contoh rpp.kur 2013
TRANSCRIPT
CONTOH RPP
Sejarah Indonesia | 1
Sejarah Indonesia | 2
Sejarah Indonesia | 3
Sejarah Indonesia | 4
Sejarah Indonesia | 5
CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semester : X/2
Mata Pelajaran : Matematika-Wajib
Topik : Trigonometri
Waktu : 2 × 45 menit
A. Kompetensi Inti SMA kelas X:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar 2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujur
dan percaya diri dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.2.2 Memiliki sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif3.17Memahami dan menentukan hubungan perbandingan Trigonometri dari sudut di setiap
kuadran, memilih dan menerapkan dalam penyelesaian masalah nyata dan matematika
4.7 Memanfaatkan informasi dari suatu permasalahan nyata, membuat model berupa fungsi dan persamaan Trigonometri serta menggunakannya dalam menyelesaikan masalah.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Terlibat aktif dalam pembelajaran trigonometri.2. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
Sejarah Indonesia | 6
HO-3.1-2
3. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.4. Menjelaskan kembali pengertian fungsi trigonometri pada segitiga siku-siku dengan
menggunakan istilah absis, ordinat, dan jari-jari pada sumbu koordinat.5. Menyatakan kembali hubungan nilai fungsi trigonometri di kuadran II, III, dan IV dengan
perbandingan trigonometri di kuadran I. 6. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang
berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran.
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam pembelajaran trigonometri inii diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat
1. Menjelaskan kembali pengertian fungsi trigonometri pada segitiga siku-siku dengan menggunakan istilah absis, ordinat, dan jari-jari pada sumbu koordinat kartesius secara tepat, sistematis, dan menggunakan simbol yang benar.
2. Menyatakan kembali hubungan nilai fungsi trigonometri di kuadran II, III, dan IV dengan perbandingan trigonometri di kuadran I secara tepat dan kreatif.
E. Materi Matematika 1. Mengingat kembali mengenai perbandingan trigonometri, fungsi trigonometri, besar sudut
(tumpul dan refleks), dan koordinat kartesian.
Dengan domain { : 0o 90o}, fungsi trigonometri didefinisikan lewat perbandingan trigonometri, sbb.
sin = (panjang sisi di depan sudut ) / panjang hipotenusa cos = (panjang sisi di samping sudut ) / panjang hipotenusa tan = (panjang sisi di depan sudut ) / (panjang sisi di samping sudut ) sec = 1/cos csc = 1/sin cot = 1/tan
Sudut telah didefinisikan sebagai bangun geometri yang dibentuk oleh dua sinar bertitik pangkal sama. Dengan definisi tsb, dikenal beberapa macam sudut berdasarkan besarnya, sbb. sudut nol : = 0o sudut lancip : 0o 90o sudut siku-siku: : = 90o sudut tumpul : 90o 180o sudut lurus : = 180o sudut refleks : 180o 360o
Bidang datar berdasarkan sistem koordinat kartesian terbagi ke dalam 4 region/daerah: kuadran I, kuadran II, kuadran III, dan kuadran IV.
Kuadran I : absis dan ordinat positif
Sejarah Indonesia | 7III IV
II I
Kuadran II : absis negatif, ordinat positif Kuadran III : absis dan ordinat negatifKuadran IV : absis positif, ordinat negatif
2. Perluasan definisi fungsi trigonometri dari perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku menjadi perbandingan absis, ordinat dan jari-jari.
Beberapa pertanyaan penggugah: Apakah perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku, dapat mendefinisikan
fungsi trigonometri untuk sudut 90o? Apakah perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku, juga dapat mendefinisikan
fungsi trigonometri untuk sudut di atas 90o, misalnya kosinus dari 120o? Dapatkah kita memperluas definisi fungsi trigonometri menggunakan cara lain (yang
tidak bertentangan dengan definisi perbandingan trigonomeri pada segitiga siku-siku)?
Jika titik sudut ditempatkan pada titik pusat sumbu koordinat kartesian dan salah satu kaki sudut berimpit dengan sumbu x positif, serta daerah interior sudut terletak pada kuadran I maka posisi yang demikian disebut posisi standar (baku) sudut tsb.
Pada posisi standar maka perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku dapat diganti menjadi perbandingan absis, ordinat dan jari-jari.
panjang sisi di depan sudut diganti menjadi ordinat panjang sisi di samping sudut diganti menjadi absishipotenusa segitiga siku-siku diganti menjadi jari-jari
Jadi,
sin = ordinat / jari-jaricos = absis / jari-jaritan = ordinat / absis
sin =
bc
sin =
yr
Sejarah Indonesia | 8
a
cb
r
P(x,y)
O
cos =
ac
cos =
xr
tan =
ba
tan =
yx
3. Hubungan nilai fungsi trigonometri di kuadran II, III, dan IV dengan nilai fungsi trigonometri di kuadran I.
Jika pada posisi standar, salah satu kaki sudut berada di kuadran II maka sudut tsb kita namakan sudut di kuadran II. Pengertian yang sama untuk konsep sudut di kuadran II, dan sudut di kuadran IV.
Berdasarkan definisi fungsi trigonometri berdasarkan absis, ordinat dan jari-jari maka nilai fungsi trigonometri untuk sudut-sudut di kuadran II, II, dan IV sebagai berikut.
Misalkan 0o 90o maka Kuadran II (sudut (180o ) atau (90o + ) di kuadran II)
sin (180o ) = sin atau sin (90o + ) = cos cos (180o ) = cos atau cos (90o + ) = sin tan (180o ) = tan atau tan (90o + ) = cot
Kuadran III (sudut (180o + ) atau (270o ) di kuadran III)sin (180o + ) = sin atau sin (270o ) = cos cos (180o + ) = cos atau cos (270o ) = sin tan (180o + ) = tan atau tan (270o ) = cot
Kuadran IV (sudut (360o ) di kuadran IV)sin (360o ) = sin atau sin (270o + ) = cos cos (360o ) = cos atau cos (270o + ) = sin tan (360o ) = tan atau tan (270o + ) = cot
Tampak bahwa Pada kuadran II hanya nilai sinus yang positif, pada kuadran III hanya nilai tangen
yang positif, dan pada kuadran IV hanya nilai kosinus yang positif. Untuk relasi sudut yang jumlah atau selisihnya merupakan kelipatan 180o maka
jenis fungsi trigonometrinya tidak berubah.
Sejarah Indonesia | 9
Untuk relasi sudut yang jumlah atau selisihnya merupakan kelipatan 90o maka jenis fungsi trigonometrinya berbeda saling komplementer. (sinus dengan kosinus, tangen dengan kotangen).
F. Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific). Pembelajaran koperatif (cooperative learning) menggunakan kelompok diskusi yang berbasis masalah (problem-based learning).
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya memahami Trigonometri dan memberikan gambaran tentang aplikasi Trigonometri dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis, siswa diajak memecahkan masalah mengenai bagaimana mendapatkan nilai sinus sudut 90o
dan nilai sinus sudut di atas 90o, misalnya 120o. (tidak terpecahkan bila menggunakan definisi menggunakan sisi-sisi pada segitiga siku-siku).
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu memperluas definisi fungsi trigonometri agar nilai fungsi trigonometri dapat diperoleh untuk besar sudut 0o, 90o, sudut tumpul dan sudut refleks.
10 menit
Inti 1. Guru bertanya tentang bagaimana mengaitkan sisi-sisi pada segitiga siku-siku dengan koordinat pada sumbu koordinat kartesius.
2. Bila siswa belum mampu menjawabnya, guru memberi scaffolding dengan mengingatkan siswa dengan sudut sebagai besar putaran.
3. Dengan tanya jawab, disimpulkan bahwa pada kuadran I, istilah panjang sisi di depan sudut dapat diganti ordinat, panjang sisi di samping sudut diganti absis, dan hipotenusa diganti jari-jari.
4. Dengan tanya jawab, siswa diyakinkan bahwa definisi menggunakan absis, ordinat, dan jari-jari ini lebih luas dari pada definisi menggunakan sisi-sisi segitiga siku-siku.
5. Selanjutnya, guru membuka cakrawala penerapan definisi fungsi yang diperluas itu untuk sudut yang sama atau lebih besar dari 90o, yaitu bila salah satu kaki sudut di kuadran II, III, atau IV. Dengan bantuan presentasi komputer, guru mengingatkan pengertian sudut di kuadran II, sudut di kuadran II, dan sudut di kuadran IV.
70 menit
Sejarah Indonesia | 10
6. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan tiap kelompok terdiri atas 4 siswa.
7. Tiap kelompok mendapat tugas untuk mendefinisikan fungsi-fungsi trigonometri untuk sudut di kuadran II atau III atau IV atau sudut negatif, serta menentukan hubungannya dengan fungsi trigonometri sudut di kuadran I. Tugas diselesaikan berdasarkan worksheet atau lembar kerja yang dibagikan.
8. Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh pekerjaannya.
9. Salah satu kelompok diskusi (tidak harus yang terbaik) diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Sementara kelompok lain, menanggapi dan menyempurnakan apa yang dipresentasikan.
10. Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok11. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan semua siswa
pada kesimpulan mengenai fungsi trigonometri di berbagai kuadran dan hubungannya dengan fungsi trigonometri di kuadran I, berdasarkan hasil reviu terhadap presentasi salah satu kelompok.
12. Guru memberikan dua (2) soal yang terkait dengan nilai fungsi trigonometri di kuadran II, III, atau IV. Dengan tanya jawab, siswa dan guru menyelesaikan kedua soal yang telah diberikan dengan menggunakan strategi yang tepat.
13. Guru memberikan lima (5) soal untuk dikerjakan tiap siswa, dan dikumpulkan.
Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang bagaimana menentukan nilai fungsi trigonometri sudut di berbagai kuadran.
2. Dengan bantuan presentasi komputer, guru menayangkan apa yang telah dipelajari dan disimpulkan mengenai nilai fungsi trigonometri untuk sudut di berbagai kuadran.
3. Guru memberikan tugas PR beberapa soal mengenai penerapan nilai fungsi di berbagai kuadran.
4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.
10 menit
H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran 1. Penggaris, busur, jangkaWorksheet atau lembar kerja (siswa) 2. Bahan tayang3. Lembar penilaian 4. Video tentang lebah
I. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
2. Prosedur Penilaian:
Sejarah Indonesia | 11
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
1. Sikap
a. Terlibat aktif dalam pembelajaran trigonometri.
b. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
c. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
Pengamatan Selama pembelajaran dan saat diskusi
2. Pengetahuan
a. Menjelaskan kembali pengertian fungsi trigonometri pada segitiga siku-siku dengan menggunakan istilah absis, ordinat, dan jari-jari pada sumbu koordinat kartesius secara tepat, sistematis, dan menggunakan simbol yang benar.
b. Menyatakan kembali hubungan nilai fungsi trigonometri di kuadran II, III, dan IV dengan perbandingan trigonometri di kuadran I secara tepat dan kreatif.
Pengamatan dan tes Penyelesaian tugas individu dan kelompok
3. Keterampilan
a. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran.
Pengamatan Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi
Sejarah Indonesia | 12
J. Instrumen Penilaian Hasil belajar
Tes tertulis
1. Gambarlah pada sebuah sumbu koordinat kartesian sebuah sudut pada kuadran III, lalu nyatakan pengertian fungsi secan untuk sudut tersebut!
2. Tentukanlah nilai dari sin 150o secara eksak (tidak menggunakan desimal) menggunakan sifat relasi sudut pada fungsi trigonometri!
3. Dengan menuliskan langkah-langkah yang jelas, hitunglah nilai dari [sin 321o + cos 0,13 (rad)]. tan 150 grad dengan menggunakan kalkulator saintifik.
4. Setelah melalui studi yang mendalam, gelombang suara dari seekor ikan Paus akhirnya dapat digambarkan dengan suatu pendekatan menggunakan fungsi trigonometri sebagai berikut I(t) = 2,7.tan (2t) + cos t dengan t dalam derajat. Berapa tinggi gelombang suara Paus tsb untuk t = 120o?
5. Pada sebuah permainan, Ari ditempatkan tepat di tengah-tengah sebuah gang yang bertembok tepat di tepi kiri dan kanannya. Mula-mula Ari menghadap searah dengan arah jalan, kemudian Ari diputar oleh temannya searah dengan arah perputaran jarum jam sebesar 660o. Jika lebar gang adalah 4 meter, berapa jarak yang ditempuh Ari jika kemudian ia berjalan lurus hingga menyentuh tembok gang?
Catatan:
Penyekoran bersifat holistik dan komprehensif, tidak saja memberi skor untuk jawaban akhir, tetapi juga proses pemecahan yang terutama meliputi pemahaman, komunikasi matematis (ketepatan penggunaan simbol dan istilah), penalaran (logis), serta ketepatan strategi memecahkan masalah.
WORKSHEET
(untuk tugas kelompok)
Sejarah Indonesia | 13
Sejarah Indonesia | 14
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/2
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Waktu Pengamatan :
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran trigonometri
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten 3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi
masih belum ajeg/konsisten. 3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara
terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama Siswa Sikap
Aktif Bekerjasama Toleran
KB B SB KB B SB KB B SB
1 Dhianika Rahma Nur Fadillah
2 Galuh Lalita Mahaghora
3 Muhammad Rasyid Alfaruqi
4 Nur Endah Filaili
5 Zerarita Amalia Ramadhani
6 Febrian Anggoro Widiyanto
Sejarah Indonesia | 15
7 Rizky Rachmadewi
8 Elvan Saffria Charta
9 R. Aj. Shikarini Amirul P
10 Arinta Destri Larasati
11 Khanza Adzkia Vujira
12 Joean Akbar Saputra
13 Khansa Sitostra Tufana Arsy A.
14 Bagaskara Adi Pamungkas
15 Bram Yudhistira
16 Hasna Amalia Faza
17 Daniawan Dwi Nurrohman
18 Devi Ristiyanti
19 Nitya Sekar Tresnaningtyas
20 Rafi Ibnu Ramadhan
21 Ivan Akhir Julian
22 Gasik Prawestri
23 Intan Aringtyas Junaidi
24 Muhammad Rafi Nurdiansyah
25 Elvana Novita Candra
26 Danuja Widigdaya
27 Isnaeni Putri Nur Afifah
28 Intan Putri Ristyaningrum
29 Lisa Dewi Afrilita
30 Gea Hanin Nisacita
31 Rizki Kartika Angkasa Yudha
32 Putri Adipertiwi A-Bach
Keterangan:
KB : Kurang baik
B : Baik
SB : Sangat baik
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/2
Sejarah Indonesia | 16
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Waktu Pengamatan :
Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran.
1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran
2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran tetapi belum tepat.
3. Sangat terampill, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran dan sudah tepat.
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama Siswa Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah
KT T ST
1 Dhianika Rahma Nur Fadillah
2 Galuh Lalita Mahaghora
3 Muhammad Rasyid Alfaruqi
4 Nur Endah Filaili
5 Zerarita Amalia Ramadhani
6 Febrian Anggoro Widiyanto
7 Rizky Rachmadewi
8 Elvan Saffria Charta
9 R. Aj. Shikarini Amirul P
10 Arinta Destri Larasati
11 Khanza Adzkia Vujira
12 Joean Akbar Saputra
13 Khansa Sitostra Tufana Arsy A.
14 Bagaskara Adi Pamungkas
15 Bram Yudhistira
16 Hasna Amalia Faza
17 Daniawan Dwi Nurrohman
18 Devi Ristiyanti
19 Nitya Sekar Tresnaningtyas
20 Rafi Ibnu Ramadhan
Sejarah Indonesia | 17
21 Ivan Akhir Julian
22 Gasik Prawestri
23 Intan Aringtyas Junaidi
24 Muhammad Rafi Nurdiansyah
25 Elvana Novita Candra
26 Danuja Widigdaya
27 Isnaeni Putri Nur Afifah
28 Intan Putri Ristyaningrum
29 Lisa Dewi Afrilita
30 Gea Hanin Nisacita
31 Rizki Kartika Angkasa Yudha
32 Putri Adipertiwi A-Bach
Keterangan:
KT : Kurang terampil
T : Terampil
ST : Sangat terampil
Sejarah Indonesia | 18
Sejarah Indonesia | 19
Sejarah Indonesia | 20
MATERI PELATIHAN 3 : MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN
3.1. Penyusunan RPP
3.2. Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar
Sub materi Pelatihan 3: Model Rancangan Pembelajaran
A. KOMPETENSI
Peserta pelatihan dapat:
1. menyusun RPP yang menerapkan pendekatan scientific sesuai model belajar yang relevan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun intelektual; dan
2. merancang penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
B. LINGKUP MATERI
1. Penyusunan RPP.
2. Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar.
C. INDIKATOR
1. Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kreatif dalam menyusun RPP.2. Mengidentifikasi rambu-rambu penyusunan RPP.3. Menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI dan KD; Standar Proses; dan pendekatan
scientific.4. Menelaah RPP.5. Menunjukkan sikap tanggung dan kreatif dalam menyusun rancangan penilaian autentik.6. Mengidentifikasi kaidah perancangan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.7. Menelaah contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaran.8. Menelaah rancangan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar yang ada dalam
RPP.
9. Merevisi rancangan penilaian pada RPP yang telah disusun.
D. PERANGKAT PELATIHAN
1. Bahan Tayang
a. Rambu-rambu Penyusunan RPP Mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan scientific dengan mengggunakan PPT-3.1 oleh fasilitator yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.
b. Panduan tugas telaah RPP.
c. Panduan tugas menelaah rancangan penilaian pada RPP.
2. Lembar KerjaTelaah RPP
3. ATK
Sejarah Indonesia | 21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah AtasKelas/Semester : X / IMata Pelajaran : Sejarah IndonesiaTopik : Kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan
pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di IndonesiaPertemuan ke- : 2
A. Kompetensi Inti1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa
pra aksara, Hindu-Buddha dan Islam2.3 Berlaku jujur dan bertanggung-jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran
sejarah3.7 Mengidentifikasi karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan
Sejarah Indonesia | 22
Kode RPP
HO-3.1
pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
4.4 Menyajikan hasil analisis dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu-Budda dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menunjukkan nilai-nilai syukur pada ciptaan Tuhan YME berupa peninggalan hasil
budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia2. Menunjukkan nilai-nilai toleransi antar umat beragama dengan saling menghargai
peninggalan hasil budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia3. Menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha
di Indonesia4. Menunjukkan sikap peduli terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di
Indonesia5. Menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah6. Menunjukkan sikap tanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran
sejarah7. Menjelaskan konsep akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia8. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa bahasa9. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa
religi/kepercayaan10. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi
sosial kemasyarakatan11. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem
pengetahuan12. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa peralatan
hidup/teknologi13. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian14. Melaporkan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
D. Tujuan PembelajaranMelalui diskusi, mengamati dan membaca referensi siswa dapat:1. Menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap peninggalan hasil budaya masa Hindu-
Buddha di Indonesia2. Menunjukkan sikap peduli terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di
Indonesia 3. Menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah4. Menunjukan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran
sejarah
Sejarah Indonesia | 23
5. Mendeskripsikan wujud akulturasi budaya di Indonesia 6. Melaporkan bentuk kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
E. Materi Ajar1. Nilai-nilai syukur pada ciptaan Tuhan YME berupa peninggalan hasil budaya masa Hindu-
Buddha di Indonesia2. Sikap tanggung jawab terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di Indonesia3. Sikap peduli terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di Indonesia4. Sikap jujur dalam mengerjakan tugas dari pembelajaran sejarah5. Sikap tanggungjawab dalam mengerjakan tugas dari pembelajaran sejarah6. Konsep akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia7. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa bahasa8. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa religi/kepercayaan9. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi sosial
kemasyarakatan10. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem pengetahuan11. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa peralatan hidup/teknologi12. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian
F. Alokasi Waktu2 x 45 menit
G. Pendekatan, Strategi dan Metode PembelajaranPendekatan: SaintifikStrategi : Cooperative Jigsaw Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiAlokasi waktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi sebelumnya mengenai Teori tentang proses
masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point
10 menit
Inti Menayangkan gambar Candi Borobudur dan Candi Prambanan melalui power point serta melakukan tanya jawab singkat
Siswa mendapatkan penjelasan tentang proses pelaksanaan
60 menit
Sejarah Indonesia | 24
Kegiatan DeskripsiAlokasi waktu
teknik Jigsaw Siswa dibagi ke dalam 6 kelompok yang beranggotakan 5-6
orang (kelompok awal) Setiap kelompok mendapatkan tugas:
1. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa bahasa dan religi/kepercayaan
2. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi sosial kemasyarakatan
3. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem pengetahuan dan peralatan hidup
4. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian
5. Gambar peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia yang tidak terpelihara
Masing-masing siswa yang memiliki wacana/tugas yang sama berkumpul dalam satu kelompok (Kelompok ahli)
Setiap siswa mencatat hasil diskusi dan kembali ke kelompok awal
Dalam kelompok awal dilaporkan hasil diskusi kelompok ahli dan semua anggota kelompok mencatat hasil kelompok ahli
Laporan hasil kerja kelompok dengan cara guru menunjuk secara acak untuk melaporkan hasil diskusi kelompok, sampai semua masalah selesai dibahas
Siswa yang lain menanggapiPenutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan
materi kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran Siswa membuat tugas kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk makalah (tugas kelompok dikumpulkan 2 minggu yang akan datang)
Mengucapkan salam
20 menit
I. Penilaian Hasil Belajara. Tes
1. Uraian (terlampir)2. Pilihan Ganda (terlampir)
b. Non Tes
Sejarah Indonesia | 25
1. Lembar pengamatan kerja kelompok (terlampir)2. Lembar pengamatan presentasi (terlampir)3. Membuat makalah tentang kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan
pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia (kriteria penilaian terlampir)Format penulisan makalah:BAB I PendahuluanBAB II IsiBAB III Penutup
a. Kesimpulanb. Saran
Daftar RujukanCatatan:Makalah diketik dengan menggunakan huruf Arial, 12, spasi 1,5, print-out kertas A4, maksimal 15 lembar.
J. Sumber Belajar : Buku sumber Sejarah SMA X
- Djoened Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusanto. 2009. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.
- Mulyana, Slamet. 1979. Nagara Kretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara.- Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius.- Yamin, Muhammad. 1966. Lukisan Sedjarah. Djakarta: Djambatan.
White board/papan flanel Power point LCD Internet Kartu pembelajaran Peta Sejarah
Mengetahui, , 2013Kepala Sekolah, Guru Mapel,
( ) ( )NIP. NIP.
Sejarah Indonesia | 26
Gambar 3. Perkembangan huruf di IndonesiaSumber:
harmanza.wordpress.com
Gambar 1: Prasasti Yupa masa Kerajaan Kutai
Gambar 2: Prasasti Tugu masa Kerajaan Tarumanegara
Prasasti Yupa dan Tugu menggunakan Huruf Pallawa dan
Bahasa Sanksekerta Sumber: wikipedia.org
Gambar 4. Upacara Nyepi di Bali sebagai salah satu wujud akulturasi budaya berupa Religi/kepercayaan
umat Hindu di Indonesia
www.mediaindonesia.com
Lampiran
A. Ringkasan MateriAkulturasi adalah bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan aslinya. Hal ini berarti kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia tidak diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu- Buddha.
Wujud akulturasi tersebut dapat Anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini:
Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M, contohnya prasasti Yupa dari Kutai dan prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 – 13 M. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno.
Religi/Kepercayaan
Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, Masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami sperpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama
Sejarah Indonesia | 27
Gambar 5. Pembagian Kasta sebagai wujud akulturasi budaya Hindu di Indonesia dalam bidang
sosial kemasyarakatan
Sumber: fannyndep.blogspot.com
Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Buddha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.
Organisasi Sosial Kemasyarakatan
Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun.
Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari seperti Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan pada masa Majapahit, R. Wijaya diwujudkan sebagai Ha rahari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).
Pemerintahan raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan Wikramawardana.
Wujud akulturasi selain dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.
Sistem Pengetahuan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.
Sejarah Indonesia | 28
Gambar 6. Candi Jago, Malang, Jawa Timur
Sumber; koleksi Labdik Sejarah PPPPTK PKn dan IPS
Gambar 7. Candi Borobudur, Jawa
TengahSumber: id.wikipedia.org
Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa salah satu contohnya yaitu kalimat Sirna ilang kertaning bhumi apabila diartikan sirna = 0, ilang = 0, kertaning = 4 dan bhumi = 1, maka kalimat tersebut diartikan dan belakang sama dengan tahun 1400 saka atau sama dengan 1478 M yang merupakan tahun runtuhnya Majapahit .
Peralatan Hidup dan Teknologi
Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi pembuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan. Dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika Grha yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka. Di samping itu, dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.
Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.
Candi Jago (gambar 6) merupakan tempat pendharmaan Wisnuwardhana yang memerintah tahun 1248 – 1268. Dilihat dari gambar candi tersebut, bentuk dasarnya adalah punden berundak- undak dan pada bagian bawah terdapat kaki candi yang di
Sejarah Indonesia | 29
Gambar 8. Relief Candi Borobudur
Sumber: arumsekartaji.wordpress.com
dalamnya terdapat sumuran candi, di mana di dalam sumuran candi tersebut tempat menyimpan pripih (lambang jasmaniah raja Wisnuwardhana).
Candi yang bercorak Buddha fungsinya sama dengan di India yaitu untuk memuja Dyani Bodhisattwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa. Candi Borobudur (gambar 7) adalah candi Buddha yang terbesar di Indonesia merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram dilihat dari 3 tingkatan, pada tingkatan yang paling atas terdapat patung Dyani Buddha. Patung-patung Dyani Buddha inilah yang menjadi tempat pemujaan umat Buddha. Di samping itu juga pada bagian atas, juga terdapat atap candi yang berbentuk stupa.
Untuk candi Buddha di India hanya berbentuk stupa, sedangkan di Indonesia stupa merupakan ciri khas atap candi-candi yang bersifat agama Buddha. Dengan demikian seni bangunan candi di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri karena Indonesia hanya mengambil intinya saja dari unsur budaya India sebagai dasar ciptaannya dan hasilnya tetap sesuatu yang bercorak Indonesia.
Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha.
Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia. Dengan demikian terbukti bahwa Indonesia tidak menerima begitu saja budaya India, tetapi selalu berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan suasana di Indonesia.
Untuk wujud akulturasi dalam seni sastra dapat dibuktikan dengan adanya suatu ceritera/kisah yang berkembang di Indonesia yang bersumber dari kitab Ramayana yang ditulis oleh Walmiki dan kitab Mahabarata yang ditulis oleh Wiyasa. Kedua kitab tersebut merupakan kitab kepercayaan umat Hindu. Tetapi setelah berkembang di Indonesia tidak sama proses seperti aslinya dari India karena sudah disadur kembali oleh pujangga-pujangga Indonesia, kedalam bahasa Jawa kuno. Dan, tokoh-tokoh cerita dalam kisah tersebut ditambah dengan hadirnya tokoh punokawan seperti Semar, Bagong, Petruk dan Gareng. Bahkan dalam kisah Bharatayuda yang disadur dari kitab Mahabarata tidak menceritakan perang antar Pendawa dan Kurawa, melainkan menceritakan kemenangan Jayabaya dari Kediri melawan Jenggala.
Sejarah Indonesia | 30
Di samping itu juga, kisah Ramayana maupun Mahabarata diambil sebagai suatu ceritera dalam seni pertunjukan di Indonesia yaitu salah satunya pertunjukan Wayang. Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia sejak zaman prasejarah dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa. Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon ceritera dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya India, tetapi tidak sama persis dengan aslinya karena sudah mengalami perubahan. Perubahan tersebut antara lain terletak dari karakter atau perilaku tokoh-tokoh ceritera misalnya dalam kisah Mahabarata keberadaan tokoh Durna, dalam cerita aslinya Dorna adalah seorang maha guru bagi Pendawa dan Kurawa dan berperilaku baik, tetapi dalam lakon di Indonesia Dorna adalah tokoh yang berperangai buruk suka menghasut.
B. Evaluasi HasilSoal Uraian1. Mengapa terjadi akulturasi bahasa pada saat perkembangan masa Hindu-Buddha di
Indoneia?2. Mengapa terjadi akulturasi religi/kepercayaan pada saat perkembangan agama Hindu-
Buddha di Indonesia?3. Apa wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi sosial
kemasyarakatan!4. Apa wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem pengetahuan!5. Bagaimana proses akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa peralatan
hidup/teknologi!6. Bagaimana proses akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian!7. Bagaimana sikap anda sebagai seorang pelajar apabila ada peninggalan Hindu-Buddha di
Indonesia yang tidak terpelihara?
Kunci Jawaban1. Perkembangan tingkat berfikir manusia merupakan hasil proses adaptasi dengan
lingkungan alam, sosial dan budaya. Unsur-unsur kebudayaan yang datangnya dari luar ikut berperanan dalam proses perkembangan tradisi kebudayaan. Unsur kebudayaan India yang membawa perubahan terhadap kehidupan bangsa Indonesia adalah bahasa dan tulisan. Dimana ketika bangsa Indonesia mulai mengenal tulisan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta, maka sejak saat itulah sudah mulai memasuki jaman sejarah. Dari bahasa dan tulisan bangsa Indonesia sudah dapat meninggalkan tradisi-tradisinya secara tertulis.Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk bahasa dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sanksekerta banyak berkembang di wilayah India bagian selatan. Penggunaan bahasa Sansekerta di Indonesia pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno. Untuk
Sejarah Indonesia | 31
aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis.
2. Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India.
3. Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam:
a. Organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun (konsep dewaraja). Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut. Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah.
b. Sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.
4. Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M. Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa.
5. Kemajuan teknologi sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Sebelum pengaruh Hindu masuk ke Nusantara bangsa Indonesia sudah memiliki teknologi yang tinggi khususnya dalam pembuatan alat kehidupan baik yang terbuat dari batu atau logam. Setelah adanya pengaruh Hindu, teknologi semakin maju, misalnya pembuatan candi. Jika dibandingkan dengan candi-candi di India maka candi di
Sejarah Indonesia | 32
Indonesia jauh lebih megah dan kokoh seperti candi Borobudur, candi Prambanan. Dengan demikian, bangsa Indonesia memiliki pengetahuan teknologi yang sudah tinggi.Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.Untuk itu dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka.Di samping itu, dalam bahasa kawi, candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.
6. Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha. Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia.
7. Cara menghargai peninggalan sejarah:a. Turut menjaga agar benda-benda peninggalan sejarah tidak dirusak. Benda-benda
peninggalan sejarah harus diamankan dari tangan-tangan jahil.b. Mengunjungi museum, candi, makam pahlawan, istana dan lain-lain termasuk salah satu
cara menghargai peninggalan sejarah.c. Benda-benda peninggalan sejarah adalah kekayaan negara. Kita harus menggunakan
secara benar. Benda-benda itu boleh digunakan untuk keperluan penelitian. Benda-benda peninggalan sejarah juga boleh dikunjungi. Benda-benda peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh memperjualbelikan benda-benda peninggalan sejarah.
Sejarah Indonesia | 33
Soal Pilihan Ganda1. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam
bidang bahasa adalah ... .A. Nisan Malik as SalehB. Negara KrtagamaC. Inkripsi YupaD. Pararaton E. Kronik
2. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang religi/kepercayaan adalah ... .
A. Upacara NgabenB. Upacara NyepiC. Prasasti TuguD. Prasasti YupaE. Candi
3. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan adalah ... .
A. Upacara NyepiB. Upacara Ngaben C. Konsep DewarajaD. Konsep Kepala SukuE. Raja sebagai kepala pemerintahan
4. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang sistem pengetahuan adalah sistem kalender ... .
A. CandrasengkalaB. MasehiC. IslamD. Cina E. Saka
5. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang peralatan hidup/teknologi adalah ... .
A. CandiB. ReliefC. Kalender SakaD. Konsep DewarajaE. Konsep Macapat
6. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang kesenian ... .
A. Konsep DewarajaB. Kalender Saka
Sejarah Indonesia | 34
C. GamelanD. CandiE. Relief
7. Sejak masa kerajaan Hindu-Buddha sampai sekarang yang dikenal menerapkan konsep negara kesatuan adalah ... .
A. Kutai, Tarumanegara, SriwijayaB. Sriwijaya, Majapahit, Republik IndonesiaC. Singosari, Majapahit, Republik IndonesiaD. Mataram Kuno, Majapahit, Republik Indonesia E. Mataram Kuno, Mataram Islam, Republik Indonesia
8. Pengaruh kehidupan masa Hindu-Buddha di Indonesia dihubungkan dengan kehidupan masyarakat pada masa sekarang yang dapat diterapkan adalah ... .
A. ToleransiB. PeperanganC. ChauvinismeD. SeparatismeE. Diskriminasi
9. Kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia.
I. Mengunjugi museumII. Menjual kepada kolektor benda purbakala
III. Menjadikan situs sebagai obyek penelitianIV. Melaporkan ke polisi apabila mengetahui pencurian arcaV. Menyimpan dirumah
Berdasarkan data diatas, yang termasuk peran siswa dalam menjaga peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia ditunjukkan pada nomer ... .
A. I, II dan IIIB. I, II dan IVC. I, III dan IVD. II, III dan IVE. II, IV dan V
10. Apabila kamu melihat seseorang dengan sengaja mencoret-coret dinding candi Prambanan yang bermaksud meninggalkan kenangan, maka yang kamu lakukan adalah ... .
A. MenegurB. MenasehatiC. MembiarkanD. Ikut mencoretE. Melaporkan kepada petugas
Kunci Jawaban1. C2. B3. C
Sejarah Indonesia | 35
4. E5. A6. E7. B8. A9. C10. E
C. Evaluasi Pembelajaran (Proses)
Sejarah Indonesia | 36
Lembar Pengamatan
Rubrik kegiatan Diskusi
No. Nama Siswa
A s p e k P e n g a m a t a n
JumlahSkor
Nilai Ket.Kerja sama
Meng-komunikasikan pen-
dapat
Toleransi
Keaktifan
Menghargai pendapat
teman
Keterangan Skor :Masing-masing kolom diisi dengan kriteria4 = Baik Sekali3 = Baik2 = Cukup1 = Kurang
∑ Skor perolehan Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik SekaliB = 70 – 79 : BaikC = 60 – 69 : CukupD = ‹ 60 : Kurang
Sejarah Indonesia | 37
Rubrik Penilaian Presentasi
No. Nama Siswa
A s p e k P e n i l a i a nJumlah
Skor Nilai Ket.Komunikasi
Sistemati ka penyamPaian
Wawasan
Kebera nian Antusias Gesture dan
penampilan
Keterangan Skor :Masing-masing kolom diisi dengan kriteria4 = Baik Sekali3 = Baik2 = Cukup1 = Kurang
∑ Skor perolehan Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik SekaliB = 70 – 79 : BaikC = 60 – 69 : CukupD = ‹ 60 : Kurang
Format Penilaian Makalah
Struktur Makalah Indikator Nilai
Pendahuluan Menunjukkan dengan tepat isi : Latar belakang Rumusan masalah Tujuan penulisan.
Isi Ketepatan pemilihan gambar Orisinalitas makalah Mendeskripsikan kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
Struktur/logika penulisan disusun dengan jelas sesuai metode yang dipakai
Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan komunikatif Daftar pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan
(Ilmiah)
Sejarah Indonesia | 38
Struktur Makalah Indikator Nilai
Menghindari sumber (akun) yang belum dikaji secara ilmiah
Penutup Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah Saran relevan dengan kajian, dan berisi pesan untuk
peningkatan kepedulian terhadap hasil peninggalan sejarah Hindu-Buddha di Indonesia
Jumlah
∑ Skor perolehan Nilai = X 100
Skor Maksimal (48)
Sejarah Indonesia | 39
Kriteria Penilaian untuk masing-masing indikator:
Sangat sesuai 4Sesuai 3Cukup 2Kurang 1
Gambar 1: Prasasti Yupa Kerajaan Kutai
Prasasti Tugu masa Kerajaan Tarumanegara
Prasasti Yupa dan Tugu menggunakan Huruf Pallawa
dan Bahasa Sanksekerta Sumber: wikipedia.org
Upacara Nyepi di Bali sebagai salah satu wujud akulturasi
budaya berupa Religi/kepercayaan umat
Hindu di IndonesiaSumber:
www.mediaindonesia.com
Kartu Pembelajaran
KARTU PEMBELAJARAN IPetunjuk Mengerjakan
1. Amati gambar disamping2. Baca artikel dibawah3. Jawab permasalahannya
Akulturasi
Akulturasi adalah bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan aslinya. Hal ini berarti kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia tidak diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu- Buddha. Wujud akulturasi tersebut dapat Anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini:
Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M, contohnya prasasti Yupa dari Kutai dan prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 – 13 M. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno.
Religi/Kepercayaan
Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, Masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India.
Sejarah Indonesia | 40
Pembagian Kasta sebagai wujud akulturasi budaya Hindu di
Indonesia dalam bidang sosial kemasyarakatan
Sumber: fannyndep.blogspot.com
Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Buddha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.
Permasalahan Pembelajaran I
Berikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang bahasa dan religi/kepercayaan, serta berikan contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia.
KARTU PEMBELAJARAN IIPetunjuk Mengerjakan
1. Amati gambar disamping2. Baca artikel dibawah3. Jawab permasalahannya
Organisasi Sosial Kemasyarakatan
Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun.
Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari seperti Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan pada masa Majapahit, R. Wijaya diwujudkan sebagai Ha rahari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).
Pemerintahan raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan Wikramawardana.
Wujud akulturasi di samping terlihat dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.
Sejarah Indonesia | 41
Candi Jago, Malang, Jawa Timur
Sumber; koleksi Labdik Sejarah PPPPTK PKn dan IPS
Permasalahan Pembelajaran II
Berikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang sosial kemasyarakatan dan contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia.
KARTU PERMASALAHAN III
Petunjuk Mengerjakan
1. Amati gambar disamping2. Baca artikel dibawah3. Jawab permasalahannya
Sistem Pengetahuan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.
Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa salah satu contohnya yaitu kalimat Sirna ilang kertaning bhumi apabila diartikan sirna = 0, ilang = 0, kertaning = 4 dan bhumi = 1, maka kalimat tersebut diartikan dan belakang sama dengan tahun 1400 saka atau sama dengan 1478 M yang merupakan tahun runtuhnya Majapahit .
Peralatan Hidup dan Teknologi
Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi pembuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan. Dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang
Sejarah Indonesia | 42
Candi Borobudur, Jawa Tengah
Sumber: id.wikipedia.org
berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika Grha yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka. Di samping itu, dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.
Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.
Candi Jago merupakan salah satu peninggalan kerajaan Singosari yang merupakan tempat dimuliakannya raja Wisnuwardhana yang memerintah tahun 1248 – 1268. Dilihat dari gambar candi tersebut, bentuk dasarnya adalah punden berundak- undak dan pada bagian bawah terdapat kaki candi yang di dalamnya terdapat sumuran candi, di mana di dalam sumuran candi tersebut tempat menyimpan pripih (lambang jasmaniah raja Wisnuwardhana).
Candi yang bercorak Buddha fungsinya sama dengan di India yaitu untuk memuja Dyani Bodhisattwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa.
Candi Borobudur adalah candi Buddha yang terbesar di Indonesia merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram dilihat dari 3 tingkatan, pada tingkatan yang paling atas terdapat patung Dyani Buddha. Patung-patung Dyani Buddha inilah yang menjadi tempat pemujaan umat Buddha. Di samping itu juga pada bagian atas, juga terdapat atap candi yang berbentuk stupa.
Untuk Candi Buddha di India hanya berbentuk stupa, sedangkan di Indonesia stupa merupakan ciri khas atap candi-candi yang bersifat agama Buddha. Dengan demikian seni bangunan candi di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri karena Indonesia hanya mengambil intinya saja dari unsur budaya India sebagai dasar ciptaannya dan hasilnya tetap sesuatu yang bercorak Indonesia.
Permasalahan IIIBerikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang sistem pengetahuan dan peralatan hidup serta contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia (contoh minimal 5).
Sejarah Indonesia | 43
Gambar 8. Relief Candi Borobudur
Sumber: arumsekartaji.wordpress.com
KARTU PEMBELAJARAN IV
Petunjuk Mengerjakan
1. Amati gambar disamping2. Baca artikel dibawah3. Jawab permasalahannya
Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha.
Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia. Dengan demikian terbukti bahwa Indonesia tidak menerima begitu saja budaya India, tetapi selalu berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan suasana di Indonesia.
Untuk wujud akulturasi dalam seni sastra dapat dibuktikan dengan adanya suatu ceritera/kisah yang berkembang di Indonesia yang bersumber dari kitab Ramayana yang ditulis oleh Walmiki dan kitab Mahabarata yang ditulis oleh Wiyasa. Kedua kitab tersebut merupakan kitab kepercayaan umat Hindu. Tetapi setelah berkembang di Indonesia tidak sama proses seperti aslinya dari India karena sudah disadur kembali oleh pujangga-pujangga Indonesia, kedalam bahasa Jawa kuno. Tokoh-tokoh cerita dalam kisah tersebut ditambah dengan hadirnya tokoh punokawan seperti Semar, Bagong, Petruk dan Gareng. Bahkan dalam kisah Bharatayuda yang disadur dari kitab Mahabarata tidak menceritakan perang antar Pendawa dan Kurawa, melainkan menceritakan kemenangan Jayabaya dari Kediri melawan Jenggala.
Di samping itu juga, kisah Ramayana maupun Mahabarata diambil sebagai suatu ceritera dalam seni pertunjukan di Indonesia yaitu salah satunya pertunjukan Wayang. Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia sejak zaman prasejarah dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa. Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon ceritera dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya India, tetapi tidak sama persis dengan aslinya karena sudah mengalami perubahan. Perubahan tersebut antara lain terletak dari karakter atau perilaku tokoh-tokoh ceritera misalnya dalam kisah Mahabarata keberadaan tokoh Durna, dalam cerita aslinya
Sejarah Indonesia | 44
Dorna adalah seorang maha guru bagi Pendawa dan Kurawa dan berperilaku baik, tetapi dalam lakon di Indonesia Dorna adalah tokoh yang berperangai buruk suka menghasut.
Permasalahan IV
Berikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang kesenian dan contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia (contoh minimal 5).
KARTU PEMBELAJARAN V
Petunjuk Mengerjakan
1. Perhatikan gambar2. Baca artikel dibawah3. Jawab permasalahannya
Gambar 9. lingga yoni pada Candi Badut, Kota Malang.
Sumber: Koleksi pribadi Labdik Sejarah PPPPTK PKn dan IPS
Permasalahan V
Perhatikan kondisi Lingga Yoni pada bangunan induk Candi Badut diatas!. Pada lingga tersebut nampak kondisi lingga yang sudah rusak yaitu adanya tambahan tulisan oknum yang tidak bertanggungjawab. Sebagai seorang siswa, apa yang kamu lakukan apabila mengetahui perusakan peninggalan budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia?
Sejarah Indonesia | 45
KUNCI JAWABAN KARTU PERMASALAHAN
1. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk bahasa dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sanksekerta banyak berkembang di wilayah India bagian selatan. Penggunaan bahasa Sansekerta di Indonesia pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis.
Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang
berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India.
2. Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam:a. Organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah
masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun (konsep dewaraja). Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut. Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah.
b. Sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India
Sejarah Indonesia | 46
karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.
3. Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M. Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa. Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.Untuk itu dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka.Di samping itu, dalam bahasa kawi, candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.
4. Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha. Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia.
5. Pemahaman sejarah memiliki arti lebih penting dari sekadar membentuk kesadaran untuk merawat benda cagar budaya, yakni membentuk karakter, jati diri, dan eksistensi kebangsaan, Cara menghargai peninggalan sejarah antara lain:
Sejarah Indonesia | 47
a. Turut menjaga agar benda-benda peninggalan sejarah tidak dirusak. Benda-benda peninggalan sejarah harus diamankan dari tangan-tangan jahil.
b. Mengunjungi museum, candi, makam pahlawan, istana dan lain-lain termasuk salah satu cara menghargai peninggalan sejarah.
c. Benda-benda peninggalan sejarah adalah kekayaan negara. Kita harus menggunakan secara benar. Benda-benda itu boleh digunakan untuk keperluan penelitian. Benda-benda peninggalan sejarah juga boleh dikunjungi. Benda-benda peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh memperjualbelikan benda-benda peninggalan sejarah.
d. Siswa dituntut tidak hanya sekedar paham akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari bangku sekolah/formal saja melainkan juga peduli akan lingkungan alam (natural environment).
SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
MATERI PELATIHAN: 2. ANALISIS MATERI AJARALOKASI WAKTU: 12 JP (@ 45 MENIT)JENJANG: SMA/MA, SMK/MAKMATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA
TAHAPAN KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
PERSIAPAN Dilakukan dengan mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector, Laptop, File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media pembelajaran lainnya.
KEGIATAN PENDAHULUAN
Pengkondisian Peserta 15 Menit
Perkenalan
Fasilitator menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan Analisis Materi Ajar.
Fasilitator memotivasi peserta agar serius, antusias, teliti, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung.
Sejarah Indonesia | 48
KEGIATAN INTI 2.1 Konsep Pendekatan Scientific 90 Menit
Penayangan Video pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan V-2.1/4.1.
20 Menit
Diskusi kelompok untuk mengkaji pendekatan scientific yang mengacu pada tayangan video, dilanjutkan dengan paparan materi oleh fasilitator tentang konsep pendekatan scientific dengan menggunakan PPT-2.2-1 dan contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan PPT-2.2.2 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.
40 Menit
Diskusi kelompok tentang konsep pendekatan scientific dengan menggunakan HO-2.1-1 dan contoh-contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran Sejarah Indonesia dengan mengacu pada hand out HO-2.1-2.
30 Menit
2.3 Model-model Pembelajaran 90 Menit
Mengamati tayangan tiga jenis model pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery Learning).
20 menit
Menerapkan Focus Group Discussion untuk mengidentifikasi karakteristik tiga model pembelajaran.
30 menit
Kerja kelompok untuk mengidentifikasi penerapan Pendekatan Scientific pada tiga model pembelajaran.
40 menit
2.3 Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Pembelajaran 90 Menit
Kegiatan interaktif untuk menyamakan persepsi tentang jenis dan bentuk penilaian autentik.
15 Menit
Diskusi tentang konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
30 Menit
Presentasi hasil diskusi kelompok 25 Menit
Paparan materi Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar dengan menggunakan bahan tayang PPT-2..2 dan Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Sejarah Indonesia
15 Menit
Sejarah Indonesia | 49
menggunakan bahan tayang PPT-2.2/3.2.
ICE BREAKER 5 Menit
2.4 Analisis Buku Guru dan Buku Siswa (Kesesuaian,
Kecukupan, dan Kedalaman Materi)
240 Menit
Menilai buku dilakukan oleh peserta dengan bimbingan fasilitator dilihat dari aspek kesesuaian, kecukupan, dan kedalaman materi.
20 Menit
Diskusi kelompok hasil penilaian buku dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang Analisis Buku Guru dan Buku Siswa dengan menggunakan PPT-2.3 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.
30 Menit
Menyimpulkan hasil diskusi dan menyampaikan format lembar kerja yang telah disiapkan.
15 Menit
Kerja kelompok untuk menganalisis kesesuaian buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD dengan menggunakan LK-2.3-1 dan LK -2.3-2.
60 Menit
ICE BREAKER 5 Menit
Diskusi kelompok untuk menganalisis kesesuaian proses, pendekatan scientific, serta strategi evaluasi yang diintegrasikan dalam buku.
30 Menit
Kerja kelompok untuk membuat contoh-contoh penerapan materi pelajaran yang terdapat dalam buku guru dan buku siswa pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan sehari-hari.
30 Menit
Presentasi hasil kerja kelompok. 30 Menit
Menyimpulkan materi analisis buku oleh fasilitator. 20 Menit
KEGIATAN PENUTUP
Membuat rangkuman materi pelatihan Analisis materi Ajar. 15 Menit
Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran.
Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan.
Fasilitator menutup pembelajaran
Sejarah Indonesia | 50
Sejarah Indonesia | 51
Submateri Pelatihan 3.1: Penyusunan RPP
Langkah Kegiatan Inti
Tugas Individu: Saling Menilai
RPP
Menyimpulkan Hasil Penilaian
RPPDiskusi
15 Menit 10 Menit 40 Menit
Kerja Kelompok Diskusi Kerja Kelompok
35 Menit 20 Menit 80 Menit
Aktivitas 1: Menilai RPP
Menilai RPP Peserta Lain
a. Setiap peserta diwajibkan membawa dua set RPP yang telah digunakan dalam proses pembelajaran sesuai mata pelajaran yang diampu.
b. RPP tersebut dikumpulkan kepada panitia untuk kemudian dibagikan kembali ke peserta untuk dinilai oleh peserta lainnya dengan menggunakan acuan pengetahuan masing-masing peserta.
c. Hasil penilaian dituliskan langsung pada halaman depan RPP.
Hasil penilaian dipresentasikan oleh peserta yang ditunjuk instruktur. Peserta lainnya menyampaikan hasil penilaian yang tidak sama dengan peserta lainnya. Instruktur mencatat hasil penilaian yang dilaporkan peserta.
Peserta menyimpulkan hasil penilaian RPP dengan dipandu oleh Instruktur.
Diskusirambu-rambu penyusunan RPPyang mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan Scientific.
Sejarah Indonesia | 52
Paparan materi tentang Rambu-rambu Penyusunan RPP mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan scientific dengan mengggunakan PPT-3.1 oleh fasilitator yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.
Aktivitas 2: Kerja Kelompok
Kerja kelompokuntuk menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan pendekatan scientific (terutama KD di awal semester 1).
Diskusi format telaah RPPdengan mengacu pada bahan tayangPPT-3.1.
Aktivitas 3: Kerja Kelompok
Kerja Kelompokuntuk menelaah RPP yang disusun kelompok lain dengan menggunakan
LK-3.1/3.2.
Sejarah Indonesia | 53
Sejarah Indonesia | 54
Sejarah Indonesia | 55
3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
KELAS : X
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya.
1.2. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.1. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam.
2.2. Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya.
2.3. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
3.1. Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah.
3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara.
3.3. Menganalisis asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid).
3.4. Menganalisis berdasarkan tipologi hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat.
3.5. Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Sejarah Indonesia | 56
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
3.6. Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
3.7. Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia.
3.8. Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.1. Menyajikan informasi mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis (diakronik ) , sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah .
4.2. Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara dalam bentuk tulisan.
4.3. Menyajikan kesimpulan-kesimpulan dari informasi mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid) dalam bentuk tulisan.
4.4. Menalar informasi mengenai hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat dan menyajikannya dalam bentuk tertulis.
4.5. Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Hindu-Buddha dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
4.6. Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang
Sejarah Indonesia | 57
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
berkembang pada masa kerajaan Hindu-Buddha dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.
4.7. Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
4.8. Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.
Sejarah Indonesia | 58
LEMBAR KERJA
PENELAAHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Identitas RPP yang ditelaah: …………………………………
Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut! Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda!
No.Komponen
Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor
Catatan
1 2 3
A Identitas Mata PelajaranTidak Ada
Kurang Lengkap
Sudah Lengkap
1. Satuan pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
B. Perumusan IndikatorTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan SKL,KI dan KD.
2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur.
3. Kesesuaian dengan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
C. Perumusan Tujuan PembelajaranTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai.
2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar.
D. Pemilihan Materi AjarTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Sejarah Indonesia | 59
LK - 3.1/3.2
No.Komponen
Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor
Catatan
1 2 3
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.
3. Kesesuaian dengan alokasi waktu.
E. Pemilihan Sumber BelajarTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan KI dan KD.
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific.
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.
F. Pemilihan Media BelajarTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific.
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.
G. Model PembelajaranTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.
2. Kesesuaian dengan pendekatan Scientific.
H. Skenario PembelajaranTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas.
Sejarah Indonesia | 60
No.Komponen
Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor
Catatan
1 2 3
2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan scientific.
3. Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi.
4. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi.
I. PenilaianTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik.
2. Kesesuaian dengan dengan indikator pencapaian kompetensi.
3. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.
4. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal.
Jumlah
Sejarah Indonesia | 61
Komentar terhadap RPP secara umum.
........................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
RUBRIK
PENILAIAN TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Rubrik penilaian RPP digunakan fasilitator untuk menilai RPP peserta yang digunakan
peerteaching. Selanjutnya nilai RPP dimasukkan ke dalam nilai portofolio peserta.
Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut.
1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai!
2. Berikan nilai setiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (√) pada kolom
pilihan skor (1 ), (2) dan (3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP tersebut!
3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan setiap komponen RPP jika diperlukan!
4. Setelah selesai penilaian, jumlahkan skor seluruh komponen!
5. Tentukan nilai RPP menggunakan rumus sbb:
Nilai=Skor yangdiperoleh75
x 100 %
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( A) 90 ≤ A ≤100
Baik (B) 75 ≤ B < 90
Cukup (C) 60 ≤ C < 75
Kurang (K) K < 60
Sejarah Indonesia | 62
R-3.1/3.2
Submateri Pelatihan : 3.2 Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar
Langkah Kegiatan Inti
Diskusi dan Tanya jawab
Kerja Kelompok
Kerja Kelompok
Presentasi Merangkum dan Refleksi
40 Menit 30 Menit 25 Menit 20 Menit 20 Menit
Diskusi dan tanya jawab tentang penilaian autentik dalam bentuk tes dan nontes termasuk portofolio, dilanjutkan dengan Pemaparan materi oleh fasilitator tentang Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan menggunakan PPT-2.3/3.2 dan Panduan Tugas Menelaah Rancangan Penilaian pada RPP dengan menggunakan PPT-3.2 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.
Kerja kelompok untuk menelaah contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaranyang terdapat dalam HO-2.3/3.2.
Kerja kelompok untuk merevisi rancangan penilaian pada RPP yang telah disusun.
Presentasi hasil kerja kelompok.
Membuat rangkuman materi pelatihan Model Rancangan Pembelajaran.
Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran.
Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan.
Fasilitator menutup pembelajaran.
Bahan Tayang
Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan menggunakan PPT-2.3/3.2 dan Panduan Tugas Menelaah Rancangan Penilaian pada RPP dengan menggunakan PPT-3.2-2.
Sejarah Indonesia | 63
Sejarah Indonesia | 64
Sejarah Indonesia | 65
Sejarah Indonesia | 66
MATERI PELATIHAN 4 : PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING (24 JP)
4.1 Simulasi Pembelajaran4.2 Peer Teaching
Sub Materi Pelatihan 4 Praktik Pembelajaran Terbimbing
A. KOMPETENSI
Peserta pelatihan dapat:
1. mengkaji pelaksanaan pembelajaranyang menerapkan pendekatan scientific (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual; dan
2. melaksanakan pembelajaranyang menerapkan pendekatan scientific (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual.
B. LINGKUP MATERI
1. Simulasi Pembelajaran
2. Peer Teaching
C. KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN
1. Ketelitian dan keseriusan dalam menganalisis simulasi pembelajaran.
2. Menganalisis simulasi pembelajaran melalui tayangan video pembelajaran.
3. Menyimpulkan alur pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan scientific dan penilaian autentik.
4. Merevisi RPP sehingga menerapkan pendekatan scientific dan penilaian autentik untuk kegiatan peer teaching.
5. Kreatif dan komunikatif dalam melakukan peer teaching.
6. Melaksanakan peer teaching pembelajaranyang menerapkan pendekatan scientific dan penilaian autentik.
7. Menilai pelaksanaan peer teaching peserta lain.
D. PERANGKAT PELATIHAN
1. Bahan Tayang
a. Strategi Pengamatan tayangan video.
b. Panduan tugas praktik pelaksanaan pembelajaran.
c. Garis besar instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran.
Sejarah Indonesia | 67
2. Lembar Kerja
a. Analisis pembelajaran pada tayangan video.
b. Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran (Alat Penilaian Kinerja Guru).
3. ATK
Sejarah Indonesia | 68
SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
MATERI PELATIHAN: 4. PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBINGALOKASI WAKTU: 22 JP (@ 45 MENIT)JENJANG: SMA/MA, SMK/MAKMATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA
TAHAPAN KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
PERSIAPAN Dilakukan dengan mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector, Laptop, File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media pembelajaran lainnya.
KEGIATAN PENDAHULUAN
Pengkondisian Peserta 15 Menit
Perkenalan
Fasilitator menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan Praktik Pembelajaran Terbimbing.
Fasilitator memotivasi peserta, mengajak berdinamika agar saling mengenal, serius, semangat, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung.
KEGIATAN INTI 4.1 Simulasi Pembelajaran 380 Menit
Pemaparan Strategi Pengamatan Video Pembelajaran dengan menggunakan bahan tayang PPT-4.1- oleh fasilitator.
20 Menit
Penayangan video pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan V-2.1/4.1.
20 Menit
Kerja kelompok untuk menganalisis tayangan video pembelajaran dengan fokus pada penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik dengan menggunakan LK 4.1.
60 Menit
Mengkonfirmasi penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik mengacu pada tayangan video pembelajaran
30 Menit
Kerja kelompok untuk merevisi RPP sesuai dengan hasil analisis tayangan video pembelajaran.
135 Menit
Sejarah Indonesia | 69
Presentasi contoh RPP yang akan digunakan dalam kegiatan peer teaching.
90 Menit
ICE BREAKER 5 Menit
4.2 Peer Teaching 600 Menit
Paparan oleh fasilitator tentang Panduan Tugas Praktik Pelaksanaan Pembelajaran melalui peer teaching dengan menggunakan PPT- 4.2-1.
20 Menit
Paparan oleh fasilitator tentang Garis Besar Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan PPT-4.2-2.
20 Menit
Persiapan peer teaching. 20 Menit
Praktik peer teaching pembelajaran Sejarah Indonesia secara individual, untuk setiap peserta 30 menit dipandu fasilitator.
510 Menit
Menilai kegiatan peer teaching menggunakan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran LK -4.2.
Refleksi terhadap pelaksanaan peer teaching. 30 Menit
KEGIATAN PENUTUP
Membuat rangkuman materi pelatihan Praktik Pembelajaran Terbimbing.
15 Menit
Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran
Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan.
Fasilitator menutup pembelajaran.
Submateri Pelatihan : 4.1 Simulasi Pembelajaran
Sejarah Indonesia | 70
Langkah Kegiatan Inti
Paparan Tayangan Video Kerja Kelompok
20 Menit 20 Menit 60 Menit
Presentasi Kerja Kelompok Menyimpulkan
90 Menit 135 Menit 30 Menit
Pemaparan Strategi Pengamatan Video Pembelajaran dengan menggunakan bahan tayang PPT-4.1 oleh fasilitator.
Penayangan video pembelajaran dengan menggunakan V-2.1/4.1.
Kerja kelompok untuk menganalisis tayangan video pembelajaran dengan fokus pada penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik dengan menggunakan LK 4.1.
Menyimpulkan alur pembelajaranyang berorientasi pada pendekatan scientific dan penilaian autentik.
Kerja kelompok untuk merevisi RPP sesuai dengan hasil analisis tayangan video pembelajaran.
Presentasi contoh RPP yang akan digunakan dalam kegiatan peer teaching.
Sejarah Indonesia | 71
Sejarah Indonesia | 72
Sejarah Indonesia | 73
Sejarah Indonesia | 74
LEMBAR KERJA
ANALISIS PEMBELAJARANDALAM TAYANGAN VIDEO PEMBELAJARAN
1. Nama Peserta : ..............................................
2. Asal Sekolah : ..............................................
3. Mata Pelajaran : ..............................................
3. Tema : ..............................................
Aspek yang Diamati Ya Tidak CatatanKegiatan Pendahuluan
Melakukan apersepsi dan motivasi.a Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.b Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman
peserta didik dalam perjalanan menuju sekolah atau dengan tema sebelumnya.
c Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitan dengan tema yang akan dibelajarkan.
d Mengajak peserta didik berdinamika/melakukan sesuatu kegiatan yang terkait dengan materi.
Kegiatan Inti
Guru menguasai materi yang diajarkan.
a. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.
b. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang diintegrasikan secara relevandengan perkembangan Iptek dankehidupan nyata .
c. Menyajikan materi dalam tema secara sistematis dan gradual (dari yang mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak)
Guru menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik.a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai.b. Melaksanakan pembelajaran secara runtut.c. Menguasai kelas dengan baik.d. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.
e. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
Sejarah Indonesia | 75
LK - 4.1
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatankebiasaan positif (nurturant effect).
f. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.Guru menerapkan pendekatan scientific.
a Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana.
b Memancing peserta didik untuk peserta didik bertanya.
c Menyajikan kegiatan peserta didik untuk keterampilan mengamati.
d Menyajikan kegiatan peserta didik untuk keterampilan menganalisis.
f Menyajikan kegiatan peserta didik untuk keterampilan mengkomunikasikan.Guru melaksanakan penilaian autentik.
a Mengamati sikap dan perilaku peserta didik dalam mengikuti pelajaran.
b Melakukan penilaian keterampilan peserta didik dalam melakukan aktifitas individu/kelompok.
c Mendokumentasikan hasil pengamatan skap, perilaku dan keterampilan peserta didik.Guru memanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran.
a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran.
b. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.
c. Menghasilkan pesan yang menarik.d. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar
pembelajaran.e. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
pembelajaran.Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.
a. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.
b. Merespon positif partisipasi peserta didik,c. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik,d. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.
e. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme peserta didik dalam belajar.Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran
Sejarah Indonesia | 76
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatana. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.
b. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
c. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.
Penutup PembelajaranGuru mengakhiri pembelajaran dengan efektif
a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik.
b. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
Sejarah Indonesia | 77
RUBRIK
PENILAIAN HASIL ANALISIS PEMBELAJARAN PADA TAYANGAN VIDEO
NAMA PESERTA DIKLAT :…………………………………………………………..KELAS/ :…………………………………………………………..TANGGAL PENILAIAN :…………………………………………………………..
Aspek Kriteria RentanganNilai
NilaiPeserta
Pengamatan Video
(15-30)
Mendeskripsikanhasilpengamatankegiatanawal, kegiataninti, dankegiatanpenutupdenganlengkapdanterinci yang disertaicontohkongkrithasilpengamatan.
25 - 30
Mendeskripsikanhasilpengamatankegiatanawal, kegiataninti, dankegiatanpenutupdenganlengkapnamunkurangterinci..
21 - 24
Mendeskripsikanhasilpengamatankegiatanawal, kegiataninti, dankegiatanpenutupnamuntidaklengkap.
15 - 20
Lembarkerjaanalisispembelajaran
dalam Video(15-30)
Mendeskripsikansetiap item padalembarkerjaanalisis proses belajarmengajarsesuaidengankompetensidasar yang disajikandalamtayangan video denganjelas, lengkapdanbenar.
25 - 30
Mendeskripsikansetiap item padalembarkerjaanalisis proses belajarmengajarsesuaidengankompetensidasar yang disajikandalamtayangan video denganjelas.
21 - 24
Hanyamenandaisetiap item padalembarkerjaanalisis proses belajarmengajarsesuaidengankompetensidasar yang disajikandalamtayangan video.
15 - 20
Sikapselamamengamati(5-15)
Menunjukkansikapantusias, teliti, bersungguh-sungguhdenganpenuh rasa ingintahu yang disertaidenganpolaberpikiranalitikdalammengamatidanberdiskusi.
12 - 15
Menunjukkansikapantusias, teliti, bersungguh-sungguhdenganpenuh rasa ingintahu danaktifdalamberdiskusi.
8 - 11
Menunjukkansikapantusias, teliti, bersungguh-sungguhdenganpenuh rasa ingintahu saja.
5 - 7
Komentardan Simpulan (10-25)
Memberikankomentar yang faktualdanterstruktursesuaidenganketerlaksanaan skenario pembelajaran yangadadalamtayangan PBM video pembelajaranyang terdiridaripengalaman yang dapatdiambildaritayangan video dankesimpulan.
21 - 25
Sejarah Indonesia | 78
R - 4.1
Aspek Kriteria RentanganNilai
NilaiPeserta
Memberikankomentar yang faktualdanterstruktursesuaidenganketerlaksanaan skenario pembelajaran yangadadalamtayangan PBM video pembelajaranyang terdiridaripengalaman yang dapatdiambildaritayangan video.
16 -20
Memberikankomentarsesuaidengan keterlaksanaan skenario pembelajaran yangadadalamtayangan PBM video pembelajaran.
10 -15
JUMLAH 100
………………, ……….……………. 2013 Fasilitator,
(.................................................)
Sejarah Indonesia | 79
Submateri Pelatihan : 4.2 Peer Teaching
Langkah Kegiatan Inti
Paparan Panduan
Paparan Instrumen Penilaian
PersiapanPeer Teaching
15 Menit 15 Menit 10 Menit
RefleksiPraktik
Peer Teaching
40 Menit 560 Menit
Paparan oleh fasilitator tentang Panduan Tugas Praktik Pelaksanaan Pembelajaran melalui peer teaching dengan menggunakan PPT- 4.2-1.
Paparan oleh fasilitator tentang Garis Besar Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan PPT-4.2-2.
Persiapan peer teaching.
Praktik peer teachingpembelajaran secara individual, untuk setiap peserta 30menit dipandu fasilitator.
Menilai kegiatan peer teachingoleh fasilitator dengan menggunakan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran LK-4.2.
Refleksi terhadap pelaksanaan peer teaching.
Sejarah Indonesia | 80
Sejarah Indonesia | 81
Sejarah Indonesia | 82
Sejarah Indonesia | 83
Sejarah Indonesia | 84
LEMBAR KERJA
INSTRUMEN PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. Nama Peserta : .................................................
2. Asal Sekolah : .................................................
3. Topik : .................................................
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya.2 Mengajukan pertanyaan menantang.3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran.4 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi
pembelajaran.
Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan 1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta
didik. 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja
kelompok, dan melakukan observasi.
Kegiatan Inti
Penguasaan Materi Pelajaran
1 Kemampuan menyesuiakan materi dengan tujuan pembelajaran.
2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata.
3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat.
4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak)
Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai. 2 Menfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi. 3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 4 Menguasai kelas. 5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.
6 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
Sejarah Indonesia | 85
LK - 4.2
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatantumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).
7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.
Penerapan Pendekatan scientific
1 Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana.
2 Memancing peserta didik untuk bertanya.
3 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba.
4 Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati.
5 Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis.
6 Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berfikir yang logis dan sistematis).
7 Menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi.
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran.
2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.
3 Menghasilkan pesan yang menarik.
4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran.
5 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran.
Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran
1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.
2 Merespon positif partisipasi peserta didik.
3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik.
4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.
5 Menumbuhkan keceriaan atau antuisme peserta didik dalam belajar.
Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran
1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.
2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran
1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik.
Sejarah Indonesia | 86
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
2 Memberihan tes lisan atau tulisan .
3 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio.
4 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.
Jumlah
Sejarah Indonesia | 87
RUBRIK
PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan fasilitator untuk menilai kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat Peer Teaching. Selanjutnya nilai PeerTeaching dimasukkan ke dalam nilai portofolio peserta.
Langkah Kegiatan
1. Berikan tanda cek (√) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran!
2. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran!
3. Hitung jumlah nilai YA dan TIDAK !
4. Tentukan Nilai menggunakan rumus berikut ini!
Mata Pelajaran IPA
Nilai= JumlahYA40
x 100 % Nilai= JumlahYA44
x 100 %
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( A) 90 ≤ A ≤100
Baik (B) 75 ≤ B < 90
Cukup (C) 60 ≤ C < 75
Kurang (K) K < 60
Sejarah Indonesia | 88
R - 4.2
Sejarah Indonesia | 89
MATERI PELATIHAN 3 : MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN
3.3. Penyusunan RPP
3.4. Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar
Sub materi Pelatihan 3: Model Rancangan Pembelajaran
E. KOMPETENSI
Peserta pelatihan dapat:
3. menyusun RPP yang menerapkan pendekatan scientific sesuai model belajar yang relevan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun intelektual; dan
4. merancang penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
F. LINGKUP MATERI
3. Penyusunan RPP.
4. Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar.
G. INDIKATOR
10. Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kreatif dalam menyusun RPP.11. Mengidentifikasi rambu-rambu penyusunan RPP.12. Menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI dan KD; Standar Proses; dan pendekatan
scientific.13. Menelaah RPP.14. Menunjukkan sikap tanggung dan kreatif dalam menyusun rancangan penilaian autentik.15. Mengidentifikasi kaidah perancangan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.16. Menelaah contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaran.17. Menelaah rancangan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar yang ada dalam
RPP.
18. Merevisi rancangan penilaian pada RPP yang telah disusun.
H. PERANGKAT PELATIHAN
4. Bahan Tayang
a. Rambu-rambu Penyusunan RPP Mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan scientific dengan mengggunakan PPT-3.1 oleh fasilitator yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.
b. Panduan tugas telaah RPP.
c. Panduan tugas menelaah rancangan penilaian pada RPP.
5. Lembar KerjaTelaah RPP
6. ATK
Sejarah Indonesia | 90
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah AtasKelas/Semester : X / IMata Pelajaran : Sejarah IndonesiaTopik : Kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan
pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di IndonesiaPertemuan ke- : 2
K. Kompetensi Inti5. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya6. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
7. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
8. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
L. Kompetensi Dasar1.3 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya1.4 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari2.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa
pra aksara, Hindu-Buddha dan Islam2.4 Berlaku jujur dan bertanggung-jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran
sejarah3.8 Mengidentifikasi karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan
Sejarah Indonesia | 91
Kode RPP
HO-3.1
pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
4.5 Menyajikan hasil analisis dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu-Budda dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini
M. Indikator Pencapaian Kompetensi 15. Menunjukkan nilai-nilai syukur pada ciptaan Tuhan YME berupa peninggalan hasil
budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia16. Menunjukkan nilai-nilai toleransi antar umat beragama dengan saling menghargai
peninggalan hasil budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia17. Menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha
di Indonesia18. Menunjukkan sikap peduli terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di
Indonesia19. Menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah20. Menunjukkan sikap tanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran
sejarah21. Menjelaskan konsep akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia22. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa bahasa23. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa
religi/kepercayaan24. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi
sosial kemasyarakatan25. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem
pengetahuan26. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa peralatan
hidup/teknologi27. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian28. Melaporkan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
N. Tujuan PembelajaranMelalui diskusi, mengamati dan membaca referensi siswa dapat:7. Menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap peninggalan hasil budaya masa Hindu-
Buddha di Indonesia8. Menunjukkan sikap peduli terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di
Indonesia 9. Menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah10. Menunjukan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran
sejarah11. Mendeskripsikan wujud akulturasi budaya di Indonesia 12. Melaporkan bentuk kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
Sejarah Indonesia | 92
O. Materi Ajar13. Nilai-nilai syukur pada ciptaan Tuhan YME berupa peninggalan hasil budaya masa Hindu-
Buddha di Indonesia14. Sikap tanggung jawab terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di Indonesia15. Sikap peduli terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di Indonesia16. Sikap jujur dalam mengerjakan tugas dari pembelajaran sejarah17. Sikap tanggungjawab dalam mengerjakan tugas dari pembelajaran sejarah18. Konsep akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia19. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa bahasa20. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa religi/kepercayaan21. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi sosial
kemasyarakatan22. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem pengetahuan23. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa peralatan hidup/teknologi24. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian
P. Alokasi Waktu2 x 45 menit
Q. Pendekatan, Strategi dan Metode PembelajaranPendekatan: SaintifikStrategi : Cooperative Jigsaw Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
R. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiAlokasi waktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi sebelumnya mengenai Teori tentang proses
masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point
10 menit
Inti Menayangkan gambar Candi Borobudur dan Candi Prambanan melalui power point serta melakukan tanya jawab singkat
Siswa mendapatkan penjelasan tentang proses pelaksanaan teknik Jigsaw
Siswa dibagi ke dalam 6 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang (kelompok awal)
60 menit
Sejarah Indonesia | 93
Kegiatan DeskripsiAlokasi waktu
Setiap kelompok mendapatkan tugas:6. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia
berupa bahasa dan religi/kepercayaan7. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia
berupa organisasi sosial kemasyarakatan8. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia
berupa sistem pengetahuan dan peralatan hidup9. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia
berupa kesenian10. Gambar peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia yang tidak
terpelihara Masing-masing siswa yang memiliki wacana/tugas yang sama
berkumpul dalam satu kelompok (Kelompok ahli) Setiap siswa mencatat hasil diskusi dan kembali ke kelompok
awal Dalam kelompok awal dilaporkan hasil diskusi kelompok ahli dan
semua anggota kelompok mencatat hasil kelompok ahli Laporan hasil kerja kelompok dengan cara guru menunjuk secara
acak untuk melaporkan hasil diskusi kelompok, sampai semua masalah selesai dibahas
Siswa yang lain menanggapiPenutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan
materi kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran Siswa membuat tugas kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk makalah (tugas kelompok dikumpulkan 2 minggu yang akan datang)
Mengucapkan salam
20 menit
S. Penilaian Hasil Belajarc. Tes
1. Uraian (terlampir)2. Pilihan Ganda (terlampir)
d. Non Tes1. Lembar pengamatan kerja kelompok (terlampir)2. Lembar pengamatan presentasi (terlampir)3. Membuat makalah tentang kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan
Sejarah Indonesia | 94
pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia (kriteria penilaian terlampir)Format penulisan makalah:BAB I PendahuluanBAB II IsiBAB III Penutup
c. Kesimpuland. Saran
Daftar RujukanCatatan:Makalah diketik dengan menggunakan huruf Arial, 12, spasi 1,5, print-out kertas A4, maksimal 15 lembar.
T. Sumber Belajar : Buku sumber Sejarah SMA X
- Djoened Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusanto. 2009. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.
- Mulyana, Slamet. 1979. Nagara Kretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara.- Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius.- Yamin, Muhammad. 1966. Lukisan Sedjarah. Djakarta: Djambatan.
White board/papan flanel Power point LCD Internet Kartu pembelajaran Peta Sejarah
Mengetahui, , 2013Kepala Sekolah, Guru Mapel,
( ) ( )NIP. NIP.
Sejarah Indonesia | 95
Gambar 3. Perkembangan huruf di IndonesiaSumber:
harmanza.wordpress.com
Gambar 1: Prasasti Yupa masa Kerajaan Kutai
Gambar 2: Prasasti Tugu masa Kerajaan Tarumanegara
Prasasti Yupa dan Tugu menggunakan Huruf Pallawa dan
Bahasa Sanksekerta Sumber: wikipedia.org
Gambar 4. Upacara Nyepi di Bali sebagai salah satu wujud akulturasi budaya berupa Religi/kepercayaan
umat Hindu di Indonesia
www.mediaindonesia.com
Lampiran
D. Ringkasan MateriAkulturasi adalah bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan aslinya. Hal ini berarti kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia tidak diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu- Buddha.
Wujud akulturasi tersebut dapat Anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini:
Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M, contohnya prasasti Yupa dari Kutai dan prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 – 13 M. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno.
Religi/Kepercayaan
Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, Masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami sperpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama
Sejarah Indonesia | 96
Gambar 5. Pembagian Kasta sebagai wujud akulturasi budaya Hindu di Indonesia dalam bidang
sosial kemasyarakatan
Sumber: fannyndep.blogspot.com
Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Buddha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.
Organisasi Sosial Kemasyarakatan
Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun.
Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari seperti Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan pada masa Majapahit, R. Wijaya diwujudkan sebagai Ha rahari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).
Pemerintahan raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan Wikramawardana.
Wujud akulturasi selain dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.
Sistem Pengetahuan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.
Sejarah Indonesia | 97
Gambar 6. Candi Jago, Malang, Jawa Timur
Sumber; koleksi Labdik Sejarah PPPPTK PKn dan IPS
Gambar 7. Candi Borobudur, Jawa
TengahSumber: id.wikipedia.org
Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa salah satu contohnya yaitu kalimat Sirna ilang kertaning bhumi apabila diartikan sirna = 0, ilang = 0, kertaning = 4 dan bhumi = 1, maka kalimat tersebut diartikan dan belakang sama dengan tahun 1400 saka atau sama dengan 1478 M yang merupakan tahun runtuhnya Majapahit .
Peralatan Hidup dan Teknologi
Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi pembuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan. Dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika Grha yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka. Di samping itu, dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.
Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.
Candi Jago (gambar 6) merupakan tempat pendharmaan Wisnuwardhana yang memerintah tahun 1248 – 1268. Dilihat dari gambar candi tersebut, bentuk dasarnya adalah punden berundak- undak dan pada bagian bawah terdapat kaki candi yang di
Sejarah Indonesia | 98
Gambar 8. Relief Candi Borobudur
Sumber: arumsekartaji.wordpress.com
dalamnya terdapat sumuran candi, di mana di dalam sumuran candi tersebut tempat menyimpan pripih (lambang jasmaniah raja Wisnuwardhana).
Candi yang bercorak Buddha fungsinya sama dengan di India yaitu untuk memuja Dyani Bodhisattwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa. Candi Borobudur (gambar 7) adalah candi Buddha yang terbesar di Indonesia merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram dilihat dari 3 tingkatan, pada tingkatan yang paling atas terdapat patung Dyani Buddha. Patung-patung Dyani Buddha inilah yang menjadi tempat pemujaan umat Buddha. Di samping itu juga pada bagian atas, juga terdapat atap candi yang berbentuk stupa.
Untuk candi Buddha di India hanya berbentuk stupa, sedangkan di Indonesia stupa merupakan ciri khas atap candi-candi yang bersifat agama Buddha. Dengan demikian seni bangunan candi di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri karena Indonesia hanya mengambil intinya saja dari unsur budaya India sebagai dasar ciptaannya dan hasilnya tetap sesuatu yang bercorak Indonesia.
Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha.
Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia. Dengan demikian terbukti bahwa Indonesia tidak menerima begitu saja budaya India, tetapi selalu berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan suasana di Indonesia.
Untuk wujud akulturasi dalam seni sastra dapat dibuktikan dengan adanya suatu ceritera/kisah yang berkembang di Indonesia yang bersumber dari kitab Ramayana yang ditulis oleh Walmiki dan kitab Mahabarata yang ditulis oleh Wiyasa. Kedua kitab tersebut merupakan kitab kepercayaan umat Hindu. Tetapi setelah berkembang di Indonesia tidak sama proses seperti aslinya dari India karena sudah disadur kembali oleh pujangga-pujangga Indonesia, kedalam bahasa Jawa kuno. Dan, tokoh-tokoh cerita dalam kisah tersebut ditambah dengan hadirnya tokoh punokawan seperti Semar, Bagong, Petruk dan Gareng. Bahkan dalam kisah Bharatayuda yang disadur dari kitab Mahabarata tidak menceritakan perang antar Pendawa dan Kurawa, melainkan menceritakan kemenangan Jayabaya dari Kediri melawan Jenggala.
Sejarah Indonesia | 99
Di samping itu juga, kisah Ramayana maupun Mahabarata diambil sebagai suatu ceritera dalam seni pertunjukan di Indonesia yaitu salah satunya pertunjukan Wayang. Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia sejak zaman prasejarah dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa. Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon ceritera dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya India, tetapi tidak sama persis dengan aslinya karena sudah mengalami perubahan. Perubahan tersebut antara lain terletak dari karakter atau perilaku tokoh-tokoh ceritera misalnya dalam kisah Mahabarata keberadaan tokoh Durna, dalam cerita aslinya Dorna adalah seorang maha guru bagi Pendawa dan Kurawa dan berperilaku baik, tetapi dalam lakon di Indonesia Dorna adalah tokoh yang berperangai buruk suka menghasut.
E. Evaluasi HasilSoal Uraian8. Mengapa terjadi akulturasi bahasa pada saat perkembangan masa Hindu-Buddha di
Indoneia?9. Mengapa terjadi akulturasi religi/kepercayaan pada saat perkembangan agama Hindu-
Buddha di Indonesia?10.Apa wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi sosial
kemasyarakatan!11.Apa wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem pengetahuan!12.Bagaimana proses akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa peralatan
hidup/teknologi!13.Bagaimana proses akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian!14.Bagaimana sikap anda sebagai seorang pelajar apabila ada peninggalan Hindu-Buddha di
Indonesia yang tidak terpelihara?
Kunci Jawaban8. Perkembangan tingkat berfikir manusia merupakan hasil proses adaptasi dengan
lingkungan alam, sosial dan budaya. Unsur-unsur kebudayaan yang datangnya dari luar ikut berperanan dalam proses perkembangan tradisi kebudayaan. Unsur kebudayaan India yang membawa perubahan terhadap kehidupan bangsa Indonesia adalah bahasa dan tulisan. Dimana ketika bangsa Indonesia mulai mengenal tulisan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta, maka sejak saat itulah sudah mulai memasuki jaman sejarah. Dari bahasa dan tulisan bangsa Indonesia sudah dapat meninggalkan tradisi-tradisinya secara tertulis.Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk bahasa dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sanksekerta banyak berkembang di wilayah India bagian selatan. Penggunaan bahasa Sansekerta di Indonesia pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno. Untuk
Sejarah Indonesia | 100
aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis.
9. Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India.
10.Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam:
a. Organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun (konsep dewaraja). Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut. Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah.
b. Sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.
11.Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M. Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa.
12.Kemajuan teknologi sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Sebelum pengaruh Hindu masuk ke Nusantara bangsa Indonesia sudah memiliki teknologi yang tinggi khususnya dalam pembuatan alat kehidupan baik yang terbuat dari batu atau logam. Setelah adanya pengaruh Hindu, teknologi semakin maju, misalnya pembuatan candi. Jika dibandingkan dengan candi-candi di India maka candi di
Sejarah Indonesia | 101
Indonesia jauh lebih megah dan kokoh seperti candi Borobudur, candi Prambanan. Dengan demikian, bangsa Indonesia memiliki pengetahuan teknologi yang sudah tinggi.Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.Untuk itu dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka.Di samping itu, dalam bahasa kawi, candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.
13.Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha. Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia.
14.Cara menghargai peninggalan sejarah:a. Turut menjaga agar benda-benda peninggalan sejarah tidak dirusak. Benda-benda
peninggalan sejarah harus diamankan dari tangan-tangan jahil.b. Mengunjungi museum, candi, makam pahlawan, istana dan lain-lain termasuk salah satu
cara menghargai peninggalan sejarah.c. Benda-benda peninggalan sejarah adalah kekayaan negara. Kita harus menggunakan
secara benar. Benda-benda itu boleh digunakan untuk keperluan penelitian. Benda-benda peninggalan sejarah juga boleh dikunjungi. Benda-benda peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh memperjualbelikan benda-benda peninggalan sejarah.
Sejarah Indonesia | 102
Soal Pilihan Ganda11. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam
bidang bahasa adalah ... .A. Nisan Malik as SalehB. Negara KrtagamaC. Inkripsi YupaD. Pararaton E. Kronik
12. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang religi/kepercayaan adalah ... .
F. Upacara NgabenG. Upacara NyepiH. Prasasti TuguI. Prasasti YupaJ. Candi
13. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan adalah ... .
F. Upacara NyepiG. Upacara Ngaben H. Konsep DewarajaI. Konsep Kepala SukuJ. Raja sebagai kepala pemerintahan
14. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang sistem pengetahuan adalah sistem kalender ... .
F. CandrasengkalaG. MasehiH. IslamI. Cina J. Saka
15. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang peralatan hidup/teknologi adalah ... .
F. CandiG. ReliefH. Kalender SakaI. Konsep DewarajaJ. Konsep Macapat
16. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang kesenian ... .
F. Konsep DewarajaG. Kalender Saka
Sejarah Indonesia | 103
H. GamelanI. CandiJ. Relief
17. Sejak masa kerajaan Hindu-Buddha sampai sekarang yang dikenal menerapkan konsep negara kesatuan adalah ... .
F. Kutai, Tarumanegara, SriwijayaG. Sriwijaya, Majapahit, Republik IndonesiaH. Singosari, Majapahit, Republik IndonesiaI. Mataram Kuno, Majapahit, Republik Indonesia J. Mataram Kuno, Mataram Islam, Republik Indonesia
18. Pengaruh kehidupan masa Hindu-Buddha di Indonesia dihubungkan dengan kehidupan masyarakat pada masa sekarang yang dapat diterapkan adalah ... .
F. ToleransiG. PeperanganH. ChauvinismeI. SeparatismeJ. Diskriminasi
19. Kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia.
VI. Mengunjugi museumVII. Menjual kepada kolektor benda purbakala
VIII. Menjadikan situs sebagai obyek penelitianIX. Melaporkan ke polisi apabila mengetahui pencurian arcaX. Menyimpan dirumah
Berdasarkan data diatas, yang termasuk peran siswa dalam menjaga peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia ditunjukkan pada nomer ... .
F. I, II dan IIIG. I, II dan IVH. I, III dan IVI. II, III dan IVJ. II, IV dan V
20. Apabila kamu melihat seseorang dengan sengaja mencoret-coret dinding candi Prambanan yang bermaksud meninggalkan kenangan, maka yang kamu lakukan adalah ... .
F. MenegurG. MenasehatiH. MembiarkanI. Ikut mencoretJ. Melaporkan kepada petugas
Kunci Jawaban1. C2. B3. C
Sejarah Indonesia | 104
4. E5. A6. E7. B8. A9. C10. E
F. Evaluasi Pembelajaran (Proses)
Sejarah Indonesia | 105
Lembar Pengamatan
Rubrik kegiatan Diskusi
No. Nama Siswa
A s p e k P e n g a m a t a n
JumlahSkor Nilai Ket.Kerja
sama
Meng-komunikasikan pen-
dapat
Toleransi
Keaktifan
Menghargai pendapat
teman
Keterangan Skor :Masing-masing kolom diisi dengan kriteria4 = Baik Sekali3 = Baik2 = Cukup1 = Kurang
∑ Skor perolehan Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik SekaliB = 70 – 79 : BaikC = 60 – 69 : CukupD = ‹ 60 : Kurang
Sejarah Indonesia | 106
Rubrik Penilaian Presentasi
No. Nama Siswa
A s p e k P e n i l a i a nJumlah
Skor Nilai Ket.Komunikasi
Sistemati ka penyamPaian
Wawasan
Kebera nian Antusias Gesture dan
penampilan
Keterangan Skor :Masing-masing kolom diisi dengan kriteria4 = Baik Sekali3 = Baik2 = Cukup1 = Kurang
∑ Skor perolehan Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik SekaliB = 70 – 79 : BaikC = 60 – 69 : CukupD = ‹ 60 : Kurang
Format Penilaian Makalah
Struktur Makalah Indikator Nilai
Pendahuluan Menunjukkan dengan tepat isi : Latar belakang Rumusan masalah Tujuan penulisan.
Isi Ketepatan pemilihan gambar Orisinalitas makalah Mendeskripsikan kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
Struktur/logika penulisan disusun dengan jelas sesuai metode yang dipakai
Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan komunikatif Daftar pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan
Sejarah Indonesia | 107
Struktur Makalah Indikator Nilai
(Ilmiah) Menghindari sumber (akun) yang belum dikaji secara
ilmiahPenutup Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah
Saran relevan dengan kajian, dan berisi pesan untuk peningkatan kepedulian terhadap hasil peninggalan sejarah Hindu-Buddha di Indonesia
Jumlah
∑ Skor perolehan Nilai = X 100
Skor Maksimal (48)
Sejarah Indonesia | 108
Kriteria Penilaian untuk masing-masing indikator:
Sangat sesuai 4Sesuai 3Cukup 2Kurang 1
Gambar 1: Prasasti Yupa Kerajaan Kutai
Prasasti Tugu masa Kerajaan Tarumanegara
Prasasti Yupa dan Tugu menggunakan Huruf Pallawa
dan Bahasa Sanksekerta Sumber: wikipedia.org
Upacara Nyepi di Bali sebagai salah satu wujud akulturasi
budaya berupa Religi/kepercayaan umat
Hindu di IndonesiaSumber:
www.mediaindonesia.com
Kartu Pembelajaran
KARTU PEMBELAJARAN IPetunjuk Mengerjakan
4. Amati gambar disamping5. Baca artikel dibawah6. Jawab permasalahannya
Akulturasi
Akulturasi adalah bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan aslinya. Hal ini berarti kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia tidak diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu- Buddha. Wujud akulturasi tersebut dapat Anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini:
Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M, contohnya prasasti Yupa dari Kutai dan prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 – 13 M. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno.
Religi/Kepercayaan
Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, Masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia,
Sejarah Indonesia | 109
Pembagian Kasta sebagai wujud akulturasi budaya Hindu di
Indonesia dalam bidang sosial kemasyarakatan
Sumber: fannyndep.blogspot.com
berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Buddha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.
Permasalahan Pembelajaran I
Berikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang bahasa dan religi/kepercayaan, serta berikan contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia.
KARTU PEMBELAJARAN IIPetunjuk Mengerjakan
4. Amati gambar disamping5. Baca artikel dibawah6. Jawab permasalahannya
Organisasi Sosial Kemasyarakatan
Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun.
Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari seperti Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan pada masa Majapahit, R. Wijaya diwujudkan sebagai Ha rahari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).
Pemerintahan raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan Wikramawardana.
Wujud akulturasi di samping terlihat dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan,
Sejarah Indonesia | 110
Candi Jago, Malang, Jawa Timur
Sumber; koleksi Labdik Sejarah PPPPTK PKn dan IPS
sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.
Permasalahan Pembelajaran II
Berikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang sosial kemasyarakatan dan contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia.
KARTU PERMASALAHAN III
Petunjuk Mengerjakan
4. Amati gambar disamping5. Baca artikel dibawah6. Jawab permasalahannya
Sistem Pengetahuan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.
Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa salah satu contohnya yaitu kalimat Sirna ilang kertaning bhumi apabila diartikan sirna = 0, ilang = 0, kertaning = 4 dan bhumi = 1, maka kalimat tersebut diartikan dan belakang sama dengan tahun 1400 saka atau sama dengan 1478 M yang merupakan tahun runtuhnya Majapahit .
Peralatan Hidup dan Teknologi
Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi pembuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra
Sejarah Indonesia | 111
Candi Borobudur, Jawa Tengah
Sumber: id.wikipedia.org
yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan. Dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika Grha yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka. Di samping itu, dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.
Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.
Candi Jago merupakan salah satu peninggalan kerajaan Singosari yang merupakan tempat dimuliakannya raja Wisnuwardhana yang memerintah tahun 1248 – 1268. Dilihat dari gambar candi tersebut, bentuk dasarnya adalah punden berundak- undak dan pada bagian bawah terdapat kaki candi yang di dalamnya terdapat sumuran candi, di mana di dalam sumuran candi tersebut tempat menyimpan pripih (lambang jasmaniah raja Wisnuwardhana).
Candi yang bercorak Buddha fungsinya sama dengan di India yaitu untuk memuja Dyani Bodhisattwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa.
Candi Borobudur adalah candi Buddha yang terbesar di Indonesia merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram dilihat dari 3 tingkatan, pada tingkatan yang paling atas terdapat patung Dyani Buddha. Patung-patung Dyani Buddha inilah yang menjadi tempat pemujaan umat Buddha. Di samping itu juga pada bagian atas, juga terdapat atap candi yang berbentuk stupa.
Untuk Candi Buddha di India hanya berbentuk stupa, sedangkan di Indonesia stupa merupakan ciri khas atap candi-candi yang bersifat agama Buddha. Dengan demikian seni bangunan candi di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri karena Indonesia hanya mengambil intinya saja dari unsur budaya India sebagai dasar ciptaannya dan hasilnya tetap sesuatu yang bercorak Indonesia.
Permasalahan IIIBerikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang sistem pengetahuan dan peralatan hidup serta contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia (contoh minimal 5).
Sejarah Indonesia | 112
Gambar 8. Relief Candi Borobudur
Sumber: arumsekartaji.wordpress.com
KARTU PEMBELAJARAN IV
Petunjuk Mengerjakan
4. Amati gambar disamping5. Baca artikel dibawah6. Jawab permasalahannya
Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha.
Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia. Dengan demikian terbukti bahwa Indonesia tidak menerima begitu saja budaya India, tetapi selalu berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan suasana di Indonesia.
Untuk wujud akulturasi dalam seni sastra dapat dibuktikan dengan adanya suatu ceritera/kisah yang berkembang di Indonesia yang bersumber dari kitab Ramayana yang ditulis oleh Walmiki dan kitab Mahabarata yang ditulis oleh Wiyasa. Kedua kitab tersebut merupakan kitab kepercayaan umat Hindu. Tetapi setelah berkembang di Indonesia tidak sama proses seperti aslinya dari India karena sudah disadur kembali oleh pujangga-pujangga Indonesia, kedalam bahasa Jawa kuno. Tokoh-tokoh cerita dalam kisah tersebut ditambah dengan hadirnya tokoh punokawan seperti Semar, Bagong, Petruk dan Gareng. Bahkan dalam kisah Bharatayuda yang disadur dari kitab Mahabarata tidak menceritakan perang antar Pendawa dan Kurawa, melainkan menceritakan kemenangan Jayabaya dari Kediri melawan Jenggala.
Di samping itu juga, kisah Ramayana maupun Mahabarata diambil sebagai suatu ceritera dalam seni pertunjukan di Indonesia yaitu salah satunya pertunjukan Wayang. Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia sejak zaman prasejarah dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa. Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon ceritera dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya
Sejarah Indonesia | 113
India, tetapi tidak sama persis dengan aslinya karena sudah mengalami perubahan. Perubahan tersebut antara lain terletak dari karakter atau perilaku tokoh-tokoh ceritera misalnya dalam kisah Mahabarata keberadaan tokoh Durna, dalam cerita aslinya Dorna adalah seorang maha guru bagi Pendawa dan Kurawa dan berperilaku baik, tetapi dalam lakon di Indonesia Dorna adalah tokoh yang berperangai buruk suka menghasut.
Permasalahan IV
Berikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang kesenian dan contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia (contoh minimal 5).
KARTU PEMBELAJARAN V
Petunjuk Mengerjakan
4. Perhatikan gambar5. Baca artikel dibawah6. Jawab permasalahannya
Gambar 9. lingga yoni pada Candi Badut, Kota Malang.
Sumber: Koleksi pribadi Labdik Sejarah PPPPTK PKn dan IPS
Permasalahan V
Sejarah Indonesia | 114
Perhatikan kondisi Lingga Yoni pada bangunan induk Candi Badut diatas!. Pada lingga tersebut nampak kondisi lingga yang sudah rusak yaitu adanya tambahan tulisan oknum yang tidak bertanggungjawab. Sebagai seorang siswa, apa yang kamu lakukan apabila mengetahui perusakan peninggalan budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia?
KUNCI JAWABAN KARTU PERMASALAHAN
6. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk bahasa dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sanksekerta banyak berkembang di wilayah India bagian selatan. Penggunaan bahasa Sansekerta di Indonesia pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis.
Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di
Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India.
7. Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam:a. Organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya
pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun (konsep dewaraja). Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut. Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah.
b. Sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem
Sejarah Indonesia | 115
kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.
8. Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M. Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa. Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.Untuk itu dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka.Di samping itu, dalam bahasa kawi, candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.
9. Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha. Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia.
Sejarah Indonesia | 116
10. Pemahaman sejarah memiliki arti lebih penting dari sekadar membentuk kesadaran untuk merawat benda cagar budaya, yakni membentuk karakter, jati diri, dan eksistensi kebangsaan, Cara menghargai peninggalan sejarah antara lain:a. Turut menjaga agar benda-benda peninggalan sejarah tidak dirusak. Benda-benda peninggalan
sejarah harus diamankan dari tangan-tangan jahil. b. Mengunjungi museum, candi, makam pahlawan, istana dan lain-lain termasuk salah satu cara
menghargai peninggalan sejarah.c. Benda-benda peninggalan sejarah adalah kekayaan negara. Kita harus menggunakan secara
benar. Benda-benda itu boleh digunakan untuk keperluan penelitian. Benda-benda peninggalan sejarah juga boleh dikunjungi. Benda-benda peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh memperjualbelikan benda-benda peninggalan sejarah.
d. Siswa dituntut tidak hanya sekedar paham akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari bangku sekolah/formal saja melainkan juga peduli akan lingkungan alam (natural environment).
SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
MATERI PELATIHAN: 2. ANALISIS MATERI AJARALOKASI WAKTU: 12 JP (@ 45 MENIT)JENJANG: SMA/MA, SMK/MAKMATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA
TAHAPAN KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
PERSIAPAN Dilakukan dengan mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector, Laptop, File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media pembelajaran lainnya.
KEGIATAN PENDAHULUAN
Pengkondisian Peserta 15 Menit
Perkenalan
Fasilitator menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan Analisis
Sejarah Indonesia | 117
Materi Ajar.
Fasilitator memotivasi peserta agar serius, antusias, teliti, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung.
KEGIATAN INTI 2.1 Konsep Pendekatan Scientific 90 Menit
Penayangan Video pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan V-2.1/4.1.
20 Menit
Diskusi kelompok untuk mengkaji pendekatan scientific yang mengacu pada tayangan video, dilanjutkan dengan paparan materi oleh fasilitator tentang konsep pendekatan scientific dengan menggunakan PPT-2.2-1 dan contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan PPT-2.2.2 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.
40 Menit
Diskusi kelompok tentang konsep pendekatan scientific dengan menggunakan HO-2.1-1 dan contoh-contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran Sejarah Indonesia dengan mengacu pada hand out HO-2.1-2.
30 Menit
2.3 Model-model Pembelajaran 90 Menit
Mengamati tayangan tiga jenis model pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery Learning).
20 menit
Menerapkan Focus Group Discussion untuk mengidentifikasi karakteristik tiga model pembelajaran.
30 menit
Kerja kelompok untuk mengidentifikasi penerapan Pendekatan Scientific pada tiga model pembelajaran.
40 menit
2.3 Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Pembelajaran 90 Menit
Kegiatan interaktif untuk menyamakan persepsi tentang jenis dan bentuk penilaian autentik.
15 Menit
Diskusi tentang konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
30 Menit
Sejarah Indonesia | 118
Presentasi hasil diskusi kelompok 25 Menit
Paparan materi Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar dengan menggunakan bahan tayang PPT-2..2 dan Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Sejarah Indonesia menggunakan bahan tayang PPT-2.2/3.2.
15 Menit
ICE BREAKER 5 Menit
2.4 Analisis Buku Guru dan Buku Siswa (Kesesuaian,
Kecukupan, dan Kedalaman Materi)
240 Menit
Menilai buku dilakukan oleh peserta dengan bimbingan fasilitator dilihat dari aspek kesesuaian, kecukupan, dan kedalaman materi.
20 Menit
Diskusi kelompok hasil penilaian buku dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang Analisis Buku Guru dan Buku Siswa dengan menggunakan PPT-2.3 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.
30 Menit
Menyimpulkan hasil diskusi dan menyampaikan format lembar kerja yang telah disiapkan.
15 Menit
Kerja kelompok untuk menganalisis kesesuaian buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD dengan menggunakan LK-2.3-1 dan LK -2.3-2.
60 Menit
ICE BREAKER 5 Menit
Diskusi kelompok untuk menganalisis kesesuaian proses, pendekatan scientific, serta strategi evaluasi yang diintegrasikan dalam buku.
30 Menit
Kerja kelompok untuk membuat contoh-contoh penerapan materi pelajaran yang terdapat dalam buku guru dan buku siswa pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan sehari-hari.
30 Menit
Presentasi hasil kerja kelompok. 30 Menit
Menyimpulkan materi analisis buku oleh fasilitator. 20 Menit
KEGIATAN PENUTUP
Membuat rangkuman materi pelatihan Analisis materi Ajar. 15 Menit
Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran.
Sejarah Indonesia | 119
Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan.
Fasilitator menutup pembelajaran
Sejarah Indonesia | 120
Submateri Pelatihan 3.1: Penyusunan RPP
Langkah Kegiatan Inti
Tugas Individu: Saling Menilai
RPP
Menyimpulkan Hasil Penilaian
RPPDiskusi
15 Menit 10 Menit 40 Menit
Kerja Kelompok Diskusi Kerja Kelompok
35 Menit 20 Menit 80 Menit
Aktivitas 1: Menilai RPP
Menilai RPP Peserta Lain
d. Setiap peserta diwajibkan membawa dua set RPP yang telah digunakan dalam proses pembelajaran sesuai mata pelajaran yang diampu.
e. RPP tersebut dikumpulkan kepada panitia untuk kemudian dibagikan kembali ke peserta untuk dinilai oleh peserta lainnya dengan menggunakan acuan pengetahuan masing-masing peserta.
f. Hasil penilaian dituliskan langsung pada halaman depan RPP.
Hasil penilaian dipresentasikan oleh peserta yang ditunjuk instruktur. Peserta lainnya menyampaikan hasil penilaian yang tidak sama dengan peserta lainnya. Instruktur mencatat hasil penilaian yang dilaporkan peserta.
Peserta menyimpulkan hasil penilaian RPP dengan dipandu oleh Instruktur.
Diskusirambu-rambu penyusunan RPPyang mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan Scientific.
Paparan materi tentang Rambu-rambu Penyusunan RPP mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan scientific dengan mengggunakan PPT-3.1 oleh fasilitator yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.
Sejarah Indonesia | 121
Aktivitas 2: Kerja Kelompok
Kerja kelompokuntuk menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan pendekatan scientific (terutama KD di awal semester 1).
Diskusi format telaah RPPdengan mengacu pada bahan tayangPPT-3.1.
Aktivitas 3: Kerja Kelompok
Kerja Kelompokuntuk menelaah RPP yang disusun kelompok lain dengan menggunakan
LK-3.1/3.2.
Sejarah Indonesia | 122
Sejarah Indonesia | 123
Sejarah Indonesia | 124
LEMBAR KERJA
PENELAAHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Identitas RPP yang ditelaah: …………………………………
Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut! Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda!
No.Komponen
Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor
Catatan
1 2 3
A Identitas Mata PelajaranTidak Ada
Kurang Lengkap
Sudah Lengkap
1. Satuan pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
B. Perumusan IndikatorTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan SKL,KI dan KD.
2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur.
3. Kesesuaian dengan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
C. Perumusan Tujuan PembelajaranTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai.
2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar.
D. Pemilihan Materi AjarTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Sejarah Indonesia | 125
LK - 3.1/3.2
No.Komponen
Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor
Catatan
1 2 3
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.
3. Kesesuaian dengan alokasi waktu.
E. Pemilihan Sumber BelajarTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan KI dan KD.
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific.
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.
F. Pemilihan Media BelajarTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific.
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.
G. Model PembelajaranTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.
2. Kesesuaian dengan pendekatan Scientific.
H. Skenario PembelajaranTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas.
Sejarah Indonesia | 126
No.Komponen
Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor
Catatan
1 2 3
2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan scientific.
3. Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi.
4. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi.
I. PenilaianTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik.
2. Kesesuaian dengan dengan indikator pencapaian kompetensi.
3. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.
4. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal.
Jumlah
Sejarah Indonesia | 127
Komentar terhadap RPP secara umum.
........................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
RUBRIK
PENILAIAN TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Rubrik penilaian RPP digunakan fasilitator untuk menilai RPP peserta yang digunakan peerteaching.
Selanjutnya nilai RPP dimasukkan ke dalam nilai portofolio peserta.
Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut.
6. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai!
7. Berikan nilai setiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (√) pada kolom
pilihan skor (1 ), (2) dan (3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP tersebut!
8. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan setiap komponen RPP jika diperlukan!
9. Setelah selesai penilaian, jumlahkan skor seluruh komponen!
10. Tentukan nilai RPP menggunakan rumus sbb:
Nilai=Skor yangdiperoleh75
x 100%
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( A) 90 ≤ A ≤100
Baik (B) 75 ≤ B < 90
Cukup (C) 60 ≤ C < 75
Kurang (K) K < 60
Sejarah Indonesia | 128
R-3.1/3.2
Submateri Pelatihan : 3.2 Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar
Langkah Kegiatan Inti
Diskusi dan Tanya jawab
Kerja Kelompok
Kerja Kelompok
Presentasi Merangkum dan Refleksi
40 Menit 30 Menit 25 Menit 20 Menit 20 Menit
Diskusi dan tanya jawab tentang penilaian autentik dalam bentuk tes dan nontes termasuk portofolio, dilanjutkan dengan Pemaparan materi oleh fasilitator tentang Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan menggunakan PPT-2.3/3.2 dan Panduan Tugas Menelaah Rancangan Penilaian pada RPP dengan menggunakan PPT-3.2 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.
Kerja kelompok untuk menelaah contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaranyang terdapat dalam HO-2.3/3.2.
Kerja kelompok untuk merevisi rancangan penilaian pada RPP yang telah disusun.
Presentasi hasil kerja kelompok.
Membuat rangkuman materi pelatihan Model Rancangan Pembelajaran.
Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran.
Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan.
Fasilitator menutup pembelajaran.
Bahan Tayang
Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan menggunakan PPT-2.3/3.2 dan Panduan Tugas Menelaah Rancangan Penilaian pada RPP dengan menggunakan PPT-3.2-2.
Sejarah Indonesia | 129
Sejarah Indonesia | 130
Sejarah Indonesia | 131
Sejarah Indonesia | 132
MATERI PELATIHAN 4 : PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING (24 JP)
4.3 Simulasi Pembelajaran4.4 Peer Teaching
Sub Materi Pelatihan 4 Praktik Pembelajaran Terbimbing
E. KOMPETENSI
Peserta pelatihan dapat:
3. mengkaji pelaksanaan pembelajaranyang menerapkan pendekatan scientific (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual; dan
4. melaksanakan pembelajaranyang menerapkan pendekatan scientific (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual.
F. LINGKUP MATERI
3. Simulasi Pembelajaran
4. Peer Teaching
G. KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN
8. Ketelitian dan keseriusan dalam menganalisis simulasi pembelajaran.
9. Menganalisis simulasi pembelajaran melalui tayangan video pembelajaran.
10. Menyimpulkan alur pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan scientific dan penilaian autentik.
11. Merevisi RPP sehingga menerapkan pendekatan scientific dan penilaian autentik untuk kegiatan peer teaching.
12. Kreatif dan komunikatif dalam melakukan peer teaching.
13. Melaksanakan peer teaching pembelajaranyang menerapkan pendekatan scientific dan penilaian autentik.
14. Menilai pelaksanaan peer teaching peserta lain.
H. PERANGKAT PELATIHAN
4. Bahan Tayang
a. Strategi Pengamatan tayangan video.
b. Panduan tugas praktik pelaksanaan pembelajaran.
Sejarah Indonesia | 133
c. Garis besar instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran.
5. Lembar Kerja
a. Analisis pembelajaran pada tayangan video.
b. Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran (Alat Penilaian Kinerja Guru).
6. ATK
Sejarah Indonesia | 134
SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
MATERI PELATIHAN: 4. PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBINGALOKASI WAKTU: 22 JP (@ 45 MENIT)JENJANG: SMA/MA, SMK/MAKMATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA
TAHAPAN KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
PERSIAPAN Dilakukan dengan mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector, Laptop, File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media pembelajaran lainnya.
KEGIATAN PENDAHULUAN
Pengkondisian Peserta 15 Menit
Perkenalan
Fasilitator menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan Praktik Pembelajaran Terbimbing.
Fasilitator memotivasi peserta, mengajak berdinamika agar saling mengenal, serius, semangat, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung.
KEGIATAN INTI 4.1 Simulasi Pembelajaran 380 Menit
Pemaparan Strategi Pengamatan Video Pembelajaran dengan menggunakan bahan tayang PPT-4.1- oleh fasilitator.
20 Menit
Penayangan video pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan V-2.1/4.1.
20 Menit
Kerja kelompok untuk menganalisis tayangan video pembelajaran dengan fokus pada penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik dengan menggunakan LK 4.1.
60 Menit
Mengkonfirmasi penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik mengacu pada tayangan video pembelajaran
30 Menit
Sejarah Indonesia | 135
Kerja kelompok untuk merevisi RPP sesuai dengan hasil analisis tayangan video pembelajaran.
135 Menit
Presentasi contoh RPP yang akan digunakan dalam kegiatan peer teaching.
90 Menit
ICE BREAKER 5 Menit
4.2 Peer Teaching 600 Menit
Paparan oleh fasilitator tentang Panduan Tugas Praktik Pelaksanaan Pembelajaran melalui peer teaching dengan menggunakan PPT- 4.2-1.
20 Menit
Paparan oleh fasilitator tentang Garis Besar Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan PPT-4.2-2.
20 Menit
Persiapan peer teaching. 20 Menit
Praktik peer teaching pembelajaran Sejarah Indonesia secara individual, untuk setiap peserta 30 menit dipandu fasilitator.
510 Menit
Menilai kegiatan peer teaching menggunakan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran LK -4.2.
Refleksi terhadap pelaksanaan peer teaching. 30 Menit
KEGIATAN PENUTUP
Membuat rangkuman materi pelatihan Praktik Pembelajaran Terbimbing.
15 Menit
Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran
Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan.
Fasilitator menutup pembelajaran.
Sejarah Indonesia | 136
Submateri Pelatihan : 4.1 Simulasi Pembelajaran
Langkah Kegiatan Inti
Paparan Tayangan Video Kerja Kelompok
20 Menit 20 Menit 60 Menit
Presentasi Kerja Kelompok Menyimpulkan
90 Menit 135 Menit 30 Menit
Pemaparan Strategi Pengamatan Video Pembelajaran dengan menggunakan bahan tayang PPT-4.1 oleh fasilitator.
Penayangan video pembelajaran dengan menggunakan V-2.1/4.1.
Kerja kelompok untuk menganalisis tayangan video pembelajaran dengan fokus pada penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik dengan menggunakan LK 4.1.
Menyimpulkan alur pembelajaranyang berorientasi pada pendekatan scientific dan penilaian autentik.
Kerja kelompok untuk merevisi RPP sesuai dengan hasil analisis tayangan video pembelajaran.
Presentasi contoh RPP yang akan digunakan dalam kegiatan peer teaching.
Sejarah Indonesia | 137
Sejarah Indonesia | 138
Sejarah Indonesia | 139
Sejarah Indonesia | 140
Sejarah Indonesia | 141
LEMBAR KERJA
ANALISIS PEMBELAJARANDALAM TAYANGAN VIDEO PEMBELAJARAN
1. Nama Peserta : ..............................................
2. Asal Sekolah : ..............................................
3. Mata Pelajaran : ..............................................
3. Tema : ..............................................
Aspek yang Diamati Ya Tidak CatatanKegiatan Pendahuluan
Melakukan apersepsi dan motivasi.a Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.b Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman
peserta didik dalam perjalanan menuju sekolah atau dengan tema sebelumnya.
c Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitan dengan tema yang akan dibelajarkan.
d Mengajak peserta didik berdinamika/melakukan sesuatu kegiatan yang terkait dengan materi.
Kegiatan Inti
Guru menguasai materi yang diajarkan.
a. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.
b. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang diintegrasikan secara relevandengan perkembangan Iptek dankehidupan nyata .
c. Menyajikan materi dalam tema secara sistematis dan gradual (dari yang mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak)
Guru menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik.a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai.b. Melaksanakan pembelajaran secara runtut.c. Menguasai kelas dengan baik.
Sejarah Indonesia | 142
LK - 4.1
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatand. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.
e. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).
f. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.Guru menerapkan pendekatan scientific.
a Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana.
b Memancing peserta didik untuk peserta didik bertanya.
c Menyajikan kegiatan peserta didik untuk keterampilan mengamati.
d Menyajikan kegiatan peserta didik untuk keterampilan menganalisis.
f Menyajikan kegiatan peserta didik untuk keterampilan mengkomunikasikan.Guru melaksanakan penilaian autentik.
a Mengamati sikap dan perilaku peserta didik dalam mengikuti pelajaran.
b Melakukan penilaian keterampilan peserta didik dalam melakukan aktifitas individu/kelompok.
c Mendokumentasikan hasil pengamatan skap, perilaku dan keterampilan peserta didik.Guru memanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran.
a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran.
b. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.
c. Menghasilkan pesan yang menarik.d. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar
pembelajaran.e. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
pembelajaran.Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.
a. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.
b. Merespon positif partisipasi peserta didik,c. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik,d. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.
Sejarah Indonesia | 143
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatane. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme peserta didik dalam
belajar.Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran
a. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.
b. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
c. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.
Penutup PembelajaranGuru mengakhiri pembelajaran dengan efektif
a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik.
b. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
Sejarah Indonesia | 144
RUBRIK
PENILAIAN HASIL ANALISIS PEMBELAJARAN PADA TAYANGAN VIDEO
NAMA PESERTA DIKLAT :…………………………………………………………..KELAS/ :…………………………………………………………..TANGGAL PENILAIAN :…………………………………………………………..
Aspek Kriteria RentanganNilai
NilaiPeserta
Pengamatan Video
(15-30)
Mendeskripsikanhasilpengamatankegiatanawal, kegiataninti, dankegiatanpenutupdenganlengkapdanterinci yang disertaicontohkongkrithasilpengamatan.
25 - 30
Mendeskripsikanhasilpengamatankegiatanawal, kegiataninti, dankegiatanpenutupdenganlengkapnamunkurangterinci..
21 - 24
Mendeskripsikanhasilpengamatankegiatanawal, kegiataninti, dankegiatanpenutupnamuntidaklengkap.
15 - 20
Lembarkerjaanalisispembelajaran
dalam Video(15-30)
Mendeskripsikansetiap item padalembarkerjaanalisis proses belajarmengajarsesuaidengankompetensidasar yang disajikandalamtayangan video denganjelas, lengkapdanbenar.
25 - 30
Mendeskripsikansetiap item padalembarkerjaanalisis proses belajarmengajarsesuaidengankompetensidasar yang disajikandalamtayangan video denganjelas.
21 - 24
Hanyamenandaisetiap item padalembarkerjaanalisis proses belajarmengajarsesuaidengankompetensidasar yang disajikandalamtayangan video.
15 - 20
Sikapselamamengamati(5-15)
Menunjukkansikapantusias, teliti, bersungguh-sungguhdenganpenuh rasa ingintahu yang disertaidenganpolaberpikiranalitikdalammengamatidanberdiskusi.
12 - 15
Menunjukkansikapantusias, teliti, bersungguh-sungguhdenganpenuh rasa ingintahu danaktifdalamberdiskusi.
8 - 11
Menunjukkansikapantusias, teliti, bersungguh-sungguhdenganpenuh rasa ingintahu saja.
5 - 7
Komentardan Simpulan (10-25)
Memberikankomentar yang faktualdanterstruktursesuaidenganketerlaksanaan skenario pembelajaran yangadadalamtayangan PBM
21 - 25
Sejarah Indonesia | 145
R - 4.1
Aspek Kriteria RentanganNilai
NilaiPeserta
video pembelajaranyang terdiridaripengalaman yang dapatdiambildaritayangan video dankesimpulan.Memberikankomentar yang faktualdanterstruktursesuaidenganketerlaksanaan skenario pembelajaran yangadadalamtayangan PBM video pembelajaranyang terdiridaripengalaman yang dapatdiambildaritayangan video.
16 -20
Memberikankomentarsesuaidengan keterlaksanaan skenario pembelajaran yangadadalamtayangan PBM video pembelajaran.
10 -15
JUMLAH 100
………………, ……….……………. 2013 Fasilitator,
(.................................................)
Sejarah Indonesia | 146
Submateri Pelatihan : 4.2 Peer Teaching
Langkah Kegiatan Inti
Paparan Panduan
Paparan Instrumen Penilaian
PersiapanPeer Teaching
15 Menit 15 Menit 10 Menit
RefleksiPraktik
Peer Teaching
40 Menit 560 Menit
Paparan oleh fasilitator tentang Panduan Tugas Praktik Pelaksanaan Pembelajaran melalui peer teaching dengan menggunakan PPT- 4.2-1.
Paparan oleh fasilitator tentang Garis Besar Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan PPT-4.2-2.
Persiapan peer teaching.
Praktik peer teachingpembelajaran secara individual, untuk setiap peserta 30menit dipandu fasilitator.
Menilai kegiatan peer teachingoleh fasilitator dengan menggunakan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran LK-4.2.
Refleksi terhadap pelaksanaan peer teaching.
Sejarah Indonesia | 147
Sejarah Indonesia | 148
Sejarah Indonesia | 149
Sejarah Indonesia | 150
Sejarah Indonesia | 151
Sejarah Indonesia | 152
LEMBAR KERJA
INSTRUMEN PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
4. Nama Peserta : .................................................
5. Asal Sekolah : .................................................
6. Topik : .................................................
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya.2 Mengajukan pertanyaan menantang.3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran.4 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi
pembelajaran.
Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan 1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta
didik. 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja
kelompok, dan melakukan observasi.
Kegiatan Inti
Penguasaan Materi Pelajaran
1 Kemampuan menyesuiakan materi dengan tujuan pembelajaran.
2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata.
3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat.
4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak)
Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai. 2 Menfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi. 3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 4 Menguasai kelas.
Sejarah Indonesia | 153
LK - 4.2
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan 5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.
6 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).
7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.
Penerapan Pendekatan scientific
1 Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana.
2 Memancing peserta didik untuk bertanya.
3 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba.
4 Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati.
5 Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis.
6 Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berfikir yang logis dan sistematis).
7 Menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi.
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran.
2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.
3 Menghasilkan pesan yang menarik.
4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran.
5 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran.
Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran
1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.
2 Merespon positif partisipasi peserta didik.
3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik.
4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.
5 Menumbuhkan keceriaan atau antuisme peserta didik dalam belajar.
Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran
1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.
2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
Kegiatan Penutup
Sejarah Indonesia | 154
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
Penutup pembelajaran
1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik.
2 Memberihan tes lisan atau tulisan .
3 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio.
4 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.
Jumlah
Sejarah Indonesia | 155
RUBRIK
PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan fasilitator untuk menilai kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat Peer Teaching. Selanjutnya nilai PeerTeaching dimasukkan ke dalam nilai portofolio peserta.
Langkah Kegiatan
5. Berikan tanda cek (√) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran!
6. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran!
7. Hitung jumlah nilai YA dan TIDAK !
8. Tentukan Nilai menggunakan rumus berikut ini!
Mata Pelajaran IPA
Nilai= Jumlah YA40
x 100 % Nilai= Jumlah YA44
x 100 %
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( A) 90 ≤ A ≤100
Baik (B) 75 ≤ B < 90
Cukup (C) 60 ≤ C < 75
Kurang (K) K < 60
Sejarah Indonesia | 156
R - 4.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Topik : Komunikasi dalam Kehidupan
Jumlah Pertemuan : 3 Pertemuan
A. Kompetensi Inti1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.2. Menghayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kemanusiaan, kebangsaan, kenegaran, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan mintanya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar1.1
Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa
2.1
Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik
3.1
Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan
4.2
Memproduksi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi1. Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.2. Memiliki sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan
bahasa Indonesia untuk membuat anekdot.3. Mengetahui struktur teks anekdot4. Mengetahui kaidah teks anekdot.
Sejarah Indonesia | 157
5. Memproduksi teks anekdot secara tulisan6. Memproduksi teks anekdot secara lisan
D. Tujuan Pembelajaran Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat mensyukuri anugerah Tuhan
akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.
Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa memiliki dan menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik.
Setelah membaca contoh teks anekdot dan mendiskusikannya, siswa dapat memahami struktur dan kaidah teks anekdot, baik melalui lisan maupun tulisan.
Setelah berdiskusi dan berlatih, siswa dapat memproduksi teks anekdot dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan.
E. Materi Pembelajarana. Kaidah Bahasa Indonesiab. Contoh Teks Anekdotc. Struktur Teks Anekdotd. Kaidah Teks Anekdot
F. Alokasi waktu6 x 45 Menit
G. Metode PembelajaranMetode diskusi kelompok dan Penugasan
H. Kegiatan PembelajaranPertemuan Pertamaa. Kegiatan Pendahuluan
1) Siswa menrespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya
2) Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3) Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan
b. Kegiatan IntiEksplorasi1) Kedalaman pengetahuan dan kemampuan siswa tentang anekdot dipancing oleh
guru dengan memperlihatkan contoh atau model teks anekdot.2) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang berhubungan dengan
anekdot termasuk hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan kaidah bahasa Indonesia pada teks tersebut
Elaborasi3) Siswa mengambil lotre yang berisi istilah kebahasaan. Lalu, masing-masing siswa
menyebutkan kata yang sama, bersatu membentuk kelompok kecil.4) Siswa mendapatkan fotokopi surat kabar tentang beberapa anekdot 5) Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa secara
berkelompok membaca dan berdiskusi menentukan perbedaan, struktur, dan kaidah
Sejarah Indonesia | 158
anekdot serta penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang tidak sesuai dalam tulisan tersebut
6) Wakil dari masing-masing kelompok secara bergiliran melaporkan hasil diskusinya.7) Kelompok lain merespon atau menanggapi dengan responsif dan santunKonfirmasi8) Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru
c. Kegiatan Penutup1) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran2) Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan3) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru4) Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran
Pertemuan Keduaa. Kegiatan Pendahuluan
1) Siswa menrespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya
2) Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3) Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan
b. Kegiatan IntiEksplorasi1) Kedalaman pengetahuan dan kemampuan siswa tentang anekdot dipancing oleh
guru dengan memperlihatkan contoh atau model teks anekdot.2) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang struktur dan kaidah teks anekdot dengan
mengacu pada contoh teks anekdot. Elaborasi3) Siswa duduk kembali bersatu dengan kelompoknya masing-masing dengan posisi
tempat duduk yang diatur ulang.4) Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa secara
berkelompok mendiskusikan tema yang akan diangkat untuk menulis anekdot. Tema tersebut di anataranya permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik.
5) Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa secara berkelompok siswa memproduksi teks anekdot, sesuai dengan struktur dan kaidah teks anekdot serta tetap mengindahkan kaidah penggunaan bahasa Indonesia.
6) Siswa saling mengoreksi teks anekdot yang sudah ditulisnya dan memberikan saran perbaikan untuk penyempurnaan dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun
7) Siswa memperbaiki teks anekdot berdasarkan saran dari kelompok lainKonfirmasi8) Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat
menulis teks anekdot9) Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka
tentang hambatan dalam menulis teks anekdot dan hasil observasinya pada saat siswa berdiskusi dan menulis.
10) Siswa menyempurnakan kembali teks anekdotnya berdasarkan umpan balik dari guru
11) Kelompok yang menulis teks anekdot terbaik mendapatkan penghargaan.
Sejarah Indonesia | 159
b. Kegiatan Penutup1) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran2) Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan3) Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran
Pertemuan Ketigaa. Kegiatan Pendahuluan
1) Siswa menrespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya
2) Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3) Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanaka
b. Kegiatan IntiEksplorasi4) Siswa Kedalaman pengetahuan dan kemampuan siswa tentang penyampaian
anekdot secara lisan dipancing oleh guru dengan memperlihatkan contoh atau model.
5) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang berhubungan dengan penyampaian anekdot secara lisan berdasarkan model tersebut
Elaborasi6) Siswa berdiskusi menyimpulkan hal-hal yang harus diperhatikan saat
menyampaikan anekdot secara lisan dan menyepakatinya sebagai rubrik penilaian.7) Siswa duduk kembali bersatu dengan kelompoknya masing-masing dengan posisi
tempat duduk yang diatur ulang.8) Di dalam kelompoknya siswa berlatih menyampaikan anekdot yang sudah ditulisnya
secara lisan dengan menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah dan konteks9) Siswa di kelompoknya berhitung. Lalu masing-masing siswa yang menyebutkan
angka yang sama bersatu membentuk kelompok baru.10) Di dalam kelompok baru, secara bergantian masing-masing siswa menyampaikan
anekdotnya secara lisan dengan menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah dan konteks
11) Siswa yang lain mengapresiasi sesuai dengan rubrik yang sudah disepakati.12) Masing-masing kelompok menentukan dua anggota terbaiknya13) Perwakilan kelompok yang terbaik menyampaikan anekdotnya secara lisan di
depan kelas dengan menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah dan konteks14) Semua siswa mengapresiasi temannya dan menentukan tiga siswa terbaik Konfirmasi15) Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru 16) Tiga siswa terbaik dalam penyampaian anekdot secara lisan mendapatkan
penghargaan
c. Kegiatan Penutup1) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran2) Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan3) Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran
Sejarah Indonesia | 160
I. Penilaian
1. Penilaian proses
No Aspek yang dinilaiTeknik
PenilaianWaktu
PenilaianInstrumen Penilaian
Keterangan
1. Religius Pengamatan Proses Lembar Pengamatan
Hasil penilaian nomor 1 dan 2 untuk masukan pembinaan dan informasi bagi Guru Agama dan Guru PKn
2. Tanggung jawab3. Peduli4. Responsif5. Santun
2. Penilaian Hasil
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
Mengetahui struktur teks anekdot
Tes tertulis
Isian 1. Jelaskan struktur teks anekdot!
Mengetahui kaidah teks anekdot
Tes tertulis
Isian 2. Sebutkan kaidah teks anekdot!
Memproduksi teks anekdot secara tulisan
Unjuk kerja
Keterampilan tertulis
2. Pilihlah salah satu tema berikut ini (permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik). Kemudian, tulislah teks anekdot berdasarkan tema yang Anda pilih!
Memproduksi teks anekdot secara lisan
Unjuk kerja
Keterampilan tertulis
3. Sampaikanlah anekdot yang telah Anda tulis secara lisan dengan mengunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah dan konteks!
Kunci Jawaban
1. Struktur teks anekdota. abstract, berupa isyarat akan apa yang diceritakan berupa kejadian yangtidak lumrah,
tidak biasa, aneh, atau berupa rangkuman atas apa yang akan diceritakan ataudipaparkan teks;sifatnya opsional.-
b. orientation, pendahuluan atau pembuka berupa pengelanalan tokoh, waktu,dan tempat.c. events, rangkaian kejadian/peristiwa.d. krisis, pemunculan masalah.
Sejarah Indonesia | 161
e. reaction, tindakan atau langkah yang diambil untuk merespon masalah.f. coda, perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita;
sifatnya opsional.g. reorientation, penutup—ungkapan-ungkapan yang menunjukkan ceritasudah berakhir.
2. Kaidah teks anekdota. Menggunakan waktu lampau, seperti: saya menemukannya semalam.b. Menggunakan pertanyaan retorika, seperti: Apakah kamu tahu?c. Menggunakan kata sambung (konjungsi) waktu, seperti: kemudian, setelah itu, dll.d. Menggunakan kata kerja, seperti: pergi, tulis, dll.e. Menggunakan kalimat perintahf. Menggunakan kalimat seru
Pedoman Penskoran1. Soal nomor 1
Aspek SkorSiswa menjawab benar semua 6Siswa menjawab benar 6 5Siswa menjawab benar 5 4Siswa menjawab benar 4 3Siswa menjawab benar 3 2Siswa menjawab benar 2 1SKOR MAKSIMAL 6
2. Soal nomor 2Aspek Skor
Siswa menjawab benar semua 5Siswa menjawab benar 5 4Siswa menjawab benar 4 3Siswa menjawab benar 3 2Siswa menjawab benar 2 1SKOR MAKSIMAL 5
3. Soal nomor 3NNo.
Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Tingkat Skor
11.
Isi Amat memahami; amat luas dan lengkap; amat
terjabar; amat sesuai dengan kutipan. Memahami; luas dan lengkap; terjabar; sesuai dengan
kutipan, meskipun kurang terinci. Memahami secara terbatas; kurang lengkap; kurang
terjabar; kurang terinci. Tidak memahami isi; tidak mengena.
Amat baik
Baik
Sedang
27 – 30
22 – 26
17 – 21
Sejarah Indonesia | 162
NNo.
Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Tingkat Skor
Kurang 13 – 16
2.
Organisasi Amat teratur dan rapi; amat jelas; kaya akan gagasan;
urutan amat logis; kohesi amat tinggi. Teratur dan rapi; jelas; banyak gagasan; urutan logis;
kohesi tinggi. Kurang teratur dan rapi; kurang jelas; kurang gagasan;
urutan kurang logis; kohesi kurang tinggi. Tidak teratur; tidak jelas; miskin gagasan; urutan tidak
logis; tidak ada kohesi.
Amat baik
Baik
Sedang
Kurang
18 –20
14 – 17
10 – 13
7 - 9
3.
Kosakata dan Diksi Amat luas; penggunaan amat efektif; amat menguasai
pembentukan kata; pemilihan kata amat tepat. Luas; penggunaan efektif; menguasai pembentukan
kata; pemilihan kata yang tepat. Terbatas; kurang efektif; kurang menguasai
pembentukan kata; pemilihan kata kurang tepat. Seperti terjemahan; tidak memahami pembentukan
kata; tidak menguasai kata-kata.
Amat baik
Baik
Sedang
Kurang
18 –20
14 – 17
10 – 13
7 - 9
i.4. Bahasa (Tata Bahasa dan Struktur)
Amat menguasai tata bahasa; amat sedikit kesalahan penggunaan dan penyusunan kalimat dan kata-kata.
Penggunaan dan penyusunan kalimat sederhana; sedikit kesalahan tata bahasa tanpa mengaburkan makna.
Kesulitan dalam penggunaan dan penyusunan kalimat sederhana; kesalahan tata bahasa yang mengaburkan makna.
Tidak menguasai penggunaan dan penyusunan kalimat ; tidak komunikatif.
Amat baik
Baik
Sedang
Kurang
22 – 25
18 – 21
11 – 17
5 – 10
Sejarah Indonesia | 163
NNo.
Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Tingkat Skor
5. Penulisan (Ejaan dan Tanda Baca) Amat menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan. Menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, dengan
sedikit kesalahan. Kurang menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan,
dengan banyak kesalahan. Tidak menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan,
tulisan sulit dibaca.
Amat baik
Baik
Sedang
Kurang
5
4
3
2
6. Kerapian Terbaca, bersih dan rapi. Terbaca, bersih, tapi tidak rapi. Terbaca, tidak bersih dan tidak rapi. Tidak terbaca, tidak bersih, dan tidak rapi.
Amat baik
Baik
Sedang
kurang
5
4
3
2
4. Soal nomor 4HAL-HAL YANG DIAMATI
Kesesuaian5… Sesuai dengan kaidah dan struktur3… Sebagian sesuai dengan kaidah dan struktur1… Tidak sesuai dengan kaidah dan strukturKelengkapan (ada bagian awal-tengah-akhir)5… ada bagian awal-tengah- akhir3 … Ada bagian awal-tengah atau tengah-akhirKelogisan5……alasan mendukung pernyataan3……alasan kurang mendukung pernyataan1……alasan tidak mendukung pernyataanKelancaran dan Keruntutan5… Tidak tersendat-sendat sehingga mudah diikuti3… Beberapa kali tersendat-sendat/ berhenti untuk berpikir
Sejarah Indonesia | 164
HAL-HAL YANG DIAMATI
1… Selalu berhenti untuk mengingat-ingatPenggunaan Bahasa5… Bahasa komunikatif dan sederhana, tidak menghafal3… Struktur kalimat terlalu panjang sehingga sukar dipahami1… Kalimat rumit dan tidak logisPelafalan dan Intonasi5… Pelafalan jelas dan tepat, intonasi bervariasi3… Pelafalan jelas dan tepat tetapi intonasi monoton1… Pelafalan tidak jelas dan tepat, intonasi monotonPenampilan3… Gerakan tubuh bermakna dan mendukung isi2… Beberapa gerakan kurang sesuai dengan isi1… Banyak gerakan yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan isi artikel
J. Sumber Belajar
Waluyo, Herman J. 2001. Apresiasi Puisi dan Pengajarannya. Jakarta: Gramedia
Contoh teks puisi
Panduan Lengkap Menulis Kreatif, penulis Didik Komaidi
Jakarta, Juni 2013
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Endang Kurniawan, M. Pd.
Lampiran 1 Lembar Pengamatan
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP
Mata Pelajaran :..................................................................................................
Kelas/Semester :....................................................................................................
Tahun Ajaran :....................................................................................................
Waktu Pengamatan : ............................................................................................
Indikator perkembangan sikap religius, tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun
Sejarah Indonesia | 165
4. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas
5. MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten
6. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten
7. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan ajeg/konsisten
Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No. Nama
Siswa
Religius Tanggug jawab Peduli Responsif Santun
BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK
1.
2.
3.
4.
5.
...
Keterangan1 = kurang2 = sedang3 = baik4 = sangat baik
Sejarah Indonesia | 166
Sejarah Indonesia | 167
Sejarah Indonesia | 168
Contoh penerapan penilaian
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonsia
Topik : Anekdot
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kemanusiaan, kebangsaan, kenegaran, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan mintanya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1
Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa
2.1
Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik
3.1
Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan
Sejarah Indonesia | 169
HO 2.3/ 3.2
4.2
Memproduksi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannnya
sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.
2. Memiliki sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan
bahasa Indonesia untuk membuat anekdot.
3. Mengetahui struktur teks anekdot
4. Mengetahui kaidah teks anekdot.
5. Memproduksi teks anekdot secara tulisan
6. Memproduksi teks anekdot secara lisan
D. Instrumen Penilaian
1. Penilaian proses
No Aspek yang dinilai Teknik PenilaianWaktu
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Keterangan
1. Religius Pengamatan Proses Lembar
Pengamatan
Hasil penilaian
nomor 1 dan 2
untuk
masukan
pembinaan
dan informasi
bagi Guru
Agama dan
Guru PKn
2. Tanggung jawab
3. Peduli
4. Responsif
5. Santun
Sejarah Indonesia | 170
2. Penilaian Hasil
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
Mengetahui struktur teks anekdot
Tes tertulis Isian 4. Jelaskan struktur teks anekdot!
Mengetahui kaidah teks anekdot
Tes tertulis Isian 5. Sebutkan kaidah teks anekdot!
Memproduksi teks anekdot secara tulisan
Unjuk kerja Keterampilan tertulis
6.
Memproduksi teks anekdot secara lisan
Unjuk kerja Keterampilan tertulis
7.
Kunci Jawaban
1. Struktur teks anekdota. abstract, berupa isyarat akan apa yang diceritakan berupa kejadian yangtidak lumrah,
tidak biasa, aneh, atau berupa rangkuman atas apa yang akan diceritakan ataudipaparkan teks;sifatnya opsional.-
b. orientation, pendahuluan atau pembuka berupa pengelanalan tokoh, waktu,dan tempat.c. events, rangkaian kejadian/peristiwa.d. krisis, pemunculan masalah.e. reaction, tindakan atau langkah yang diambil untuk merespon masalah.f. coda, perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita; sifatnya
opsional.g. reorientation, penutup—ungkapan-ungkapan yang menunjukkan ceritasudah berakhir.
2. Kaidah teks anekdota. Menggunakan waktu lampau, seperti: saya menemukannya semalam.b. Menggunakan pertanyaan retorika, seperti: Apakah kamu tahu?c. Menggunakan kata sambung (konjungsi) waktu, seperti: kemudian, setelah itu, dll.d. Menggunakan kata kerja, seperti: pergi, tulis, dll.e. Menggunakan kalimat perintahf. Menggunakan kalimat seru
Sejarah Indonesia | 171
Pedoman Penskoran
5. Soal nomor 1
Aspek Skor
Siswa menjawab benar semua 6
Siswa menjawab benar 6 5
Siswa menjawab benar 5 4
Siswa menjawab benar 4 3
Siswa menjawab benar 3 2
Siswa menjawab benar 2 1
SKOR MAKSIMAL 6
6. Soal nomor 2
Aspek Skor
Siswa menjawab benar semua 5
Siswa menjawab benar 5 4
Siswa menjawab benar 4 3
Siswa menjawab benar 3 2
Siswa menjawab benar 2 1
SKOR MAKSIMAL 5
7. Soal nomor 3
No. Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Tingkat Skor
1. Isi Amat memahami; amat luas dan lengkap; amat terjabar;
amat sesuai dengan kutipan. Memahami; luas dan lengkap; terjabar; sesuai dengan
kutipan, meskipun kurang terinci.
Amat baik
Baik
27 – 30
22 – 26
Sejarah Indonesia | 172
No. Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Tingkat Skor
Memahami secara terbatas; kurang lengkap; kurang terjabar; kurang terinci.
Tidak memahami isi; tidak mengena.
Sedang
Kurang
17 – 21
13 – 162. Organisasi
Amat teratur dan rapi; amat jelas; kaya akan gagasan; urutan amat logis; kohesi amat tinggi.
Teratur dan rapi; jelas; banyak gagasan; urutan logis; kohesi tinggi.
Kurang teratur dan rapi; kurang jelas; kurang gagasan; urutan kurang logis; kohesi kurang tinggi.
Tidak teratur; tidak jelas; miskin gagasan; urutan tidak logis; tidak ada kohesi.
Amat baik
Baik
Sedang
Kurang
18 –20
14 – 17
10 – 13
7 - 9
3. Kosakata dan Diksi Amat luas; penggunaan amat efektif; amat menguasai
pembentukan kata; pemilihan kata amat tepat. Luas; penggunaan efektif; menguasai pembentukan kata;
pemilihan kata yang tepat. Terbatas; kurang efektif; kurang menguasai pembentukan
kata; pemilihan kata kurang tepat. Seperti terjemahan; tidak memahami pembentukan kata;
tidak menguasai kata-kata.
Amat baik
Baik
Sedang
Kurang
18 –20
14 – 17
10 – 13
7 - 9ii.
4. Bahasa (Tata Bahasa dan Struktur) Amat menguasai tata bahasa; amat sedikit kesalahan
penggunaan dan penyusunan kalimat dan kata-kata. Penggunaan dan penyusunan kalimat sederhana; sedikit
kesalahan tata bahasa tanpa mengaburkan makna. Kesulitan dalam penggunaan dan penyusunan kalimat
sederhana; kesalahan tata bahasa yang mengaburkan makna.
Tidak menguasai penggunaan dan penyusunan kalimat ; tidak komunikatif.
Amat baik
Baik
Sedang
Kurang
22 – 25
18 – 21
11 – 17
5 – 10
5. Penulisan (Ejaan dan Tanda Baca) Amat menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan. Menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, dengan sedikit
kesalahan. Kurang menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, dengan
banyak kesalahan. Tidak menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, tulisan
sulit dibaca.
Amat baikBaik
Sedang
Kurang
54
3
2
6. Kerapian Terbaca, bersih dan rapi. Terbaca, bersih, tapi tidak rapi. Terbaca, tidak bersih dan tidak rapi. Tidak terbaca, tidak bersih, dan tidak rapi.
Amat baikBaik
Sedangkurang
5432
Sejarah Indonesia | 173
Sejarah Indonesia | 174
8. Soal nomor 4
HAL-HAL YANG DIAMATI
Kesesuaian
5… Sesuai dengan kaidah dan struktur
3… Sebagian sesuai dengan kaidah dan struktur
1… Tidak sesuai dengan kaidah dan struktur
Kelengkapan (ada bagian awal-tengah-akhir)
5… ada bagian awal-tengah- akhir
3 … Ada bagian awal-tengah atau tengah-akhir
Kelogisan
5……alasan mendukung pernyataan
3……alasan kurang mendukung pernyataan
1……alasan tidak mendukung pernyataan
Kelancaran dan Keruntutan
5… Tidak tersendat-sendat sehingga mudah diikuti
3… Beberapa kali tersendat-sendat/ berhenti untuk berpikir
1… Selalu berhenti untuk mengingat-ingat
Penggunaan Bahasa
5… Bahasa komunikatif dan sederhana, tidak menghafal
3… Struktur kalimat terlalu panjang sehingga sukar dipahami
1… Kalimat rumit dan tidak logis
Pelafalan dan Intonasi
5… Pelafalan jelas dan tepat, intonasi bervariasi
3… Pelafalan jelas dan tepat tetapi intonasi monoton
Sejarah Indonesia | 175
HAL-HAL YANG DIAMATI
1… Pelafalan tidak jelas dan tepat, intonasi monoton
Penampilan
3… Gerakan tubuh bermakna dan mendukung isi
2… Beberapa gerakan kurang sesuai dengan isi
1… Banyak gerakan yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan isi
artikel
Lampiran
LEMBAR PENGAMATAN PERKEMBANGAN AKHLAK DAN KEPRIBADIAN
Mata Pelajaran :..................................................................................................
Kelas/Semester:....................................................................................................
Tahun Ajaran :....................................................................................................
Waktu Pengamatan: ............................................................................................
Indikator perkembangan sikap religius, tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun
8. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas
9. MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten
10. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten
11. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
secara terus-menerus dan ajeg/konsisten
Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Sejarah Indonesia | 176
No. Nama
Siswa
Religius Tanggug jawab Peduli Responsif Santun
BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK
1.
2.
3.
4.
5.
...
Sejarah Indonesia | 177
LEMBAR KERJA
PENELAAHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Identitas RPP yang ditelaah: …………………………………
Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut! Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda!
No.Komponen
Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor
Catatan
1 2 3
A Identitas Mata PelajaranTidak Ada
Kurang Lengkap
Sudah Lengkap
1. Satuan pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
B. Perumusan IndikatorTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan SKL,KI dan KD.
2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur.
3. Kesesuaian dengan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
C. Perumusan Tujuan PembelajaranTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai.
Sejarah Indonesia | 178
LK - 3.1/3.2
No.Komponen
Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor
Catatan
1 2 3
2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar.
D. Pemilihan Materi AjarTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.
3. Kesesuaian dengan alokasi waktu.
E. Pemilihan Sumber BelajarTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan KI dan KD.
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatansaintifik.
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.
F. Pemilihan Media BelajarTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatansaintifik.
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.
G. Model PembelajaranTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.
2. Kesesuaian dengan pendekatan Saintifik.
H. Skenario Pembelajaran Tidak Sesuai Sesuai
Sejarah Indonesia | 179
No.Komponen
Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor
Catatan
1 2 3
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas.
2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan saintifik.
3. Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi.
4. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi.
I. PenilaianTidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik.
2. Kesesuaian dengan dengan indikator pencapaian kompetensi.
3. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.
4. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal.
Jumlah
Sejarah Indonesia | 180
Komentar terhadap RPP secara umum.
........................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
RUBRIK
PENILAIAN TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Rubrik penilaian RPP digunakan fasilitator untuk menilai RPP peserta yang digunakan peerteaching.
Selanjutnya nilai RPP dimasukkan ke dalam nilai portofolio peserta.
Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut.
11. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai!
12. Berikan nilai setiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (√) pada kolom
pilihan skor (1 ), (2) dan (3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP tersebut!
13. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan setiap komponen RPP jika diperlukan!
14. Setelah selesai penilaian, jumlahkan skor seluruh komponen!
15. Tentukan nilai RPP menggunakan rumus sbb:
Nilai=Skor yangdiperoleh75
x 100%
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100
Baik (B) 80 < B ≤ 90
Cukup (C) 70 < C ≤ 80
Kurang (K) ≤ 70
Sejarah Indonesia | 181
R-3.1/3.2