dbmp andal #2 4 ruang lungkup studi
TRANSCRIPT
Deskripsi rencana kegiatan
Rona lingkungan hidup
Kegiatan lain di sekitarnya
Saran, tanggapan dan pendapat masyarakat
Identifikasi dampak potensial
DAMPAK POTENSIALDAMPAK PENTING
HIPOTETIKPRIORITAS DAMPAK
PENTING
Evaluasi dampak potensial Klasifikasi dan prioritas
IV. RUANG LUNGKUP STUDI
A. DAMPAK PENTING YANG DITELAAH
1. Proses Pelingkupan
Pelingkupan merupakan suatu proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan
mengidentifikasi dampak penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana kegiatan. Pelingkupan
umumnya dilakukan melalui tiga tahap yaitu identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak potensial
dan klasifikasi dan prioritas dampak penting.
Gambar IV-1. Bagan Alir Proses Pelingkupan
a. Identifikasi Dampak Potensial
Pelingkupan pada tahap identifikasi dampak potensial dimaksudkan untuk mengidentifikasikan
segenap dampak lingkungan hidup (primer, sekunder, dan seterusnya) yang secara potensial akan
timbul sebagai akibat dari Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede - Kemang.
Identifikasi dampak potensial dilakukan dengan cara pengamatan lapangan (observasi), konsultasi
dan diskusi dengan para pakar, instansi bertanggung jawab, dan masyarakat yang berkepentingan,
penelaahan pustaka atau metode lain yang dapat dipertanggung jawabkan. Matriks sederhana, bagan
alir dan lain-lain dapat disajikan sebagai pelengkap.
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah adalah matrik interaksi sederhana, sehingga terlihat
hubungan sebab akibat (causative effect) antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan
yang akan terkena dampak. Uraian interaksi dampak potensial antara komponen kegiatan dengan
komponen lingkungan terkena dampak di bawah ini.
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-1
1) Tahap Pra Konstruksi
a) Komponen Sosial
a.1) Pendapatan Masyarakat dan Pertumbuhan Ekonomi
Kegiatan yang diprakirakan akan mempengaruhi pendapatan masyarakat adalah kegiatan
pengadaan lahan dan pembebasan lahan. Kegiatan tersebut akan berdampak terhadap hilangnya
sumber mata pencaharian masyarakat (lahan pertanian, tempat usaha, dll) sehingga akan berdampak
terhadap menurunnya pendapatan masyarakat.
a.2) Sikap dan Persepsi Masyarakat
Pada tahap pra konsruksi diprakirakan dari kegiatan survey lapangan dan pengadaan lahan dan
pembebasan lahan akan berdampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat. Kegiatan survey
lapangan akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat apakah lahannya akan terkena pembebasan
dan nilai ganti rugi jika lahannya akan terkena pembebasan. Dampak dari kegiatan pengadaan lahan
dan pembebasan lahan yaitu tentang penentuan nilai ganti rugi dan kepastian proses ganti lahan yang
terkena pembebasan. Apabila hasil proses pembebasan lahan tidak memuaskan kedua pihak
(pemrakarsa dan masyarakat), maka akan menimbulkan persepsi negatif dari masyarakat, tetapi
kondisi sebaliknya akan menimbulkan dampak positif.
a.3) Konflik Penerimaan Ganti Rugi
Kegiatan yang diprakirakan akan mempengaruhi konflik penerimaan ganti rugi adalah kegiatan
pengadaan lahan dan pembebasan lahan. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak berupa
protes terkait dengan kesepakatan akan nilai ganti rugi dan proses pelaksanaan ganti rugi lahan yang
akan dibebaskan.
2) Tahap Konstruksi
a) Komponen Fisik kimia
a.1) Iklim Mikro
Pada tahap konstruksi komponen lingkungan yang diprakirakan akan berdampak terhadap iklim mikro
adalah kegiatan pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan. Kegiatan tersebut akan
menyebabkan hilangnya vegetasi sepanjang tapak proyek rencana pembangunan jalan menjadi lahan
terbuka, hal ini akan berdampak terhadap meningkatnya suhu dan menurunnya kelembaban.
a.2) Kualitas Udara dan Debu
Kualitas udara diprakirakan akan terkena dampak berupa peningkatan debu dan gas buang dari
komponen kegiatan mobilisasi alat berat, pengangkutan tanah dan material bangunan,
pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan, pekerjaan badan Jalan
dan pelapisan pengkerasan jalan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover. Peningkatan
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-2
frekuensi kendaraan pengangkut dan adanya ceceran material saat pengangkutan, pengoperasian
alat berat dan kegiatan perataan tanah serta pekerjaan konstruksi akan meningkatkan kadar
pencemar udara berupa debu dan gas buang akibat pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna.
a.3) Kebisingan
Kebisingan diprakirakan akan terkena dampak berupa peningkatan kebisingan dari komponen
kegiatan mobilisasi alat berat, pengangkutan tanah dan material bangunan, pembersihan lahan
dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan, pekerjaan badan Jalan dan pelapisan
pengkerasan jalan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover. Peningkatan frekuensi kendaraan
pengangkut, pengoperasian alat berat, dan kegiatan perataan tanah serta aktifitas pekerjaan
konstruksi jalan, jembatan dan flyover akan meningkatkan kebisingan.
a.4) Getaran
Komponen kegiatan yang diprakirkan akan berdampak terhadap getaran adalah kegiatan
pematangan lahan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover. Aktivitas galian pada kegiatan
pematangan lahan berpotensi timbulnya getaran yang akan berdampak terhadap keberadaan
bangunan yang berdekatan dengan tapak proyek. Kegiatan pemancangan tiang pondasi jembatan
hingga kedalaman 10 m menggunakan pile driver pada saat pembangunan jembatan dan flyover akan
menyebabkan terjadinya getaran.
a.5) Kualitas Air Permukaan
Kegiatan yang diprakirakan akan mempengaruhi kualitas air permukaan di tiga kecamatan yang
terkena rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede – Kemang pada tahap konstruksi adalah
kegiatan Pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan dan pematangan lahan. Kegiatan
pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan akan menyebabkan peningkatan air larian yang
selanjutnya akan berdampak pada kualitas air permukaan dan sedimentasi berupa peningkatan
kekeruhan, TSS, dan TDS perairan. Dampak dari kegiatan pematangan lahan adalah peningkatan
kekeruhan dan sedimentasi sungai akibat tanah yang terbawa oleh aliran permukaan dan
menurunnya kualitas kimia perairan akibat dari peningkatan debu.
a.6) Air Larian (Runoff)
Kegiatan pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan dan pekerjaan
badan jalan dan pelapisan pengkerasan jalan diprakirakan akan menimbulkan dampak berupa
peningkatan air larian (runoff). Adanya perubahan topografi dan morfologi akibat pematangan tanah
dan pelapisan pengkerasan jalan akan meningkatkan aliran air di permukaan tanah (runoff) yang
berarti akan meningkatkan runoff.
a.7) Sedimentasi Sungai
Komponen kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak pada sedimentasi sungai adalah
pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan dan pekerjaan badan
jalan dan pelapisan pengkerasan jalan. Adanya perubahan lahan dari yang bervegetasi menjadi
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-3
lahan terbuka dan aktivitas konstruksi pada tapak proyek akan meningkatkan material tanah yang
terbawa air larian (runoff) yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan sedimen pada sungai
(Kalibaru, Pesangrahan dan Kaliangke) dan hal ini akan menurunkan daya tampung atau
pendangkalan pada sungai-sungai tersebut
a.8) Muka Air Tanah
Komponen kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak pada muka air tanah adalah
pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan dan pekerjaan badan
jalan dan pelapisan pengkerasan jalan. Adanya kegiatan pembersihan lahan dari vegetasi penutup,
pembongkaran bangunan, gali timbun, perataan tanah dan konstruksi badan jalan akan mengurangi
laju infiltrasi air hujan kedalam tanah sehingga akan menurunkan muka air tanah pada tapak proyek
terutama pada musim kemarau. Sedangkan pada pengkerasan jalan air hujan yang jatuh akan
menjadi runoff atau tidak terjadi infiltrasi air hujan kedalam tanah.
b) Komponen Biologi
b.1) Flora Darat
Komponen kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak pada flora darat adalah pembersihan
lahan dan pembongkaran bangunan. Kegiatan tersebut berupa pembersihan lahan menyebabkan
hilangnya seluruh vegetasi yang menjadi habitat satwa pada lahan yang dibuka.
b.2) Fauna Darat
Komponen kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak pada fauna darat adalah mobilisasi
alat berat, pengangkutan tanah dan material bangunan, pembersihan lahan dan pembongkaran
bangunan, pekerjaan badan jalan dan pelapisan pengkerasan jalan, pekerjaan jembatan dan
pekerjaan flyover. Pembersihan lahan dari vegetasi yang terdapat pada tapak proyek akan
mngakibatkan hilangnya habitat fauna darat. Kegiatan-kegiatan tersebut juga akan menimbulkan
kebisingan, menyebabkan terganggu atau pindahnya satwa burung sekitar tapak proyek.
b.3) Flora Air
Kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada flora air pada tahapan konstruksi di tiga kecamatan
yang terkena rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede – Kemang yaitu kegiatan
pembersihan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan, pekerjaan badan jalan dan
pelapisan perkerasan jalan dan pekerjaan jembatan. Dampak dari kegiatan–kegiatan tersebut
adalah meningkatnya air larian sehingga kekeruhan dan sedimentasi perairan sungai meningkat,
menyebabkan flora air khusunya flora air mikro seperti fitoplankton akan terganggu dalam proses
fotosintesis. Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut akan meningkatkan debu dan gas buang yang akan
berpengaruh pada menurunnya kualitas kimia air dan mengganggu komunitas flora air.
b.4) Biota Air
Kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada flora air pada tahapan konstruksi di tiga kecamatan
yang terkena rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede – Kemang yaitu kegiatan
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-4
pembersihan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan, pekerjaan badan jalan dan
pelapisan perkerasan jalan, dan pekerjaan jembatan. Dampak dari kegiatan-kegiatan tersebut
adalah meningkatnya air larian sehingga kekeruhan dan sedimentasi perairan sungai meningkat,
menyebabkan produktifitas primer akan berkurang, dampak lanjutannya adalah terganggunya biota air
yang sebagian besar hidupnya bergantung pada produktifitas primer perairan. Meningkatnya kekeruhan
perairan juga akan mengakibatkan terganggunya pernafasan dan daya lihat organisme air.
c) Komponen Sosial Budaya dan Kesehatan
c.1) Kependudukan
Komponen kegiatan rekrutmen tenaga kerja diprakirakan akan berdampak terhadap kependudukan.
Adanya penerimaan tenaga kerja dari luar daerah akan berpotensi terhadap meningkatnya jumlah
penduduk.
c.2) Pendapatan Masyarakat dan Pertumbuhan Ekonomi
Komponen kegiatan rekrutmen tenaga kerja diprakirakan akan berdampak terhadap pendapatan
masyarakat. Adanya penerimaan tenaga kerja lokal, akan mempengaruhi pendapatan masyarakat
lokal yang diterima bekerja.
c.3) Kesempatan Kerja
Komponen kegiatan rekrutmen tanaga kerja diprakirakan akan berdampak terhadap kesempatan
kerja. Adanya prioritas pada penerimaan tenaga kerja lokal dalam kegiatan pembangunan jalan, akan
berpengaruh terhadap meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar tapak proyek.
c.4) Adat Istiadat dan Kebiasaan
Komponen kegiatan rekrutmen tanaga kerja diprakirakan akan berdampak terhadap adat istiadat
dan kebiasaan. Adanya penerimaan tenaga kerja dari luar daerah dengan adat dan nilai budaya yang
berbeda akan berpengaruh terhadap perubahan adat istiadat dan pola kebiasaan (cara/sikap) hidup
masyarakat lokal menjadi lebih positif atau negatif.
c.5) Sikap dan Persepsi Masyarakat
Komponen kegiatan yang diprakirakan akan berdampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat
adalah rekrutmen tenaga kerja, mobilisasi alat berat, pengangkutan tanah dan material
bangunan, pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pematangan lahan, pekerjaan
badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan, pekerjaan jembatan, pekerjaan flyover,
pemasangan rambu dan marka jalan (leger) dan penghijauan. Perubahan sikap dan persepsi
masyarakat (+/-) dari kegiatan tersebut merupakan dampak turunan dari perubahan komponen
lingkungan. Dampak negatif timbul dari adanya perubahan iklim mikro (peningkatan suhu dan
penurunan kelembaban), peningkatan debu dan gas buang, kebisingan, getaran, kerusakan jalan
umum, dan gangguan lalu lintas/kemacetan lalu lintas. Sedangkan dampak positif timbul dari adanya
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-5
penerimaan tenaga kerja lokal, keamanan dan kenyamanan berkendara dengan adanya pemasangan
rambu dan marka jalan (leger) dan dari kegiatan penghijauan.
c.6) Kesehatan Masyarakat
Komponen kegiatan yang diprakirakan akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat adalah
mobilisasi alat berat, pengangkutan tanah dan material bangunan, pembersihan lahan dan
pembongkaran bangunan, pematangan lahan dan pekerjaan badan jalan dan pelapisan
perkerasan jalan. Gangguan terhadap kesehatan masyarakat merupakan dampak turunan dari
penurunan kualitas udara (peningkatan debu dan gas buang) dari kegiatan-kegiatan tersebut.
c.7) Kerusakan Jalan Umum
Komponen kegiatan yang diprakirakan akan berdampak terhadap kerusakan jalan umum adalah
mobilisasi alat berat dan pengangkutan tanah dan material bangunan. Adanya peningkatan traffic
dari kegiatan pengangkutan alat-alat berat dan material selama masa konstruksi jalan, jembatan dan
flyover berpotensi terjadinya kerusakan pada jalan-jalan yang dilalui kendaraan proyek.
c.8) Kegiatan di sekitar
Komponen kegiatan yang diprakirakan akan berdampak terhadap komponen lingkungan kegiatan lain
di sekitar adalah pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pekerjaan jembatan dan
pekerjaan flyover. Timbulnya kebisingan dan peningkatan debu dan gas buang dari kegiatan-
kegiatan tersebut dan rusak atau terganggunya rel kereta api (perkerjaan flyover), jaringan listrik dan
telpon khususnya pada saat pembongkaran bangunan, akan berdampak terhadap terganggunya
aktivitas di sekitar tapak proyek.
c.9) Bangkitan Lalu Lintas/Kecelakaan Lalu Lintas
Komponen kegiatan yang diprakirakan akan berdampak terhadap bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu
lintas adalah mobilisasi alat berat, pengangkutan tanah dan material bangunan, pematangan
lahan, pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan, pekerjaan flyover, dan
pemasangan rambu dan marka jalan (ledger). Adanya peningkatan traffic dari kendaraan
pengangkut alat berat, tanah timbun dan material jalan dan buka tutup beberapa ruas jalan akan
menyebabkan terjadinya peningkatan kemacetan terutama pada jalan-jalan yang padat kendaraan.
3) Tahap Operasi
a) Komponen Fisik kimia
a.1) Iklim Mikro
Kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan diprakirakan
akan berdampak terhadap iklim mikro. Pada tahap operasional jalan dan jembatan, permukaan jalan
akan memanas sehingga meningkatkan suhu udara setempat dan frekuensi kendaraan yang melewati
jalan Bojonggede – Kemang juga akan berpengaruh terhadap meningkatnya polusi dan perubahan
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-6
iklim (peningkatan suhu dan penurunan kelembaban). Dari kegiatan pemeliharaan jalan, yaitu adanya
kegiatan perawatan tanaman pada median dan rumija akan berdampak terhadap membaiknya kondisi
iklim mikro.
a.2) Kualitas udara
Kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan diprakirakan
akan berdampak terhadap kualitas udara. Peningkatan frekuensi kendaraan yang melewati jalan
Bojonggede – Kemang akan menurunkan kualitas udara dari peningkatan debu dan gas buang
kendaraan bermotor. Dampak dari kegiatan pemeliharaan jalan, yaitu adanya kegiatan perawatan
tanaman pada median dan rumija akan berdampak terhadap membaiknya kualitas udara dari adanya
penanaman tanaman-tanaman yang bernilai ekologis yang bisa berfungsi untuk menjerab debu dan
menyerap gas pencemar.
a.3) Kebisingan
Kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan diprakirakan
akan berdampak terhadap kebisingan. Peningkatan frekuensi kendaraan yang melewati jalan
Bojonggede – Kemang akan meningkatkan kebisingan dari akumulasi suara kendaraan bermotor,
terutama pada saat jam sibuk. Dari kegiatan pemeliharaan jalan, yaitu adanya kegiatan perawatan
tanaman pada median dan rumija akan berdampak terhadap menurunnya kebisingan dari adanya
penanaman tanaman-tanaman yang bernilai ekologis yang bisa berfungsi sebagai peredam.
a.4) Kualitas Air Permukaan
Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap
kualitas air permukaan. Dengan dioperaskannya jalan dan jembatan akan mengakibatkan adanya
partikel debu yang terbawa air larian akan mencemari air permukaan sehingga terjadi peningkatan
TSS perairan. Beroperasinya jalan dan jembatan akan meningkatkan frekuensi kendaraan sehingga
gas/emisi buangan kendaraan akan meningkat dan akan berdampak pada peningkatan kandungan
SOx dan NOx perairan, selanjutnya akan berdampak pada terjadinya asidifikasi perairan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
a.5) Air Larian (Runoff)
Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap air
larian (runoff). Penutupan jalan yang bersifat permanen dengan aspal akan menyebabkan tidak
terinfiltrasinya air ke dalam tanah sehingga akan berubah menjadi air larian.
a.6) Muka air tanah
Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap air
larian (runoff). Berkurangnya infiltrasi air kedalam tanah akan berdampak terhadap tinggi muka air
tanah di sekitar tapak proyek.
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-7
a.7) Ruang dan Lahan
Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap
perubahan ruang dan lahan. Beroperasinya jalan berpotensi tumbuhnya kegiatan-kegiatan usaha di
sekitar di sepanjang jalur jalan Bojonggede-Kemang, hal ini akan berdampak terhadap perubahan tata
guna lahan seperti pembangunan ruko, perumahan atau kegiatan-kegiatan usaha lainnya pada lahan-
lahan pertanian di sekitar tapak proyek.
b) Komponen Biologi
b.1) Fauna Darat
Kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan diprakirakan
akan berdampak terhadap fauna darat. Kegiatan pengoperasian jalan berupa pencemaran udara,
peningkatan kebisingan dan aktifitas masyarakat di sekitar tapak proyek berpotensi menyebabkan
terganggu/pindahnya fauna burung. Sedangkan dari kegiatan pemeliharaan tanaman pada rumija dan
median jalan akan berdampak positif terhadap membaiknya habitat fauna burung.
b.2) Flora Air
Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap
komunitas flora air. Dengan dioperasikannya jalan dan jembatan akan mengakibatkan adanya partikel
debu yang terbawa air larian akan mencemari air permukaan sehingga terjadi peningkatan TSS
perairan. Peningkatan TSS akan selalu diiringi dengan peningkatan kekeruhan perairan sehingga
akan berdampak pada berkurangnya penetrasi cahaya kedalam perairan. Proses fotosintesis
tumbuhan air khususnya fitoplankton akan terganggu dengan berkurangnya penetrasi cahaya ke
dalam perairan.
b.3) Biota Air
Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap
komunitas biota air pada Sungai Kalibaru dan Pesangrahan di Kecamatan Bojonggede. Dengan
dioperasikannya jalan dan jembatan akan mengakibatkan adanya partikel debu yang terbawa air
larian akan mencemari air permukaan sehingga terjadi peningkatan TSS perairan. Peningkatan TSS
akan menyebabkan peningkatan kekeruhan perairan sehingga pernafasan dan daya lihat biota
perairan akan terganggu. Pengoprasian jalan juga akan mengakibatkan meningkatnya SOx dan NOx
sehingga akan menyebabkan asidifikasi perairan. Asidifikasi perairan akan menyebabkan
meningkatnya toksisitas logam berat dan akan mengganggu biota perairan.
c) Komponen Sosial Budaya dan Kesehatan
c.1) Kependudukan
Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap
kependudukan. Adanya pendatang dari luar daerah yang ingin membuka usaha (perdagangan,
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-8
industri, rumah makan maupun jasa) yang menetap dan pembangunan perumahan di sekitar jalan
Bojonggede-Kemang berpotensi meningkatkan jumlah penduduk.
c.2) Pendapatan Masyarakat dan Pertumbuhan Ekonomi
Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap
pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Pada tahap operasional akan terjadi kelancaran
arus barang dan jasa sehingga akan meningkatkan aktifitas perekonomian baik bagi penduduk
setempat maupun perekonomian secara regional. Hal tersebut, akan berdampak terhadap
meningkatnya pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi khususnya pada wilayah dampak
primer.
c.3) Kesempatan Berusaha
Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap
kependudukan. Dengan beroperasinya jalan berpotensi tumbuhnya tempat-tempat usaha baru (ruko,
warung, kios, kaki lima, dan jasa-jasa-transportasi) di sekitar lokasi Jalan Bojonggede-Kemang.
c.4) Adat Istiadat dan Kebiasaan
Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap
adat istiadat dan kebiasaan. Adanya pendatang dari luar daerah yang menetap di daerah sekitar jalan
Bojonggede-Kemang dengan adat dan nilai budaya yang berbeda, akan berpangaruh terhadap
perubahan adat istiadat dan pola kebiasaan (cara/sikap) hidup masyarakat lokal menjadi lebih positif
atau negatif.
c.5) Sikap dan Persepsi Masyarakat
Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan
diprakirakan akan berdampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat. Kemudahan akses dengan
beroperasinya jalan akan mempunyai persepsi positif dari masyarakat. Kegiatan pemeliharaan jalan
akan timbul dampak berupa sikap dan persepsi negatif masyarakat. Hal ini disebabkan karena adanya
kemacetan lalu lintas pada saat adanya perbaikan jalan.
c.6) Kesehatan Masyarakat
Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap
kesehatan masyarakat. Kelancaraan arus lalu lintas dan peningkatan kapasitas kendaraan yang
melewati wilayah studi akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, dari adanya peningkatan
debu dan gas pencemar kendaraan bermotor.
c.7) Kegiatan di sekitar
Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan diprakirakan akan berdampak terhadap
Kegiatan di sekitar. Peningkatan kebisingan dengan beroperasinya jalan akan menyebabkan
gangguan kenyamanan terhadap aktivitas dari fasilitas umum seperti sekolah, kantor, dll.
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-9
c.8) Bangkitan Lalu Lintas/Kecelakaan Lalu Lintas
Komponen kegiatan pengoperasian jalan dan jembatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan
diprakirakan akan berdampak terhadap bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas. Dari kegiatan
pengoperasian jalan akan terjadinya kelancaran arus lalu lintas dan sebaliknya hal ini juga akan
berdampak terhadap meningkatnya kasus kecelakaan lalu lintas. Dari kegiatan pemeliharaan jalan
akan mengganggu kelancaran lalu lintas karena jalan tidak dapat beroperasi secara maksimal atau
akan terjadi penurunan kapasitas jalan pada ruas-ruas tertentu.
b. Evaluasi Dampak Potensial
Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk menghilangkan/meniadakan dampak potensial yang
dianggap tidak relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak penting hipotetik yang
selanjutnya dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi ANDAL. Daftar
dampak penting hipotetik ini disusun berdasarkan pertimbangan atas hal-hal yang dianggap penting
oleh masyarakat di sekitar rencana kegiatan pada saat dilaksanakan sosialisasi kegiatan/konsultasi
publik maupun penyampaian kegiatan melalui media massa, tanggapan dari instansi yang
bertanggung jawab, para pakar lingkungan yang relevan, dan LSM.
Metode yang digunakan dalam melakukan evaluasi dampak potensial ini adalah interaksi kelompok
(rapat, brainstorming) dalam Tim Studi ANDAL. Evaluasi terhadap dampak-dampak potensial yang
dihasilkan pada tahap identifikasi dampak potensial yang akhirnya menghasilkan dampak penting
hipotetik berdasarkan tahapan pelaksanaan rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede -
Kemang yang dikelola oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) sebagai berikut :
1) Tahap Pra Konstruksi
Pada tahap Pra-Konstruksi, dampak potensial yang relevan menjadi dampak penting hipotetik
dikemukakan pada Tabel IV-1.
Tabel IV-1. Evaluasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede – Kemang pada Tahap Prakonstruksi
Sumber Dampak
Komponen Lingkungan Terkena Dampak Kriteria Dikaji dalam AMDA
LPenerima Dampak 1 2 3 4
1. Survey lapangan
Sikap dan persepsi masyarakat
Munculnya berbagai persepsi dari masyarakat
tidak tidak ya tidak Ya
2. Pengada-an lahan dan pembebasan lahan
Sikap dan persepsi masyarakat
Munculnya sikap dan persepsi tentang kepastian pembebasan lahan
tidak tidak Ya tidak Ya
Konflik penerimaan ganti rugi
Ketidaksepakatan nilai ganti rugi lahan yang akan dibebaskan dan penetapan tapal batas lahan
tidak ya yaTidak diketahui
Ya
Pendapatan Masyarakat dan Pertumbuhan Ekonomi
Penurunan pendapatan masyarakat karena kehilangan tempat usaha
Tidak yaTidak
tidak Ya
Kriteria: 1. Beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi2. Mempunyai nilai sosial dan ekonomi dan nilai ekologis3. Kekuatiran masyarakat yang tinggi
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-10
4. Aturan/kebijakan yang akan dilanggar, melampaui baku mutu lingkungan
2) Tahap Konstruksi
Pada tahap Konstruksi, dampak potensial yang relevan menjadi dampak penting hipotetik
dikemukakan pada Tabel IV-2.
Tabel IV-2. Evaluasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede – Kemang pada Tahap Konstruksi
Sumber Dampak
Komponen Lingkungan Terkena Dampak Kriteria Dikaji dalam ANDA
LPenerima Dampak 1 2 3 4
1. Rekrutmen tenaga kerja
KependudukanPeningkatan jumlah penduduk
tidak tidak tidak Tidak Tidak
Kesempatan kerjaPenerimaan tenaga kerja lokal
Ya tidak ya Tidak Ya
Pendapatan Masyarakat dan Pertumbuhan Ekonomi
Peningkatan pendapatan masyarakat yang diterima bekerja
tidak ya tidak tidak ya
Adat istiadat dan kebiasaan
Perubahan adat istiadat dan kebiasaan
tidak tidak tidak tidak tidak
Sikap dan persepsi masyarakat
Timbulnya kecemburuan/konflik sosial masyarakat lokal yang tidak diterima bekerja
tidak tidak tidak Tidak tidak
2. Mobilisasi alat berat
Kualitas udara dan debu
Peningkatan debu dan gas buang
Tidak diketahui
YaTidak
Tidak Ya
Kebisingan Peningkatan kebisinganTidak diketahui
Ya tidak Tidak Ya
Fauna daratGangguan terhadap burung
tidak tidak tidak Tidak Tidak
Sikap dan Persepsi masyarakat
Persepsi negatif masyarakat
tidak tidak tidak tidak tidak
Kesehatan masyarakat
Gangguan kesehatan masyarakat
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
Kerusakan jalan umum
Mobilisasi kendaraan pengangkut alat berat
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
Bangkitan lalu lintas/ kecelakaan lalu lintas
Peningkatan sirkulasi traffic dan kemacetan lalu lintas
Ya tidak Ya Tidak Ya
3. Pengang-kutan tanah dan material bangunan
Kualitas udara dan debu
Peningkatan debu dan gas buang
Tidak diketahui
YaTidak
Tidak Ya
Kebisingan Peningkatan kebisinganTidak diketahui
Ya Ya Tidak Ya
Fauna daratGangguan terhadap burung (aves)/pindah
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
Kesehatan masyarakat
Gangguang terhadap kesehatan masyarakat
Ya Tidak Ya Tidak Ya
Kerusakan jalan umum
Kerusakan jalan umum pada lintasan yang dilalui kendaraan proyek
Ya Tidak Ya Tidak Ya
Bangkitan lalu lintas /kecelakaan lalu lintas
Peningkatan sirkulasi traffic dan kemacetan lalu lintas
Ya Tidak Ya Tidak Ya
Sikap dan persepsi masyarakat
Persepsi negatif masyarakat
ya Tidak Ya Tidak ya
4. Pember- Iklim mikro Peningkatan suhu dan Ya Tidak Ya Tidak Ya
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-11
Sumber Dampak
Komponen Lingkungan Terkena Dampak Kriteria Dikaji dalam ANDA
Penerima Dampak 1 2 3 4
sihan lahan dan pembong-karan bangunan
penurunan kelembaban
Kualitas udara dan debu
Peningkatan debu dan gas buang
Tidak diketahui
Tidak Ya Tidak Ya
KebisinganPeningkatan kebisingan suara alat-alat berat
Tidak diketahui
Tidak Ya Tidak Ya
Kualitas air permukaan
Penurunan kualitas air permukaan
Tidak diketahui
Ya Ya Tidak Ya
Air larian (runoff) Peningkatan air larian ya Tidak Ya Tidak Ya
Sedimentasi sungai
Pendangkalan sungai akibat sedimen yang terbawa air larian terutama pada musim hujan
Ya Ya Ya Tidak Ya
Muka air tanah Penurunan muka air tanah Tidak ya ya Tidak Tidak
Flora daratHilangnya vegetasi sepanjang jalur tapak proyek
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
Fauna daratGangguan terhadap burung (aves) dan reptilia
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
Flora airGangguan terhadap flora air
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
Biota airTerganggunya biota air karena meningkatnya kekeruhan perairan
Tidak diketahui
Ya Tidak
Tidak Ya
Kesehatan masyarakat
Penurunan kesehatan masyarakat
Tidak Ya Ya Tidak Ya
Sikap dan persepsi masyarakat
Munculnya sikap dan persepsi negatif masyarakat
Tidak tidak Ya Tidak Ya
Kegiatan sekitarGangguan pada fasilitas umum
Tidak Tidak Tidak
Tidak Tidak
5. Pema-tangan Lahan
Kualitas udaraPeningkatan debu dan gas buang
Tidak diketahui
Ya Ya Tidak Ya
KebisinganPeningkatan kebisingan suara alat-alat berat
Tidak diketahui
Tidak Ya Tidak Ya
Kualitas air permukaan
Penurunan kualitas air permukaan
Tidak diketahui
Ya Ya Tidak diketahui
Ya
Air larian (runoff) Peningkatan air larian Tidak Ya Ya Tidak Ya
Sedimentasi sungai
Pendangkalan sungai akibat sedimen yang terbawa air larian terutama pada musim hujan
Tidak diketahui
Ya Ya Tidak Ya
Muka air tanah Penurunan muka air tanah Tidak Ya Ya Tidak Ya
Flora airGangguan terhadap flora air
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
Biota airGangguan terhadap biota air akibat kualitas air yang menurun
Tidak diketahui
Ya Tidak
Tidak Ya
Kesehatan masyarakat
Penurunan kesehatan masyarakat
Tidak Tidak Ya Tidak Ya
Sikap dan persepsi masyarakat
Sikap dan persepsi negatif masyarakat
Tidak Ya Ya Tidak Ya
Bangkitan lalu lintas /kecelakaan lalu lintas
Kemacetan lalu lintas Ya Tidak Ya Tidak Ya
6. Pekerjaan badan jalan dan
Kualitas udara Peningkatan konsentrasi debu dan gas pencemar
Tidak diketahui
Tidak Ya Tidak Ya
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-12
Sumber Dampak
Komponen Lingkungan Terkena Dampak Kriteria Dikaji dalam ANDA
Penerima Dampak 1 2 3 4
pelapisan pengkeras-an jalan
KebisinganPeningkatan kebisingan, suara alat berat hingga ke pemukiman
Tidak diketahui
Tidak Ya Tidak Ya
Kualitas air permukaan
Gangguan terhadap kualitas air permukaan
Tidak diketahui
YaTidak
Tidak Ya
Air larian (runoff) Peningkatan air larian tidak Ya Ya Tidak Ya
Sedimentasi sungaiPeningkatan sedimen pada sungai
Tidak diketahui
YaTidak
Tidak Ya
Muka air tanahPenurunan kuantitas air tanah
Tidak ya ya Tidak ya
Fauna daratGangguan terhadap burung (aves)
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
Flora airGangguan terhadap flora air
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
Biota airGangguan terhadap biota air
Tidak diketahui
YaTidak
Tidak Ya
Kesehatan masyarakat
Dampak turunan dari peningkatan kebisingan, debu dan gas buang kendaraan
Tidak Ya Ya Tidak Ya
Sikap dan persepsi masyarakat
Persepsi negatif masyarakat
Tidak Tidak Ya Tidak Ya
Bangkitan lalu lintas/ kecelakaan lalu lintas
Gangguan lalu lintas akibat buka tutup beberapa jalan umum
Tidak Ya Ya Tidak Ya
7. Pekerjaan jembatan
Kualitas udara dan debu
Peningkatan debu dan gas buang operasional alat berat dan truk saat konstruksi
Tidak diketahui
Tidak Ya Tidak Ya
KebisinganPeningkatan kebisingan pada saat pemancangan tiang jembatan
Tidak diketahui
Tidak Ya Tidak Ya
GetaranPeningkaan getaran saat pemancangan paku bumi
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
Kualitas air permukaan
Gangguan terhadap kualitas air permukaan
Tidak Tidak Tidak
Tidak Tidak
Fauna daratGangguan terhadap burung
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
Flora airGangguan terhadap flora air
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
Biota air Terganggunya biota air Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
Sikap dan persepsi masyarakat
Persepsi negatif masyarakat
Tidak Tidak Ya Tidak Ya
Kegiatan sekitarGangguan terhadap fasilitas umum
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
8. Pekerjaan flyover* Kualitas udara dan
debu
Peningkatan debu dan gas buang operasional alat berat dan truk saat konstruksi
Tidak diketahui
Tidak Ya Tidak Ya
KebisinganPeningkatan kebisingan pada saat pemancangan tiang flyover
Tidak diketahui
Tidak Ya Tidak Ya
GetaranPeningkaan getaran saat pemancangan paku bumi
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
Fauna daratGangguan terhadap keberadaan burung
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
Sikap dan persepsi masyarakat
Persepsi negatif masyarakat
Ya Tidak Ya Tidak Ya
Bangkitan lalu lintas/ kecelakaan lalu lintas
Kemacetan lalu lintas Ya Tidak Ya Tidak Ya
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-13
Sumber Dampak
Komponen Lingkungan Terkena Dampak Kriteria Dikaji dalam ANDA
Penerima Dampak 1 2 3 4
Kegiatan sekitarGangguan terhadap fasilitas umum
Tidak TidakTidak
Tidak Tidak
9. Pema-sangan rambu dan marka jalan (leger)
Bangkitan lalu lintas /kecelakan lalu lintas
Keamanan dan kenyamanan berkendara
Tidak Tidak Ya Ya Ya
Sikap dan persepsi masyarakat
Persepsi positif masyarakat Tidak Ya Ya Tidak Ya
10.Penghijauan
Sikap dan persepsi masyarakat
Munculnya persepsi positif masyarakat
Tidak YaTidak
Tidak Ya
Kriteria: 1. Beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi.2. Mempunyai nilai sosial dan ekonomi dan nilai ekologis3. Kekuatiran masyarakat yang tinggi
4. Aturan/kebijakan yang akan dilanggar, melampaui baku mutu lingkungan
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-14
3) Tahap Operasi
Pada tahap operasi, dampak potensial yang relevan menjadi dampak penting hipotetik dikemukakan
pada Tabel IV-3.
Tabel IV-3. Evaluasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede – Kemang
pada Tahap Operasi
Sumber Dampak
Komponen Lingkungan Terkena Dampak Kriteria Dikaji dalam
ANDALPenerima Dampak 1 2 3 4
1. Pengope-rasian jalan dan jemba-tan
Iklim mikro
Peningkatan suhu dan penurunan kelembaban akibat panas dari permukaan jalan
Tidak Ya Tidak Tidak Ya
Kualitas udara dan debu
Peningkatan debu dan gas buang
Tidak Ya Tidak Tidak Ya
KebisinganPeningkatan kebisingan suara kendaraaan hingga ke pemukiman
Tidak Ya Ya Tidak Ya
Air larian (runoff) Peningkatan air larianTidak diketahui
Tidak Ya tidak Ya
Kualitas air permukaanGangguan terhadap kualitas air permukaan
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Muka air tanah Penurunan muka air tanah Tidak Tidak Ya Tidak YaRuang dan lahan Perubahan tata guna lahan Tidak Ya Tidak Ya Ya
Fauna daratGangguan terhadap burung (aves)/pindah
Tidak tidak Tidak Tidak Tidak
Flora air Gangguan terhadap flora air Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Biota airGangguan terhadap biota air
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
KependudukanPeningjgkatan jumlah penduduk
Tidak Ya Tidak Tidak Ya
Pendapatan Masyarakat dan Pertumbuhan Ekonomi
Peningkatan pendapatan masyarakat dengan lancarnya arus lalu lintas
Tidak Ya Tidak Tidak Ya
Kesempatan berusahaMuncul/tumbuhnya peluang usaha
Tidak Ya Tidak Tidak Ya
Adat istiadat dan kebiasaan
Perubahan adat istiadat dan kebiasaan
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Sikap dan persepsi masyarakat
Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
Tidak diketahui
Tidak ya Tidak Ya
Kesehatan masyarakatGangguan kesehatan masyarakat
Tidak Ya Ya Tidak Ya
Bangkitan lalu lintas /kecelakaan lalu lintas
Peningkatan sirkulasi traffic dan kecelakaan lalu lintas
Ya Tidak Ya Tidak Ya
Kegiatan di sekitarTerganggunya kegiatan lingkungan sekitar (fasilitas umum)
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2. Pemeliha-raan Jalan dan Jembatan
Iklim mikroPenurunan temperatur dan peningkatan kelembaban
Tidak Ya Tidak Tidak Ya
Kualitas udara dan debu
Penurunan debu dan gas buang
Tidak diketahui
Ya Ya Tidak Ya
kebisingan Penurunan kebisinganTidak diketahui
Ya Tidak Tidak Ya
Fauna daratMembaiknya habitat fauna darat
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Bangkitan lalu lintas /kecelakaan lalu lintas
Kemacetan lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Kriteria: 1. Beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi.
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-15
2. Mempunyai nilai sosial dan ekonomi dan nilai ekologis3. Kekuatiran masyarakat yang tinggi
4. Aturan/kebijakan yang akan dilanggar, melampaui baku mutu lingkungan
4) Dampak Potensial dari Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede – Kemang
1. Perubahan iklim mikro akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
2. Perubahan iklim mikro akibat pengoperasian jalan dan jembatan
3. Perubahan iklim mikro akibat pemeliharaan jalan dan jembatan
4. Penurunan kualitas udara dan debu akibat mobilisasi alat berat
5. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pengangkutan tanah dan material bangunan
6. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
7. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pematangan lahan
8. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pekerjaan badan Jalan dan pelapisan perkerasan
jalan
9. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pekerjaan jembatan
10. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pekerjaan flyover
11. Penurunan kualitas udara dan debu akibat Pengoperasian jalan dan Jembatan
12. Penurunan kualitas udara dan debu akibat Pemeliharaan jalan dan jembatan
13. Peningkatan kebisingan akibat mobilisasi alat berat
14. Peningkatan kebisingan akibat pengangkutan tanah dan material bangunan
15. Peningkatan kebisingan akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
16. Peningkatan kebisingan akibat pematangan lahan
17. Peningkatan kebisingan akibat pekerjaan badan Jalan dan pelapisan perkerasan jalan
18. Peningkatan kebisingan akibat pekerjaan jembatan
19. Peningkatan kebisingan akibat pekerjaan flyover
20. Peningkatan kebisingan akibat Pengoperasian jalan dan Jembatan
21. Peningkatan kebisingan akibat Pemeliharaan jalan dan jembatan
22. Peningkatan getaran akibat pematangan lahan
23. Peningkatan getaran akibat pekerjaan jembatan
24. Peningkatan getaran akibat pekerjaan flyover
25 Penurunan kualitas air permukaan akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
26. Penurunan kualitas air permukaan akibat pematangan lahan
27. Penurunan kualitas air permukaan akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan
28. Penurunan kualitas air permukaan akibat pekerjaan jembatan
29. Penurunan kualitas air permukaan akibat pengoperasian jalan dan jembatan
30. Peningkatan air larian (runoff) akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
31. Peningkatan air larian (runoff) akibat pematangan lahan
32. Peningkatan air larian (runoff) akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan
33. Peningkatan air larian (runoff) akibat pengoperasian jalan dan jembatan
34. Sedimentasi sungai akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
35. Sedimentasi sungai akibat pematangan lahan
36. Sedimentasi sungai akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan
37. Penurunan muka air tanah akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
38. Penurunan muka air tanah akibat pematangan lahan
39. Penurunan muka air tanah akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan
40. Penurunan muka air tanah akibat pengoperasian jalan dan jembatan
41. Perubahan ruang dan lahan akibat pengoperasian jalan dan jembatan
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-16
42. Hilangnya flora darat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
43. Gangguan terhadap fauna darat akibat mobilisasi alat berat
44. Gangguan terhadap fauna darat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan
45. Gangguan terhadap fauna darat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
46. Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan
47. Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan jembatan
48. Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan flyover
49. Gangguan terhadap fauna darat akibat pengoperasian jalan dan jembatan
50. Gangguan terhadap fauna darat akibat pemeliharaan jalan dan jembatan
51. Gangguan terhadap flora air akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
52. Gangguan terhadap flora air akibat pematangan lahan
53. Gangguan terhadap flora air akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan
54. Gangguan terhadap flora air akibat pekerjaan jembatan
55. Gangguan terhadap flora air akibat pengoperasian jalan dan jembatan
56. Gangguan terhadap biota air akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
57. Gangguan terhadap biota air akibat pematangan lahan
58. Gangguan terhadap biota air akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan
59. Gangguan terhadap biota air akibat pekerjaan jembatan
60. Gangguan terhadap biota air akibat pengoperasian jalan dan jembatan
61. Peningkatan penduduk akibat rekrutmen tenaga kerja
62. Peningkatan penduduk akibat pengoperasian jalan dan jembatan
63. Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat pengadaan lahan dan
pembebasan lahan
64. Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat rekrutmen tenaga kerja
65. Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat pengoperasian jalan dan
jembatan
66. Terbukanya kesempatan kerja akibat rekrutmen tenaga kerja
67. Adanya peluang/kesempatan berusaha akibat pengoperasian jalan dan jembatan
68. Perubahan adat istiadat dan kebiasaan akibat rekrutmen tenaga kerja
69. Perubahan adat istiadat dan kebiasaan akibat pengoperasian jalan dan jembatan
70. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat survey lapangan
71. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengadaan lahan dan pembebasan lahan
72. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat rekrutmen tenaga kerja
73. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat mobilisasi alat berat
74. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan
75. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran
bangunan
76. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pematangan lahan
77. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan
perkerasan jalan
78. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan jembatan
79. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan flyover
80. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pemasangan rambu dan marka jalan (leger)
81. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat penghijauan
82. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengoperasian jalan dan jembatan
83. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pemeliharaan jalan dan jembatan
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-17
84. Gangguan kesehtan masyarakat akibat mobilisasi alat berat
85. Gangguan kesehtan masyarakat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan
86. Gangguan kesehtan masyarakat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
87. Gangguan kesehtan masyarakat akibat pematangan lahan
88. Gangguan kesehtan masyarakat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan
89. Gangguan kesehtan masyarakat akibat pengoperasian jalan dan jembatan
90. Terjadinya konflik penerimaan ganti rugi akibat pengadaan lahan dan pembebasan lahan
91. Kerusakan jalan umum akibat mobilisasi alat berat
92. Kerusakan jalan umum akibat pengangkutan tanah dan material bangunan
93. Gangguan terhadap kegiatan lain disekitar (fasilitas umum) akibat pembersihan lahan dan
pembongkaran bangunan
94. Gangguan terhadap kegiatan lain disekitar (fasilitas umum) akibat pekerjaan jembatan
95. Gangguan terhadap kegiatan lain disekitar (fasilitas umum) akibat pekerjaan flyover
96. Gangguan terhadap kegiatan lain disekitar (fasilitas umum) akibat pengoperasian jalan dan
jembatan
97. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat mobilisasi alat berat
98. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pengangkutan tanah dan material bangunan
99. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pematangan lahan
100. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan
perkerasan jalan
101. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pekerjaan flyover
102. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pemasangan rambu dan marka jalan (leger)
103. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pengoperasian jalan dan jembatan
104. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pemeliharaan jalan dan jembatan
5) Dampak Penting Hipotetik dari Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede – Kemang
1. Perubahan iklim mikro akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
2. Perubahan iklim mikro akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
3. Perubahan iklim mikro akibat pemeliharaan jalan dan jembatan (+P)
4. Penurunan kualitas udara dan debu akibat mobilisasi alat berat (-P
5. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-P)
6. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
7. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pematangan lahan (-P)
8. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pekerjaan badan Jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
9. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pekerjaan jembatan (-P)
10. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pekerjaan flyover (-P)
11. Penurunan kualitas udara dan debu akibat Pengoperasian jalan dan Jembatan (-P)
12. Penurunan kualitas udara dan debu akibat Pemeliharaan jalan dan jembatan (-P)
13. Peningkatan kebisingan akibat mobilisasi alat berat (-P)
14. Peningkatan kebisingan akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-P)
15. Peningkatan kebisingan akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
16. Peningkatan kebisingan akibat pematangan lahan (-P)
17. Peningkatan kebisingan akibat pekerjaan badan Jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
18. Peningkatan kebisingan akibat pekerjaan jembatan (-P)
19. Peningkatan kebisingan akibat pekerjaan flyover (-P)
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-18
20. Peningkatan kebisingan akibat Pengoperasian jalan dan Jembatan (-P)
21. Peningkatan kebisingan akibat Pemeliharaan jalan dan jembatan (-P)
22. Peningkatan getaran akibat pematangan lahan (-TP)
23. Peningkatan getaran akibat pekerjaan jembatan (-TP)
24. Peningkatan getaran akibat pekerjaan flyover (-TP)
25 Penurunan kualitas air permukaan akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
26. Penurunan kualitas air permukaan akibat pematangan lahan (-P)
27. Penurunan kualitas air permukaan akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
28. Penurunan kualitas air permukaan akibat pekerjaan jembatan (-TP)
29. Penurunan kualitas air permukaan akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
30. Peningkatan air larian (runoff) akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
31. Peningkatan air larian (runoff) akibat pematangan lahan (-P)
32. Peningkatan air larian (runoff) akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
33. Peningkatan air larian (runoff) akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
34. Sedimentasi sungai akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
35. Sedimentasi sungai akibat pematangan lahan (-P)
36. Sedimentasi sungai akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
37. Penurunan muka air tanah akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-TP)
38. Penurunan muka air tanah akibat pematangan lahan (-P)
39. Penurunan muka air tanah akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
40. Penurunan muka air tanah akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
41. Perubahan ruang dan lahan akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
42. Hilangnya flora darat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-TP)
43. Gangguan terhadap fauna darat akibat mobilisasi alat berat (-TP)
44. Gangguan terhadap fauna darat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-TP)
45. Gangguan terhadap fauna darat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-TP)
46. Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-TP)
47. Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan jembatan (-TP)
48. Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan flyover (-TP)
49. Gangguan terhadap fauna darat akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-TP)
50. Gangguan terhadap fauna darat akibat pemeliharaan jalan dan jembatan (+TP)
51. Gangguan terhadap flora air akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-TP)
52. Gangguan terhadap flora air akibat pematangan lahan (-TP)
53. Gangguan terhadap flora air akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-TP)
54. Gangguan terhadap flora air akibat pekerjaan jembatan (-TP)
55. Gangguan terhadap flora air akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-TP)
56. Gangguan terhadap biota air akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
57. Gangguan terhadap biota air akibat pematangan lahan (-P)
58. Gangguan terhadap biota air akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
59. Gangguan terhadap biota air akibat pekerjaan jembatan (-TP)
60. Gangguan terhadap biota air akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-TP)
61. Peningkatan penduduk akibat rekrutmen tenaga kerja (-TP)
62. Peningkatan penduduk akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
63. Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat pengadaan lahan dan
pembebasan lahan (-P)
64. Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat rekrutmen tenaga kerja (+P)
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-19
65. Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat pengoperasian jalan dan
jembatan (+P)
66. Terbukanya kesempatan kerja akibat rekrutmen tenaga kerja (+P)
67. Adanya peluang/kesempatan berusaha akibat pengoperasian jalan dan jembatan (+P)
68. Perubahan adat istiadat dan kebiasaan akibat rekrutmen tenaga kerja (-/+TP)
69. Perubahan adat istiadat dan kebiasaan akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-/+TP)
70. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat survey lapangan (-P)
71. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengadaan lahan dan pembebasan lahan (-P)
72. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat rekrutmen tenaga kerja (-P)
73. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat mobilisasi alat berat (-TP)
74. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan
75. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran
bangunan (-P)
76. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pematangan lahan (-P)
77. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan
perkerasan jalan (-P)
78. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan jembatan (-P)
79. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan flyover (-P)
80. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pemasangan rambu dan marka jalan (leger) (+P)
81. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat penghijauan (+P)
82. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengoperasian jalan dan jembatan (+P)
83. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pemeliharaan jalan dan jembatan (+P)
84. Gangguan kesehatan masyarakat akibat mobilisasi alat berat (-TP)
85. Gangguan kesehatan masyarakat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-P)
86. Gangguan kesehatan masyarakat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
87. Gangguan kesehatan masyarakat akibat pematangan lahan (-P)
88. Gangguan kesehatan masyarakat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
89. Gangguan kesehatan masyarakat akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
90. Terjadinya konflik penerimaan ganti rugi akibat pengadaan lahan dan pembebasan lahan (-P)
91. Kerusakan jalan umum akibat mobilisasi alat berat (-TP)
92. Kerusakan jalan umum akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-P)
93. Gangguan terhadap kegiatan di sekitar (fasilitas umum) akibat pembersihan lahan dan
pembongkaran bangunan (-TP)
94. Gangguan terhadap kegiatan di sekitar (fasilitas umum) akibat pekerjaan jembatan (-TP)
95. Gangguan terhadap kegiatan di sekitar (fasilitas umum) akibat pekerjaan flyover (-TP)
96. Gangguan terhadap kegiatan di sekitar (fasilitas umum) akibat pengoperasian jalan dan
jembatan (-TP)
97. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat mobilisasi alat berat (-P)
98. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-P)
99. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pematangan lahan (-P)
100. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan
perkerasan jalan (-P)
101. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pekerjaan flyover (-P)
102. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pemasangan rambu dan marka jalan (leger) (-P)
103. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
104. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pemeliharaan jalan dan jembatan (-TP)
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-20
c. Klasifikasi dan prioritas dampak penting Hipotetik
Pada tahap pra-konstruksi tidak terdapat dampak-dampak potensial yang dihapuskan. Dampak-
dampak yang ditimbulkan dari dua komponen kegiatan pra-konstruksi dinilai relevan untuk ditelaah
lebih lanjut, sehingga tetap dipandang sebagai dampak penting hipotetik.
Pada tahap konstruksi dari kegiatan rekrutmen tenaga kerja untuk dampak berupa kependudukan,
adat istiadat dan kebiasaan dan sikap dan persepsi masyarakat. Penerimaan tenaga kerja yang
memprioritaskan penduduk lokal tidak akan berdampak terhadap meningkatnya jumlah penduduk
maupun adat istiadat dan kebiasaan serta hal tersebut juga tidak akan terlalu mempengaruhi sikap
dan persepsi masyarakat jika dilihat dari sisi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan; Kegiatan mobilisasi
alat berat terhadap dampak berupa gangguang terhadap fauna burung (aves), kesehatan masyarakat,
sikap dan persepsi masyarakat dan kerusakan jalan umum dinilai kecil. Lalu lalang kendaraan pada
saat pengangkutan alat berat yaitu meningkatnya kebisingan, peningkatan debu dan gas buang
diprakirakan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap terganggunya burung, kesehatan masyarakat,
sikap dan persepsi masyarakat serta terhadap kerusakan jalan umum jika dilihat dari sisi intensitas
kegiatan pengangkutan alat berat; Dampak kegiatan pembersihan lahan dan pembongkaran
bangunan, pengangkutan tanah dan material bangunan, pekerjaan badan jalan dan pekerjaan
pelapisan pengkerasan jalan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover (di Kecamatan Bojonggede)
terhadap komponen lingkungan fauna darat yaitu terganggunya burung (aves) yang disebabkan oleh
aktifitas-aktifitas pekerja dan kebisingan di sekitar tapak proyek dan berkurangnya habitat burung.
Gangguan terhadap fauna burung dirakirakan tidak penting karena dilokasi pengamatan tidak
ditemukan spesies yang endemik, dilindungi ataupun spesies kunci juga burung-burung tersebut
masih dapat melakukan aktifitasnya di sekitar tapak proyek; Kegiatan pembersihan lahan dan
pembongkaran bangunan menyebabkan hilangnya flora darat. Kegiatan pembersihan lahan dan
pembongkaran bangunan yaitu kegiatan land clearing menyebabkan hilangnya vegetasi pada tapak
proyek. Hilangnya vegetasi pada tapak proyek diprakirakan tidak penting karena jenis tanaman
termasuk kedalam jenis tanaman budidaya dan tidak dilindungi; Kegiatan pembersihan lahan dan
pembongkaran bangunan, pematangan Lahan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover (di
Kecamatan Bojonggede) berupa gangguan terhadap komponen lingkungan flora air (fitoplankton)
pada daerah aliran sungai tidak penting untuk dikaji karena sifat fitoplankton yang pasif (mudah
terbawa arus) dan ekosistem sungai merupakan tipe perairan mengalir sehingga fitoplankton tidak
dapat dijadikan sebagai bioindikator; Dampak kegiatan pematangan lahan yaitu adanya kegiatan
galian dan timbunan (cut & fill) untuk mendapatkan kondisi lahan yang sesuai dengan persyaratan
teknis, kegiatan piling (pemancangan) pada saat pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover terhadap
getaran. Volume galian pengupasan lahan penutup mencapai 676.817 m3, sedangkan volume urugan
mencapai 1.055.328 m3 dan pemasangan tiang pancang (piling) dengan menggunakan bore pile.
Dampak terhadap geologi terutama kaitannya dengan getaran mekanik dinilai kecil sehingga tidak
layak untuk dikaji lebih lanjut. Dampak dari kegiatan pekerjaan jembatan yaitu terganggunya kualitas
air permukaan dan biota air. Kegiatan pembangunan jembatan yaitu jatuhnya material konstruksi
kedalam perairan dan jembatan yang akan dibangun < 20 m sehingga tidak diperlukan tiang di badan
sungai sehingga diprakirakarikan kecil dan tidak layak untuk dikaji lebih lanjut; Dan kegiatan
pemebersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan flyover
dampaknya terhadap kegiatan di sekitar. Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu terjadinya peningkatan
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-21
kebisingan, peningkatan debu yang akan mengganggu fasilitas umum seperti sekolah, kantor, dll dan
gangguan terhadap jaringan listrik (pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan) dinilai kecil
sehingga tidak dikaji lebih lanjut. Dampak-dampak potensial tersebut dihapuskan karena tidak
dipandang sebagai dampak penting hipotetik
Pada tahap operasi, secara umum semua dampak dipandang relevan untuk dikaji lebih lanjut, kecuali
dampak berupa gangguan terhadap fauna burung (aves), kualitas air permukaan, flora air, biota air,
adat istiadat dan kebiasaan serta kegiatan di sekitar dari kegiatan operasional jalan. Dan dari kegiatan
pemeliharaan jalan dan jembatan pada komponen lingkungan fauna darat dan bangkitan lalu
lintas/kecelakaan lalu lintas. Gangguan terhadap komponen-komponen lingkungan tersebut dinilai
tidak layak untuk dikaji lebih lanjut.
Sebagai langkah akhir dari proses pelingkupan adalah klasifikasi dan prioritas dampak penting. Tahap
ini bertujuan untuk mengelompokkan atau mengorganisir berdasarkan komponen lingkungan yang
terkena dampak penting yang telah dirumuskan dari tahap sebelumnya dengan maksud agar
diperoleh klasifikasi dan prioritas dampak penting hipotetik yang akan dikaji lebih lanjut dalam
dokumen ANDAL dan memudahkan dalam perumusan dokumen RKL dan RPL dengan diarahkan
dampak-dampak penting yang akan terjadi.
1) Klasifikasi Dampak Penting Hipotetik
Telah diuraikan pada identifikasi dampak potensial telah dihilangkan beberapa komponen lingkungan
pada tahapan kegiatan yang ditampilkan pada matrik evaluasi dampak potensial yang selanjutnya
menjadi dampak penting hipotetik, yang dijadikan klasifikasi dampak yang akan dikaji sebagai berikut:
a) Kepentingan aspek sosial ekonomi
1. Kependudukan2. Pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi3. Kesempatan berusaha4. Sikap dan Persepsi masyarakat5. Kesehatan mayarakat6. Konflik penerimaan ganti rugi7. Kerusakan jalan umum8. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas9. Kesempatan kerja
b) Kepentingan aspek ekologi
1. Iklim mikro2. Kualitas udara dan debu3. Kebisingan4. Kualitas air permukaan5. Air Larian (runoff)6 Sedimentasi sungai7. Muka air tanah8. Ruang dan lahan9. Biota air
2) Prioritas Dampak Penting Hipotetik
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-22
Salah satu cara untuk membuat prioritas dampak ialah dengan menggunakan metoda yang
memprakirakan besarnya peluang terhadap dampak (probability) dan memprakirakan besarnya akibat
atau konsekuensi (consequensi) yang mungkin terjadi. Peluang kejadian dibuatkan suatu gradasi nilai
yang mewakili gradasi peluang kejadian yang kemungkinan kecil (1), sedang (2), dan besar (3). Besar
konsekuensi dibuat pula gradasi nilai yang mewakili gradasi besarnya dari yang kemungkinan kecil
(1), sedang (2), dan besar (3).
Dari daftar dampak penting hipotetik yang akan dikaji, masing-masing dampak terlebih dahulu diberi
“nilai” untuk mewakili besar “peluang kejadian” dan besar “ akibat”. Kedua nilai dikalikan, sehingga
diperoleh “nilai total” untuk dampak tersebut. Prioritas dampak penting hipotetik dari Kegiatan
Pembangunan Jalan Bojonggede – Kemang, untuk klasifikasi dampak kepentingan aspek sosial
ekonomi disajikan pada Tabel IV-4.
Tabel IV-4. Nilai Prioritas Dampak Penting Hipotetik dari Kegiatan Pembangunan Jalan
Bojonggede – Kemang, Klasifikasi Dampak Kepentingan Aspek Sosial Ekonomi
Dampak penting hipotetikNilai
Peluang Kejadian
Nilai Akibat Total NilaiUrutan
Prioritas
Kependudukan 1 2 2 8Pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi 2 2 4 7Kesempatan kerja 1 1 1 9Kesempatan berusaha 2 2 4 6Sikap dan Persepsi masyarakat 2 3 6 5Kesehatan mayarakat 2 3 6 2Konflik penerimaan ganti rugi 2 3 6 4Kerusakan jalan umum 2 3 6 3Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas 3 3 9 1
Dari Tabel IV-4. urutan prioritas kajian dampak penting hipotetik adalah bangkitan lalu
lintas/kecelakaan lalu lintas, kesehatan mayarakat, kerusakan jalan umum, konflik penerimaan ganti
rugi, sikap dan persepsi masyarakat, kesempatan berusaha, pendapatan masyarakat dan
pertumbuhan ekonomi, kependudukan, kesempatan kerja. Prioritas dampak penting hipotetik dari
Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede – Kemang, untuk klasifikasi dampak kepentingan aspek
ekologi disajikan pada Tabel IV-5.
Tabel IV-5. Nilai Prioritas Dampak Penting Hipotetik dari Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede – Kemang, Klasifikasi Dampak Kepentingan Aspek Ekologi
Dampak penting hipotetikNilai
Peluang Kejadian
Nilai Akibat Total NilaiUrutan
Prioritas
Iklim mikro 2 2 4 6Kualitas udara dan debu 3 3 6 1Kebisingan 3 3 6 2Kualitas air permukaan 2 3 5 3Air larian (runoff) 3 2 5 5Sedimentasi sungai 2 3 5 4Muka air tanah 2 2 4 8
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-23
Dampak penting hipotetikNilai
Peluang Kejadian
Nilai Akibat Total NilaiUrutan
Prioritas
Ruang dan lahan 2 2 4 7Biota air 1 2 3 9
Dari Tabel IV-5 urutan prioritas kajian dampak penting hipotetik adalah Kualitas udara dan debu,
Kebisingan, kualitas air permukaan, sedimentasi sungai, air larian (runoff), iklim mikro, Ruang dan
lahan, muka air tanah, biota air,
2. Hasil Proses Pelingkupan
Berdasarkan hasil proses pelingkupan dampak penting Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede –
Kemang yang dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan, maka diperoleh secara runtut
dampak penting hipotetik. Secara keseluruhan alur proses pelingkupan dampak penting hipotetik
Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede - Kemang disajikan pada Gambar IV-2.
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-24
Tabel IV-6. Matriks Interaksi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede-Kemang dengan Komponen Lingkungan
Kec. Bojonggede Kecamatan Tajurhalang Kecamatan Kemang
Kegiatan ProyekI II III I II III I II III
1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2Komponen LingkunganI. Fisik Kimia1 Iklim mikro • • • • • • • • •2 Kualitas Udara dan debu • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •3 Kebisingan • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •4 Getaran • • • • • • •5 Kualitas air permukaan • • • • • • • • • • • • • • •6 Air larian (runoff) • • • • • • • • • • • •7 Sedimentasi sungai • • • • • • • • •8 Muka air tanah • • • • • • • • • • • •9 Ruang dan lahan • • •II. Biologi1 Flora Darat • • •2 Fauna Darat • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •3 Flora Air • • • • • • • • • • • • • • •4 Biota Air • • • • •III. Sosekbudkesmas1 Kependudukan • • • • • •
2Pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi
• • • • • • • • •
3 Kesempatan kerja • • •4 Kesempatan berusaha • • •5 Adat istiadat dan kebiasaan • • • • • •6 Sikap dan Persepsi masyarakat • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •7 Kesehatan mayarakat • • • • • • • • • • • • • • • • • •8 Konflik penerimaan ganti rugi • • •9 Kerusakan jalan umum • • • • • •
10 Kegiatan di sekitar • • • • • • • • • •
11Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas
••
• • • • • • ••
• • •• •
••
• • • ••
Keterangan : • = Dampak PotensialI. Tahap Pra Konstruksi : 1. Survey lapangan, 2. Pengadaan lahan dan pembebasan lahan;II. Tahap Konstruksi : 1. Rekrutmen tenaga kerja, 2. Mobilisasi alat berat, 3. Pengangkutan tanah dan material bangunan, 4. Pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan, 5. Pematangan lahan, 6. Pekerjaan
badan Jalan dan pelapisan perkerasan jalan, 7. Pekerjaan jembatan, 8. Pekerjaan flyover, 9. Pemasangan rambu dan marka jalan (leger), 10. Penghijauan;III. Tahap Oprerasi : 1. Pengoperasian jalan dan Jembatan, 2. Pemeliharaan jalan dan jembatan.
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-25
Gambar IV-2. Bagan Alir Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede - Kemang
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-26
Gambar IV-3. Diagram Alir Pelingkupan Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede - Kemang
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-27
Rencana Kegiatan
1. Pra Konstruksi2. Konstruksi3. Operasi
Rona Lingkungan
1. Fisik Kimia2. Biologi3. Sosekbud dan
Kesmas
DAMPAK POTENSIAL
A. Fisik Kimia1. Iklim mikro2. Kualitas udara dan debu3. Kebisingan4. Getaran5. Kualitas air permukaan6. Air larian (runoff)7. Sedimentasi sungai8. Muka air tanah9. Ruang dan lahan
B. Biologi1. Flora darat2. Fauna darat3. Tumbuhan air4. Biota air
C. Sosekbud dan Kesmas1. Kependudukan2. Pendapatan masyarakat dan
pertumbuhan ekonomi3. Kesempatan kerja4. Kesempatan berusaha5. Adat istiadat dan kebiasaan6. Sikap dan Persepsi masyarakat7. Kesehatan mayarakat8. Konflik penerimaan ganti rugi9. Kerusakan jalan umum10. Kegiatan di sekitar11. Bangkitan lalulintas/kecelakaan
lalulintas
Identifikasi Dampak Potensial
DAMPAK PENTING HIPOTETIK
A. Fisik Kimia1. Iklim mikro2. Kualitas udara dan debu3. Kebisingan4. Kualitas air permukaan5 Air Larian (runoff)6. Sedimentasi sungai7. Muka air tanah8. Ruang dan lahan
B. Biologi1. Biota air
C. Sosekbud dan Kesmas1. Kependudukan2. Pendapatan masyarakat dan
pertumbuhan ekonomi3. Kesempatan berusaha4. Sikap dan Persepsi masyarakat5. Kesehatan mayarakat6. Konflik penerimaan ganti rugi7. Kerusakan jalan umum8. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu
lintas9. Kesempatan kerja
PRIORITAS DAMPAK PENTING HIPOTETIK
a. Kepentingan aspek sosial ekonomi
1. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas
2. Kesehatan mayarakat3. Kerusakan jalan umum4. Konflik penerimaan ganti rugi5. Sikap dan Persepsi masyarakat 6. Kesempatan berusaha7. Pendapatan masyarakat dan
pertumbuhan ekonomi8. Kependudukan9. Kesempatan kerja
b. Kepentingan aspek ekologis1. Kualitas udara dan debu2. Kebisingan3. Kualitas air permukaan4. Sedimentasi sungai5. Air larian (runoff)6. Iklim mikro7. Ruang dan lahan8. Muka air tanah9. Biota air
EvaluasiDampakPotensial
Diskusi antar pakar
Studi pustaka Survei
lapang Profesional
judgement Konsultasi
publik
Klasifikasidan
Prioritas
B. WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN
1. Lingkup Wilayah Studi
Lingkup wilayah studi dibentuk dari empat unsur yang berhubungan dengan dampak lingkungan suatu
rencana kegiatan, yaitu unsur kegiatan/proyek, ekologi, sosial dan administrasi pemerintahan.
a. Batas Proyek
Batas proyek adalah lokasi dimana seluruh komponen rencana kegiatan akan dilakukan, terutama
komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak. Batas proyek ditetapkan berdasarkan batas
kepemilikan lahan (property right) yang dimiliki oleh pemrakarsa.
Batas kegiatan rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede -Kemang adalah batas dimana
kegiatan-kegiatan proyek dilakukan selama tahap pra-konstruksi, konstruksi dan operasi. Daerah ini
meliputi lahan yang diperuntukan untuk kegiatan rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede -
Kemang dengan panjang 8.719 m dan lebar 50 meter seluas 43,6 ha yang melalui 9 desa di
Kecamatan Bojonggede, Kecamatan Tajurhalang, dan Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Propinsi
Jawa Barat.
b. Batas Ekologis
Batas ekologis adalah wilayah terjadinya sebaran dampak yang akan dikaji, mengikuti medium
lingkungan masing-masing (air dan udara). Batas ekologis akan mengarahkan penentuan lokasi
pengumpulan data rona lingkungan awal.
Batas ekologis ditentukan berdasarkan luas persebaran dampak suatu rencana kegiatan yang
menyebabkan proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diprakirakan akan mengalami
perubahan yang mendasar. Batas ekologis maksimal / terluar berdasarkan persebaran dampak
melalui medium air adalah sekitar ±500 m dari tapak proyek dengan asumsi setelah jarak ±500 m dari
proyek persebaran dampak yang melalui medium air tidak signifikan disebabkan proses purifikasi dan
pengenceran.
Berdasarkan Heavy Equipment for Noise (Komatsu Japan, 1995), jarak aman dari kebisingan alat-alat
berat seperti loader 64 dBa, Grader 68 dBa, Dozer 67 dBa, Concrete Pump 70 dBa. Nilai kebisingan
tersebut masih dibawah baku mutu bila dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 718
Tahun 1987 tentang kebisingan pada area sekitar kegiatan. Dengan besar kebisingan alat-alat berat
tersebut, maka batas ekologis persebaran dampak melalui medium udara adalah 200 meter dari kiri
dan kanan jalan yang akan dibangun
c. Batas Sosial
Batas sosial adalah ruang di mana masyarakat, yang terkena dampak limbah, emisi atau kerusakan
lingkungan, tinggal atau melakukan kegiatan. Batas sosial akan mempengaruhi identifikasi kelompok
masyarakat yang terkena dampak sosial-ekonomi-kesehatan masyarakat dan penentuan masyarakat
yang perlu dikonsultasikan (pada tahap lanjutan keterlibatan masyarakat).
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-28
Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang merupakan tempat berlangsungnya
berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk
sistem dan struktur sosial), sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat yang
diprakirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat rencana kegiatan tersebut.
Batas sosial wilayah studi AMDAL rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede - Kemang
ditentukan berdasarkan wilayah yang diprakirakan terkena dampak langsung atau wilayah dampak
primer. Wilayah yang diprakirakan terkena dampak langsung adalah pemukiman di Desa Jampang
Kecamatan Kemang; Desa Nanggerang, Desa Sukmajaya, Desa Tajurhalang, Desa Tonjong dan
Desa Kalisuren, Kecamatan Tajurhalang; dan di Desa Bojongbaru, Desa Susukan, Desa Bojonggede,
Kecamatan Bojonggede; Kabupaten Bogor.
d. Batas Administratif
Batas administratif adalah wilayah administratif (desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten) yang
wilayahnya tercakup dalam salah-satu unsur diatas. Batas administratif sebenarnya diperlukan untuk
mengarahkan Pelaksana Kajian ke lembaga pemerintah daerah yang relevan, baik untuk koordinasi
administratif (misalnya peniliaian AMDAL dan pelaksanaan konsultasi masyarakat), pengumpulan
data tentang kondisi rona lingkungan awal, Kegiatan di sekitar lokasi kegiatan, dan sebagainya.
Batas administratif adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan kegiatan sosial
ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di dalam
ruang tersebut. Batas administratif kegiatan rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede -
Kemang yaitu wilayah Kecamatan Kemang, Kecamatan Tajurhalang dan Kecamatan Bojonggede
Kabupaten Bogor.
Batas wilayah studi adalah perpaduan dari ke-empat wilayah di atas yang membentuk lokasi dimana
kajian akan dilakukan, seperti yang disajikan pada Gambar IV-4.
2. Batas Waktu Kajian
Waktu kajian adalah penjelasan tentang rentang waktu dimana dampak diprakirakan terjadi. Ada
dampak yang diprakirakan terjadi hanya selama beberapa bulan (tahap pra konstruksi dan tahap
konstruksi) dan ada dampak-dampak yang diprakirakan berlangsung selama usia kegiatan (tahap
operasi). Menurut laporan Detailed Engineering Desain (DED), jalan Bojonggede – Kemang dapat
bertahan selama 10 tahun. Dengan demikian, batas waktu kajian adalah sejak tahap pra konstruksi
hingga tahap operasi, yaitu selama 13 tahun.
ANDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BOJONGGEDE – KEMANG IV-29