamarindus indica) dengan jumlah 30 orang (jumlah

sampel kelompok kontrol) dengan 3 x perlakuan dalam waktu selama 2 jam waktu

pengamatan. Pada perlakuan pertama (X1) jumlah sampel yang digigit nyamuk

dari 30 sampel kelompok kontrol sebanyak 30 orang (100%) digigit nyamuk dan 0

orang yang tidak digigit (0%), sedangkan pada kelompok ekperimen, pada

perlakuan pertama (X1) dengan jumlah sampel 30 orang yang diberikan pengujian

ekstrak daun asam jawa (Tamarindus indica) terdapat 27 orang yang tidak digigit

oleh nyamuk (90%). Ada perbedaan yang sangat signifikan antara kelompok yang

diberikan perlakuan dengan kelompok yang tidak diberikan perlakuan. Pada

waktu perlakuan kedua (X2) kelompok kontrol dengan jumlah sampel 30 orang,

jumlah yang digigit nyamuk dari 30 sampel kelompok kontrol sebanyak 30 orang

(100%) positif digigit nyamuk dan 0 orang yang tidak digigit (0%), sedangkan

pada kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan ekstrak daun asam jawa

(Tamarindus indica) pada waktu perlakuan kedua (X2) terdapat 28 orang yang

tidak digigit nyamuk (93%) dan 2 orang yang digigit nyamuk (7%) pada

kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol dengan waktu perlakuan yang

ketiga (X3) jumlah sampel yang digigit nyamuk dari 30 sampel pada kelompok

kontrol adalah sebanyak 30 orang (100%) yang digigit nyamuk dan 0 orang yang

tidak digigit sama sekali oleh nyamuk (0%). Sedangkan pada kelompok

eksperimen pada waktu perlakuan yang ketiga (X3) dengan jumlah sampel 30

orang jumlah sampel yang tidak digigit nyamuk adalah 27 orang (90%) dan yang

digigit nyamuk adalah 3 orang sampel (10%).

Page 39: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

38

Hal tersebut menunjukkan bahwa pada perlakuan ekstrak daun asam jawa

(Tamarindus indica) pada perlakuan pertama, kedua dan ketiga mampu mengusir

dari gigitan nyamuk secara efektif, kecuali pada waktu perlakuan yang ketiga (X3)

terdapat kesamaan jumlah sampel yang digigit nyamuk dengan waktu perlakuan

yang pertama yaitu sebanyak 27 orang yang tidak digigit nyamuk (90%) dan 3

orang yang digigit nyamuk (10%) dari jumlah 30 sampel masyarakat komplek

perumahan desa peunaga baro, hal ini dikarenakan 1 orang sampel setelah

mengoleskan repelen alami dari ekstrak daun asam jawa (Tamarindus indica)

keluar rumah karena ada kepentingan yang bersifat pribadi, sedangkan 2 orang

lagi dari sampel kelompok eksperimen mencuci tangan sehingga repelan ekstrak

daun asam jawa (Tamarindus indica) hilang bersama bilasan air, sehingga sampel

kelompok eksperimen 3 orang tergigit oleh nyamuk pada pengamatan waktu

perlakuan ketiga (X3).

Menurut Young (2012), dalam Penelitian Program Kreativitas Mahasiswa

yaitu Ekstrak Daun Asam Jawa (Tamarindus indica) Terhadap Nyamuk Ae.

aegypti yang diteliti pada Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan

Unsyiah, ada pengaruh pengolesan repelen alami ekstrak daun asam jawa terhadap

gigitan nyamuk Aedes aegypti pada berbagai konsentrasi, pada konsentrasi 25%

ekstrak daun asam jawa mampu mengusir nyamuk dengan jumlah sampel 75 ekor

nyamuk yang dimasukan kedalam kandang pengujian, mampu untuk pengujian

mengusir 80% dari gigitan nyamuk, pada konsentrasi 50% ekstrak daun asam

jawa mampu mengusir nyamuk 93% dari gigitan nyamuk, pada konsentrasi 100%

ekstrak daun asam jawa mampu mengusir 100% dari gigitan nyamuk.

Page 40: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

39

Untuk jenis nyamuk lainnya belum ada hasil penelitian laboratorium,

namun secara pengamatan awal yang dilakukan oleh Young (2012) juga terdapat

pengaruh pengolesan ekstrak daun asam jawa (Tamarindus indica) terhadap

nyamuk yang berkeliaran pada malam hari, hal ini diduga karena kandungan

senyawa metabolic sekunder yang dihasilkan oleh daun asam jawa (Tamarindus

indica) yang mirip dengan daun pengusir nyamuk lainnya membuat daun asam

jawa (Tamarindus indica) berpotensi dapat mengusir nyamuk.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan kepada masyarakat

Komplek Perumahan Desa Persiapan Peunaga Baro dengan pengolesan ekstrak

daun asam jawa (Tamarindus indica) terhadap gigitan nyamuk dengan 3 x

perlakuan (3 malam waktu perlakuan pengujian ekstrak daun asam jawa, yaitu

perlakuan pertama = malam pertama, perlakuan kedua = malam ke dua, perlakuan

ketiga = malam ketiga) setelah 2 jam waktu pengamatan, memberikan hasil yang

sangat efektif dalam mengusir nyamuk dengan menggunakan bahan alami yaitu

ekstrak daun asam jawa (Tamarindus indica) dengan daya proteksi yang tinggi.

Young (2012), mengatakan bahwa ada beberapa tanaman yang mengandung

insektisida alami dari berbagai senyawa metabolik sekunder yang dihasilkannya,

sehingga mengeluarkan bau yang khas dan tidak disukai oleh nyamuk. Daun asam

jawa termasuk ke dalam jenis daun yang menghasilkan senyawa metabolik

sekunder yang mampu mengusir dari gigitan nyamuk.

4.4 Waktu Observasi

Untuk mendapatkan data yang valid maka dilakukan observasi pada setiap

waktu perlakuan, waktu dilakukannya observasi dalam penelitian ini adalah pada

Page 41: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

40

setiap perlakuan dengan 3 x waktu perlakuan (3 malam waktu perlakuan

pengujian ekstrak daun asam jawa, yaitu perlakuan pertama = malam pertama,

perlakuan kedua = malam ke dua, perlakuan ketiga = malam ketiga) olesan

repelen ekstrak daun asam jawa yang di mulai pada pukul 18.30 wib dimana saat

nyamuk mulai banyak berkeliaran. Pada setiap perlakuan dilakukan observasi

setelah 2 jam waktu perlakuan dengan mendatangi langsung kepada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Observasi ini juga tahap pengumpulan data

pada setiap waktu diberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan, pengisian data dengan cara

mengisi tabel observasi yang dibagikan kepada masyarakat.

Page 42: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ekstrak daun asam jawa (Tamarindus indica) terbukti berpotensi mengusir

dari gigitan nyamuk pada pengujian di lingkungan masyarakat luas. Pada

kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan repelen ekstrak daun asam

jawa (Tamarindus indica), pada perlakuan pertama (X1) jumlah sampel yang

tidak digigit nyamuk dari 30 sampel kelompok eksperimen sebanyak 27

orang (90%) tidak digigit nyamuk dan 3 orang yang digigit (10%). Pada saat

perlakuan yang kedua (X2) jumlah sampel yang tidak digigit nyamuk

sebanyak 28 orang (93%) tidak digigit nyamuk dan 2 orang yang digigit

(7%). Pada perlakuan yang ketiga (X3) jumlah sampel yang tidak digigit

nyamuk sebanyak 27 orang (90%) dan 3 orang yang digigit nyamuk (10%).

2. Ekstrak daun Asam Jawa (Tamarindus indica) mempunyai pengaruh daya

tolak terhadap gigitan nyamuk untuk pengujian pada masyarakat luas. Pada

kelompok eksperimen dengan 3 x waktu perlakuan mampu menolak dari

gigitan nyamuk setelah diberikan perlakuan ekstrak daun Asam Jawa

(Tamarindus indica) pada waktu pengamatan. Sementara pada kelompok

kontrol yang tidak diberikan perlakuan ekstrak daun asam jawa (Tamarindus

indica) pada 3 x perlakuan, dengan jumlah sampel kelompok kontrol yang

berjumlah 30 orang, pada saat waktu pengamatan jumlah sampel 30 orang

semua digigit nyamuk (100%) positif digigit nyamuk.

41

Page 43: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

42

5.2 Saran

5.2.1 Disarankan bagi masyarakat untuk menggunakan larutan ekstrak daun

asam jawa (Tamarindus indica) sebagai alternatif cepat dan mudah didapat

sebagai repelen alami yang ramah lingkungan untuk mencegah penyakit-

penyakit akibat nyamuk.

5.2.2 Bagi pemerintah, larutan ekstrak daun asam jawa (Tamarindus indica)

dapat digunakan sebagai pengganti repelen kimia untuk mengusir nyamuk

agar kasus-kasus penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk bisa

menurun.

5.2.3 Untuk penggunaan olesan repelen alami ekstrak daun asam jawa

(Tamarindus indica) pada anak-anak dan orang dewasa di sarankan agar

tidak berlebihan dalam pemakaian, karena dikhawatirkan akan

membahayakan bagi kesehatan kulit.

5.2.4 Bagi peneliti lain, diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai penggunaan larutan ekstrak daun asam jawa (Tamarindus

indica) untuk pencegahan dari gigitan nyamuk sebagai repelen alami

dengan campuran zat lainnya yang mampu membuat larutan ekstrak daun

asam jawa (Tamarindus indica) tahan lama. Dan dapat diteliti kembali

efek dari penggunaan yang berlebihan dari pengolesan ekstrak daun asam

jawa terhadap kesehatan kulit.

Page 44: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

43

DAFTAR PUSTAKA

Agromedia, 2008. Buku Pintar Tanaman Obat: 431 Jenis Tanaman Penggempur

Aneka Penyakit. Agromedia : Jakarta.

Anggraini, 2010. Stop! Demam Berdarah Dengue. Bogor Publishing Bogor : Jawa

Barat.

Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Rineka Cipta : Jakarta

Arisandi, Andriani, 2008. Khasiat Tanaman Obat 162 Tanaman Berikut Resep &

Gambar. Pustaka Buku Murah : Jakarta.

Bidang P2PL, 2014. Laporan Kasus dan Kematian Penyakit Demam Berdarah

Dengue. Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat : Meulaboh Aceh Barat.

Chandra, 2012. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC : Jakarta.

Ginanjar, 2008. Apa Yang Dokter Anda Tidak Katakan Tentang Demam

Berdarah. Penerbit B-First : Yogyakarta.

Gunasegaran, 2012. Jenis-Jenis Larva Nyamuk di Kelurahan Baru – Ladang

Bambu Kecamatan Medan Tuntungan, Karya Tulis Ilmiah Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara : Medan.

Islamiah, Leksono, Gama, 2013. Distribusi dan Komposisi Nyamuk di Wilayah

Mojokerto. Jurnal Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Brawijaya : Rineka Cipta.

Kartasapoetra, 2006. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. PT RINEKA CIPTA:

Jakarta.

Kiswanto, 2012. J-KEMAS Jurnal fakultas kesehatan masyarakat. LPPM

Universitas Teuku Umar : Meulaboh Aceh Barat.

Laporan Bulanan Puskesmas Meurebo Tahun 2014.

Laporan Tahunan Puskesmas Meureubo Tahun 2012.

Laporan Tahunan Puskesmas Meurebo Tahun 2013.

43

Page 45: PENGUJIAN EKSTRAK DAUN ASAM JAWA (Tamarindus …repository.utu.ac.id/760/1/BAB I_V.pdfCFR = 0,3%. Kasus malaria klinis (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah

44

Mansjoer, Triyanti, Savitri, Wardhani, Setiowulan, 2001. Kapita Selekta

Kedokteran. Media Aesculapius : Jakarta.

Muammar, 2013. Uji Potensi Ekstrak Bawang Putih (Allium sativa) sebagai

Insektisida Nyamuk Culex.sp dengan Metode Elektrik. Tugas Akhir

Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya : Malang

Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.

Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2012.

Profil Kesehatan Indonesian Tahun 2012.

Profil Dinkes Aceh Barat Tahun 2013.

Safari, Meiliasari, 2004. Demam Berdarah Perawatan di Rumah & Rumah Sakit

+ Menu. Puspa Swara : Jakarta.

Yong, 2012. Pengaruh Ekstrak Daun Asam Jawa Terhadap Nyamuk Aedes

Aegypti. PKM-P. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

Umar : Meulaboh Aceh Barat.

Widoyono, 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi Penularan & pemberantasan.

Erlangga : Semarang.