pengaruh konsentrasi ekstrak etanol propionibacterium …

57
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL PROPOLIS PADA SEDIAAN LOSIO TERHADAP PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Propionibacterium acne SURIANI BEDDU N111 05675 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

i

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL PROPOLIS PADA SEDIAAN LOSIO TERHADAP

PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Propionibacterium acne

SURIANI BEDDU N111 05675

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2011

Page 2: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

PENGARUH KONSENTRPADA SEDIAAN LOSIO TERHADAP PENGHAMBATAN

PERTUMBUHAN

Untuk melengkapi tugasSyarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

ii

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL PROPOLIS PADA SEDIAAN LOSIO TERHADAP PENGHAMBATAN

PERTUMBUHAN Propionibacterium acne

SKRIPSI

Untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar sarjana

SURIANI BEDDU N111 05 675

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2011

SI EKSTRAK ETANOL PROPOLIS PADA SEDIAAN LOSIO TERHADAP PENGHAMBATAN

Page 3: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

PENGARUH KONSENTRPROPOLIS PADA SEDIAAN LOSIO TERHADAP

PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN

Prof.Dr.H.M.Natsir Djide,MSNIP.

Pembimbing Pertama,

Dr. Hj. Latifah Rahman, DESS.AptNIP. 19670615 198403 2 002

iii

PERSETUJUAN

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL PROPOLIS PADA SEDIAAN LOSIO TERHADAP

PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Propionibacterium acne

Oleh :

SURIANI BEDDU

N111 05 675

Disetujui oleh :

Pembimbing Utama,

Prof.Dr.H.M.Natsir Djide,MS.,Apt. NIP. 15500817 197903 1 003

Rahman, DESS.Apt 19670615 198403 2 002

Pembimbing Kedua

Dr.Hj. Sartini, M,Si., Apt Nip 19570615 198403 2 002

Pada tanggal : Desember

SI EKSTRAK ETANOL PROPOLIS PADA SEDIAAN LOSIO TERHADAP

Propionibacterium

Pembimbing Kedua,

Dr.Hj. Sartini, M,Si., Apt Nip 19570615 198403 2 002

Desember 2011

Page 4: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

PENGARUH KONSENTRASIEKSTRAK ETANOL PROPOLIS

PERTUMBUHAN

Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi Universitas HasanuddinPada tanggal :

Panitia Penguji Skripsi :

1. Ketua : Dra. Hj. Nursiah Hasyim, CES., Apt.

2. Sekertaris : Usmar. S. Si, M.Si., Apt.

3. Anggota : Prof. Dr. Ir. Mappatoba Sila

4. Anggota (Ex Off) : Prof. Dr. H.

5. Anggota (Ex Off) : Dr. Hj. Latifah Rahman,DESS, Apt.

6. Anggota (Ex Off) : Dr.Hj. Sartini, M.Si., Apt.

iv

PENGESAHAN

PENGARUH KONSENTRASI DAN ANALISIS KLT BIOAUTOGRAFIEKSTRAK ETANOL PROPOLIS MELLIFERAE TERHADAP

PERTUMBUHAN BAKTERI UJI Vibrio cholerae

Oleh :

SURIANI BEDDU N111 05 675

Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Pada tanggal : 30 November 2011

Dra. Hj. Nursiah Hasyim, CES., Apt.

Usmar. S. Si, M.Si., Apt.

Prof. Dr. Ir. Mappatoba Sila,

: Prof. Dr. H. M. Natsir Djide, MS,Apt.

Dr. Hj. Latifah Rahman,DESS, Apt.

Dr.Hj. Sartini, M.Si., Apt.

Mengetahui : Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Elly Wahyudin, DEA, Apt Nip 19560114 198601 2 001

DAN ANALISIS KLT BIOAUTOGRAFI TERHADAP

…………

…………

…………

…………

…………

…………

Prof. Dr. Elly Wahyudin, DEA, Apt

Page 5: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini adalah karya saya sendiri, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak benar, maka skripsi dan gelar yang diperoleh, batal demi hukum. Makassar, Desember 2011

Penyusun,

SURIANI BEDDU

Page 6: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, Segala kemuliaan puji

hanya milik Allah SWT, Tuhan pemilik rahmat yang maha sempurna,

yang atas izin-nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

Salam dan shalawat tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah

Muhammad SAW suri teladan kita semua.

Begitu banyak kendala yang dihadapi oleh penulis dalam meram-

pungkan penulisan skripsi ini. Namun adanya bantuan dan dukungan dari

banyak pihak sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk

itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Bapak Prof. Dr. H. M. Natsir Djide, M.Si.,Apt. sebagai pembimbing

utama, Ibu Dr.Hj.Latifah Rahman, DESS.,Apt., Apt. sebagai penasehat

akademik sekaligus sebagai pembimbing pertama, dan Ibu Dr. Hj. Sartini.

M.Si., Apt. sebagai pembimbing kedua atas segala saran, waktu dan

perhatiannya kepada penulis.

Penulis juga menghaturkan terima kasih kepada Ibu Dekan, para

Wakil Dekan, Ketua Program Studi Farmasi Fakultas, Farmasi Universitas

Hasanuddin, serta Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Farmasi Universitas

Hasanuddin atas ilmu dan pengabdiannya selama ini dan seluruh

karyawan dan karyawati Fakultas Farmasi yang telah membantu

Terkhusus, penulis mempersembahkan karya ini kepada suami Muh.

Irwan dan anak Pertama Muh. Rizki Suriawan yang memberikan

semangat dan dukungnya, serta Ayahanda Beddu Hj. Paressa dan Ibunda

Page 7: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

vii

Hj. Nursiah Sulle yang telah mencurahkan kasih sayang dan

perhatiannya, nasehat dan semangat yang selalu membangun bagi

penulis, serta bantuan moril dan materilnya.

Kepada sahabat-sahabatku yang telah memberi warna dalam hi-

dupku, Hasanah S.Si. Apt , Ulfah, Juniar Syafitri Parenrengi S.Si, A.Tenri

Wali S.Si, Mirna Merdiana S.Si, Apt, Balqis S.Si, Mushaidah S.Si , terima

ka-sih untuk dukungan dan perhatian kalian, love u girls!. Buat teman-

teman seperjuanganku Reso Farmasi angkatan 2005 serta berbagai pihak

yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Banyak hal yang membuat karya ini sangat jauh dari kesempurna-

an. Karena itu, penulis selalu berharap agar saran yang membangun sela-

lu disampaikan kepada penulis demi terciptanya suatu karya yang lebih

bermutu. Kiranya karya kecil ini dapat bermanfaat bagi pengembangan

ilmu pengetahuan. Amin..............

Makassar, 2011

Suriani Beddu

Page 8: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

viii

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

etanol propolis pada sediaan losio terhadap penghambatan pertumbuhan propionibacterium acne. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dari ekstrak propolis dalam losio yang memberi efek antibakteri paling besar terhadap pertumbuhan Propionibacterium acne. Propolis diekstraksi secara maserasi menggunakan etanol 70%, kemudian ekstrak diformulasikan dalam bentuk sediaan losio dengan konsentrasi 0.5%, 1%, 2% dan kontrol negatif berupa losio tanpa ekstrak propolis. Pengujian bakteri dilakukan dengan metode difusi agar dengan menggunakan kertas cakram diameter 6 mm inkubasi selama 24 jam. Hasil pengukuran rata-rata diameter zona hambatan propionibacterium acne yaitu 8,34 mm untuk 0,5%, 8,83 mm untuk 1%, 10,16 untuk 2% dan 8,72 untuk 0,5% control positif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pada konsentrasi 2% dalam sediaan losio ekstrak etanol propolis yang paling besar dalam menghambat pertumbuhan propionibacterium acne.

Page 9: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

ix

ABSTRACT

The influence of the concentration of ethanol extract of Propolis lotion preparation on the inhibition of growth of Propionobacterium acnes had been done. This study aims to determine the concentration of ethanol extract of propolis in the preparation of antibacterial lotion that gives the greatest effect on the growth Propionibacterium acnes. Propolis was extracted by using ethanol 70%. and then extract lotion formulated in dosage forms with a concentration of 0.5%. 1%. 2% an negative control as the exctract of propolis lotion. Bacterial testing performed by agar diffusion method using paper disc with diameter of 6 mm and incubation for 24 hours. Avarage measurement results of obstacles zone diameter of Propionibacterium acne for 8.34 mm for 0.5%. 8.83 mm for 1%. 10.16 mm for 2%. 8.72 mm for 0.5% positive control. Based on research results indicate that the consentration of 2% in this lotion dosage of Propolis ethanol exctract is the greatest in inhibit the growth of Propionibacterium acne.

Page 10: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMANJUDUL.…………………...…………………..…….................

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................

HALAMAN PERNYATAAN..................................................................

UCAPAN TERIMAKASIH…………………………………….…………...

ABSTRAK............................................................................................

ABSTRACK……………………………………....…………………..........

DAFTAR ISI……………………………………………………….............

DAFTAR TABEL..................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN.......................... ...............................................

DAFTAR GAMBAR ………………………….………………..................

BAB I PENDAHULUAN………………………….……………...............

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………..…........................

II.1 Uraian Umum Lebah...........................................................

II.1.1 Klasifikasi Lebah.........................................................

II.1.2 Sejarah lebah……......................................................

II.2 Uraian Propolis………….....................................................

II.2.1 Morfologi Propolis........................................................

II.2.2 Kandungan Kimia …………………………..................

II.2.3 Kegunaan Propolis.....................................................

i

iii

iv

v

vi

viii

ix

x

xiv

xv

xvi

1

4

4

4

4

6

7

7

7

Page 11: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

xi

II.3 Ekstraksi Bahan Alam………..............................................

II.3.1 Pengertian dan Tujuan Ekstraksi ………….................

II.3.2 Metode Ekstraksi……………………...........................

II.3.3 Defenisi Ekstrak...........................................................

II.4. Uraian Bakteri.....................................................................

II.4.1 Klasifikasi Bakteri Uji…………………... ……..............

II.4.2 Sifat dan Morfologi……………………….....................

II.5. Antimikroba………..............................................................

II.5.1 Tinjauan Umum Antimikroba .....................................

II.5.2 Mekanisme Kerja Antimikroba....................................

II.6 Uraian jerawat……………..................................................

II.7 Uraian Kulit………..………………………............................

II.8 Uraian Losio........................................................................

II.9 Uraian Bahan Tambahan....................................................

II.9.1 Asam stearat...............................................................

II.9.2 Setil Alkohol.................................................................

II.9.3 Lanolin.........................................................................

II.9.4 Trietanolamin ..............................................................

II.9.5 Metil Paraben..............................................................

ll.9.6 propil paraben …………………...………………………

II.9.7 Alfa Tokoferol…………………………….…………........

ll.9.8 Novomer………………………………………………......

ll.9.9 Air Suling……………………………………………….....

8

8

9

10

10

11

11

12

12

12

13

14

16

17

17

17

17

18

18

18

19

19

19

Page 12: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

xii

II.10 Pengujian Secara Mikrobiologi…………………………….....

II.10.1 Cara Pengenceran…………………………………….

II.10.2 Cara Difusi................................................................

BAB III PELAKSANAA N PENELITIAN.........................................

III.1 Alat dan Bahan…...............................................................

III.1.1 Alat-alat yang Digunakan …....................................

lll.1.2 Bahan-bahan yang Digunakan.................................

lll.2 Metode Kerja …….………………………………..………...

III.2.1 Sterilisasi Alat..........................................................

III.2.2 Pengambilan Sampel...............................................

III.2.3 Pembuatan Ekstrak..................................................

III.3. Rancangan Formula ……………………….......................

III.3.1 Cara Pembuatan Losio.............................................

III.3.2 Penentuan Tipe Losio……………….........................

III.4 Medium............................................................................

III.4.1 Pembuatan Medium.................................................

III.5 Penyiapan Mikroba Uji.....................................................

III.5.1 Peremajaan Mikroba Uji...........................................

III.5.2 Pembuatan Suspensi Mikroba..................................

III.5.3 Pemeriksaan Aktivitas Antimikroba..........................

III.6 Pengumpulan dan Analisis Data.......................................

19

19

20

22

22

22

22

22

23

23

24

24

25

26

26

26

26

27

27

27

28

Page 13: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

xiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………….................

IV.1 Hasil Penelitian………………....……………….........

V. 2 Pembahasan……………………………….................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………...…………….......

V.1 Kesimpula……………..…………………......................

V.2 Saran………………………………………....................

DAFTAR PUSTAKA..………….…………………………………………..

LAMPIRAN...........................................................................................

28

28

29

32

32

32

33

35

Page 14: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Formulasi losio ekstrak prpolis………………………....................... 24

2. Hasil pengukuran rata-rata diameter zona hambatan (mm)ekstrak etanol propolis terhadap Propionobacterium acne........................ 28

3. Hasil uji BNJ................................................................................... 41

Page 15: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skema Kerja………………………………………………...................... 35

2. Foto-foto pelaksanaan penelitian…………………………………….... 36

3. Analisis stistika diameter zona hambatan terbesar dalam losio, Berdas rancangan acak lengkap...................................................... 38

Page 16: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Sampel Propolis........................................................................... 36

2. Sediaan losio antijerawat............................................................. 36

3. Hasil uji daya hambat losio anti jerawat terhadap pertumbuhan

bakteri Propionibacterium acnes................................................. 37

Page 17: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang terkenal dengan

kekayaan alamnya. Berbagai macam flora dan fauna dapat ditemui dan

dimanfaatkan, salah satunya adalah lebah madu. Manfaat lebah madu

tidak hanya terletak pada madunya, tetapi juga pada sarangnya. Sarang

lebah madu mengandung suatu resin yang disebut propolis. Akan tetapi,

di Indonesia belum banyak yang mengetahui manfaatnya (1).

Meningkatkan keinginan masyarakat untuk menggunakan bahan

alam atau “back to nature”, ditanggapi dengan banyaknya produk-produk

berbahan aktif natural untuk perawatan kesehatan, kosmetik dan

pencegahkan penyakit. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan

sebagai obat tradisional adalah Propolis atau lem lebah, lengket

menyerupai lem,berwarna cokelat yang dikumpulkan lebah pekerja dari

daun bertunas dari pohon dan tanaman yang berbeda yang dicampur

dengan air liur lebah. Propolis efektif melawan berbagai bakteri, virus, dan

jamur. Sifat antimikroba ini diduga berasal dari senyawa flavonoid yang

dikandungnya (2,3).

Jerawat merupakan salah satu persoalan kulit yang banyak

dikeluhkan oleh para remaja. Keadaan ini disebabkan oleh banyak faktor

genetik, hormonal, stress, bakteri dan sebagainya. Jerawat walaupun

tidak membahayakan tetapi bisa memberikan dampak negatif pada orang

yang mengalaminya seperti kulit menjadi kurang indah dan dampak

1

Page 18: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

2

psikologis dimana sipenderita akan merasa minder atau malu. Jerawat

terjadi karena adanya bakteri Propionibacterium acnes lemak dihidrolisis

menjadi asam lemak. Asam lemak bebas mempengaruhi proses

keratinisasi sehingga timbul mikro komedo yang merupakan ciri khas dari

penyakit jerawat. Akan tetapi dengan perkembangan teknologi dan

penelitian yang makin maju, memberikan banyak ragam terapi untuk

pengendalian jerawat yaitu dengan mengurangi produksi kelenjar lemak

atau sebum, mengurangi penumpukan sel-sel kulit mati dan

mengendalikan radang dan bakteri. (4)

Harbone menyatakan bahwa etanol 70% dapat mengekstraksi

flavonoid (6) yang merupakan senyawa aktif terbanyak dan terpenting di

dalam propolis.

Berbagai penelitian tentang propolis sebagai antibakteri telah

dilakukan, propolis memiliki efek bakterisidal terhadap Bacillus subtilis,

Staphylococcus aureus, Streptococcus, Streptomyces sobrinus,

Saccharomyces cerevisiae, Escherichia coli, Salmonella dan Shigella,

Giardia lambia, Bacteroides noducuc, Propionibacterium acne, Klebsiella

pneumonia, (1).

Penelitian yang telah dilakukan oleh Ahmed G. Hegazi, dkk, (2002)

tentang aktivitas antioksidan, antimikroba, dan komposisi kimia propolis,

menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% propolis menghambat

pertumbuhan Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida

albicans (3).

Page 19: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

3

Adapun permasalahan pada panelitian ini adalah konsentrasi

berapa ekstrak etanol propolis pada sediaan losio akan menghasilkan

efek paling besar dalam menghambat pertumbuhan Propionibacterium

acne. Untuk itu dilakukan penelitian pengaruh konsentrasi ekstrak etanol

propolis dalam sediaan losio terhadap penghambatan pertumbuhan

Propionibacterium acne dengan tujuan untuk mengetahui konsentrasi

ekstrak etanol Propolis dalam sediaan losio yang memberi efek antibakteri

paling besar terhadap pertumbuhan Propionobacterium acne.

Page 20: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Uraian Umum Lebah

II.1.1 Lebah Apiis melliferae (7)

Phylum : Arthopoda

Subphylum : Mandibulata

Class : Insecta

Subclass : Pterygota

Ordo : Hymenopthera

Family : Apidae

Genus : Apis

Species : Apis melliferae L.

II.1.2 Uraian Lebah

Ketika seekor ratu lebah masuk ke dalam sebuah sarang baru,

maka saat itu juga lebah pekerja mulai membersihkan dan

mempersiapkannya. Para lebah pencari propolis itu mulai mencari dan

mengumpulkan materi-materi yang dibutuhkan untuk membangun sarang

mereka, mulai melakukan proses penyemenan dinding-dinding sarang

agar tidak berlubang. Sementara lebah-lebah tersebut sibuk bekerja,

lebah yang lain berada diatas sarang dan membentuk sarang dari cairan

kelenjar. Sarang tersebut terbentuk dari sel segi enam dan posisinya

4

Page 21: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

5

mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat luar biasa, bahkan dalam

waktu bersamaan bisa digunakan sebagai unit pengukuran (8).

Di dalam sel-sel yang indah itulah sang ratu meletakkan telur-

telurnya yang hampir mencapai 3000 butir perhari. Beberapa diantaranya

akan diletakkan di sebuah tempat yang lebih luas dalam sarang dan akan

mendapatkan suplai royal jelly. Telur-telur ini dipisahkan karena

berpotensi untuk menjadi ratu dikemudian hari. Royal jelly diperoleh

melalui proses sekresi glandular para lebah pekerja yang sangat kaya

nutrisi. Makanan itu diberikan pada hari kedua atau ketiga semenjak

menetasnya telur-telur tersebut. Sedangkan lebah pekerja berasal dari

telur-telur yang telah dibuahi yang diletakkan dan menetas di dalam sel

yang lebih kecil, sementara lebah jantan berasal dari yang belum dibuahi,

yang dirawat oleh lebah pekerja dan diberi makan dengan pollen dan

madu. Selama berlangsungnya proses penetasan tersebut para

pembantu/ pelayan ratu dengan memberinya makan serta

membersihkannya. Sementara lebah pekerja terbang keluar sarang

mencari nectar dan pollen yang akan disimpan di sel-sel (9).

Larva membutuhkan waktu kurang lebih 3 minggu di dalam selnya,

lalu menetasnya dengan cara membuat jalan keluar dengan memecahkan

cangkangnya yang terbuat dari campuran pollen dan wax, pada awal

kelahiran mereka memberi makan dirinya sendiri. Lebah pekerja

mengumpulakan nectar, pollen dan propolis, membersihkan, memberi

makan dan memperbaiki sarang. Lebah-lebah jantan sangat malas

Page 22: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

6

sehingga harus diberi makan, tugas mereka hanyalah terbang keluar

sarang dan mencari ratu-ratu muda disarang lain. Setelah bertemu

dengan ratunya, dia mati, sebagian ada yang bertahan hidup tetapi diakhir

musim mereka dibunuh oleh lebah-lebah pekerja (9).

Ratu lebah sebagai penyuplai telur-telur lebah akan selalu dirawat

sampai dia tidak mampu lagi menjadi penyuplai telur-telur lebah. Ketika

kekuatannya mulai memudar, sang ratu tersebut akan diabaikan atau

dibiarkan sampai mati, kemudian akan digantikan oleh ratu lebah yang

lebih muda (9).

II. 2 Propolis

Propolis adalah zat perekat lebah yang dihimpun oleh lebah-lebah

pekerja dari tunas-tunas (cabang atau daun) pada pohon-pohon

digunakan sebagai penutup retakan dari lubang yang terdapat dalam

setiap sel sarang lebah. Propolis dihasilkan dari campuran tumbuhan

tingkat tinggi seperti pinus, konifer, eukaliptus, dan lain-lain dengan air liur

dan lilin lebah (21). Setiap jenis tumbuhan menghasilkan propolis dengan

warna yang berbeda, sehinggah warna propolis bervariasi mulai dari

cokelat muda, coklat tua, kuning kemerahan, hijau tua, sampai coklat

hitam. Baunya spesifik, segar, disebabkan kandungan resin dan minyak

esterisnya (9).

Page 23: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

7

II.2.1 Morfologi Propolis (1)

Propolis, lengket menyerupai lem. Lebah meramu propolis sebagai

perlindungan bagi telur-telur agar tetap dalam kondisi yang suci hama.

Cairan kental itu dioles-oleskan merata dalam lubang sarang. Selain itu,

propolis juga digunakan sebagai bahan penambal sarang yang mengalami

kerusakan. Umumnya berwarna kuning sampai cokelat tua bahkan ada

pula yang transparan.

II.2.2 Kandungan Kimia (23)

Berbagai zat yang terkandung dalam propolis antara lain: ester dari

asam fenolat (72,7%), asam fenolat (1.1 %), dihydrochalcones (6.5 %),

calchones (1.7%), flavones (4.6%) dan turunan tetrahydrofuran (0.7%).

Terdapat 39 macam zat teridentifikasi, delapan diantaranya adalah

senyawa baru yang hanya terdapat dalam propolis yang menunjukkan

karakter khas propolis karena keberadaan dari ester khusus dari caffeic

acid dengan C12 sampai C16 alkohol berlemak, terutama Flavonoid jenuh

dan khususnya flavone-flavone yang merupakan kandungan khusus dari

propolis. sari (pollen), yang kesemuanya kaya akan vitamin dan unsur-

unsur mineral.

II.2.3 Kegunaan Propolis (1)

Propolis digunakan sebagai antibiotik, antimikroba, antikanker,

antioksidan, membantu proses penyembuhan luka, efek membius/ mati

rasa, menangani penyakit kardiovaskuler atau penyakit jantung, anemia,

problem organ pernapasan, terutama yang diakibatkan oleh infeksi

Page 24: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

8

bakteri, menjaga kesehatan gigi dan mulut, memperbaiki serta

meningkatkan sistem kekebalan tubuh, gangguan pencernaan, dan

melindungi hati.

II.3 Ekstraksi Bahan Alam (10)

II.3.1 Pengertian dan Tujuan Ekstraksi

Ekstraksi asal kata dari bahasa latin extraction yang diturunkan dari

kata kerja extrahare berarti menarik keluar. Ekstraksi adalah penyarian

zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian tanaman obat, hewan atau

beberapa jenis ikan dengan menggunakan metode dan pelarut tertentu.

Tujuan ekstraksi secara umum, terdapat empat kondisi.

1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk di ekstraksi dari

organisme. Dalam kasus ini, prosuder yang dipublikasikan dapat

diikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk mengembangkan

proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.

2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia

tertentu, misalnya alkaloid, flavonoid atau saponin, meskipun

struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini, bahkan keberadaannya

belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang

digunukan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari

pustaka.

3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan

tradisional, dan biasanya dibuat dengan berbagai cara, misalnya

Page 25: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

9

Traditional Chinese Medicine (TCM) seringkali membutuhkan herba

yang di didihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan

sebagai obat.

4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya

dengan cara apapun. Situasi ini (utamanya dalam program

skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah untuk menguji

organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada

penggunaan tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan

aktivitas biologi khusus. Oleh karena itu perlu pemilihan metode

ekstraksi yang sesuai dengan bioassay dan juga mencoba

mengekstraksi sebanyak mungkin tipe senya kimia, secara umum

hal ini dicapai dengan menggunakan serangkaian pelarut, tetapi

jumlah pelarut yang digunakan harus dibatasi oleh skala program

skrining. Jika hanya sedikit organisme yang diuji, dapat dibuat

berbagai jenis ekstrak dari tiap sampel, sedangkan dalam program

skrining skala besar yang mencangkup ribuan organisme, hanya

satu atau dua ekstrak (biasa dengan polaritas berbeda) yang dibuat

dari masing-masing sampel.

II.3.2 Metode Ekstraksi (10)

Cara ekstraksi atau penyarian bahan berkhasiat dari bahan alam

(simplisia) pada dasarnya dibagi atas 2 bagian besar yaitu :

1. Cara dingin meliputi maserasi dan perkolasi.

2. Cara panas meliputi refluks, sokletasi, destilasi uap air.

Page 26: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

10

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi

dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari.

Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga

sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya

perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar

sel, maka larutan yang terpekat di desak keluar. Peristiwa tersebut

berulang sehingga terjadi kesimbangan konsentrasi antara larutan diluar

sel dan didalam sel.

II.3.3 Definisi Ekstrak (11)

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan

mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani

menggunakan pelarut sesuai, kemudian semua atau hamper semua

pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan

sedemikian hingga memenuhi baku yang ditetapkan.

II.4 Uraian Bakteri Uji (12,13)

Bakteri merupakan mikroba uniseluler umumnya tidak mempunyai

klorofil tetapi ada beberapa yang bersifat fotosintetik. Ukurannya

bervariasi tergantung pada spesiesnya dan fase pertumbuhannya. Sifat-

sifat bakteri antara lain ada yang hidup bebas parasit, saprofit atau

bersifat patogen pada manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Habitat

bakteri tersebar luas di alam, di dalam tanah, di udara, air dan tempat-

tempat tertentu seperti dalam tubuh manusia, hewan dan tumbuh-

Page 27: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

11

tumbuhan. Berdasarkan morfologinya, bakteri dapat digolongkan menjadi

3 golongan yaitu : kokus, basil, dan lengkung. Berkembang biak secara

vegetatif atau aseksual. Pembiakan ini berlangsung sangat cepat jika

keadaan sekelilingnya memungkinkan seperti pH medium, suhu dan

komposisi medium itu sendiri. Produksi aseksualnya secara transversal

atau biner.

II.4.1 Klasifikasi bakteri uji (14)

Propionibacterium acne

Kerajaan: Bacteria

Filum : Antinobacteria

Kelas : Actinobacteridae

Ordo : Actinomycetales

Famili : Propionibacteriaceae

Genus : Propionibacterium

Spesies: Propionibacterium acne

II.4.2 Sifat dan morfologi

Bakteri ini berbentuk batang tak teratur yang terlihat pada

pewarnaan gram positif, dapat tumbuh diudara dan tidak menghasilkan

endospora, dapat terbentuk filamen bercabang atau campuran antara

bentuk batang atau filamen dengan bentuk kokoid. Pertumbuhan optimum

terjadi pada suhu 30-37 dan memerlukan O2 mulai dari aerob atyau

anaerob fakultatif sampai mikroaerofilik.

Page 28: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

12

II.5 Tinjauan Umum Antimikroba (15)

Antimikroba adalah suatu senyawa atau zat yang dapat mematikan

atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Beberapa senyawa atau

kelompok senyawa yang tergolong antimikroba adalah sebagai berikut:

1. Antifungi

2.Antibakteri

3.Antivirus

4.Antibiotik

II.5.1 Mekanisme Kerja Antimikroba (12,16)

Antibakteri merupakan senyawa yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) atau bahan yang dapat membunuh

bakteri (bakterisida).

Mekanisme kerja dari antimikroba yaitu :

1. Pengiknaktifan enzim tertentu

2. Denaturasi Protein

3. Menghambat Permeabilitas Membran sitoplasma bakteri

4. Interaksi ke dalam DNA

5. Pembentukan khelat

6. Bersifat sebagai antimetabolit

7. Menghambat terhadap sintesa dinding sel

8. Menghambat fungsi permeabilitas membran sel

9. Menghambat sintesis protein

10. Menghambat asam nukleat

Page 29: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

13

II.6 Uraian Jerawat (17)

Jerawat atau acne adalah suatu proses peradangan kronik

kelenjar-kelenjar subasea. Penyakit ini dapat bersifat minor dengan hanya

komedo atau peradangan dengan pastula multipel atai kista, akne

biasanya disebabkan tingginya sekresi sebum. Androgen telah diketahui

sebagai perangsang sekresi sebum, tanpa endrogen kelenjar subasea

tetap kecil.

Akne dapat terjadi karena penyumbatan pada pilosebaseae

peradangan yang dipicu oleh bakteri propionibacterium acne Tumpukan

sebum ini dapat memicu pertumbuha bakteri jerawat yang dapat

menyebakan peradangan. Proses terjadinya jerawat diawali dengan

tertutupnya polikek sebaseaoleh sel kulit mati sehingga menyebabkan

terjadinya akumulasi sebum, sebum yang terakumulasi menjadi sumber

nutrisi bagi pertumbuhan propionibacterium acne . Bakteri ini kemudian

menghasilkan metabolit yang memicu terjadinya inflamasi.

Jerawat yang disebabakan oleh penyumbatan pada polisebaseae

disebut komedo. Komedo adalah nama ilmiah dari pori-pori yang

tersumbat oleh sebum yang memadat, bisa terbuka atau tertutup. Komedo

yang terbuka disebut juga dengan black head seperti pori-pori yang

membesar dan menghitam. Komedo yang tertutup atau white head

memiliki kulit yang tumbuh diatas pori-porimyang tersumbat, maka terlihat

seperti benjolan putih, kecil-kecil dibawah kulit. Jerawat jenis komedo ini

Page 30: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

14

disebabkan oleh sel-sel kulit mati dan kelenjar minyak yang berlebihan

pada kulit.

II.7 Uraian kulit (18,19).

Kulit adalah organ tumbuh yang terletak paling luar dan

membatasinya dari lingkungan hidups manusia. Kulit merupakan organ

esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidap. Kulit

juga sangat kompleks, elastis, dan sensitif. Fungsi utamanya adalah

proteksi, absorbsi, eskresi, pengatur suhu tubuh, pembentukan pigmen,

pembentuk vitamin D dan keratinisasi serta ekspresi emosi.

Kulit dibagi atas tiga lapisan besar, yaitu

I. Epidermis dan kutikula

Menurut ahli histologi, epidermis diklasifikasikan kedalam lima

lapisan:

1. Stratum korneum tau lapisan tanduk

2. Stratum lusidum, kadang-kadang disebut lapisan penghalang

3. Stratum granulosum atau ;lapisan granular .

4. Stratum malpigihii, lapisan sel berduri.

5. Stratum germinativum, lapisan sel basal.

Epidermis bervariasi ketebalanya dari 1mm pada telapak tangan

dan tumit kaki hingga 0,1 mm tau lebih kurang pada bagian wajah dan

badan.

Page 31: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

15

Stratum korneum merupakan lapisan tanduk yang terdiri atas sel-

sel kulit mati. Stratum lusidum berada tepat disebaseah stratum korneum

dan dianggap sebagai lapisan yang berada diantara lapisan korneum dan

lapisan granuler. Stratum granulosum atau lapisan granular mengandung

keratohialin. Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapisan sel yang

berbentuk poligonal yang besarnya berbeda. Sel-sel stratum spinosum

mengandung banyak glikogen, Stratum basale merupakan dasar

epidermis. Stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang

tersususn vertikal pada perbatasan dermo epidermal dan berbaris seperti

pagar. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel, yaitu sel berbentuk kolumnar

dan sel pembentuk melanin (melanosit). Sel ini mengandun butir pigmen

(melanosomes).

II. Lapisan dermis

Merupakan lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal.

Terbentuk oleh jaringan elastis dan fibrosa dengan elemen seluler,

kelenjar rambut sebagai adneksa kulit. Lapisan terdiri atas :

a. Pars papilare,yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung

saraf dan pembuluh darah.

b. Pars retikulare, yaitu bagian dibawahnya yang menonjol kearah

subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-sarabut penunjang,

misalnya

serabut kolagen, elastin dan retikulin.

Page 32: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

16

III. Lapisan subkutis.

Lapisan ini merupakan kelanjutan dari dermis, terdiri atas jaringan

ikat longgar berisi sel-sel lemak. Lapisan ini berfungsi sebagai cadangan

makanan. Dilapisan ini terda[pat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah

dan getah bening.

II.8 Uraian Losio (19)

Losio adalah sediaan cair berupa suspensi atau emulsi, digunakan

sebagai kosmetik luar. Dapat berupa suspensi zat padat dalam bentuk

partikel halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi minyak

dalam air dengan surfaktan yang cocok. Losio dimaksudkan untuk

digunakan pada kulit sebagai pelindung atau untuk obat karena sifat

bahan-bahannya. Kecairannya memungkinkan pemakaian yang merata

dan cepat pada permukaan kulit. Setelah pemakaian dan meninggalkan

lapisan tipis dari komponem obat pada permukaan kulit. Losio lebih

disukai dari pada sediaan semi solid karena sifatny yang tidak berminyak

dan kemampuan menyebar yang besar pada permukaan kulit.

Losio merupakan sediaan cair yang dimaksud untuk digunakan

pada kulit sebagai pelindung atau untuk obat tergantung dari sifat bahan-

bahannya. Losio biasanya mengandung bahan berupa emolient,

pengental dan pembentuk film, pengemulsi, pegawet, pewangi dan

pewarna.

Page 33: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

17

II.9 Uraian Bahan Tambahan (20)

II.9.1 Asam stearat.

Asam stearat berupa zat padat, keras mengkilap, menunjukkan

susunan hablur, kuning pucat atau putih: mirip lemak lilin. Praktis tidak

larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%p) dalam 2 bagian

kloroform P dan dalam 3 bagian eter P. Memiliki titik lebur tidak kurang

dari 540C. Asam stearat merupakan bahan yang stabildan digunakan

sebagai emolient dalam kosmetika.

II.9.2 Setil alkohol.

Setil alkohol berupa serpihan putih, berbentuk kubus tatu granul

dengan bau khas yang lemah. Setil alkoholpraktis tidak larut dalam air,

mudah atau sedikit larut dalam alkohol, larut dalam eter, bercampur bila

dilebur bersama minyak hewani atau nabati. Memiliki titik lebur 45-520C.

Setil alkohol digunakan sebagai emolient dan pengental dalam emulsi.

II.9.3 Lanolin.

Lanolin anhidrat .merupakan bahan berlemak, lengket, berwarna

kuning dengan bau khas. Praktis tidak larut dalam air, lebih larut dalam

etanol panas (95%), agak sukar larut dalam etanol dingin (95%), sangat

mudah larut dalam benzen, kloroform, eter. Lanolin secara luas digunakan

dalam formulasi farmasetika topikal dan kosmetika sebagai emolient.

II.9.4 Trietanolamin.

Berupa cairan higroskopis yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau

atau sedikit berbau amoniak. Trietanolamin dapat bercampur dengan air

Page 34: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

18

dan alkohol, larut dalam kloroform , sedikit larut dalam eter. Trietanolamin

digunakan emulgator bila dikombinasikan dengan Asam stearat.

II.9.5 Metil Paraben

Metil paraben berupa serbuk hablur halus, hampir tidak berbau,

tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Larut

dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam3,5 bagian

etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalameter, jika

didinginkan larutan tetap jernih. Titik lebur 125-1280C. Metil paraben

digunskan sebagai pengawet dalam kosmetika, produk makanan dan

formulasi farmasetika.

II.9.6 Propil paraben

Propil paraben berupa serbuk putih, tidak berwarna dan tidak

berbau, sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol (95%)

P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian aseton P, dalam 140

bagian griserol P dan 40 bagian minyak lemak, muda larut dalam alkali

hidroksida. titik lebur 95-980C. Propil paraben digunakan sebagai

pengawet dalam kosmetika, produk makanan dan formulasi farmasetika.

II.9.7 Alfa Tokoferol

Alfa tokoferol berupa cairan seperti minyak, tidak berbau, berwarna

kuning hingga merah kecoklatan dan jernih. Praktis tidak larut dalam air,

larut dlam etanol (95%) P, dan dapat bercampur dengan eter P, dengan

aseton P, dengan minyak nabati dan dengan kloroform P, Alfa tokoferol

digunakan sebagai antioksidan.

Page 35: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

19

II.9.8 Novomer

Novomer mengandung acrylac copolimer mineral oil dan polisorbat

85. Bahan ini digunakan sebagai bhaan tambahan yaitu sebgai emulgator.

II.9.9 Air Suling.

Air suling berupa cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan

tidak mempunyai rasa. Digunkakan sebagai pelarut.

II.10 Pengujian Secara Mikrobiologi (21)

Pengujiaan aktivitas mikrobiologis seperti bakteri dan antimikroba

lainnya dapat dilakukan secara kimia dan biologis. Pengujian secara

biologis dikenal dua cara yaitu pengenceran dan difusi.

II.10.1 Cara Pengenceran (Dilution Method)

Metode ini menggunakan tehnik tabung pengenceran.

Penghambatan pertumbuhan (berkurangnya kekeruhan) yang dihasilkan

oleh sampel yang diuji terhadap pertumbuhan mikroba dapat diukur

dengan alat spektrofotometer. Prinsip kerjanya yaitu energi cahaya yang

mengenai zat-zat mikroba didalam sampel suspensi mikroba akan

dihamburkan, sedangkan cahaya yang diteruskan diubah oleh tabung

fotoelektrik menjadi energi listrik yang dicatat oleh galvanometer sebagai

persen transmitan (%T). Semakin sedikit jumlah sel didalam suspensi,

makin besar intensitas cahaya yang lolos, dan makin tinggi pula persen

transmitan yang dicatat.

Page 36: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

20

II.10.2 Cara Difusi

Cara difusi adalah cara perembesan larutan contoh pada medium.

Pada metode ini, kemampuan zat antimikroba dapat ditentukan

berdasarkan daerah hambatan yang dibentuk oleh larutan contoh

terhadap pertumbuhan dari mikroba pada media tersebut. Beberapa

modifikasi dari cara ini adalah :

1. Cara difusi dengan plat sulinder

Cara ini didasarkan atas perbandingan antara daerah hambatan

yang dibentuk oleh larutan contoh terhadap pertumbuhan dari mikroba

dengan daerah hambatan yang terjadi oleh larutan pembanding. Pada

cara ini digunakan plat silinder yang diletakkan pada media larutan contoh

dimasukkan ke dalamya.

2. Cara difusi dengan Cup plate

Prinsip dan cara kerja dari cara ini sama dengan plat silinder.

Perbedaannya adalah cara ini menggunakan alat berupa mangkok yang

dibuat langsung pada media agarnya.

3. Cara difusi dengan kertas saring

Cara ini menggunakan kertas saring yang dibuat dengan bentuk

dan ukuran tertentu, biasanya berbentuk bulat dengan diameter 0,7-1 cm

yang nantinya akan dicelupkan ke dalam larutan contoh dan larutan

pembanding, kemudian kertas saring tersebut dikeringkan dan diletakkan

diatas medium agar yang telah ditanami mikroba uji. Pengamatan

dilakukan setelah waktu inkubasi dengan hambatan yang terjadi.

Page 37: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

21

4. Cara difusi dengan metode Kirby-Bauler

Prinsip dan cara kerjanya sama dengan cara difusi kertsa saring.

Perbedaannnya adalah cara ini menggunakan alat untuk meletakkan

kertas saring dan cawan Petri yang digunakan berukuran 150 x 15 mm,

sehingga dapat langsung diuji dengan berbagai variasi konsentrasi larutan

contoh.

5. Cara difusi dengan metode agar berlapis

Cara ini merupakan modifikasi cara Kirby-Bauler. Perbedaannya

pada cara ini menggunakan dua lapis agar. Lapisan pertama “Based

layer” tidak mengandung mikroba yang berfungsi sebagai lapisan dasar.

Sedangkan lapisan kedua “Seed layer” mengandung mikroba berfungsi

sebagai lapisan pembenihan.

Page 38: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

22

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

III.1 Alat dan Bahan Yang Digunakan.

Alat-alat yang digunakan antara lain, cawan petri (Normax), gelas

piala (pyrex®), gelas ukur (Pyrex®), pengaduk elektrik (Mixer), Jangka

sorong (Sunlon), Retavapor (Buchii®), Inkubator (Memmert), Termometer

timbangan analitik, ose bulat, otoklaf, lampu spiritus.

Bahan-bahan yang digunakan antara lain Etanol 70%, Biakan

murni Propionibacterium acnes, Medium FTM (Conda Pronadisa), Kertas

timbang, aluminium foil, Ekstrak etanol proplis, Lanolin anhidrat, Asam

stearat, Trietanolamin, Setil alkohol, Gliserol, Metil paraben, Propil

paraben, α-tokoferol, Aquadest.

III.2 Metode kerja.

lIl.2.1 Sterilisasi alat.

Alat – alat yang akan digunakan dicuci dengan air bersih. Alat –

alat dikeringkan dengan posisi terbalik di udara terbuka. Tabung reaksi

dengan gelas erlenmeyer terlebih dahulu disumbat dengan kapas bersih.

Alat – alat gelas disterilkan pada suhu 1800C selama 2 jam. Alat – alat

plastik ( yang tidak tahan pemanasan tinggi) disterilkan pada otoklaf

selama 15 menit pada. suhu 1210C tekanan 2 atmosfer. Jarum ose

disterilkan dengan cara pemanasan langsung pada lampu spiritus selama

30 detik.

22

Page 39: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

23

llI.2.2 Pengambilan Sampel

Sampel penelitian yang digunakan adalah propolis yang berasal

dari madu Trigona sp, diambil dari Laboratorium fakultas peternakan

UNHAS, Makassar, oleh Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mappatoba Sila.

III.2.3 Pembuatan Ekstrak

Sebelum diekstraksi dengan etanol, 500 g sampel propolis direfluks

dengan menggunakan larutan heksan sebanyak 1000 ml tujuan dari

refluks itu adalah untuk pemisahan propolis dan lemak. Setelah

dipisahkan diambil Propolis kemudian ditimbang sebanyak 100 g,

kemudian diekstraksi dengan etanol 70% sebanyak 1000 ml, hingga

terendam sempurna dan dihomogenkan menggunakan magnetic stirer

selama 4 jam. Setelah 4 jam, filtrat propolis diambil. Selanjutnya

ditambahkan lagi etanol 70% terhadap residu ekstrak propolis dan

dihomogenkan. Hal ini diulang sebanyak 3 kali agar dapat dipastikan zat

aktif propolis terekstraksi secara sempurna. Hasilnya disaring

menggunakan kertas saring. Filtrat kemudian dipisahkan dari pelarutnya

dengan cara penguapan dalam retavapor,sehingga diperoleh ekstrak

kental. (5)

III.3 Formula

Formulasi Losio menggunakan bahan ekstrak Propolis, Lanolin

anhidrat, Asam stearat, Trietanolamin, Setil alkohol, Metil paraben, Propil

paraben, α-tokoferol, aquadest. Rancangan formula dapat dilihat pada

Page 40: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

24

tabel 1 dengan menggunakan tiga variasi konsentrasi ekstrak Propolis.

Sebagai pembanding digunakan ekstrak propolis.

Tabel 1. Formula losio eksterak Propolis.

No

Bahan

Formula (%) b/b

I II II IV V 1 Ekstrak Propolis 0 0,5 1 2 0,5

2 Lanolin anhidrat 2 2 2 2 -

3 Asam stearat 1,5 1,5 1,5 1,5 -

4 Trietanolamin 1 1 1 1 -

5 Setil alkohol 1 1 1 1 -

6 Metil paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 -

7 Propil paraben 0,02 0,02 0,02 0,02 -

8 α-tokoferol 0,05 0,05 0,5 0,05 -

9 Novomer 0.2 0,2 0,2 0,2

10 Air suling Ad 100 100 100 100 -

Ket :

Formula I : Kontrol Negatif

Formula V : Kontrol Poitif

III.3.1 Cara Pembuatan Losio

Losio dibuat dengan cara mencampurkan fase minyak kedalam

fase air. Fase minyak terdiri dari asam stearat, setil alkohol, lanolin

anhidrat, propil paraben, dan α-tokoferol berturut-turut dilebur bersama

mulai dari bahan yang mempunyai titik lebur paling tinggi hingga suhu

fase minyak smencapai 700C. Fase air terdiri dari metil paraben dilarutkan

dalam air yang telah dipanaskan hinnga suhu memcapai700C, kemudian

ditambahkan triatanolamin, suhu diprtahankan pada 700C. Losio dibuat

dengan cara fase minyak dimasukkan kedalam fase air sambil diaduk

Page 41: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

25

dengan pengaduk elektrik selama 3 menit kemudian,ditambahkan

novamer dan α-tokoferol, didiamkan selama 20 detik lalu diaduk kembali

sambil terbentuk losio yang homogen. Ekstrak propolis, kemudian

dimasukkan dalam campuran yang telah dihomogenkan kemudian diaduk

hingga homoge, masukkan dalam wadah dan beri etiket.

III.3.2 Penentuan Tipe Losio

Penentuan tipe losio dilakukan dengan tiga metode

1.Metode pengenceran

Losio yang telah dibuat dimasukkan kedalam vial kemudian diencerkan

dengan air. Jika emulsi dapat diencerkan dengan air maka tipe losio ialah

tipe minyak dalam air.

2.Dispersi zat warna

Losio yang telah dibuat dimasukkan kedalam vial lalu ditetesi

dengan beberapa tetes metilen biru. Jika warana biru segera terdispersi

keseluruh losio maka tipe losio adalah minyak dalaam air. Dilakukan hal

yang sama menggunakaan zat warna larut minyak yaitu sudan III.

3. Metode daya hantaran listrik

Losio yang telah dibuat dimasukkan dalam kedalam gelas piala

kemudian dihubungkan denga arus listrik. Menyalanya lampu

menandakan tipe losio minyak dalam air. (8)

Page 42: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

26

III.4 Pembuatan medium

III.4.1 Fluid Thioglycollate Medium (FTM)

Komposisi

Kasein dari pankareas : 15,0 g

Glukosa : 5,5 g

Ekstrak ragi : 5.0 g

Natrium Klorida : 2,5 g

Agar : 0,75 g

L -Sistin : 0,5 g

Sodium thioglycolate : 0,5 g

Resazurin : 1.0 mg

Pembuatan Medium

Medium FTM ditimbang sebanyak 29,8 g kemudian dularutkan dalam

1000 ml air suling, kemudian dipanaskan dan diatur pada pH 7,1.

III.5 Penyiapan Mikroba Uji

II.5.1 Peremajaan Mikroba Uji

Kultur murni dibuat dengan menginokulasikan 1 ose biakan bakteri

Propionibacterium acnes pada medium FTM (Fluid Thioglycollate Medium)

miring dalam tabung reaksi kemudian diinkubasi selama 24 jam.

III.5.2 Pembuatan Suspensi Mikroba Uji

Mikroba uji yang telah diremajakan dalam tabung reaksi

disuspensikan dengan larutan NaCl 0,9%.

Page 43: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

27

III.5.3 Pemeriksaan Aktifitas Antimikroba

FTM (Fluid Thioglycollate Medium) steril pada suhu sekitar 450C-

500C dituang ke dalam cawan petri sebanyak 15 ml secara aseptis dan

0,1 ml suspensi bakteri Propionibacterium acnes dituang kedalam medium

FTM, dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Masing-masing kertas

cakram ditetesi dengan losio yang mengandung ekstrak propolis

sebanyak 20 µl dan diletakkan secara aseptis pada permukaan media

yang telah memadat. Cawan petri ini diinkubasi dengan cara terbalik

selama 24 jam pada inkubator anaerob, Daera bening di sekitar kertas

cakram menunjukkan uji positif, diameter daerah bening yang diperoleh

diukur.

III.6 Pengumpulan dan Analisis Data

Data pengamatan dikumpulkan dan diolah berdasarkan hasill

pengujian yang diperoleh secara statistik, dan zona hambatnya dilakukan

setelah masa inkubasi.

Page 44: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Penelitian

Propolis diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol 70%

secara maserasi. Jumlah propolis yang diekstraksi 100 g menghasilkan

ekstrak kental propolis sebanyak 15 g.

Dari hasil pengamatan setelah masa inkubasi 24 jam menunjukkan

adanya zona hambatan di sekitar kertas cakram. Data diameter zona

hambatan ekstrak etanol propolis terhadap Propionibacterium acne

disajikan selengkapnya pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Hasil pengukuran rata-rata diameter zona hambatan (mm) ekstrak propolis terhadap bakteri Propionibacterium acne Sediaan / Formula Diameter zona hambatan(mm)

Rata-rata 1 2 3

Formula I Kontrol negatif (+)

- - - -

Formula II (Propolis 0,5%)

8,66 8,70 8,80 8,72

Formula III (Propolis 1%)

8,40 9,04 9,06 8,83

Formula IV (Propolis 2%)

9,93 10,11 10,45 10,16

Kontrol positif (+) 8,59 8,33 8,11 8,34

Keterangan : Replikasi 3 kali

Kontrol (+) : Ekstrak Propolis 0,5% tanpa zat tambahan (pembanding)

Kontrol (-) : Formula tanpa ekstrak

28

Page 45: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

29

IV.2 Pembahasan.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dari

ekstrak etanol propolis dalam sediaan losio dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Propionobacteriun acne.

Pegujian efek antibakteri pada sediaan losio yang mengandung

ekstrak propolis menggunakan metode difusi, ini dilakukan untuk

mengetahui besarnya daerah hambatan yang terbentuk. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ekstrak etanol Propolis dalam sediaan losio dan

ekstrak Propolis tanpa zat tambahan atau kontrol positif menunjukka

adanya zona bening atau daya hambat, sedangkan sediaan losio tanpa

ekstrak tidak menunjukkan adanya zona bening atau daya hambat. Hal ini

dapat dilihat pada gambar 3. Daerah hambatan yang terbentuk

menunjukkan bahwa Propolis yang telah dibuat losio dengan beberapa

konsentrasi dan ekstrak propolis tanpa zat tambahan kontrol positif

bersifat sebagai antibakteria terhadap Propionobacterium acnes.

Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etanol propolis dalam sediaan losio

memberikan zona hambatan terhadap Propionibacterium acne dengan

rata-rata diameter hambatannya yaitu dengan konsentrasi 0,5 % adalah

8,72 mm, 1% adalah 8,83 mm, 2% adalah 10,16 mm, dan sebagai

pembandingnya yaitu ekstrak propolis tanpa zat tambahan control positif,

memberikan zona hambat dengan rata-rata 8,34. Semakin tinggi

konsentrasi sampel uji maka semakin besar pula penghambatannya

terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne. Jadi losio yang

Page 46: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

30

mengandung 2% ekstrak etanol proplis memiliki rata-rata diameter

hambatan yang paling besar yaitu 10,16 mm. Peningkatan konsentrasi

umumnya akan diikuti dengan peningkatan diameter daerah hambatan

sebagaimana disebutkan dalam literatur bahwa konsentrasi tertinggi akan

menyebabkan lebih banyak kematian mikroorganisme. Akan tetapi daerah

hambatan yang terjadi tidak selalu mengikuti kaedaan ini, karena

beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil pengujian daya hambat yaitu

kemampuan dan laju difusi bahan aktif pada medium, laju pertumbuhan

mikroorganisme, kepekaan mikroorganisme terhadap zat aktif serta

ketebalan dan viskositas medium.

Berdasarkan hasil analisis statistika dengan menggunakan

Rancangan Acak Lengkap memperlihatkan perbedaan yang sangat nyata

antara konsentrasi ekstrak dengan diameter zona hambatan bakteri uji

yang digunakan. Ini dapat dihitung dari F hitung (27) yang lebih besar dari

pada F tabel pada taraf 5% dan 1%. Hasil uji lanjutan menggunakan uji

(BNJ) menunjukkan bahwa losio dengan konsentrasi ekstrak etanol yang

berbeda memiliki perbedaan yang sangat nyata dalam menghambat

bakteri uji Propionobacterium acne. Besar kecilnya zona hambatan yang

terbentuk disebabkan oleh adanya perbedaan konsentrasi yang terdapat

dalam masing-masing kertas cakram sehingga zona hambatan yang

terbentuk juga berbeda. Hal ini disebabkan, semakin besar konsentrasi

semakin besar pula komponen zat aktif yang terdapat didalamnya, karena

didalam Propolis terkandung banyak zat aktif yang bersifat sebagai

Page 47: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

31

antibakteri, salah satu diantaranya ialah flavonoid yang meliputi dapat

menyebabkan kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom dan

lisosom sebagai hasil interaksi antara flavonoit dengan DNA sedangkan

asam ferulat dapat menyebabkan penghambatan pertumbuhan bakteri

gram positif dan negatif dengan jalan menghancurkan dinding sel dan

membran sitoplasma (1,22).

Page 48: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

IV. 1 Kesimpulan :

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap ekstrak

etanol propolis, maka dapat disimpulkan bahwa propolis dalam sediaan

losio, dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne .

Dari ketiga variasi konsentrasi dalam sediaan losio yang memberikan

diameter hambatan terbesar adalah formula IV dengan konsentrasi

ekstrak etanol 2 % yaitu 10,16 mm.

IV.2 Saran

Dilakukan isolasi lebih lanjut dari golongan senyawa kimia yang

teridentifikasi guna memperoleh senyawa kimia aktif yang digunakan

untuk pengobatan penyakit.

32

Page 49: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

33

DAFTAR PUSTAKA

3. Franz JB. Sehat dengan Terapi Lebah (Apitherapy). Terjemahan oleh Febrian A. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo Gramedia. 2008. Hal. 1, 53-66

4. Esharagi S, Valafar S. Evaluation of Inhibitory Effects of Iranian Propolis Against Filamentous Bacteria. Pak.J.Med.Sci. [serial on the Internet] 2008 [dikutip 9 April 2011] Vol.24 no.1 Hal.56-57. Available from : http://www.pdfone.com/download/1keyword-prpolis/evalution-of-inhibitori-effect-of-iranian-propolis-againist.pdf

5. Hegazi AG, Faten K. Egyptian Propolis: 3. Antioxidant, Antimicrobial

Activities and chemical Composition of Propolis from Reclaimed Lands. Z.naturforsch. [serial on the internet] 2002 [ dikutip 9 april 2010 ] Vol.57c no.3 hal. 395-396. Available from : http://www.pdfone.com/ download/1keyword-propolis/overviuw/egypton propolis-3-antioxidant-antimicrobial-activities.pdf.

6. Goodman, Gilman Alfred. Goodman and Gilman’s The

Pharmacological Basic of Therapeutic. Ed 8. Vol 1 McGraw-Hill. New York 1991. Hal. 1809

7. Jawetz MA. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1995. Hal. 22,36.

8. Harborne HB. Metode Fitokimia. Ed. Ke-2. Penerbit ITB. Bandung.

1987. Hal. 6-8

9. Cappucino JG, Shorman N. Microbiologi Laboratory Manual. Third. Cummings Publishing Inc. New York. 1978. Hal. 57,67,91

10. Ruttner F. Biogeography and Taxonomy of Honey Bees. Springerverlag, Berlin: Heidelberg; 1988. Hal. 37-56

11. Soerodjotanojo, S. Membina Usaha Industri Ternak Lebah Madu Apis

Mellifera. PN Balai Pustaka. Jakarta. 1980. Hal. 13-29

12. Harborne HB. Metode Fitokimia. Ed. Ke-2. Penerbit ITB. Bandung. 1987. Hal. 6-8.

13. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta 1994. Hal. 12,879.

33

Page 50: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

34

14. Djide MN dan Sartini. Dasar-dasar Mikrobiologi Farmasi. Laboratorium Mikrobiologi. Farmasi Fakultas Farmasi Unhas. Makassar. 2008. Hal. 342, 353.

15. Todar, Kenneth. Todar's Online Textbook Of Bacteriology.

Departement of Baceriology University of Wisconsin-Madison.USA. [serial on internet] 2005. [dikutip 17 desember 2011]. Available from:http:///www.textbookofbacteriology.net

16. Asih TP. Penggunaan Obat untuk Terapi Jerawat.[serial on internet] 2008 [dikutip 23 Agustus 2010].Available from:http://www/mikrobia.files.com/2008/05/Tri-Asih-Pramasanti 0781409.pdf

17. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Farmakope Indonesia. Ed IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 1994. Hal.7

18. Baker F. Handbook of bacteriological Technique. 2nd ed. West

Minischer Medical School. London. 1987. Hal. 67-75

19. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Preoses-proses Penyakit . Ed 6. Vol 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal. 1422

20. Wasitaatmadja SM. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. UI-Press. Jakarta 1997. Hal. 11-27

21. Balsam MS. Cosmetic Science and Technology. Ed 1. Interscience. London. 1972. Hal 205,224,226.

22. Weller PJ dan Wade A. Handbook of pharmaceutical excipient. 2 nd ed.

American Pharmaceutical Association. USA.1994. Hal. 12, 78,99,263-262, 310, 407, 411, 495-494, 499-498.

23. Pratiwi ST. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2008.

Hal. 154-161

24. Zaenal AE, Artika MI, Kasno & Angraini AD. Uji Akltivitas Antibakteri Propolis Lebah Madu Trigona spp Di dalam : Arifin B, Wukirsari T, Gunawan S, & Wahyuni WT, editor. Prosiding Seminar Nasional Himpunan Kimia Indonesia. 12 september. Depertemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogor. Bogor; 2006. Hal 215-204.

25. Benkova, M., Boroskova', Z., Dubaj, J. and Sze'chenyi, S. The

immunomodulativee f f ec t o f p ropo l is p repara t ions on gu inea p igs w i t h exper imenta l ascar idos is .Helminthologia . Hal. 163-172

Page 51: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

35

LAMPIRAN I SKEMA KERJA

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA

LAMPIRAN II

Pengumpulan Data

Pengamatan

Aktifitas Uji Antibakteri

Mediun FTM

Inokulum

Pembahasan

Kesimpulan

Diremajakan pada medium FTM pada suhu 37ºC24 jam

Inokulum+ kertas cakram

Sediaan Losio Ekstrak Propolis Konsentrasi%, 0,5%, 1%, 2%

Suspensi Bakteri

Ekstrak Propolis kental

Ampas propolis

Bakteri yang diremajakan

Biakan murni bakteri

Dibuat suspensi bakteri dengan NaCl 0,9%

Bakteri uji

Ditimbang 500 gram Refluks selama 1-4

-Ditimbang 100g propolis

-Ditambahkan etanol 70% hingga terendam -Diekstraksi sambil menggunakan magnetic Stirer selama 4 jam. - Disaring

Lemak + cairan

Diretavapor

Dibuat sediaan losio

Ampas Propolis Filtrat Propolis

Propolis

Page 52: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

36

LAMPIRAN II

HASIL PENELITIAN

Gambar 1 : Sampel Propolis

I II III IV Gambar 2 : Sediaan losio. I. Losio tanpa ekstrak propolis. II. Losio

dengan ekstrak propolis 0,5%. III. Losio dengan ekstrakpropolis 1%. IV. Losio dengan ekstak propolis 2%.

Page 53: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

37

Gambar 3. Hasil uji daya hambat losio terhadap pertumbuhan bakteri

Propionibacterium acnes. Keterangan A. Konrol Negatif (Losio tanpa penambahan ekstrak propolis). B. Formula losio konsentrasi 0,5%. C. Formula losio konsentrasi 1 %. D. Formula losio konsentrasi 2 %. E. Kontrol positif (Ekstrak propolis)

A

B

C

D

E

Page 54: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

38

LAMPIRAN III

Analisis Statistika, Diameter zona hambatan Terbesar losio,Berdasarkan Rancangan Acak Lengkap

Replikasi Konsentrasi ekstrak etanol

Propolis (b/b)

Total

0,5% 1% 2% (+)

1 8,66 8,40 9,93 8,59

2 8,70 9,04 10,11 8,33

3 8,80 9,06 10,45 8,11

Total (y) 26,16 26,5 30,49 25,03 108,18

Rata-rata 8,72 8,83 10,16 8,34 35,05

Sumber Keragaman adalah :

1. Perlakuan (P)

2. Kesalahan / Galat (G)

3. Total Percobaan (T)

B. Perhitungan Derajat Bebas (Db)

DbT = (r.t)-1 = (3.4) – 1 =11

DbP = t -1 = 4-1 = 3

DbG = DbT – DbP = 11 – 3 = 8

Page 55: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

39

C. Perhitungan Jumlah Kuadrat (JK)

FK = tr

Tij

.

2

= 4.3

12,108 = 12

912,702,11 = 975,242

1. JKT = T(Yij2) - FK

= (8,662 + 9,0422 + 10,452+… + 8,112) - 975,242

= 981,459 – 975,242

= 6,21

2. JKP = r

TP2

- FK

= 3

)03,25....49,305,2616,26( 222 - 975,242

= 980,912 – 975,242

= 5,67

3. JKG = JKT – JKP

= 6,21 – 5,67

= 0,54

D. Perhitungan Kuadrat Tengah (KT)

1. KTP = DbP

JKP = 3

5,67 = 1,89

2. KTG = DbG

JKG = 8

54,0 = 0,07

Page 56: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

40

E. Perhitungan Distribusi F (Fh)

FhP = KTG

KTP = 07,0

89,1 = 27

F. Perhitungan Nilai Tengah (y)

Y = tr

Tij

. =

4.3

18,108 = 9,015

G. Perhitungan Koefisien Keragaman (KK)

KK = y

KTG =

015,9

07,0 x 100% = 2,93%

Sumber Keragaman Db JK KT Fh Ft

5% 1%

Perlakuan (P) 3 5,67 1.89 27 4,07 7,59

Galat (G) 8 0,54 0,07

Total (T) 12 6,21 1,96

Keterangan : (*) Berbeda nyata karena Fh>Ft, artinya ada pengaruh

variasi konsentrasi ekstrak etanol Propolis terhadap

pertumbuhan Propionibacterium acne. Karena KK (2,93%)

maka uji lanjutannya menggunakan maka uji lanjutanya

menggunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ).

Sy=r

KTG=

73,1

27,0=0,15

Page 57: PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL Propionibacterium …

41

Nilai BNJ dari tabel

Taraf 5% : 4,04

Taraf 1% : 5,63

BNJ 5% : 4.04 x 0,15 = 0,606

BNJ 1% : 5,63 x 0,15 = 0.844

Perlakuan A B C D

Rata-rata 8,72 8,83 10,16 8,34

Keterangan : A = Konsentrasi 0,5%

B = Konsenrasi 1%

C = Konsentrasi 2%

D = Kontrol (+)

Tabel Hasil Uji BNJ.

Perlakuan

Selisih BNJ Keterangan

5% 1%

A-B 0,11 0,606 0,844 NS

A-C 1,44 0,606 0,844 SS

A-D 0,38 0,606 0,844 NS

B-C 1,33 0.606 0,844 SS

B-D 0,49 0,606 0,844 NS

C-D 1,82 0,606 0,844 SS