uji efek pemberian ekstrak etanol 70% biji buah...

12
UJI EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% BIJI BUAH TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL TOTAL DAN TRIGLISERIDA DALAM SERUM DARAH TIKUS PUTIH JANTAN WISTAR Rattus norvegicus NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan Oleh: Ririn Nurpebriansari J.5000 900 48 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: dangngoc

Post on 22-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UJI EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% BIJI BUAH TERUNG

UNGU (Solanum melongena L.) TERHADAP PENURUNAN

KOLESTEROL TOTAL DAN TRIGLISERIDA DALAM SERUM DARAH

TIKUS PUTIH JANTAN WISTAR Rattus norvegicus

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh:

Ririn Nurpebriansari

J.5000 900 48

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

ii

NASKAH PUBLIKASI

iii

ABSTRAK

Uji Efek Pemberian Ekstrak Etanol 70% Biji Buah Terung Ungu (Solanum

melongena L.) Terhadap Penurunan Kolesterol Total dan Trigliserida dalam

Serum Darah Tikus Putih Jantan Wistar Rattus norvegicus

Ririn Nurpebriansari1, EM Sutrisna 2, Dona Dewi Nirlawati2, 1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Latar Belakang: Masyarakat yang memiliki pola hidup kurang baik seperti

sering mengkonsumsi makanan yang relatif tinggi lemak serta kurang beraktivitas

(olahraga) sering mengalami penyakit degeneratif. Terung ungu merupakan buah

yang kaya antioksidan dan fitonutrien seperti caffeic, chlorogenic acid, flavonoid

nasunin. Zat kimia pada terung ungu yang berperan pada penurunan kadar

kolesterol darah adalah flavonoid nasunin. Mekanisme kerjanya adalah

merangsang pengeluaran cairan empedu dan menurunkan reabsorpsi di mukosa

usus sehingga kolesterol akan terbawa keluar bersama cairan empedu dan

akhirnya dibuang bersama feses.

Tujuan Penelitian: Mengetahui adakah pengaruh pemberian ekstrak etanol 70%

biji buah terung ungu (Solanum melongena L.) terhadap kadar kolesterol total dan

trigliserida darah pada tikus putih jantan wistar.

Metode Penelitian: Menggunakan metode eksperimental laboratorik, dengan

rancangan penelitian pre and post test with control group design. Subjek

penelitian 25 ekor tikus putih jantan, strain Wistar, berat badan ± 200 gram,

berumur ± 2 bulan. Tikus putih dibagi menjadi 5 kelompok dengan teknik

purposive random sampling. Semua kelompok diberi makanan diet tinggi

kolesterol. Kelompok I diberikan aquades, kelompok II ditambah simvastatin 0,72

mg/200 gram BB/hari, kelompok III, IV, dan V ditambah ekstrak biji buah terung

ungu berturut-turut 20 mg/200 gram BB/hari, 40 mg/200 gram BB/hari, dan 80

mg/200 gram BB/hari. Penelitian dilakukan selama 4 minggu.

Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil uji One- way Anova kelompok kolesterol

dan trigliserida minggu terakhir diperoleh nilai probabilitas signifikan (p)= 0,000

dengan demikian p<0,05 maka efek pada 5 kelompok tersebut terdapat perbedaan

secara bermakna terhadap penurunan kadar kolesterol dan trigliserida darah.

Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% biji buah

terung ungu (Solanum melongena L.) memiliki efek penurunan kadar kolesterol

dan trigliserida pada darah tikus putih jantan galur Wistar pada dosis 20 mg/200g

BB, 40 mg/200g BB, 80 mg/200g BB, dengan efek paling besar terdapat pada

kelompok dosis 80 mg/200g BB yang mulai menunjukan penurunan sejak minggu

pertama setelah pemberian ekstrak.

Kata Kunci : Ekstrak, biji terung ungu (Solanum melongena L.), kolesterol

darah, trigliserida darah

iv

ABSTRACT

The effect of Ethanol 70% of Eggplant Seed Extract (Solanum melongena L.)

toward Cholesterol and Triglicerid Blood Level in Male White Wistar Rats

Rattus norvegicus

Ririn Nurpebriansari1, EM Sutrisna2, Dona Dewi Nirlawati2

1Scholar of Medical Faculty in Muhammadiyah Surakarta University 2Lecturer of Medical Faculty in Muhammadiyah Surakarta University

Backgrounds: People in this modern technologies era, in line with technological

developments tend to have poorly life style. They often consume junk food and

fast food with high levels of fat, either doing less activity. Eggplant are fruits that

rich antioxidants and phytonutrients such as caffeic, chlorogenic acid, flavonoid

nasunin.Chemical substance in Solanum melongena L. with the role to reduce

blood cholesterol levels are flavonoids nasunin. The mechanism of action is

induced secretion of bile to the intestine, so that cholesterol will be carried out

with the bile and disposed of with feces.

The Objective: The objective of this research is to know the effects of ethanol

70% eggplant seed extract (Solanum melongena L.) to the cholesterol and

triglicerid blood level in male white Wistar rats

The Methods : The research was performed as experimental pre and post test

with control group design. This research use 25 male Wistar rats, the weight about

200 grams, and about 2 months old. The Wistar rats divided into 5 groups using

purposive random sampling tecnique. All rats fed hypercholesterolemics. The first

group added aquadest, the second group added Simvastatin 0,72 mg/200 gram

body/day, the third, the fourth, and the fifth groups are added eggplant seed

extract 20 mg/200 gram body/day, 40 mg/200 gram body/day, and 80 mg/200

gram body/day. Total periods of this research was 4 weeks.

Results of Research: Based on Anova test results of cholesterol and triglicerid

group at the last week, there obtained significant probability value (p) = 0,000 on

which then p < 0,05. So, the effect of the fifth groups has significant differences

on blood cholesterol and triglicerid level reduction.

Conclusion: The results of the research ethanol 70% extract of Solanum

melongena L has its effect on blood cholesterol and triglicerid level reduction in

male white Wistar rats,with the dosage of 20 mg/200 gram body/day, 40 mg/200

gram body/day and 80 mg/200 gram body/day with the higgest effect is the

dosage of 80 mg/200 gram body/day.

Keywords: Extract, Solanum melongena L., Cholesterol, Triglicerid

1

PENDAHULUAN

Pola penyakit di Indonesia saat ini mengalami perubahan dari periode

penyakit infeksi ke periode penyakit degeneratif. Perubahan pola penyakit ini

diduga ada hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan. Pola makan di kota-

kota besar yang bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan ke barat-

baratan dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein,

lemak, gula, garam dan mengandung sedikit serat, efek dari itu adalah obesitas

(Suyono, 2006).

Kelainan metabolisme lemak darah akibat meningkatnya kadar kolesterol

darah (hiperkolesterolemia), trigliserida (hipertrigliseridemia) atau kombinasi

keduanya disebut hiperlipidemia. Keadaan ini sering dianggap sebagai penyebab

penyakit mematikan seperti jantung koroner dan stroke sebagai akibat adanya plak

aterosklerosis (Kumar, 2007).

Berbagai asupan substansi fitokimiawi yang berasal dari tumbuhan,

terutama sterol, flavonoid dan sulfur nabati dalam kajian epidemiologi telah

terbukti mempunyai keterkaitan dengan penyakit jantung koroner. Sterol nabati,

isoflavon dan sulfur telah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol darah

(Arisman,2010).

Salah satu tanaman yang mempunyai substansia fitokimiawi cukup banyak

yakni, terung ungu yang merupakan tanaman yang diketahui mempunyai manfaat

untuk menghilangkan atau menetralkan kerusakan pembuluh darah arteri dengan

menurunkan kadar kolesterol dalam darah serta mampu menghambat

pembentukan plak-plak lemak, mencegah dan mengobati ateroklerosis sehingga

terjadi relaksasi pada dinding pembuluh darah yang dapat memperbaiki aliran

darah (Andrews, 2011; Silva and Whfoods, 1999, 2009).

Terung ungu (Solanum melongena L.) merupakan tanaman yang memiliki

batang bulat, berkayu, percabangan simpodial, berambut, berduri, putih kotor, dan

tumbuh hingga setinggi 40- 50 cm (16- 57 inci). Buah berisi tepung lonjong,

diameter buah kurang dari 5 cm, biji pipih, kuning, kecil dan licin. Akar tunggang

dan berwarna cokelat muda. Buahnya memiliki banyak biji yang kecil dan lembut.

Biji itu dapat dimakan tetapi rasanya pahit karena mengandung nikotin, sejenis

alkaloid yang banyak dikandung tembakau (Wikipedia, 2012).

Gambar 1. Pohon, buah dan biji Solanum melongena L.(Wikipedia, 2012)

Terung ungu merupakan tanaman yang mengandung komponen fitonutrien

yang penting, banyak di antaranya memiliki aktivitas sebagai antioksidan.

Fitonutrien yang terkandung di dalam terung ungu termasuk di dalamnya

2

komponen phenolik seperti caffeic, chlorogenic acid, dan flavonoid seperti

nasunin (Whfoods, 2009). Komponen phenolik berperan sebagai antioksidan yang

berfungsi untuk melindungi dirinya terhadap stres oksidatif juga terhadap infeksi

bakteri dan jamur. Komponen phenolik utama di dalam terung ungu adalah

chlorogenic acid yang merupakan salah satu scavenger utama radikal bebas

(Organicfood, 2010).

Lipid merupakan senyawa organik yang berikatan erat dengan asam

lemak. Lipid mempunyai sifat tidak larut dalam air (hidrofobik), tetapi larut dalam

pelarut non polar seperti eter, kloroform, benzena, dan alkohol (Mayes, 2003).

Menurut Ganong (2003) lipid yang penting untuk kehidupan adalah trigliserida,

fosfolipid, serebrospida, dan sterol.

Pada tingkat jaringan, keseimbangan kolesterol pada sel dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Peningkatan kadar kolesterol terjadi karena (1) pengambilan

lipoprotein yang mengandung kolesterol oleh reseptor, misalnya reseptor LDL,

atau reseptor scavenger, (2) pengambilan lipoprotein yang mengandung kolesterol

oleh lintasan yang tidak diperantarai reseptor, (3) pengambilan kolesterol bebas

dari lipoprotein yang kaya akan kolesterol oleh membran sel, (4) sintesis

kolesterol, dan (5) hidrolisis eter kolesteril oleh enzim ester kolesteril hidrolase

(Mayes, 2003).

Penurunan kadar kolesterol terjadi karena (1) aliran keluar kolesterol dari

membran sel ke lipoprotein dengan potensial kolesterol yang rendah. Khususnya

HDL3 atau HDL nascent, yang digalakkan oleh enzim LCAT (Lesitin Cholesterol

Asiltransferase), (2) esterifikasi kolesterol oleh enzim ACAT (Asil-CoA:

Cholesterol Asiltransferase), (3) penggunaan kolesterol untuk sintesis senyawa

steroid lainnya, seperti hormon atau asam empedu dalam hati (Mayes, 2003).

Hiperlipidemia merupakan meningkatnya kadar kolesterol, trigliserida

maupun keduanya dalam darah (Azrimaidaliza, 2011). Peningkatan kadar

komponen lipid plasma pada hiperlipidemia dapat dilihat dari lipoprotein spesifik

yang terlibat antara lain, kolesterol total > 6 mmol/L (>240 mg/dL), trigliserida >

2,8 mmol/L (>250 mg/dL), kolesterol- LDL > 4,2 mmol/L (>160 mg/dL),

kolesterol HDL rendah < 0,9 mmol/L (<35 mg/dL) (Chandrasoma dan Taylor,

2005).

Simvastatin sebagai agen antihiperlipidemik yang bekerja sebagai

penghambat kompetitif Hydroxymethylglutaryl-CoA reduktase, digunakan untuk

menurunkan kadar kolesterol dan pada dosis tinggi mampu menurunkan

trigliserida (Suyatna, 2011). Simvastatin bekerja dengan cara menghambat sintesis

kolesterol dalam hati, dengan menghambat enzim HMG CoA reduktase. Akibat

penurunan sintesis kolesterol ini, maka SREBP (sterol regulatory element binding

protein) yang terdapat dalam membran dipecah oleh protease, lalu diangkut ke

nukleus. Faktor- faktor transkripsi kemudian akan berikatan dengan gen reseptor

LDL, sehingga terjadi peningkatan sintesis reseptor LDL. Peningkatan jumlah

reseptor LDL pada membran sel hepatosit akan menurunkan kadar kolesterol

darah lebih besar lagi (Suyatna, 2011).

3

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorium dengan

rancangan penelitian pre and post test control group design. Peneliti memerlukan

5 ekor tikus putih galur Wistar tiap kelompok sehingga total tikus putih galur

Wistar yang dibutuhkan adalah sebanyak 25 ekor yang dibagi menjadi 5

kelompok yang diambil dengan teknik simple random sampling. Subjek penelitian

dibagi secara acak dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5

ekor tikus yang terdiri dari: Kelompok I (kelompok kontrol negatif), Kelompok II

(kelompok kontrol positif), Kelompok III (kelompok perlakuan 1), Kelompok IV

(kelompok perlakuan 2), Kelompok V (kelompok perlakuan 3). Pertama-tama

semua tikus diadaptasikan pada lingkungan laboratorium. Kemudian masing-

masing tikus diambil darahnya dan dihitung kadar kolesterol dan trigliserida.

Semua kelompok diberi makanan diet tinggi kolesterol yang terdiri dari lemak

kambing, kuning telur bebek, minyak kelapa dan pakan standart serta propil

tiourasil (PTU) 0,01% selama 2 minggu. Hari ke-14 post induksi hiperkolesterol

tikus ukur kadar kolesterol dan trigliserida darah. Kelompok kontrol negatif diberi

aquadest, kelompok kontrol positif diberi simvastatin peroral dosis 0,72 mg/200g

BB, Kelompok III peroral dosis 20 mg/ 200g BB ekstrak etanol 70% biji buah

terung ungu, Kelompok IV peroral dosis 40 mg/200g BB ekstrak etanol 70% biji

buah terung ungu, dan Kelompok V peroral dosis 80 mg/ 200g BB ekstrak etanol

70% biji buah terung ungu selama 4 minggu dan kadar kolesterol dan trigliserida

diukur setiap minggunya.

HASIL PENELITIAN

Hasil pengukuran rata-rata kadar kolesterol dan trigliserida darah tikus

putih sebelum percobaan (awal), setelah induksi diet tinggi kolesterol (pretest),

dan selama 4 minggu perlakuan (posttest) sebagai berikut :

Tabel 1. Rata-rata kadar kolesterol serum darah tikus dari minggu awal sampai

minggu ke-6

kelompok

perlakuan

Rata-rata kadar kolesterol serum darah tikus

Awal Minggu

II

minggu

III

Minggu

IV

minggu

V

minggu

VI

Kelompok

I

111,4±

4,073

134,2±

3,347

159±

1,581

173,2±

6,221

204,2±

7,791

214,6±

7,436

Kelompok

II

111,2±

6,760

134,20±

3,033

121,4±

1,342

109,6±

4,393

88,2±

5,975

62±

7,416

Kelompok

III

111,8±

2,387

133,4±

2,702

129,6±

2,302

123,2±

3,271

114,2±

1,643

87,4±

5,367

Kelompok

IV

108,6±

3,782

130±

2,345

129,6±

4,159

120,6±

2,408

112,6±

3,647

83,6±

2,881

Kelompok

V

108,2±

4,087

131,40±

3,912

124,8±

2,490

111,8±

3,701

88,4±

4,393

60±

3,317

4

Tabel 2. Rata-rata kadar trigliserida serum darah tikus dari minggu awal sampai

minggu ke-6

Data yang diperoleh dari pengukuran kadar kolesterol dan trigliserida

pada serum darah tikus diuji dengan uji statistik. Setelah itu uji normalitas untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh pada penelitian ini memiliki distribusi

yang normal atau tidak menggunakan Shapiro-Wilk test sebab sampelnya kurang

dari 50.

Berdasarkan data pengukuran kadar kolesterol dan trigliserida

memperlihatkan bahwa pada minggu kedua tikus tidak mengalami

hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia. Oleh karena itu dilakukan uji One-

Way Anova antara minggu awal dengan minggu kedua untuk menguji

keberhasilan induksi hiperkolesterolemia dan hipertrigliserida, dengan syarat

Significancy Test homogeneity of variances menunjukkan (p>0,05) dengan

sebelumnya melakukan uji normalitas Shapiro-Wilk dengan hasil sebaran data

minggu awal dan minggu kedua semua kelompok terdistribusi normal (p>0,05).

Berdasarkan uji normalitas data (Shapiro- Wilk) pada minggu awal dan

minggu kedua diperoleh nilai p>0,05 berarti hasil sebaran data minggu awal dan

minggu kedua semua kelompok terdistribusi normal. Begitupula dengan uji

homogenitas (Levene statistic) pada minggu awal kelompok kolesterol p= 0,151

dan minggu kedua p= 0,569 yang berarti data yang diperoleh homogen (p>0,05).

Sedangkan pada kelompok trigliserida juga diperoleh hasil p>0,05 yang

menunjukkan varian data yang diperoleh homogen. Setelah memenuhi syarat,

dilakukan uji Anova dengan hasil untuk kelompok kolesterol didapatkan dengan

hasil uji Anova p=0,000, begitu pula pada kelompok trigliserida hasil uji Anova

p=0,024 yang menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Oleh karena itu,

dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat variansi data yang berbeda secara

bermakna yang menunjukkan induksi hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia

berhasil secara statistik.

Kelompok

perlakuan

Rata- rata kadar trigliserida serum darah tikus

minggu

awal

minggu

II

minggu

III

minggu

IV

minggu

V

minggu

VI

Kelompok

I

175,2±

6,221

196,4±

3,847

220,6±

7,232

226,8±

6,140

235,8±

5,357

248,4±

8,503

Kelompok

II

146,2±

4,025

185±

2,345

167,6±

2,702

157,4±

6,387

132,2±

4,324

120,2±

3,347

Kelompok

III

185,2±

4,438

197,8±

1,304

191,2±

3,899

183,2±

2,864

168,4±

3,362

157±

5,657

Kelompok

IV

154,4±

8,204

195,6±

2,608

186,8±

4,025

178,4±

3,847

166,4±

5,320

152,6±

5,320

Kelompok

V

154,6±

5,128

174,6±

5,683

166,2±

5,215

157,8±

6,870

136,2±

2,588

120,6±

3,847

5

Setelah dilakukan pengujian data post induksi berhasil secara statistik,

selanjutnya dilakukan uji Significancy Test Homogeneity of Variances (Levene

statistic) pada minggu kedua dengan nilai p=0,569 pada kelompok kolesterol dan

p=0,26 pada kelompok trigliserida yang berarti data minggu kedua homogen

(p>0,05).

Berdasarkan data pada kelompok kontrol negatif yang terus mengalami

kenaikan maka uji statistik dimulai dari kelompok kontrol positif, kelompok

perlakuan dosis I, dosis II dan dosis III yang datanya relatif konstan sehingga

dapat menghindari terjadinya bias data. Perhitungan statistik dengan uji Shapiro-

Wilk Test pengukuran kadar kolesterol dan kadar trigliserida serum darah tikus

menunjukkan pada kelompok II, kelompok III, kelompok IV dan kelompok V

terdistribusi normal. Uji test of Homogenesity of variences menunjukkan varian

data yang diperoleh adalah homogen (p>0,05).

Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan distribusi normal dan homogen

maka dilanjutkan dengan uji One Way Anova. Hasil uji tersebut didapatkan

perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok perlakuan setiap minggunya.

Kemudian data diuji dengan uji LSD untuk mengetahui signifikansi perbedaan

dari rata-rata data antar kelompok perlakuan didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Hasil signifikansi pengukuran kadar kolesterol dan trigliserida pada kelompok

kontrol positif dan kelompok perlakuan mulai menunjukkan perbedaan yang

signifikan pada dosis I (20 mg/200g BB) dan dosis II (40 mg/200g BB) dengan

nilai p <0,05 dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan

signifikan penurunan kadar kolesterol dan trigliserida darah yang bermakna

antar kelompok sehingga dapat dikatakan besar efek menurunkan kadar

kolesterol dan trigliserida darah tikus tidak sebanding.

2. Hasil pengukuran kadar kolesterol dan trigliserida kelompok kontrol positif

dan dosis III ekstrak etanol 70% biji buah terung ungu mempunyai nilai p<0,05

sejak minggu ke-3. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan

penurunan kadar kolesterol dan trigliserida darah yang bermakna antar

kelompok tiap minggunya sehingga dapat dikatakan besar efek menurunkan

kadar kolesterol dan trigliserida darah tikus dimulai sejak minggu pertama

setelah perlakuan pemberian ekstrak.

3. Hasil signifikansi pengukuran kadar kolesterol pada kelompok perlakuan dosis

I dan dosis II ekstrak etanol 70% biji buah terung ungu mempunyai nilai

p<0,05 sejak minggu ke-4. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan

penurunan kadar kolesterol darah yang bermakna antar kelompok tiap

minggunya sehingga dapat dikatakan besar efek menurunkan kadar kolesterol

darah tikus dimulai sejak minggu ke-2 setelah perlakuan pemberian ekstrak.

4. Hasil pengukuran kadar trigliserida dosis I dibandingkan dengan dosis II

ekstrak etanol 70 % biji buah terung ungu mempunyai nilai p<0,05 sejak

minggu ke-3. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan penurunan

kadar trigliserida darah sehingga dapat dikatakan besar efek menurunkan

kadar trigliserida darah tikus dimulai sejak minggu pertama setelah pemberian

ekstrak.

Kadar kolesterol dan kadar trigliserida kelompok negatif relatif meningkat

dibandingkan dengan kelompok positif dan kelompok perlakuan. Peningkatan

6

kadar kolesterol total ini disebabkan oleh propiltiourasil yang bekerja sebagai

antitiroid yang menghambat sel-sel tiroid pada tikus untuk memproduksi hormon

tiroid. Pengaruhnya langsung dari hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein

adalah peningkatan kadar kolesterol, terutama kolesterol-LDL yang diakibatkan

oleh penekanan metabolik pada reseptor-LDL, sehingga kadar kolesterol-LDL

akan meningkat. Di samping itu, apabila kurangnya pemakaian energi oleh

jaringan perifer, maka kelebihan kalori ini akan merangsang hati untuk

meningkatkan produksi VLDL trigliserida dan akan menyebabkan peningkatan

kadar trigliserida juga.

Mekanisme penurunan kadar kolesterol dan trigliserida oleh ekstrak etanol

70 % biji buah terung ungu dapat terjadi karena diduga kandungan flavonoid

nasunin meningkatkan hidrolisis lipid oleh enzim lipase sehingga asam lemak,

monogliserida, kolesterol diabsorpsi lewat sel mukosa usus dan lipid dapat

keluarkan bersama feses yang mengakibatkan kadar kolesterol dan trigliserida

menurun (Sudheesh, 1999).

Penelitian ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Sudheesh (1999) dengan memberikan ekstrak flavonoid nasunin dari kulit terung

ungu secara oral pada tikus dengan dosis 1mg/100grBB/hari yang menunjukkan

aktivitas hipolipidemia dan menurunkan kolesterol yang signifikan melalui

hambatan terhadap absorpsi kolesterol dan asam empedu dalam usus.

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Huang (2004) dan Whfoods

(2009) keduanya menggunakan ekstrak segar dalam bentuk jus buah terung ungu

dan Silva (1999) dengan merendam 1 kilo gram potongan terung ungu dalam 2

liter air selama satu malam dimana belum menggunakan teknik penyarian untuk

menarik zat spesifik yang dapat mepengaruhi kadar kolesterol dalam serum darah

tikus yang dapat menurunkan kolesterol dan trigliserida namun Silva (1999)

mampu meneliti hingga ke efek kejadian aterosklerosis pada pembuluh darah

tikus.

Perbedaan penilitian ini dengan beberapa penelitian sebelumnya antara

lain pelarut yang digunakan berbeda, penulis menggunakan etanol 70% sedangkan

Huang dan Silva menggunakan air. Pelarut air merupakan pelarut polar dan air

lebih mudah tercemar mikroba seperti jamur dan kapang sehingga hasil ekstrak

menjadi kurang bagus dibandingkan dengan pelarut semipolar seperti etanol 70%.

Etanol 70% merupakan larutan semipolar sehingga senyawa polar masih bisa

ditarik serta substansi yang digunakan yakni pada penelitian ini menggunakan biji

dari buah terung ungu (Solanum melongena L.).

Berdasarkan penelitian ini, peneliti tidak mengidentifikasi senyawa aktif

yang mampu menurunkan kolesterol dan trigliserida serta peneliti tidak

melakukan penelitian tentang mekanisme penurunan kolesterol dan trigliserida.

Namun, penelitian ini hanya sebatas mengetahui pengaruh efek pemberian ekstrak

etanol 70% biji buah terung ungu terhadap penurunan kolesterol dan trigliserida

saja.

Dari hasil penelitian, kelompok perlakuan dosis III (80mg/200g BB)

memiliki efektifitas yang sebanding dengan simvastatin dalam menurunkan kadar

kolesterol dan trigliserida darah tikus yang mulai terlihat sejak minggu pertama

setelah pemberian perlakuan. Hasil statitika dengan uji LSD terbukti bahwa dosis

7

III memiliki efek yang lebih baik bila dibandingkan dengan dosis I dan dosis II,

dan dosis yang paling efektif menurut peneliti adalah dosis perlakuan III

(80mg/200g BB) dibandingkan kelompok perlakuan lain. Hal ini dikarenakan

dengan penggunaan dosis tersebut didapatkan hasil penurunan kadar kolesterol

dan trigliserida darah yang sama efektifnya dengan obat simvastatin.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian yang telah dilakukan uji

statistik dan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Ekstrak etanol 70% biji buah Terung Ungu (Solanum melongena L.) dosis 20

mg/200g BB, 40 mg/200g BB dan 80 mg/200g BB mempunyai efek terhadap

penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada serum darah tikus.

2. Ekstrak etanol 70% biji buah Terung Ungu (Solanum melongena L.) dosis 20

mg/200g BB, 40 mg/200g BB mempunyai efek terhadap penurunan kadar

kolesterol dimulai sejak minggu ke-2 dan efek terhadap penurunan trigliserida

pada serum darah tikus dimulai pada minggu pertama setelah pemberian

ekstrak.

3. Dosis 80 mg/200g BB mempunyai efek lebih tinggi terhadap penurunan kadar

kolesterol dan trigliserida pada serum darah tikus yang dimulai sejak minggu

pertama setelah pemberian ekstrak.

4. Ekstrak etanol 70% biji buah Terung Ungu (Solanum melongena L.) dosis 80

mg/200g BB mempunyai efek yang sebanding dengan simvastatin dosis 0,72

mg/200grBB terhadap penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada serum

darah tikus yang menunjukan penurunan sejak minggu pertama setelah

perlakuan.

Saran

Saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek penurunan kadar kolesterol

dan kadar trigliserida ekstrak biji buah Terung Ungu (Solanum melongena L.)

dengan pelarut yang berbeda seperti air maupun kloroform.

2. Perlu dilakukan uji ketoksikan akut dan subakut untuk mengetahui tingkat

keamanan dalam menggunakan ekstrak etanol 70 % biji buah Terung Ungu

(Solanum melongena L.)

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, J. 2011. Eggplant Nutrition Specifications. Available at :

http://www.livestrong.com/ article /19046-nutritional-benefits-eggplant/.

Accesed at 06/04 2012

Arisman. 2010. Obesitas, Diabetes Mellitus, & Dislipidemia: Konsep, Teori, dan

Penanganan Aplikatif. Jakarta: EGC. Hal: 133- 139

Azrimaidaliza. 2011. Hiperlipidemia dengan Risiko Atherosklerosis dan

Hipertensi. Available at : http://onlyminda.wordpress.com/hiperlipidemia

.html. Accesed at 06/04 2012

8

Chandrasoma, P., Taylor, C. R. 2005. Kelainan Vaskular Degeneratif. Dalam:

Ringkasan Patologi Anatomi. Jakarta: EGC. Hal: 290

Ganong, W.F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 21. Jakarta: EGC

Huang, H.Y., Chang, C.K., And Tso, T.K. 2004. Antioxidant Activities of Various

Fruits and Vegetables Produced in Taiwan. Int J Food Sci Nutr. 2004 aug;

55(5) 423-9

Kumar, V., Cotran, R. S., And Robbins, S. L. 2007. Pembuluh Darah. Dalam:

Buku Ajar Patologi. Volume 2. Edisi 7. Jakarta: EGC. Hal: 365- 378

Mayes, P.A., Murray, R.K., Granner, D. K. And Rodwell, V.W. 2003. Biokimia

Harper. Edisi 25. Jakarta: EGC. Hal: 270- 281

Organicfood. 2010. Eggplant Nutrition Information. Available at:

http://organicfood.com.au/Content_Common/pg-eggplant-information.seo.

Accessed at 03/14 2012

Silva, M. E., Santos, Ronaldo C. 1999. Effect of Aubergine (Solanum melongena

L.) on Serum and Hepatic Cholesterol and Triglycerides in Rats. Braz.

Arch. Biol. Technol. 42:3

Sudheesh, S., Sandhya, C., Sarah, A., And Vijayalakshmi, N. R. 1999.

Antioxidant activity of flavonoids from solanum melongena. Phytother

res. 1999 aug; 13(5): 393- 6

Suyatna, F. D. 2007. Hipolipidemik. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.

Jakarta: Gaya Baru. Hal: 384

Suyono, S. 2006. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu

Penyakit Dalam. Hal 1874- 1878.

USDA. 2012. Solanum melongena L, Eggplant. Tech. 1-3

Whfoods. 2009. Eggplant. Available at: http://www.whfoods.com/genpage.php?

tname=foodspice&dbid=22. Accessed at 03/15 2012

Wikipedia. 2012. Terung. Available at : http://id.wikipedia.org/wiki/Terung.

Accesed at 06/04 2012