andal kulit

52
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan produk sampingan hasil pemotongan ternak yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Potensi tersebut sangat besar untuk digunakan dalam industri penyamakan kulit. Industri ini akan menghasilkan kulit tersamak yang dapat digunakan untuk berbagai macam barang seperti sepatu kulit, tas kulit, atau jaket kulit. Hasil industri penyamakan kulit menjadi sumber devisa negara non migas selain kayu, tekstil dan elektronik (Harmoko, 2000). Kabupaten Jember merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang berpotensi untuk dijadikan industri penyamakan kulit. Wilayah Kabupaten Jember memiliki aksesibilitas yang baik untuk berbagai kegiatan ekonomi dan dapat dijadikan sebagai lokasi strategis untuk pengolahan akhir dan pusat produksi. PT Indra Sejahtera Leather merencanakan untuk membangun industri penyamakan kulit yang terletak di Kabupaten Jember. Proyek Pembangunan tersebut penting dilakukan karena masih belum ada industri penyamakan kulit di wilayah Jember yang dapat memproduksi kebutuhan seperti sepatu kulit, tas kulit atau jaket kulit sesuai permintaan pasar. Area pengolahan bahan baku, pengelolaan serta proses produksi selanjutnya 1

Upload: lalhen

Post on 28-Dec-2015

61 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANDAL KULIT

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit merupakan produk sampingan hasil pemotongan ternak yang

memiliki nilai ekonomi tinggi. Potensi tersebut sangat besar untuk digunakan

dalam industri penyamakan kulit. Industri ini akan menghasilkan kulit tersamak

yang dapat digunakan untuk berbagai macam barang seperti sepatu kulit, tas kulit,

atau jaket kulit. Hasil industri penyamakan kulit menjadi sumber devisa negara

non migas selain kayu, tekstil dan elektronik (Harmoko, 2000).

Kabupaten Jember merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang

berpotensi untuk dijadikan industri penyamakan kulit. Wilayah Kabupaten Jember

memiliki aksesibilitas yang baik untuk berbagai kegiatan ekonomi dan dapat

dijadikan sebagai lokasi strategis untuk pengolahan akhir dan pusat produksi.

PT Indra Sejahtera Leather merencanakan untuk membangun industri

penyamakan kulit yang terletak di Kabupaten Jember. Proyek Pembangunan

tersebut penting dilakukan karena masih belum ada industri penyamakan kulit di

wilayah Jember yang dapat memproduksi kebutuhan seperti sepatu kulit, tas kulit

atau jaket kulit sesuai permintaan pasar. Area pengolahan bahan baku,

pengelolaan serta proses produksi selanjutnya direncanakan dilakukan di Desa

Kertosari Kecamatan Pakusari Kabupaten Jember. Pemilihan lokasi ini

berdasarkan efisiensi produksi dan pemasaran.

Analisis yang akan dilakukan pada industria penyamakan kulit ini, untuk

menjaga keseimbangan lingkungan serta mencegah kerusakan lingkungan yang

lebih lanjut, untuk sekarang dan masa yang akan datang. Dari análisis ini akan

diketahui apakah pembangunan industri penyamakan kulit PT. Indra Sejahtera

Leatherdapat dilanjutkan atau tidak.

1

Page 2: ANDAL KULIT

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah dampak yang akan muncul dari kegiatan industri

penyamakan kulit PT. Indra Sejahtera Leather yang telah direncanakan terhadap

lingkungan sekitar?

1.3 Tujuan

Pembuatan ANDAL ini bertujuan untuk menetapkan kebijakan mengenai

kelayakan suatu pembangunan kegiatan industri penyamakan kulit PT. Indra

Sejahtera Leather beserta RKL dan RPLnya di Desa Kertosari Kecamatan

Pakusari, Jember, Jawa Timur.

2

Page 3: ANDAL KULIT

BAB 2. DESKRIPSI WILAYAH DAN PROYEK

2.1 Deskripsi Wilayah

Letak

Dusun :

Desa : Kertosari

Kecamatan: Pakusari

Kabupaten : Jember

Propinsi : Jawa Timur

Luas Desa : 254.465 Ha

2.2 Deskripsi Proyek

Perusahaan ini bernama PT. Indra Sejahtera Leather yang bergerak

dibidang industri Penyamakan Kulit. Kegiatan industri ini, rencananya akan

direalisasikan di Desa Kertosari Kecamatan Paku Sari, Kabupaten Jember, Jawa

Timur. Hak guna bangunan meliputi: industri untuk kegiatan produksi,

laboratorium untuk penelitian dan controlling produksi, gudang penyimpanan

produk yang dihasilkan, dan kantor pusat produksi untuk urusan administratif.

PT. Indra Sejahtera Leather merencanakan akan merekrut tenaga kerja

sebanyak 200 orang, terdiri dari tenaga ahli dan pekerja kasar yang masing-

masing menempati tempat tertentu , yaitu pekerja industri 130 orang, laboratorium

15 orang, tempat penyimpanan 20 orang, dan kantor 25 orang. Waktu kerja

dimulai hari senin sampai sabtu pukul 08.00 WIB sampai 15.00 WIB.

Bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi kulit jadi adalah

segala jenis kulit binatang seperti sapi, kambing , domba, babi dan lain

sebagainya. Bahan baku ini didatangkan dari daerah daerah sekitar jember, seperti

banyuwangi, bondowoso, situbondo, lumajang, probolinggo dan bali. Industri ini,

memiliki kapasitas produksi kulit jadi sebanyak 100 lembar kulit per hari.

3

Page 4: ANDAL KULIT

BAB 3. RENCANA USAHA DAN KEGIATAN

4.1 Kegunaan dan Kepeluan rencana Usaha dan/ atau Kegiatan

1. lokasi rencana pembangunan industri

Luas Lokasi : ± 2,5 Ha

Batas ekologis

Utara : Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Selatan : Sawah

Timur : Sawah

Barat : Jalan Raya

2. Tahap Pelaksanaan Usaha dan/ atau Kegiatan

Industri penyamatan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah

(hides atau skins) menjadi kulit jadi atau kulit tersamak (leather) dengan

menggunakan bahan penyamak. Pada proses penyamakan, semua bagian kulit

mentah yang bukan colagen saja yang dapat mengadakan reaksi dengan zat

penyamak. Kulit jadi sangat berbeda dengan kulit mentah dalam sifat

organoleptis, fisis, maupun kimiawi.

Dalam Industri penyamatan kulit, ada tiga pokok tahapan penyamakan

kulit,yaitu:

1. Proses Pengerjaan basah. (beam house).

2. Proses Penyamakan (tanning).

3. Penyelesaian akhir (Finishing).

Masing- masing tahapan ini terdiri dari beberapa macam proses, setiap

proses memerlukan tambahan bahan kimia dan pada umumnya memerlukan

banyak air, tergantung jenis kulit mentah yang dignakan serta jenis kulit jadi yang

dikehendaki.

Secara prinsip, ditinjau dari bahan penyamak yang digunakan, maka ada

beberapa macam penyamakan yaitu:

a. Penyamakan Nabati.

4

Page 5: ANDAL KULIT

Penyamakan dengan bahan penyamakan nabati yang berasal dari

tumbuhan yang mengandung bahan penyamak misalnya kulit akasia,

sagawe , tengguli, mahoni, dan kayu quebracho, eiken, gambir, the,

buah pinang, manggis, dll. Kulit jadi yang dihasilkan misalnya kulit tas

koper, kulit sol, kulit pelana kuda, kulit ban mesin, kulit sabuk dll.

b. Penyamakan mineral.

Penyamak dengan bahan penyamak mineral , misalnya bahan

penyamak krom. Kulit yang dihasilkan misalnya kulit boks, kulit jaket,

kulit glase, kulit suede, dll. Disamping itu ada pula bahan penyamak

aluminium yang biasanya untuk menghasilkan kulit berwarna putih

( misalnya kulit shuttle cock).

c. Penyamakan minyak.

Penyamak dengan bahan penyamak yang berasal dari minyak ikan hiu

atau ikan lain, biasanya disebut minyak kasar. Kulit yang dihasilkan

misalnya: kulit berbulu tersamak, kulit chamois ( kulit untuk lap kaca)

dll.

Dalam prakteknya untuk mendapatkan sifat fisis tertentu yang lebih

baik, misalnya tahan gosok, tahan terhadap keringat dan basah, tahan

bengkuk, dll, biasanya dilakukan dengan cara kombinasi.

Ada kalanya suatu industri penyamkan kulit hanya melaksanakan

proses basah saja, proses penyamakan saja, proses penyelesaian akhir atau

melakukan 2 tahapan atau ketiga- tiganya sekaligus.

Secara garis besar bagab tahapan proses industri penyamakan kulit

sbb:

1. TAHAPAN PROSES PENGERJAAN BASAH. ( BEAM HOUSE).

Urutan proses pada tahap proses basah beserta bahan kimia yang

ditambahkan dan limbah yang dikeluarkan dapat dilihat pada bagan 2

berikut ini.

a. Perendaman ( Soaking).

Maksud perendaman ini adalah untuk mengembalikan sifat-

sifat kulit mentah menjadi seperti semula, lemas, lunak dan

5

Page 6: ANDAL KULIT

sebagainya. Kulit mentah kering setelah ditimbang, kemudian

direndam dalam 800- 1000 % air yang mengandung 1 gram/ liter obat

pembasah dan antiseptic, misalnya tepol, molescal, cysmolan dan

sebagainya selama 1- 2 hari. Kulit dikerok pada bagian dalam

kemudian diputar dengan drum tanpa air selama 1/ 5 jam, agar serat

kulit menjadi longgar sehingga mudah dimasuki air dan kulit lekas

menjadi basah kembali. Pekerjaan perendaman diangap cukup apabila

kulit menjadi lemas, lunak, tidak memberikan perlawanan dalam

pegangan atau bila berat kulit telah menjadi 220- 250% dari berat kulit

mentah kering, yang berarti kadar airnya mendekati kulit segar (60-65

%). Pada proses perendaman ini, penyebab pencemarannya ialah sisa

desinfektan dan kotoran- kotoran yang berasal dari kulit.

b. Pengapuran ( Liming).

Maksud proses pengapuran ialah untuk.

1) Menghilangkan epidermis dan bulu.

2) Menghilangkan kelenjar keringat dan kelenjar lemak.

3) Menghilangkan semua zat-zat yang bukan collagen yang aktif

menghadapi zat-zat penyamak.

Cara mengerjakan pengapuran, kulit direndam dalam

larutan yang terdiri dari 300-400 % air (semua dihitung dari berat

kulit setelah direndam), 6-10 % Kapur Tohor Ca (OH)2, 3-6 %

Natrium Sulphida (Na2S). Perendaman ini memakan waktu 2-3

hari.

Dalam proses pengapuran ini mengakibatkan pencemaran

yaitu sisa- sisa Ca (OH)2, Na2S, zat-zat kulit yang larut, dan bulu

yang terepas.

c. Pembelahan ( Splitting).

Untuk pembuatan kulit atasan dari kulit mentah yang tebal

(kerbau-sapi) kulit harus ditipiskan menurut tebal yang dikehendaki

dengan jalan membelah kulit tersebut menjadi beberapa lembaran dan

dikerjakan dengan mesin belah ( Splinting Machine). Belahan kulit

6

Page 7: ANDAL KULIT

yang teratas disebut bagian rajah (nerf), digunakan untuk kulit atasan

yang terbaik. Belahan kulit dibawahnya disebut split, yang dapat pula

digunakan sebagai kulit atasan, dengan diberi nerf palsu secara dicetak

dengan mesin press (Emboshing machine), pada tahap penyelesaian

akhir. Selain itu kulit split juga dapat digunakan untuk kulit sol dalam,

krupuk kulit, lem kayu dll. Untuk pembuatan kulit sol, tidak dikerjakan

proses pembelahan karena diperlukan seluruh tebal kulit.

d. Pembuangan Kapur ( Deliming).

Oleh karena semua proses penyamakan dapat dikatakan

berlangsung dalam lingkungan asam maka kapur didalam kulit

harus dibersihkan sama sekali. Kapur yang masih ketinggalan akan

mengganggu proses- proses penyamakan. Misalnya :

1) Untuk kulit yang disamak nabati, kapur akan bereaksi dengan zat

penyamak menjadi Kalsium Tannat yang berwarna gelap dan keras

mengakibatkan kulit mudah pecah.

2) Untuk kulit yang akan disamak krom, bahkan kemungkinan akan

menimbulkan pengendapan Krom Hidroksida yang sangat

merugikan.

Pembuangan kapur akan mempergunakan asam atau garam asm,

misalnya H2SO4, HCOOH, (NH4)2SO4, Dekaltal dll.

e. Pengikisan Protein ( Bating).

Proses ini menggunakan enzim protese untuk melanjutkan

pembuangan semua zat- zat bukan collagen yang belum terhilangkan

dalam proses pengapuran antara lain:

1) Sisa- sisa akar bulu dan pigment.

2) Sisa- sisa lemak yang tak tersabunkan.

3) Sedikit atau banyak zat- zat kulit yang tidak diperlukan artinya

untuk kulit atasan yang lebih lemas membutuhkan waktu proses

bating yang lebih lama.

4) Sisa kapur yang masih ketingglan.

f. Pengasaman (Pickling).

7

Page 8: ANDAL KULIT

Proses ini dikerjakan untuk kulit samak dan krom atau kulit

samak sintetis dan tidak dikerjakan untuk kulit samak nabati atau kulit

samak minyak. Maksud proses pengasaman untuk mengasamkan kulit

pada pH 3- 3,5 tetapi kulit kulit dalam keadaan tidak bengkak, agar

kulit dapat menyesuaikan dengan pH bahan penyamak yang akan

dipakai nanti.

Selain itu pengasaman juga berguna untuk:

1) Menghilangkan sisa kapur yang masih tertinggal.

2) Menghilangkan noda- noda besi yang diakibatkan oleh Na2gS,

dalam pengapuran agar kulit menjadi putih bersih.

2. TAHAPAN PROSES PENYAMAKAN ( TANNING).

Proses penyamakan dimulai dari kulit pikel untuk kulit yang akan

disamak krom dan sintan, sedangkan untuk kulit yang akan disamak nabati

dan disamak minyak tidak melalui proses pickling ( pengasaman).

Adapun, tahapan proses penyamakan (Tanning) sebagai berikut :

a. Penyamakan.

Pada tahap penyamakan ini ada beberapa cara yang bisa

dilakukan, yakni:

1) Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Nabati.

a). Cara Counter Current

Kulit direndam dalam bak penyamakan yang berisis

larutan ekstrak nabati + 0,50. Be selama 2 hari, kemudian

kepekatan cairan penyamakan dinaikkan secara bertahap

sampai kulit menjadi masak yaitu 3- 4 0Be untuk kulit yang

tipis seperti kulit lapis, kulit tas, kuli pakaian kuda, dll sedang

untuk kulit- kulit yang tebal seperti kulit sol, ban mesin dll a

pada kepekatan 6-8 0 be. Untuk kulit sol yang keras dan baik

biasanya setelah kulit tersanak masak dengan larutan ekstrak,

penyamakan masih dilanjutkan lagi dengan cara kulit ditanam

dalam babakan dan diberi larutan ekstrak pekat selama 2-5

minggu.

8

Page 9: ANDAL KULIT

b). Sistem samak cepat.

Didahului dengan penyamakan awal menggunakan 200% air,

3% ekstrak mimosa (Sintan) putar dalam drum selam 4 jam.

Putar terus tambahkan zat peyamak hingga masak diamkan 1

malam dalam drum.

2). Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Mineral.

a). Menggunakan bahan penyamak krom

Zat penyamak krom yang biasa digunakan adalah

bentuk kromium sulphat basa. Basisitas dari garam krom dalam

larutan menunjukkan berapa banyak total velensi kroom diikat

oleh hidriksil sangat penting dalam penyamakan kulit. Pada

basisitas total antara 0-33,33%, molekul krom terdispersi dalam

ukuran partikel yang kecil ( partikel optimun untuk

penyamakan). Zat penyamak komersial yang paling banyak

digunakan memunyai basisitas 33,33%. Jika zat penyamak

krom ini ingin difiksasikan didalam substansi kulit, maka

basisitas dari cairan krom harus dinaikkan sehingga

mengakibatkan bertambah besarnya ukuran partikel zat

penyamak krom. Dalam penyamakan diperlukan 2,5- 3,0%

Cr2O3 hanya 25 %, maka dalam pemakainnya diperlukan

100/25 x 2,5 % Cromosol B= 10% Cromosol B. Obat ini

dilautkan dengan 2-3 kali cair, dan direndam selama 1 malam.

Kulit yang telah diasamkan diputar dalam drum dengan 80-

100%air, 3-4 % garam dapur (NaCl), selma 10-15 menit

kemudian bahan penyamak krom dimasukkan sbb:

- 1/3 bagian dengan basisitas 33,3 % putar selama 1 jam.

- 1/3 bagian dengan basisitas 40-45 % putar selama 1 jam.

-1/3 bagian dengan basisitas 50 % putar selama 3 jam

b). Cara penyamakan dengan bahan penyamak aluminium

(tawas putih).

Kulit yang telah diasamkan diputar dengan:

9

Page 10: ANDAL KULIT

- 40- 50 % air.

- 10% tawas putih.

- 1- 2% garam, putar selama 2-3 jam lu ditumpuk selam 1

malam.

- Esok harinya kulit diputar lagi selama ½ – 1 jam, lalu

gigantung dan dikeringkan pada udara yang

lembabselama 2-3 hari. Kulit diregang dengan tangan

atau mesin sampai cukup lemas.

3). Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Minyak.

Kulit yang akan dimasak minyak biasanya telah disamak

pendahuluan dengan formalin. Kulit dicuci untuk menghilangkan

kelebihan formalin kemudian dierah unuk mengurangi airnya,

diputar dengan 20-30 % minyak ikan, selama 2-3 jam, tumpuk 1

malam selanjutnya digantung dan diangin- anginkan selam 7-10

hari.

Tanda-tanda kulit yang masak kulit bila ditarikmudah

mulur dan bkas tarikan kelihatan putih. Kulit yang telah masak

dicuci dengan larutan Na2CO3 1%.

b. PENGETAMAN (Shaving).

Kulit yang telah masak ditumpuk selama 1-2 hari kemudian

diperah dengan mesin atau tangan untuk menghilangkan sebagian

besar airnya, lalu diketam dengan mesin ketam pada bagian daging

guna mengatur tebal kulit agar rata. Kulit ditimbang guna

menentukan jumlah khemikalia yang akan diperlukan untuk

proses- proses selanjutnya, selanutnya dicuci dengan air mengalir

½ jam.

c. PEMUCATAN ( Bleaching).

Hanya dikerjakan untuk kulit samak nabati dan biasanya

digunakan asam- asam organik dengan tujuan:

1) Menghilangkan lek- flek bsi dari mesin ketam.

2) Menurunkan pH kulit yang berarti memudahkan warna klit.

10

Page 11: ANDAL KULIT

Cara mengerjakan proses pemucatan, kulit diputar dengan

150-2005 air hangat (36- 40 0C ). 0,5-1,0 % asam oksalat selama

½- 1 jam.

d. PENETRALAN ( Neutralizing).

Hanya dikerjakan untuk kulit samak krom. Kulit samak

krom dilingkungannya sangat asam ( pH 3-4) maka kulit perlu

dinetralkan kembali agar tidak mengganggu dalam proses

selanjutnya. Penetralan biasanya mempergunakan garam alkali

misalnya NaHCO3, Neutrigan dll.

Cara melakukan penetralan, kulit diputar dengan 200% air

hangat 40-600C. 1-2 % NaHCO3 atau Neutrigan. Putar selama ½- 1

jam.Penetralan dianggap cukup bila ½- ¼ penampang kulit bagian

tengah berwarna kunung terhadap Bromo Cresol Green (BCG)

indikator, sedangkan kulit bagian tepi berwarna biru. Kulit

kemudian dicuci kembali.

e. PENGECETAN DASAR ( Dyeing).

Tujuan pengecetan dasar ialah untuk memnberikan warna

dasar pada kulit agar pemakaian cat tutup nantinya tidak terlalu

tebal sehingga cat tidak mudah pecah.

Cat dasar yang dipakai untuk kulit ada 3 macam:

1). Cat direct, untuk kulit samak krom.

2). Cat asam, untuk kulit samak krom dan nabati.

3). Cat basa, untuk kulit samak nabati.

f. PEMINYAKAN (Fat liguoring).

Tujuan proses peminyakan pada kulit antara lain sebagai berikut:

1). Untuk pelumas serat- serat kulit ag kulit menjadi tahan tarik dan

tahan

getar.

2). Menjaga serat kulit agar tidak lengket satu dengan yang

lainnya.

3). Membuat kulit tahan air.

11

Page 12: ANDAL KULIT

Cara mengerjakan peminyakan, kulit setelah dicat dasar,

diputar selama ½ – 1jam dengan 150 %- 200% air 40- 60 0C, 4-

15% emulsi minyak. Ditambahkan 0,2- 0,5 % asam formiat untuk

memecahkan emulsi minyak. Minyak akan tertinggal dalam kulit

dan airnya dibuang. Kulit ditumpuk pada kuda- kuda selama 1

malam.

g. PELUMASAN ( Oiling).

Pelumasan hanya dikerjakan untuk kulit sol samak nabati.

Tujuan pelumasan ialah untuk menjaga agar bahan penyamak tidak

keluar kepermukaan kulit sebelum kulit menjadi kering, yang

berakibat kulit menjadi gelap warnanya dan mudah pecah nerfnya

bila ditekuk..

Cara pelumasan, kulit sol sebagian airnya diperah

kemudian kulit diulas dengan campuran:

1). 1 bagian minyak parafine.

2). 1 bagian minyak sulfonir.

3). 3 bagian air.

Kulit diulas tipis tetapi rata kedua permukaannya,

kemudian dikeringkan.

h. PENGERINGAN.

Kulit yang diperah airnya dengan mesin atau tangan

kemudian dikeringkan. Proses ini bertujuan untuk menghentikan

semua reaksi kimia didalam kulit. Kadar air pada kulit menjadi 3-

14%.

i. KELEMBABAN.

Kulit setelah dikeringkan dibiarkan 1-3 hari pada udara

biasa agar kulit menyesuaikan dengan kelembaban udara

sekitarnya. Kulit kemudian dilembabkan dengan ditanam dalam

serbuk kayu yang mengandung air 50- 55 % selama 1 malam,

Kulit akan mengambil air dan menjadi basah dengan merata.

Kulit kemudian dikeluarkan dan dibersihkan serbuknya.

12

Page 13: ANDAL KULIT

j. PEREGANGAN DAN PEMENTANGAN.

Kulit diregang dengan tangan atau mesin regang. Tujuan

peregangan ini ialah untuk menarik kulit sampai mendekati batas

kemulurannya, agar jika dibuat barang kerajinan tidak terlalu

mulur, tidak merubah bentuk ukuran. Setelah diregang sampai

lemas kulit kemudian dipentang dan setelah kering kulit dilepas

dari pentangnya, digunting dibagian tepinya sampai lubang-

lubang dan keriput- keriputnya hilang.

3. TAHAPAN PENYELESAIAN AKHIR ( FINISHING).

Penyelesaian akhir bertujuan untuk memperindah penampilan

kulit jadinya, memperkuat warna dasar kulit, mengkilapkan,

menghaluskan penampakan rajah kulit serta menutup cacat-cacat

atau warna cat dasar yang tidak rata.

3. Distribusi

Hasil produksi yang diperoleh akan diditribusikan di beberapa daerah

pemroduksi barang – barang kerajinan seperti sepatu kulit, kursi, baju dan

lain sebagainya, seperti bali, bandung, Surabaya, Jakarta, lumajang

probolinggo, banyuwangi dan kota kota lainnya. Dan untuk pengembangan

jangka panjang, perlu dilakukan distribusi secara ekspor.

13

Page 14: ANDAL KULIT

BAB 4. METODE IDENTIFIKASI

Ada beberapa metode identifikasi yang dilakukan antara lain:

1. Pengamatan secara langsung terhadap lokasi dan rencana pembangunan

Industri Penyamakan Kulit PT. Indra Sejahtera Leather .

2. Pengumpulan data secara langsung terhadap kondisi bentang alam, kondisi

biologi dan sosial ekonomi sekitar pembangunan Industri Penyamakan

Kulit PT. Indra Sejahtera Leather.

3. Wawancara singkat dengan masyarakat sekitar pembangunan Industri

Penyamakan Kulit PT. Indra Sejahtera Leather.

4. Penelaahan pustaka terkait dengan pembangunan serta dampak penting

yang akan ditimbulkan oleh pembangunan Industri Penyamakan Kulit PT.

Indra Sejahtera Leather.

5. Tabel 3. Matrik Leopold Rencana Pembangunan Industri Penyamakan PT.

Indra Sejahtera Leather.

14

Page 15: ANDAL KULIT

Tahap Kegiatan

Pra

KontruksiKontruksi Operasi Distribusi

Per

ijin

an d

an P

enen

tuan

Lah

an

Ten

aga

Ker

ja

Mat

eria

l dan

Per

alat

an

Per

ataa

n da

n P

emat

anga

n L

ahan

Pem

bang

unan

Ind

ustr

i

Men

data

ngka

n P

eral

atan

Ten

aga

Ker

ja

Pen

gada

an B

ahan

Bak

u

Ope

rasi

onal

Ind

ustr

i

Pem

akai

an B

ahan

Bak

ar

Pen

amba

ngan

Tra

nspo

rtas

i Pro

duk

1 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1

15

KOMPONEN LINGKUNGAN

KOMPONEN KEGIATAN

Page 16: ANDAL KULIT

I. KOMPONEN

FISIK-KIMIA

A. Iklim

1. Suhu 2 2 3 2 2 3 3 1

2. Udara 3 3 3 3 3 4 4 2 2

3. Intensitas

Cahaya2 3

4. Arah dan

Kecepatan

Angin

5. Kelembaban 2 3 3 2 2 3 2

B. Kualitas Udara dan

Kebisingan

1. Kualiatas Udara 3 3 3 3 3 4 4 3

2. Kebisingan 3 3 3 3 3 3 3

C. Hidrologi

1. Kualitas Air 4 4

2. Daerah Resapan

D. Ruang Lahan dan

Tanah

1. Tata Ruang 2 2 1

2. Tata Guna Lahan 2 2 2 1

E.Transporasi

1. Kemacetan

Lalulintas2 3 3 3

2. Kerusakan Jalan 2 3 3 3

II. KOMPONEN

BIOLOGI

1. Flora 3 3 3 3 3

2. Fauna 3 3 3 3 3

16

Page 17: ANDAL KULIT

III. KOMPONEN

SOSIAL dan

EKONOMI

A. Sosial Ekonomi

1. Pendapatan

Masyarakat

(Daerah)

3 2 2 1 1 1 1

2. Kesempatan

kerja2 2 1 1 1 1

3. Jumlah

Masyarakat1

IV. KESEHATAN

MASYARAKAT

1. Tingakat

Kesehatan

Masyarakat

2 3 3 3 3 3 3 3

A. Sanitasi

Lingkungan2 3 3 3 3 3

Keterangan:

: Dampak dapat dikelola

a.Pentingnya dampak

1. Kurang penting

2. Cukup penting

3. Penting

4. Lebih Penting

5. Sangat Penting

b. Besarnya dampak

1. Dampak sangat kecil

2. Dampak kecil

17

Page 18: ANDAL KULIT

3. Dampak sedang

4. Dampak besar

5. Dampak sangat besar

BAB 5. RONA LINGKUNGAN HIDUP

A. Aspek Fisika Kimia

1. Iklim

Iklim : Tropis

Temperatur rata-rata : 20-350C

Curah hujan rata-rata : 2000-3000 ml/tahun

Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan diketahui bahwa kondisi

udara di daerah ini masih aman dari pencemaran. Karena letaknya yang lumayan

jauh dari pusat kota. Namun akses menuju jalan utama tidak sulit karena dekat

dengan jalan raya. Ketersediaan air bersih juga tercukupi sehingga lokasi ini

sangat cocok untuk usaha kegiatan kami.

18

Page 19: ANDAL KULIT

2. Fisiografi

Letak Ketinggian : 174 meter dpl

Jenis tanah : liat berpasir

Keunikan dan keistimewaan lahan secara geologis yaitu dengan

melimpahnya sumber daya alam berupa lahan pertanian yang dimanfaatkan oleh

penduduk sekitar sebagai salah satu sumber utama mata pencaharian. Selain itu,

disekitar industri juga dimanfaatkan sebagai lahan peternakan dan juga sebagai

tempat pembuangan akhir.

3. Hidrologis

Terdapat satu aliran sungai yang dimanfaatkan penduduk sekitar sebagai

sumber pengairan lahan pertanian warga sekitar. Namun kondisi air juga cukup

melimpah dengan banyaknya sumur-sumur penduduk yang dangkal.

5. Ruang, lahan dan tanah

Pemanfaatan lahan yang ada disekitar lokasi rencana pembangunan,

mayoritas digunkan oleh warga sekitar dalam bidang pertanian. Selain itu ada

pula, lahan yang digunakan sebagai tempat peternakan ayam dan Tempat

Pembuangan Sampah Akhir (TPA) oleh Dinas Kebersihan Kabupaten Jember.

B. Aspek Biologi

1. Flora

Flora yang paling banyak ditemukan pada daerah yang akan dibangun

kawasan industri adalah rumput, semak, tanaman herbaceous, pohon kelapa dan

beerbagai tanaman palawija produksi lahan pertanian warga sekitar. Flora yang

terdapat pada daerah tersebut memiliki sifat yang mudah tumbuh pada daerah

dengan rentangan yang luas. Karena tanaman-tanaman ini bisa hidup pada daerah

subur hingga daerah yang tandus. Pada daerah ini tidak terdapat ekosistem yang

dilindungi oleh undang- undang.

2. Fauna

19

Page 20: ANDAL KULIT

Daerah ini memiliki tingkat pencemaran yang rendah sehingga masih

banyak fauna yang ditemukan seperti semut, ular, nyamuk, ulat, cacing, belalang,

katak, burung, dan serangga-serangga lain.

C. Aspek Sosial

1. Ekonomi

Masyarakat Desa Kertosari ini sebagian besar bermatapencaharian sebagai

petani. Karena ditunjang dengan lahan pertanian yang sangat luas, dan para

penduduknya yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Kebanyakan lahan

persawahan milik perorangan sehingga ada yang digunakan sendiri juga ada yang

disewakan. Namun beberapa dari penduduk juga bermata pencaharian sebagai

peternakan ayam pedaging.

2. Budaya

Masyarakat daerah industri ini, memiliki budaya turun temurun yaitu sifat

gotong royong antar sesama. Masyarakat di Desa Kertosari ini mayoritas

berbahasa Madura dan beberapa diantaranya berbahasa jawa yang merupakan

penduduk pendatang.

3. Kesehatan

Pada daerah ini, terdapat beberapa tempat kesehatan seperti tempat praktek

dokter dan bidan. Selain itu terdapat puskesmas dan posyandu yang berada tidak

terlalu jauh dari pusat industri penyamakan kulit. Selain itu, terdapat juga rumah

sakit daerah maupun swasta yang berada dekat kota jember. Masih ada sebagian

masyarakat yang menggunakan sungai sebagai sarana MCK, perlu dilakukan

sosialisasi kesehatan terutama sanitasi dan kebersihan lingkungan.

20

Page 21: ANDAL KULIT

BAB 6. PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTING

1. Tahap Prakonstruksi

Tahap prakontruksi pembangunan industri penyamakan kulit PT. Indra

Sejahtera Leathe rmeliputi perijinan pendirian bangunan dan pembebasan lahan.

Lahan yang direncanakan sebagai lokasi industri merupakan lahan milik

masyarakat setempat. Sehingga perlu adanya upaya pembebasan lahan dan

pemberian ganti rugi kepada pemilik lahan. Namun, upaya pembebasan lahan

kemungkinan akan mengalami kendala dikarenakan lahan yang akan digunakan

merupakan lahan pertanian masyarakat di sekitar lokasi pembangunan industri.

2. Tahap Konstruksi

2.1 Mobilisasi Tenaga Kerja

2.1.1 Komponen Sosial Ekonomi

Kesempatan kerja

21

Page 22: ANDAL KULIT

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja pembangunan industri penyamakan kulit

akan memberikan dampak positif pada komponen lingkungan sosial ekonomi

berupa kesempatan kerja. Untuk memulai pembangunan, industri membutuhkan

tenaga kerja yang dapat direkrut dari masyarakat lokal maupun luar daerah. Hal

ini menimbulkan dampak positif primer berupa penurunan pengangguran pada

masyarakat sekitar. Dan secara otomatis akan menimbulkan dampak sekunder

berupa meningkatnya pendapatan masyarakat. Tingkat besar dampak kesempatan

kerja ini adalah 2, artinya kegiatan mobilisasi tenaga kerja ini perlu dikelola.

Terutama mobilisasi tenaga kerja yang didatangkan dari luar daerah harus dikelola

agar tidak terjadi peningkatan kepadatan penduduk yang tidak terkendali

2.2 Mobilisasi Material dan Peralatan

2.2.1 Komponen Fisik-Kimia

a. Kualitas Udara

Kegiatan mobilisasi material dan peralatan dalam pembangunan industri

penyamakan kulit memberikan dampak negatif pada komponen lingkungan

fisik-kimia berupa penurunan kualitas udara. Rona lingkungan awal daerah ini

memiliki tingkat polusi udara masih rendah atau belum tercemar. Setelah

adanya kegiatan distribusi bahan material untuk konstruksi yang umumnya

tersusun atas partikel partikel kecil seperti pasir, kapur, kekrikil dan lain-lain

yang memungkinkan partikel ini mudah terbawa angin dan bercampur dengan

udara sehingga menyebabkan polusi udara. Selain itu, emisi yang dikeluarkan

oleh kendaraan pengangkut yang berukuran besar akan mencemari udara

sehingga kualitas udara menurun. Menurunnya kualitas udara merupakan

dampak primer pada mobilisasi peralatan dan material. Namun, jika hal ini

tidak mendapatkan penanganan dampak sekunder yang berpotensi muncul

adalah menurunnya tingkat kesehatan masyarakat, terutama dalam hal

pernafasan dan besar kemungkinan msyarakat di sekitar lokasi industri terkena

infeksi saluran penapasan (ISPA). Tingkat besar dampak ini 3 adalah sehingga

kegiatan mobilisasi material dan peralatan ini perlu dikelola. Industri

penyamakan kulit PT. Indra Sejahtera Leathermemiliki usaha pengelolaan

22

Page 23: ANDAL KULIT

untuk dampak ini yaitu semua truk pengangkut material harus dilengkapi

dengan bag cover, menyiram jalan yang berpotensi menimbulkan debu pada

saat kegiatan dengan air, serta mengoperasikan kendaraan yang hanya layak

jalan.

b. Kebisingan

Selain penurunan kualitas udara, kegiatan mobilisasi material dan

peralatan pembangunan industri penyamakan kulit dapat memberikan dampak

negatif berupa kebisingan. Kebisingan merupakan dampak primer dan akan

meningkat menjadi dampak sekunder berupa penurunan kualitas pendengaran

masyarakat sekitar lokasi industri. Tingkat besar dampak ini adalah 3 sehingga

kegiatan mobilisasi material dan peralatan ini perlu dikelola. Industri

penyamakan kulit PT. Indra Sejahtera Leathermemiliki usaha pengelolaan

untuk dampak ini yaitu hanya mengoperasikan kendaraan yang layak jalan

sehingga diharapkan mengurangi tingkat kebisingan.

c. Tranportasi (Kemacetan Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan)

Kegiatan mobilisasi material dan peralatan menyebabkan kemacetan dan

kerusakan jalan. Hal ini dikarenakan jalan dilalui oleh kendaraan berat dengan

kapasitas angkut yang besar. Tingkat besar dampak ini adalah 2. Industri

penyamakan kulit PT. Indra Sejahtera Leathermemiliki usaha pengelolaan untuk

dampak ini yaitu peningkatan disiplin sopir dalam mengemudi kendaraan dan

terhadap jumlah daya angkut kendaraan untuk mencegah kerusakan jalan, serta

pemasangan rambu-rambu lalu lintas yang sesuai agar dapat mengatur lalu lintas

dan tidak terjadi kemacetan.

2.3 Perbaikan dan pembangunan jalan

Proses pembangunan jalan menggunakan alat berat. Hal ini dapat

menimbulkan kebisingan, polusi udara, adanya tumpahan minyak, tumpahan aspal

dan kerusakan jalan raya yang diakibatkan oleh beban yang berlebihan. Selain itu

dengan adanya pembukaan lahan untuk jalan akan mengakibatkan kerusakan

23

Page 24: ANDAL KULIT

ekosistem yang menjadi tempat hidup berbagai satwa (ular, katak, tikus) yang

kemudian akan menyebabkan satwa-satwa tersebut akan memasuki daerah

pemukiman dan dapat mengganggu masyarakat. Namun, dampak positif

pembangunan dan perbaikan jalan ini adalah kondisi jalan menjadi baik, sehingga

transportasi pun menjadi lancar. Manfaat ini tidak hanya dirasakan oleh pihak

industri, namun juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.

2.4 Pembangunan Industri penyamakan kulit

2.4.1 Komponen Fisik-Kimia

a. Kualitas Udara

Pemakaian material pada kegiatan pembangunan Industri penyamakan

kulit memberikan dampak negatif berupa penurunan kualitas udara. Tingkat besar

dampak pembangunan industri semen adalah 3, meningkat dari sebelumnya. Hal

ini dikarenakan vegetasi yang berada di lokasi sudah ditebang sebagai areal

bangunan industri, yang memberikan dampak sekunder berupa berkurangnya areal

penyerapan udara yang mengandung polusi. Akan tetapi, upaya pengelolaan

sudah dipersiapkan untuk menanggulanginya yaitu Semua truk pengangkut

material harus dilengkapi dengan bag cover, upaya menyiramkan air pada jalan

yang berpotensi menimbulkan debu pada saat kegiatan, serta hanya

mengoperasikan kendaraan yang layak jalan.

b. Kebisingan

Penggunaan peralatan untuk membangun industri penyamakan kulit

menimbulkan dampak primer negatif berupa kebisingan. Tingkat besar

dampaknya adalah 3, meningkat dari sebelumnya sebagai akibat hilangnya

vegetasi sebagai peredam. Sehingga kegiatan pembangunan industri ini perlu

dikelola dan pihak industri telah mengantisipasinya melalui usaha melalui

penanaman pohon sebagai sound barrier, dan memakai peredam pada mesin-

mesin industri.

2.4.2 Komponen Biologis

24

Page 25: ANDAL KULIT

Pembukaan lahan untuk bangunan industri memberikan dampak negative

yang bersifat primer dan sekunder. Sebagai dampak primer yaitu berupa

hilangnya vegetasi dan habitat fauna yang hidup di lokasi. Selain itu hilangnya

vegetasi akan menimbulkan dampak sekunder berupa berkurangnya areal

penyerapan air sehingga sumber air menurun. Menurnnya jumlah sumber air

berpengaruh pada supply air bersih bagi masyarakat dan dapat menurunkan

tingkat kesehatan masyarakat. Industri penyamakan kulit PT. Indra Sejahtera

Leather memiliki usaha untuk menanggulangi dampak ini yaitu melalui

penghijauan/ penanaman tanaman lokal di area industri untuk habitat fauna darat

dan buffer zone, dan pemeliharaan tanaman hasil penghijauan.

3. Tahap Operasi

Berdasarkan tabel mariks leopold dapat dijelaskan bahwa masing-masing

kegiatan yang memberikan dampak positif atau negatif pada tahap operasi adalah

sebagai berikut:

3.1 Mobilisasi Tenaga Kerja

3.1.1 Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya

a. Kesempatan Kerja dan Berusaha

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja memberikan dampak positif pada

komponen lingkungan sosial ekonomi berupa peluang kesempatan kerja dan

kesempatan untuk melakukan usaha. Pendirian suatu industri akan diikuti dengan

perekrutan tenaga kerja, baik dari masyarakat lokal maupun dari luar daerah

tersebut. Akibatnya, jumlah penduduk di sekitar lokasi industri akan meningkat.

Pertambahan penduduk ini akan meningkatkan jumlah konsumsi dan keperluan

pemenuhan jasa. Hal ini akan merangsang pertumbuhan ekonomi di sekitar lokasi

industri. Selain itu, pada tabel rencana pengelolaan disebutkan bahwa pihak

industri akan memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar tentang wirausaha

yang berkaitan dengan pemenuhan barang ataupun jasa yang dibutuhkan oleh

industri sehingga antara industri dan masyarakat tercipta hubungan kerjasama

yang menguntungkan.

25

Page 26: ANDAL KULIT

Tingkat besar dampak mobilisasi tenaga kerja ini adalah 1. Artinya,

kegiatan mobilisisasi tenaga kerja ini berdampak positif sekunder berupa

peningkatran pendapatan masyarakat dan juga meningkatkankan kesejahteraan

masyarakat, terutama sekitar lokasi industri. Kegiatan mobilisasi tenaga kerja ini

perlu dikelola untuk memaksimalkan dampak positifnya. Industri penyamakan

kulit PT. Indra Sejahtera Leathermemiliki usaha pengelolaan dampak ini yaitu

mengutamakan penerimaan tenaga kerja pada warga sekitar sesuai dengan

keahlian dan keterampilannya serta kebutuhan proyek.

3.2 Pengadaan Bahan Baku dan Bahan Tambahan

3.2.1 Komponen Fisik-Kimia

a. Kualitas Udara

Pengadaan bahan baku yang didatangkan (diimpor) dari Kalimantan dan

bahan tambahan yang didatangkan dari daerah lain tentunya akan menyebabkan

sering datangnya kendaraan pengangkut bahan-bahan tersebut. Hal ini tentunya

akan memberikan dampak primer negatif pada berupa penurunan kualitas udara.

Tingkat besar dampaknya adalah 3, meningkat dari sebelumnya karena bahan

baku dan bahan tambahan didatangkan dengan terus-menerus untuk proses

produksi. Sehingga kegiatan kegiatan ini perlu dikelola agar dampak sekunder dan

tersier berupa penurunan kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar industri dapat

diminimalisasi. Tetapi pihak PT. Indra Sejahtera Leathertelah mempersiapkan

upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan yaitu dengan pemakaian alat

pereduksi debu ( bag Filter), pemakaian APD yang sesuai (Masker), penyimpanan

bahan baku, bahan tambahan, bahan bakar dan material alternatif dilakukan di

ruang tertutup, pengaturan kecepatan kendaraan sesuai dengan peraturan yang

berlaku, serta dengan penanaman pohon sebagai buffer zone.

b. Kebisingan

Pengadaan bahan baku dan bahan tambahan juga memberikan dampak

primer negatif berupa peningkatan kebisingan. Tingkat besar dampaknya juga

meningkat menjadi 3 sehingga perlu adanya pengelolaan. Tetapi pihak PT. . Palm

Oil Mulya telah mempersiapkan upaya untuk mengurangi dampak yang

26

Page 27: ANDAL KULIT

ditimbulkan melalui usaha penanaman pohon sebagai sound barrier, dan

optimalisasi peredam pada mesin-mesin industri.

3.4 Operasional Industri penyamakan kulit

3.4.1 Komponen Fisik-Kimia

a. Kualitas Udara

Kegiatan operasional industri memberikan dampak primer negatif pada

komponen lingkungan fisik-kimia berupa penurunan kualitas udara. Hal ini

disebabkan debu merupakan polutan tertinggi yang dihasilkan selama proses

produksi berlangsung. Dampak primer ini sangat berpengaruh terutama pada

karyawan di dalam industri. Dan jika hal ini berlangsung terus-menerus tanpa

pengelolaan, akan berdampak sekunder menjadi penyakit yang berhubungan

dengan saluran pernafasan, utamanya bagi karyawan. Tingkat besar dampak

operasional industri adalah 3, sehingga kegiatan operasional industri dan unit

dikelola. Tetapi pihak PT. Indra Sejahtera Leathertelah mempersiapkan upaya

untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan melalui usaha Pemakaian alat

pereduksi debu ( bag Filter), pemakaian APD yang sesuai (Masker), Penanaman

pohon sebagai buffer zone.

b. Kebisingan

Kegiatan operasional yaitu proses produksi minyak goreng, sebagian besar

tahapannya mengunakan mesin. Dan dalam pengoperasiannya, mesin-mesin ini

mengeluarkan bunyi yang bising. Tingkat besar dampak operasional industri 3,

artinya dampak ini harus dikelola agar dampak sekundernya berupa penurunan

kualitas pendengaran karyawan dan masyarakat sekitar dapat ditekan. Tetapi

pihak PT. Indra Sejahtera Leathertelah mempersiapkan upaya untuk mengurangi

dampak yang ditimbulkan melalui usaha penanaman pohon sebagai sound barrier,

dan optimalisasi peredam pada mesin-mesin industri.

c. Kualitas dan Kuantitas Air

27

Page 28: ANDAL KULIT

Kegiatan operasional industri penyamakan kulit memerlukan air sebagai

salah satu bahan yang sangat diperlukan. Dan suatu proses produksi pasti

menghasilkan limbah produksi, baik itu bersifat padat, cair atau gas. Limbah-

limbah ini berdampak negarif pada kualitas dan kuantitas air. Dampak primernya

adalah berupa pencemaran air, sedangkan dampak sekundernya adalah penurunan

kuantitas supply air bersih untuk masyarakat. Hal ini juga akan mengakibatkan

penurunan kesehatan masyarakat karena air merupakan komponen yang sangat

fatal dan vital bagi kehidupan. Tingkat besar dampak operasional industri

terhadap kualitas dan kuantitas air 4 yang artinya dampak ini harus dikelola.

Tingkat besar dampak ini 4 adalah sehingga kegiatan mobilisasi material dan

peralatan ini perlu dikelola. Tetapi pihak PT. Indra Sejahtera Leather telah

mempersiapkan upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Untuk

menjaga kualitas air tanah akan dikelola melalui usaha pembuatan saluran yang

terpisah antara saluran air hujan dan saluran air buangan industri. Air buangan

industri akan masuk IPAL, atau dengan pembuatan kolam pengendapan air.

3.4.2 Komponen Biologi

Penurunan kualitas udara, kebisingan, penurunan kualitas dan kuantitas air

dan dampak negatif lainnya dari kegiatan operasional industri merupakan suatu

kondisi ekstrim yang dapat mengancam flora dan fauna untuk hidup. Tingkat

besar dan penting untuk dampak operasional industri terhadap komponen biologi

adalah 3. Kegiatan ini perlu dikelola karena fungsi flora dan fauna sangat penting

untuk menyeimbangkan lingkungan. Untuk menjaga kelestarian ekosistem daerah

industri penymkan kulit, akan dilakukan program pengelolaan hasil produksi

secara terpadu. Program ini ditujukan khusus dalam proses pengolahan limbah

produksi secara terpadu, untuk menjaga keseimbangan ekosistem didaerah

industri. Sehingga flora dan fauna endemik pada daerah tersebut bisa terjaga

kelestariannya.

3.4.3 Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya

a. Kesempatan kerja

28

Page 29: ANDAL KULIT

Kegiatan operasional industri memberikan dampak positif pada komponen

lingkungan sosial ekonomi berupa kesempatan kerja dan berusaha. Industri

membutuhkan karyawan untuk melakukan proses produksi, distribusi dan

sebagainya. Hal ini merupakan lapangan pekerjaan baru dan dapat mengurangi

tingkat pengangguran, terutama untuk masyarakat sekitar. Tingkat besar dampak

operasional industri adalah 1, artinya operasional industri yang memberikan

dampak positif perlu dikelola lebih lanjut untuk lebih memaksimalkan dampak

positif yang lainnya. Dalam hal ini kemungkinan akan terjadi perubahan

persentase mata pencaharian masyarakat sekitar, yang pada rona awal

menunjukkan sebagian besar bekerja sebagai petani, buruh , dan pemulung barang

bekas, kini mereka dapat menjadi pekerja di industri penyamakan kulit.

3.4.4 Komponen Kesehatan Masyarakat

a. Sanitasi Lingkungan

Kegiatan operasional industri memberikan dampak negatif pada

komponen lingkungan kesehatan masyarakat berupa penurunan kualitas sanitasi

lingkungan. Tingkat besar dampak operasional terhadap sanitasi adalah 3, artinya

segala segala sesuatu pada tahap operasional terutama yang berkaitan dengan

limbah perlu dikelola bersamaan dengan pengelolaan kesehatan masyarakat.

b. Tingkat Kesehatan Masyarakat

Kegiatan operasional industri memberikan dampak negatif pada

komponen lingkungan kesehatan masyarakat berupa penurunan tingkat kesehatan

masyarakat. Berbagai limbah yang dihasilkan teruatama debu berpengaruh pada

penurunan kesehatan masyarakat. Tingkat besar dampak operasional industri

terhadap kesehatan masyarakat adalah 3, artinya dampak ini darus dikelola karena

mengakibatkan dampak sekunder yang sangat merugikan. Dan hal ini pun sudah

diantisipasi oleh pihak industri. Dalam rencana pengelolaan dampak, pihak PT.

Indra Sejahtera Leather akan bekerja sama dengan badan kesehatan yang ada

untuk memberikan sosialisasi kepada masyarkat sekitar tentang segala sesuatu

yang berkaitan dengan industri penyamakan kulit, baik itu dampak positif dan

negatifnya. Dari sosialisasi ini diharapkan masyarakat sadar dan mengetauhi apa

29

Page 30: ANDAL KULIT

yang seharusnya mereka lakukan, terutama yang berkaitan dengan kesehatan.

Tingkat besar dampaknya adalah 3.

4. Tahap Distribusi

Tahap pasca produksi terdiri dari pengepakan dan distribusi.

Bahan kulit jadi (dalam bentuk lembaran) hasil produksi kemudian

dilakukan packing dengan menggunakan kertas karton sesuai dengan Standard

Nasional Indonesia (SNI). Hasil packing ini, harus dihindarkan dari zat-zat

polutan yang bersifat cair untuk menjaga kualitas dari kulit tersebut. Hal ini dapat

diminimalisir dengan cara penyimpanan barang pada ruangan khusus

penyimpanan (gudang penyimpanan) sampai pada tahap penyalurannya terhadap

konsumen.

Tahap pendistribusian juga sangatlah penting untuk menjaga kualitas kulit

jadi yang akan disampaikan pada konsumen. Pendistribusian dilakukan dengan

cara menggunakan truk atau alat pengankut yang dilengkapo dengan box untuk

menjaga agar barang bawaan (kulit jadi) tidak terkontaminasi dengan polutan

yang bersifat cair.

BAB 7. EVALUASI DAMPAK BESAR DAN PENTING

Berdasarkan hasil prakiraan dampak besar dan penting, selanjutnya

dilakukan tahap evaluasi dampak besar dan penting dari rencana usaha industri

penyamakan kulit. Ada beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemrakarsa

Usaha/ kegiatan itu sendiri maupun dalam pegelolaan industri. Untuk kewajiban

pemrakarsa meliputi:

1. Menyelaraskan kebijaksanaan proyek dengan kebijaksanaan struktur,

sistem dan pembangunan jaringan infrastruktur sesuai dengan rencana

Tata Ruang Wilayah.

2. Memelihara dan meningkatkan fungsi ekologis dan pelestarian flora dan

fauna disekitar industri penyamakan kulit.

3. Memaksimalkan proses pengolahan limbah terpadu, agar tidak

berpengaruh buruk terhadap kondisi rona lingkungan sekitar.

30

Page 31: ANDAL KULIT

4. Pengendalian pencemaran harus mengacu kepada KepMenLH No.

13/2010 dan KepKaDal No. 205 /1996.

5. Melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup

lainnya yang tercantum dalam dokumen RKL dan RPL yang telah

disetujui.

31

Page 32: ANDAL KULIT

BAB 6. KESIMPULAN

Pada proses pengamatan dan analisis rencana pembangunan yang telah

dilakukan terhadap industri penyamakan kulit PT. Indra Sejahtera Leather dapat

disimpulkan bahwasannya dari tahap perencanaan pembangunan sampai distribusi

barang jadi terdapat berbagai dampak negatif yang merugikan lingkungan dan

masyarakat sekitar. Akan tetapi dengan adanya proses pengolahan limbah yang

tepat dengan berbagai program dari pemrakarsa untuk mengatasi permasalahan

yang ada, dampak – dampak negatif dari industri penyamakan kulit akan

terminimalisir sesuai dengan standard (ambang batas) pencemaran lingkungan.

Sehingga, industri penyamakan kulit PT. Indra Sejahtera Leather layak untuk

didirikan dan beroperasi di Desa Kertosari Kecamatan Pakusari Kabupaten

Jember.

32

Page 33: ANDAL KULIT

INDIKATOR MATRIK LEUPOLD

A. IKLIM

1. Tetap tropis.

2. Berubah total.

B. KUALITAS UDARA

1. Polusi rendah ditandai dengan kendaraan yang melintas 00-20/5mnt.

2. Polusi sedang ditandai dengan kendaraan yang melintas 20-40/5mnt.

3. Polusi tinggi ditandai dengan kendaraan yang melintas lebih dari

40/5mnt.

C. TINGKAT KEBISINGAN

1. Rendah ditandai dengan kendaraan yang melintas 00-20/5mnt.

2. Sedang ditandai dengan kendaraan yang melintas 20-40/5mnt.

3. Tinggi ditandai dengan kendaraan yang melintas lebih dari 40/5mnt.

D. KUALITAS AIR

1. Baik ditandai dengan jernih, tidak berbau, dan tidak berasa.

2. Sedang ditandai dengan tidak memenuhi persyaratan pada salah satu

point D.1.

3. Buruk ditandai dengan tidak memenuhi persayratan pada point D.1.

E. TATA GUNA LAHAN

1. Baik (pemanfaatan lahan secara maksimal).

2. Sedang (pemanfaatan lahan kurang maksimal atau sekitar 50%).

3. Buruk (pemanfaatan lahan kurang dari 50%).

F. TATA RUANG

1. Baik, perumahan tertata rapi, lahan berfungsi maksimal.

2. Sedang, perumahan tertata, lahan yang difungsikan kurang dari 30%.

3. Buruk, perumahan tidak tertata rapi, lahan yang tidak difungsikan

lebih dari 30%.

33

Page 34: ANDAL KULIT

G. KEMACETAN LALULINTAS

1. Rendah ditandai dengan kendaraan yang melintas 00-20/5mnt.

2. Sedang ditandai dengan kendaraan yang melintas 20-40/5mnt.

3. Tinggi ditandai dengan kendaraan yang melintas lebih dari 40/5mnt.

H. KERUSAKAN JALAN

1. Baik (Jalan beraspal mulus).

2. Sedang (Jalan beraspal berlubang).

3. Buruk (Jalan tidak beraspal).

I. FLORA

1. Baik (tidak ada pengurangan).

2. Sedang (terjadi pengurangan kurang dari 30%).

3. Buruk (terjadi pengurangan lebih dari 30%).

J. FAUNA

1. Baik (tidak ada pengurangan).

2. Sedang (terjadi pengurangan kurang dari 30%).

3. Buruk (terjadi pengurangan lebih dari 30%).

K. PENDAPATAN MASYARAKAT/DAERAH

1. Baik (diatas UMR).

2. Sedang (setara dengan UMR).

3. Buruk (diabawah UMR).

L. KESEMPATAN KERJA

1. Baik (tersedianya lapangan perkerjaan, tidak ada pengangguran).

2. Sedang (tersedianya lapangan perkerjaan, pengangguran kurang dari

30%).

3. Buruk (pengangguran lebih dari 30%).

M. JUMLAH PENDUDUK

1. Baik (bertambahnya jumlah penduduk).

2. Sedang (jumlah penduduk tetap).

3. Buruk (Jumlah penduduk berkurang).

34

Page 35: ANDAL KULIT

N. KESEHATAN MASYARAKAT

1. Baik (Presentase masyarakat yang sehat jasmani lebih dari 70% ).

2. Sedang (Presentase masyarakat yang sehat jasmani 50%).

3. Buruk (Presentase masyarakat yang sehat jasmani kurang dari 40%).

O. SANITASI LINGKUNGAN

1. Baik ( Tidak ada yang menggunakan sungai sebagai sarana MCK).

2. Sedang (kurang 30% masyarakat menngunakan sungai sebagai sarana

MCK).

3. Buruk ( lebih dari 30% menggunakan sungai sebagai sarana MCK).

35

Page 36: ANDAL KULIT

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1996. Teknologi Pengendalian Dampak Lingkungan Industri

Penyamakan Kulit, Bapedal :Jakarta.

Anonim, 1999. Kurus Pengelolaan Kualitas Air. Proyek PCI, Jakarta.

Jhony Wahyudi, 1996. Dampak Industri Penyamakan Kulit. Jakarta.

Anonim. Industri Pengolahan Air Limbah Industri Penyamakan Kulit.

http:wwwkimpraswil.go.id/balitbang. Diakses 8 April 2014.

Anonim. Limbah Industri Kulit Garut Cemari Lingkungan Sejak 1920.

http:www.suarapembaharuan.com diakses 8 April 2014.

Anonim. Pengolahan dan Pemanfaatan Industri Penyamakan Kulit. http:www.

Kompas.com cetak 0302/06., diakses 8 April 2014.

Udin Djabu, dkk. 1990. Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja dan Air

Limbah. Pusdiknakes, Jakarta.

Wijayadi Swarnam. 2005. Teknologi Limbah Edisi Spesial. Pusat Pengembangan

Teknologi Limbah Cair. Jakarta.

36