makalah dokumen andal

28
TUGAS MATA KULIAH AMDAL PESISIR DAN LAUT MAKALAH DOKUMEN ANDAL REKLAMASI LAHAN SELUAS 22,0198 HA DI PELABUHAN TANJUNG EMAS, SEMARANG Disusun oleh: Kelompok 3 PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Upload: hans-if-vian

Post on 06-Nov-2015

204 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

MAKALAH

TRANSCRIPT

TUGAS MATA KULIAHAMDAL PESISIR DAN LAUT MAKALAH DOKUMEN ANDAL REKLAMASI LAHAN SELUAS 22,0198 HA DI PELABUHAN TANJUNG EMAS, SEMARANG

Disusun oleh:Kelompok 3

Program Studi OseanografiJurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas DiponegoroSEMARANG 2015SUSUNAN TIM TEKNISKELOMPOK 3

Ketua: Ridho Hans Gurning (26020212140042)Sekretaris:1. Hasana Kushadi Ratnasari (26020212130023)2. Tegar Ramadhan (26020212130039)Kepala Bidang:1. Hanif Nur Oktavia Hera G. (26020212120006)2. Mihmidati Al-Faizah (26020212130043)3. M. Hafidz Ibnu Khaldun (26020212130016)4. Aulia Surya Gemilang (26020212140095)

1.1 Komponen GeofisikaKeadaan geografis Semarang secara umum.Letak geografis: 10950 - 11035 BT dan 650 - 710 LSIklim: iklim tropis agak basah yang dipengaruhi oleh angin muson tropisSuhu udara rata-rata: 28,3CKelembaban relatif: 75%Kecepatan angin: 5,9 km/jam (rata-rata per tahun)Curah hujan: 1.924 mm1. Hidro Oseanografia. Pasang surut Tahap pra-konstruksiBerdasarkan survei awal dan pra konstruksi, diketahui perairan Semarang memiliki tipe pasang surut campuran condong ke harian tunggal. Hasil tersebut didapat dari perhitungan menggunakan metode Admiralti yang mendapatkan hasil bilangan Formzhal sebesar 2,79 dengan nilai MSL sebesar 56 cm. Pada saat data pasut tersebut di kalibarsi dengan data pasang surut yang diambil dari buku Pasut Dishidros 2014, terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara pasut hasil pengukuran dengan data pasut dari Buku Pasut Dishidros. Berdasarkan hasil di atas, kami member angka 4/5 karena tidak terjadi perbedaan yang nyata pada saat data pasut hasil pengukuran dengan data pasut dari Buku Pasut Dishidros. Tahap konstruksiPada tahap kontruksi kami memberi angka 4/5 karena pasut di perairan sekitar daerah reklamasi tidak terjadi perbedaan yang nyata. Tahap pasca kontruksiPada tahap pasca kontruksi kami member angka 4/5 karena pasut di perairan sekitar daerah reklamasi tidak terjadi perbedaan yang nyata pada saat dibandingkan dengan pengamatan pasang surut pada saat tahap pra konstruksi dan tahap konstruksi.b. Bathimetri Tahap pra-konstruksiPada tahap pra konstruksi dilakukan survey awal di sekitar rencana tapak rekalamasi. Dari survey tersebut diperoleh kelerengan pantai < 2% dan elevasi 0,5-1,5 m. Berdasarkan peta bathimetri yang diperoleh dari Dishidros dan Dinas Pertambangan Jawa Tengah (2004) menunjukkan bahwa kedalaman perairan sampai jarak 2 km yang dihitung dari garis pantai berkisar antara 1 sampai 3 m dan mempunyai kelandaian 1 : 1.000 sehingga perairan di Tanjung Emas dikategorikan sebagai perairan dengan morfologi dasar yang landai. Sehingga pada tahap ini kami member angka 4/5 karena perairan ini memiliki kedalaman yang sesuai untuk dilakukan kegiatan reklamasi. Tahap konstruksiPada tahap konstruksi, kami member angka2/5 karena terjadi perubahan bathimetri karena kegiatan pembangunan dermaga dan pada saat kegiatan pengurugan. Sehingga dapat mempengaruhi alur pelayaran yang ada di pelabuhan Tanjung Emas. Tahap pasca kontruksiPada tahap pasca kontruksi, kami member nilai 2/5 karena terjadi perubahan kedalaman perairan pada daerah sekitar srtuktur reklamasi karena adanya perubahan pola arus dan gelombang yang membantu dalam pendistribusian sedimen yang menyebabkan terjadinya pendangkalan di daerah sekitar struktur reklamasi dan alur pelayaran untuk menuju/keluar dari pelabuhan Tanjung Emas.

c. ArusTahap pra-konstruksiPada tahap pra konstruksi, dilakukan pengukuran arus pada bulan November 2014 menggunakan dua ADCP yang ditempatkan di lokasi yang berbeda. ADCP 1 ditempatkan di lokasi yang agak jauh dari daratan, sedangkan ADCP 2 diletakkan dekat dengan daratan. Dari hasil pengukuran, ADCP 1 diperoleh hasil kecepatan arus rata-rata yang berkisar antara 4,2-7 cm/s, kecepatan arus minimum 0-0,3 cm/s dan kecepatan arus maksimumberkisarantara 15,9-24,9 cm/s dengan arah dominan ke arah timur laut-timur. Sedangkan pada ADCP 2 diperoleh hasil kecepatan arus rata-rata sebesar 3,9-30,5 cm/s, kecepatan arus minimum 0,1-0,7 cm/s dan arus maksimum 18,7-59,5 cm/s dengan arah arus dominan ke arah barat daya. Berdasarkan data yang diperoleh, kami memberi angka 4/5 karena menggambarkan keadaan awal yang baik untuk dilakukan kegiatan reklamasi karena daya angkut arus untuk material reklamasi tidak terlalu besar. Tahap konstruksiPada tahap kontruksi kami memberi angka 4/5 karena arus di perairan sekitar daerah reklamasi tidak membawa banyak material pengurugan ke arah laut.Tahap pasca kontruksiPada tahap pasca konstruksi, kami memberi angka 3/5 karena terjadi perubahan pola arus yang disebabkan oleh adanya struktur reklamasi.d. GelombangTahap pra-konstruksiPada tahap pra konstruksi, dilakukan pengukuran gelombang yang dilakukan pada bulan November 2014 dengan menggunakan ADCP 1 yang di tempatkan di daerah yang jauh dari daratan. Pada ADCP 1 diperoleh tinggi gelombang berkisar antara 5,3 cm- 42,2 cm dengan periode 3,4-9,8 detik.Pada tahap pra konstruksi ini, kami memberi angka 4/5 karena di perairan sekitar reklamasi memiliki gelombang yang baik untuk dilakukan rekalamasi.Tahap konstruksiPada tahap pra konstruksi, kami memberi angka 4/5 untuk mobilitas tenaga kerja, peralatan, pengangkutan material urug, pembangunan dermaga, demolitas tenaga kerja, dan demolitas peralatan karena gelombang tidak mempengaruhi. Tetapi kami memberikan angka 3/5 karena gelombang sangat mempengaruhi kegiatan pengurugan/reklamasi.Tahap pasca kontruksiPada tahap pasca konstruksi, kemi memberi angka 3/5 karena terjadi pola perambatan gelombang yang disebabkan adanya penambahan daratan, sehingga gelombang dapat mempengaruhi struktur bangunan dinding reklamasi.2. FisiografiGeologiTahap pra-konstruksiPada tahap pra konstruksi dilakukan survey awal di sekitar rencana tapak rekalamasi. Dari survey tersebut diperoleh kelerengan pantai < 2% dan elevasi 0,5-1,5 m. daerah tersebut memiliki litologi berupa endapan alluvium pantai yang terdiri dari kerikil, pasir, kerakal, lanau dan lempung. Sedangkan sedimen dasar berupa pasir dan pada kedalaman 5 meter dijumpai sedimen berupa lanau pasiran.Pada tahap pra konstruksi, kami memberi angka 3/5 karena dari hasil uji SPT diperoleh tanah lempung kaku pada kedalaman -43 meter dengan nilai N-spt = 20-25.Tahap konstruksiPada tahap konstruksi, kami member nilai 2/5 karena terjadi penurunan/perubahan pada saat berlangsungnya kegiatan konstruksiTahap pasca kontruksiPada tahap pasca konstruksi, kami member nilai 2/5 karena terjadi perubahan struktur pantai setelah dilakukannya reklamasi1.2 Komponen Kimia1. Kualitas udara Rona lingkunganPada rona lingkungan awal dilakukan pengukuran terhadap beberapa senyawa yang terkandung di udara yaitu : nitrogen dioksisa, sulfur dioksida, amonia , karbon monoksida, hidrogen sulfida dan total partikel debu. Pada rona awal, kualitas udara memiliki nilai yang bagus karena nilai yang didapat dari pengukuran senyawa kimia tersebut berada dibawah standar batu muku lingkungan. Sehingga dapat dikatakan bawa rona lingkungan kualitas udara dalam keadaan bagus dengan memberikan nilai 4/5. Pra konstruksiPara tahap ini diberikan nilai 4/5 dikarenakan kedaaan masih bersifat normal dan belum terjadi gangguan kualitas udara. KonstruksiPada tahapan konstruksi nilai dari kualitas udara akan menurun pada tahap mobilitasi peralatan, pengangkutan material urug, pengurugan perairan laut (reklamasi), pembangunan dermaga, gudang dan terakhir pada tahap demobilisasi peralatan yang membuat nilai kualitas udara menurun menjadi 3/5. Pasca konstruksiPada tahapan ini diberikan nilai 4/5 karena kualitas akan mulai membaik dengan berjalannya waktu kualitas udara akan kembali ke keadan awal, sehingga diberikan nilai 4/5. Evaluasi Pada tahapan evaluasi didapatkan nilai yang sama dengan keadaan rona awal yaitu, 4. Nilai ini tidak mempunyai selisih dengan rona awal, sehingga di nyatakan kualitas udara tidak mempunyai dampak penting dalam rencana reklamasi ini

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kualitas UdaraNoParameterSatuanHasil PemeriksaanBaku Mutu Udara

Titik 1Titik 2Titik 3Titik 4Titik 5

1Nitrogen dioksida (NO2)g/Nm33,93820,15,7893,3577,843316

2Sulfur oksida (SO2)g/Nm3< 13,91< 13,83< 13,4< 14,03< 14,87632

3Oksidan (Ox)g/Nm332,5718,6418,8224,921,81200

4Ammonia (NH3)ppm0,03< 0,01< 0,010,020,022

5Karbon monoksida (CO)g/Nm3724,5724,51060245,5171,815.000

6Hidrogen sulfida (H2S)g/Nm3< 0,0010,0010,001< 0,001< 0,0010,02

7Total partikel debu (TSP)g/Nm31614325710984230

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Kualitas UdaraNoParameterSatuanHasil PemeriksaanBaku MutuUdara

Titik 1Titik 2Titik 3Titik 4Titik 5

1Suhu udaraC32,432,435,236,533,7-

2Tekanan udarammHg750750753,75753,75750-

3Kelembaban udara%57 64,957 64,945,1 53,361,4 69,21,92 2,98-

4Kecepatan anginm/dt1,58 2,711,58 2,711,28 2,460,62 1,361,92 2,98-

5Arah anginUtaraUtaraUtaraTimur LautBarat Laut-

2. Kondisi fisik Rona lingkungan Pada tahap rona awal, dilakukan pengukuran terhadap suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, kecepatan angin dan arah angin. Pada tahap ini di berikan nilai 3/5 karena dianggap rona awal merupakan keadaan yang alami dan belum terjadi gangguan dari aktivitas lain. Pra konstruksiPara tahap ini diberikan nilai 3/5 dikarenakan kedaaan masih bersifat normal dan belum terjadi gangguan dari aktivitas lain. KonstruksiPada tahap konstruksi ini nilai kondisi fisik akan mengalami penurunan pengurugan perairan laut (reklamasi), pembangunan dermaga, gudang menjadi 2/5, dan pada tahap yang lain tidak mengalamu perubahan yang signifikan sehingga masih tetap bernilai 3/5. Pasca konstruksiPada tahapan ini diberikan nilai 3/5 karena kondisi fisik akan kembaki ke keadaan semua seiring berjalannya waktu. Sehingga nilainya pun sama dengan kondisi awal yaitu 3/5 Evaluasi Pada tahapan evaluasi didapatkan nilai yang sama dengan keadaan rona awal yaitu, 3. Nilai ini tidak mempunyai selisih dengan rona awal, sehingga di nyatakan kondisi tidak mempunyai dampak penting dalam rencana reklamasi ini3. Kebisingan Rona lingkungan Pada tahap ini dilakukan pengukuran kebisingan pada 5 tempat yaitu : depan OPSICO, depan terminal peti kemas, pemukiman dekat Indonesia Power, depan kawasan industri cipta guna dan samping KKP semarang.Tabel 3. Kondisi KebisinganNoLokasiSatuanHasilBaku Tingkat Kebisingan

1Depan OPISCOdBA5470

2Depan Terminal Peti KemasdBA7070

3Pemukiman dekat Indonesian PowerdBA6455

4Depan Kawasan Industri Cipta GunadBA5470

5Samping KKP SemarangdBA5970

Pra konstruksiPara tahap ini diberikan nilai 3/5 dikarenakan kedaaan masih bersifat normal dan belum terjadi gangguan dari aktivitas lain. KonstruksiSaat pelakasaan tahap konstruksi nilai dari tahap pra konstruksi menjadi turun pada sat tahap : Mobilisasi Peralatan, Pengangkutan material Urug, Pengurugan Perairan Laut/Reklamasi, Pembangunan Dermaga, Gudang dan Tangki/Silo dan Demobilisasi Peralatan yang menyebabkan nilainya turun menjadi 2/5. Turunnya nilai ini karena ramainya kendaraaan yang lalu lalang selama pengerjaan konstruksi. Pasca konstruksiPada tahap ini nilai menurun menjadi 2/5 dikarenakan banyaknya kendaraan yang akan berlalu-lalang. Sehingga membuat tinggkat kebisingan semakin tinggi. Evaluasi Dari perhitungan evaluasi didapat kan nilai 3. Dan tidak memiliki selisih angka dengan rona awal. Hal ini menyebabkan kebisingan bukanlah dampak penting dari proses reklamasi ini. Meskipun kebisingan mempunyai dampak, namun dampaknya bukanlah dampak penting.4. Kualitas air laut Rona lingkungan Pada tahap rona awal ini dengan mengukur beberapa pareameter fisika dan kimia antara lain : kecerahan, kebauan, padatan tersuspensi, sampah, suhu udara, lapisan minyak, pH, salinitas, ammonia total (NH3-N), sulfida(H2S), kadium (Cd), tembaga (Cu) dan lain-lain.pada pengukuran ini tidak selalu memiliki nilai yang baik, dan buruk, sehingga dirata-ratakan memiliki sedang yaitu 3/5 Pra konstruksiPara tahap ini diberikan nilai 3/5 dikarenakan kedaaan masih bersifat normal dan belum terjadi gangguan dari aktivitas lain. KonstruksiPada tahap konstruksi nilai kualitas air laut menurun pada tahap pengurugan perairan laut (reklamasi), sehingga membuat kualitas air laut menjadi turun dari 3/5 menjadi 2/5. Sedangkan di tahap yang lain kualitas air laut bernilai tetap atau tidak berubah. Pasca konstruksiPada pasca konstruksi ini akan membuat nilai kualitas air laut menjadi turun menjadi 2/5 dari rona awal. Evaluasi Dari perhitungan evaluasi didapat kan nilai 3. Dan tidak memiliki selisih angka dengan rona awal. Hal ini menyebabkan nilai kualitas aor tidak berubah. Sebenarnya nilai kualitas aiir berubah dan memiliki dampak.Tetapi,dari hasil evaluasi dampak ini bukanlah salah satu dampak penting dari proses reklamasi ini.

1.3 Komponen Biologi Rona Lingkungan AwalMenurut kami saat menysun rona awal, pada plankton terlihat bahwa keadaan pertama-tama dari plankton dalam keadaan baik dengan nilai keanekaragaman yang tinggi namun masih di dominasi oleh beberapa spesies tertentu. Untuk bentos kami juga memberi nilai 3/5. karena pada saat survey awal keadaan bentos masih baik dan memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi namun pada dasar perairan hanya terdapat beberapa jenis bentos yang dapat hidup. hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang menggambarkan bahwa kondisi dasar perairan telah tercemar. Pra-KonstruksiPada tahap pra-konstruksi diberi nilai 3/5 karena pada tahapan ini menurut saya tidak memiliki pengaruh secara langsung kepada komponen biologi baik plankton dan benthos. Konstruksi Pada tahapan konstruksi, bagian mobilisasi tenaga kerja, mobilisasi peralatan, pengangkutan material urug, demobilisasi tenaga kerja dan demobilisasi peralatan diberi nilai 3/5 karena pada tahapan ini tidak memiliki pengaruh secara langsung kepada komponen biologi baik plankton dan benthos.Tetapi nilai 2/5 diberikan pada tahap pengurugan perairan laut/reklamasi karena pada tahap pengurugan perairan laut/reklamasi akan memberikan pengaruh negatif terhadap plankton dan benthos karena perairan menjadi keruh yang disebabkan oleh proses pengurugan dan menyebabkan kualitas perairan menurun karena plankton tidak dapat hidup dengan baik. Selain itu nilai 2/5 juga diberikan pada tahap pembangunan dermaga, gudang dan tangki/silo karena pada tahap pembangunan dermaga, gudang dan tangki/silo juga akan memberikan dampak terhadap komponen biologi yang mana dikasus ini yang terpengaruh adalah plankton dan benthos. Saat proses ini akan ada banyak bahan bangunan yang masuk ke perairan termasuk zat pencemar yang dapat menurunkan nilai keanekaragaman biota dan memperburuk kondisi perairan. Pasca-konstruksiPada tahap pasca konstruksi saya memberi 4/5 karena menimbang hasil dari pengerjaan yang akan membuat nutrien yang ada di dasar perairan akan terangkat dan menyebabkan perairan menjadi subur dimana saat konstruksi terjadi kekeruhan yang menurunkan kualitas perairan tetapi hal itu lama-kelamaan akan hilang karena terendapkan sedangkan nutrien nya akan kembali melayang dan menyebar ke perairan dan menyuburkan perairan Evaluasipada kesimpulan akhir didapatkan bahwa nilai kondisi awal dan akhir tidak memiliki perbedaan dengan nilai selisih 0 hal ini karena saat di analisis pada setiap tahapan baik pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi memiliki nilai yang saling menutupi dimana di tahap konstruksi beberapa tahan mengalami penurunan namun di saat pasca mengalami penaikan nilai dengan mempertimbangakan banyaknya nutrien yang terlepas dan dapat menyuburkan perairan

1.4 Komponen Sosial-Budaya1. Terbukanya Kesempatan Kerja Tahap Survei AwalBerdasarkan survei awal, mata pencaharian responden disekitar lokasi kegiatan reklamasi yang terbesar adalah sebagai buruh bangunan dengan persentase 15 %, kedua adalah karyawan swasta sebesar 10 %, ketiga adalah sebagai Buruh Nelayan sebesar 3,8 % dan keempat sebagai PNS sebesar 1.3 %. Sedangkan proporsi paling besar adalah pekerjaan lainnya seperti ibu rumah tangga, satpam, sopir, penjual makanan/minuman, pelaut, serabutan dengan persentase 70 %.Sebesar 15 % dari responden memiliki pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan, selain itu responden juga memiliki waktu luang untuk mengisi kekosongan pekerjaan. Pekerjaan sampingan terbesar responden adalah sebagai tukang ijek dan serabutan.Berdasarkan data di atas kami mengambil angka 3/5 sebagai skala Terbukanya kesempatan kerja Responden. Hal ini didasarkan banyaknya responden yang bekerja sebagai buruh bangunan yang kemungkinan dapat direkrut ke dalam proyek reklamasi apabila memenuhi persyaratan. Selain itu proyek reklamasi ini akan memicu para responden yang memiliki waktu luang, penjual makanan dan serabutan membuka usaha, misalnya warung makan dan home stay untuk pekerja di sekitar lokasi proyek reklamasi. Hal ini tentu dapat memicu peningkatan kesempatan kerja masyarakat di sekitar proyek. Tahap Pra KonstruksiKami memberi angka 3/5 karena pada tahap pra konstruksi kemungkinan masih dilakuakan seleksi terhadap calon pekerja proyek reklamasi. Karena itu nilainya masih sama dengan tahap survei awal karena masyarakat sekitar, terutama yang akan terlibat langsung menjadi pekerja di proyek ini belum secara resmi bergabung. Tahap KonstruksiKami memberikan angka 3/5 diawal kemudian naik menjadi 4/5 karena dalam tahap konstruksi dibutuhkan banyak tenaga kerja baik tenaga kerja terampil maupun tenaga kerja kasar. Selain itu masyarakat yang membuka usaha di sektor jasa seperti warung makan dan home stay bagi pekerja proyek reklamasi diperkirakan akan mendapatkan tambahan konsumen sehingga dimungkinkan merekrut karyawan baru untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Tahap Pasca KonstruksiPada tahap ini kami memberi angka 3/5 karena proyek sudah mendekati akhir dan banyak dari pekerja sudah kembali ke pekerjaan awalnya. Bagi masyarakat yang membuka usaha di sektor jasa misalnya warung makan dan home stay akan mengalami penurunan jumlah konsumen karena akan berakhirnya proyek, yang secara otomatis akan mengurangi jumlah karyawannya.2. Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tahap Survei AwalBerdasarkan survei awal didapatkan hasil tingkat pendapatan responden terbesar yakni Rp 500.000,00 Rp 1.000.000,00 sebesar 27,5 %. Kedua terbesar yakni Rp 1.500.000,00 Rp 2.000.000,00 sebesar 18,8 % dan diurutan ketiga Rp 1.000.000,00 Rp 1.500.000,00 sebesar 3,8 % serta total pendapatan terkecil yaitu kurang dari Rp 500.000,00 sebesar 5 %. Karena itu kami memberikan angka 2/5. Tahap Pra KonstruksiKami memberi angka 2/5 pada tahap ini karena pendapatan masyarakat belum mengalami peningkatan disebabkan anggota masyarakat yang mendaftar sebagai pekerja belum secara resmi bergabung dalam proyek dan belum mendapatkan penghasilan. Tahap KonstruksiTahap Konstruksi memeberikan pengaruh peningkatan pendapatan masyarakat cukup signifikan terutama bagi masyarakat yang dapat bergabung atau diserap menjadi tenaga kerja selama proyek berlangsung. Dengan asumsi kegiatan reklamasi dapat menyerap tenaga kerja terampil dan kasar dengan upah berkisar antara Rp 50.000,00 Rp 100.000,00 per hari maka potensi pendapatan masyarakat yang terlibat langsung berkisar antara Rp 1.250.000,00 Rp 2.500.000,00 per bulan. Selain itu masyarakat sekitar yang membuka usaha seperti warung makan dan home stay akan mendapatkan penghasilan tambahan karena meningkatnya jumlah konsumen dari perkerja proyek. Karena itu kami memberi angka 4/5. Tahap Pasca KonstruksiKami memberi angka 3/5 karena setelah proyek berakhir masyarakat yang terlibat langsung akan kembali pada pekerjaan awal, namun telah memiliki tabungan dari penghsailannya bekerja pada proyek. Begitupun bagi masyarakat yang membuka usaha di sektor jasa makanan dan penginapan.3. Perubahan Persepsi Masyarakat Tahap Survei AwalPersepsi masyarakat terkait kegiatan Reklamasi ini sebanyak 82,5 % belum pernah mendengar akan adanya kegiatan tersebut, hanya 17,5 % yang sudah mendengar adanya kegiatan tersebut. Sebesar 17,5 % masyarakat yang sudah mendengar adanya kegiatan tersebut diketahui 2,5% dari ketua Rt, 1,5% dari kyai/ustadz dan 12,5% dari teman/keluarga.Terkait respon masyarakat terhadapproyek reklamasi ini terdapat proporsi besar dan berimbang yakni 47,5% menyatakan setuju, 47,5% menyatakan biasa saja dan 5 % menyatakan tidak setuju. Sebanyak 5% masyarakat yang tidak setuju beralasan bahwa belum diadakannya musyawarah, berdampak buruk, dapat mengganggu lingkungan dan tidak mau digusur karena sudah lama tinggal disini.Sedangkan persepsi masyarakat terhadap kegiatan reklamasi ini sebesar 85% sangat bermanfaat dan 15 % menyatakan tidak bermanfaat namun tudak berkenan memberikan alasannya. Dengan data ini kami memberikan angka 3/5. Tahap Pra KonstruksiKami memberikan angka 3/5 pada tahap pra konstruksi, angka tidak berubah dari tahap survei awal karena manfaat yang didapat masyarakat belum terlalu terasa karena belum ada kegiatan yang mencolok terkait proyek reklamasi ini. Tahap KonstruksiKami memberikan angka 3/5 kemudian naik menjadi 4/5 karena pada tahap konstruksi manfaat yang didapat masyarakat sudah tersasa terutama di sektor Peningkatan kesempatan kerja yang secara otomatis berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat. Tahap Pasca KonstruksiSetelah berakhirnya proyek reklamasi ini menjadikan kawasan sekitar menjadi lebih ramai terutama oleh kegiatan yang berkaitan dengan pelabuhan, hal ini dapat memicu tumbuhnya usaha kecil menengah berupa warung di sekitar lokasi sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Karena itu kami memberi nilai 4/5 yakni masyarakat merasa proyek ini cukup bermanfaat karena pendapatan mereka mengalami peningkatan.4. Munculnya Keresahan Masyarakat Tahap Survei AwalKeresahan masyarakat terhadap proyek reklamasi ini adalah proyek ini akan semakin memperburuk kondisi rob karena lokasi proyek reklamasi ini merupakan lokasi yang sering mengalami rob. Karena itu kami memberikan angka 3/5. Tahap Pra KonstruksiKami memberikan angka 3/5 pada tahap pra konstruksi. Pada tahap ini sudah dilakukan sosialisasi dan penjelasan secara detail rencana pengelolaan lingkungan terhadapa penanganan banjir dan rob di lingkungan sekitar proyek. Namun karena belum adanya bukti nyata, kami berangganpan persepsi masyarakat masih sama seperti saat survei awal dilakukan. Tahap KonstruksiKami memberikan angka 2/5 dan sempat naik menjadi 3/5 kemudian turun lagi menjadi 2/5 karena keresahan masyarakat mulai menurun disebabkan sudah adanya bukti nyata pengelolaan dan penanganan banjir dan rob. Tahap Pasca KonstruksiKami memberikan angka 1/5 karena keresahan masyarakat terkait banjir dan rob akibat kegiatan reklamasi ini sudah banyak berkurang. Hal ini dikarenakan sudah dilakukan pengelolaan dan penanganan banjir dan rob oleh pihak penyelenggara proyek.

II. EVALUASI KESELURUHAN TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN