crs - oa

Upload: muhammad-danil

Post on 07-Jul-2015

442 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I LAPORAN KASUS 1.1 Identitas Nama Jenis kelamin Umur Alamat Agama Pekerjaan Tanggal Masuk Ruang Rawat : Tn. R : Laki-Laki : 60 tahun : Pematang Raman : Islam : Tani : 17 Juli 2011 : Bangsal Bedah

1.2 Anamnesis (Autoanamnesa) 1.2.1 1.2.3 Keluhan utama : Lutut kanan bengkak + 1 bulan. Riwayat penyakit sekarang Pasien mengeluh lutut kanan bengkak + 1 bulan SMRS, bengkak timbul secara tiba-tiba. Selain itu pasien juga merasa nyeri pada sendi lututnya, nyeri seperti ditusuktusuk terutama timbul pada pagi hari, setelah aktifitas dan nyeri bertambah hebat dengan perubahan posisi. Nyeri berlangsung selama 30 menit. Nyeri dirasakan tidak menjalar. Nyeri berkurang dengan istirahat. Kemudian pasien juga mengeluh lututnya terlihat merah dan terasa panas. Selain di lutut pasien juga merasa nyeri ringan pada sendi bahu dan ujung jari-jari kaki. 1.2.4 Riwayat penyakit dahulu Riwayat jatuh/trauma pada kaki dan lengan disangkal Riwayat Asam urat disangkal Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat diabetes melitus disangkal.

1

1.3 Pemeriksaan Fisik Status Generalis Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentis, GCS 15 : 120/70 mmHg : 88x/ menit : 37o C Tanda-tanda vital : Tekanan darah Nadi Temperatur Kepala Bentuk kepala Rambut Mata Palpebra Konjungtiva Sklera Pupil : tidak edema kanan-kiri : tidak anemis kanan-kiri : tidak ikterik kanan-kiri : refleks cahaya (+/+), isokor kanan kiri 2mm Tidak terdapat gangguan penglihatan, pandangan tidak kabur. Hidung Tidak terdapat deformitas. Mulut Leher JVP Kelenjar tiroid Kelenjar getah bening Thorax Jantung Inspeksi Palpasi : Ictus Cordis tidak terlihat. : Ictus Cordis teraba di ICS VI Linea midclavicula sinistra, kuat angkat. : normal (5 2 cmH2O) : tidak membesar : tidak membesar : dalam batas normal. : normocephal, simetris, tidak terdapat deformitas : hitam, tidak mudah dicabut

Frekuensi nafas : 20x/ menit

2

Perkusi Auskultasi Paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

: Jantung tidak membesar. : Bunyi jantung I dan II reguler, tidak ada gallop, tidak ada murmur.

: Simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi, tidak ada pergerakan dinding dada yang tertinggal, jejas (-). : vokal fremitus kanan = kiri, nyeri tekan (-) : sonor pada kedua lapang paru : vesikuler normal kanan dan kiri, tidak ada rhonki dan wheezing.

Abdomen Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi Genitalia Tidak dilakukan pemeriksaan pada alat genitalia pasien. Ekstremitas Superior : Tidak ada kelainan. Inferior : Sinistra tidak ada kelainan, Dextra (lihat status lokalisata). : Datar, jejas (-) : BU (+) normal. : Timpani. : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.

Status Lokalisata Ekstremitas Inferior regio artikulasio genu dextra. Inspeksi o Kontur jaringan lunak : edema (+) o Warna merah (-) o Jaringan parut (-) Palpasi o Panas (-), 3

o Penebalan dan penonjolan tulang (-) o Kontur jaringan lunak : penebalan membran sinovial (+), spasme otot (+) o Nyeri lokal (+) Pergerakan o Fleksi terbatas ( N= 120-145 0C o Ektensi dalam batas normal (N= 0 0C) o Nyeri bila digerakkan (+) o Krepitasi (-) Kekuatan otot (membandingkan dengan tahanan pemeriksa) o Fleksi : dalam batas normal o Ektensi : dalam batas normal o Cara berjalan : antalgik yaitu cara berjalan dengan berupaya menurunkan berat badan untuk mengurangi nyeri 1.4 Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Darah Rutin Leukosit Eritrosit Hb Ht Trombosit 1.5 Diagnosis Suspek Osteoarthritis artikulasio genu dextra DD/ 1.6 Penatalaksanaan - IVFD RL - Ketorolac drip - Inj. Cefotaxime - Inj. Ranitidine 20 gtt/menit 2 x 30 mg dalam RL 500 ml 2x 1gram 3x 50 mg Gout Arthritis Reumatoid artritis : 10,7 x103/mm3 : 4,38 x103/mm3 : 11,6 g/dl : 36,8 % : 377 x103/mm3

4

1.7 Planning - Cek kadar Asam urat - Reumatoid faktor - Fhoto rontgen genu dextra AP/L 1.8 Prognosis Quo ad vitam : bonam. Quo ad fungtionam : dubia ad bonam Follow Up Tanggal 19-7-2011 S O : Nyeri pada lutut kanan (+), nyeri pada bahu berkurang : Ku sedang, Kesadaran CM, GCS : 15 TD : 130/80, N : 80 x/mnt, Pergerakan lutut kanan terbatas, nyeri tekan lutut (-), bengkak (+), merah (-) A : Suspek Osteoarthritis DD/ Gout Arthritis Reumatoid arthritis P : Th/ teruskan Cek Asam urat, fhoto rontgen genu dextra AP/L Tanggal 20-7-2011 S O : Nyeri pada lutut kanan (+), nyeri bahu berkurang : Ku sedang, Kesadaran CM, GCS : 15 TD 120/80, N : 78 x/mnt Pergerakan lutut kanan terbatas, nyeri tekan (+), bengkak (+), merah (-) A : Suspek Osteoarthritis DD/ Gout Arthritis Reumatoid arthritis P : Th/ teruskan

5

Cek Asam urat, fhoto roentgen genu dextra AP/L BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi. Osteoartritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa disintegrasi dan perlunakan progresif, diikuti pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, diikuti dengan fibrosis pada kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal pada proses penuaan, trauma atau akibat kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan dengan factor sistemik ataupun infeksi.1 2.2 Etiologi. Factor predisposisi terjadinya osteoarthritis dipengaruhi oleh : Umur. Umumnya ditemukan pada usia lanjut (di atas 50 tahun), oleh karena pada orang lanjut usia pembentukan kondroitin sulfat yang merupakan substansi dasar tulang rawan berkurang dan dapat terjadi fibrosis tulang. Jenis kelamin. Kelainan ini dapat ditemukan baik pada pria maupun pada wanita dimana osteoarthritis primer lebih banyak ditemukan pada wanita pasca menopause sedangkan osteoarthritis sekunder lebih banyak ditemukan pada lakilaki. Ras. Lebih sering pada orang asia khususnya Cina, Eropa, dan Amerika daripada kulit hitam. Faktor keturunan Faktor metabolic/endokrin. Pada obesitas, hipertensi, hiperurikemi dan diabetes lebih rentan terhadap osteoatritis. Factor mekanik serta kelainan geometri sendi Trauma dan factor okupasi. Trauma yang hebat terutama fraktur intraartikuler atau dislokasi sendi merupakan predisposisi osteoartritis.

6

Cuaca/iklim. Gejala sering timbul setelah kontak dengan cuaca dingin atau lembab. Diet . salah satu tipe osteoarthritis yang bersifat umum di Siberia yang disebut penyakit Kashin-Beck yang mungkin disebabkan oleh karena menelan zat toksin yang disebut fusaria.1

2.3 Patofisiologi 1. Tulang rawan sendi Stage I : Gangguan atau perubahan matriks kartilago. Berhubungan dengan peningkatan konsentrasi air yang mungkin disebabkan gangguan mekanik, degradasi makromolekul matriks, atau perubahan metabolisme kondrosit. Awalnya konsentrasi kolagen tipe II tidak berubah, tapi jaring-jaring kolagen dapat rusak dan konsentrasi aggrecan dan derajat agregasi proteoglikan menurun. Stage II : Respon kondrosit terhadap gangguan atau perubahan matriks. Ketika kondrosit mendeteksi gangguan atau perubahan matriks, kondrosit berespon dengan meningkatkan sintesis dan degradasi matriks, serta berproliferasi. Respon ini dapat menggantikan jaringan yang rusak, mempertahankan jaringan, atau meningkatkan volume kartilago. Respon ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Stage III : Penurunan respon kondrosit. Kegagalan respon kondrosit untuk menggantikan atau mempertahankan jaringan mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendidisertai dan diperparah oleh penurunan respon kondrosit. Penyebab penurunan respon ini belum diketahui, namun diperkirakan akibat kerusakan mekanis pada jaringan, dengan kerusakan kondrosit dan downregulasi respon kondrosit terhadap sitokin anabolik.2

7

2. Perubahan Tulang. Perubahan tulang subchondral yang mengikuti degenerasi tulang rawan sendi meliputi peningkatan densitas tulang subchondral, pembentukan rongga-rongga yang menyerupai kista yang mengandung jaringan myxoid, fibrous, atau kartilago. Respon ini muncul paling sering pada tepi sendi tempat pertemuan tulang dan tulang rawan yang berbentuk bulan sabit (crescent).Peningkatan densitas tulang merupakan akibat dari pembentukan lapisan tulang baru pada trabekula biasanya merupakan tanda awal dari penyakit degenerasi sendi pada tulang subchondral, tapi pada beberapa sendi rongga rongga terbentuk sebelum peningkatan densitas tulang secara keseluruhan. Pada stadium akhir dari penyakit, tulang rawan sendi telah rusak seluruhnya, sehingga tulang subchondral yang tebal dan padat kini berartikulasi dengan permukaan tulang denuded dari sendi lawan. Remodeling tulang disertai dengan kerusakan tulang sendi rawan mengubah bentuk sendi dan dapat mengakibatkan shortening dan ketidakstabilan tungkai yang terlibat.2 Pada sebagian besar sendi sinovial, pertumbuhan osteofit diikuti dengan perubahan tulang rawan sendi serta tulang subchondral dan metafiseal. Permukaan yang keras, fibrous, dan kartilaginis ini biasanya muncul di tepitepi sendi. Osteofit marginal biasanya muncul pada permukaan tulang rawan, tapi dapat muncul juga di sepanjang insersi kapsul sendi (osteofit kapsuler). Tonjolan tulang intraartikuler yang menonjol dari permukaan sendi yang mengalami degenerasi disebut osteofit sentral. Sebagian besar osteofit marginal memiliki pernukaan kartilaginis yang menyerupai tulang rawan sendi yang normal dan dapat tampak sebagai perluasan dari permukaan sendi. Pada sendi superfisial, osteofit ini dapat diraba, nyeri jika ditekan, membatasi ruang gerak, dan terasa sakit jika sendi digerakkan. Tiap sendi memiliki pola karakter yang khas akan pembentukan osteofit di sendi panggul, osteoarthritis biasanya membentuk cincin di sekitar tepi acetabulum dan tulang rawan femur. Penonjolan osteofit sepanjang tepi 8

inferior dari permukaan artikuler os humerus biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit degenartif sendi glenohumeral. Osteofit merupakan respon terhadap proses degerasi tulang rawan sendi dan remodelling tulang sudkhondral, termasuk pelepasan sitokin anabolik yang menstimulasi proliferasi dan pembentukan sel tulang dan matrik kartilageneus.2 3. Jaringan Periartikuler. Kerusakan tulang rawan sendi mengakibatkan perubahan sekunder dari synovium, ligamen, kapsul, serta otot yang menggerakan sendi yang terlibat. Membran sinovial sering mengalami reaksi inflamasi ringan serta sedang dan dapat berisi fragmen-fragmen dari tulang rawan sendi.Semakin lama ligamen, kapsul dan otot menjadi contracted. Kurangnya penggunaan sendi dan penurunan ROM mengakibatkan atropi otot. Perubahan sekunder ini sering mengakibatkan kekakuan sendi dan kelemahan tungkai.2

2.4 Gambaran Klinis Osteoarthritis biasanya mengenai satu atau beberapa sendi. Gejala-gejala klinis yang ditemukan berhubungan dengan fase inflamasi sinovial, penggunaan sendi serta inflamasi dan degenerasi yang terjadi di sekitar sendi.1 1. Nyeri. Nyeri terutama pada sendi-sendi yang menanggung beban tubuh seperti pada sendi panggul dan lutut. Nyeri ini terutama terjadi bila sendi digerakkan dan pada waktu berjalan. Nyeri yang terjadi berhubungan dengan : Inflamasi yang luas Kontraktur kapsul sendi Peningkatan tekanan intra-artikuler akibat kongesti vaskuler Nyeri berkurang setelah dilakukan aspirasi yang mengurangi tekanan intra-artikuler.1

9

2. Kekakuan. Kekakuan terutama terjadi oleh karena adanya lapisan yang terbentuk dari bahan elastic akibat pergeseran sendi atau oleh adanya cairan yang viskosa. Keluhan yang dikemukakan berupa kesukaran untuk bergerak setelah duduk. Kekakuan pada sendi besar atau pada jari tangan menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari penderita.1 3. Pembengkakan. Pembengkakan terutama ditemukan pada lutut dan siku. Pembengkakan disebabkan oleh cairan dalam sendi pada stadium akut atau oleh karena pembengkakan pada tulang yang disebut osteofit. Juga dapat terjadi oleh karena adanya pembengkakan dan penebalan pada sinovia yang berupa kista.1 4. Gangguan Pergerakan. Gangguan pergerakan pada sendi disebabkan oleh adanya fibrosis pada kapsul, osteofit atau iregularitas permukaan sendi. Pada pergerakan sendi dapat ditemukan atau didengar adanya krepitasi. 5. Deformitas. Deformitas sendi yang ditemukan akibat kontraktur kapsul serta instabilitas sendi karena kerusakan pada tulang dan tulang rawan. 6. Nodus Heberden dan Bouchard. Nodus heberden ditemukan pada bagian dorsal sendi interfalangeal distal, sedangkan nodus bouchard pada bagian proksimal sendi interfalangeal tangan terutama pada wanita dengan osteoarthritis primer. Nodus heberden kadang-kadang tanpa disertai rasa nyeri tapi sering ditemukan parestesia dan kekakuan sendi jari-jari tangan pada stadium lanjut disertai dengan deviasi jari ke lateral.1 . 2.5 Diagnosis Bentuk klasik osteoarthritis monoartikuler berupa nyeri dan disfungsi dari satu sendi, terutama pada sendi yang menyokong beban tubuh yaitu pada sendi panggul dan lutut. Pada osteoarthritis sekunder mungkin dapat ditemukan penyebab sebelumnya seperti displasia asetabuler, penyakit legg-calve-perhes, pasca trauma, atau fraktur pada daerah panggul.

10

Osteoarthritis poliartikuler ditemukan pada wanita umur pertengan dengan keluhan nyeri, kekakuan dan pembengkakan pada sendi tangan yang terutama mengenai sendi karpometakarpal pertama sendi tangan dan metatarsofalangeal sendi kaki. Perubahan yang terlihat jelas pada tangan berupa pembengkakan sendi interfalangeal dan pada tingkat awal disertai dengan reaksi inflamasi. Mungkin ditemukan adanya pembengkakan jaringan lunak yang berupa nodus heberden dan nosus bouchard yang tampak sebagai benjolan.1 2.6 Pemeriksaan Penunjang 2.6.1 2.6.2 Pemeriksaan Laboratorium Laju endap darah biasanya normal Serum kolesterol sedikit meninggi Pemeriksaan factor rematoid negatif Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan radiologis dilakukan dengan : 1. Foto Polos. Gambaran yang khas pada foto polos adalah : a. Densitas tulang normal atau meninggi b. Penyempitan ruang sendi yang asimetris karena hilangnya tulang rawan sendi c. Sclerosis tulang subkondral d. Kista tulang pada permukaan sendi terutama subkondral e. Osteofit pada tepi sendi 2. Radionuklida Scanning. Dilakukan dengan menggunakan 99m TgHDP dan terlihat peningkatan aktivitas tulang pada bagian subkondral dari sendi yang terkena osteoarthritis. Dapat pula ditemukan penambahan vaskularisasi dan pembentukan tulang baru, juga terlihat daerah perselubungan sendi vertebra apofisial.1

11

2.7 Penatalaksanaan Pada penyakit osteoarthritis terutama pada stadium awal, pemberian pengobatan bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri, menambah luas pergerakan/imobilisasi sendi dan mengurangi beban tubuh.1 Pengobatan terdiri atas : 1. Penanganan umum a. Istirahat yang teratur untuk mengurangi penggunaan beban pada sendi b. Mengurangi berat badan dengan diet c. Latihan di rumah berupa latihan statis serta memperkuat otot-otot d. Fisioterapi yang berguna untuk mengurangi rasa nyeri, menguatkan otot dan menambah pergerakan sendi. 2. Pemberian obat-obatan a. Pemberian obat-obatan analgetik dan antiinflamasi untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan b. Injeksi steroid dilakukan pada sinovitis akut (intra-artikuler) atau bila ada nyeri pada ligament peri-artikuler. 3. Aspirasi bilamana ada cairan di dalam sendi 4. Pemasangan bidai apabila ada nyeri pada stadium akut, mengoreksi deformitas serta mengurangi beban tubuh 5. Tindakan operasi. Tindakan operasi dilakukan apabila : a. Nyeri yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan atau tindakan local b. Sendi yang tidak stabil oleh karena subluksasi atau deformitas sendi c. Adanya kerusakan sendi pada tingkat lanjut d. Untuk mengoreksi beban pada sendi agar distribusi beban terbagi sama rata. Tindakan operasi yang dapat dilakukan :1 A. Sendi lutut a. Osteotomi tinggi pada tibia untuk mengoreksi kelurusan pada sendi lutut dimana belum ada kerusakan yang menyolok pada sendi b. Hemiartroplasti, bila kerusakan satu kompartemen sendi rusak

12

c. Artrodesis dilakukan bila terdapat kerusakan pada sendi dan sendi tidak pada orang muda. B. Sendi panggul a. Osteotomi (operasi menurut Mc Murray) dilakukan pada osteoarthritis yang ringan dengan keluhan nyeri untuk mengubah pusat tekanan pada sendi panggul b. Artroplasti, pada umumnya dilakukan artroplasti total untuk melakukan penggantian sendi panggul secara keseluruhan baik kaput femur maupun asetabulum. Tindakan ini dilakukan pada kelainan panggul yang lanjut. c. Artrodesis, umumnya dilakukan pada penderita muda dengan kelainan yang bersifat unilateral. 2.8 Diagnosis Banding 1. Nekrosis avaskuler baik yang bersifat idiopatik ataupun sekunder oleh karena sebab lain misalnya pasca trauma atau obat-obatan. 2. arthritis rematoid. Pada stadium awal osteoarthritis poli-artikuler sering sulit dibedakan dengan arthritis rheumatoid karena pada stadium ini ditemukan pula nyeri dan inflamasi pada jari tangan. Pada stadium lanjut kelainan lebih mudah dibedakan. Pada arthritis rheumatoid kelainan terutama pada bagian distal interfalangeal dan metakarpofalangeal. 3. arthritis psoriatic. Arthritis psoriatic mengenai bagian distal jari tangan berupa arthritis erosive yang menyebabkan destruksi tanpa adanya osteofit. 4. artriris gout. Pada arthritis gout biasanya bersifat poliartritis kronik disertai dengan benjolan berupa topus dan pada pemeriksaan radiologist terlihat adanya destruksi tulang periartikular. 5. arthritis tuberkulosa1

13

BAB III PEMBAHASAN Osteoartritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa disintegrasi dan perlunakan progresif, diikuti pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, diikuti dengan fibrosis pada kapsul sendi. Osteoarthritis biasanya mengenai satu atau beberapa sendi. Gejala-gejala klinis yang ditemukan berhubungan dengan fase inflamasi sinovial, penggunaan sendi serta inflamasi dan degenerasi yang terjadi di sekitar sendi. 1. Nyeri. Nyeri terutama pada sendi-sendi yang menanggung beban tubuh seperti pada sendi panggul dan lutut. Nyeri ini terutama terjadi bila sendi digerakkan dan pada waktu berjalan. Nyeri yang terjadi berhubungan dengan : 1. 2. 3. vaskuler 4. 2. Nyeri berkurang setelah dilakukan aspirasi yang mengurangi tekanan intra-artikuler. Kekakuan. Kekakuan terutama terjadi oleh karena adanya lapisan yang terbentuk dari bahan elastic akibat pergeseran sendi atau oleh adanya cairan yang viskosa. Keluhan yang dikemukakan berupa kesukaran untuk bergerak setelah duduk. Kekakuan pada sendi besar atau pada jari tangan menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari penderita. 3. Pembengkakan. Pembengkakan terutama ditemukan pada lutut dan siku. Pembengkakan disebabkan oleh cairan dalam sendi pada stadium akut atau oleh karena pembengkakan pada tulang yang disebut osteofit. Juga dapat terjadi oleh karena adanya pembengkakan dan penebalan pada sinovia yang berupa kista. 4. Gangguan Pergerakan. Gangguan pergerakan pada sendi disebabkan oleh adanya fibrosis pada kapsul, osteofit atau iregularitas permukaan sendi. Pada pergerakan sendi dapat ditemukan atau didengar adanya krepitasi. Inflamasi yang luas Kontraktur kapsul sendi Peningkatan tekanan intra-artikuler akibat kongesti

14

5.

Deformitas. Deformitas sendi yang ditemukan akibat kontraktur

kapsul serta instabilitas sendi karena kerusakan pada tulang dan tulang rawan. 6. Nodus Heberden dan Bouchard. Nodus heberden ditemukan pada bagian dorsal sendi interfalangeal distal, sedangkan nodus bouchard pada bagian proksimal sendi interfalangeal tangan terutama pada wanita dengan osteoarthritis primer. Nodus heberden kadang-kadang tanpa disertai rasa nyeri tapi sering ditemukan parestesia dan kekakuan sendi jari-jari tangan pada stadium lanjut disertai dengan deviasi jari ke lateral Pada kasus ini, seorang laki-laki umur 60 tahun datang dengan keluhan lutut kanan bengkak + 1 bulan SMRS, bengkak timbul secara tiba-tiba. Selain itu pasien juga merasa nyeri pada sendi lututnya, nyeri seperti ditusuk-tusuk terutama timbul pada pagi hari, setelah aktifitas dan nyeri bertambah hebat dengan perubahan posisi. Nyeri berlangsung selama 30 menit. Nyeri dirasakan tidak menjalar. Nyeri berkurang dengan istirahat. Kemudian pasien juga mengeluh lututnya terlihat merah, terasa kaku dan terasa panas. Selain di lutut pasien juga merasa nyeri ringan pada sendi bahu dan ujung jari-jari kaki. Riwayat jatuh/trauma pada kaki dan lengan disangkal dan riwayat asam urat disangkal. Selain itu pada pemeriksaan fisik yaitu pada ekstremitas inferior regio artikulasio genu dextra didapat : Inspeksi o Kontur jaringan lunak : edema (+) Palpasi o Penebalan membran sinovial (+), o Spasme otot (+) o Nyeri tekan (+) Pergerakan o Fleksi terbatas ( N= 120-145 0C) o Ektensi dalam batas normal (N= 0 0C) o Nyeri bila digerakkan (+) 15

o Krepitasi (-) Cara berjalan : antalgik yaitu cara berjalan dengan berupaya menurunkan berat badan untuk mengurangi nyeri Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik di atas menunjukkan bahwa pasien ini memiliki tanda-tanda gejala penyakit sendi yaitu osteoatritis yang mana merupakan gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa disintegrasi dan perlunakan progresif, diikuti pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, diikuti dengan fibrosis pada kapsul sendi. Tetapi untuk lebih pasti perlu diperiksa fhoto rontgen dan periksa kadar asam urat serta factor rheumatoid untuk menyingkirkan diagnosis bandingnya.

16

DAFTAR PUSTAKA 6. 7. Inflamatoric. Rasjad, Chaeruddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Makassar, Barrack L, Booth E, et all. 2006. OKU : Orthopaedic Knowledge

Bintang Lamumpatue,2007 Update 3. Hip and Knee Reconstruction Chapter 16 : Osteoarthritis dan Arthritis

17