uji aktivitas antibateri ekstrak etanol 70%...

73
i UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% BUAH ASAM JAWA (Tamarindus indica L.) TERHADAP Propionibacterium acnes SECARA IN VITRO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat meyelesaikan Program Diploma III Jurusan Farmasi Disusun oleh: IKA FATIMAH P17335113043 POLTEKKES KEMENKES BANDUNG JURUSAN FARMASI 2016

Upload: others

Post on 11-Sep-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

i

UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70%

BUAH ASAM JAWA (Tamarindus indica L.) TERHADAP

Propionibacterium acnes SECARA IN VITRO

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat meyelesaikan Program Diploma III

Jurusan Farmasi

Disusun oleh:

IKA FATIMAH

P17335113043

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

JURUSAN FARMASI

2016

Page 2: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

ii

Page 3: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

iii

Page 4: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

iv

Page 5: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa

(Tamarindus indica L.) terhadap Propionibacterium acnes secara in vitro”.

Penulisan KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Ahli Madya Farmasi pada Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes

Bandung. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan KTI, sangatlah sulit bagi

penulis untuk meyelesaikan karya tulis ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1) Dra. Mimin Kusmiyati, M. Si. selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes

Kemenkes Bandung, yang telah memberikan arahan bagi kami untuk

menyelesaikan karya tulis,

2) Dra. Elvi Trinovani, M. Si. Selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah,

3) Dra. Sri Redjeki, M.Si. selaku Koordinator bidang Mikrobiolgi yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah,

4) Yayat Sudaryat, ST., MT. selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bantuan dukungan.

Akhir kata penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya tulis ini

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Bandung, Juni 2016

Penulis

Page 6: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KTI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Poltekkes Kemenkes Bandung, saya yang bertanda

tangan di bawah ini:

Nama : Ika Fatimah

NIM : P17335113043

Jurusan : Farmasi

Jenis karya : Karya Tulis Ilmiah

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Farmasi Hak Bebas Royalti Noneksklusif

(Non-exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

Terhadap Propionibacterium acnes Secara In Vitro

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Farmasi berhak

menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data

(database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Bandung

Pada tanggal : 27 Juni 2016

Yang menyatakan

( Ika Fatimah)

Page 7: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

vii

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70%

BUAH ASAM JAWA (Tamaridus indica L.) TERHADAP

Propionibacterium acnes SECARA IN VITRO

Ika Fatimah

Acne vulgaris adalah penyakit peradangan kronik folikel pilosebasea yang ditandai

dengan munculnya komedo, papul, pustul, kista, dan nodul, yang sering terjadi pada

wajah, leher, dan punggung. Propionibacterium acnes merupakan organisme utama

yang memberi kontribusi terhadap terjadinya acne. Penelitian bertujuan untuk

mengetahui aktivitas dari ekstrak etanol buah Asam Jawa (Tamarindus indica) dan

nilai Konsentrasi Hambat Minimun (KHM) serta Konsentrasi Bunuh Minimum

(KBM) terhadap pertumbuhan P. acnes secara in vitro. Uji aktivitas dilakukan

dengan metode difusi pada konsentrasi ekstrak etanol buah asam (T.indica) 100, 75,

50, dan 25%. Kontrol positif digunakan tetrasiklin, sebagai kontrol negatif

digunakan pelarut NaCl 0,9%. Penentuan nilai KHM dan KBM dilakukan dengan

metode dilusi pada konsentrasi ekstrak etanol buah asam (T.indica) 100, 80, 50, 40,

25, 20, 12,5 dan 10%. Hasil uji aktivitas menunjukan pada semua konsentrasi

terdapat zona hambat artinya ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica) memiliki

aktivitas terhadap P.acnes. (p<0,05). Hasil KHM secara kualitatif pada konsentrasi

20% dan nilai KBM pada konsentrasi 25%. Kesimpulan penelitian adalah ekstrak

etanol 70% buah Asam Jawa (T.indica) memiliki aktivitas terhadap P.acnes secara

in vitro dengan nilai KHM pada konsentrasi 20% dan nilai KBM pada konsentrasi

25%.

Kata kunci: Asam Jawa (Tamarindus indica L.), Propionibacterium acnes,

Antibakteri, , KHM, KBM

Page 8: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

viii

In Vitro Test of the Effect of Tamarind (Tamarindus indica L.) Ethanolic 70%

Extract as an Antibacterial against Propionibacterium acnes

Ika Fatimah

Acne vulgaris is a chronic inflammatory disease of the pilosebaceous follicle,

characterized by comedones, papules, pustules, cysts and nodules in certain sites

of predilection, such as face, neck and back. Propionibacterium acnes are the most

recognized bacteria as a key factor for the development of acne. The purpose of this

research was to identify the antibacterial effect and Minimum Inhibitory

Concentration (MIC) with Minimum Bacterial Concentration (MBC) of ethanolic

extract of Tamarind (Tamarindus indica) against the growth of P. acnes by in vitro

method. Antibacterial activity was measured by diffusion method of ethanolic

extract of Tamarind (T.indica) in concentration 100, 75, 50, and 25%. Positive

control used tetrasiklin and negative control used NaCl 0,9%. Minimum Inhibitory

Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) was

measured by diffusion method of ethanolic extract of Tamarind (T.indica) in

concentration 100, 80, 50, 40, 25, 20, 12,5 and 10%. The result of antibacterial

effect showed ethanolic extract of Tamarind (T.indica) had an antibacterial effect

on P. acnes (p<0.05). By direct measurement, MIC was obtained at consentration

20% and MBC at consentration 25%. In conclusion, ethanolic 70% extract of

Tamarind (T.indica) had an antibacterial effect on P. acnes by in vitro method with

MIC at consentration 20% and MBC at consentration 25%.

Keywords: Tamarind (T.indica), Propionibacterium acnes, antibacterial effect,

MIC, MBC

Page 9: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

ix

Terimakasih kepada allah SWT dengan limpahan rahmat dan

karunianya karya tulis sederhana ini dapat selesai tepat waktu.

Karya tulis sederhana ini saya persembahkan untuk kedua orang

tua dan adik saya yang selalu mendukung dan memberikan

motivasi kepada saya.

Untuk axerophtolum dan teman-teman angkatan 2013

terimakasih atas kerjasama selama 3 tahun, saling mendukung

dan saling mendoakan.

Page 10: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI x

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR RUMUS xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG xvii

1. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.3.1 Tujuan Umum …………………………………………………….. 3

1.3.2 Tujuan Khusus ……………………………………………………. 4

1.4 Manfaat Penelitian 4

2. TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Asam Jawa 5

2.1.1 Klasifikasi Asam Jawa (Tamarindus indica) ................................ 5

2.1.2 Nama Daerah dan Nama Asing .................................................... 5

2.1.3 Morfologi dan Fisiologi ................................................................ 5

2.1.4 Habitat .......................................................................................... 6

Page 11: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

xi

2.1.5 Daging Buah Asam Jawa (Tamarindi indica pulpae) .................. 6

2.1.6 Kadungan Kimia ........................................................................... 7

2.1.7 Efek Farmakologi ......................................................................... 7

2.2 Jerawat ...................................................................................................... 7

2.3 Propionibacterium acne ........................................................................... 8

2.4 Ekstraksi ................................................................................................... 9

2.4.1 Metode Ekstraksi .......................................................................... 9

2.4.2 Pemisahan Sisa Partikel Bagian Tanaman dengan Palarut ........... 11

2.4.3 Pemekatan Ekstrak Kasar ............................................................. 12

2.5 Antimikroba .............................................................................................. 12

2.6 Tetrasiklin ................................................................................................. 14

2.7 Uji Aktivitas Antibakteri .......................................................................... 14

2.7.1 Metode Penyebaran (Diffusion method) ........................................ 14

2.7.2 Metode Pengenceran (Dillution method) ...................................... 15

2.8 Kerangka Konsep 16

2.9 Definisi Operasional 16

3. METODE PENELITIAN 17

3.1 Jenis Penelitian 17

3.2 Populasi dan Sampel 17

3.3 Tempat dan Waktu 18

3.4 Alat 18

3.5 Bahan 19

3.6 Cara Kerja 20

3.6.1 Determinasi Tanaman .................................................................... 20

3.6.2 Penyiapan Bahan untuk Ekstraksi .................................................. 20

3.6.3 Pembuatan Ekstrak Etanol Asam Jawa (T. indica) ......................... 20

3.6.4 Pemeriksaan Karakteristik Ekstrak ................................................ 20

3.6.5 Penapisan Fitokimia ....................................................................... 21

3.6.6 Sterilisasi Alat dan Bahan .............................................................. 21

3.6.7 Pembuatan Media Uji ..................................................................... 22

3.6.8 Peremajaan Bakteri ........................................................................ 22

Page 12: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

xii

3.6.9 Pewarnaan Gram ............................................................................ 23

3.6.10 Pembuatan Standar Mc. Farland 1 ................................................. 23

3.6.11 Pembuatan Suspensi Bakteri ........................................................... 23

3.6.12 Pembuatan Berbagai Konsentrasi Uji Ekstrak Etanol Buah

Asam Jawa (T.indica) .................................................................... 23

3.6.13 Pengujian Aktivitas Antibakteri Terhadap P.acnes ....................... 24

3.6.14 Penentuan KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) dan KBM

(Konsentrasi Bunuh Minimum) ...................................................... 24

3.7 Pengolahan dan Analisis Data 25

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 26

4.1 Hasil Determinasi 26

4.2 Pemeriksaan Karakteristik Ekstrak 26

4.3 Penapisan Fitokimia 27

4.4 Pewarnaan Gram 27

4.5 Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.indica) 28

4.6 Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) 29

4.7 Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) 30

4.8 Hasil Analisis Data ................................................................................... 31

4.9 Pembahasan 33

5. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan 37

4.2 Saran ............................................................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 38

LAMPIRAN ........................................................................................................ 40

Page 13: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ekstraksi dengan alat Soxhlet 11

Gambar 2.2 Kerangka Konsep 16

Gambar 4.1 Hasil Pewarnaan Gram Propionibacterium acnes 27

Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa

(T.indica) terhadap Diameter Zona Hambat Pertumbuahan P.acnes . 29

Gambar 4.3 % Aktivitas Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.indica) terhadap

Tetrasiklin 33

Page 14: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional 16

Tabel 3.1 Alat-alat yang Digunakan Dalam Penelitian 18

Tabel 3.2 Bahan yang Digunakan Dalam Penelitian 19

Tabel 3.3 Variasi Konsentarsi Larutan Uji Ekstrak Daging Buah Asam Jawa

(T.indica) ............................................................................................... 24

Tabel 4.1 Karakteristik Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.indica) 26

Tabel 4.2 Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.Indica) 27

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Zona Bening ekstrak etanol buah Asam Jawa

(T.indica) Kontrol Negatif dan Kontrol Positif (Tetrasiklin) 28

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan KHM Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.Indica) 30

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan KBM Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.Indica) 31

Tabel 4.6 Hasil Analisis Mann Whitney Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa

(T.Indica) ............................................................................................... 32

Page 15: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

xv

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Rumus Federer .................................................................................... 17

Rumus 3.2 Randemen Ekstrak 20

Page 16: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Simplisia buah Asam Jawa (Tamarindus indica) .................................. 40

Lampiran 2 Hasil Determinasi Tanaman Buah Asam Jawa (Tamarindus indica) … 41

Lampiran 3 Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T. indica) 42

Lampiran 4 Hasil Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.indica) 43

Lampiran 5 Hasil Uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi

Bunuh Minimum (KBM) Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.indica) . 44

Lampiran 6 Hasil Analisis Data 45

Lampiran 7 Perhitungan % Aktivitas Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T. indica) .. 53

Lampiran 8 Perhitungan Randemen Ekstrak Buah Asam Jawa (Tamarindus indica) 54

Lampiran 9 Konversi jumlah simlisia dalam KHM dan KBM ................................. 54

Lampiran 10 Sterilisasi Alat ....................................................................................... 55

Lampiran 11 Suspensi Bakteri dan Standar Mc Farland 1 ......................................... 55

Page 17: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

xvii

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

SINGKATAN NAMA Pemakaian pertama

kali pada halaman

B.cereus Bacillus cereus 3

B.mycoides Bacillus mycoides 3

CFU colony forming units 22

cm Centimeter 6

dkk dan kawan-kawan 2

DMSO Dimetylsulfoxid 19

g gram 19

KBM Konsentrasi Bunuh Minimum V

KHM Konsentrasi Hambat Minimum V

m meter 6

mg miligram 37

MHA Muller Hinton Agar 22

MHB Muller Hinton Broth 22

ml Milliliter 19

P. acnes Propionibacterium acnes vii

S.aureus Staphylococcus aureus 3

S.epidermidis Staphylococcus epidermidis 3

S.kitambo Salmonella kitambo 3

sig. Signifikansi 33

T.indica Tamarindus indica L. vii

TSA Trypticase Soy Agar 21

µl mikroliter 24

Page 18: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

xviii

LAMBANG

% persen 7

+ kurang lebih 6

> lebih dari 6

0C derajat Celcius 21

< kurang dari sama dengan

Page 19: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak jaman dahulu manusia selalu memperhatikan penampilannya,

terutama penampilan pada wajah. Wajah merupakan bagian tubuh manusia yang

selalu menjadi perhatian terutama bagi kaum wanita, namun ketika masalah pada

kulit wajah mulai menyerang, manusia mulai merasa resah karena berpotensi

merusak penampilan. Salah satu masalah pada kulit wajah adalah jerawat, jerawat

memiliki efek signifikan pada status psikologis (Behnam dkk, 2013).

Jerawat atau disebut juga akne, acnes, acne vulgaris. Acne vulgaris

merupakan penyakit kulit yang umum terjadi dan mempengaruhi 85-100% orang

pada suatu saat selama hidupnya dan juga salah satu dari 45 jenis penyakit yang

banyak ditemukan di masyarakat. Acne vulagris dapat terjadi dimana saja di seluruh

dunia dan pada siapa saja, baik pria maupun wanita dari segala umur terlebih bila

pola makan dan pola hidupnya tidak sehat, umumnya tejadi pada masa remaja dan

dapat sembuh sendiri. Jerawat adalah penyakit peradangan menahun folikel sebasea

yag ditandai dengan adanya komedo, papul, pustule, nodul, dan kista pada tempat

predileksinya, biasanya timbul di wajah atau muka, leher, bahu, lengan atas, tubuh

dan pungggung (Anurogo dan Ari, 2012).

Kebanyakan bakteri pada kulit dijumpai pada epitelium yang seakan-akan

bersisik (lapisan luar epidermis) membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati.

Kebanyakan bakteri ini adalah spesies Staphylococcus (lebih banyak S.aureus dan

S.epidermidis). Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-bakteri anaerobik

lipofilik seperti Propionibacterium acnes, 45-100% P. acnes timbul di kulit sebagai

agen penyebab jerawat (Pelcaar dan Chan, 2012).

Salah satu penanganan untuk jerawat adalah penggunaan antibiotik

(Anurogo dan Ari, 2012). Terapi antijerawat sangat efektif dan meningkatkan

penilaian psikologis secara signifikan untuk kesehatan mental sehingga sangat

Page 20: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

2

dianjurkan (Behnam dkk, 2013), namun pada penggunaan antibiotik pada sebagian

orang terjadi ketidakcocokan terhadap antibiotik dan menimbulkan efek samping

berupa alergi. Pengobatan jerawat untuk anak usia dini dengan asam salisilat, sulfur,

dan resorsinol agak efektif, namun penggunaan jangka panjang meningkatkan

resiko efek samping. Dapat pula digunakan asam retinoat namun menyebabkan rasa

terbakar, menyengat dan kering sehingga kurang cocok untuk kulit sensitif (Joffe

& Merry, 2013).

Pengobatan herbal tengah didengungkan hampir di seluruh tempat karena

program kembali ke alam atau disebut back to nature, pengobatan herbal menjadi

sangat potensial dan produktif sejak program tersebut dicanangkan. Hal ini

mengingatkan pengobatan herbal memiliki beberapa kelebihan dibandingkan

dengan pengobatan secara kimia. Pengobatan herbal juga biasanya sangat ampuh

dan efektif. Pengobatan herbal juga sangat popular karena harga bahan-bahannya

yang murah dan meriah. Selain itu juga menjadi lebih popular karena penerapan

yang mudah sebagai apotek hidup (Suparni, 2012).

Indonesia sebagai negara agraris yang kaya akan berbagai jenis tanaman

obat, sudah selayaknya menjadi negara yang kaya akan pengobatan herbal (Suparni,

2012). Keanekaragaman hayati tumbuhan Indonesia mempunyai kedudukan yang

terhormat dimata dunia internasional. Indonesia memiliki 10% jenis dari seluruh

tumbuhan berbunga yang ada di dunia. Sampai saat ini, dari berbagai

keanekaragaman hayati itu, baru diketahui sekitar 1.300 jenis tumbuhan obat dan

sekitar 180 jenis yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional

(Supriatna, 2008).

Obat tradisional digunakan sebagai alternatif dan pengobatan awal karena

relatif lebih aman dan terjangkau. Indonesia memiliki banyak tanaman herbal yang

dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri dalam terapi antijerawat. Salah satu

tanaman herbal yang digunakan untuk terapi jerawat adalah Asam Jawa

(Tamarindus indica L.). Seluruh bagian tanaman Asam Jawa (T.indica) dapat

digunakan sebagai bahan obat. Terutama bagian daging buah yang digunakan untuk

berbagai tujuan industri. Bagian buah asam sebagian besar terdiri dari daging buah

dan biji, dimana biji dilapisi oleh membran tipis. Asam Jawa (T. indica) digunakan

Page 21: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

3

secara tradisional untuk astringen, antiinflamasi, antidiuretik, laksatif, karminatif

dan digestif (Villupanoor dkk., 2008).

Telah diperiksa ekstrak etanol daging buah terhadap bakteri Escherichia

coli, Salmonella typhi, S.kitambo, Staphylococcus aureus, S.epidermidis, Bacillus

subtilis, B.cereus, B.mycoides, Micrococcus liteus, Pseudomonas aeruginosa.

Berdasarkan penelitian sebelumnya ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica)

mengandung karbohidrat, gula pereduksi, tannin, flavonoid, antraquinon, saponin,

alkaloid, cyogenik, glikosid dan terpen (Nwodo dkk., 2011 dan Gupta dkk., 2014).

Berdasarkan penelitian sebelumnya pada bagian buah Asam Jawa (T.indica)

telah terbukti aktif terhadap bakteri penyebab jerawat lain. Ekstrak daging buah

Asam Jawa (T.indica) aktif terhadap S.aureus dan S.epidermidis (Ugoh dan Haruna,

2013 dan Gupta dkk., 2014)

Berdasarkan data diatas bahwa buah Asam Jawa (T. indica) dapat digunakan

sebagai penghambat bakteri penyebab jerawat lainnya serta kandungan kimia dari

daging buah yang terdapat dalam Asam Jawa (T.indica) yang bersifat antibakteri.

Maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas antibakteri

dari ekstrak etanol asam jawa terhadap bakteri Propionibacterium acnes.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ekstrak etanol buah Asam Jawa (T. indica) memiliki aktivitas

antibakteri terhadap bakteri P. acnes ?

2 Berapa nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak etanol 70% buah

Asam Jawa (T. indica) terhadap bakteri P. acnes ?

3 Berapa nilai konsentrasi bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol 70% buah

Asam Jawa (T. indica) terhadap bakteri P. acnes ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui aktivitas ekstrak etanol 70% buah Asam Jawa (T. indica)

terhadap bakteri P. acnes.

Page 22: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

4

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui aktivitas ekstrak etanol 70% buah Asam Jawa (T. indica) terhadap

bakteri P. acnes dengan mengamati zona hambat.

2. Mengetahui nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak etanol 70%

buah Asam Jawa (T. indica) terhadap bakteri P. acnes.

3. Mengetahui nilai konsentrasi bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol 70%

buah Asam Jawa (T. indica) terhadap bakteri P. acnes.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk institusi, dapat menambah koleksi penelitian dan dijadikan acuan

penelitian lebih lanjut.

2. Untuk masyarakat, dapat memberikan informasi mengenai manfaat ekstrak

ekstrak etanol daging buah Asam Jawa (T. indica) sebagai pilihan terapi awal

untuk pengobatan jerawat.

Page 23: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asam Jawa

Asam Jawa memiliki nama latin yaitu Tamarindus indica L. dan juga

memiliki nama lain seperti T. occidentalis Gaertn., T. officinallis Hook

(BPOM RI, 2012).

2.1.1 Klasifikasi Asam Jawa (Rukmana, 2009)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Leguminosales

Famili : Leguminoceae (Fabaceae)

Genus : Tamarindus

Spesies : T.indica L.

2.1.2 Nama Daerah dan Nama Asing

Asam Jawa (T.indica) mempunyai banyak nama daerah, antara lain asam

(Indonesia); asem (Sunda); tangkal asem, wit asem, acem (Jawa); acem (Madura);

celagi (Bali); camba (Makasar); mange (Flores); kanefo (Timor), asam bak meei

(Aceh); kumulagi (Sumatra); celagi, cilagi, mage, naange, tobi, kenefo, kiu,

sukaer ,au moli (Nusa tenggara); asang jawa, asang jawi, tamalagi, ambalagi, camba,

cempa (Sulawesi); tobelake, asam jawa, asang jawa, asam jawaka (Maluku)

(BPOM RI, 2012 dan Rukmana, 2009).

2.1.3 Morfologi dan Fisiologi

Akar tunggang Asam Jawa (T.indica) berwarna cokelat kotor, pohon dengan

tinggi + 25 m, batang tegak bulat, berkayu, warnanya coklat muda, percabangan

simpodial, permukaan batang banyak lentisel. Daun majemuk tunggal berhadapan,

bentuknya lonjong dengan panjang 1-2,5 cm, lebarnya 0,5-1 cm, tepi daun

Page 24: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

6

rata,ujungnya tumpul dan pangkal membulat, pertulangan menyirip halus, berwarna

hijau, panjang tangkai daun + 0,2 cm, warnanya hijau.

Bunga majemuk berbentuk tandan, terdapat di ketiak daun, panjang tangkai

+ 0,6 cm, warnanya kuning, kelopak bunga berbentuk tabung, warnanya hijau

kecoklatan. Benang sari berjumlah banyak, berwarna putih, putik berwarna putih.

Mahkota bunga kecil, berwarna kuning (BPOM RI, 2012).

Bagian buah asam sebagian besar terdiri dari daging buah dan biji, dimana

biji dilpisi oleh membran tipis (Villupanoor, 2008). Buah berbentuk polong dengan

panjang + 10 cm dan lebar + 2 cm, warnanya hijau kecoklatan. Bentuk biji kotak

pipih , berwarna coklat (BPOM RI, 2012).

2.1.4 Habitat

Asam Jawa (T.indica) diduga berasal dari padang afrika tropis, namun

tumbuh secara alami selama kurun waktu yang lalu di Asia tropis. Saat ini banyak

dibudidayakan di berbagai negara beriklim tropis dan bernilai ekonomi tinggi di

Asia Tenggara (BPOM RI, 2012). Buah Asam Jawa (T.indica) terutama ditanam di

Indonesia dan Vietnam (Villupanoor, 2008). Asam jawa banyak tumbuh di Pulau

Jawa dan daerah-daerah lainnya di Indonesia (Rukmana, 2009).

Asam Jawa (T.indica) dapat tumbuh pada berbagai kondisi tanah dan iklim,

di tanah pasir hingga tanah liat, pada ketinggian yang rendah hingga tinggi (1000-

1500 m), dimana curah hujan merata atau tempat dengan musim kemarau yang

panjang. Sistem perakaran yang panjang membuat tanaman tahan terhadap

kekeringan dan terpaan angin kencang. Pada daerah tropis yang basah (curah hujan

> 4000 m), tanaman tidak berbunga, dan kondisi basah dapat mengganggu tahap

akhir pembuahan (BPOM RI, 2012).

2.1.5 Daging Buah Asam Jawa (Tamarindi indica pulpae)

Tamarindi indica pulpae adalah daging buah Tamarindus Indica L., anggota

suku Fabaceae. Daging buah asam jawa adalah bagian dari buah merupakan

mesokarp yang liat dan basah, warna coklat kehitaman, di dalamnya terdapat bagian

seperti serat dan selaput, kadang-kadang terdapat biji bentuk bundar pipih,

seringkali bersegi, mengkilap, di sisi yang datar terdapat bagian berwarna lebih

Page 25: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

7

kusam, dengan garis-garis melintang halus (BPOM RI, 2012). Pada buah asam jawa

matang mengandung daging buah 30-50% (Villupanoor, 2008).

2.1.6 Kandungan Kimia

Daging buah terutama mengandung asam tartrat, gula pereduksi, pektin,

tanin, serat dan selulosa (Villupanoor, 2008). Ekstrak etanol daging buah Asam

Jawa (T.indica) mengandung karbohidrat, gula pereduksi, tannin, flavonoid,

antraquinon, saponin, alkaloid, cyagenic, glikosid dan terpen (Nwodo dkk, 2011)

2.1.7 Efek Farmakologi

Seluruh bagian tanaman asam jawa dapat digunakan sebagai bahan obat,

terutama bagian daging buah yang digunakan untuk berbagai tujuan industri.

Asam Jawa (T.indica) digunakan secara tradisional untuk astringen, antiinflamasi,

antidiuretik, laksatif, karminatif dan digestif (Villupanoor, 2008). Asam Jawa

(T.indica) sering dimanfaatkan orang untuk bahan minuman, manisan, permen,

bumbu dapur, dan ramuan jamu tradisional (Rukmana, 2009).

Daging buah memiliki efek hipolipidemik, antioksidan, analgesik dan

aktivitas spasmolitik (Wagh & Bhagure, 2012). Ekstrak etanol Asam Jawa

(T.indica) menunjukan penurunan yang signifikan terhadap berat badan, kolesterol

serum, dan trigliserida pada tikus obesitas. Ekstrak Asam Jawa (T.indica) juga

meningkatkan efisiensi sistem pertahanan antioksidan (BPOM RI, 2012).

2.2 Jerawat

Jerawat adalah penyakit peradangan menahun folikel sebasea yang

umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri, bercirikan adanya

komedo, papula, pustula dan nodul pada distribusi sebeseus. Jerawat biasanya

timbul di wajah atau muka, leher, bahu, lengan atas, tubuh, dada dan punggung

(Anurogo dan Ari, 2012).

Faktor yang bertanggung jawab pada perkembangan jerawat adalah

(Anurogo dan Ari, 2012) :

a) Hiperproliferase epidermis folikular dengan subsequent plugging of the

follicle (pengisian folikel berikutnya).

Page 26: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

8

b) Kelebihan sebum (sekresi minyak dari kelenjar sebaceous, dengan keringat,

sebum membasahi atau melembabkan dan melindungi kulit)

c) Keberadaan dan aktivitas dari bakteri Propionibacterium acnes.

d) Proses radang.

2.3 Propionibacterium acnes

Klasifikasi bakteri Propionibacterium acnes adalah :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Actinobacteria

Class : Actinobacteridae

Ordo : Actinomycetales

Family : Propionibacteriaceae

Genus : Propionibacterium

Spesies : P.acnes

P.acnes merupakan suatu organisme microaerophilic yang terdapat pada

banyak lesi jerawat (Anurogo, 2012). Spesies Propionibacterium merupakan

anggota flora normal kulit, produk metaboliknya berupa asam propionate, menjadi

asal dari nama genus ini. Pada pewarnaan Gram, spesies ini sangat pleomorfik,

memperlihatkan ujung yang melengkung, berbentuk gada atau runcing, berbentuk

batang dengan pewarnaan yang tidak merata seperti manik-manik, dan terkadang

berbentuk kokoid atau sferis (Jawetz, 2010).

P.acnes, sering dianggap sebagai patogen oportunitis, meyebabkan penyakit

akne vulgaris dan berhubungan dengan berbagai variasi kondisi inflamasi, dengan

menghasilkan lipase yang membebaskan asam lemak bebas dari lemak pada kulit.

Asam lemak ini dapat menyebabkan inflamasi jaringan yang berperan dalan

timbulnya akne (Jawetz, 2010).

P.acnes merupakan batang Gram positif pleomorfik tertata dalam rantai

pendek atau berkelompok dengan bentuk V atau Y. Nonmotil, anerobik (bakteri

yang tidak menggunakan oksigen untuk pertumbuhan dan metabolism) sampai

aerotoleran (Pelcaar dan Chan, 2012).

Page 27: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

9

2.4 Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses penarikan komponen aktif yang terkandung dalam

tanaman menggunakan bahan pelarut yang sesuai dengan kelarutan komponen

aktifnya (Yuliani & Suyanti, 2012). Pemilihan teknik ekstraksi bergantung pada

bagian tanaman yang akan diekstrakasi dan bahan aktif yang diinginkan. Teknik

ekstrakasi yang ideal adalah teknik ektraksi yang mampu mengekstraksi bahan aktif

yang diinginkan sebanyak mungkin, cepat, mudah dilakukan, murah, ramah

lingkungan dan hasil yang diperoleh selalu konsisten jika dilakukan berulang-ulang

(Kumoro, 2015).

2.4.1 Metode Ekstraksi (Kumoro, 2015)

a) Maserasi

Maserasi dilakukan dengan merendam bagian tanaman secara utuh atau

yang sudah digiling kasar dengan palarut dalam bejana tertutup pada suhu kamar

selama sekurang-kurangnya 3 hari dengan pengadukan berkali-kali sampai semua

bagian tanaman dapat melarut dalam cairan pelarut. Pelarut yang digunakan adalah

alkohol atau kadang-kadang juga air. Campuran ini kemudian disaring dan ampas

yang diperoleh ditekan untuk memperoleh bagian cairnya saja. Keuntungan proses

maserasi diantaranya adalah bahwa bagian tanaman yang akan diekstraksi tidak

harus dalam wujud serbuk yang halus, tidak diperlukan keahlian khusus.

b) Infusi

Infusi dibuat dengan maserasi bagian tanaman dengan air dingin atau air

mendidih dalam jangka waktu yang pendek. Pemilihan suhu infus tergantung pada

ketahanan senyawa bahan aktif yang diekstraksi terhadap paparan panas.

c) Dekoksi

Pada proses dekoksi bagian tanaman yang berupa batang, kulit kayu, cabang,

ranting, rimpang atau akar akan direbus dalam air mendidih dengan volume dan

selama waktu tertentu, kemudia didinginkan dan ditekan atau disaring untuk

memisahkan cairan ekstrak dengan ampasnya. Pemasakan sesuai untuk

mengekstrak bahan bioaktif yang dapat larut dalam air dan tahan terhadap panas.

Page 28: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

10

d) Perkolasi

Perkolasi merupakan teknik yang paling sering digunakan untuk

mengekstrak bahan aktif dari bagian tanaman dalam penyediaan tingtur dan ekstrak

cair. Sebuah perkolator biasanya berupa silinder yang sempit dan panjang dengan

kedua ujungnya berupa kerucut yang terbuka. Bagian tanaman yang akan di ekstrak

dibasahi dengan sejumlah pelarut yang sesuai dan dibiarkan selama + 4 jam dalam

tangki penutup. Selanjutnya bagian tanaman ini dimasukkan ke dalam perkolator

dan bagian atas perkolator ditutup, sejumlah pelarut biasanya ditambahkan hingga

membentuk lapisan tipis di atas bagian tanaman yang akan diekstrak.

Bagian tanaman ini dibiarkan mengalami maserasi selama 24 jam dalam

perkolator tertutup. Setelah itu cairan perkolasi dibiarkan keluar dari perkolator

dengan membuka bagian pengeluaran (tutup bawah) perkolator. Sejumlah pelarut

ditambahkan lagi (seperti membilas) sesuai dengan kebutuhan hingga cairan yang

diperoleh menjadi kurang lebih tiga per empat dari volume yag diinginkan dalam

produk akhir. Ampas ditekan/dipress, dan cairan yang diperoleh ditambahkan ke

dalam cairan ekstrak. Selanjutnya, sejumlah pelarut ditambahkan lagi kedalam

cairan ekstrak untuk memperoleh ekstrak dengan volume yang diinginkan.

e) Ekstraksi kontinyu dengan pemanasan (Soxhlet)

Pada teknik ekstraksi ini, bagian tanaman yang sudah digiling halus

dimasukkan ke dalam kantong berpori (thimble) yang terbuat dari kertas saring

yang kuat dan dimasukkan ke dalam ruang ekstraksi E pada alat soxhlet

(Gambar 2.1). Pelarut yang ada dalam labu A dipanaskan dan uapnya akan

mengembun pada kondensor D, embunan pelarut ini akan merayap turun menuju

kantong berpori yang berisi bagian tanaman yang akan diekstrak.

Page 29: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

11

Sumber : Kumoro, 2015

Gambar 2.1 Ekstraksi dengan alat Soxhlet

Kontak antara embunan pelarut dan bagian tanaman akan menyebabkan

bahan aktif terekstrak, ketika ketinggian cairan dalam ruang ekstraksi E meningkat

hingga mencapai puncak pipa kapiler C, maka cairan dalam ruang ekstraksi E akan

tersedot mengalir ke labu A. Proses ini berlangsung secara terus-menerus (kontinyu)

dan dijalankan sampai tetesan pelarut dari pipa kapiler tidak lagi meninggalkan

residu ketika diuapkan.

2.4.2 Pemisahan Sisa Partikel Bagian Tanaman dengan Palarut

Pemisahan antara sisa partikel bagian tanaman dengan pelarut yang

mengandung senyawa aktif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya

dengan penyaringan secara konvensional, penyaringan secara hampa, pengepresan

maupun dengan bantuan membran. Teknik pemisahan yang paling mudah

dilakukan adalah dengan penyaringan secara konvensional menggunakan kertas

saring atau kain saring, dengan mengandalkan gaya gravitasi maka pelarut kan

turun melewati celah- celah membran penyaring dan bagian tanaman akan tertahan

pada membran penyaring (Kumoro, 2015).

Page 30: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

12

2.4.3 Pemekatan Ekstrak Kasar

Larutan ekstrak yang kaya akan senyawa bahan aktif yang diperoleh dari

proses penyaringan hasil ekstraksi dipekatkan dengan menguapkan pelarut di

dalamnya. Pada skala labolatorium, pada umumnya proses ini dijalakan dalam

sebuah alat pemekat berputar (rotary evaporator) yang dapat bekerja pada tekanan

atmosfer maupun hampa. Pada produksi ekstrak, pemekatan larutan ekstrak

senyawa bahan aktif dilakukan dalam suatu evaporator yang dipanaskan dengan

aliran uap air/ stem (Kumoro, 2015).

2.5 Antimikroba

Antimikroba adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang

merugikan manusia. Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba penyebab

infeksi pada manusia ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi

mungkin. Artinya obat haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif

tidak toksik untuk hospes. Berdasarkan toksisitas selektif, ada anti miktoba yang

bersifat menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktivitas

bakteriostatik, dan ada yang bersifat membunuh, dikenal sebagai aktivitas

bakterisid. Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan

mikroba atau membunuhnya, masing-masing dikenal sebagai kadar hambat

minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM) (Setiabudy, 2007).

Berdasarkan mekanisme antibakteri dibedakan menjadi lima, yaitu

(Setiabudy, 2007) :

a) Menghambat Metabolisme Sel Mikroba

Dengan mekanisme ini diperoleh efek bakteriostatik. Mikroba

membutuhkan asam folat untuk kelangsugan hidupnya, berbeda dengan mamalia

yang mendapatkan asam folat dari luar, kuman patogen harus mensintesis sendiri

asam folat dari asam amino benzoat (PABA) untuk kebutuhan hidupnya.

Antimikroba yang bekerja dengan cara ini bersaing dengan PABA untuk

diikutsertakan dalam pembentukan asam folat, maka terbentuk analog asam folat

yang nonfungsional, akibatkan kehidupan mikroba akan terganggu.

Page 31: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

13

b) Menghambat Sintesis Dinding Sel

Dinding sel bakteri terdiri dari polipeptidoglikan yaitu suatu kompleks

polimer mukopeptida (glikopeptida). Antimikroba yang bekerja dengan cara ini

menghambat reaksi dalam proses sintesis dinding sel, oleh karena tekanan osmotik

dalam sel kuman lebih tinggi daripada diluar sel maka kerusakan dinding sel akan

menyebabkan lisis yang merupakan dasar efek baterisidal pada kuman yang peka.

c) Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Obat yang termasuk pada kelompok ini adalah polimiksin, berbagai

antimikroba kemoterapeutik, upamanya antiseptik surface active agent. Polimiksin

sebagai senyawa ammonium-kuartener dapat merusak membran sel setelah

bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid membran sel mikroba. Antiseptik yang

merubah tegangan permukaan (surface active agent), dapat merusak permeabilitas

selektif dari membran sel mikroba, kerusakan membran sel menyebabkan

keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel mikroba yaitu protein, asam

nukleat, nukleotida dan lain-lain.

d) Menghambat Sintesis Protein Sel

Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein.

Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan tRNA dan mRNA. Pada

bakteri, ribosom terdiri atas 2 sub unit yang berdasakan konstanta sedimentasi

dinyatakan sebagai ribososm 30S dan 50S. Untuk berfungsi pada sintesis protein,

kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 70S.

Penghambatan sintesis protein terjadi dengan cara berikatan dengan salah satu unit

ribosom pada bakteri, sehingga terbentuk protein yang abnormal dan fungsional

bagi sel mikroba.

e) Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antimikroba yang masuk dalam kelompok ini adalah rifampisin dan golongan

kuinolon. Antimikroba akan berikatan dengan enzim polimerasi-RNA sehingga

mengahmbat sintesis RNA dan DNA oleh enzim tersebut.

Page 32: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

14

2.6 Tetrasiklin

Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin

yang dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens. Tetrasiklin sendiri dibuat secara

sistematik dari klortetrasiklin, tetapi juga dapat diperoleh dari dari spesies

Streptomyces lain. Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi

bentuk garam natrium atau garam HCl-nya mudah larut. Golongan tetrasiklin

bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri pada robosom 30S, bersifat

bakteriostatik. Tetrasiklin memperlihatkan spektrum antibakteri luas yang meliputi

kuman gram positif dan negatif, aerobik dan nonaerobik (Setiabudy, 2007).

Tetrasiklin adalah pilihan antibiotik lini pertama untuk terapi sistemik pada jerawat.

Tetrasiklin digunakan secara oral dalam pengobatan peradangan jerawat sedang

sampai yang parah (Gawkrodger, 2003).

2.7 Uji Aktivitas Antibakteri

Uji Aktivitas Antibakteri secara in vitro dapat dilakukan dengan cara antara

lain sebagai berikut (Pratiwi, 2008):

2.7.1 Metode Penyebaran (Diffusion method)

a) Disc diffusion method (Tes Kirby & Bauer)

Metode Kirby & Bauer adalah metode yang paling sering digunakan karena

mudah dilakukan, praktis cukup teliti dan seringkali sesuai dengan fasilitas yang

ada di labolatorium. Prinsip metode Kirby & Bauer adalah cakram kertas dengan

diameter tertentu dibasahi dengan larutan uji (larutan yang mengandung senyawa

antibakteri) diletakkan pada lempengan Agar yang telah memadat dimana

permukaannya telah ditumbuhkan biakan bakteri, kemudan dinkubasi. Pada proses

pengamatan jika larutan senyawa dapat menghambat pertumbuhan bakteri, maka

akan terlihat adanya daerah jernih disekeliling cakram kertas.

Page 33: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

15

b) E-test

Pada metode E-test digunakan strip plastik yang mengandung gen

antimikroba dari kadar terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan

media Agar yang telah ditanami mikroorganisme. Pengamatan dilakukan pada area

jernih yang ditimbulkan, area jernih tersebut menunjukan kadar agen antimikroba

yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada media Agar.

c) Metode lubang/sumuran (Cup plate technique)

Metode sumuran serupa dengan metode cakram ketas, yaitu dengan cara

membuat sejumlah lubang/ sumur pada media agar yang telah ditumbuhkan biakan

bakteri dan menggunakan mikropipet lubang tersebut diisi dengan larutan uji, jika

larutan senyawa dapat menghambat pertumbuhan bakteri, maka akan terlihat

adanya daerah jernih disekeliling cakram kertas.

d) Ditch plate technique

Pada metode ditch plate technique sampel uji berupa agen antimikroba yang

diletakkan pada parit. Parit dibuat dengan cara memotong media Agar dalam cawan

petri pada bagian tengah secara membujur dan agen antimikroba uji (maksimum 6)

digoreskan ke arah parit yang berisi agen mikroba uji.

2.7.2 Metode Pengenceran (Dillution method)

a) Metode Dilusi Cair

Metode dilusi cair ini mengukur kadar hambat minimum (KHM) dan kadar

bunuh minimum (KBM). Disebut juga metode seri pengenceran dalam tabung, cara

yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada

medium cair yang ditambahkan dengan zat uji. Larutan uji agen antimikroba pada

kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan

sebagai KHM.

b) Metode dilusi padat (Agar dilution method)

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun meggunakan media

padat (solid). Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen antimikroba

yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba.

Page 34: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

16

2.8 Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.9 Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 Zona

hambat

P.acnes

Zona bening

di sekitar

lubang pada

media agar

yang telah

diinokulasi

bakteri

P.acnes

Uji Difusi Jangka

Sorong

Diameter

zona

bening

Rasio

2 Konsentrasi

ekstrak

daging buah

Asam Jawa

(T.indica)

Ekstrak

daging buah

Asam Jawa

(T.indica)

dengan

berbagai

konsentrasi

Melakukan

pengenceran

ekstrak

daging buah

Asam Jawa

(T.indica)

Mikropipet Jumlah

ekstrak

berbeda

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

Konsentrasi ekstrak etanol

daging buah Asam Jawa

(T. indica)

Daya hambat (aktivitas) terhadap

Propionibacterium acnes

Konsentasi hambat minimum

(KHM) dan konsentrasi bunuh

minimum (KBM) terhadap

Propionibacterium acnes

Page 35: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

17

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah true experimental dengan desain

penelitian post-test only control group design. Tahap pengujian menggunakan

metode difusi untuk melihat aktivitas dari sampel. Sampel dibagi menjadi

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Metode dilusi cair (serial dilution)

untuk penentuan konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh

minimum (KBM).

3.2 Populasi dan Sampel

a) Populasi

Populasi penelitian adalah tanaman Asam Jawa (T. indica).

b) Sampel

Sampel penelitian adalah buah Asam Jawa (T. indica) matang yang

diperoleh dari Kebun Percobaan Manoko Lembang. Pengulangan sampel untuk uji

aktivitas dalam penelitian berdasarkan rumus Federer adalah :

(n-1)(t-1) > 15 …………………………. (3.1)

(n-1)(6-1) > 15

(n-1) > 15/5

n > 4

n = jumlah pengulangan

t = jumlah perlakuan

Pengulangan sampel dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 5 kali

pengulangan.

Page 36: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

18

3.3 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium

Fitokimia, Laboratorium Kimia, dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Farmasi

Poltekkes Kemenkes Bandung.

3.4 Alat

Tabel 3.1 Alat-alat yang Digunakan Dalam Penelitian

No. Jenis Alat Nama Alat

1 Alat Gelas Botol 100 ml

2 Cawan petri

3 Corong

4 Gelas erlenmeyer 250 ml (Iwaki®)

5 Gelas ukur 10 ml (Iwaki®)

6 Gelas ukur 100ml (Iwaki®)

7 Objek glass

8 Tabung reaksi

9 Toples kaca

10 Alat Listrik Otoklaf (Hirayama®)

11 Evaporator (IKA®)

12 Inkubator (Memmert®)

13 Mikroskop

14 Neraca analitik (Mettler Toledo®)

15 Oven (Memmert®)

16 Laminar air flow (LAF)

17 Alat lain-lain Jangka Sorong

18 Kawat ose

19 Kain saring

20 Kapas lidi steril

21 Kertas saring

22 Lampu Spirtus

23 Mikropipet 10µl sampai 100µl

24 Mikropipet 100µl sampai 1000µl

25 Penjepit tabung

Page 37: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

19

3.5 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian adalah :

3.5.1 Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan adalah daging buah Asam Jawa (T.indica)

matang diperoleh dari Kebun Percobaan Manoko Lembang.

3.5.2 Bakteri Uji

Bakteri uji yang digunakan adalah biakan murni Propionibacterium.acnes

didapatkan dari Laboratorium Mikrobiologi Sekolah Farmasi Institut Teknologi

Bandung.

3.5.3 Bahan Kimia dan Media Uji

Tabel 3.2 Bahan yang Digunakan Dalam Penelitian

No. Bahan Kmia No. Media Uji

1 Aqua destillata 1 Darah Domba

2 DMSO 2 Muller Hinton Agar

3 Etanol 70% 3 Muller Hinton Broth

4 FeCl3 1% 4 Trypticase Soy Agar

5 HCl encer

6 H2SO4 pekat

7 Kristal violet

8 Lugol

9 Pb asetat

10 Reagen Hager

11 Safranin

12 NaCl 0,9%

Page 38: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

20

3.6 Cara Kerja

3.6.1 Determinasi Tanaman

Identifikasi sampel Asam Jawa (T. indica) dilakukan di Herbarium

Jatinangor, Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Departemen Biologi Fakultas

MIPA Universitas Padjadjaran.

3.6.2 Penyiapan Bahan untuk Ekstraksi

Bahan baku berupa buah Asam Jawa (T. indica) yang sudah matang dikupas

dari kulitnya dikumpulkan. Bagian daging buah dipisahkan dari bijinya lalu

dirajang dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan terhindar dari sinar

matahari langsung.

3.6.3 Pembuatan Ekstrak Etanol Asam Jawa (T. indica)

Pembuatan ekstrak etanol buah Asam Jawa (T. indica) menggunakan cara

maserasi yaitu di ambil 50 gram daging buah Asam Jawa (T. indica) kering di

rendam dengan etanol 70% selama 3 hari, setiap hari dilakukan penyaringan dan

dilakukan perendaman kembali dengan etanol 70%. Filtrat yang telah disaring

disatukan lalu diuapkan dengan rotary evaporator dengan suhu 40oC agar pelarut

dalam filtrat menguap dan didapatkan ekstrak kental buah Asam Jawa

(T. indica).

3.6.4 Pemeriksaan Karakteristik Ekstrak

a) Organoleptik

Pengujian organoleptik dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, bau

dan rasa dari ekstrak yang dihasilkan.

b) Rendemen ekstrak

Rendemen ekstrak etanol daging buah Asam Jawa (T. indica) dihitung

dengan membandingkan bobot awal simplisia dengan bobot akhir ekstrak yang

dihasilkan.

% 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 =Bobot ekstrak yang dihasilkan

Bobot awal simplisia 𝑥 100% ……. (3.2)

Page 39: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

21

3.6.5 Penapisan Fitokimia (Kumoro, 2015)

a) Uji Alkaloid

Ekstrak etanol ditambahkan dengan 3-4 tetes larutan HCl encer (1%)

kemudian ditambahkan dengan 3-4 ml reagen Hager, adanya alkaloid di tandai

dengan terbentuknya endapan berwarna kuning.

b) Uji Flavonoid

Sebanyak 1 ml larutan Pb asetat ditambahkan ke dalam 5 ml larutan ekstrak,

adanya kandungan flavonoid ditandai dengan timbulnya flok flok endapan

berwarna putih.

c) Uji Saponin

Sebanyak 1 ml ekstrak dan 1 ml etanol dituangkan ke dalam tabung uji,

selanjutnya 20 ml air suling ditambahkan ke dalamnya kemudian dikocok kuat-kuat

selama 15 menit. Kandungan saponin ditandai dengan terbentuknya busa yang

stabil setinggi + 1 cm selama kurang lebih 20 menit.

d) Uji Tannin

Sebanyak 1 ml ekstrak etanol ditambahkan kedalam 2 ml air suling di dalam

sebuah tabung uji. Dua atau tiga tetes larutan FeCl3 1% ditambahkan ke dalam

larutan ekstrak tersebut. Jika terbentuk warna biru hijau, maka ekstrak tersebut

mengandung tannin (cathechic tannin), sedangkan jika terbentuk biru hitam maka

ekstrak tersebut mengandung tannin (gallic tannin).

e) Uji Steroid dan Triterpenoid

Sebanyak 1 ml ekstrak ditambahkan 1-2 ml H2SO4 pekat. Jika terbentuk

warna merah pada lapisan bawah, maka ekstrak tersebut mengandung steroid,

sedangkan jika terbentuk warna kuning pada lapisan bawah, maka ekstrak tersebut

mengandung triterpenoid.

3.6.6 Sterilisasi Alat

Alat-alat yang digunakan dalam pengujian disterilisasi dengan ketentuan

masing-masing yaitu :

Page 40: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

22

a) Alat-alat gelas yang tahan pemanasan disterilkan dengan oven pada suhu

1600C selama 2 jam.

b) Media uji dan aquadest disterilkan menggunakan otoklaf pada suhu 1210C

selama 20 menit.

3.6.7 Pembuatan Media Uji

a) Trypticase Soy Agar (TSA)

Sebanyak 8 gram Trypticase Soy Agar (TSA) dilarutkan ke dalam 200 ml

aquadest panas, kemudian dipanaskan hingga semuanya larut selanjutnya

disterilkan di otoklaf pada suhu 121°C selama 20 menit.

b) Agar Darah

TSA steril dipanaskan sampai suhu mencapai 50°C kemudian ditambahkan

darah kambing segar sebanyak 5%, segera setelah tercampur homogen dituangkan

ke dalam cawan petri didiamkan hingga memadat.

c) Muller Hinton Broth (MHB)

Ditimbang sebanyak 2,1 gram MHB dan dilarutkan dalam 100 ml aquadest

panas diaduk hingga semuanya larut. MHB dimasukkan ke dalam tabung reaksi

masing-masing sebanyak 2 ml selanjutnya disterilkan dalam otoklaf pada suhu

121°C selama 20 menit.

d) Muller Hinton Agar (MHA)

Ditimbang 7,6 gram MHA dan larutkan dengan 200 ml aquadest,

dipanaskan hingga semuanya larut kemuadian disterilkan dalam otoklaf pada suhu

121°C selama 20 menit, kemudian dituangkan ke dalam cawan petri didiamkan

hingga memadat.

3.6.8 Peremajaan Bakteri

Bakteri uji berasal dari biakan murni berumur 24 jam diambil dengan kawat

ose lalu ditanam dengan cara menggoreskan bakteri kepermukaan Agar Darah,

kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam dalam keadaan anaerob.

Page 41: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

23

3.6.9 Pewarnaan Gram

Dibersihkan objek glass dengan air. Dipanaskan kawat ose di atas api lampu

spirtus hingga memerah, dinginkan. Diambil 1-3 ose suspensi bakteri, letakkan di

atas objek glass ditipiskan kemudian difiksasi di atas api lampu spirtus dinginkan.

Diteteskan larutan kristal violet ± 2 tetes biarkan selama 1 menit, bilas dengan air

mengalir, kemudian ditambahkan lugol ± 2 tetes biarkan selama 1 menit bilas

dengan air mengalir. Ditetesi dengan alkohol 70%, biarkan selama 20 detik, cuci

dengan air mengalir. Ditambahkan safranin biarkan selama 1 menit, bilas dengan

air mengalir, keringkan. Preparat di tetesi dengan 1 tetes oil imersi, lalu diamati

dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x.

3.6.10 Pembuatan Standar Mc. Farland 1

Larutan standar Mc. Farland 1 dibuat dengan mencampur H2SO4 1%

sebanyak 9,9 ml dan BaCl2 1% sebanyak 0,1 ml. Larutan baku Mc.Farland 1

sebanding dengan jumlah bakteri sebanyak 3,0 x 108 CFU/ml.

3.6.11 Pembuatan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri dibuat dari koloni bakteri P.acnes yang sudah berumur

24 jam, kemudian disuspensikan ke dalam NaCl 0,9% dan disetarakan

kekeruhannya dengan standar Mc Farland 1 (diperkirakan 3,0 x 108 CFU/ml).

Suspensi bakteri kemudian diencerkan dengan mengambil 100µl suspensi bakteri,

dimasukan kedalam 9,9 ml NaCl 0,9% sehingga didapatkan kerapatan bakteri

3,0 x 106 CFU/ml.

3.6.12 Pembuatan Berbagai Konsentrasi Larutan Uji Ekstrak Etanol Buah

Asam Jawa (T.indica)

Konsentrasi 100% ekstrak etanol buah Asam Jawa (T. indica) dibuat dengan

cara mengencerkan ekstrak dengan DMSO dengan perbandingan 1,5:1. Dalam

pengujian aktivitas digunakan 4 variasi konsentrasi yaitu 25, 50, 75 dan 100%

dengan larutan pengencer NaCl 0,9%.

Page 42: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

24

Tabel 3.3 Variasi Konsentrasi Larutan Uji Ekstrak Daging Buah Asam Jawa (T. indica)

No.

Variasi Konsentrasi Ekstrak Daging

Buah Asam Jawa (T. indica)

(%)

Jumlah

Ekstrak

100% (ml)

Jumlah

NaCl

0,9%

(ml)

Volume

Akhir

(ml)

1 25 1,25 3,75 5

2 50 2,5 2,5 5

3 75 3,75 1,25 5

4 100 5 0 5

3.6.13 Pengujian Aktivitas Antibakteri Terhadap P.acnes

Penentuan aktivitas antibakteri dilakukan dengan medium

Muller Hinton Agar (MHA). Suspensi bakteri disebar ke permukaan Agar secara

merata menggunakan lidi kapas steril. Disiapkan cakram diletakkan di atas media

Agar MHA, kemudian ditetesi dengan larutan ekstrak etanol buah Asam Jawa

(T. indica) berbagai konsentrasi sebanyak 15μl. Tuang kembali MHA yang masih

cair hingga menutupi seluruh permukaan cawan petri, diinkubasi pada suhu 370C

selama 24 jam. Aktivitas antibakteri diamati berdasarkan pengukuran diameter

zona hambat atau daerah bening yang terbentuk di sekeliling cakram.

3.6.14 Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi

Bunuh Minimum (KBM)

Penentuan KHM untuk P.acnes dilakukan dengan menggunakan metode

dilusi cair (serial dilution). Konsentrasi larutan uji dibuat 2 seri pengenceran

dengan larutan induk 1000 dan 80%. Sebanyak 2 ml larutan MHB ditambahkan 1

ml larutan ekstrak, kemudian dibuat pengenceran bertingkat hingga diperoleh

konsentrasi 100, 80, 50, 40, 25, 20, 12,5 dan 10%, kemudian ditambahakan 10 µl

suspensi bakteri pada masing-masing konsentrasi lalu diinkubasi pada suhu 370C

selama 24 jam dalam kondisi anaerob. Setelah inkubasi diamati Nilai KHM yang

ditentukan dengan melihat kekeruhan pada setiap tabung dibandingkan dengan

kontrol (media), tabung jernih dengan konsentrasi terkecil merupakan nilai KHM.

Page 43: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

25

Penentuan KBM dilakukan dengan menggunakan metode dilusi padat

(Agar). Larutan dengan konsentrasi 100,80, 50, 40, 25, 20, 12,5 dan 10% yang diuji

pada KHM ditanam pada MHA sebanyak 1 ose kemudian tuang kembali MHA

yang masih cair hingga menutupi seluruh permukaan cawan petri, diinkubasi di

suhu 370C selama 24 jam. Setelah inkubasi diamati nilai KBM yang ditentukan

dengan melihat pertumbuhan koloni bakteri, MHA yang tidak ditumbuhi bakteri

dengan konsentrasi terkecil merupakan nilai KBM.

3.5 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan uji Kruskal Wallis

karena varian data tidak homogen dan data tidak berdistribusi normal

(nilai p < 0,05). Uji Kruskal wallis dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan

rata-rata diameter zona hambat berdasarkan perbedaan konsentrasi sampel dan

kontrol, kemudian dilanjutkan uji Mann Whitney untuk melihat kelompok mana

yang berbeda sacara bermakna.

Page 44: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

26

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Determinasi

Hasil determinasi menunjukkan bahwa jenis simplisia yang dipakai sebagai

bahan uji adalah benar Buah Asam Jawa (T.indica). Sampel diidentifikasi di

Herbarium Jatinangor, Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Departemen Biologi

Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran. Hasil determinasi dapat dilihat pada

lampiran 2.

4.2 Pemeriksaan Karakteristik Ekstrak

Proses ekstraksi buah Asam Jawa (T.indica) dilakukan dengan

menggunakan pelarut etanol 70% hingga didapatkan ekstrak kental. Metode yang

digunakan adalah Maserasi yang dilakukan 3x24 jam dengan pergantian pelarut tiap

24 jam dengan perbandingan 1:10, kemudian dievaporasi pada suhu 40oC.

Hasil pemeriksaan karateristik ekstrak dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Karakteristik Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.indica)

No Karakteristik Ekstrak

1 Bobot 20,08 gram

2 Warna Coklat Tua

3 Bentuk Cairan Kental

4 Bau Khas

5 Rasa Manis Asam

6 Rendemen Ekstrak 40,13%

Page 45: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

27

4.3 Penapisan Fitokimia

Penapisan fitokimia dilakukan untuk megidentifikasi senyawa metabolit

sekunder yang tersari pada Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.indica). Hasil

Penapisan Fitokimia dilakukan pada ekstrak buah Asam Jawa (T.indica) dapat

dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.Indica)

No Golongan Senyawa Keterangan

1 Alkaloid Positif

2 Flavonoid Positif

3 Saponin Positif

4 Tanin Positif

5 Steroid dan Triterpenoid Positif

4.4 Pewarnaan Gram

Proses pewarnaan Gram dilakukan terhadap bakteri yang berumur 24 jam.

Bakteri yang diamati dapat berasal dari suspensi bakteri ataupun koloni bakteri.

Pada pewarnaan Gram ini diambil dari suspensi bakteri. Dari gambar 4.1 dapat

dilihat bakteri uji merupakan bakteri Gram positif berbentuk batang yang

berkelompok dengan bentuk V atau Y.

Gambar 4.1 Hasil Pewarnaan Gram Propionibacterium acnes

Page 46: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

28

4.5 Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.indica)

Aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica) dilakukan

terhadap bakteri P.acnes dengan metode metode difusi, pengamatan dilakukan

dengan mengukur diameter zona bening, dan dibandingkan dengan zona bening

antibiotik pembanding yaitu tetrasiklin. Hasil pengukuran diameter zona bening

dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Zona Bening ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica),

Kontrol Negatif dan Kontrol Positif (Tetrasiklin).

Konsentrasi

Ekstrak (%)

Diameter Zona Bening Replikasi (mm) Rata-rata

(mm) 1 2 3 4 5

25 6,00 6,35 7,25 7,30 7,45 6,87

50 9,35 9,55 9,55 9,70 10,00 9,63

75 11,00 11,20 11,40 12,45 12,80 11,77

100 12,20 12,70 13,40 13,70 14,80 13,36

Kontrol

Negatif 0 0 0 0 0 0

Kontrol Positif

(Tetrasiklin)

21,60 21,85 22,00 22,50 22,85 22,16

Berdasarkan tabel 4.3, ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica)

mempunyai efek sebagai antibakteri terhadap P.acnes ditandai dengan

terbentuknya zona hambat. Diketahui bahwa zona hambat mulai terbentuk pada

konsentrasi 25%. Pada gambar 4.2 menunjukan semakin tinggi konsentrasi ekstrak

etanol buah Asam Jawa (T.indica) semakin lebar zona hambat yang dihasilkan.

Page 47: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

29

Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa

(T.indica) terhadap Diameter Zona Hambat Pertumbuahan P.acnes

4.6 Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

Penentuan nilai konsentrasi bunuh minimum (KHM) dilakukan dengan

mengamati kekeruhan pada media uji dibandingkan dengan kontrol. Media uji yang

kekeruhannya sama dengan kontrol pada konsentrasi terkecil ekstrak etanol buah

Asam Jawa (T.Indica) adalah nilai KHM. Pada konsentrasi tersebut dinyatakan

dapat menghambat pertumbuhan bakteri P.acnes.

Berdasarkan data pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa Konsentrasi Hambat

Minimum dari ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.Indica) terhadap P.acnes adalah

konsentrasi 20%.

6.87

9.63

11.77

13.36

0

2

4

6

8

10

12

14

16

0 25 50 75 100 125

Rat

a-ra

ta D

iam

eter

Zo

na

Ham

bat

(m

m)

Konsentrasi Ekstrak (%)

Page 48: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

30

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan KHM Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.Indica)

No Konsentrasi Ekstrak (%) Pertumbuhan Bakteri

1 100 -

2 80 -

3 50 -

4 40 -

5 25 -

6 20 -*

7 12,5 +

8 10 +

9 Kontrol Media -

10 Kontrol Pelarut -

11 Kontrol Bakteri +

Keterangan : (-) = tidak terdapat pertumbuhan bakteri (jernih)

(+) = terdapat pertumbuhan bakteri (keruh)

(*) = Nilai KHM

Kontrol Media = Media

Kontrol Pelarut = Media dan NaCl 0,9%

Kontrol Bakteri = Media dan Bakteri.

4.7 Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Penentuan nilai konsentrasi bunuh minimum (KBM) untuk P.acnes dilihat

dari pertumbuhan bakteri di media Agar MHA, jika dalam media Agar tidak

terdapat pertumbuhan bakteri artinya dalam konsentrasi tersebut bakteri mati atau

dapat dinyatakan pada konsentrasi tersebut ekstrak etanol buah Asam Jawa

(T.Indica) sudah dapat membunuh bakteri yang dan dinyatakan sebagai KBM.

Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa KBM dari ekstrak

etanol buah Asam Jawa (T.Indica) terhadap P.acnes adalah konsentrasi 25%.

Page 49: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

31

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan KBM Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.Indica)

No Konsentrasi Ekstrak (%) Pertumbuhan Bakteri

1 100 -

2 80 -

3 50 -

4 40 -

5 25 -*

6 20 +

7 12,5 +

8 10 +

9 Kontrol Media -

10 Kontrol Pelarut -

11 Kontrol Bakteri +

Keterangan : (-) = tidak terdapat pertumbuhan koloni bakteri

(+) = terdapat pertumbuhan koloni bakteri

(*) = Nilai KBM

Kontrol Media = Media.

Kontrol Pelarut = Media dan NaCl 0,9%

Kontrol Bakteri = Media dan Bakteri.

4.8 Hasil Analisis Data

Hasil uji aktivitas dilakukan analisis statistik dengan uji Kruskal Walis

karena sampel lebih dari 2 kelompok dan varian data tidak homogen dengan

nilai sig.= 0,002 (nilai p < 0,05) serta hasil uji normalitas Shapiro Wilk menunjukan

data tidak berdistribusi normal dengan nilai sig.= 0,027 (nilai p < 0,05). Uji Kruskal

Walis dilakukan untuk menguji apakah rata-rata lebih dari 2 sampel berbeda secara

signifikan (bermakna) atau tidak. Hasil analisis statistik dengan uji Kruskal Walis

menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,000 (nilai p < 0,05) artinya terdapat

perbedaan pengaruh yang signifikan dari pemberian ekstrak etanol buah Asam Jawa

(T.indica) terhadap pertumbuhan bakteri P.acnes. Perbedaan pemberian

Page 50: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

32

konsentrasi sebanyak 25% memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

diameter zona bening, kemudian untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda

secara signifikan maka dilakukan uji lanjutan yaitu uji Mann Whitney. Hasil uji

Mann Whitney ditunjukan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Mann Whitney Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.Indica)

Nilai Sig. Kontrol

Negatif

Kons

25%

Kons

50%

Kons

75%

Kons

100%

Kontrol

Positif

Kontrol negatif - 0.005* 0.005* 0.005* 0.005* 0.005*

Kons 25% - 0.009* 0.009* 0.009* 0.009*

Kons 50% - 0.009* 0.009* 0.009*

Kons 75% - 0.047* 0,009*

Kons 100% - 0.009*

Kontrol positif -

*Berbeda secara signifikan (bermakna)

Hasil uji normalitas, homogenitas, dan analisis data konsentrasi uji Mann

Whitney secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 6.

Zona hambat pada masing-masing ekstrak dibandingkan dengan zona

hambat dari kontrol positif yaitu tetrasiklin, sehingga dapat dihitung nilai aktivitas

dari ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica) dibandingkan dengan tetrasiklin.

Hasil uji aktivitas ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica) dibandingkan dengan

aktivitas tetrasiklin ditunjukan pada gambar 4.3. Pada konsentrasi 100% ekstrak

etanol buah Asam Jawa (T.indica) memiliki aktivitas sebesar 60,29% aktivitas

tetrasiklin.

Page 51: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

33

Gambar 4.3 % Aktivitas Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (T.indica) terhadap

Tetrasiklin

4.9 Pembahasan

Sampel yang digunakan adalah ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica)

sebagai antibakteri terhadap P.acnes. Pengujian yang dilakukan adalah uji aktivitas

ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica), penentuan konsentrasi hambat minimum

(KHM) dan penentuan konsentrasi bunuh minimum (KBM).

Proses pembuatan ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica) dilakukan

dengan metode Maserasi, metode ini dipilih karena merupakan metode ekstraksi

yang paling sederhana dengan bagian tanaman yang akan diekstraksi tidak harus

dalam bentuk serbuk halus sehingga tidak memerlukan keahlian khusus

Proses Maserasi dilakukan 3x24 jam, sekurang-kurangnya selama 3 hari dengan

pengadukan. Pergantian pelarut tiap 24 jam dengan perbandingan 1:10 untuk

mencegah kejenuhan pada pelarut. Proses ekstraksi dilakukan dengan

menggunakan etanol 70% sebagai pelarut, karena etanol merupakan pelarut yang

bersifat polar, universal, mudah didapat, dan juga paling sering digunakan karena

merupakan pelarut yang paling bisa diterima oleh masyarakat (Kumoro, 2015).

Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui secara kualitatif adanya

senyawa aktif terdapat dalam ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica) yang

100%

60.29%53.11%

43.46%

31.00%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tetrasiklin 100 75 50 25

% ak

tivit

as

Page 52: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

34

diharapkan berperan sebagai senyawa antibakteri. Menurut Kumoro (2015)

senyawa bahan aktif yang dapat digunakan sebagai antibakteri adalah golongan

terpenoid, alkaloid, dan fenolat sehingga skrining fitokimia dilakukan terhadap

senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, steroid dan triterpenoid.

Hasil menunjukan bahwa ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica) mengandung

alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, steroid dan triterpenoid.

Sebelum dilakukan uji aktivitas dilakukan pewarnaan Gram untuk

mengidentifikasi bakteri yang diuji adalah benar P.acnes yang merupakan bakteri

Gram positif berbentuk basil. Uji aktivitas antimikroba dari ekstrak etanol buah

Asam Jawa (T.indica) dilakukan dengan metode difusi menggunakan media

Muller Hinton Agar (MHA), karena merupakan media universal untuk pengujian.

Berdasarkan tabel 4.5 ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica) terbukti memiliki

efek antibakteri terhadap P.acnes secara in vitro, dibuktikan dengan terbentuknya

zona hambat pada pertumbuhan P.acnes di sekitar cakram. Replikasi dilakukan

sebanyak 5 kali berdasarkan rumus Federer. Hasil yang di dapat dari replikasi pada

masing-masing konsentrasi tidak seragam, dapat disebab dari faktor pemipetan

yang diteteskan pada cakram dan juga faktor pengukuran zona hambat. Pengukuran

dilakukan dengan jangka sorong, digunakan untuk mengukur diameter zona hambat

karena hasil lebih detail dengan satuan mm. Pada ekstrak etanol buah Asam Jawa

(T.indica) zona hambat mulai terbentuk dari konsentrasi 25% dengan rata-rata

diameter zona hambat sebesar 6,87 mm sehingga pada konsentrasi 25% ekstrak

etanol buah Asam Jawa (T.indica) sudah dapat menghambat pertumbuhan P.acnes.

Pada cakram yang ditetesi NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif tidak terbentuk zona

hambat pada sekitar cakram yang berarti bahan pengencer tidak memiliki efek

antibakteri terhadap P.acnes.

Hasil dari ekstrak etanol pada penggunaan kedepan akan dibuat sebagai

sediaan oral penggunaan sistemik untuk pencegahan jerawat, karena ekstrak etanol

buah Asam Jawa (T.indica) rasanya manis keasaman mengandung gula dan asam

sitrat sehingga lebih baik jika digunakan secara oral tidak perlu ditambahkan perisa

atau pemanis tambahan. Oleh karena itu tetrasiklin dipilih sebgaia kontrol positif

karena digunakan sebagai pilihan antibiotik oral yang bekerja secara sistemik

Page 53: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

35

sebagai lini pertama untuk terapi jerawat (Gawkrodger, 2003). Kontrol positif

menunjukan zona hambat dengan rata-rata diameter 22,16 mm.

Berdasarkan hasil dari tabel 4.6, didapatkan data bahwa seluruh konsentrasi

ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica) berbeda signifikan dengan kontrol positif

dengan nilai sig.= 0,009 (nilai p < 0,05) dan kontrol negatif dengan nilai sig.= 0,005

(nilai p < 0,05) yang berarti bahwa ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica)

memiliki potensi daya hambat yang berbeda secara bermakna dengan kontrol

positif maupun negatif. Perbedaan secara bermakna pada berbagai konsentrasi

ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica) dengan kontrol negatif karena

berdasarkan zona hambat pada ekstrak memiliki zona hambat sedangkan kontrol

negatif tidak memiliki zona hambat sehingga hasilnya berbeda secara bermakna,

berarti ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica) dapat digunakan sebagai

antibakteri terhadap P.acnes.

Kontrol negatif dan kontrol positif berbeda signifikan dengan nilai

sig.= 0,005 (nilai p < 0,05) berarti sampel bakteri yang digunakan adalah bakteri

hidup yang sensitif terhadap kontrol positif. Pada perbedaan konsentrasi ekstrak

etanol buah Asam Jawa (T.indica) juga memiliki potensi daya hambat yang berbeda

secara bermakna pada perbedaan konsentasi sebanyak 25% antar konsentrasi. Pada

grafik pengaruh konsentrasi ekstrak etanol buah asam jawa (T.indica) terhadap

diameter zona hambat pertumbuhan P.acnes (gambar4.2) menunjukan bahwa

semakin tinggi konsentrasi semakin semakin tinggi efek antibakterinya. Hal ini

terjadi karena semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi jumlah metabolit

sekunder yang terkandung dalam ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica)

sehingga efek antibakterinya meningkat.

Ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica) memiliki aktivitas antibakteri

karena mengandung berbagai metabolit sekunder dengan mekanisme kerja yang

bekerja secara sinergis. Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri, dengan

mekanisme kerja menghamat sintesis dinding sel (Marselia dkk, 2015). Tanin akan

menginaktivasi adhesi sel mikroba yang terdapat pada permukaan sel dan enzim

yang terikat pada membran sel dan polipeptida dinding sel sehingga akan

menyebabkan kerusakan pada dinding sel (Wulandari dkk. 2012)

Page 54: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

36

Flavonoid memiliki efek antibakteri dengan mekanisme menghambat

sintesis protein oleh bakteri sehingga akan terbentuk protein yang abnormal dan

nonfungsional bagi sel mikroba (Kumoro, 2015)

Mekanisme kerja saponin sebagai antibakteri adalah menurunkan tegangan

permukaan sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan

mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar (Nuria dkk, 2009). Mekanisme

kerja steroid dalam menghambat mikroba, adalah dengan merusak membran

plasma sel mikroba, sehingga menyebabkan bocornya sitoplasma keluar sel yang

selanjutnya menyebabkan kematian sel (Wiyanto, 2010)

Penentuan nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) dilakukan dengan

metode dilusi cair. KHM adalah konsentrasi terkecil yang yang menghambat

pertumbuhan bakteri. Pengujian dilakukan dengan menggunakan media

Muller Hinton Broth (MHB), nilai KHM ditetapkan dengan mengamati kejernihan

yang dibandingkan dengan media uji, jika pada sampel jernih dinyatakan bahwa

bakteri tidak tumbuh. Nilai KHM dari ekstrak etanol buah Asam Jawa (T.indica)

adalah konsentrasi 20% pada konsentrasi ini tidak mengalami kekeruhan.

Penentuan nilai konsentrasi bunuh minimum (KBM) dilakukan dengan

metode dilusi padat. KBM adalah konsentrasi terkecil yang diperlukan untuk dapat

membunuh bakteri. Pengujian KBM dilakukan dengan menggunakan media

Muller Hinton Agar (MHA), nilai KBM ditetapkan dengan pengamatan

pertumbuhan koloni bakteri pada media Agar. Nilai KBM dari ekstrak etanol buah

Asam Jawa (T.indica) adalah konsentrasi 25%, pada konsentrasi ini tidak ada

pertumbuhan koloni bakteri. Antimikroba aktivitasnya dapat meningkat dari

bakteriostatik menjadi bakterisid bila kadar antimikrobanya ditingkatkan melebihi

KHM (Setiabudy, 2007).

Page 55: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

37

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ekstrak etanol 70% buah Asam Jawa (T.indica) memiliki aktivitas sebagai

antibakteri terhadap Propionibacterium acnes.

2. Nilai Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) ekstrak etanol 70% buah Asam

Jawa (T.indica) terhadap bakteri Propionibacterium acnes pada konsentrasi 20%

(~ 498 mg).

3. Nilai Konsentrasi Bunuh Minimal (KHM) ekstrak etanol 70% buah Asam

Jawa (T.indica) terhadap bakteri Propionibacterium acnes pada konsentrasi 25%

(~ 623 mg)

5.2 Saran

Setelah dilakukan penelitian tentang aktivitas ekstrak etanol 70% buah

Asam Jawa (T.indica) terhadap bakteri Propionibacterium acnes maka disarankan

bila akan dilakukan penelitian selanjutnya :

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan menggunakan metode ekstraksi lainnya

pada buah Asam Jawa (T.indica).

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70%

buah Asam Jawa (T.indica) terhadap Propionibacterium acnes secara in-vivo.

Page 56: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

38

DAFTAR PUSTAKA

Anurogo, Dito dan Ari Wulandari. (2012). 45 Penyakit yang Banyak Ditemukan di

Masyarakat. Yogyakarta : ANDI.

Benham, behnaz ddk. (2013). Psychological Impairments in the Patients with Acne.

Indian J Dermatol.

BPOM RI. (2012). Acuan sediaan herbal Vol ke-7 Ed. 1. Jakarta : Badan Pengawas

Obat dan Makanan RI.

Gawkrodger, David J. (3003). Dermatology 3rd edition. United Kingdonm :

Chruchill Livingstore.

Gupta, C. dkk. (2014). Studies on the antimicrobial activity of Tamarind

(Tamarindus indica) and its potential as food bio-preservative.

International Food Research Journal 21(6): 2437-2441

Jawertz dkk. (2010). Medical Microbiology. Edisi ke 25. Atlanta.

Joffe, Alain; Mary Wu Chang. (2013). Journal Watch, Pediatrics & Adolescent

Medicine, Treatment of Pediatric Acne. US. Medical Sciences—Pediatric.

Kumoro, Andi Cahyo. (2015). Teknologi Ekstraksi Senyawa Bahan Aktif dari

Tanaman. Yogyakarta : Plantaxia

Marselia, Seli dkk. (2015). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Soma (Ploiarium

Alternifolium Melch) Terhadap Propionibacterium Acnes. Jurnal

Kedokteran Ksesehatan- Vol. 4

Nuria, Maulita C dkk. (2009). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jarak

Pagar (Jatropha curcas L) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC

25923, Escherichia coli ATCC 25922, Dan Salmonella typhi ATCC 1408.

Mediagro

Nwodo, Uchechukwu U. (2011). Assessment of Tamarindus indica Extracts for

Antibacterial Activity. International Journal of Molecular Sciences.

Pelcaar, Michael J. dan Chan, E. C. S. (2012). Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Jakarta:

UI press

Pratiwi, Sylvia T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga

Ramanuj, Krupali dkk. (2012). In vitro antimicrobial activity of certain plant

products / seed extracts against multidrug resistant Propionibacterium

acnes, Malassezia furfur, and aflatoxin producing Aspergillus flavus.

Research in Pharmacy.

Page 57: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

39

Rukmana, Rahmat. (2009). Seribu budidaya ASAM edisi kelima. Yogyakarta :

Kanisius

Setiabudy, Rianto. (2007). Farmakologi dan Terapi edisi ke-5. Jakarta :

Departemen Famakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran UI.

Suparni, Ibunda dan Ari Wulandari. (2012). Herbal Nusantara : 1001 Ramuan

Tradisional Asli Indonesia. Yogyakarta : ANDI

Supriatna, Jatna. (2008). Melestarika Alam Indonesia. Edisi I. Jakarta : Yayasan

Obat Indonesia.

Ugoh, Sylvanus Chukwudi and Haruna, Isa Mohammed. (2013). Phytochemical

Screening and Antibacterial Activity of the Fruit and Leaf Extracts of

Tamarindus Indica (Linn.) http://www/sciencepub.net/report

Villupanoor A. dkk. (2008). Chemistry Of Spices. United Kingdom : CAB

Internasional.

Waghmare, Shital S. (2010). Characterization of Some Antimicrobial Substances

from Seed Coat of Tamarindus indica Linn. British Journal of Pharmacology

and Toxicology 1(1): 29-32.

Wiyanto, Dwi Budi. (2010). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Rumput Laut

Kappaphycus alvarezii dan Eucheuma denticullatum Terhadap Bakteri

Aeromonas hydrophila dan Vibrio harveyii. Jurnal Kelautan- Vol.3

Wulandari, Pipiet dkk. (2012). Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Kakao

(Theobroma cacao) Terhadap Pertumbuhan Shigella Dysentriae Secara In

Vitro. Jurnal Medika Planta - Vol. 1

Yuliani, Sri dan Sayanti Satuhu. (2012). Paduan Lengkap Minyak Atsiri. Depok :

Penebar Swadaya

Page 58: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

40

LAMPIRAN

Lampiran 1

Simplisia buah Asam Jawa (Tamarindus indica)

Page 59: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

41

Lampiran 2

Hasil Determinasi Tanaman Buah Asam Jawa (Tamarindus indica)

Page 60: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

42

Lampiran 3

Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (Tamarindus indica)

Alkaloid Flavonoid

Saponin Tanin

Steroid & Triterpenoid

Page 61: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

43

100% 75%

50% 25%

Lampiran 4

Hasil Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (Tamarindus indica)

Uji aktivitas dengan berbagai konsentrasi ekstrak etanol buah Asam Jawa (T. indica)

Kontrol positif (Tetrasiklin), Kontrol bakteri (Propionibacterium acnes) dan

kontrol negatif (NaCl 0,9% dan Media)

Tetrasiklin

NaCl 0,9%

P.acnes

Page 62: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

44

Lampiran 5

Hasil Uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum

(KBM) Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (Tamarindus indica)

Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Page 63: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

45

Lampiran 6

Hasil Analisis Data

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

diameter .127 30 .200* .920 30 .027

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variances

diameter

Levene Statistic df1 df2 Sig.

5.117 5 24 .002

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank

diameter

Kontrol negative 5 3.00

Kons 25% 5 8.00

Kons 50% 5 13.00

Kons 75% 5 18.60

Kons 100% 5 22.40

Kontrol Positif 5 28.00

Total 30

Test Statisticsa,b

diameter

Chi-Square 28.016

df 5

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Kelompok

Page 64: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

46

(lanjutan)

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

diameter

Kontrol negative 5 3.00 15.00

Kons 25% 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.785

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

diameter

Kontrol negatif 5 3.00 15.00

Kons 50% 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.795

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Page 65: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

47

(lanjutan)

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

diameter

Kontrol negatif 5 3.00 15.00

Kons 75% 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.785

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

diameter

Kontrol negatif 5 3.00 15.00

Kons 100% 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.785

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Page 66: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

48

(lanjutan)

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

diameter

Kontrol negatif 5 3.00 15.00

Kontrol Positif 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.785

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

diameter

Kons 25% 5 3.00 15.00

Kons 50% 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Page 67: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

49

(lanjutan)

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

diameter

Kons 25% 5 3.00 15.00

Kons 75% 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

diameter

Kons 25% 5 3.00 15.00

Kons 100% 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Page 68: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

50

(lanjutan)

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

diameter

Kons 25% 5 3.00 15.00

Kontrol Positif 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

diameter

Kons 50% 5 3.00 15.00

Kons 75% 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Page 69: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

51

(lanjutan)

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

diameter

Kons 50% 5 3.00 15.00

Kons 100% 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

diameter

Kons 50% 5 3.00 15.00

Kontrol Positif 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Page 70: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

52

(lanjutan)

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

diameter

Kons 75% 5 3.60 18.00

Kons 100% 5 7.40 37.00

Total 10

Test Statisticsa

diameter

Mann-Whitney U 3.000

Wilcoxon W 18.000

Z -1.984

Asymp. Sig. (2-tailed) .047

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .056b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

diameter

Kons 75% 5 3.00 15.00

Kontrol Positif 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Page 71: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

53

(lanjutan)

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

diameter

Kons 100% 5 3.00 15.00

Kontrol Positif 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Lampiran 7

Perhitungan % Aktivitas Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (Tamarindus indica)\

% 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = |Kontrol Negatif − Uji

Kontrol Negatif − Kontrol positif| 𝑥 100%

% 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑠 100% = |0 − 13,36

0 − 22,16| 𝑥 100% = 60,29%

% 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑠 75% = |0 − 11,77

0 − 22,16| 𝑥 100% = 53,11%

% 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑠 50% = |0 − 9,63

0 − 22,16| 𝑥 100% = 43,46%

% 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑠 25% = |0 − 6,87

0 − 22,16| 𝑥 100% = 31,00%

Page 72: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

54

Lampiran 8

Perhitungan Randemen Ekstrak Buah Asam Jawa (Tamarindus indica)

% 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 =Bobot ekstrak yang dihasilkan

Bobot awal simplisia 𝑥 100%

% 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 =20,084

50,04 𝑥 100%

= 41,13%

Lampiran 9

Konversi jumlah simlisia dalam KHM dan KBM

KHM = Kons 20% (0,2 g/ml)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 =0,2

40,13 𝑥 100

= 0,498 g ~ 498 mg

KBM = Kons 25% (0,25 g/ml)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 =0,25

40,13 𝑥 100

= 0,623 g ~ 623 mg

Page 73: UJI AKTIVITAS ANTIBATERI EKSTRAK ETANOL 70% ...repository.poltekkesbdg.info/files/original/c94579358ecd...Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap

55

Lampiran 10

Sterilisasi Alat

Lampiran 11

Suspensi Bakteri dan Standar Mc Farland 1