cultural antropology (global village)

18
MAKALAH CULTURAL ANTROPHOLOGY DR. Tutik Dwi Winarni, MM. GLOBAL VILLAGE Nama: Herni Veryany Kelas: MKT 11-3C NIM: 2007110376 STIKOM The London School of Public Relations 1

Upload: nixfairy

Post on 28-May-2015

4.579 views

Category:

Business


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cultural Antropology (Global Village)

MAKALAH

CULTURAL ANTROPHOLOGY

DR. Tutik Dwi Winarni, MM.

GLOBAL VILLAGE

Nama: Herni Veryany

Kelas: MKT 11-3C

NIM: 2007110376

STIKOM The London School of Public Relations

2009

1

Page 2: Cultural Antropology (Global Village)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama puji syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas berkat, rahmat

serta kemurahan-Nyalah, maka pembuatan makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Selain itu,

kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Tutik selaku dosen yang cultural anthropology kami

yang telah membimbing dan membantu kami dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat

diselesaikan.

Pembuatan makalah yang bertemakan kebudayaan ini telah melalui serangkaian proses yang mampu

mendukung keakuratan serta ketepatan materi yang dibahas dalam makalah ini seperti pencarian data-

data sekunder melalui buku-buku dan browsing melalui internet. Pembuatan makalah ini sendiri

tidaklah tanpa tujuan. Pembuatan makalah ini dilakukan dengan tujuan untuk menyadarkan dan

mengajak semua orang terutama para pemuda dan pemudi Indonesia yang merupakan generasi

penerus bangsa agar tetap terus menjaga serta melestarikan kebudayaan negara kita.

Akhir kata, kami selaku penulis dari makalah ini ingin mengucapkan terima kasih pada semua orang yang

telah membaca makalah kami. Semoga makalah yang jauh dari kata sempurna ini mampu memberikan

manfaat bagi semua orang yang telah membacanya. Terima kasih.

Jakarta, 17 November 2008

2

Page 3: Cultural Antropology (Global Village)

Tim penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian pesat, kebudayaan yang

menjadi ciri khas suatu bangsa dan negara kini kian memudar. Padahal seharusnya hal ini janganlah

terjadi karena kebudayaan merupakan suatu hal yang dapat memperkaya setiap negara yang ada di

dunia dan kebudayaan juga lah yang mampu membedakan suatu negara dengan negara yang

lainnya.

Sebagai negara yang kaya akan kebudayaan, Indonesia pun menjadi salah satu negara yang

terancam punah budayanya. Saat ini para pemuda dan pemudi di Indonesia mulai terbawa pengaruh

gaya hidup barat, mulai dari cara mandi, cara berpakaian, hingga gaya dalam berbicara. Hampir

semua orang menganggap bahwa ini adalah modernisasi padahal yang sebenarnya terjadi adalah

westernisasi. Westernisasi yang sekarang ini terjadi secara kolosal di negara Indonesia membuat

kebudayaan di Indonesia mulai dilupakan dan menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini tampak dari

amnesia masyarakat Indonesia akan reog ponorogo sampai akhirnya kesenian indah ini hendak

direbut oleh negara tetangga kita, yakni Malaysia. Ketika hal ini terjadi, barulah masyarakat

Indonesia sadar akan kebudayaan mereka dan ingin mempertahankan kebudayaan yang telah

menjadi milik mereka selama bertahun-tahun itu.

Seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia bisa mencegah punahnya kebudayaan ini dengan cara

mematenkan kebudayaan kita agar tidak direbut bangsa lain dan melestarikannya dengan

3

Page 4: Cultural Antropology (Global Village)

mengajarkan kebudayaan tersebut pada pemuda-pemudi bangsa yang akan menjadi generasi

penerus kita. Negara Jepang dapat dijadikan sebuah contoh yang baik dalam mempertahankan dan

melestarikan kebudayaan di era globalisasi seperti sekarang ini. Di tengah maraknya perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian pesat, negeri sakura ini tetap menjunjung tinggi adat

istiadat dan kebudayaan mereka. Begitu pula dengan para remaja di Jepang, meskipun kehidupan

mereka tidak pernah lepas dari telepon selular dan gadget lain yang menjadi pelengkap lifestyle

mereka, namun mereka tetap merayakan festival-festival kebudayaan negara mereka sehingga

kebudayaan Jepang minim atau bahkan tidak terancam kepunahan. Sebagai suatu negara yang sarat

akan kebudayaan, Indonesia seharusnya mampu mencontoh negara maju seperti Jepang agar

kebudayaan di Indonesia tidak menghilang dan punah.

Melihat kondisi kebudayaan Indonesia yang terancam punah inilah akhirnya mendorong kami selaku

tim penulis untuk membuat suatu makalah yang bertemakan “Bangun Budaya yang Berwawasan

Kebangsaan” sebagai pokok bahasan utamanya. Tema ini diangkat untuk mengedukasi semua

masyarakat Indonesia terutama para pemuda dan pemudinya agar mereka mengetahui dan sadar

akan pentingnya kebudayaan serta mampu melestarikan kebudayaan negara kita agar tidak

memudar di tengah-tengah era globalisasi ini.

1.2.Perumusan Masalah

Makalah yang kami buat mengangkat suatu pokok bahasan yang menjadi fokus utama dalam isi

makalah ini, yakni:

Apakah seluruh kebudayaan di dunia dapat digabungkan atau dipadukan menjadi sebuah

kebudayaan yang homogen guna membangun “global village”?

4

Page 5: Cultural Antropology (Global Village)

1.3.Tujuan Penulisan Makalah

Penulisan makalah yang mengangkat tema “Bangun Budaya yang Berwawasan Kebangsaan” ini

bertujuan untuk:

Mencoba membangun kembali kesadaran masyarakat Indonesia terutama para pemuda

pemudinya akan pentingnya suatu kebudayaan bagi negara dan tetap melestarikan

kekayaan budaya yang menjadi ciri khas Indonesia. Indonesia merupakan negara yang kaya

akan seni dan budaya daerah sehingga membuat bangsa Indonesia menjadi suatu

masyarakat majemuk yang berpadu dalam satu budaya nasional yang lebih dikenal dengan

sebutan budaya Indonesia.

Memberikan pengarahan kepada masyarakat Indonesia akan arti kebudayaan dan

bagaimana cara melestarikannya.

Memberikan pendidikan kepada masyarakat Indonesia terutama para generasi muda yang

menjadi tulang punggung bangsa dan negara Indonesia bahwa kebudayaan yang beraneka

ragam dapat menjadi harta karun serta aset yang berharga bagi suatu negara di mata dunia

apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini.

Mengarahkan bangsa Indonesia agar memiliki rasa cinta dan bangga akan kekayaan

kebudayaan yang dimiliki, karena kemakmuran suatu negara tidak hanya dinilai dari sektor

ekonomi atau politiknya saja, tetapi dari semua sektor termasuk sektor kebudayaan.

5

Page 6: Cultural Antropology (Global Village)

BAB II

KERANGKA TERTULIS

2.1. Definisi Antropologi

Definisi etimologis:

Antropologi berasal dari bahasa Yunani, anthropos yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu.

Antropologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang manusia.

Definisi konseptual:

William A. Haviland

Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang

bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang

lengkap tentang keanekaragaman manusia.

David Hunter

Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat

manusia.

Koentjaraningrat

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan

mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

Ralph L Beals dan Haary Hoijen

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan semua apa yang dikerjakannya.

David Emery

Antropologi adalah suatu penelitian ilmiah mengenai asal dan kelakuan manusia, termasuk

perkembangan masyarakat dan kebudayaan.

6

Page 7: Cultural Antropology (Global Village)

Definisi operasional:

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang umat manusia, ciri fisik, budaya dan perilakunya

guna mencapai pemahaman akan keanekaragaman manusia.

Instrumen variabel teori:

Variabel Teori Dimensi Indikator

A

N

T

R

O

P

O

L

O

G

I

Ilmu Sosial

Eksak

Manusia Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri psikologis

Ciri fisik Bentuk tubuh

Warna kulit

Budaya Timur

Barat

Keanekaragaman Jenis

Wujud

7

Page 8: Cultural Antropology (Global Village)

2.2. Definisi Teori Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau

akal. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan

lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

2.3. Definisi Teori Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi

terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam

kelompok tersebut.

8

Page 9: Cultural Antropology (Global Village)

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam sejarah umat manusia dan dalam era seperti sekarang yang lazim disebut sebagai era

globalisasi ini, setiap negara pastilah mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda. Masing-masing

negara mempunyai adat istiadat, peraturan, hukum hingga norma yang berbeda-beda pula. Namun,

yang terjadi pada zaman sekarang memang cukup mengherankan. Kebudayaan yang ada di dunia ini

sepertinya diduga akan berpadu menjadi satu kebudayaan dan kebudayaan tersebut sepertinya

akan menjadi tradisi seluruh masyarakat yang hidup di dunia ini. Namun meskipun begitu, apakah

hal ini mungkin terjadi?

Apakah arti kebudayaan?

Kebudayaan merupakan sesuatu yang berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain.

Kebudayaan adalah suatu produk yang dihasilkan oleh sekelompok orang sebagai respons dari

lingkungan dan fisikal mereka yang kemudian beralih menjadi sebuah pembentukan ide-ide baru,

konsep-konsep dan pemahaman hidup seperti yang mereka pikirkan dan alami. Semua ini

direfleksikan sebagai suatu hal yang kita sebut sebagai ekspresi kultural.

Menuju satu kebudayaan dunia?

Ada satu cara tradisional dalam menginterpretasikan kebudayaan, yaitu sekelompok orang yang

berbicara dengan menggunakan bahasa yang sama dan menempati suatu wilayah tertentu.

Sekelompok orang ini terdiri dari individu-individu yang mempunyai tujuan dan karakteristik yang

sama, biasanya termasuk bahasa yang sama, tempat tinggal, tradisi, kebiasaan, ingatan sejarah, dan

sebagainya.

9

Page 10: Cultural Antropology (Global Village)

Di dalam pencarian untuk kebudayaan global, pertanyaan yang akan dan sering muncul adalah

apakah kebudayaan yang biasa dilakukan oleh masing-masing individu dapat memberikan akibat

yang dapat menjadikan kebudayaan global itu lebih berkreasi atau bermacam – macam. Pertanyaan

di atas mungkin cukup membingungkan bagi sebagian orang. Namun jika ada yang mempunyai

jawaban, jawaban yang muncul itupun belum tentu dapat dibenarkan. Jawaban itu mungkin bisa

saja benar bila orang – orang berpikir terlalu dalam. Bagaimanapun, kebudayaan memiliki

hubungan dengan banyak hal, dan kebudayaan-kebudayaan yang ada tidak dapat saling

menghancurkan satu sama lain.

Dalam akulturasi kebudayaan dunia menjadi satu kebudayaan, elemen yang paling penting dan tidak

bisa dianggap dan dirasa dengan mudah adalah mengikat semua orang dengan kebudayaan yang

berbeda-berbeda menjadi suatu kesatuan dan dapat mengerti satu sama lain serta berkomunikasi

dengan yang lainnya.

Karena kesusastraan yang luas ikut bekerja dalam kebudayaan dan aspek lainya seperti kesenian,

kita dapat merubah dan memilah-milah yang mana yang terbaik dan yang paling bernilai di setiap

kebudayaan yang berbeda dengan tujuan untuk memperlihatkan kita bahwa kita dapat mengerti

satu sama lain dan untuk melihat suatu kesatuan manusia yang sebenarnya di dalam sebuah

kebudayaan. Perhatian yang paling utama dari suatu kesatuan manusia dimana kebudayaan tampak

bermacam - macam adalah jika kita ingin membangun komunikasi diantara orang yang berbeda-

beda dengan tujuan untuk menjalin suatu

kerja sama.

10

Page 11: Cultural Antropology (Global Village)

Oleh karena itu, kebudayaan merupakan bagian dari misi semua orang untuk mempromosikan

kedamaian dunia. “Untuk mencapai keseimbangan hubungan di antara negara – negara sehingga

tumbuhlah rasa saling ketergantungan, secara bersamaan terdapat izin masuk dalam kenyataan

yang secara saling bergantung diizinkan dan bermanfaat jika berdasarkan pada keuntungan

mutualitas dan resiprokal.”

Menciptakan sebuah kebudayaan global bukanlah merupakan suatu upaya untuk mencari pengganti

dari kebudayaan yang telah ada atau menggabungkan mereka ke dalam kebudayaan homogen

melainkan lebih kepada membuat seluruh masyarakat dunia agar mampu bekerja sama dan

membangun jaringan di antara kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam hal ini, yang akan muncul

dari kerja sama seperti ini adalah rasa kebersamaan di antara orang – orang yang merasa bebas

untuk belajar dan menyatakan adat istiadat mereka, kebudayaan dan keyakinan spiritual di dalam

suatu kesatuan manusia.

11

Page 12: Cultural Antropology (Global Village)

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Melalui fakta-fakta yang telah diperoleh dan dibahas di dalam makalah ini, sulit dibayangkan bila

semua orang yang berpijak di atas bumi hanya mempunyai satu kebudayaan yang sama. Di era

globalisasi seperti sekarang ini saja, kita dapat melihat hampir semua orang di dunia terorganisasi ke

dalam etnis atau kebangsaan tertentu dan dioperasikan dibawah sistem yang berbeda-beda,

berbicara dalam bahasa yang berbeda, dan mempunyai kebudayaan yang berbeda antara satu

individu dengan individu yang lain.

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah sekuat atau secanggih apapun sistem komunikasi dan

transportasi yang ada di dunia ini tidak akan mampu menciutkan seluruh kebudayaan menjadi hanya

satu kebudayaan saja. Dunia ini tidak akan menjadi sebuah desa global atau yang lebih populer

dikenal dengan sebutan global village seperti yang dibayangkan oleh sebagian orang. Dunia ini akan

tetap menjadi dunia yang kaya akan kebudayaan yang beraneka ragam. Tidak akan ada satu

kebudayaan yang mampu menggabungkan seluruh kebudayaan berbeda yang ada di dunia ini atau

mungkin menggantikannya. Yang ada hanyalah, dengan teknologi canggih dan sistem komunikasi

serta transportasi yang canggih seperti sekarang ini, orang-orang dengan kebudayaan yang berbeda

dapat melakukan pertukaran kebudayaan yang dapat memperkaya pengetahuan mereka akan

kebudayaan yang dimiliki oleh negara lain.

12

Page 13: Cultural Antropology (Global Village)

4.2. Saran

Setiap individu harus menyadari kekayaan kebudayaan yang dimiliki oleh negaranya masing-masing.

Kekayaan budaya tersebut akan menyadarkan masyarakat akan pentingnya nilai-nilai budaya itu

sendiri. Semua orang harus dapat melestarikan kebudayaannya masing-masing, dengan demikian

kita akan tetap memiliki aneka ragam kebudayaan yang kemudian dapat menjadi warisan bagi

generasi kita yang berikutnya.

13

Page 14: Cultural Antropology (Global Village)

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.org

http://urbanlegends.about.com/od/glossary/g/anthropology.htm

Study guide Cultural Anthropology

14