contoh rpp.kur 2013

229
CONTOH RPP Sejarah Indonesia | 1

Upload: inas-afifah-zahra

Post on 02-Jan-2016

1.057 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Rpp.kur 2013

CONTOH RPP

Sejarah Indonesia | 1

Page 2: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 2

Page 3: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 3

Page 4: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 4

Page 5: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 5

Page 6: Contoh Rpp.kur 2013

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester : X/2

Mata Pelajaran : Matematika-Wajib

Topik : Trigonometri

Waktu : 2 × 45 menit

A. Kompetensi Inti SMA kelas X:

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,

gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar 2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujur

dan percaya diri dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.2.2 Memiliki sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif3.17Memahami dan menentukan hubungan perbandingan Trigonometri dari sudut di setiap

kuadran, memilih dan menerapkan dalam penyelesaian masalah nyata dan matematika

4.7 Memanfaatkan informasi dari suatu permasalahan nyata, membuat model berupa fungsi dan persamaan Trigonometri serta menggunakannya dalam menyelesaikan masalah.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Terlibat aktif dalam pembelajaran trigonometri.2. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.

Sejarah Indonesia | 6

HO-3.1-2

Page 7: Contoh Rpp.kur 2013

3. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.4. Menjelaskan kembali pengertian fungsi trigonometri pada segitiga siku-siku dengan

menggunakan istilah absis, ordinat, dan jari-jari pada sumbu koordinat.5. Menyatakan kembali hubungan nilai fungsi trigonometri di kuadran II, III, dan IV dengan

perbandingan trigonometri di kuadran I. 6. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang

berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran.

D. Tujuan Pembelajaran

Dengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam pembelajaran trigonometri inii diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat

1. Menjelaskan kembali pengertian fungsi trigonometri pada segitiga siku-siku dengan menggunakan istilah absis, ordinat, dan jari-jari pada sumbu koordinat kartesius secara tepat, sistematis, dan menggunakan simbol yang benar.

2. Menyatakan kembali hubungan nilai fungsi trigonometri di kuadran II, III, dan IV dengan perbandingan trigonometri di kuadran I secara tepat dan kreatif.

E. Materi Matematika 1. Mengingat kembali mengenai perbandingan trigonometri, fungsi trigonometri, besar sudut

(tumpul dan refleks), dan koordinat kartesian.

Dengan domain { : 0o 90o}, fungsi trigonometri didefinisikan lewat perbandingan trigonometri, sbb.

sin = (panjang sisi di depan sudut ) / panjang hipotenusa cos = (panjang sisi di samping sudut ) / panjang hipotenusa tan = (panjang sisi di depan sudut ) / (panjang sisi di samping sudut ) sec = 1/cos csc = 1/sin cot = 1/tan

Sudut telah didefinisikan sebagai bangun geometri yang dibentuk oleh dua sinar bertitik pangkal sama. Dengan definisi tsb, dikenal beberapa macam sudut berdasarkan besarnya, sbb. sudut nol : = 0o sudut lancip : 0o 90o sudut siku-siku: : = 90o sudut tumpul : 90o 180o sudut lurus : = 180o sudut refleks : 180o 360o

Bidang datar berdasarkan sistem koordinat kartesian terbagi ke dalam 4 region/daerah: kuadran I, kuadran II, kuadran III, dan kuadran IV.

Kuadran I : absis dan ordinat positif

Sejarah Indonesia | 7III IV

II I

Page 8: Contoh Rpp.kur 2013

Kuadran II : absis negatif, ordinat positif Kuadran III : absis dan ordinat negatifKuadran IV : absis positif, ordinat negatif

2. Perluasan definisi fungsi trigonometri dari perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku menjadi perbandingan absis, ordinat dan jari-jari.

Beberapa pertanyaan penggugah: Apakah perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku, dapat mendefinisikan

fungsi trigonometri untuk sudut 90o? Apakah perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku, juga dapat mendefinisikan

fungsi trigonometri untuk sudut di atas 90o, misalnya kosinus dari 120o? Dapatkah kita memperluas definisi fungsi trigonometri menggunakan cara lain (yang

tidak bertentangan dengan definisi perbandingan trigonomeri pada segitiga siku-siku)?

Jika titik sudut ditempatkan pada titik pusat sumbu koordinat kartesian dan salah satu kaki sudut berimpit dengan sumbu x positif, serta daerah interior sudut terletak pada kuadran I maka posisi yang demikian disebut posisi standar (baku) sudut tsb.

Pada posisi standar maka perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku dapat diganti menjadi perbandingan absis, ordinat dan jari-jari.

panjang sisi di depan sudut diganti menjadi ordinat panjang sisi di samping sudut diganti menjadi absishipotenusa segitiga siku-siku diganti menjadi jari-jari

Jadi,

sin = ordinat / jari-jaricos = absis / jari-jaritan = ordinat / absis

sin =

bc

sin =

yr

Sejarah Indonesia | 8

a

cb

r

P(x,y)

O

Page 9: Contoh Rpp.kur 2013

cos =

ac

cos =

xr

tan =

ba

tan =

yx

3. Hubungan nilai fungsi trigonometri di kuadran II, III, dan IV dengan nilai fungsi trigonometri di kuadran I.

Jika pada posisi standar, salah satu kaki sudut berada di kuadran II maka sudut tsb kita namakan sudut di kuadran II. Pengertian yang sama untuk konsep sudut di kuadran II, dan sudut di kuadran IV.

Berdasarkan definisi fungsi trigonometri berdasarkan absis, ordinat dan jari-jari maka nilai fungsi trigonometri untuk sudut-sudut di kuadran II, II, dan IV sebagai berikut.

Misalkan 0o 90o maka Kuadran II (sudut (180o ) atau (90o + ) di kuadran II)

sin (180o ) = sin atau sin (90o + ) = cos cos (180o ) = cos atau cos (90o + ) = sin tan (180o ) = tan atau tan (90o + ) = cot

Kuadran III (sudut (180o + ) atau (270o ) di kuadran III)sin (180o + ) = sin atau sin (270o ) = cos cos (180o + ) = cos atau cos (270o ) = sin tan (180o + ) = tan atau tan (270o ) = cot

Kuadran IV (sudut (360o ) di kuadran IV)sin (360o ) = sin atau sin (270o + ) = cos cos (360o ) = cos atau cos (270o + ) = sin tan (360o ) = tan atau tan (270o + ) = cot

Tampak bahwa Pada kuadran II hanya nilai sinus yang positif, pada kuadran III hanya nilai tangen

yang positif, dan pada kuadran IV hanya nilai kosinus yang positif. Untuk relasi sudut yang jumlah atau selisihnya merupakan kelipatan 180o maka

jenis fungsi trigonometrinya tidak berubah.

Sejarah Indonesia | 9

Page 10: Contoh Rpp.kur 2013

Untuk relasi sudut yang jumlah atau selisihnya merupakan kelipatan 90o maka jenis fungsi trigonometrinya berbeda saling komplementer. (sinus dengan kosinus, tangen dengan kotangen).

F. Model/Metode Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific). Pembelajaran koperatif (cooperative learning) menggunakan kelompok diskusi yang berbasis masalah (problem-based learning).

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya memahami Trigonometri dan memberikan gambaran tentang aplikasi Trigonometri dalam kehidupan sehari-hari.

2. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis, siswa diajak memecahkan masalah mengenai bagaimana mendapatkan nilai sinus sudut 90o

dan nilai sinus sudut di atas 90o, misalnya 120o. (tidak terpecahkan bila menggunakan definisi menggunakan sisi-sisi pada segitiga siku-siku).

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu memperluas definisi fungsi trigonometri agar nilai fungsi trigonometri dapat diperoleh untuk besar sudut 0o, 90o, sudut tumpul dan sudut refleks.

10 menit

Inti 1. Guru bertanya tentang bagaimana mengaitkan sisi-sisi pada segitiga siku-siku dengan koordinat pada sumbu koordinat kartesius.

2. Bila siswa belum mampu menjawabnya, guru memberi scaffolding dengan mengingatkan siswa dengan sudut sebagai besar putaran.

3. Dengan tanya jawab, disimpulkan bahwa pada kuadran I, istilah panjang sisi di depan sudut dapat diganti ordinat, panjang sisi di samping sudut diganti absis, dan hipotenusa diganti jari-jari.

4. Dengan tanya jawab, siswa diyakinkan bahwa definisi menggunakan absis, ordinat, dan jari-jari ini lebih luas dari pada definisi menggunakan sisi-sisi segitiga siku-siku.

5. Selanjutnya, guru membuka cakrawala penerapan definisi fungsi yang diperluas itu untuk sudut yang sama atau lebih besar dari 90o, yaitu bila salah satu kaki sudut di kuadran II, III, atau IV. Dengan bantuan presentasi komputer, guru mengingatkan pengertian sudut di kuadran II, sudut di kuadran II, dan sudut di kuadran IV.

70 menit

Sejarah Indonesia | 10

Page 11: Contoh Rpp.kur 2013

6. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan tiap kelompok terdiri atas 4 siswa.

7. Tiap kelompok mendapat tugas untuk mendefinisikan fungsi-fungsi trigonometri untuk sudut di kuadran II atau III atau IV atau sudut negatif, serta menentukan hubungannya dengan fungsi trigonometri sudut di kuadran I. Tugas diselesaikan berdasarkan worksheet atau lembar kerja yang dibagikan.

8. Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh pekerjaannya.

9. Salah satu kelompok diskusi (tidak harus yang terbaik) diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Sementara kelompok lain, menanggapi dan menyempurnakan apa yang dipresentasikan.

10. Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok11. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan semua siswa

pada kesimpulan mengenai fungsi trigonometri di berbagai kuadran dan hubungannya dengan fungsi trigonometri di kuadran I, berdasarkan hasil reviu terhadap presentasi salah satu kelompok.

12. Guru memberikan dua (2) soal yang terkait dengan nilai fungsi trigonometri di kuadran II, III, atau IV. Dengan tanya jawab, siswa dan guru menyelesaikan kedua soal yang telah diberikan dengan menggunakan strategi yang tepat.

13. Guru memberikan lima (5) soal untuk dikerjakan tiap siswa, dan dikumpulkan.

Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang bagaimana menentukan nilai fungsi trigonometri sudut di berbagai kuadran.

2. Dengan bantuan presentasi komputer, guru menayangkan apa yang telah dipelajari dan disimpulkan mengenai nilai fungsi trigonometri untuk sudut di berbagai kuadran.

3. Guru memberikan tugas PR beberapa soal mengenai penerapan nilai fungsi di berbagai kuadran.

4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.

10 menit

H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran 1. Penggaris, busur, jangkaWorksheet atau lembar kerja (siswa) 2. Bahan tayang3. Lembar penilaian 4. Video tentang lebah

I. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis

2. Prosedur Penilaian:

Sejarah Indonesia | 11

Page 12: Contoh Rpp.kur 2013

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

1. Sikap

a. Terlibat aktif dalam pembelajaran trigonometri.

b. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.

c. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

Pengamatan Selama pembelajaran dan saat diskusi

2. Pengetahuan

a. Menjelaskan kembali pengertian fungsi trigonometri pada segitiga siku-siku dengan menggunakan istilah absis, ordinat, dan jari-jari pada sumbu koordinat kartesius secara tepat, sistematis, dan menggunakan simbol yang benar.

b. Menyatakan kembali hubungan nilai fungsi trigonometri di kuadran II, III, dan IV dengan perbandingan trigonometri di kuadran I secara tepat dan kreatif.

Pengamatan dan tes Penyelesaian tugas individu dan kelompok

3. Keterampilan

a. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran.

Pengamatan Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi

Sejarah Indonesia | 12

Page 13: Contoh Rpp.kur 2013

J. Instrumen Penilaian Hasil belajar

Tes tertulis

1. Gambarlah pada sebuah sumbu koordinat kartesian sebuah sudut pada kuadran III, lalu nyatakan pengertian fungsi secan untuk sudut tersebut!

2. Tentukanlah nilai dari sin 150o secara eksak (tidak menggunakan desimal) menggunakan sifat relasi sudut pada fungsi trigonometri!

3. Dengan menuliskan langkah-langkah yang jelas, hitunglah nilai dari [sin 321o + cos 0,13 (rad)]. tan 150 grad dengan menggunakan kalkulator saintifik.

4. Setelah melalui studi yang mendalam, gelombang suara dari seekor ikan Paus akhirnya dapat digambarkan dengan suatu pendekatan menggunakan fungsi trigonometri sebagai berikut I(t) = 2,7.tan (2t) + cos t dengan t dalam derajat. Berapa tinggi gelombang suara Paus tsb untuk t = 120o?

5. Pada sebuah permainan, Ari ditempatkan tepat di tengah-tengah sebuah gang yang bertembok tepat di tepi kiri dan kanannya. Mula-mula Ari menghadap searah dengan arah jalan, kemudian Ari diputar oleh temannya searah dengan arah perputaran jarum jam sebesar 660o. Jika lebar gang adalah 4 meter, berapa jarak yang ditempuh Ari jika kemudian ia berjalan lurus hingga menyentuh tembok gang?

Catatan:

Penyekoran bersifat holistik dan komprehensif, tidak saja memberi skor untuk jawaban akhir, tetapi juga proses pemecahan yang terutama meliputi pemahaman, komunikasi matematis (ketepatan penggunaan simbol dan istilah), penalaran (logis), serta ketepatan strategi memecahkan masalah.

WORKSHEET

(untuk tugas kelompok)

Sejarah Indonesia | 13

Page 14: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 14

Page 15: Contoh Rpp.kur 2013

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : X/2

Tahun Pelajaran : 2013/2014

Waktu Pengamatan :

Indikator sikap aktif dalam pembelajaran trigonometri

1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum

ajeg/konsisten 3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok

secara terus menerus dan ajeg/konsisten

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.

1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi

masih belum ajeg/konsisten. 3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara

terus menerus dan ajeg/konsisten.

Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.

3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

No Nama Siswa Sikap

Aktif Bekerjasama Toleran

KB B SB KB B SB KB B SB

1 Dhianika Rahma Nur Fadillah

2 Galuh Lalita Mahaghora

3 Muhammad Rasyid Alfaruqi

4 Nur Endah Filaili

5 Zerarita Amalia Ramadhani

6 Febrian Anggoro Widiyanto

Sejarah Indonesia | 15

Page 16: Contoh Rpp.kur 2013

7 Rizky Rachmadewi

8 Elvan Saffria Charta

9 R. Aj. Shikarini Amirul P

10 Arinta Destri Larasati

11 Khanza Adzkia Vujira

12 Joean Akbar Saputra

13 Khansa Sitostra Tufana Arsy A.

14 Bagaskara Adi Pamungkas

15 Bram Yudhistira

16 Hasna Amalia Faza

17 Daniawan Dwi Nurrohman

18 Devi Ristiyanti

19 Nitya Sekar Tresnaningtyas

20 Rafi Ibnu Ramadhan

21 Ivan Akhir Julian

22 Gasik Prawestri

23 Intan Aringtyas Junaidi

24 Muhammad Rafi Nurdiansyah

25 Elvana Novita Candra

26 Danuja Widigdaya

27 Isnaeni Putri Nur Afifah

28 Intan Putri Ristyaningrum

29 Lisa Dewi Afrilita

30 Gea Hanin Nisacita

31 Rizki Kartika Angkasa Yudha

32 Putri Adipertiwi A-Bach

Keterangan:

KB : Kurang baik

B : Baik

SB : Sangat baik

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : X/2

Sejarah Indonesia | 16

Page 17: Contoh Rpp.kur 2013

Tahun Pelajaran : 2013/2014

Waktu Pengamatan :

Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran.

1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran

2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran tetapi belum tepat.

3. Sangat terampill, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran dan sudah tepat.

Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

No Nama Siswa Keterampilan

Menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah

KT T ST

1 Dhianika Rahma Nur Fadillah

2 Galuh Lalita Mahaghora

3 Muhammad Rasyid Alfaruqi

4 Nur Endah Filaili

5 Zerarita Amalia Ramadhani

6 Febrian Anggoro Widiyanto

7 Rizky Rachmadewi

8 Elvan Saffria Charta

9 R. Aj. Shikarini Amirul P

10 Arinta Destri Larasati

11 Khanza Adzkia Vujira

12 Joean Akbar Saputra

13 Khansa Sitostra Tufana Arsy A.

14 Bagaskara Adi Pamungkas

15 Bram Yudhistira

16 Hasna Amalia Faza

17 Daniawan Dwi Nurrohman

18 Devi Ristiyanti

19 Nitya Sekar Tresnaningtyas

20 Rafi Ibnu Ramadhan

Sejarah Indonesia | 17

Page 18: Contoh Rpp.kur 2013

21 Ivan Akhir Julian

22 Gasik Prawestri

23 Intan Aringtyas Junaidi

24 Muhammad Rafi Nurdiansyah

25 Elvana Novita Candra

26 Danuja Widigdaya

27 Isnaeni Putri Nur Afifah

28 Intan Putri Ristyaningrum

29 Lisa Dewi Afrilita

30 Gea Hanin Nisacita

31 Rizki Kartika Angkasa Yudha

32 Putri Adipertiwi A-Bach

Keterangan:

KT : Kurang terampil

T : Terampil

ST : Sangat terampil

Sejarah Indonesia | 18

Page 19: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 19

Page 20: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 20

MATERI PELATIHAN 3 : MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN

3.1. Penyusunan RPP

3.2. Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar

Page 21: Contoh Rpp.kur 2013

Sub materi Pelatihan 3: Model Rancangan Pembelajaran

A. KOMPETENSI

Peserta pelatihan dapat:

1. menyusun RPP yang menerapkan pendekatan scientific sesuai model belajar yang relevan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun intelektual; dan

2. merancang penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.

B. LINGKUP MATERI

1. Penyusunan RPP.

2. Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar.

C. INDIKATOR

1. Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kreatif dalam menyusun RPP.2. Mengidentifikasi rambu-rambu penyusunan RPP.3. Menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI dan KD; Standar Proses; dan pendekatan

scientific.4. Menelaah RPP.5. Menunjukkan sikap tanggung dan kreatif dalam menyusun rancangan penilaian autentik.6. Mengidentifikasi kaidah perancangan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.7. Menelaah contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaran.8. Menelaah rancangan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar yang ada dalam

RPP.

9. Merevisi rancangan penilaian pada RPP yang telah disusun.

D. PERANGKAT PELATIHAN

1. Bahan Tayang

a. Rambu-rambu Penyusunan RPP Mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan scientific dengan mengggunakan PPT-3.1 oleh fasilitator yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.

b. Panduan tugas telaah RPP.

c. Panduan tugas menelaah rancangan penilaian pada RPP.

2. Lembar KerjaTelaah RPP

3. ATK

Sejarah Indonesia | 21

Page 22: Contoh Rpp.kur 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah AtasKelas/Semester : X / IMata Pelajaran : Sejarah IndonesiaTopik : Kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan

pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di IndonesiaPertemuan ke- : 2

A. Kompetensi Inti1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa

pra aksara, Hindu-Buddha dan Islam2.3 Berlaku jujur dan bertanggung-jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran

sejarah3.7 Mengidentifikasi karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan

Sejarah Indonesia | 22

Kode RPP

HO-3.1

Page 23: Contoh Rpp.kur 2013

pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

4.4 Menyajikan hasil analisis dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu-Budda dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini

C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menunjukkan nilai-nilai syukur pada ciptaan Tuhan YME berupa peninggalan hasil

budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia2. Menunjukkan nilai-nilai toleransi antar umat beragama dengan saling menghargai

peninggalan hasil budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia3. Menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha

di Indonesia4. Menunjukkan sikap peduli terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di

Indonesia5. Menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah6. Menunjukkan sikap tanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran

sejarah7. Menjelaskan konsep akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia8. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa bahasa9. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa

religi/kepercayaan10. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi

sosial kemasyarakatan11. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem

pengetahuan12. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa peralatan

hidup/teknologi13. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian14. Melaporkan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa

kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

D. Tujuan PembelajaranMelalui diskusi, mengamati dan membaca referensi siswa dapat:1. Menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap peninggalan hasil budaya masa Hindu-

Buddha di Indonesia2. Menunjukkan sikap peduli terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di

Indonesia 3. Menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah4. Menunjukan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran

sejarah

Sejarah Indonesia | 23

Page 24: Contoh Rpp.kur 2013

5. Mendeskripsikan wujud akulturasi budaya di Indonesia 6. Melaporkan bentuk kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa

kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

E. Materi Ajar1. Nilai-nilai syukur pada ciptaan Tuhan YME berupa peninggalan hasil budaya masa Hindu-

Buddha di Indonesia2. Sikap tanggung jawab terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di Indonesia3. Sikap peduli terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di Indonesia4. Sikap jujur dalam mengerjakan tugas dari pembelajaran sejarah5. Sikap tanggungjawab dalam mengerjakan tugas dari pembelajaran sejarah6. Konsep akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia7. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa bahasa8. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa religi/kepercayaan9. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi sosial

kemasyarakatan10. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem pengetahuan11. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa peralatan hidup/teknologi12. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian

F. Alokasi Waktu2 x 45 menit

G. Pendekatan, Strategi dan Metode PembelajaranPendekatan: SaintifikStrategi : Cooperative Jigsaw Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan DeskripsiAlokasi waktu

Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk

belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi sebelumnya mengenai Teori tentang proses

masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point

10 menit

Inti Menayangkan gambar Candi Borobudur dan Candi Prambanan melalui power point serta melakukan tanya jawab singkat

Siswa mendapatkan penjelasan tentang proses pelaksanaan

60 menit

Sejarah Indonesia | 24

Page 25: Contoh Rpp.kur 2013

Kegiatan DeskripsiAlokasi waktu

teknik Jigsaw Siswa dibagi ke dalam 6 kelompok yang beranggotakan 5-6

orang (kelompok awal) Setiap kelompok mendapatkan tugas:

1. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa bahasa dan religi/kepercayaan

2. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi sosial kemasyarakatan

3. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem pengetahuan dan peralatan hidup

4. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian

5. Gambar peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia yang tidak terpelihara

Masing-masing siswa yang memiliki wacana/tugas yang sama berkumpul dalam satu kelompok (Kelompok ahli)

Setiap siswa mencatat hasil diskusi dan kembali ke kelompok awal

Dalam kelompok awal dilaporkan hasil diskusi kelompok ahli dan semua anggota kelompok mencatat hasil kelompok ahli

Laporan hasil kerja kelompok dengan cara guru menunjuk secara acak untuk melaporkan hasil diskusi kelompok, sampai semua masalah selesai dibahas

Siswa yang lain menanggapiPenutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan

materi kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran Siswa membuat tugas kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk makalah (tugas kelompok dikumpulkan 2 minggu yang akan datang)

Mengucapkan salam

20 menit

I. Penilaian Hasil Belajara. Tes

1. Uraian (terlampir)2. Pilihan Ganda (terlampir)

b. Non Tes

Sejarah Indonesia | 25

Page 26: Contoh Rpp.kur 2013

1. Lembar pengamatan kerja kelompok (terlampir)2. Lembar pengamatan presentasi (terlampir)3. Membuat makalah tentang kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan

pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia (kriteria penilaian terlampir)Format penulisan makalah:BAB I PendahuluanBAB II IsiBAB III Penutup

a. Kesimpulanb. Saran

Daftar RujukanCatatan:Makalah diketik dengan menggunakan huruf Arial, 12, spasi 1,5, print-out kertas A4, maksimal 15 lembar.

J. Sumber Belajar : Buku sumber Sejarah SMA X

- Djoened Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusanto. 2009. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.

- Mulyana, Slamet. 1979. Nagara Kretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara.- Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius.- Yamin, Muhammad. 1966. Lukisan Sedjarah. Djakarta: Djambatan.

White board/papan flanel Power point LCD Internet Kartu pembelajaran Peta Sejarah

Mengetahui, , 2013Kepala Sekolah, Guru Mapel,

( ) ( )NIP. NIP.

Sejarah Indonesia | 26

Page 27: Contoh Rpp.kur 2013

Gambar 3. Perkembangan huruf di IndonesiaSumber:

harmanza.wordpress.com

Gambar 1: Prasasti Yupa masa Kerajaan Kutai

Gambar 2: Prasasti Tugu masa Kerajaan Tarumanegara

Prasasti Yupa dan Tugu menggunakan Huruf Pallawa dan

Bahasa Sanksekerta Sumber: wikipedia.org

Gambar 4. Upacara Nyepi di Bali sebagai salah satu wujud akulturasi budaya berupa Religi/kepercayaan

umat Hindu di Indonesia

www.mediaindonesia.com

Lampiran

A. Ringkasan MateriAkulturasi adalah bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan aslinya. Hal ini berarti kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia tidak diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu- Buddha.

Wujud akulturasi tersebut dapat Anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini:

Bahasa

Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M, contohnya prasasti Yupa dari Kutai dan prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 – 13 M. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno.

Religi/Kepercayaan

Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, Masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami sperpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama

Sejarah Indonesia | 27

Page 28: Contoh Rpp.kur 2013

Gambar 5. Pembagian Kasta sebagai wujud akulturasi budaya Hindu di Indonesia dalam bidang

sosial kemasyarakatan

Sumber: fannyndep.blogspot.com

Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Buddha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.

Organisasi Sosial Kemasyarakatan

Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun.

Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari seperti Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan pada masa Majapahit, R. Wijaya diwujudkan sebagai Ha rahari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).

Pemerintahan raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan Wikramawardana.

Wujud akulturasi selain dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.

Sistem Pengetahuan

Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.

Sejarah Indonesia | 28

Page 29: Contoh Rpp.kur 2013

Gambar 6. Candi Jago, Malang, Jawa Timur

Sumber; koleksi Labdik Sejarah PPPPTK PKn dan IPS

Gambar 7. Candi Borobudur, Jawa

TengahSumber: id.wikipedia.org

Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa salah satu contohnya yaitu kalimat Sirna ilang kertaning bhumi apabila diartikan sirna = 0, ilang = 0, kertaning = 4 dan bhumi = 1, maka kalimat tersebut diartikan dan belakang sama dengan tahun 1400 saka atau sama dengan 1478 M yang merupakan tahun runtuhnya Majapahit .

Peralatan Hidup dan Teknologi

Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi pembuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan. Dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika Grha yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka. Di samping itu, dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.

Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.

Candi Jago (gambar 6) merupakan tempat pendharmaan Wisnuwardhana yang memerintah tahun 1248 – 1268. Dilihat dari gambar candi tersebut, bentuk dasarnya adalah punden berundak- undak dan pada bagian bawah terdapat kaki candi yang di

Sejarah Indonesia | 29

Page 30: Contoh Rpp.kur 2013

Gambar 8. Relief Candi Borobudur

Sumber: arumsekartaji.wordpress.com

dalamnya terdapat sumuran candi, di mana di dalam sumuran candi tersebut tempat menyimpan pripih (lambang jasmaniah raja Wisnuwardhana).

Candi yang bercorak Buddha fungsinya sama dengan di India yaitu untuk memuja Dyani Bodhisattwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa. Candi Borobudur (gambar 7) adalah candi Buddha yang terbesar di Indonesia merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram dilihat dari 3 tingkatan, pada tingkatan yang paling atas terdapat patung Dyani Buddha. Patung-patung Dyani Buddha inilah yang menjadi tempat pemujaan umat Buddha. Di samping itu juga pada bagian atas, juga terdapat atap candi yang berbentuk stupa.

Untuk candi Buddha di India hanya berbentuk stupa, sedangkan di Indonesia stupa merupakan ciri khas atap candi-candi yang bersifat agama Buddha. Dengan demikian seni bangunan candi di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri karena Indonesia hanya mengambil intinya saja dari unsur budaya India sebagai dasar ciptaannya dan hasilnya tetap sesuatu yang bercorak Indonesia.

Kesenian

Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha.

Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia. Dengan demikian terbukti bahwa Indonesia tidak menerima begitu saja budaya India, tetapi selalu berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan suasana di Indonesia.

Untuk wujud akulturasi dalam seni sastra dapat dibuktikan dengan adanya suatu ceritera/kisah yang berkembang di Indonesia yang bersumber dari kitab Ramayana yang ditulis oleh Walmiki dan kitab Mahabarata yang ditulis oleh Wiyasa. Kedua kitab tersebut merupakan kitab kepercayaan umat Hindu. Tetapi setelah berkembang di Indonesia tidak sama proses seperti aslinya dari India karena sudah disadur kembali oleh pujangga-pujangga Indonesia, kedalam bahasa Jawa kuno. Dan, tokoh-tokoh cerita dalam kisah tersebut ditambah dengan hadirnya tokoh punokawan seperti Semar, Bagong, Petruk dan Gareng. Bahkan dalam kisah Bharatayuda yang disadur dari kitab Mahabarata tidak menceritakan perang antar Pendawa dan Kurawa, melainkan menceritakan kemenangan Jayabaya dari Kediri melawan Jenggala.

Sejarah Indonesia | 30

Page 31: Contoh Rpp.kur 2013

Di samping itu juga, kisah Ramayana maupun Mahabarata diambil sebagai suatu ceritera dalam seni pertunjukan di Indonesia yaitu salah satunya pertunjukan Wayang. Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia sejak zaman prasejarah dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa. Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon ceritera dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya India, tetapi tidak sama persis dengan aslinya karena sudah mengalami perubahan. Perubahan tersebut antara lain terletak dari karakter atau perilaku tokoh-tokoh ceritera misalnya dalam kisah Mahabarata keberadaan tokoh Durna, dalam cerita aslinya Dorna adalah seorang maha guru bagi Pendawa dan Kurawa dan berperilaku baik, tetapi dalam lakon di Indonesia Dorna adalah tokoh yang berperangai buruk suka menghasut.

B. Evaluasi HasilSoal Uraian1. Mengapa terjadi akulturasi bahasa pada saat perkembangan masa Hindu-Buddha di

Indoneia?2. Mengapa terjadi akulturasi religi/kepercayaan pada saat perkembangan agama Hindu-

Buddha di Indonesia?3. Apa wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi sosial

kemasyarakatan!4. Apa wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem pengetahuan!5. Bagaimana proses akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa peralatan

hidup/teknologi!6. Bagaimana proses akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian!7. Bagaimana sikap anda sebagai seorang pelajar apabila ada peninggalan Hindu-Buddha di

Indonesia yang tidak terpelihara?

Kunci Jawaban1. Perkembangan tingkat berfikir manusia merupakan hasil proses adaptasi dengan

lingkungan alam, sosial dan budaya. Unsur-unsur kebudayaan yang datangnya dari luar ikut berperanan dalam proses perkembangan tradisi kebudayaan. Unsur kebudayaan India yang membawa perubahan terhadap kehidupan bangsa Indonesia adalah bahasa dan tulisan. Dimana ketika bangsa Indonesia mulai mengenal tulisan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta, maka sejak saat itulah sudah mulai memasuki jaman sejarah. Dari bahasa dan tulisan bangsa Indonesia sudah dapat meninggalkan tradisi-tradisinya secara tertulis.Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk bahasa dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sanksekerta banyak berkembang di wilayah India bagian selatan. Penggunaan bahasa Sansekerta di Indonesia pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno. Untuk

Sejarah Indonesia | 31

Page 32: Contoh Rpp.kur 2013

aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis.

2. Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India.

3. Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam:

a. Organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun (konsep dewaraja). Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut. Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah.

b. Sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.

4. Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M. Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa.

5. Kemajuan teknologi sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Sebelum pengaruh Hindu masuk ke Nusantara bangsa Indonesia sudah memiliki teknologi yang tinggi khususnya dalam pembuatan alat kehidupan baik yang terbuat dari batu atau logam. Setelah adanya pengaruh Hindu, teknologi semakin maju, misalnya pembuatan candi. Jika dibandingkan dengan candi-candi di India maka candi di

Sejarah Indonesia | 32

Page 33: Contoh Rpp.kur 2013

Indonesia jauh lebih megah dan kokoh seperti candi Borobudur, candi Prambanan. Dengan demikian, bangsa Indonesia memiliki pengetahuan teknologi yang sudah tinggi.Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.Untuk itu dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka.Di samping itu, dalam bahasa kawi, candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.

6. Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha. Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia.

7. Cara menghargai peninggalan sejarah:a. Turut menjaga agar benda-benda peninggalan sejarah tidak dirusak. Benda-benda

peninggalan sejarah harus diamankan dari tangan-tangan jahil.b. Mengunjungi museum, candi, makam pahlawan, istana dan lain-lain termasuk salah satu

cara menghargai peninggalan sejarah.c. Benda-benda peninggalan sejarah adalah kekayaan negara. Kita harus menggunakan

secara benar. Benda-benda itu boleh digunakan untuk keperluan penelitian. Benda-benda peninggalan sejarah juga boleh dikunjungi. Benda-benda peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh memperjualbelikan benda-benda peninggalan sejarah.

Sejarah Indonesia | 33

Page 34: Contoh Rpp.kur 2013

Soal Pilihan Ganda1. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam

bidang bahasa adalah ... .A. Nisan Malik as SalehB. Negara KrtagamaC. Inkripsi YupaD. Pararaton E. Kronik

2. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang religi/kepercayaan adalah ... .

A. Upacara NgabenB. Upacara NyepiC. Prasasti TuguD. Prasasti YupaE. Candi

3. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan adalah ... .

A. Upacara NyepiB. Upacara Ngaben C. Konsep DewarajaD. Konsep Kepala SukuE. Raja sebagai kepala pemerintahan

4. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang sistem pengetahuan adalah sistem kalender ... .

A. CandrasengkalaB. MasehiC. IslamD. Cina E. Saka

5. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang peralatan hidup/teknologi adalah ... .

A. CandiB. ReliefC. Kalender SakaD. Konsep DewarajaE. Konsep Macapat

6. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang kesenian ... .

A. Konsep DewarajaB. Kalender Saka

Sejarah Indonesia | 34

Page 35: Contoh Rpp.kur 2013

C. GamelanD. CandiE. Relief

7. Sejak masa kerajaan Hindu-Buddha sampai sekarang yang dikenal menerapkan konsep negara kesatuan adalah ... .

A. Kutai, Tarumanegara, SriwijayaB. Sriwijaya, Majapahit, Republik IndonesiaC. Singosari, Majapahit, Republik IndonesiaD. Mataram Kuno, Majapahit, Republik Indonesia E. Mataram Kuno, Mataram Islam, Republik Indonesia

8. Pengaruh kehidupan masa Hindu-Buddha di Indonesia dihubungkan dengan kehidupan masyarakat pada masa sekarang yang dapat diterapkan adalah ... .

A. ToleransiB. PeperanganC. ChauvinismeD. SeparatismeE. Diskriminasi

9. Kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia.

I. Mengunjugi museumII. Menjual kepada kolektor benda purbakala

III. Menjadikan situs sebagai obyek penelitianIV. Melaporkan ke polisi apabila mengetahui pencurian arcaV. Menyimpan dirumah

Berdasarkan data diatas, yang termasuk peran siswa dalam menjaga peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia ditunjukkan pada nomer ... .

A. I, II dan IIIB. I, II dan IVC. I, III dan IVD. II, III dan IVE. II, IV dan V

10. Apabila kamu melihat seseorang dengan sengaja mencoret-coret dinding candi Prambanan yang bermaksud meninggalkan kenangan, maka yang kamu lakukan adalah ... .

A. MenegurB. MenasehatiC. MembiarkanD. Ikut mencoretE. Melaporkan kepada petugas

Kunci Jawaban1. C2. B3. C

Sejarah Indonesia | 35

Page 36: Contoh Rpp.kur 2013

4. E5. A6. E7. B8. A9. C10. E

C. Evaluasi Pembelajaran (Proses)

Sejarah Indonesia | 36

Page 37: Contoh Rpp.kur 2013

Lembar Pengamatan

Rubrik kegiatan Diskusi

No. Nama Siswa

A s p e k P e n g a m a t a n

JumlahSkor

Nilai Ket.Kerja sama

Meng-komunikasikan pen-

dapat

Toleransi

Keaktifan

Menghargai pendapat

teman

Keterangan Skor :Masing-masing kolom diisi dengan kriteria4 = Baik Sekali3 = Baik2 = Cukup1 = Kurang

∑ Skor perolehan Nilai = X 100

Skor Maksimal (20)Kriteria Nilai

A = 80 – 100 : Baik SekaliB = 70 – 79 : BaikC = 60 – 69 : CukupD = ‹ 60 : Kurang

Sejarah Indonesia | 37

Page 38: Contoh Rpp.kur 2013

Rubrik Penilaian Presentasi

No. Nama Siswa

A s p e k P e n i l a i a nJumlah

Skor Nilai Ket.Komunikasi

Sistemati ka penyamPaian

Wawasan

Kebera nian Antusias Gesture dan

penampilan

Keterangan Skor :Masing-masing kolom diisi dengan kriteria4 = Baik Sekali3 = Baik2 = Cukup1 = Kurang

∑ Skor perolehan Nilai = X 100

Skor Maksimal (20)Kriteria Nilai

A = 80 – 100 : Baik SekaliB = 70 – 79 : BaikC = 60 – 69 : CukupD = ‹ 60 : Kurang

Format Penilaian Makalah

Struktur Makalah Indikator Nilai

Pendahuluan Menunjukkan dengan tepat isi : Latar belakang Rumusan masalah Tujuan penulisan.

Isi Ketepatan pemilihan gambar Orisinalitas makalah Mendeskripsikan kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Struktur/logika penulisan disusun dengan jelas sesuai metode yang dipakai

Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan komunikatif Daftar pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan

(Ilmiah)

Sejarah Indonesia | 38

Page 39: Contoh Rpp.kur 2013

Struktur Makalah Indikator Nilai

Menghindari sumber (akun) yang belum dikaji secara ilmiah

Penutup Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah Saran relevan dengan kajian, dan berisi pesan untuk

peningkatan kepedulian terhadap hasil peninggalan sejarah Hindu-Buddha di Indonesia

Jumlah

∑ Skor perolehan Nilai = X 100

Skor Maksimal (48)

Sejarah Indonesia | 39

Kriteria Penilaian untuk masing-masing indikator:

Sangat sesuai 4Sesuai 3Cukup 2Kurang 1

Page 40: Contoh Rpp.kur 2013

Gambar 1: Prasasti Yupa Kerajaan Kutai

Prasasti Tugu masa Kerajaan Tarumanegara

Prasasti Yupa dan Tugu menggunakan Huruf Pallawa

dan Bahasa Sanksekerta Sumber: wikipedia.org

Upacara Nyepi di Bali sebagai salah satu wujud akulturasi

budaya berupa Religi/kepercayaan umat

Hindu di IndonesiaSumber:

www.mediaindonesia.com

Kartu Pembelajaran

KARTU PEMBELAJARAN IPetunjuk Mengerjakan

1. Amati gambar disamping2. Baca artikel dibawah3. Jawab permasalahannya

Akulturasi

Akulturasi adalah bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan aslinya. Hal ini berarti kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia tidak diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu- Buddha. Wujud akulturasi tersebut dapat Anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini:

Bahasa

Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M, contohnya prasasti Yupa dari Kutai dan prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 – 13 M. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno.

Religi/Kepercayaan

Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, Masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India.

Sejarah Indonesia | 40

Page 41: Contoh Rpp.kur 2013

Pembagian Kasta sebagai wujud akulturasi budaya Hindu di

Indonesia dalam bidang sosial kemasyarakatan

Sumber: fannyndep.blogspot.com

Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Buddha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.

Permasalahan Pembelajaran I

Berikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang bahasa dan religi/kepercayaan, serta berikan contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia.

KARTU PEMBELAJARAN IIPetunjuk Mengerjakan

1. Amati gambar disamping2. Baca artikel dibawah3. Jawab permasalahannya

Organisasi Sosial Kemasyarakatan

Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun.

Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari seperti Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan pada masa Majapahit, R. Wijaya diwujudkan sebagai Ha rahari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).

Pemerintahan raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan Wikramawardana.

Wujud akulturasi di samping terlihat dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.

Sejarah Indonesia | 41

Page 42: Contoh Rpp.kur 2013

Candi Jago, Malang, Jawa Timur

Sumber; koleksi Labdik Sejarah PPPPTK PKn dan IPS

Permasalahan Pembelajaran II

Berikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang sosial kemasyarakatan dan contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia.

KARTU PERMASALAHAN III

Petunjuk Mengerjakan

1. Amati gambar disamping2. Baca artikel dibawah3. Jawab permasalahannya

Sistem Pengetahuan

Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.

Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa salah satu contohnya yaitu kalimat Sirna ilang kertaning bhumi apabila diartikan sirna = 0, ilang = 0, kertaning = 4 dan bhumi = 1, maka kalimat tersebut diartikan dan belakang sama dengan tahun 1400 saka atau sama dengan 1478 M yang merupakan tahun runtuhnya Majapahit .

Peralatan Hidup dan Teknologi

Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi pembuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan. Dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang

Sejarah Indonesia | 42

Page 43: Contoh Rpp.kur 2013

Candi Borobudur, Jawa Tengah

Sumber: id.wikipedia.org

berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika Grha yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka. Di samping itu, dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.

Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.

Candi Jago merupakan salah satu peninggalan kerajaan Singosari yang merupakan tempat dimuliakannya raja Wisnuwardhana yang memerintah tahun 1248 – 1268. Dilihat dari gambar candi tersebut, bentuk dasarnya adalah punden berundak- undak dan pada bagian bawah terdapat kaki candi yang di dalamnya terdapat sumuran candi, di mana di dalam sumuran candi tersebut tempat menyimpan pripih (lambang jasmaniah raja Wisnuwardhana).

Candi yang bercorak Buddha fungsinya sama dengan di India yaitu untuk memuja Dyani Bodhisattwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa.

Candi Borobudur adalah candi Buddha yang terbesar di Indonesia merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram dilihat dari 3 tingkatan, pada tingkatan yang paling atas terdapat patung Dyani Buddha. Patung-patung Dyani Buddha inilah yang menjadi tempat pemujaan umat Buddha. Di samping itu juga pada bagian atas, juga terdapat atap candi yang berbentuk stupa.

Untuk Candi Buddha di India hanya berbentuk stupa, sedangkan di Indonesia stupa merupakan ciri khas atap candi-candi yang bersifat agama Buddha. Dengan demikian seni bangunan candi di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri karena Indonesia hanya mengambil intinya saja dari unsur budaya India sebagai dasar ciptaannya dan hasilnya tetap sesuatu yang bercorak Indonesia.

Permasalahan IIIBerikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang sistem pengetahuan dan peralatan hidup serta contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia (contoh minimal 5).

Sejarah Indonesia | 43

Page 44: Contoh Rpp.kur 2013

Gambar 8. Relief Candi Borobudur

Sumber: arumsekartaji.wordpress.com

KARTU PEMBELAJARAN IV

Petunjuk Mengerjakan

1. Amati gambar disamping2. Baca artikel dibawah3. Jawab permasalahannya

Kesenian

Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha.

Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia. Dengan demikian terbukti bahwa Indonesia tidak menerima begitu saja budaya India, tetapi selalu berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan suasana di Indonesia.

Untuk wujud akulturasi dalam seni sastra dapat dibuktikan dengan adanya suatu ceritera/kisah yang berkembang di Indonesia yang bersumber dari kitab Ramayana yang ditulis oleh Walmiki dan kitab Mahabarata yang ditulis oleh Wiyasa. Kedua kitab tersebut merupakan kitab kepercayaan umat Hindu. Tetapi setelah berkembang di Indonesia tidak sama proses seperti aslinya dari India karena sudah disadur kembali oleh pujangga-pujangga Indonesia, kedalam bahasa Jawa kuno. Tokoh-tokoh cerita dalam kisah tersebut ditambah dengan hadirnya tokoh punokawan seperti Semar, Bagong, Petruk dan Gareng. Bahkan dalam kisah Bharatayuda yang disadur dari kitab Mahabarata tidak menceritakan perang antar Pendawa dan Kurawa, melainkan menceritakan kemenangan Jayabaya dari Kediri melawan Jenggala.

Di samping itu juga, kisah Ramayana maupun Mahabarata diambil sebagai suatu ceritera dalam seni pertunjukan di Indonesia yaitu salah satunya pertunjukan Wayang. Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia sejak zaman prasejarah dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa. Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon ceritera dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya India, tetapi tidak sama persis dengan aslinya karena sudah mengalami perubahan. Perubahan tersebut antara lain terletak dari karakter atau perilaku tokoh-tokoh ceritera misalnya dalam kisah Mahabarata keberadaan tokoh Durna, dalam cerita aslinya

Sejarah Indonesia | 44

Page 45: Contoh Rpp.kur 2013

Dorna adalah seorang maha guru bagi Pendawa dan Kurawa dan berperilaku baik, tetapi dalam lakon di Indonesia Dorna adalah tokoh yang berperangai buruk suka menghasut.

Permasalahan IV

Berikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang kesenian dan contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia (contoh minimal 5).

KARTU PEMBELAJARAN V

Petunjuk Mengerjakan

1. Perhatikan gambar2. Baca artikel dibawah3. Jawab permasalahannya

Gambar 9. lingga yoni pada Candi Badut, Kota Malang.

Sumber: Koleksi pribadi Labdik Sejarah PPPPTK PKn dan IPS

Permasalahan V

Perhatikan kondisi Lingga Yoni pada bangunan induk Candi Badut diatas!. Pada lingga tersebut nampak kondisi lingga yang sudah rusak yaitu adanya tambahan tulisan oknum yang tidak bertanggungjawab. Sebagai seorang siswa, apa yang kamu lakukan apabila mengetahui perusakan peninggalan budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia?

Sejarah Indonesia | 45

Page 46: Contoh Rpp.kur 2013

KUNCI JAWABAN KARTU PERMASALAHAN

1. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk bahasa dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sanksekerta banyak berkembang di wilayah India bagian selatan. Penggunaan bahasa Sansekerta di Indonesia pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis.

Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang

berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India.

2. Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam:a. Organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah

masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun (konsep dewaraja). Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut. Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah.

b. Sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India

Sejarah Indonesia | 46

Page 47: Contoh Rpp.kur 2013

karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.

3. Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M. Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa. Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.Untuk itu dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka.Di samping itu, dalam bahasa kawi, candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.

4. Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha. Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia.

5. Pemahaman sejarah memiliki arti lebih penting dari sekadar membentuk kesadaran untuk merawat benda cagar budaya, yakni membentuk karakter, jati diri, dan eksistensi kebangsaan, Cara menghargai peninggalan sejarah antara lain:

Sejarah Indonesia | 47

Page 48: Contoh Rpp.kur 2013

a. Turut menjaga agar benda-benda peninggalan sejarah tidak dirusak. Benda-benda peninggalan sejarah harus diamankan dari tangan-tangan jahil.

b. Mengunjungi museum, candi, makam pahlawan, istana dan lain-lain termasuk salah satu cara menghargai peninggalan sejarah.

c. Benda-benda peninggalan sejarah adalah kekayaan negara. Kita harus menggunakan secara benar. Benda-benda itu boleh digunakan untuk keperluan penelitian. Benda-benda peninggalan sejarah juga boleh dikunjungi. Benda-benda peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh memperjualbelikan benda-benda peninggalan sejarah.

d. Siswa dituntut tidak hanya sekedar paham akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari bangku sekolah/formal saja melainkan juga peduli akan lingkungan alam (natural environment).

SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

MATERI PELATIHAN: 2. ANALISIS MATERI AJARALOKASI WAKTU: 12 JP (@ 45 MENIT)JENJANG: SMA/MA, SMK/MAKMATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA

TAHAPAN KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU

PERSIAPAN Dilakukan dengan mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector, Laptop, File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media pembelajaran lainnya.

KEGIATAN PENDAHULUAN

Pengkondisian Peserta 15 Menit

Perkenalan

Fasilitator menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan Analisis Materi Ajar.

Fasilitator memotivasi peserta agar serius, antusias, teliti, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung.

Sejarah Indonesia | 48

Page 49: Contoh Rpp.kur 2013

KEGIATAN INTI 2.1 Konsep Pendekatan Scientific 90 Menit

Penayangan Video pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan V-2.1/4.1.

20 Menit

Diskusi kelompok untuk mengkaji pendekatan scientific yang mengacu pada tayangan video, dilanjutkan dengan paparan materi oleh fasilitator tentang konsep pendekatan scientific dengan menggunakan PPT-2.2-1 dan contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan PPT-2.2.2 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.

40 Menit

Diskusi kelompok tentang konsep pendekatan scientific dengan menggunakan HO-2.1-1 dan contoh-contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran Sejarah Indonesia dengan mengacu pada hand out HO-2.1-2.

30 Menit

2.3 Model-model Pembelajaran 90 Menit

Mengamati tayangan tiga jenis model pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery Learning).

20 menit

Menerapkan Focus Group Discussion untuk mengidentifikasi karakteristik tiga model pembelajaran.

30 menit

Kerja kelompok untuk mengidentifikasi penerapan Pendekatan Scientific pada tiga model pembelajaran.

40 menit

2.3 Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Pembelajaran 90 Menit

Kegiatan interaktif untuk menyamakan persepsi tentang jenis dan bentuk penilaian autentik.

15 Menit

Diskusi tentang konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.

30 Menit

Presentasi hasil diskusi kelompok 25 Menit

Paparan materi Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar dengan menggunakan bahan tayang PPT-2..2 dan Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Sejarah Indonesia

15 Menit

Sejarah Indonesia | 49

Page 50: Contoh Rpp.kur 2013

menggunakan bahan tayang PPT-2.2/3.2.

ICE BREAKER 5 Menit

2.4 Analisis Buku Guru dan Buku Siswa (Kesesuaian,

Kecukupan, dan Kedalaman Materi)

240 Menit

Menilai buku dilakukan oleh peserta dengan bimbingan fasilitator dilihat dari aspek kesesuaian, kecukupan, dan kedalaman materi.

20 Menit

Diskusi kelompok hasil penilaian buku dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang Analisis Buku Guru dan Buku Siswa dengan menggunakan PPT-2.3 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.

30 Menit

Menyimpulkan hasil diskusi dan menyampaikan format lembar kerja yang telah disiapkan.

15 Menit

Kerja kelompok untuk menganalisis kesesuaian buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD dengan menggunakan LK-2.3-1 dan LK -2.3-2.

60 Menit

ICE BREAKER 5 Menit

Diskusi kelompok untuk menganalisis kesesuaian proses, pendekatan scientific, serta strategi evaluasi yang diintegrasikan dalam buku.

30 Menit

Kerja kelompok untuk membuat contoh-contoh penerapan materi pelajaran yang terdapat dalam buku guru dan buku siswa pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan sehari-hari.

30 Menit

Presentasi hasil kerja kelompok. 30 Menit

Menyimpulkan materi analisis buku oleh fasilitator. 20 Menit

KEGIATAN PENUTUP

Membuat rangkuman materi pelatihan Analisis materi Ajar. 15 Menit

Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran.

Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan.

Fasilitator menutup pembelajaran

Sejarah Indonesia | 50

Page 51: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 51

Page 52: Contoh Rpp.kur 2013

Submateri Pelatihan 3.1: Penyusunan RPP

Langkah Kegiatan Inti

Tugas Individu: Saling Menilai

RPP

Menyimpulkan Hasil Penilaian

RPPDiskusi

15 Menit 10 Menit 40 Menit

Kerja Kelompok Diskusi Kerja Kelompok

35 Menit 20 Menit 80 Menit

Aktivitas 1: Menilai RPP

Menilai RPP Peserta Lain

a. Setiap peserta diwajibkan membawa dua set RPP yang telah digunakan dalam proses pembelajaran sesuai mata pelajaran yang diampu.

b. RPP tersebut dikumpulkan kepada panitia untuk kemudian dibagikan kembali ke peserta untuk dinilai oleh peserta lainnya dengan menggunakan acuan pengetahuan masing-masing peserta.

c. Hasil penilaian dituliskan langsung pada halaman depan RPP.

Hasil penilaian dipresentasikan oleh peserta yang ditunjuk instruktur. Peserta lainnya menyampaikan hasil penilaian yang tidak sama dengan peserta lainnya. Instruktur mencatat hasil penilaian yang dilaporkan peserta.

Peserta menyimpulkan hasil penilaian RPP dengan dipandu oleh Instruktur.

Diskusirambu-rambu penyusunan RPPyang mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan Scientific.

Sejarah Indonesia | 52

Page 53: Contoh Rpp.kur 2013

Paparan materi tentang Rambu-rambu Penyusunan RPP mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan scientific dengan mengggunakan PPT-3.1 oleh fasilitator yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.

Aktivitas 2: Kerja Kelompok

Kerja kelompokuntuk menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan pendekatan scientific (terutama KD di awal semester 1).

Diskusi format telaah RPPdengan mengacu pada bahan tayangPPT-3.1.

Aktivitas 3: Kerja Kelompok

Kerja Kelompokuntuk menelaah RPP yang disusun kelompok lain dengan menggunakan

LK-3.1/3.2.

Sejarah Indonesia | 53

Page 54: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 54

Page 55: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 55

Page 56: Contoh Rpp.kur 2013

3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

KELAS : X

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya.

1.2. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam.

2.2. Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya.

2.3. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

3.1. Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah.

3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara.

3.3. Menganalisis asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid).

3.4. Menganalisis berdasarkan tipologi hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat.

3.5. Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.

Sejarah Indonesia | 56

Page 57: Contoh Rpp.kur 2013

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

3.6. Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.

3.7. Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia.

3.8. Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

4.1. Menyajikan informasi mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis (diakronik ) , sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah .

4.2. Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara dalam bentuk tulisan.

4.3. Menyajikan kesimpulan-kesimpulan dari informasi mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid) dalam bentuk tulisan.

4.4. Menalar informasi mengenai hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat dan menyajikannya dalam bentuk tertulis.

4.5. Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Hindu-Buddha dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan.

4.6. Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang

Sejarah Indonesia | 57

Page 58: Contoh Rpp.kur 2013

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

berkembang pada masa kerajaan Hindu-Buddha dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.

4.7. Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan.

4.8. Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.

Sejarah Indonesia | 58

Page 59: Contoh Rpp.kur 2013

LEMBAR KERJA

PENELAAHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Identitas RPP yang ditelaah: …………………………………

Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut! Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda!

No.Komponen

Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor

Catatan

1 2 3

A Identitas Mata PelajaranTidak Ada

Kurang Lengkap

Sudah Lengkap

1. Satuan pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

B. Perumusan IndikatorTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan SKL,KI dan KD.

2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur.

3. Kesesuaian dengan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

C. Perumusan Tujuan PembelajaranTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai.

2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar.

D. Pemilihan Materi AjarTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

Sejarah Indonesia | 59

LK - 3.1/3.2

Page 60: Contoh Rpp.kur 2013

No.Komponen

Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor

Catatan

1 2 3

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

3. Kesesuaian dengan alokasi waktu.

E. Pemilihan Sumber BelajarTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan KI dan KD.

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific.

3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

F. Pemilihan Media BelajarTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific.

3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

G. Model PembelajaranTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

2. Kesesuaian dengan pendekatan Scientific.

H. Skenario PembelajaranTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas.

Sejarah Indonesia | 60

Page 61: Contoh Rpp.kur 2013

No.Komponen

Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor

Catatan

1 2 3

2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan scientific.

3. Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi.

4. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi.

I. PenilaianTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik.

2. Kesesuaian dengan dengan indikator pencapaian kompetensi.

3. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.

4. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal.

Jumlah

Sejarah Indonesia | 61

Komentar terhadap RPP secara umum.

........................................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

Page 62: Contoh Rpp.kur 2013

RUBRIK

PENILAIAN TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Rubrik penilaian RPP digunakan fasilitator untuk menilai RPP peserta yang digunakan

peerteaching. Selanjutnya nilai RPP dimasukkan ke dalam nilai portofolio peserta.

Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut.

1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai!

2. Berikan nilai setiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (√) pada kolom

pilihan skor (1 ), (2) dan (3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP tersebut!

3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan setiap komponen RPP jika diperlukan!

4. Setelah selesai penilaian, jumlahkan skor seluruh komponen!

5. Tentukan nilai RPP menggunakan rumus sbb:

Nilai=Skor yangdiperoleh75

x 100 %

PERINGKAT NILAI

Amat Baik ( A) 90 ≤ A ≤100

Baik (B) 75 ≤ B < 90

Cukup (C) 60 ≤ C < 75

Kurang (K) K < 60

Sejarah Indonesia | 62

R-3.1/3.2

Page 63: Contoh Rpp.kur 2013

Submateri Pelatihan : 3.2 Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar

Langkah Kegiatan Inti

Diskusi dan Tanya jawab

Kerja Kelompok

Kerja Kelompok

Presentasi Merangkum dan Refleksi

40 Menit 30 Menit 25 Menit 20 Menit 20 Menit

Diskusi dan tanya jawab tentang penilaian autentik dalam bentuk tes dan nontes termasuk portofolio, dilanjutkan dengan Pemaparan materi oleh fasilitator tentang Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan menggunakan PPT-2.3/3.2 dan Panduan Tugas Menelaah Rancangan Penilaian pada RPP dengan menggunakan PPT-3.2 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.

Kerja kelompok untuk menelaah contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaranyang terdapat dalam HO-2.3/3.2.

Kerja kelompok untuk merevisi rancangan penilaian pada RPP yang telah disusun.

Presentasi hasil kerja kelompok.

Membuat rangkuman materi pelatihan Model Rancangan Pembelajaran.

Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran.

Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan.

Fasilitator menutup pembelajaran.

Bahan Tayang

Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan menggunakan PPT-2.3/3.2 dan Panduan Tugas Menelaah Rancangan Penilaian pada RPP dengan menggunakan PPT-3.2-2.

Sejarah Indonesia | 63

Page 64: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 64

Page 65: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 65

Page 66: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 66

MATERI PELATIHAN 4 : PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING (24 JP)

4.1 Simulasi Pembelajaran4.2 Peer Teaching

Page 67: Contoh Rpp.kur 2013

Sub Materi Pelatihan 4 Praktik Pembelajaran Terbimbing

A. KOMPETENSI

Peserta pelatihan dapat:

1. mengkaji pelaksanaan pembelajaranyang menerapkan pendekatan scientific (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual; dan

2. melaksanakan pembelajaranyang menerapkan pendekatan scientific (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual.

B. LINGKUP MATERI

1. Simulasi Pembelajaran

2. Peer Teaching

C. KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN

1. Ketelitian dan keseriusan dalam menganalisis simulasi pembelajaran.

2. Menganalisis simulasi pembelajaran melalui tayangan video pembelajaran.

3. Menyimpulkan alur pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan scientific dan penilaian autentik.

4. Merevisi RPP sehingga menerapkan pendekatan scientific dan penilaian autentik untuk kegiatan peer teaching.

5. Kreatif dan komunikatif dalam melakukan peer teaching.

6. Melaksanakan peer teaching pembelajaranyang menerapkan pendekatan scientific dan penilaian autentik.

7. Menilai pelaksanaan peer teaching peserta lain.

D. PERANGKAT PELATIHAN

1. Bahan Tayang

a. Strategi Pengamatan tayangan video.

b. Panduan tugas praktik pelaksanaan pembelajaran.

c. Garis besar instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran.

Sejarah Indonesia | 67

Page 68: Contoh Rpp.kur 2013

2. Lembar Kerja

a. Analisis pembelajaran pada tayangan video.

b. Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran (Alat Penilaian Kinerja Guru).

3. ATK

Sejarah Indonesia | 68

Page 69: Contoh Rpp.kur 2013

SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

MATERI PELATIHAN: 4. PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBINGALOKASI WAKTU: 22 JP (@ 45 MENIT)JENJANG: SMA/MA, SMK/MAKMATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA

TAHAPAN KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU

PERSIAPAN Dilakukan dengan mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector, Laptop, File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media pembelajaran lainnya.

KEGIATAN PENDAHULUAN

Pengkondisian Peserta 15 Menit

Perkenalan

Fasilitator menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan Praktik Pembelajaran Terbimbing.

Fasilitator memotivasi peserta, mengajak berdinamika agar saling mengenal, serius, semangat, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung.

KEGIATAN INTI 4.1 Simulasi Pembelajaran 380 Menit

Pemaparan Strategi Pengamatan Video Pembelajaran dengan menggunakan bahan tayang PPT-4.1- oleh fasilitator.

20 Menit

Penayangan video pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan V-2.1/4.1.

20 Menit

Kerja kelompok untuk menganalisis tayangan video pembelajaran dengan fokus pada penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik dengan menggunakan LK 4.1.

60 Menit

Mengkonfirmasi penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik mengacu pada tayangan video pembelajaran

30 Menit

Kerja kelompok untuk merevisi RPP sesuai dengan hasil analisis tayangan video pembelajaran.

135 Menit

Sejarah Indonesia | 69

Page 70: Contoh Rpp.kur 2013

Presentasi contoh RPP yang akan digunakan dalam kegiatan peer teaching.

90 Menit

ICE BREAKER 5 Menit

4.2 Peer Teaching 600 Menit

Paparan oleh fasilitator tentang Panduan Tugas Praktik Pelaksanaan Pembelajaran melalui peer teaching dengan menggunakan PPT- 4.2-1.

20 Menit

Paparan oleh fasilitator tentang Garis Besar Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan PPT-4.2-2.

20 Menit

Persiapan peer teaching. 20 Menit

Praktik peer teaching pembelajaran Sejarah Indonesia secara individual, untuk setiap peserta 30 menit dipandu fasilitator.

510 Menit

Menilai kegiatan peer teaching menggunakan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran LK -4.2.

Refleksi terhadap pelaksanaan peer teaching. 30 Menit

KEGIATAN PENUTUP

Membuat rangkuman materi pelatihan Praktik Pembelajaran Terbimbing.

15 Menit

Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran

Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan.

Fasilitator menutup pembelajaran.

Submateri Pelatihan : 4.1 Simulasi Pembelajaran

Sejarah Indonesia | 70

Page 71: Contoh Rpp.kur 2013

Langkah Kegiatan Inti

Paparan Tayangan Video Kerja Kelompok

20 Menit 20 Menit 60 Menit

Presentasi Kerja Kelompok Menyimpulkan

90 Menit 135 Menit 30 Menit

Pemaparan Strategi Pengamatan Video Pembelajaran dengan menggunakan bahan tayang PPT-4.1 oleh fasilitator.

Penayangan video pembelajaran dengan menggunakan V-2.1/4.1.

Kerja kelompok untuk menganalisis tayangan video pembelajaran dengan fokus pada penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik dengan menggunakan LK 4.1.

Menyimpulkan alur pembelajaranyang berorientasi pada pendekatan scientific dan penilaian autentik.

Kerja kelompok untuk merevisi RPP sesuai dengan hasil analisis tayangan video pembelajaran.

Presentasi contoh RPP yang akan digunakan dalam kegiatan peer teaching.

Sejarah Indonesia | 71

Page 72: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 72

Page 73: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 73

Page 74: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 74

Page 75: Contoh Rpp.kur 2013

LEMBAR KERJA

ANALISIS PEMBELAJARANDALAM TAYANGAN VIDEO PEMBELAJARAN

1. Nama Peserta : ..............................................

2. Asal Sekolah : ..............................................

3. Mata Pelajaran : ..............................................

3. Tema : ..............................................

Aspek yang Diamati Ya Tidak CatatanKegiatan Pendahuluan

Melakukan apersepsi dan motivasi.a Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali

kegiatan pembelajaran.b Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman

peserta didik dalam perjalanan menuju sekolah atau dengan tema sebelumnya.

c Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitan dengan tema yang akan dibelajarkan.

d Mengajak peserta didik berdinamika/melakukan sesuatu kegiatan yang terkait dengan materi.

Kegiatan Inti

Guru menguasai materi yang diajarkan.

a. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.

b. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang diintegrasikan secara relevandengan perkembangan Iptek dankehidupan nyata .

c. Menyajikan materi dalam tema secara sistematis dan gradual (dari yang mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak)

Guru menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik.a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang

akan dicapai.b. Melaksanakan pembelajaran secara runtut.c. Menguasai kelas dengan baik.d. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.

e. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya

Sejarah Indonesia | 75

LK - 4.1

Page 76: Contoh Rpp.kur 2013

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatankebiasaan positif (nurturant effect).

f. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.Guru menerapkan pendekatan scientific.

a Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana.

b Memancing peserta didik untuk peserta didik bertanya.

c Menyajikan kegiatan peserta didik untuk keterampilan mengamati.

d Menyajikan kegiatan peserta didik untuk keterampilan menganalisis.

f Menyajikan kegiatan peserta didik untuk keterampilan mengkomunikasikan.Guru melaksanakan penilaian autentik.

a Mengamati sikap dan perilaku peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

b Melakukan penilaian keterampilan peserta didik dalam melakukan aktifitas individu/kelompok.

c Mendokumentasikan hasil pengamatan skap, perilaku dan keterampilan peserta didik.Guru memanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran.

a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran.

b. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.

c. Menghasilkan pesan yang menarik.d. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar

pembelajaran.e. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media

pembelajaran.Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.

a. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.

b. Merespon positif partisipasi peserta didik,c. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik,d. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.

e. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme peserta didik dalam belajar.Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran

Sejarah Indonesia | 76

Page 77: Contoh Rpp.kur 2013

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatana. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

b. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

c. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.

Penutup PembelajaranGuru mengakhiri pembelajaran dengan efektif

a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik.

b. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.

Sejarah Indonesia | 77

Page 78: Contoh Rpp.kur 2013

RUBRIK

PENILAIAN HASIL ANALISIS PEMBELAJARAN PADA TAYANGAN VIDEO

NAMA PESERTA DIKLAT :…………………………………………………………..KELAS/ :…………………………………………………………..TANGGAL PENILAIAN :…………………………………………………………..

Aspek Kriteria RentanganNilai

NilaiPeserta

Pengamatan Video

(15-30)

Mendeskripsikanhasilpengamatankegiatanawal, kegiataninti, dankegiatanpenutupdenganlengkapdanterinci yang disertaicontohkongkrithasilpengamatan.

25 - 30

Mendeskripsikanhasilpengamatankegiatanawal, kegiataninti, dankegiatanpenutupdenganlengkapnamunkurangterinci..

21 - 24

Mendeskripsikanhasilpengamatankegiatanawal, kegiataninti, dankegiatanpenutupnamuntidaklengkap.

15 - 20

Lembarkerjaanalisispembelajaran

dalam Video(15-30)

Mendeskripsikansetiap item padalembarkerjaanalisis proses belajarmengajarsesuaidengankompetensidasar yang disajikandalamtayangan video denganjelas, lengkapdanbenar.

25 - 30

Mendeskripsikansetiap item padalembarkerjaanalisis proses belajarmengajarsesuaidengankompetensidasar yang disajikandalamtayangan video denganjelas.

21 - 24

Hanyamenandaisetiap item padalembarkerjaanalisis proses belajarmengajarsesuaidengankompetensidasar yang disajikandalamtayangan video.

15 - 20

Sikapselamamengamati(5-15)

Menunjukkansikapantusias, teliti, bersungguh-sungguhdenganpenuh rasa ingintahu yang disertaidenganpolaberpikiranalitikdalammengamatidanberdiskusi.

12 - 15

Menunjukkansikapantusias, teliti, bersungguh-sungguhdenganpenuh rasa ingintahu danaktifdalamberdiskusi.

8 - 11

Menunjukkansikapantusias, teliti, bersungguh-sungguhdenganpenuh rasa ingintahu saja.

5 - 7

Komentardan Simpulan (10-25)

Memberikankomentar yang faktualdanterstruktursesuaidenganketerlaksanaan skenario pembelajaran yangadadalamtayangan PBM video pembelajaranyang terdiridaripengalaman yang dapatdiambildaritayangan video dankesimpulan.

21 - 25

Sejarah Indonesia | 78

R - 4.1

Page 79: Contoh Rpp.kur 2013

Aspek Kriteria RentanganNilai

NilaiPeserta

Memberikankomentar yang faktualdanterstruktursesuaidenganketerlaksanaan skenario pembelajaran yangadadalamtayangan PBM video pembelajaranyang terdiridaripengalaman yang dapatdiambildaritayangan video.

16 -20

Memberikankomentarsesuaidengan keterlaksanaan skenario pembelajaran yangadadalamtayangan PBM video pembelajaran.

10 -15

JUMLAH 100

………………, ……….……………. 2013 Fasilitator,

(.................................................)

Sejarah Indonesia | 79

Page 80: Contoh Rpp.kur 2013

Submateri Pelatihan : 4.2 Peer Teaching

Langkah Kegiatan Inti

Paparan Panduan

Paparan Instrumen Penilaian

PersiapanPeer Teaching

15 Menit 15 Menit 10 Menit

RefleksiPraktik

Peer Teaching

40 Menit 560 Menit

Paparan oleh fasilitator tentang Panduan Tugas Praktik Pelaksanaan Pembelajaran melalui peer teaching dengan menggunakan PPT- 4.2-1.

Paparan oleh fasilitator tentang Garis Besar Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan PPT-4.2-2.

Persiapan peer teaching.

Praktik peer teachingpembelajaran secara individual, untuk setiap peserta 30menit dipandu fasilitator.

Menilai kegiatan peer teachingoleh fasilitator dengan menggunakan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran LK-4.2.

Refleksi terhadap pelaksanaan peer teaching.

Sejarah Indonesia | 80

Page 81: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 81

Page 82: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 82

Page 83: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 83

Page 84: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 84

Page 85: Contoh Rpp.kur 2013

LEMBAR KERJA

INSTRUMEN PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Nama Peserta : .................................................

2. Asal Sekolah : .................................................

3. Topik : .................................................

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan

Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan

pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya.2 Mengajukan pertanyaan menantang.3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran.4 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi

pembelajaran.

Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan 1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta

didik. 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja

kelompok, dan melakukan observasi.

Kegiatan Inti

Penguasaan Materi Pelajaran

1 Kemampuan menyesuiakan materi dengan tujuan pembelajaran.

2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata.

3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat.

4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak)

Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang

akan dicapai. 2 Menfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi. 3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 4 Menguasai kelas. 5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.

6 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

Sejarah Indonesia | 85

LK - 4.2

Page 86: Contoh Rpp.kur 2013

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatantumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).

7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.

Penerapan Pendekatan scientific

1 Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana.

2 Memancing peserta didik untuk bertanya.

3 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba.

4 Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati.

5 Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis.

6 Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berfikir yang logis dan sistematis).

7 Menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi.

Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran

1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran.

2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.

3 Menghasilkan pesan yang menarik.

4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran.

5 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran.

Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran

1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.

2 Merespon positif partisipasi peserta didik.

3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik.

4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.

5 Menumbuhkan keceriaan atau antuisme peserta didik dalam belajar.

Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran

1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

Kegiatan Penutup

Penutup pembelajaran

1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik.

Sejarah Indonesia | 86

Page 87: Contoh Rpp.kur 2013

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan

2 Memberihan tes lisan atau tulisan .

3 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio.

4 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.

Jumlah

Sejarah Indonesia | 87

Page 88: Contoh Rpp.kur 2013

RUBRIK

PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan fasilitator untuk menilai kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat Peer Teaching. Selanjutnya nilai PeerTeaching dimasukkan ke dalam nilai portofolio peserta.

Langkah Kegiatan

1. Berikan tanda cek (√) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran!

2. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran!

3. Hitung jumlah nilai YA dan TIDAK !

4. Tentukan Nilai menggunakan rumus berikut ini!

Mata Pelajaran IPA

Nilai= JumlahYA40

x 100 % Nilai= JumlahYA44

x 100 %

PERINGKAT NILAI

Amat Baik ( A) 90 ≤ A ≤100

Baik (B) 75 ≤ B < 90

Cukup (C) 60 ≤ C < 75

Kurang (K) K < 60

Sejarah Indonesia | 88

R - 4.2

Page 89: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 89

MATERI PELATIHAN 3 : MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN

3.3. Penyusunan RPP

3.4. Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar

Page 90: Contoh Rpp.kur 2013

Sub materi Pelatihan 3: Model Rancangan Pembelajaran

E. KOMPETENSI

Peserta pelatihan dapat:

3. menyusun RPP yang menerapkan pendekatan scientific sesuai model belajar yang relevan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun intelektual; dan

4. merancang penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.

F. LINGKUP MATERI

3. Penyusunan RPP.

4. Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar.

G. INDIKATOR

10. Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kreatif dalam menyusun RPP.11. Mengidentifikasi rambu-rambu penyusunan RPP.12. Menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI dan KD; Standar Proses; dan pendekatan

scientific.13. Menelaah RPP.14. Menunjukkan sikap tanggung dan kreatif dalam menyusun rancangan penilaian autentik.15. Mengidentifikasi kaidah perancangan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.16. Menelaah contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaran.17. Menelaah rancangan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar yang ada dalam

RPP.

18. Merevisi rancangan penilaian pada RPP yang telah disusun.

H. PERANGKAT PELATIHAN

4. Bahan Tayang

a. Rambu-rambu Penyusunan RPP Mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan scientific dengan mengggunakan PPT-3.1 oleh fasilitator yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.

b. Panduan tugas telaah RPP.

c. Panduan tugas menelaah rancangan penilaian pada RPP.

5. Lembar KerjaTelaah RPP

6. ATK

Sejarah Indonesia | 90

Page 91: Contoh Rpp.kur 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah AtasKelas/Semester : X / IMata Pelajaran : Sejarah IndonesiaTopik : Kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan

pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di IndonesiaPertemuan ke- : 2

K. Kompetensi Inti5. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya6. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

7. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

8. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

L. Kompetensi Dasar1.3 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya1.4 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari2.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa

pra aksara, Hindu-Buddha dan Islam2.4 Berlaku jujur dan bertanggung-jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran

sejarah3.8 Mengidentifikasi karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan

Sejarah Indonesia | 91

Kode RPP

HO-3.1

Page 92: Contoh Rpp.kur 2013

pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

4.5 Menyajikan hasil analisis dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu-Budda dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini

M. Indikator Pencapaian Kompetensi 15. Menunjukkan nilai-nilai syukur pada ciptaan Tuhan YME berupa peninggalan hasil

budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia16. Menunjukkan nilai-nilai toleransi antar umat beragama dengan saling menghargai

peninggalan hasil budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia17. Menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha

di Indonesia18. Menunjukkan sikap peduli terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di

Indonesia19. Menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah20. Menunjukkan sikap tanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran

sejarah21. Menjelaskan konsep akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia22. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa bahasa23. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa

religi/kepercayaan24. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi

sosial kemasyarakatan25. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem

pengetahuan26. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa peralatan

hidup/teknologi27. Mendeskripsikan wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian28. Melaporkan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa

kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

N. Tujuan PembelajaranMelalui diskusi, mengamati dan membaca referensi siswa dapat:7. Menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap peninggalan hasil budaya masa Hindu-

Buddha di Indonesia8. Menunjukkan sikap peduli terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di

Indonesia 9. Menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah10. Menunjukan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran

sejarah11. Mendeskripsikan wujud akulturasi budaya di Indonesia 12. Melaporkan bentuk kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa

kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Sejarah Indonesia | 92

Page 93: Contoh Rpp.kur 2013

O. Materi Ajar13. Nilai-nilai syukur pada ciptaan Tuhan YME berupa peninggalan hasil budaya masa Hindu-

Buddha di Indonesia14. Sikap tanggung jawab terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di Indonesia15. Sikap peduli terhadap peninggalan hasil budaya Hindu-Buddha di Indonesia16. Sikap jujur dalam mengerjakan tugas dari pembelajaran sejarah17. Sikap tanggungjawab dalam mengerjakan tugas dari pembelajaran sejarah18. Konsep akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia19. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa bahasa20. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa religi/kepercayaan21. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi sosial

kemasyarakatan22. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem pengetahuan23. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa peralatan hidup/teknologi24. Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian

P. Alokasi Waktu2 x 45 menit

Q. Pendekatan, Strategi dan Metode PembelajaranPendekatan: SaintifikStrategi : Cooperative Jigsaw Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan

R. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan DeskripsiAlokasi waktu

Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk

belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi sebelumnya mengenai Teori tentang proses

masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point

10 menit

Inti Menayangkan gambar Candi Borobudur dan Candi Prambanan melalui power point serta melakukan tanya jawab singkat

Siswa mendapatkan penjelasan tentang proses pelaksanaan teknik Jigsaw

Siswa dibagi ke dalam 6 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang (kelompok awal)

60 menit

Sejarah Indonesia | 93

Page 94: Contoh Rpp.kur 2013

Kegiatan DeskripsiAlokasi waktu

Setiap kelompok mendapatkan tugas:6. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia

berupa bahasa dan religi/kepercayaan7. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia

berupa organisasi sosial kemasyarakatan8. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia

berupa sistem pengetahuan dan peralatan hidup9. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia

berupa kesenian10. Gambar peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia yang tidak

terpelihara Masing-masing siswa yang memiliki wacana/tugas yang sama

berkumpul dalam satu kelompok (Kelompok ahli) Setiap siswa mencatat hasil diskusi dan kembali ke kelompok

awal Dalam kelompok awal dilaporkan hasil diskusi kelompok ahli dan

semua anggota kelompok mencatat hasil kelompok ahli Laporan hasil kerja kelompok dengan cara guru menunjuk secara

acak untuk melaporkan hasil diskusi kelompok, sampai semua masalah selesai dibahas

Siswa yang lain menanggapiPenutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan

materi kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran Siswa membuat tugas kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk makalah (tugas kelompok dikumpulkan 2 minggu yang akan datang)

Mengucapkan salam

20 menit

S. Penilaian Hasil Belajarc. Tes

1. Uraian (terlampir)2. Pilihan Ganda (terlampir)

d. Non Tes1. Lembar pengamatan kerja kelompok (terlampir)2. Lembar pengamatan presentasi (terlampir)3. Membuat makalah tentang kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan

Sejarah Indonesia | 94

Page 95: Contoh Rpp.kur 2013

pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia (kriteria penilaian terlampir)Format penulisan makalah:BAB I PendahuluanBAB II IsiBAB III Penutup

c. Kesimpuland. Saran

Daftar RujukanCatatan:Makalah diketik dengan menggunakan huruf Arial, 12, spasi 1,5, print-out kertas A4, maksimal 15 lembar.

T. Sumber Belajar : Buku sumber Sejarah SMA X

- Djoened Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusanto. 2009. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.

- Mulyana, Slamet. 1979. Nagara Kretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara.- Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius.- Yamin, Muhammad. 1966. Lukisan Sedjarah. Djakarta: Djambatan.

White board/papan flanel Power point LCD Internet Kartu pembelajaran Peta Sejarah

Mengetahui, , 2013Kepala Sekolah, Guru Mapel,

( ) ( )NIP. NIP.

Sejarah Indonesia | 95

Page 96: Contoh Rpp.kur 2013

Gambar 3. Perkembangan huruf di IndonesiaSumber:

harmanza.wordpress.com

Gambar 1: Prasasti Yupa masa Kerajaan Kutai

Gambar 2: Prasasti Tugu masa Kerajaan Tarumanegara

Prasasti Yupa dan Tugu menggunakan Huruf Pallawa dan

Bahasa Sanksekerta Sumber: wikipedia.org

Gambar 4. Upacara Nyepi di Bali sebagai salah satu wujud akulturasi budaya berupa Religi/kepercayaan

umat Hindu di Indonesia

www.mediaindonesia.com

Lampiran

D. Ringkasan MateriAkulturasi adalah bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan aslinya. Hal ini berarti kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia tidak diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu- Buddha.

Wujud akulturasi tersebut dapat Anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini:

Bahasa

Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M, contohnya prasasti Yupa dari Kutai dan prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 – 13 M. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno.

Religi/Kepercayaan

Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, Masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami sperpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama

Sejarah Indonesia | 96

Page 97: Contoh Rpp.kur 2013

Gambar 5. Pembagian Kasta sebagai wujud akulturasi budaya Hindu di Indonesia dalam bidang

sosial kemasyarakatan

Sumber: fannyndep.blogspot.com

Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Buddha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.

Organisasi Sosial Kemasyarakatan

Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun.

Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari seperti Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan pada masa Majapahit, R. Wijaya diwujudkan sebagai Ha rahari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).

Pemerintahan raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan Wikramawardana.

Wujud akulturasi selain dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.

Sistem Pengetahuan

Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.

Sejarah Indonesia | 97

Page 98: Contoh Rpp.kur 2013

Gambar 6. Candi Jago, Malang, Jawa Timur

Sumber; koleksi Labdik Sejarah PPPPTK PKn dan IPS

Gambar 7. Candi Borobudur, Jawa

TengahSumber: id.wikipedia.org

Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa salah satu contohnya yaitu kalimat Sirna ilang kertaning bhumi apabila diartikan sirna = 0, ilang = 0, kertaning = 4 dan bhumi = 1, maka kalimat tersebut diartikan dan belakang sama dengan tahun 1400 saka atau sama dengan 1478 M yang merupakan tahun runtuhnya Majapahit .

Peralatan Hidup dan Teknologi

Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi pembuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan. Dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika Grha yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka. Di samping itu, dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.

Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.

Candi Jago (gambar 6) merupakan tempat pendharmaan Wisnuwardhana yang memerintah tahun 1248 – 1268. Dilihat dari gambar candi tersebut, bentuk dasarnya adalah punden berundak- undak dan pada bagian bawah terdapat kaki candi yang di

Sejarah Indonesia | 98

Page 99: Contoh Rpp.kur 2013

Gambar 8. Relief Candi Borobudur

Sumber: arumsekartaji.wordpress.com

dalamnya terdapat sumuran candi, di mana di dalam sumuran candi tersebut tempat menyimpan pripih (lambang jasmaniah raja Wisnuwardhana).

Candi yang bercorak Buddha fungsinya sama dengan di India yaitu untuk memuja Dyani Bodhisattwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa. Candi Borobudur (gambar 7) adalah candi Buddha yang terbesar di Indonesia merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram dilihat dari 3 tingkatan, pada tingkatan yang paling atas terdapat patung Dyani Buddha. Patung-patung Dyani Buddha inilah yang menjadi tempat pemujaan umat Buddha. Di samping itu juga pada bagian atas, juga terdapat atap candi yang berbentuk stupa.

Untuk candi Buddha di India hanya berbentuk stupa, sedangkan di Indonesia stupa merupakan ciri khas atap candi-candi yang bersifat agama Buddha. Dengan demikian seni bangunan candi di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri karena Indonesia hanya mengambil intinya saja dari unsur budaya India sebagai dasar ciptaannya dan hasilnya tetap sesuatu yang bercorak Indonesia.

Kesenian

Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha.

Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia. Dengan demikian terbukti bahwa Indonesia tidak menerima begitu saja budaya India, tetapi selalu berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan suasana di Indonesia.

Untuk wujud akulturasi dalam seni sastra dapat dibuktikan dengan adanya suatu ceritera/kisah yang berkembang di Indonesia yang bersumber dari kitab Ramayana yang ditulis oleh Walmiki dan kitab Mahabarata yang ditulis oleh Wiyasa. Kedua kitab tersebut merupakan kitab kepercayaan umat Hindu. Tetapi setelah berkembang di Indonesia tidak sama proses seperti aslinya dari India karena sudah disadur kembali oleh pujangga-pujangga Indonesia, kedalam bahasa Jawa kuno. Dan, tokoh-tokoh cerita dalam kisah tersebut ditambah dengan hadirnya tokoh punokawan seperti Semar, Bagong, Petruk dan Gareng. Bahkan dalam kisah Bharatayuda yang disadur dari kitab Mahabarata tidak menceritakan perang antar Pendawa dan Kurawa, melainkan menceritakan kemenangan Jayabaya dari Kediri melawan Jenggala.

Sejarah Indonesia | 99

Page 100: Contoh Rpp.kur 2013

Di samping itu juga, kisah Ramayana maupun Mahabarata diambil sebagai suatu ceritera dalam seni pertunjukan di Indonesia yaitu salah satunya pertunjukan Wayang. Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia sejak zaman prasejarah dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa. Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon ceritera dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya India, tetapi tidak sama persis dengan aslinya karena sudah mengalami perubahan. Perubahan tersebut antara lain terletak dari karakter atau perilaku tokoh-tokoh ceritera misalnya dalam kisah Mahabarata keberadaan tokoh Durna, dalam cerita aslinya Dorna adalah seorang maha guru bagi Pendawa dan Kurawa dan berperilaku baik, tetapi dalam lakon di Indonesia Dorna adalah tokoh yang berperangai buruk suka menghasut.

E. Evaluasi HasilSoal Uraian8. Mengapa terjadi akulturasi bahasa pada saat perkembangan masa Hindu-Buddha di

Indoneia?9. Mengapa terjadi akulturasi religi/kepercayaan pada saat perkembangan agama Hindu-

Buddha di Indonesia?10.Apa wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi sosial

kemasyarakatan!11.Apa wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem pengetahuan!12.Bagaimana proses akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa peralatan

hidup/teknologi!13.Bagaimana proses akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian!14.Bagaimana sikap anda sebagai seorang pelajar apabila ada peninggalan Hindu-Buddha di

Indonesia yang tidak terpelihara?

Kunci Jawaban8. Perkembangan tingkat berfikir manusia merupakan hasil proses adaptasi dengan

lingkungan alam, sosial dan budaya. Unsur-unsur kebudayaan yang datangnya dari luar ikut berperanan dalam proses perkembangan tradisi kebudayaan. Unsur kebudayaan India yang membawa perubahan terhadap kehidupan bangsa Indonesia adalah bahasa dan tulisan. Dimana ketika bangsa Indonesia mulai mengenal tulisan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta, maka sejak saat itulah sudah mulai memasuki jaman sejarah. Dari bahasa dan tulisan bangsa Indonesia sudah dapat meninggalkan tradisi-tradisinya secara tertulis.Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk bahasa dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sanksekerta banyak berkembang di wilayah India bagian selatan. Penggunaan bahasa Sansekerta di Indonesia pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno. Untuk

Sejarah Indonesia | 100

Page 101: Contoh Rpp.kur 2013

aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis.

9. Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India.

10.Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam:

a. Organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun (konsep dewaraja). Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut. Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah.

b. Sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.

11.Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M. Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa.

12.Kemajuan teknologi sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Sebelum pengaruh Hindu masuk ke Nusantara bangsa Indonesia sudah memiliki teknologi yang tinggi khususnya dalam pembuatan alat kehidupan baik yang terbuat dari batu atau logam. Setelah adanya pengaruh Hindu, teknologi semakin maju, misalnya pembuatan candi. Jika dibandingkan dengan candi-candi di India maka candi di

Sejarah Indonesia | 101

Page 102: Contoh Rpp.kur 2013

Indonesia jauh lebih megah dan kokoh seperti candi Borobudur, candi Prambanan. Dengan demikian, bangsa Indonesia memiliki pengetahuan teknologi yang sudah tinggi.Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.Untuk itu dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka.Di samping itu, dalam bahasa kawi, candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.

13.Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha. Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia.

14.Cara menghargai peninggalan sejarah:a. Turut menjaga agar benda-benda peninggalan sejarah tidak dirusak. Benda-benda

peninggalan sejarah harus diamankan dari tangan-tangan jahil.b. Mengunjungi museum, candi, makam pahlawan, istana dan lain-lain termasuk salah satu

cara menghargai peninggalan sejarah.c. Benda-benda peninggalan sejarah adalah kekayaan negara. Kita harus menggunakan

secara benar. Benda-benda itu boleh digunakan untuk keperluan penelitian. Benda-benda peninggalan sejarah juga boleh dikunjungi. Benda-benda peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh memperjualbelikan benda-benda peninggalan sejarah.

Sejarah Indonesia | 102

Page 103: Contoh Rpp.kur 2013

Soal Pilihan Ganda11. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam

bidang bahasa adalah ... .A. Nisan Malik as SalehB. Negara KrtagamaC. Inkripsi YupaD. Pararaton E. Kronik

12. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang religi/kepercayaan adalah ... .

F. Upacara NgabenG. Upacara NyepiH. Prasasti TuguI. Prasasti YupaJ. Candi

13. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan adalah ... .

F. Upacara NyepiG. Upacara Ngaben H. Konsep DewarajaI. Konsep Kepala SukuJ. Raja sebagai kepala pemerintahan

14. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang sistem pengetahuan adalah sistem kalender ... .

F. CandrasengkalaG. MasehiH. IslamI. Cina J. Saka

15. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang peralatan hidup/teknologi adalah ... .

F. CandiG. ReliefH. Kalender SakaI. Konsep DewarajaJ. Konsep Macapat

16. Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang kesenian ... .

F. Konsep DewarajaG. Kalender Saka

Sejarah Indonesia | 103

Page 104: Contoh Rpp.kur 2013

H. GamelanI. CandiJ. Relief

17. Sejak masa kerajaan Hindu-Buddha sampai sekarang yang dikenal menerapkan konsep negara kesatuan adalah ... .

F. Kutai, Tarumanegara, SriwijayaG. Sriwijaya, Majapahit, Republik IndonesiaH. Singosari, Majapahit, Republik IndonesiaI. Mataram Kuno, Majapahit, Republik Indonesia J. Mataram Kuno, Mataram Islam, Republik Indonesia

18. Pengaruh kehidupan masa Hindu-Buddha di Indonesia dihubungkan dengan kehidupan masyarakat pada masa sekarang yang dapat diterapkan adalah ... .

F. ToleransiG. PeperanganH. ChauvinismeI. SeparatismeJ. Diskriminasi

19. Kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia.

VI. Mengunjugi museumVII. Menjual kepada kolektor benda purbakala

VIII. Menjadikan situs sebagai obyek penelitianIX. Melaporkan ke polisi apabila mengetahui pencurian arcaX. Menyimpan dirumah

Berdasarkan data diatas, yang termasuk peran siswa dalam menjaga peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia ditunjukkan pada nomer ... .

F. I, II dan IIIG. I, II dan IVH. I, III dan IVI. II, III dan IVJ. II, IV dan V

20. Apabila kamu melihat seseorang dengan sengaja mencoret-coret dinding candi Prambanan yang bermaksud meninggalkan kenangan, maka yang kamu lakukan adalah ... .

F. MenegurG. MenasehatiH. MembiarkanI. Ikut mencoretJ. Melaporkan kepada petugas

Kunci Jawaban1. C2. B3. C

Sejarah Indonesia | 104

Page 105: Contoh Rpp.kur 2013

4. E5. A6. E7. B8. A9. C10. E

F. Evaluasi Pembelajaran (Proses)

Sejarah Indonesia | 105

Page 106: Contoh Rpp.kur 2013

Lembar Pengamatan

Rubrik kegiatan Diskusi

No. Nama Siswa

A s p e k P e n g a m a t a n

JumlahSkor Nilai Ket.Kerja

sama

Meng-komunikasikan pen-

dapat

Toleransi

Keaktifan

Menghargai pendapat

teman

Keterangan Skor :Masing-masing kolom diisi dengan kriteria4 = Baik Sekali3 = Baik2 = Cukup1 = Kurang

∑ Skor perolehan Nilai = X 100

Skor Maksimal (20)Kriteria Nilai

A = 80 – 100 : Baik SekaliB = 70 – 79 : BaikC = 60 – 69 : CukupD = ‹ 60 : Kurang

Sejarah Indonesia | 106

Page 107: Contoh Rpp.kur 2013

Rubrik Penilaian Presentasi

No. Nama Siswa

A s p e k P e n i l a i a nJumlah

Skor Nilai Ket.Komunikasi

Sistemati ka penyamPaian

Wawasan

Kebera nian Antusias Gesture dan

penampilan

Keterangan Skor :Masing-masing kolom diisi dengan kriteria4 = Baik Sekali3 = Baik2 = Cukup1 = Kurang

∑ Skor perolehan Nilai = X 100

Skor Maksimal (20)Kriteria Nilai

A = 80 – 100 : Baik SekaliB = 70 – 79 : BaikC = 60 – 69 : CukupD = ‹ 60 : Kurang

Format Penilaian Makalah

Struktur Makalah Indikator Nilai

Pendahuluan Menunjukkan dengan tepat isi : Latar belakang Rumusan masalah Tujuan penulisan.

Isi Ketepatan pemilihan gambar Orisinalitas makalah Mendeskripsikan kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Struktur/logika penulisan disusun dengan jelas sesuai metode yang dipakai

Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan komunikatif Daftar pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan

Sejarah Indonesia | 107

Page 108: Contoh Rpp.kur 2013

Struktur Makalah Indikator Nilai

(Ilmiah) Menghindari sumber (akun) yang belum dikaji secara

ilmiahPenutup Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah

Saran relevan dengan kajian, dan berisi pesan untuk peningkatan kepedulian terhadap hasil peninggalan sejarah Hindu-Buddha di Indonesia

Jumlah

∑ Skor perolehan Nilai = X 100

Skor Maksimal (48)

Sejarah Indonesia | 108

Kriteria Penilaian untuk masing-masing indikator:

Sangat sesuai 4Sesuai 3Cukup 2Kurang 1

Page 109: Contoh Rpp.kur 2013

Gambar 1: Prasasti Yupa Kerajaan Kutai

Prasasti Tugu masa Kerajaan Tarumanegara

Prasasti Yupa dan Tugu menggunakan Huruf Pallawa

dan Bahasa Sanksekerta Sumber: wikipedia.org

Upacara Nyepi di Bali sebagai salah satu wujud akulturasi

budaya berupa Religi/kepercayaan umat

Hindu di IndonesiaSumber:

www.mediaindonesia.com

Kartu Pembelajaran

KARTU PEMBELAJARAN IPetunjuk Mengerjakan

4. Amati gambar disamping5. Baca artikel dibawah6. Jawab permasalahannya

Akulturasi

Akulturasi adalah bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan aslinya. Hal ini berarti kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia tidak diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu- Buddha. Wujud akulturasi tersebut dapat Anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini:

Bahasa

Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M, contohnya prasasti Yupa dari Kutai dan prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 – 13 M. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno.

Religi/Kepercayaan

Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, Masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia,

Sejarah Indonesia | 109

Page 110: Contoh Rpp.kur 2013

Pembagian Kasta sebagai wujud akulturasi budaya Hindu di

Indonesia dalam bidang sosial kemasyarakatan

Sumber: fannyndep.blogspot.com

berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Buddha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.

Permasalahan Pembelajaran I

Berikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang bahasa dan religi/kepercayaan, serta berikan contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia.

KARTU PEMBELAJARAN IIPetunjuk Mengerjakan

4. Amati gambar disamping5. Baca artikel dibawah6. Jawab permasalahannya

Organisasi Sosial Kemasyarakatan

Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun.

Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari seperti Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan pada masa Majapahit, R. Wijaya diwujudkan sebagai Ha rahari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).

Pemerintahan raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan Wikramawardana.

Wujud akulturasi di samping terlihat dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan,

Sejarah Indonesia | 110

Page 111: Contoh Rpp.kur 2013

Candi Jago, Malang, Jawa Timur

Sumber; koleksi Labdik Sejarah PPPPTK PKn dan IPS

sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.

Permasalahan Pembelajaran II

Berikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang sosial kemasyarakatan dan contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia.

KARTU PERMASALAHAN III

Petunjuk Mengerjakan

4. Amati gambar disamping5. Baca artikel dibawah6. Jawab permasalahannya

Sistem Pengetahuan

Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.

Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa salah satu contohnya yaitu kalimat Sirna ilang kertaning bhumi apabila diartikan sirna = 0, ilang = 0, kertaning = 4 dan bhumi = 1, maka kalimat tersebut diartikan dan belakang sama dengan tahun 1400 saka atau sama dengan 1478 M yang merupakan tahun runtuhnya Majapahit .

Peralatan Hidup dan Teknologi

Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi pembuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra

Sejarah Indonesia | 111

Page 112: Contoh Rpp.kur 2013

Candi Borobudur, Jawa Tengah

Sumber: id.wikipedia.org

yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan. Dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika Grha yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka. Di samping itu, dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.

Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.

Candi Jago merupakan salah satu peninggalan kerajaan Singosari yang merupakan tempat dimuliakannya raja Wisnuwardhana yang memerintah tahun 1248 – 1268. Dilihat dari gambar candi tersebut, bentuk dasarnya adalah punden berundak- undak dan pada bagian bawah terdapat kaki candi yang di dalamnya terdapat sumuran candi, di mana di dalam sumuran candi tersebut tempat menyimpan pripih (lambang jasmaniah raja Wisnuwardhana).

Candi yang bercorak Buddha fungsinya sama dengan di India yaitu untuk memuja Dyani Bodhisattwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa.

Candi Borobudur adalah candi Buddha yang terbesar di Indonesia merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram dilihat dari 3 tingkatan, pada tingkatan yang paling atas terdapat patung Dyani Buddha. Patung-patung Dyani Buddha inilah yang menjadi tempat pemujaan umat Buddha. Di samping itu juga pada bagian atas, juga terdapat atap candi yang berbentuk stupa.

Untuk Candi Buddha di India hanya berbentuk stupa, sedangkan di Indonesia stupa merupakan ciri khas atap candi-candi yang bersifat agama Buddha. Dengan demikian seni bangunan candi di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri karena Indonesia hanya mengambil intinya saja dari unsur budaya India sebagai dasar ciptaannya dan hasilnya tetap sesuatu yang bercorak Indonesia.

Permasalahan IIIBerikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang sistem pengetahuan dan peralatan hidup serta contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia (contoh minimal 5).

Sejarah Indonesia | 112

Page 113: Contoh Rpp.kur 2013

Gambar 8. Relief Candi Borobudur

Sumber: arumsekartaji.wordpress.com

KARTU PEMBELAJARAN IV

Petunjuk Mengerjakan

4. Amati gambar disamping5. Baca artikel dibawah6. Jawab permasalahannya

Kesenian

Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha.

Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia. Dengan demikian terbukti bahwa Indonesia tidak menerima begitu saja budaya India, tetapi selalu berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan suasana di Indonesia.

Untuk wujud akulturasi dalam seni sastra dapat dibuktikan dengan adanya suatu ceritera/kisah yang berkembang di Indonesia yang bersumber dari kitab Ramayana yang ditulis oleh Walmiki dan kitab Mahabarata yang ditulis oleh Wiyasa. Kedua kitab tersebut merupakan kitab kepercayaan umat Hindu. Tetapi setelah berkembang di Indonesia tidak sama proses seperti aslinya dari India karena sudah disadur kembali oleh pujangga-pujangga Indonesia, kedalam bahasa Jawa kuno. Tokoh-tokoh cerita dalam kisah tersebut ditambah dengan hadirnya tokoh punokawan seperti Semar, Bagong, Petruk dan Gareng. Bahkan dalam kisah Bharatayuda yang disadur dari kitab Mahabarata tidak menceritakan perang antar Pendawa dan Kurawa, melainkan menceritakan kemenangan Jayabaya dari Kediri melawan Jenggala.

Di samping itu juga, kisah Ramayana maupun Mahabarata diambil sebagai suatu ceritera dalam seni pertunjukan di Indonesia yaitu salah satunya pertunjukan Wayang. Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia sejak zaman prasejarah dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa. Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon ceritera dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya

Sejarah Indonesia | 113

Page 114: Contoh Rpp.kur 2013

India, tetapi tidak sama persis dengan aslinya karena sudah mengalami perubahan. Perubahan tersebut antara lain terletak dari karakter atau perilaku tokoh-tokoh ceritera misalnya dalam kisah Mahabarata keberadaan tokoh Durna, dalam cerita aslinya Dorna adalah seorang maha guru bagi Pendawa dan Kurawa dan berperilaku baik, tetapi dalam lakon di Indonesia Dorna adalah tokoh yang berperangai buruk suka menghasut.

Permasalahan IV

Berikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang kesenian dan contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia (contoh minimal 5).

KARTU PEMBELAJARAN V

Petunjuk Mengerjakan

4. Perhatikan gambar5. Baca artikel dibawah6. Jawab permasalahannya

Gambar 9. lingga yoni pada Candi Badut, Kota Malang.

Sumber: Koleksi pribadi Labdik Sejarah PPPPTK PKn dan IPS

Permasalahan V

Sejarah Indonesia | 114

Page 115: Contoh Rpp.kur 2013

Perhatikan kondisi Lingga Yoni pada bangunan induk Candi Badut diatas!. Pada lingga tersebut nampak kondisi lingga yang sudah rusak yaitu adanya tambahan tulisan oknum yang tidak bertanggungjawab. Sebagai seorang siswa, apa yang kamu lakukan apabila mengetahui perusakan peninggalan budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia?

KUNCI JAWABAN KARTU PERMASALAHAN

6. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk bahasa dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sanksekerta banyak berkembang di wilayah India bagian selatan. Penggunaan bahasa Sansekerta di Indonesia pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis.

Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di

Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India.

7. Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam:a. Organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya

pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun (konsep dewaraja). Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut. Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah.

b. Sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem

Sejarah Indonesia | 115

Page 116: Contoh Rpp.kur 2013

kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.

8. Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M. Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa. Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.Untuk itu dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka.Di samping itu, dalam bahasa kawi, candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.

9. Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha. Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia.

Sejarah Indonesia | 116

Page 117: Contoh Rpp.kur 2013

10. Pemahaman sejarah memiliki arti lebih penting dari sekadar membentuk kesadaran untuk merawat benda cagar budaya, yakni membentuk karakter, jati diri, dan eksistensi kebangsaan, Cara menghargai peninggalan sejarah antara lain:a. Turut menjaga agar benda-benda peninggalan sejarah tidak dirusak. Benda-benda peninggalan

sejarah harus diamankan dari tangan-tangan jahil. b. Mengunjungi museum, candi, makam pahlawan, istana dan lain-lain termasuk salah satu cara

menghargai peninggalan sejarah.c. Benda-benda peninggalan sejarah adalah kekayaan negara. Kita harus menggunakan secara

benar. Benda-benda itu boleh digunakan untuk keperluan penelitian. Benda-benda peninggalan sejarah juga boleh dikunjungi. Benda-benda peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh memperjualbelikan benda-benda peninggalan sejarah.

d. Siswa dituntut tidak hanya sekedar paham akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari bangku sekolah/formal saja melainkan juga peduli akan lingkungan alam (natural environment).

SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

MATERI PELATIHAN: 2. ANALISIS MATERI AJARALOKASI WAKTU: 12 JP (@ 45 MENIT)JENJANG: SMA/MA, SMK/MAKMATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA

TAHAPAN KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU

PERSIAPAN Dilakukan dengan mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector, Laptop, File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media pembelajaran lainnya.

KEGIATAN PENDAHULUAN

Pengkondisian Peserta 15 Menit

Perkenalan

Fasilitator menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan Analisis

Sejarah Indonesia | 117

Page 118: Contoh Rpp.kur 2013

Materi Ajar.

Fasilitator memotivasi peserta agar serius, antusias, teliti, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung.

KEGIATAN INTI 2.1 Konsep Pendekatan Scientific 90 Menit

Penayangan Video pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan V-2.1/4.1.

20 Menit

Diskusi kelompok untuk mengkaji pendekatan scientific yang mengacu pada tayangan video, dilanjutkan dengan paparan materi oleh fasilitator tentang konsep pendekatan scientific dengan menggunakan PPT-2.2-1 dan contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan PPT-2.2.2 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.

40 Menit

Diskusi kelompok tentang konsep pendekatan scientific dengan menggunakan HO-2.1-1 dan contoh-contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran Sejarah Indonesia dengan mengacu pada hand out HO-2.1-2.

30 Menit

2.3 Model-model Pembelajaran 90 Menit

Mengamati tayangan tiga jenis model pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery Learning).

20 menit

Menerapkan Focus Group Discussion untuk mengidentifikasi karakteristik tiga model pembelajaran.

30 menit

Kerja kelompok untuk mengidentifikasi penerapan Pendekatan Scientific pada tiga model pembelajaran.

40 menit

2.3 Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Pembelajaran 90 Menit

Kegiatan interaktif untuk menyamakan persepsi tentang jenis dan bentuk penilaian autentik.

15 Menit

Diskusi tentang konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.

30 Menit

Sejarah Indonesia | 118

Page 119: Contoh Rpp.kur 2013

Presentasi hasil diskusi kelompok 25 Menit

Paparan materi Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar dengan menggunakan bahan tayang PPT-2..2 dan Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Sejarah Indonesia menggunakan bahan tayang PPT-2.2/3.2.

15 Menit

ICE BREAKER 5 Menit

2.4 Analisis Buku Guru dan Buku Siswa (Kesesuaian,

Kecukupan, dan Kedalaman Materi)

240 Menit

Menilai buku dilakukan oleh peserta dengan bimbingan fasilitator dilihat dari aspek kesesuaian, kecukupan, dan kedalaman materi.

20 Menit

Diskusi kelompok hasil penilaian buku dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang Analisis Buku Guru dan Buku Siswa dengan menggunakan PPT-2.3 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.

30 Menit

Menyimpulkan hasil diskusi dan menyampaikan format lembar kerja yang telah disiapkan.

15 Menit

Kerja kelompok untuk menganalisis kesesuaian buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD dengan menggunakan LK-2.3-1 dan LK -2.3-2.

60 Menit

ICE BREAKER 5 Menit

Diskusi kelompok untuk menganalisis kesesuaian proses, pendekatan scientific, serta strategi evaluasi yang diintegrasikan dalam buku.

30 Menit

Kerja kelompok untuk membuat contoh-contoh penerapan materi pelajaran yang terdapat dalam buku guru dan buku siswa pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan sehari-hari.

30 Menit

Presentasi hasil kerja kelompok. 30 Menit

Menyimpulkan materi analisis buku oleh fasilitator. 20 Menit

KEGIATAN PENUTUP

Membuat rangkuman materi pelatihan Analisis materi Ajar. 15 Menit

Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran.

Sejarah Indonesia | 119

Page 120: Contoh Rpp.kur 2013

Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan.

Fasilitator menutup pembelajaran

Sejarah Indonesia | 120

Page 121: Contoh Rpp.kur 2013

Submateri Pelatihan 3.1: Penyusunan RPP

Langkah Kegiatan Inti

Tugas Individu: Saling Menilai

RPP

Menyimpulkan Hasil Penilaian

RPPDiskusi

15 Menit 10 Menit 40 Menit

Kerja Kelompok Diskusi Kerja Kelompok

35 Menit 20 Menit 80 Menit

Aktivitas 1: Menilai RPP

Menilai RPP Peserta Lain

d. Setiap peserta diwajibkan membawa dua set RPP yang telah digunakan dalam proses pembelajaran sesuai mata pelajaran yang diampu.

e. RPP tersebut dikumpulkan kepada panitia untuk kemudian dibagikan kembali ke peserta untuk dinilai oleh peserta lainnya dengan menggunakan acuan pengetahuan masing-masing peserta.

f. Hasil penilaian dituliskan langsung pada halaman depan RPP.

Hasil penilaian dipresentasikan oleh peserta yang ditunjuk instruktur. Peserta lainnya menyampaikan hasil penilaian yang tidak sama dengan peserta lainnya. Instruktur mencatat hasil penilaian yang dilaporkan peserta.

Peserta menyimpulkan hasil penilaian RPP dengan dipandu oleh Instruktur.

Diskusirambu-rambu penyusunan RPPyang mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan Scientific.

Paparan materi tentang Rambu-rambu Penyusunan RPP mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan scientific dengan mengggunakan PPT-3.1 oleh fasilitator yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.

Sejarah Indonesia | 121

Page 122: Contoh Rpp.kur 2013

Aktivitas 2: Kerja Kelompok

Kerja kelompokuntuk menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan pendekatan scientific (terutama KD di awal semester 1).

Diskusi format telaah RPPdengan mengacu pada bahan tayangPPT-3.1.

Aktivitas 3: Kerja Kelompok

Kerja Kelompokuntuk menelaah RPP yang disusun kelompok lain dengan menggunakan

LK-3.1/3.2.

Sejarah Indonesia | 122

Page 123: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 123

Page 124: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 124

Page 125: Contoh Rpp.kur 2013

LEMBAR KERJA

PENELAAHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Identitas RPP yang ditelaah: …………………………………

Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut! Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda!

No.Komponen

Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor

Catatan

1 2 3

A Identitas Mata PelajaranTidak Ada

Kurang Lengkap

Sudah Lengkap

1. Satuan pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

B. Perumusan IndikatorTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan SKL,KI dan KD.

2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur.

3. Kesesuaian dengan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

C. Perumusan Tujuan PembelajaranTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai.

2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar.

D. Pemilihan Materi AjarTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

Sejarah Indonesia | 125

LK - 3.1/3.2

Page 126: Contoh Rpp.kur 2013

No.Komponen

Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor

Catatan

1 2 3

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

3. Kesesuaian dengan alokasi waktu.

E. Pemilihan Sumber BelajarTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan KI dan KD.

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific.

3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

F. Pemilihan Media BelajarTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific.

3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

G. Model PembelajaranTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

2. Kesesuaian dengan pendekatan Scientific.

H. Skenario PembelajaranTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas.

Sejarah Indonesia | 126

Page 127: Contoh Rpp.kur 2013

No.Komponen

Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor

Catatan

1 2 3

2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan scientific.

3. Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi.

4. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi.

I. PenilaianTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik.

2. Kesesuaian dengan dengan indikator pencapaian kompetensi.

3. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.

4. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal.

Jumlah

Sejarah Indonesia | 127

Komentar terhadap RPP secara umum.

........................................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

Page 128: Contoh Rpp.kur 2013

RUBRIK

PENILAIAN TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Rubrik penilaian RPP digunakan fasilitator untuk menilai RPP peserta yang digunakan peerteaching.

Selanjutnya nilai RPP dimasukkan ke dalam nilai portofolio peserta.

Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut.

6. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai!

7. Berikan nilai setiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (√) pada kolom

pilihan skor (1 ), (2) dan (3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP tersebut!

8. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan setiap komponen RPP jika diperlukan!

9. Setelah selesai penilaian, jumlahkan skor seluruh komponen!

10. Tentukan nilai RPP menggunakan rumus sbb:

Nilai=Skor yangdiperoleh75

x 100%

PERINGKAT NILAI

Amat Baik ( A) 90 ≤ A ≤100

Baik (B) 75 ≤ B < 90

Cukup (C) 60 ≤ C < 75

Kurang (K) K < 60

Sejarah Indonesia | 128

R-3.1/3.2

Page 129: Contoh Rpp.kur 2013

Submateri Pelatihan : 3.2 Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar

Langkah Kegiatan Inti

Diskusi dan Tanya jawab

Kerja Kelompok

Kerja Kelompok

Presentasi Merangkum dan Refleksi

40 Menit 30 Menit 25 Menit 20 Menit 20 Menit

Diskusi dan tanya jawab tentang penilaian autentik dalam bentuk tes dan nontes termasuk portofolio, dilanjutkan dengan Pemaparan materi oleh fasilitator tentang Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan menggunakan PPT-2.3/3.2 dan Panduan Tugas Menelaah Rancangan Penilaian pada RPP dengan menggunakan PPT-3.2 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.

Kerja kelompok untuk menelaah contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaranyang terdapat dalam HO-2.3/3.2.

Kerja kelompok untuk merevisi rancangan penilaian pada RPP yang telah disusun.

Presentasi hasil kerja kelompok.

Membuat rangkuman materi pelatihan Model Rancangan Pembelajaran.

Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran.

Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan.

Fasilitator menutup pembelajaran.

Bahan Tayang

Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan menggunakan PPT-2.3/3.2 dan Panduan Tugas Menelaah Rancangan Penilaian pada RPP dengan menggunakan PPT-3.2-2.

Sejarah Indonesia | 129

Page 130: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 130

Page 131: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 131

Page 132: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 132

MATERI PELATIHAN 4 : PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING (24 JP)

4.3 Simulasi Pembelajaran4.4 Peer Teaching

Page 133: Contoh Rpp.kur 2013

Sub Materi Pelatihan 4 Praktik Pembelajaran Terbimbing

E. KOMPETENSI

Peserta pelatihan dapat:

3. mengkaji pelaksanaan pembelajaranyang menerapkan pendekatan scientific (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual; dan

4. melaksanakan pembelajaranyang menerapkan pendekatan scientific (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual.

F. LINGKUP MATERI

3. Simulasi Pembelajaran

4. Peer Teaching

G. KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN

8. Ketelitian dan keseriusan dalam menganalisis simulasi pembelajaran.

9. Menganalisis simulasi pembelajaran melalui tayangan video pembelajaran.

10. Menyimpulkan alur pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan scientific dan penilaian autentik.

11. Merevisi RPP sehingga menerapkan pendekatan scientific dan penilaian autentik untuk kegiatan peer teaching.

12. Kreatif dan komunikatif dalam melakukan peer teaching.

13. Melaksanakan peer teaching pembelajaranyang menerapkan pendekatan scientific dan penilaian autentik.

14. Menilai pelaksanaan peer teaching peserta lain.

H. PERANGKAT PELATIHAN

4. Bahan Tayang

a. Strategi Pengamatan tayangan video.

b. Panduan tugas praktik pelaksanaan pembelajaran.

Sejarah Indonesia | 133

Page 134: Contoh Rpp.kur 2013

c. Garis besar instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran.

5. Lembar Kerja

a. Analisis pembelajaran pada tayangan video.

b. Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran (Alat Penilaian Kinerja Guru).

6. ATK

Sejarah Indonesia | 134

Page 135: Contoh Rpp.kur 2013

SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

MATERI PELATIHAN: 4. PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBINGALOKASI WAKTU: 22 JP (@ 45 MENIT)JENJANG: SMA/MA, SMK/MAKMATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA

TAHAPAN KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU

PERSIAPAN Dilakukan dengan mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector, Laptop, File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media pembelajaran lainnya.

KEGIATAN PENDAHULUAN

Pengkondisian Peserta 15 Menit

Perkenalan

Fasilitator menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan Praktik Pembelajaran Terbimbing.

Fasilitator memotivasi peserta, mengajak berdinamika agar saling mengenal, serius, semangat, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung.

KEGIATAN INTI 4.1 Simulasi Pembelajaran 380 Menit

Pemaparan Strategi Pengamatan Video Pembelajaran dengan menggunakan bahan tayang PPT-4.1- oleh fasilitator.

20 Menit

Penayangan video pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan V-2.1/4.1.

20 Menit

Kerja kelompok untuk menganalisis tayangan video pembelajaran dengan fokus pada penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik dengan menggunakan LK 4.1.

60 Menit

Mengkonfirmasi penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik mengacu pada tayangan video pembelajaran

30 Menit

Sejarah Indonesia | 135

Page 136: Contoh Rpp.kur 2013

Kerja kelompok untuk merevisi RPP sesuai dengan hasil analisis tayangan video pembelajaran.

135 Menit

Presentasi contoh RPP yang akan digunakan dalam kegiatan peer teaching.

90 Menit

ICE BREAKER 5 Menit

4.2 Peer Teaching 600 Menit

Paparan oleh fasilitator tentang Panduan Tugas Praktik Pelaksanaan Pembelajaran melalui peer teaching dengan menggunakan PPT- 4.2-1.

20 Menit

Paparan oleh fasilitator tentang Garis Besar Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan PPT-4.2-2.

20 Menit

Persiapan peer teaching. 20 Menit

Praktik peer teaching pembelajaran Sejarah Indonesia secara individual, untuk setiap peserta 30 menit dipandu fasilitator.

510 Menit

Menilai kegiatan peer teaching menggunakan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran LK -4.2.

Refleksi terhadap pelaksanaan peer teaching. 30 Menit

KEGIATAN PENUTUP

Membuat rangkuman materi pelatihan Praktik Pembelajaran Terbimbing.

15 Menit

Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran

Fasilitator mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan.

Fasilitator menutup pembelajaran.

Sejarah Indonesia | 136

Page 137: Contoh Rpp.kur 2013

Submateri Pelatihan : 4.1 Simulasi Pembelajaran

Langkah Kegiatan Inti

Paparan Tayangan Video Kerja Kelompok

20 Menit 20 Menit 60 Menit

Presentasi Kerja Kelompok Menyimpulkan

90 Menit 135 Menit 30 Menit

Pemaparan Strategi Pengamatan Video Pembelajaran dengan menggunakan bahan tayang PPT-4.1 oleh fasilitator.

Penayangan video pembelajaran dengan menggunakan V-2.1/4.1.

Kerja kelompok untuk menganalisis tayangan video pembelajaran dengan fokus pada penerapan pendekatan scientific dan penilaian autentik dengan menggunakan LK 4.1.

Menyimpulkan alur pembelajaranyang berorientasi pada pendekatan scientific dan penilaian autentik.

Kerja kelompok untuk merevisi RPP sesuai dengan hasil analisis tayangan video pembelajaran.

Presentasi contoh RPP yang akan digunakan dalam kegiatan peer teaching.

Sejarah Indonesia | 137

Page 138: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 138

Page 139: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 139

Page 140: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 140

Page 141: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 141

Page 142: Contoh Rpp.kur 2013

LEMBAR KERJA

ANALISIS PEMBELAJARANDALAM TAYANGAN VIDEO PEMBELAJARAN

1. Nama Peserta : ..............................................

2. Asal Sekolah : ..............................................

3. Mata Pelajaran : ..............................................

3. Tema : ..............................................

Aspek yang Diamati Ya Tidak CatatanKegiatan Pendahuluan

Melakukan apersepsi dan motivasi.a Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali

kegiatan pembelajaran.b Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman

peserta didik dalam perjalanan menuju sekolah atau dengan tema sebelumnya.

c Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitan dengan tema yang akan dibelajarkan.

d Mengajak peserta didik berdinamika/melakukan sesuatu kegiatan yang terkait dengan materi.

Kegiatan Inti

Guru menguasai materi yang diajarkan.

a. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.

b. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang diintegrasikan secara relevandengan perkembangan Iptek dankehidupan nyata .

c. Menyajikan materi dalam tema secara sistematis dan gradual (dari yang mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak)

Guru menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik.a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang

akan dicapai.b. Melaksanakan pembelajaran secara runtut.c. Menguasai kelas dengan baik.

Sejarah Indonesia | 142

LK - 4.1

Page 143: Contoh Rpp.kur 2013

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatand. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.

e. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).

f. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.Guru menerapkan pendekatan scientific.

a Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana.

b Memancing peserta didik untuk peserta didik bertanya.

c Menyajikan kegiatan peserta didik untuk keterampilan mengamati.

d Menyajikan kegiatan peserta didik untuk keterampilan menganalisis.

f Menyajikan kegiatan peserta didik untuk keterampilan mengkomunikasikan.Guru melaksanakan penilaian autentik.

a Mengamati sikap dan perilaku peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

b Melakukan penilaian keterampilan peserta didik dalam melakukan aktifitas individu/kelompok.

c Mendokumentasikan hasil pengamatan skap, perilaku dan keterampilan peserta didik.Guru memanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran.

a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran.

b. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.

c. Menghasilkan pesan yang menarik.d. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar

pembelajaran.e. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media

pembelajaran.Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.

a. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.

b. Merespon positif partisipasi peserta didik,c. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik,d. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.

Sejarah Indonesia | 143

Page 144: Contoh Rpp.kur 2013

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatane. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme peserta didik dalam

belajar.Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran

a. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

b. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

c. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.

Penutup PembelajaranGuru mengakhiri pembelajaran dengan efektif

a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik.

b. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.

Sejarah Indonesia | 144

Page 145: Contoh Rpp.kur 2013

RUBRIK

PENILAIAN HASIL ANALISIS PEMBELAJARAN PADA TAYANGAN VIDEO

NAMA PESERTA DIKLAT :…………………………………………………………..KELAS/ :…………………………………………………………..TANGGAL PENILAIAN :…………………………………………………………..

Aspek Kriteria RentanganNilai

NilaiPeserta

Pengamatan Video

(15-30)

Mendeskripsikanhasilpengamatankegiatanawal, kegiataninti, dankegiatanpenutupdenganlengkapdanterinci yang disertaicontohkongkrithasilpengamatan.

25 - 30

Mendeskripsikanhasilpengamatankegiatanawal, kegiataninti, dankegiatanpenutupdenganlengkapnamunkurangterinci..

21 - 24

Mendeskripsikanhasilpengamatankegiatanawal, kegiataninti, dankegiatanpenutupnamuntidaklengkap.

15 - 20

Lembarkerjaanalisispembelajaran

dalam Video(15-30)

Mendeskripsikansetiap item padalembarkerjaanalisis proses belajarmengajarsesuaidengankompetensidasar yang disajikandalamtayangan video denganjelas, lengkapdanbenar.

25 - 30

Mendeskripsikansetiap item padalembarkerjaanalisis proses belajarmengajarsesuaidengankompetensidasar yang disajikandalamtayangan video denganjelas.

21 - 24

Hanyamenandaisetiap item padalembarkerjaanalisis proses belajarmengajarsesuaidengankompetensidasar yang disajikandalamtayangan video.

15 - 20

Sikapselamamengamati(5-15)

Menunjukkansikapantusias, teliti, bersungguh-sungguhdenganpenuh rasa ingintahu yang disertaidenganpolaberpikiranalitikdalammengamatidanberdiskusi.

12 - 15

Menunjukkansikapantusias, teliti, bersungguh-sungguhdenganpenuh rasa ingintahu danaktifdalamberdiskusi.

8 - 11

Menunjukkansikapantusias, teliti, bersungguh-sungguhdenganpenuh rasa ingintahu saja.

5 - 7

Komentardan Simpulan (10-25)

Memberikankomentar yang faktualdanterstruktursesuaidenganketerlaksanaan skenario pembelajaran yangadadalamtayangan PBM

21 - 25

Sejarah Indonesia | 145

R - 4.1

Page 146: Contoh Rpp.kur 2013

Aspek Kriteria RentanganNilai

NilaiPeserta

video pembelajaranyang terdiridaripengalaman yang dapatdiambildaritayangan video dankesimpulan.Memberikankomentar yang faktualdanterstruktursesuaidenganketerlaksanaan skenario pembelajaran yangadadalamtayangan PBM video pembelajaranyang terdiridaripengalaman yang dapatdiambildaritayangan video.

16 -20

Memberikankomentarsesuaidengan keterlaksanaan skenario pembelajaran yangadadalamtayangan PBM video pembelajaran.

10 -15

JUMLAH 100

………………, ……….……………. 2013 Fasilitator,

(.................................................)

Sejarah Indonesia | 146

Page 147: Contoh Rpp.kur 2013

Submateri Pelatihan : 4.2 Peer Teaching

Langkah Kegiatan Inti

Paparan Panduan

Paparan Instrumen Penilaian

PersiapanPeer Teaching

15 Menit 15 Menit 10 Menit

RefleksiPraktik

Peer Teaching

40 Menit 560 Menit

Paparan oleh fasilitator tentang Panduan Tugas Praktik Pelaksanaan Pembelajaran melalui peer teaching dengan menggunakan PPT- 4.2-1.

Paparan oleh fasilitator tentang Garis Besar Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan PPT-4.2-2.

Persiapan peer teaching.

Praktik peer teachingpembelajaran secara individual, untuk setiap peserta 30menit dipandu fasilitator.

Menilai kegiatan peer teachingoleh fasilitator dengan menggunakan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran LK-4.2.

Refleksi terhadap pelaksanaan peer teaching.

Sejarah Indonesia | 147

Page 148: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 148

Page 149: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 149

Page 150: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 150

Page 151: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 151

Page 152: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 152

Page 153: Contoh Rpp.kur 2013

LEMBAR KERJA

INSTRUMEN PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

4. Nama Peserta : .................................................

5. Asal Sekolah : .................................................

6. Topik : .................................................

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan

Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan

pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya.2 Mengajukan pertanyaan menantang.3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran.4 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi

pembelajaran.

Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan 1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta

didik. 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja

kelompok, dan melakukan observasi.

Kegiatan Inti

Penguasaan Materi Pelajaran

1 Kemampuan menyesuiakan materi dengan tujuan pembelajaran.

2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata.

3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat.

4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak)

Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang

akan dicapai. 2 Menfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi. 3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 4 Menguasai kelas.

Sejarah Indonesia | 153

LK - 4.2

Page 154: Contoh Rpp.kur 2013

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan 5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.

6 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).

7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.

Penerapan Pendekatan scientific

1 Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana.

2 Memancing peserta didik untuk bertanya.

3 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba.

4 Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati.

5 Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis.

6 Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berfikir yang logis dan sistematis).

7 Menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi.

Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran

1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran.

2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.

3 Menghasilkan pesan yang menarik.

4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran.

5 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran.

Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran

1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.

2 Merespon positif partisipasi peserta didik.

3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik.

4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.

5 Menumbuhkan keceriaan atau antuisme peserta didik dalam belajar.

Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran

1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

Kegiatan Penutup

Sejarah Indonesia | 154

Page 155: Contoh Rpp.kur 2013

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan

Penutup pembelajaran

1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik.

2 Memberihan tes lisan atau tulisan .

3 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio.

4 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.

Jumlah

Sejarah Indonesia | 155

Page 156: Contoh Rpp.kur 2013

RUBRIK

PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan fasilitator untuk menilai kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat Peer Teaching. Selanjutnya nilai PeerTeaching dimasukkan ke dalam nilai portofolio peserta.

Langkah Kegiatan

5. Berikan tanda cek (√) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran!

6. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran!

7. Hitung jumlah nilai YA dan TIDAK !

8. Tentukan Nilai menggunakan rumus berikut ini!

Mata Pelajaran IPA

Nilai= Jumlah YA40

x 100 % Nilai= Jumlah YA44

x 100 %

PERINGKAT NILAI

Amat Baik ( A) 90 ≤ A ≤100

Baik (B) 75 ≤ B < 90

Cukup (C) 60 ≤ C < 75

Kurang (K) K < 60

Sejarah Indonesia | 156

R - 4.2

Page 157: Contoh Rpp.kur 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester : X/1

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Topik : Komunikasi dalam Kehidupan

Jumlah Pertemuan : 3 Pertemuan

A. Kompetensi Inti1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.2. Menghayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kemanusiaan, kebangsaan, kenegaran, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan mintanya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar1.1

Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa

2.1

Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik

3.1

Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan

4.2

Memproduksi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi1. Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan

menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.2. Memiliki sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan

bahasa Indonesia untuk membuat anekdot.3. Mengetahui struktur teks anekdot4. Mengetahui kaidah teks anekdot.

Sejarah Indonesia | 157

Page 158: Contoh Rpp.kur 2013

5. Memproduksi teks anekdot secara tulisan6. Memproduksi teks anekdot secara lisan

D. Tujuan Pembelajaran Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat mensyukuri anugerah Tuhan

akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.

Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa memiliki dan menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik.

Setelah membaca contoh teks anekdot dan mendiskusikannya, siswa dapat memahami struktur dan kaidah teks anekdot, baik melalui lisan maupun tulisan.

Setelah berdiskusi dan berlatih, siswa dapat memproduksi teks anekdot dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan.

E. Materi Pembelajarana. Kaidah Bahasa Indonesiab. Contoh Teks Anekdotc. Struktur Teks Anekdotd. Kaidah Teks Anekdot

F. Alokasi waktu6 x 45 Menit

G. Metode PembelajaranMetode diskusi kelompok dan Penugasan

H. Kegiatan PembelajaranPertemuan Pertamaa. Kegiatan Pendahuluan

1) Siswa menrespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya

2) Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3) Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan

b. Kegiatan IntiEksplorasi1) Kedalaman pengetahuan dan kemampuan siswa tentang anekdot dipancing oleh

guru dengan memperlihatkan contoh atau model teks anekdot.2) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang berhubungan dengan

anekdot termasuk hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan kaidah bahasa Indonesia pada teks tersebut

Elaborasi3) Siswa mengambil lotre yang berisi istilah kebahasaan. Lalu, masing-masing siswa

menyebutkan kata yang sama, bersatu membentuk kelompok kecil.4) Siswa mendapatkan fotokopi surat kabar tentang beberapa anekdot 5) Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa secara

berkelompok membaca dan berdiskusi menentukan perbedaan, struktur, dan kaidah

Sejarah Indonesia | 158

Page 159: Contoh Rpp.kur 2013

anekdot serta penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang tidak sesuai dalam tulisan tersebut

6) Wakil dari masing-masing kelompok secara bergiliran melaporkan hasil diskusinya.7) Kelompok lain merespon atau menanggapi dengan responsif dan santunKonfirmasi8) Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru

c. Kegiatan Penutup1) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran2) Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan3) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru4) Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran

Pertemuan Keduaa. Kegiatan Pendahuluan

1) Siswa menrespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya

2) Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3) Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan

b. Kegiatan IntiEksplorasi1) Kedalaman pengetahuan dan kemampuan siswa tentang anekdot dipancing oleh

guru dengan memperlihatkan contoh atau model teks anekdot.2) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang struktur dan kaidah teks anekdot dengan

mengacu pada contoh teks anekdot. Elaborasi3) Siswa duduk kembali bersatu dengan kelompoknya masing-masing dengan posisi

tempat duduk yang diatur ulang.4) Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa secara

berkelompok mendiskusikan tema yang akan diangkat untuk menulis anekdot. Tema tersebut di anataranya permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik.

5) Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa secara berkelompok siswa memproduksi teks anekdot, sesuai dengan struktur dan kaidah teks anekdot serta tetap mengindahkan kaidah penggunaan bahasa Indonesia.

6) Siswa saling mengoreksi teks anekdot yang sudah ditulisnya dan memberikan saran perbaikan untuk penyempurnaan dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun

7) Siswa memperbaiki teks anekdot berdasarkan saran dari kelompok lainKonfirmasi8) Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat

menulis teks anekdot9) Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka

tentang hambatan dalam menulis teks anekdot dan hasil observasinya pada saat siswa berdiskusi dan menulis.

10) Siswa menyempurnakan kembali teks anekdotnya berdasarkan umpan balik dari guru

11) Kelompok yang menulis teks anekdot terbaik mendapatkan penghargaan.

Sejarah Indonesia | 159

Page 160: Contoh Rpp.kur 2013

b. Kegiatan Penutup1) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran2) Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan3) Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran

Pertemuan Ketigaa. Kegiatan Pendahuluan

1) Siswa menrespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya

2) Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3) Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanaka

b. Kegiatan IntiEksplorasi4) Siswa Kedalaman pengetahuan dan kemampuan siswa tentang penyampaian

anekdot secara lisan dipancing oleh guru dengan memperlihatkan contoh atau model.

5) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang berhubungan dengan penyampaian anekdot secara lisan berdasarkan model tersebut

Elaborasi6) Siswa berdiskusi menyimpulkan hal-hal yang harus diperhatikan saat

menyampaikan anekdot secara lisan dan menyepakatinya sebagai rubrik penilaian.7) Siswa duduk kembali bersatu dengan kelompoknya masing-masing dengan posisi

tempat duduk yang diatur ulang.8) Di dalam kelompoknya siswa berlatih menyampaikan anekdot yang sudah ditulisnya

secara lisan dengan menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah dan konteks9) Siswa di kelompoknya berhitung. Lalu masing-masing siswa yang menyebutkan

angka yang sama bersatu membentuk kelompok baru.10) Di dalam kelompok baru, secara bergantian masing-masing siswa menyampaikan

anekdotnya secara lisan dengan menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah dan konteks

11) Siswa yang lain mengapresiasi sesuai dengan rubrik yang sudah disepakati.12) Masing-masing kelompok menentukan dua anggota terbaiknya13) Perwakilan kelompok yang terbaik menyampaikan anekdotnya secara lisan di

depan kelas dengan menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah dan konteks14) Semua siswa mengapresiasi temannya dan menentukan tiga siswa terbaik Konfirmasi15) Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru 16) Tiga siswa terbaik dalam penyampaian anekdot secara lisan mendapatkan

penghargaan

c. Kegiatan Penutup1) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran2) Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan3) Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran

Sejarah Indonesia | 160

Page 161: Contoh Rpp.kur 2013

I. Penilaian

1. Penilaian proses

No Aspek yang dinilaiTeknik

PenilaianWaktu

PenilaianInstrumen Penilaian

Keterangan

1. Religius Pengamatan Proses Lembar Pengamatan

Hasil penilaian nomor 1 dan 2 untuk masukan pembinaan dan informasi bagi Guru Agama dan Guru PKn

2. Tanggung jawab3. Peduli4. Responsif5. Santun

2. Penilaian Hasil

Indikator Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk Penilaian

Instrumen

Mengetahui struktur teks anekdot

Tes tertulis

Isian 1. Jelaskan struktur teks anekdot!

Mengetahui kaidah teks anekdot

Tes tertulis

Isian 2. Sebutkan kaidah teks anekdot!

Memproduksi teks anekdot secara tulisan

Unjuk kerja

Keterampilan tertulis

2. Pilihlah salah satu tema berikut ini (permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik). Kemudian, tulislah teks anekdot berdasarkan tema yang Anda pilih!

Memproduksi teks anekdot secara lisan

Unjuk kerja

Keterampilan tertulis

3. Sampaikanlah anekdot yang telah Anda tulis secara lisan dengan mengunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah dan konteks!

Kunci Jawaban

1. Struktur teks anekdota. abstract,  berupa isyarat akan apa yang diceritakan berupa kejadian yangtidak lumrah,

tidak  biasa, aneh, atau berupa rangkuman atas apa yang akan diceritakan ataudipaparkan teks;sifatnya opsional.-

b. orientation, pendahuluan atau pembuka berupa pengelanalan tokoh, waktu,dan tempat.c. events, rangkaian kejadian/peristiwa.d. krisis, pemunculan masalah.

Sejarah Indonesia | 161

Page 162: Contoh Rpp.kur 2013

e. reaction, tindakan atau langkah yang diambil untuk merespon masalah.f. coda, perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita;

sifatnya opsional.g. reorientation, penutup—ungkapan-ungkapan yang menunjukkan ceritasudah berakhir.

2. Kaidah teks anekdota. Menggunakan waktu lampau, seperti: saya menemukannya semalam.b. Menggunakan pertanyaan retorika, seperti: Apakah kamu tahu?c. Menggunakan kata sambung (konjungsi) waktu, seperti: kemudian, setelah itu, dll.d. Menggunakan kata kerja, seperti: pergi, tulis, dll.e. Menggunakan kalimat perintahf. Menggunakan kalimat seru

Pedoman Penskoran1. Soal nomor 1

Aspek SkorSiswa menjawab benar semua 6Siswa menjawab benar 6 5Siswa menjawab benar 5 4Siswa menjawab benar 4 3Siswa menjawab benar 3 2Siswa menjawab benar 2 1SKOR MAKSIMAL 6

2. Soal nomor 2Aspek Skor

Siswa menjawab benar semua 5Siswa menjawab benar 5 4Siswa menjawab benar 4 3Siswa menjawab benar 3 2Siswa menjawab benar 2 1SKOR MAKSIMAL 5

3. Soal nomor 3NNo.

Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Tingkat Skor

11.

Isi Amat memahami; amat luas dan lengkap; amat

terjabar; amat sesuai dengan kutipan. Memahami; luas dan lengkap; terjabar; sesuai dengan

kutipan, meskipun kurang terinci. Memahami secara terbatas; kurang lengkap; kurang

terjabar; kurang terinci. Tidak memahami isi; tidak mengena.

Amat baik

Baik

Sedang

27 – 30

22 – 26

17 – 21

Sejarah Indonesia | 162

Page 163: Contoh Rpp.kur 2013

NNo.

Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Tingkat Skor

Kurang 13 – 16

2.

Organisasi Amat teratur dan rapi; amat jelas; kaya akan gagasan;

urutan amat logis; kohesi amat tinggi. Teratur dan rapi; jelas; banyak gagasan; urutan logis;

kohesi tinggi. Kurang teratur dan rapi; kurang jelas; kurang gagasan;

urutan kurang logis; kohesi kurang tinggi. Tidak teratur; tidak jelas; miskin gagasan; urutan tidak

logis; tidak ada kohesi.

Amat baik

Baik

Sedang

Kurang

18 –20

14 – 17

10 – 13

7 - 9

3.

Kosakata dan Diksi Amat luas; penggunaan amat efektif; amat menguasai

pembentukan kata; pemilihan kata amat tepat. Luas; penggunaan efektif; menguasai pembentukan

kata; pemilihan kata yang tepat. Terbatas; kurang efektif; kurang menguasai

pembentukan kata; pemilihan kata kurang tepat. Seperti terjemahan; tidak memahami pembentukan

kata; tidak menguasai kata-kata.

Amat baik

Baik

Sedang

Kurang

18 –20

14 – 17

10 – 13

7 - 9

i.4. Bahasa (Tata Bahasa dan Struktur)

Amat menguasai tata bahasa; amat sedikit kesalahan penggunaan dan penyusunan kalimat dan kata-kata.

Penggunaan dan penyusunan kalimat sederhana; sedikit kesalahan tata bahasa tanpa mengaburkan makna.

Kesulitan dalam penggunaan dan penyusunan kalimat sederhana; kesalahan tata bahasa yang mengaburkan makna.

Tidak menguasai penggunaan dan penyusunan kalimat ; tidak komunikatif.

Amat baik

Baik

Sedang

Kurang

22 – 25

18 – 21

11 – 17

5 – 10

Sejarah Indonesia | 163

Page 164: Contoh Rpp.kur 2013

NNo.

Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Tingkat Skor

5. Penulisan (Ejaan dan Tanda Baca) Amat menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan. Menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, dengan

sedikit kesalahan. Kurang menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan,

dengan banyak kesalahan. Tidak menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan,

tulisan sulit dibaca.

Amat baik

Baik

Sedang

Kurang

5

4

3

2

6. Kerapian Terbaca, bersih dan rapi. Terbaca, bersih, tapi tidak rapi. Terbaca, tidak bersih dan tidak rapi. Tidak terbaca, tidak bersih, dan tidak rapi.

Amat baik

Baik

Sedang

kurang

5

4

3

2

4. Soal nomor 4HAL-HAL YANG DIAMATI

Kesesuaian5… Sesuai dengan kaidah dan struktur3… Sebagian sesuai dengan kaidah dan struktur1… Tidak sesuai dengan kaidah dan strukturKelengkapan (ada bagian awal-tengah-akhir)5… ada bagian awal-tengah- akhir3 … Ada bagian awal-tengah atau tengah-akhirKelogisan5……alasan mendukung pernyataan3……alasan kurang mendukung pernyataan1……alasan tidak mendukung pernyataanKelancaran dan Keruntutan5… Tidak tersendat-sendat sehingga mudah diikuti3… Beberapa kali tersendat-sendat/ berhenti untuk berpikir

Sejarah Indonesia | 164

Page 165: Contoh Rpp.kur 2013

HAL-HAL YANG DIAMATI

1… Selalu berhenti untuk mengingat-ingatPenggunaan Bahasa5… Bahasa komunikatif dan sederhana, tidak menghafal3… Struktur kalimat terlalu panjang sehingga sukar dipahami1… Kalimat rumit dan tidak logisPelafalan dan Intonasi5… Pelafalan jelas dan tepat, intonasi bervariasi3… Pelafalan jelas dan tepat tetapi intonasi monoton1… Pelafalan tidak jelas dan tepat, intonasi monotonPenampilan3… Gerakan tubuh bermakna dan mendukung isi2… Beberapa gerakan kurang sesuai dengan isi1… Banyak gerakan yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan isi artikel

J. Sumber Belajar

Waluyo, Herman J. 2001. Apresiasi Puisi dan Pengajarannya. Jakarta: Gramedia

Contoh teks puisi

Panduan Lengkap Menulis Kreatif, penulis Didik Komaidi

Jakarta, Juni 2013

Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Endang Kurniawan, M. Pd.

Lampiran 1 Lembar Pengamatan

LEMBAR PENGAMATAN SIKAP

Mata Pelajaran :..................................................................................................

Kelas/Semester :....................................................................................................

Tahun Ajaran :....................................................................................................

Waktu Pengamatan : ............................................................................................

Indikator perkembangan sikap religius, tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun

Sejarah Indonesia | 165

Page 166: Contoh Rpp.kur 2013

4. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam

menyelesaikan tugas

5. MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam

menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten

6. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam

menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten

7. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam

menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan ajeg/konsisten

Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

No. Nama

Siswa

Religius Tanggug jawab Peduli Responsif Santun

BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK

1.

2.

3.

4.

5.

...

Keterangan1 = kurang2 = sedang3 = baik4 = sangat baik

Sejarah Indonesia | 166

Page 167: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 167

Page 168: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 168

Page 169: Contoh Rpp.kur 2013

Contoh penerapan penilaian

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester : X/1

Mata Pelajaran : Bahasa Indonsia

Topik : Anekdot

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kemanusiaan, kebangsaan, kenegaran, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan mintanya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1

Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa

2.1

Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik

3.1

Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan

Sejarah Indonesia | 169

HO 2.3/ 3.2

Page 170: Contoh Rpp.kur 2013

4.2

Memproduksi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannnya

sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.

2. Memiliki sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan

bahasa Indonesia untuk membuat anekdot.

3. Mengetahui struktur teks anekdot

4. Mengetahui kaidah teks anekdot.

5. Memproduksi teks anekdot secara tulisan

6. Memproduksi teks anekdot secara lisan

D. Instrumen Penilaian

1. Penilaian proses

No Aspek yang dinilai Teknik PenilaianWaktu

Penilaian

Instrumen

Penilaian

Keterangan

1. Religius Pengamatan Proses Lembar

Pengamatan

Hasil penilaian

nomor 1 dan 2

untuk

masukan

pembinaan

dan informasi

bagi Guru

Agama dan

Guru PKn

2. Tanggung jawab

3. Peduli

4. Responsif

5. Santun

Sejarah Indonesia | 170

Page 171: Contoh Rpp.kur 2013

2. Penilaian Hasil

Indikator Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk Penilaian

Instrumen

Mengetahui struktur teks anekdot

Tes tertulis Isian 4. Jelaskan struktur teks anekdot!

Mengetahui kaidah teks anekdot

Tes tertulis Isian 5. Sebutkan kaidah teks anekdot!

Memproduksi teks anekdot secara tulisan

Unjuk kerja Keterampilan tertulis

6.

Memproduksi teks anekdot secara lisan

Unjuk kerja Keterampilan tertulis

7.

Kunci Jawaban

1. Struktur teks anekdota. abstract, berupa isyarat akan apa yang diceritakan berupa kejadian yangtidak lumrah,

tidak biasa, aneh, atau berupa rangkuman atas apa yang akan diceritakan ataudipaparkan teks;sifatnya opsional.-

b. orientation, pendahuluan atau pembuka berupa pengelanalan tokoh, waktu,dan tempat.c. events, rangkaian kejadian/peristiwa.d. krisis, pemunculan masalah.e. reaction, tindakan atau langkah yang diambil untuk merespon masalah.f. coda, perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita; sifatnya

opsional.g. reorientation, penutup—ungkapan-ungkapan yang menunjukkan ceritasudah berakhir.

2. Kaidah teks anekdota. Menggunakan waktu lampau, seperti: saya menemukannya semalam.b. Menggunakan pertanyaan retorika, seperti: Apakah kamu tahu?c. Menggunakan kata sambung (konjungsi) waktu, seperti: kemudian, setelah itu, dll.d. Menggunakan kata kerja, seperti: pergi, tulis, dll.e. Menggunakan kalimat perintahf. Menggunakan kalimat seru

Sejarah Indonesia | 171

Page 172: Contoh Rpp.kur 2013

Pedoman Penskoran

5. Soal nomor 1

Aspek Skor

Siswa menjawab benar semua 6

Siswa menjawab benar 6 5

Siswa menjawab benar 5 4

Siswa menjawab benar 4 3

Siswa menjawab benar 3 2

Siswa menjawab benar 2 1

SKOR MAKSIMAL 6

6. Soal nomor 2

Aspek Skor

Siswa menjawab benar semua 5

Siswa menjawab benar 5 4

Siswa menjawab benar 4 3

Siswa menjawab benar 3 2

Siswa menjawab benar 2 1

SKOR MAKSIMAL 5

7. Soal nomor 3

No. Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Tingkat Skor

1. Isi Amat memahami; amat luas dan lengkap; amat terjabar;

amat sesuai dengan kutipan. Memahami; luas dan lengkap; terjabar; sesuai dengan

kutipan, meskipun kurang terinci.

Amat baik

Baik

27 – 30

22 – 26

Sejarah Indonesia | 172

Page 173: Contoh Rpp.kur 2013

No. Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Tingkat Skor

Memahami secara terbatas; kurang lengkap; kurang terjabar; kurang terinci.

Tidak memahami isi; tidak mengena.

Sedang

Kurang

17 – 21

13 – 162. Organisasi

Amat teratur dan rapi; amat jelas; kaya akan gagasan; urutan amat logis; kohesi amat tinggi.

Teratur dan rapi; jelas; banyak gagasan; urutan logis; kohesi tinggi.

Kurang teratur dan rapi; kurang jelas; kurang gagasan; urutan kurang logis; kohesi kurang tinggi.

Tidak teratur; tidak jelas; miskin gagasan; urutan tidak logis; tidak ada kohesi.

Amat baik

Baik

Sedang

Kurang

18 –20

14 – 17

10 – 13

7 - 9

3. Kosakata dan Diksi Amat luas; penggunaan amat efektif; amat menguasai

pembentukan kata; pemilihan kata amat tepat. Luas; penggunaan efektif; menguasai pembentukan kata;

pemilihan kata yang tepat. Terbatas; kurang efektif; kurang menguasai pembentukan

kata; pemilihan kata kurang tepat. Seperti terjemahan; tidak memahami pembentukan kata;

tidak menguasai kata-kata.

Amat baik

Baik

Sedang

Kurang

18 –20

14 – 17

10 – 13

7 - 9ii.

4. Bahasa (Tata Bahasa dan Struktur) Amat menguasai tata bahasa; amat sedikit kesalahan

penggunaan dan penyusunan kalimat dan kata-kata. Penggunaan dan penyusunan kalimat sederhana; sedikit

kesalahan tata bahasa tanpa mengaburkan makna. Kesulitan dalam penggunaan dan penyusunan kalimat

sederhana; kesalahan tata bahasa yang mengaburkan makna.

Tidak menguasai penggunaan dan penyusunan kalimat ; tidak komunikatif.

Amat baik

Baik

Sedang

Kurang

22 – 25

18 – 21

11 – 17

5 – 10

5. Penulisan (Ejaan dan Tanda Baca) Amat menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan. Menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, dengan sedikit

kesalahan. Kurang menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, dengan

banyak kesalahan. Tidak menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, tulisan

sulit dibaca.

Amat baikBaik

Sedang

Kurang

54

3

2

6. Kerapian Terbaca, bersih dan rapi. Terbaca, bersih, tapi tidak rapi. Terbaca, tidak bersih dan tidak rapi. Tidak terbaca, tidak bersih, dan tidak rapi.

Amat baikBaik

Sedangkurang

5432

Sejarah Indonesia | 173

Page 174: Contoh Rpp.kur 2013

Sejarah Indonesia | 174

Page 175: Contoh Rpp.kur 2013

8. Soal nomor 4

HAL-HAL YANG DIAMATI

Kesesuaian

5… Sesuai dengan kaidah dan struktur

3… Sebagian sesuai dengan kaidah dan struktur

1… Tidak sesuai dengan kaidah dan struktur

Kelengkapan (ada bagian awal-tengah-akhir)

5… ada bagian awal-tengah- akhir

3 … Ada bagian awal-tengah atau tengah-akhir

Kelogisan

5……alasan mendukung pernyataan

3……alasan kurang mendukung pernyataan

1……alasan tidak mendukung pernyataan

Kelancaran dan Keruntutan

5… Tidak tersendat-sendat sehingga mudah diikuti

3… Beberapa kali tersendat-sendat/ berhenti untuk berpikir

1… Selalu berhenti untuk mengingat-ingat

Penggunaan Bahasa

5… Bahasa komunikatif dan sederhana, tidak menghafal

3… Struktur kalimat terlalu panjang sehingga sukar dipahami

1… Kalimat rumit dan tidak logis

Pelafalan dan Intonasi

5… Pelafalan jelas dan tepat, intonasi bervariasi

3… Pelafalan jelas dan tepat tetapi intonasi monoton

Sejarah Indonesia | 175

Page 176: Contoh Rpp.kur 2013

HAL-HAL YANG DIAMATI

1… Pelafalan tidak jelas dan tepat, intonasi monoton

Penampilan

3… Gerakan tubuh bermakna dan mendukung isi

2… Beberapa gerakan kurang sesuai dengan isi

1… Banyak gerakan yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan isi

artikel

Lampiran

LEMBAR PENGAMATAN PERKEMBANGAN AKHLAK DAN KEPRIBADIAN

Mata Pelajaran :..................................................................................................

Kelas/Semester:....................................................................................................

Tahun Ajaran :....................................................................................................

Waktu Pengamatan: ............................................................................................

Indikator perkembangan sikap religius, tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun

8. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam

menyelesaikan tugas

9. MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan

tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten

10. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan

tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten

11. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas

secara terus-menerus dan ajeg/konsisten

Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

Sejarah Indonesia | 176

Page 177: Contoh Rpp.kur 2013

No. Nama

Siswa

Religius Tanggug jawab Peduli Responsif Santun

BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK

1.

2.

3.

4.

5.

...

Sejarah Indonesia | 177

Page 178: Contoh Rpp.kur 2013

LEMBAR KERJA

PENELAAHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Identitas RPP yang ditelaah: …………………………………

Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut! Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda!

No.Komponen

Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor

Catatan

1 2 3

A Identitas Mata PelajaranTidak Ada

Kurang Lengkap

Sudah Lengkap

1. Satuan pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

B. Perumusan IndikatorTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan SKL,KI dan KD.

2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur.

3. Kesesuaian dengan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

C. Perumusan Tujuan PembelajaranTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai.

Sejarah Indonesia | 178

LK - 3.1/3.2

Page 179: Contoh Rpp.kur 2013

No.Komponen

Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor

Catatan

1 2 3

2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar.

D. Pemilihan Materi AjarTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

3. Kesesuaian dengan alokasi waktu.

E. Pemilihan Sumber BelajarTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan KI dan KD.

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatansaintifik.

3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

F. Pemilihan Media BelajarTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatansaintifik.

3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

G. Model PembelajaranTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

2. Kesesuaian dengan pendekatan Saintifik.

H. Skenario Pembelajaran Tidak Sesuai Sesuai

Sejarah Indonesia | 179

Page 180: Contoh Rpp.kur 2013

No.Komponen

Rencana Pelaksanaan PembelajaranHasil Penelaahan dan Skor

Catatan

1 2 3

Sesuai Sebagian Seluruhnya

1. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas.

2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan saintifik.

3. Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi.

4. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi.

I. PenilaianTidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik.

2. Kesesuaian dengan dengan indikator pencapaian kompetensi.

3. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.

4. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal.

Jumlah

Sejarah Indonesia | 180

Komentar terhadap RPP secara umum.

........................................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

Page 181: Contoh Rpp.kur 2013

RUBRIK

PENILAIAN TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Rubrik penilaian RPP digunakan fasilitator untuk menilai RPP peserta yang digunakan peerteaching.

Selanjutnya nilai RPP dimasukkan ke dalam nilai portofolio peserta.

Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut.

11. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai!

12. Berikan nilai setiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (√) pada kolom

pilihan skor (1 ), (2) dan (3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP tersebut!

13. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan setiap komponen RPP jika diperlukan!

14. Setelah selesai penilaian, jumlahkan skor seluruh komponen!

15. Tentukan nilai RPP menggunakan rumus sbb:

Nilai=Skor yangdiperoleh75

x 100%

PERINGKAT NILAI

Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100

Baik (B) 80 < B ≤ 90

Cukup (C) 70 < C ≤ 80

Kurang (K) ≤ 70

Sejarah Indonesia | 181

R-3.1/3.2