copy of askeb bulin
DESCRIPTION
askebTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan
berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat
mengancam jiwanya saat mengalami proses persalinan . Dari 5.600.000 wanita hamil di
Indonesia, sebagian besar akan mengalami suatu komplikasi atau masalah yang bisa
menjadi fakta. Maka untuk bisa efektif dalam meningkatkan keselamatan ibu dan bayi
baru lahir, asuhan antenatal harus lebih difokuskan pada intervensi yang telah terbukti
bermanfaat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir
(Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2009).
Menurut data dari survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2008-2009,
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, toxemia gravidarum, partus
macet (persalinan kasep), abortus dan ruptur uteri (Depkes RI, 1992). Gambaran tersebut
menunjukkan bahwa penyebab-penyebab langsung kematian ibu sebagian besar dapat
dideteksi dan dicegah pada masa kehamilan yaitu dengan pelaksanaan asuhan kebidanan
atau biasa dikenal Ante Natal Care (ANC) serta dengan pertolongan persalinan yang
aman. (Depkes RI, 1993).
Dari hal tersebut diatas, perlunya diadakan studi kasus dengan 7 langkah
varney dalam upaya membekali pengalaman penerapan pendekatan manajemen kebidanan
secara mandiri pada kasus normal, asuhan konsultasi dan kolaborasi.
Tujuan
Tujuan Umum
Sesuai dengan latar belakang diatas maka penyusunan laporan ini bertujuan
untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin menurut 7 langkah varney.
Tujuan Khusus
a. Untuk melakukan pengkajian data dasar (Data Subyektif dan Data Obyektif)
b. Untuk menginterpretasi data dasar dan identifikasi diagnosis masalah.
c. Untuk mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial.
1
d. Untuk mengidentifikasi kebutuhan segera.
e. Untuk melakukan rencana asuhan menyeluruh.
f. Untuk melakukan pelaksanaan asuhan menyeluruh atau implementasi.
g. Untuk melakukan evaluasi.
Manfaat
Bagi bidan atau petugas kesehatan, dapat mendeteksi adanya komplikasi pada ibu
bersalin dan dapat mengantisipasi komplikasi tersebut.
Bagi mahasiswa, dapat melakukan pengkajian keadaan dan pemeriksaan fisik pada
ibu bersalin dengan 7 langkah varney dan masalah-masalah yang terjadi pada ibu
bersalin sehingga dapat memberikan konseling pada ibu dan keluarga.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
1) Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan
lahir (Saefuddin, AB.2002, Buku Acuan Pelayanan Maternal dan Neonatal, 2002
hal : 100)
2) Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia keamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Buku Acuan
APN, hal: 37)
3) Persalinan Normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup
bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, persentasi belakang kepala,
keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu serta dengan tenaga ibu
sendiri. (Standar Pelayanan Medik SMF Obstretri dan Ginrekologik RSU
Mataram, 2001, hal.41)
B. Etiologi
Sampai sekarang sebab-sebab mulai timbulnya persalinan tidak diketahui dengan
jelas, banyak teori yang dikemukakan, namun masing-masing teori ini mempunyai
kelemahan-kelemahan. Beberapa teori timbulnya persalinan :
1. Teori penurunan hormone
2. Teori placenta menjadi tua
3. Teori distensi rahim
4. Teori iritasi makanik
5. Induksi Partus
(Muchtar, 1998)
Sedangkan menurut (Wiknjosastro, 2005 hal 181) beberapa teori mengemukakan
etiologi dari persalinan adalah :
1. Penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone
2. Pengaruh prostaglandin
3. Struktur uterus.
3
4. Sirkulasi uterus
5. Pengaruh saraf dan nutrisi.
C. Fisiologis Persalinan.
(Wiknjosastro, 2005 hal : 181)
Sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang kompleks.
Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai
dari berlangsungnya partus antara lain penurunan kadar hormon progesterone dan
estrogen. Progesterone merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadar
hormon ini terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin meningkat
menimbulkan kontraksi myometrium. Keadaan uterus yang membesar menjadi tegang
mengakibatkan iskemi otot-otot uterus yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter
sehingga plasenta berdegenerasi. Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus
frankenhauser di belakang serviks menyebabkan uterus berkontraksi.
Berlangsungnya persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu :
1. Kala I
Disebut juga kala pembukaaan dimulai dengan pembukaan serviks sampai terjadi
pembukaan 10 cm. Proses membukanya serviks disebabkan oleh his persalinan /
kontraksi. Tanda dan gejala kala I :
- His sudah teratur. Frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit.
- Penipisan dan pembukaan serviks.
- Keluar cairan dari vagina bentuk lendir bercampur darah.
Kala I dibagi dalam 2 fase :
a. Fase Laten.
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap, pembukaan serviks kurang dari 4 cm, biasanya
berlangsung hingga 8 jam.
Prosedur dan diagnostik :
Untuk menetukan apakah persalinan sudah pada waktunya :
(Saefuddin AB. Buku Acuan nasional pelayanan maternal dan neonatal. 2002)
maka :
a. Tanyakan Riwayat Persalinan :
4
Permulaan timbulnya kontraksi; pengeluaran pervaginam seperti lendir,
darah, dan atau cairan ketuban; terakhir kali makan dan minum;
masalah yang pernah ada.
b. Pemeriksaan Umum.
Tanda vital; BB; TB; Oedema; kondisi puting susu; kandung kemih.
c. Pemeriksaan Abdomen :
Bekas luka operasi; tinggi fudus uteri; kontraksi; penurunan kepala;
letak janin; besar janin; denyut jantung janin.
d. Pemeriksaan Vagina :
Pembukaan dan penipisan serviks; selaput ketuban penurunan dan
molase; anggota tubuh janin yang sudah teraba.
e. Pemeriksaan Penunjang
Urine : Warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain.
Darah : Hb, BT/ CT, dan lain-lain
f. Perubahan Psikososial
Perubahan prilaku : Tingkat energi, kebutuhan dan dukungan.
b. Fase Aktif
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih), serviks
membuka dari 4 cm ke 10 cm, biasanya kecepatan 0,5 cm per jam pada
primigravida, 1 cm per jam pada multigravida hingga pembukaan lengkap
(10 cm) dan terjadinya penurunan bagian terbawah janin.
Pemantauan kala I fase aktif persalinan :
Penggunaan Partograf.
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah :
Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan dengan normal
Dengan demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap
kemungkinan terjadinya partus lama.
Halaman depan partograf untuk mencatat atau memantau ;
5
1. Kesejahteraan janin
Denyut jantung janin (setiap jam), warna air ketuban (setiap
pemeriksaan dalam), penyusupan sutura (setiap pemeriksaan dalam).
2. Kemajuan Persalinan.
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus (setiap jam), pembukaan
serviks (setiap 4 jam), penurunan kepala (setiap 4 jam).
3. Kesejahteraan Ibu.
Nadi (setiap jam), tekanan dara dan temperatur tubuh (setiap 4 jam),
produksi urine, aseton dan protein (setiap 2 sampai 4 jam), makan dan
minum.
2) Kala II (Kala Pengeluaran)
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi.
Wanita merasa hendak buang air besar karena tekanan pada rektum. Perineum
menonjol dan menjadi besar karena anus membuka. Labia menjadi membuka dan
tidak lama kemudian kepala janin tampak pada vulva pada waktu his.
Pada primigravida kala II berlangsung 1,5-2 jam, pada multi 0,5-1 jam.
Tanda dan gejala kala II :
Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
Perineum terlihat menonjol.
Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
3) Kala III (Kala Uri)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban (Wiknjosastro, 2005). Dimulai segera setelah bayi
lahir sampai dengan lahirnya placenta (±30 menit). Setelah bayi lahir, uterus teraba
keras dan fundus uteri setinggi pusat. Beberapa menit kemudian uterus
berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta
keluar spontan atau dengan tekanan pada supra pubis ke arah dorsokranial.
6
Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif plasenta) membantu
meghindarkn terjadinya pendarahan pasca persalinan.
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Tali pusat memanjang.
Semburan darah tiba-tiba.
Manajemen aktif pada kala III :
Tujuannya adalah menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga
memperpendek waktu kala III dan mengurangi kehilangan darah dibandingkan
dengan penatalaksanaan fsiologis, serta mencega terjadinya retensio plasenta.
Tiga Manajemen aktif pada kala III :
Berikan oksitosin 10 unit IM dalam waktu satu menit setelah bayi lahir, dan
setelah dipastikan kehamilan tunggal.
Lakukan peregangan tali pusat kendali.
Segera lakukan massase pada fundus uteri setelah plasenta lahir.
4) Kala IV (2 jam post partum)
Setelah plasenta lahir, kontraksi rahim tetap kuat dengan amplitudo 60 sampai 80
mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh interval pembuluh darah tertutup
rapat dan terjadi kesempatan membentuk trombus. Melalui kontraksi yang kuat
dan pembentukan trombus terjadi penghentian pengeluaran darah post partum.
Kekuatan his dapat dirasakan ibu saat menyusui bayinya karena pengeluaran
oksitosin oleh kelenjar hipofise posterior (Manuaba, 1998).
Tanda dan gejala kala IV : bayi dan placenta telah lahir, tinggi fundus uteri 2 jari
di bawah pusat.
Selama 2 jam pertama pasca persalinan :
Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih, dan perdarahan yang
terjadi setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam
kedua kala IV. Jika ada temuan yang tidak normal, lakukan observasi dan
penilaian secara lebih sering.
Lamanya persalinan pada primigravida dan multigravida ;
7
Primigravida Multigravida
Kala I 10-12 jam 6-8 jam
Kala II 1-1,5 jam 0,5-1 jam
Kala III 10 menit 10 menit
Kala IV 2 jam 2 jam
Jumlah (tanpa memasukkan kala IV yang
yang bersifat observasi)
12-14 jam 8-10 menit
D. Delapan Belas (18) Penapisan Dalam Persalinan :
Rujuk ibu, apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti berikut :
1. Riwayat bedah sesar
2. Perdarahan pervaginam
3. Persalinan kurang bulan (usia keamilan kurang dari 37 minggu),
4. Ketuban pecah dengan mekonium yang kental.
5. Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam),
6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (usia keamilan kurang dari 37
minggu),
7. Ikterus,
8. Anemia berat,
9. Tanda/ gejala infeksi,
10. Preeklampsia,
11. Tinggi fundus 40 cm/ lebih
12. Gawat janin,
13. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih 5/5,
14. Persentasi bukan belakang kepala,
15. Persentasi ganda,
16. Kehamilan gemeli,
17. Tali pusat menumbung,
18. Syok.
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan :
1. Power : His dan tenaga mengenjan,
8
2. Passage : Ukuran panggul dan otot-otot persalinan,
3. Passangger : terdiri dari janin, plasenta dan air ketuban,
4. Personality (Kepribadian) : yang diperatikan kesiapan ibu
dalam menghadapi persalinan dan sanggup berpartisipasi salama proses persalinan,
5. Provider (Penolong) :dokter dan bidan yang merupakan tenaga
terlatih dalam bidang kesehatan.
(Wiknjosastro, 2005)
F. Mekanisme persalinan dengan persentasi letak belang kepala.
1) Pengertian
Denominator atau petunjuk adalah kedudukan dari salah satu bagian depan janin
terhadap jalan lahir. Hipomoklion adalah titik putar atau pusat pemutaran.
2) Mekanisme persalinan letak belakang kepala
Engagement (Fiksasi) = Masuk,
Ialah masuknya kepala dengan lingkaran terbesar (Diameter Biparietal)
melalui PAP. Pada primigravida kepala janin mulai turun pada berumur kehamilan
kira-kira 38 minggu, kadang-kadang baru pada permulaan partus. (Wiknjosastro,
2005 hal 129).
Engagement lengkap terjadi bila sudah mencapaiHodge III. Bila
engagement suda terjadi maka kepala tidak dapat berubah posisilagi, seingga
posisinya seola-ola terfixer didalam panggul, ole karena itu engagement sering
juga disebut fiksasi. Pada kepala masuk PAP, maka kepala dalam posisi melintang
dengan sutura sekaligus melintang sesuai dengan bentuk yang bulat lonjong.
Seharusnya pada waktu kepala masuk PAP, sutura sagitalis akan tetap
berada di tenga yang disebut Synclitismus. Tetapi kenyataannya, sutura sagitalis
dapat bergeser ke depan atau ke belakang disebut Asynclitismus. Asynclitismus
dibagi 2 jenis :
a. Asynclitismus anterior : naegele obliquity yaitu bila sutura sagitalis
bergeser mendekati promontorium.
b. Asynclitismus posterior : litzman obliquity yaitu bila sutura sagitalis
mendekati symphisis.
Descensus (Penurunan)
9
Ialah penurunan kepala lebi lanjut kedalam panggul. Faktor-faktor yang
mempengaruhi descensus : tekanan air ketuban, dorongan langsung fundus uteri
pada bokong janin, kontraksi otot-otot abdomen, ekstensi badan janin.
Fleksi.
Ialah menekannya kepala di mana dagu mendekati sternum sehingga
lingkaran kepala menjadi mengecil →suboksipito bregmatikus (9,5 cm). fleksi
terjadi pada waktu kepala terdorong his ke bawa kemudian menemui jalan lahir.
Pada waktu kepala tertaan jalan lahir, sedangkan dari atas mendapat dorongan,
maka kepala bergerak menekan ke bawah.
Putaran Paksi Dalam (Internal Rotation)
Ialah berputarnya oksiput ke ara depan, sehingga ubun-ubun kecil kepala
berada di bawah sympisis (HIII). Faktor-faktor yang mempengaruhi : perubahan
arahbidang PAP dan PBP, bentuk jalan lahir yang melengkung, kepala yang bulat
dan lonjong.
Defleksi.
Ialah mekanisme lahirnya kepala lewat perineum. Faktor yang
menyebabkan terjadinya hal ini iala : lengkungan panggul sebelah depan lebih
pendek dari pada yang belakang. Pada waktu defleksi, maka kepala akan berputar
ke atas dengan suboksiput sebagai titik putar (hypomochlion) di bawa symphisis
sehingga berturut-turut lair ubun-ubun besar, dai, muka dan dagu.
Putaran Paksi Luar (Eksternal Rotation).
Ialah berputarnya kepala menyesuaikan kembali dengan sumbu badan
(arahnya sesuai dengan punggung bayi).
Expulsi : lahirnya seluruh badan bayi
(Cunningham, 2005)
BAB III
10
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S”
DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS KEDIRI
I. PENGUMPULAN DATA
Tanggal/waktu : Kamis, 29 April 2010
Pukul : 11.30 Wita
Tempat : Ruang Bersalin Puskesmas Kediri
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama Ibu : Ny “S” Nama Suami : Tn “M”
Umur : 24th Umur : 35th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sasak Suku : Sasak
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Supir
Alamat : Karang Kuripan Alamat : Karang Kuripan
Tanggal masuk Puskesmas : 29 April 2010, pukul 11.30 wita.
2. Keluhan Utama : Ibu hamil 9 bulan mengeluh perut mulas hilang timbul, mau
melahirkan
3. Riwayat perjalanan penyakit :
Ibu hamil 9 bulan datang mengeluh sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawah
sejak tanggal 28 April 2010 pukul 19.00 wita, disertai pengeluaran lendir bercampur
darah sejak tanggal 29 April 2010 pukul 06.00 wita. Gerakan janin masih sering
dirasakan lebih dari 10 kali dalam waktu 12 jam.
4. Riwayat Menstruasi
11
Menarche : 12 tahun
Siklus : 30 hari
Lama : 6 hari
Jumlah : 3x ganti pembalut per hari
Flour albus : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
5. Riwayat Kehamilan Sekarang
Hamil ke : I
HPHT : 20-07-2009 HTP : 27-04-2010
Umur Kehamilan : 9 bulan ( 40-41 minggu)
Pergerakan fetus dalam 12 jam terakhir : lebih dari 10x
Masalah / tanda bahaya yang dirasakan selama kehamilan ini : tidak ada
Imunisasi : TT 2x TT1 : 1-09-2009
TT2 : 4-11-2009
Jumlah Kunjungan : 9x di Posyandu.
Tablet Fe : 3 bungkus
Riwayat KB yang lalu : tidak ada.
Rencana KB : KB suntikan.
6. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
Tidak ada, karena merupakan kehamilan yang pertama.
7. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit Kardivaskuler : Tidak pernah
Penyakit Hipertensi : Tidak pernah
Penyakit DM : Tidak pernah
Penyakit Hepatitis : Tidak pernah
Penyakit Ginjal : Tidak pernah
Penyakit HIV/AIDS : Tidak pernah periksa
Penyakit kelamin : Tidak pernah
Penyakit Malaria : Tidak pernah
Penyakit campak : Tidak pernah
Penyakit TBC : Tidak pernah
12
Anemia Berat : Tidak pernah
Penyakit asma : Tidak pernah
Gangguan Mental : Tidak pernah
Lain-lain : Tidak ada
8. Riwayat Kembar : Tidak ada
9. Kebutuhan Biologis
a. Nutrisi
Makan
Makan terakhir : Tanggal 29 april 2010, pukul 19.00
Komposisi : Nasi, telur, sayur
Porsi : 5 sendok
Pantangan : Tidak ada
Masalah : Tidak ada
Minum
Minum terakhir :Tanggal 29 April 2010, pukul 20.45 wita
Jenis : Air putih, pocari sweat
Banyaknya : 1 gelas ( 100cc)
Masalah : Tidak ada
b. Eliminasi
BAK terakhir : Tanggal 29 April 2010, pukul 16.00 wita
Konsistensi : Cair
Warna : Kuning jernih
Masalah : Tidak ada
BAB terakhir : Tanggal 29 April 2010, pukul 05.00 wita
Konsistensi : Padat-Lunak
Warna : Kuning
Masalah : Tidak ada
c. Istirahat
Istirahat terakhir : tanggal 28 April 2010, pukul 23.00 wita
13
Lama : ± 4 jam
Masalah : Tidak ada
10. Riwayat Psikososial
Status perkawinan : Nikah sah 1x
Lama perkawinan : 10 bulan.
Pengambilan Keputusan : Suami
Dukungan Keluarga : Ada, berupa dukungan moril dan fisik
(mengantarkan ibu bersalin ke puskesmas)
Respon Ibu : Senang dengan kehamilannya.
Kekhawatiran : Tidak ada
Beban kerja : Pekerjaan rumah tangga.
Kekhawatiran khusus dalam persalinan : Tidak ada
Persiapan Persalinan : Ibu sudah siap menghadapi persalinan
Pendamping persalinan yang diinginkan : Suami dan keluarga.
B. Data obyektif
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Emosional : Stabil
2. Tinggi Badan : 150 cm
Berat badan : 60 kg
3. TTV
TD : 130/80 mmHg S : 36,5oC
N : 82X/ menit R : 22X/ menit
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Rambut hitam, distribusi merata, kulit kepala bersih,
tidak ada lesi, tidak ada massa/benjolan.
b. Muka
- Oedema : Tidak ada
- Pucat : Tidak ada
c. Mata
- Konjungtiva : Tidak anemis
14
- Sklera : Tidak ikterus
d. Hidung : tidak ada pengeluaran sekret, tidak ada polip
e. Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran sekret
f. Mulut dan gigi
Warna bibir : merah jambu
Lidah dan geraham : bersih
Gigi : tidak ada caries
g. Leher
Kelenjar Tyroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran.
h. Abdomen
Bekas Luka Operasi : Tidak ada
Kandung Kemih : Kosong
Palpasi Uterus
Leopold I : Teraba bokong janin pada fundus uteri , TFU= 31 cm,
PBBJ : 3100 gr
Leopold II : Teraba punggung janin di sebelah kanan ibu
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP 4/5 bagian
Kontraksi uterus : Frekuensi 2x dalam 10 menit, lama 35 detik, intensitas
sedang.
DJJ (+) frekuensi 136x/menit, irama teratur 11-12-11.
i. Ekstremitas atas dan bawah
Kuku : tidak pucat
Oedema : - / -
Varises : - / -
Refleks Patella : + / +
j. Pemeriksaan genetalia eksterna
Vulva dan vagina : Tidak ada oedema
Pengeluaran Pervaginam : Lendir bercampur darah
Perineum : Tidak ada jaringan parut
Anus : Tidak ada hemoroid
k. Pemeriksaan dalam, tanggal 29 April 2010, pukul 12.00 wita
15
VT : 3 cm, eff 25 %, kulit ketuban (+), bagian terendah janin kepala, sutura
sagitalis melintang, penurunan kepala HI, tidak teraba bagian kecil janin atau
tali pusat.
II. INTERPRETASI DASAR
A. Diagnosa : GI Po Ao Ho, umur kehamilan 40-41 minggu, tunggal, hidup, intrauteri,
presentasi kepala. Keadaan umum ibu dan janin baik dengan Inpartu kala
I fase laten.
Dasar
Subjektif :
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan sebelumnya tidak pernah
mengalami keguguran.
Ibu mengatakan usia kehamilan sekarang 9 bulan
HPHT : 20-07-2009 HTP : 27-04-2010
Ibu sering merasakan gerakan janinnya lebih dari 10 kali dalam 12 jam.
Ibu mengatakan sakit perut menjalar ke pinggang sejak tanggal 28 April
2010 pukul 19.00 wita dan disertai pengeluaran lendir campur darah
tanggal 29 April 2010 pukul 06.00 wita.
Objektif :
K/U ibu baik, TD : 130/80 mmHg, Nadi : 82x/menit, Respirasi : 22x/menit,
Suhu : 36,5oC
TFU= 31 cm, PBBJ : 3100 gr, teraba bokong pada fundus, punggung
berada di sebelah kanan ibu, presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP
4/5 bagian, DJJ (+), irama teratur (11-12-11), frekuensi 136 kali/menit.
Kontraksi uterus Frekuensi 2x dalam 10 menit, lama 35 detik, intensitas
sedang.
VT : 3 cm, eff 25 %, kulit ketuban (+), bagian terendah janin kepala,
sutura sagitalis melintang, penurunan kepala HI, tidak teraba bagian kecil
janin atau tali pusat.
B. Masalah : Ketidaknyamanan karena nyeri
C. Kebutuhan :
Penjelasan posisi yang baik bagi ibu.
Lakukan manajemen nyeri untuk mengurangi rasa sakit.
16
III. IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. RENCANA ASUHAN MENYELURUH
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
2. Informed consent.
3. Berikan dukungan moril kepada ibu dalam menghadapi proses persalinan.
4. Anjurkan pada ibu untuk makan dan minum.
5. Ajarkan pada ibu cara mengurangi rasa sakit yang datang serta posisi yang nyaman
bagi ibu.
6. Siapkan lingkungan, alat dan bahan, serta kebutuhan ibu dan bayi.
7. Observasi kesejahteraan ibu dan janin setiap 1 jam dan kemajuan persalinan setiap
4 jam.
VI. PELAKSANAAN ( 29 April 2010, Pukul 12.20 wita)
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, yaitu secara keseluruhan normal (TD
130/80 mmHg, pembukaan jalan lahir 3 cm) dan keadaan janin baik.
2. Melakukan informed consent kepada suami atau keluarga pasien.
3. Memberikan dukungan moril, memberikan informasi proses persalinan,
menghadirkan orang terdekat bagi ibu yaitu suami atau keluarga lainnya.
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum.
5. Mengajarkan pada ibu cara mengurangi rasa sakit yang timbul yaitu ibu bisa
menarik nafas dalam-dalam lewat hidung dan mneghembuskannya pelan-pelan
lewat mulut. Selain itu ibu bisa memillih posisi yang nyaman misalnya berjalan-
jalan, duduk, atau berbaring miring ke kiri. Ibu sebaiknya menghindari tidur
terlentang karena rahim akan menekan pembuluh darah yang ada dipunggung ibu
sehingga bisa menyebabkan janin ibu kekurangan udara.
6. Menyiapkan lingkungan, alat dan bahan, persiapan ibu dan bayi
– Menyiapkan lingkungan yaitu : ruangan yang bersih, nyaman, dan menjaga
privacy ibu, pencahayaan yang dapat disesuaikan, tidak bising, keluasan
17
mobilisasi. Menyiapkan tempat sampah infeksius dan non infeksius, air
DTT, larutan klorin 0,5%.
– Menyiapkan alat dan obat-obatan untuk partus :
Partus set : 1 buah setengah kocher, 1 gunting episiotomi, 1 gunting tali
pusat, 2 buah klem kelly, 2 pasang sarung tangan, 3 buah kassa,
1 benang tali pusat.
Heating set : 1 buah nalpuder, 1 buah jarum jahit, 1 buah gunting, 2 buah
pinset anatomis, benang catgut, kassa secukupnya.
Balon penghisap lendir.
Obat-obatan : Oksitosin 10 IU (8 ampul), Metergin 0,2 mg (1-2 ampul),
Lidocain 2%, Betadin, Spuit 2,5cc.
Menyiapkan kebutuhan bayi yaitu baju, kain selimut, topi, sarung tangan dan
kaki.
7. Mengobservasi kesejahteraan ibu dan janin setiap 1 jam dan kemajuan persalinan
setiap 4 jam.
Lembar Observasi
Tgl/jam TTV HIS DJJ Pengelua
ran
Keluhan Keterangan
TD N S La
ma
Frk Inten +/- Irama
29-04-
2010
pukul
12.00
130/80 82 36,5 35” 2x Sedan
g
(+) 136 Lendir
bercamp
ur darah
Ibu
mengeluh
sakit
pinggang
menjalar ke
perut
VT 3cm eff
25% ketuban
(+), teraba
kepala, sutura
sagitalis
melintang,
penurunan
kepala HI,
tidak teraba
bagian kecil
janin atau tali
pusat.
13.00 80 35 “ 2x Sedan
g
+ 136 Lendir
bercamp
ur darah
Ibu
mengeluh
sakit
pinggang
menjalar ke
18
perut
14.00 88 36,5 40“ 2x Sedan
g
+ 140 Lendir
bercamp
ur darah
Ibu
mengeluh
sakit
pinggang
menjalar ke
perut
15.00 80 40 “ 2x Sedan
g
+ 136 Lendir
bercamp
ur darah
Ibu
mengeluh
sakit
pinggang
menjalar ke
perut
16.00 110/80 80 36,5 45” 3x Kuat + 136 Lendir
bercamp
ur darah
Ibu
mengeluh
sakit
pinggang
menjalar ke
perut
VT 5cm eff
50%,ketuban
(+), teraba
kepala, UUK
kidep,
penurunan
kepala HII,
tidak teraba
bagian kecil
janin atau tali
pusat.
16.30 80 45 “ 3x Kuat + 138 Lendir
bercamp
ur darah
Ibu
mengeluh
sakit
pinggang
menjalar ke
perut
17.00 84 45 “ 3x Kuat + 140 Lendir
bercamp
ur darah
Ibu
mengeluh
sakit
pinggang
menjalar ke
perut
17.30 80 45” 3x Kuat + 140 Lendir
bercamp
ur darah
Ibu
mengeluh
sakit
pinggang
menjalar ke
perut
19
18.00 80 36,5 45 “ 3x Kuat + 144 Lendir
bercamp
ur darah
Ibu
mengeluh
sakit
pinggang
menjalar ke
perut
18.30 80 45 “ 3x Kuat + 142 Lendir
bercamp
ur darah
Ibu
mengeluh
sakit
pinggang
menjalar ke
perut
19.00 82 45 “ 3x Kuat + 140 Lendir
bercamp
ur darah
Ibu
mengeluh
sakit
pinggang
menjalar ke
perut
19.30 80 45 “ 3x Kuat + 140 Lendir
bercamp
ur darah
Ibu
mengeluh
sakit
pinggang
menjalar ke
perut
20.00 120/80 80 36,7 45 “ 3x Kuat + 144 Lendir
bercamp
ur darah,
dan air
ketuban
warna
jernih
Ibu ingin
mengedan
dan ingin
BAB
VT 8cm eff
75% ketuban
(-) warna
jernih, teraba
kepala, UUK
kidep,
penurunan
kepala HIII,
tidak teraba
bagian kecil
janin atau tali
20
pusat.
20.30 80 45” 4x Kuat + 150 Lendir
bercamp
ur darah
dan air
ketuban
Ibu ingin
mengedan
dan ingin
BAB
21.00 80 45 “ 4x Kuat + 152 Lendir
bercamp
ur darah,
dan air
ketuban
warna
jernih
Ibu ingin
mengedan
dan ingin
BAB
VT 10
cm,eff 100%,
ket (-) warna
jernih, teraba
kepala, UUK
di depan,
penurunan
kepala di HIII ,
tidak teraba
bagian kecil
janin/tali
pusat.
VII. EVALUASI Tanggal 29– 4– 2010
K/U ibu baik, TD : 120/80 mmHg, N= 80x / menit, R=22x/ menit, S= 36,7oC
His 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik dan intensitasnya kuat.
DJJ : frekuensi 152x/ menit, Irama 13-12-13 teratur, tidak ada molase, ketuban
sudah pecah berwarna jernih
VT 10 cm ,eff 100%, ketuban (-), teraba kepala, denominator UUK di depan,
penurunan kepala di HIII, , tidak teraba bagian kecil janin/ tali pusat.
Kandung kemih kosong.
KALA II
Tanggal 29 April 2010 pukul 21.10 wita
21
I. PENGUMPULAN DATA
a. Data Subyektif
- Ibu mengatakan sudah tidak kuat lagi dengan rasa sakitnya yang makin sering
dan tambah kuat
- Ibu mengatakan ingin BAB dan ingin mengedan.
b. Data Objektif
- Keadaan umum ibu baik.
- TD:120/80mmHg, N: 80x / menit, R:20x/ menit, S:36,5oC
- Pengeluaran lendir campur darah semakin banyak, dorongan untuk meneran,
tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka.
- His 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik dan intensitasnya kuat.
- DJJ : frekuensi 152x/ menit, Irama 13-12-13 teratur.
- VT Ø 10 cm, eff 100%, ketuban (-), denominator UUK di depan, penurunan
kepala di HIII, , tidak teraba bagian kecil janin/ tali pusat.
II. INTERPRESTASI DATA DASAR
a. Diagnosa : kala II
Dasar :
Subjektif
- Ibu mengeluhkan sakit pinggang dan perut bagian bawah.
- Ibu merasa ingin BAB dan ingin mengedan.
- Ibu mengatakan pengeluaran lendir bercampur darah yang semakin banyak.
Objektif
- His 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik dan intensitasnya kuat.
- DJJ (+), frekuensi 152x/ menit, Irama 13-12-13 teratur.
- VT Ø 10cm, eff 100%, ketuban (-),teraba kepala, denominator UUK di depan,
penurunan kepala di HIII, tidak teraba bagian kecil janin/ tali pusat.
- Vuva dan anus membuka.
- Kepala turun didasar panggul dan tampak di introitus vagina.
b. Masalah : Ketidaknyamana rasa nyeri
c. Kebutuhan : Penjelasan cara mengedan yang benar
III. IDENTIFIKASI MASALAH /DIAGNOSA POTENSIAL
22
Tidak ada
IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. RENCANA ASUHAN SECARA MENYELURUH
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
b. Beri dukungan moril pada ibu.
c. Pastikan kandung kemih kosong.
d. Siapkan alat resusitasi.
e. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu dapat mengedan bila terasa
sakit dan ingin meneran
f. Tolong persalinan sesuai APN
VI. PELAKSANAAN (tanggal 29 April 2010, pukul 21.15)
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan diri dan janinnya baik.
2. Memberikan dukungan moril dan menjelaskan pada suami dan keluarga unuk
memberi dukungan.
3. Memastikan kandung kemih sudah kosong.
4. Menyiapkan alat resusitasi untuk penanganan komplikasi pada bayi selama
persalinan. Adapun alat dan bahan yang disiapkan:
Tempat yang datar dan keras
2 buah kain dan 1 handuk bersih dan kering.
Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
De Lee, dan alat resusitasi berupa sungkup dan balonnya.
5. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan mengajari cara mengejan
yang benar yaitu dagu ibu menempel ke dada, mata membuka dan melihat perut,
tangan diselipkan ke dalam kedua paha sampai batas siku, gigi dirapatkan,
kemudian menarik nafas dangkal dan perlahan-lahan, menganjurkan ibu untuk
melakukan hal tersebut pada saat kontraksi kuat.
6. Menolong persalinan sesuai APN:
1) Melihat dan mendengar adanya tanda dan gejala kala II.
2) Memastikan kelengkapan alat-alat, bahan-bahan dan obat-obatan esensial
untuk persalinan dan menatalaksanaan komplikasi ibu ddan bayi baru lahir.
23
3) Memakai celemek
4) Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih.
5) Memakai sarung tangan.
6) Memasukkan oksitosin 10 IU ke dalam tabung suntik 2,5 cc.
7) Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT atau kapas savlon.
8) Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
9) Mendekontaminasi sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5.
10) Memeriksa denyut jantung janin.
11) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaaan janin baik.
Membantu ibu menemukan posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
12) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran.
13) Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran.
14) Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman jika ibu belum ada keinginan untuk meneran.
15) Meletakkan handuk bersih diatas perut ibu jika kepala bayi telah membuka
vulva dengan diameter 5-6cm.
16) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
17) Membuka tutup partus set dan perhatikan kelengkapan alat-alat.
18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Menolong melahirkan bayi :
Melahirkan kepala:
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk tidak terjadi defleksi
terlalu cepat, membantu lahirnya kepala. Menganjurkan ibu untuk mengedan
perlahan atau bernafas cepat dan dangkal. Perineum ibu kemudian di
episiotomi karena kaku.
20) Periksa adanya lilitan tali pusat. Ternyata terdapat lilitan tali pusat 1x longgar.
Tunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan. Tali pusat
dilonggarkan lalu dikeluarkan melalui kepala bayi.
21) Menunggu kepala bayi hingga melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Melahirkan bahu :
24
22) Setelah mengadakan putaran paksi luar, penolong menarik kepala kebawah
secara hati-hati sampai bahu anterior lahir dan ditarik keatas untuk melahirkan
bahu posterior.
23) Setelah bahu lahir, tangan kanan penolong menyangga kepala, leher dan bahu
bayi bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher dan keempat jari lainya
pada bahu dan punggung anterior.
24) Setelah bayi lahir tangan kiri menelusuri pungung, bokong, dan tungkai bayi
serta menyelipkan telunjuk tangan kiri diantara kedua kaki bayi. setelah badan
bayi lahir, pegang bayi pada tangan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap
kearah penolong.
25) Kemudian dilakukan penilaian bayi
26) Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali
tangan tanpa membersihkan verniks. Mengganti handuk basah dengan handuk
yang kering.
VII. EVALUASI
Tanggal 29-04-2010, pukul 21.30 wita.
Bayi lahir spontan, letak belakang kepala, langsung menangis, JK perempuan, BB
3100gr, PB 51cm, LIKA 33cm, LIDA 32 cm, LILA 11cm, anus (+), A-S:8-9
TFU sepusat, CUT baik.
Penilaian keadaan bayi dengan APGAR SCORE
No Aspek yang dinilai 1 menit pertama Nilai 5 menit kedua Nilai
1 Apearance Badan merah, ekstrimitas
biru
1 Semua tubuh merah 2
2 Pulse rate ≥ 100x/menit 2 ≥ 100x/menit 2
3 Grimace Menangis kuat 2 Menangis kuat 2
4 Activity Fleksi sedikit, gerakan
lemah
1 Fleksi sedikit,
gerakan lemah
1
5 Respiratory Teratur 2 Teratur 2
Jumlah 8 9
25
KALA III
Tanggal 29 April 2010, pukul 21.30 wita
I. PENGUMPULAN DATA
a. Data Subyektif
- Ibu mengetakan perutnya masih mules.
b. Data Objektif
- Plasenta belum lahir
- TFU sepusat
- CUT lemah.
- Terlihat tali pusat di vulva
- Kandung kemih kosong
II. INTERPRETASI DASAR
A. Diagnosa : kala III
Dasar:
Subjektif : - Ibu mengatakan perutnya mules
Objektif : - Plasenta belum lahir
- TFU sepusat
- CUT lemah.
- Terlihat tali pusat di vulva
- Kandung kemih kosong
B. Masalah : Tidak ada
C. Kebutuhan : Tidak ada
III.IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI PENANGANANNYA
Tidak ada
IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. RENCANA ASUHAN SECARA MENYELURUH
26
1. Jelaskan pada ibu tentang keadaannya dan tindakan yang akan dilakukan
2. Lahirkan plasenta dengan manajeman aktif kala III
VI. PELAKSANAAN
Tanggal 29-04-2010, pukul 21.35 wita
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaanya baik.
2. Melakukan manajemen aktif kala III sebagai berikut:
27) Memastikan tidak adanya bayi kedua dengan meraba fundus uteri.
28) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin 10 IU untuk mempercepat
pengeluaran plasenta dan mencegah perdarahan.
29) Menyuntikkannya oksitosin 10 IU segera setelah lahir di 1/3 paha kanan atas
bagian luar.
30) Penolong mengklem tali pusat 2-3cm dari umbilikus bayi dan klem kedua 2 cm
dari klem pertama.
31) Setelah itu potong tali pusat diantara kedua klem dengan tetap melindungi perut
bayi agar tidak terkena gunting. Selanjutnya mengikat tali pusat dengan kuat.
32) Membiarkan bayi diatas perut ibu untuk kontak kulit.
33) Menyelimuti bayi dengan kain hangat dan memasangkan topi bayi.
34) Memindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35) Meletakkan satu tangan di kain pada tepi atas simfisis untuk mendeteksi kontraksi,
sedangkan tangan lain menegangkan tali pusat.
36) Melakukan peregangan tali pusat terkendali dengan cara meregangkan tali pusat
dengan tangan kanan dan tangan kiri menekan tepi atas simfisis untuk mengetahui
pelepasan plasenta.
37) Setelah ada tanda-tanda plasenta lepas, yaitu tali pusat semakin memanjang setelah
dilakukan peregangan tali pusat, adanya semburan darah, perut ibu membundar
(globular). Tangan kiri menekan uterus secara lembut kearah dorso cranial.
Plasenta dikeluarkan kearah bawah dan selanjutnya keatas sesuai dengan kurve
jalan lahir.
38) Setelah plasenta lahir, kedua tangan menerima plasenta kemudian melakukan
gerakan memutar searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketubannya.
39) Masase fundus uteri selama ± 15 detik dengan cara tangan kiri berada diatas
fundus dengan gerakan memutar.
40) Memeriksa kelengkapan plasenta.
27
41) Memeriksa robekan jalan lahir.
42) Mengobservasi keadaan umum ibu, perdarahan, dan kontraksi uterus.
VII EVALUASI
Tanggal 29 April 2010 Pukul 21.42 wita
1. Plasenta lahir spontan secara schultze, plasenta lengkap baik kotiledon dan selaput
korion maupun amnion, berat plasenta ± 500 gram serta panjang tali pusat ± 50 cm,
diameter 18x17x2 cm.
2. TFU 2 jari di bawah pusat, CUT baik. Kandung kemih kosong.
3. Keadaan umum ibu baik, TD : 100/60mmHg, N: 88 x/menit, S: 36,5C, R:22x/menit.
4. Jumlah perdarahan ± 200 cc.
5. Ada robekan jalan lahir akibat episiotomi pada mukosa vagina, kulit dan otot
perineum.
KALA IV
Tanggal 29 April 2010 pukul 21. 55wita
I. PENGUMPULAN DATA
a. Data Subyektif
- Ibu mengatakan perutnya mules.
b. Data Objektif
- Plasenta sudah lahir.
- Keadaan umum ibu baik.
- TD :100/80mmHg, N: 88 x/menit, S: 36,5C, R: 22x/menit.
- TFU 2 jari di bawah pusat, CUT baik.
- Kandung kemih kosong.
- Jumlah perdarahan ± 200 cc
- Ada robekan jalan lahir karena episiotomi pada mukosa vagina, kulit dan otot
perineum.
II. INTERPRESTASI DASAR
A. Diagnosa : kala IV
Dasar:
28
Subjektif : Ibu mengatakan perutnya mules.
Objektif :
- Keadaan umum ibu baik.
- TD :100/80mmHg, N: 88 x/menit, S: 36,5C, R: 22x/menit.
- TFU 2 jari di bawah pusat, CUT baik.
- Kandung kemih kosong.
B. Masalah : Ketidaknyamanan karena perutnya mules.
C. Kebutuhan : Informasi tentang ketidaknyamanan yang ibu rasakan.
III.IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI PENANGANANNYA
Tidak ada.
IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. RENCANA ASUHAN SECARA MENYELURUH
1. Jelaskan hasil pemeriksaan
2. Jelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan yang dirasakannya.
3. Lakukan penjahitan perineum dengan teknik jelujur.
4. Lakukan pemantauan kala IV setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan 30 menit pada
1 jam kedua.
5. Ajarkan ibu cara masase fundus uteri
6. Bersihkan ibu dan lakukan dekontaminasi alat serta tempat tidur.
7. Beri makan , minum dan istirahat pada ibu
8. Berikan terapi obat-obatan
9. Beri penyuluhan
VI. PELAKSANAAN
Tanggal 29-04-2010, pukul 21.55 wita
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaannya baik dan perdarahan
normal, TD 100/60 mmHg, kontraksi rahim ibu baik dan badan ibu tidak terasa panas.
2. Menjelaskan pada ibu bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan ibu akibat perutnya
yang mules adalah sesuatu yang normal. Hal ini disebabkan karena otot rahim ibu
29
yang sedang berkontraksi dengan baik untuk proses pemulihan ke keadaan sebelum
hamil serta mencengah terjadinya perdarahan.
3. Melakukan penjahitan perineum dengan teknik jelujur
4. Melakukan pemantauan Kala IV meliputi tanda-tanda vital, kontraksi, kandung
kemih, serta perdarahan.
5. Mengajarkan ibu cara masase yang baik, yaitu menggosok fundus uteri secara sirkuler
dengan menggunakan bagian-bagian palmar jari ibu agar kontraksi baik dan tidak
terjadi perdarahan.
6. Membersihkan ibu, melakukan vulva hygiene membersihkan badan ibu , tempat
bersalin dari bekas darah dan memasangkan ibu softek, mengganti baju dan
menggunakan kain yang bersih untuk memberi kenyamanan pada ibu serta
mengucapkan selamat atas kelahiran bayinya.
7. Menganjurkan ibu unutk makan dan minum yang banyak, serta istirahat yang cukup,
menjelaskan bahwa perut mules yang dirasakan ibu akibat adanya kontraksi untuk
mencegah perdarahan.
8. Memberikan ibu terapi paracetamol 500 mg 3x1/hari, amoxicillin 500 mg 3x1/hari, SF
1x1/hari (30 tablet), Vit A 1x1/hari (2 kapsul), Yodiol 1x1 (1 kapsul)
9. Memberikan ibu penyuluhan :
Mempertahankan kehangatan bayinya dengan cara :
- Membungkus bayi dengan kain yang kering, bersih dan hangat.
- Hindari memandikan bayi sebelum 6 jam setelah lahir
- Tidak membiarkan bayi ditempat yang terlalu dingin atau terlalu panas,
agar kondisi tubuh bayi tetap terjaga.
- Ganti popok bayi bila basah.
Menganjurkan pada ibu agar tetap memberikan ASI pada bayi tanpa
memberikan makanan apapun selain ASI.
Menjelaskan pada ibu perlunya melakukan gerakan-gerakan kecil (mobilisasi
dini) setelah melahirkan dimulai dari bangun tidur, turun dari tempat tidur
berdiri dan berjalan bila ibu merasa tidak kuat maka istirahat.
PEMANTAUAN KALA IV
Jam Waktu TD(mmHg) Nadi(x/menit) Suhu TFU CUT Kandung Perd.
30
ke- OC kemih
I21.55 100/60 88 36,5
2 jr
bwh pstBaik Kosong 20
22.10 100/60 88 -2 jr
bwh pstBaik Kosong 5cc
22.25 120/80 84 -2 jr
bwh pstBaik Kosong 5cc
22.40 120/80 80 -2 jr
bwh pstBaik Kosong 10cc
II23.10 110/70 80 36,5
2 jr
bwh pstBaik Kosong 10cc
23.40 110/70 88 -2 jr
bwh pstbaik Kosong 20cc
VII. EVALUASI
Tnggal 29-04-2010, pukul 24.00 wita
K/U ibu baik, TD: 110/70 mmHg, N : 88x/ menit S: 36,5oC, R: 22x/menit
TFU 2 jari dibawah pusat
CUT baik
Kandung kemih kosong..
Perdarahan ± 70cc
Ibu mengerti tentang semua penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukan semua
anjuran-anjuran tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN
Jika dilihat dari kasus diatas, proses persalinan yang dilalui ibu tergolong normal
dilihat dari hasil pemantauan observasi yang dilakukan. Tanggal 29 April 2010 pukul 11.30
wita ibu datang ke Puskesmas dengan keluhan sakit perut menjalar ke pinggang, pengeluaran
lendir campur darah pukul 06.00 Wita. Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama
dengan HPHT: 20-07-2009 sehingga tanggal taksiran persalinannya 27-04-2010.
Dalam pemeriksaan fisik keadaan ibu masih dalam batas normal. pemeriksaan
abdomen didapatkan TFU 31 cm, PBBJ 3100 gr, presentasi kepala, sudah masuk PAP 4/5
31
bagian, His cukup bagus. Sedangkan hasil VT Ø 3cm, eff 25 % , teraba kepala, ket (+),
denominator belum jelas, kepala ↓ H I, tidak teraba bagian kecil janin / tali pusat. Pemantauan
selanjutnya tidak terjadi masalah dalam kemajuan persalinan.
Pada saat kala II, ketika kepala bayi dengan diameter 5-6cm muncul di vulva,
perineum ibu diepisiotomi karena kaku. Tindakan episiotomi tidak sesuai dengan teori yang
ada dimana tindakan episiotomi ini sudah tidak diperbolehkan lagi dilakukan secara rutin,
namun jika melihat kenyataan di lapangan tindakan ini banyak dilakukan dengan indikasi-
indikasi tertentu misalnya karena perineum yang kaku, untuk memperlebar jalan lahir pada
persalinan bayi besar, persalinan dengan tindakan (vakum, forsep) dan lain-lain. Dengan
indikasi-indikasi seperti yang disebutkan, maka sangat sulit sekali untuk menghindari
tindakan episiotomi ini di lapangan.
Pukul 21.30 Wita, bayi lahir spontan dengan lilitan tali pusat yang longgar sehingga
bisa dikeluarkan dari kepala bayi sehingga tidak terjadi gawat janin. Bayi lahir dengan letak
belakang kepala, hidup langsung menangis dengan A-S 8, BB 3100 gram, PB 51 gr, LIKA
33cm, LIDA 31cm, LILA 11cm, jenis kelamin perempuan, tidak ada cacat bawaan. Pukul
21.42 wita plasenta lahir lengkap secara scultze, ada robekan jalan lahir akibat episiotomi.
Pada pemantauan kala IV tidak ditemukan adanya masalah. TFU 2 jari bawah pusat,
CUT baik, kandung kemih kosong, perdarahan normal. ibu tidak demam dan genetalia
normal.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyusun telah melakukan pengkajian persalinan pada NY “ S “ tanggal 29
April 2010 pukul 11.30 wita di ruang bersalin Puskesmas Kediri untuk mendapatkan
informasi dan data yang akurat. Berdasarkan hasil pengkajian telah didapatkan
interprestasi dan ditetapkan diagnosa atau masalah kebidanan serta kebutuhannya.
Pada kasus ini tidak diberikan intervensi tindakan segera karena bukan
merupakan kasus yang bersifat emergensi. Apabila kamungkinan ada masalah yang akan
timbul penulis akan membuat identifikasi masalah potensial dan antisipasi
32
penanganannya. Selain itu rencana asuhan dibuat sesuai dengan diagnosa, masalah,
kebutuhan, masalah potensial dan antisipasi penanganannya. Tindakan kebidanan yang
dilakukan berdasarkan rencana asuhan yang telah dibuat.
Untuk evaluasi asuhan kebidanan yang dilakukan telah sesuai dengan konsep.
Dari hasil evaluasi tersebut seluruh diagnosa, masalah, kebutuhan, maupun diagnosa
potensial yang muncul hampir seluruhnya dapat diatasi dengan baik.
B. SARAN
1. Kepada Puskesmas
Dalam rangka upaya menurunkan angka morbiditas dan mortalitas maternal dan
neonatal diharapkan kepada Puskesmas Kediri untuk terus mempertahankan mutu
pelayanannya terutama pelayanan kebidanan.
2. Kepada Pembimbing Lahan dan Pendidikan
Diharapkan kepada para pembimbing baik pembimbing lahan maupun pembimbing
pendidikan untuk meningkatkan bimbingannya kepada para mahasiswa sehingga pada
akhir praktik diharapkan mahasiswa mampu mengimplementasikan asuhan kebidanan
dengan pendekatan manajemen kebidanan sesuai kompetensi yang harus dicapai.
3. Kepada Mahasiswa
Diharapkan kepada para mahasiswa agar lebih kreatif dan inisiatif dalam
memanfaatkan kondisi yang ada guna tercapainya target yang diinginkan. Serta
diharapkan para mahasiswa dapat mematuhi semua tata tertib yang berlaku di lahan
praktek.
33