contoh resume fgd

4
Austarlia, Lobi Indonesia untuk Selamatkan Terpidana Mati Narkoba Menegakkan Status Negara Indonesia sebagai Negara Hukum sesuai UUD 1945 Pasal 1 ayat 3. No. Tes : 076, Pos : 3 Saya setuju dengan keputusan Pemeritah Indonesia yang menolak beberapa lobi yang telah dilakukan Pemerintah Australia terhadap dua warga negara-nya yang akan divonis hukuman mati. Kedua warga negara Australia tersebut adalah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, keduanya merupakan dua dari sembilan anggota Bali Nine. Bali Nine adalah sebutan yang diberikan media massa kepada sembilan orang Australia yang ditangkap pada 17 April 2005 di Bali, Indonesia dalam usaha menyelundupkan heroin seberat 8,2 kg dari Indonesia ke Australia [1] . Andrew Chan dan Myuran Sukumaran merupakan otak dari Bali Nine tersebut dan terjerat hukum Indonesia UU RI No.35 Tahun 2009 tentang narkotika. Andrew Chan dan Myuran Sukumaran divonis hukuman mati sedangkan tujuh anggota lainnya dihukum seumur hidup [1] . Sebenarnya Chan dan Sukumaran akan dieksekusi pada gelombang kedua bersama 9 terpidana mati lainnya pada bulan Februari namun karena terpidana mati asal Prancis, Serge Atloui masih dilakukan peninjauan kembali maka terpidana mati akan dieksekusi serentak setelah tanggal 25 Maret 2015 [2] . Saya memang setuju dengan upaya Indonesia yang menolak lobi pemerintah Australia, tetapi setelah mereka begitu lunak dan terus menunda eksekusi tersebut maka seakan-akan tidak ada ketegasan atau inkonsisten dalam pelaksanaan hukum Indonesia. Seharusnya pemerintah Indonesia terutama pihak Kejaksaan segera melaksanakan aturan hukum, untuk menegaskan UUD 1945 Pasal 3 ayat 1 yang berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Selain itu Australia juga

Upload: afiqagung

Post on 17-Nov-2015

113 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Australis, Lobi Indonesia terkait terpidana mati Narkoba

TRANSCRIPT

Austarlia, Lobi Indonesia untuk Selamatkan Terpidana Mati NarkobaMenegakkan Status Negara Indonesia sebagai Negara Hukum sesuai UUD 1945 Pasal 1 ayat 3.No. Tes : 076, Pos : 3 Saya setuju dengan keputusan Pemeritah Indonesia yang menolak beberapa lobi yang telah dilakukan Pemerintah Australia terhadap dua warga negara-nya yang akan divonis hukuman mati. Kedua warga negara Australia tersebut adalah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, keduanya merupakan dua dari sembilan anggota Bali Nine. Bali Nine adalah sebutan yang diberikan media massa kepada sembilan orang Australia yang ditangkap pada 17 April 2005 di Bali, Indonesia dalam usaha menyelundupkan heroin seberat 8,2 kg dari Indonesia ke Australia[1]. Andrew Chan dan Myuran Sukumaran merupakan otak dari Bali Nine tersebut dan terjerat hukum Indonesia UU RI No.35 Tahun 2009 tentang narkotika. Andrew Chan dan Myuran Sukumaran divonis hukuman mati sedangkan tujuh anggota lainnya dihukum seumur hidup[1]. Sebenarnya Chan dan Sukumaran akan dieksekusi pada gelombang kedua bersama 9 terpidana mati lainnya pada bulan Februari namun karena terpidana mati asal Prancis, Serge Atloui masih dilakukan peninjauan kembali maka terpidana mati akan dieksekusi serentak setelah tanggal 25 Maret 2015[2]. Saya memang setuju dengan upaya Indonesia yang menolak lobi pemerintah Australia, tetapi setelah mereka begitu lunak dan terus menunda eksekusi tersebut maka seakan-akan tidak ada ketegasan atau inkonsisten dalam pelaksanaan hukum Indonesia. Seharusnya pemerintah Indonesia terutama pihak Kejaksaan segera melaksanakan aturan hukum, untuk menegaskan UUD 1945 Pasal 3 ayat 1 yang berbunyi Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Selain itu Australia juga seharusnya menghormati hukum Indonesia dan pelaksanaannya sebagaimana yang diatur dalam Konvensi Wina 1961 tentang Hukum Diplomatik, Pasal 41 ayat (1) menegaskan bahwa negara-negara pengirim diwajibkan untuk menghormati hukum dan peraturan hukum lainnya dari negara penerima (The duty to respect the laws and regulations of the receiving state)[3]. Pandangan para politisi terhadap anggaran keamanan Pilkada untuk Polri : Menkopolhukam, Tedjo Edi Purdijatno kepada pers menjelaskan, dalam pertemuan presiden mempertanyakan kesiapan eksekusi mati dua terpidana kasus penyalahgunaan narkoba yang merupakan warga negara Australia.Beliau mengatakan lanjut, bagaimana kesiapannya? 95 persen, kalau sudah clear semuanya tetap akan dilaksanakan, kata Tedjo.[4] Jaksa Agung, HM Prasetyo menjelaskan, tidak ada lagi upaya hukum yang dapat diajukan para terpidana mati kasus penyalahgunaan narkoba. Banding dan kasasi semua sudah diberikan, prosesnya sudah berjalan dan sudah ada, hasil putusannya sudah ada semua, setelah itu masih ada lagi upaya hukum PK, nah itu juga upaya hukum luar biasa, terakhir putusan grasi, sesungguhnya tidak ada lagi untuk mengajukan upaya hukum lain, karena setiap orang yang usdah mengajukan grasi tentunya kita tahu mereka sudah mengakui kesalahan, ungkap Prasetyo.[4] Peserta diskusi yang lain (4 orang) setuju dengan keputusan Pemerintah Indonesia yang menolak Lobi yang dilakukan oleh Pemerintah Australia. 278Saya mendukung pemerintah Indonesia yang menolak lobi pemerintah Australia untuk membebaskan dua tahanan gembong Narkoba berkewarganegaraan Australia. Hukum Indonesia harus ditegakkan. 699Saya setuju dengan pemerintah yang menolak lobi pemerintah Australia. Jangan takut dengan ancaman yang dilakukan oleh pemerintah Australia, jika mereka berbuat apa-apa terhadap negara ini kita masih punya negara-negara sahabat yang dapat membantu kita. Apalagi Indonesia merupakan salah satu anggota PBB kita bisa meminta bantuan dari badan internasional tersebut. 081 Saya sudah setuju dengan keputusan Indonesia untuk menolak lobi-lobi yang telah diajukan oleh pemerintah Australia. Karena Indonesia harus melaksanakan hukumnya, sebagai mana yang telah diatur dalam negara Indoensia. 226Saya setuju dengan pemerintah yang menolak lobi pemerintah Australia tersebut. Hukum dibuat untuk dipatuhi dan mengatur tatanan negara. Kalau tidak dipatuhi maka untuk apa aturan tersebut dibuat. Aturan hanya akan menjadi tulisan-tulisan yang sekedar pajangan dan hanya bisa dibaca. Jika kita memaafkan dan menerima lobi pemerintah Australia tersebut maka negara-negara lain akan memandang enteng pemerintah dan hukum di Indonesia. Dan perlakuan mereka terhadap negara ini akan terus menjadi-jadi. Australia sebagai negara yang diakui secara Internasional dan juga merupakan salah satu anggota PBB sebaiknya menghormati dan menghargai hukum Indonesia. Dan Indonesia sebagai negara yang berlandaskan hukum sebagaimana yang diatur dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat 3 seharusnya lebih tegas dalam menegakkan aturan hukumnya. Dengan ketegasan tersebut maka Indonesia akan lebih dihormati sebagai negara hukum dan tidak dipandang remeh oleh negara lain.Sumber referensi:[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Bali_Nine[2] http://www.dw.de/eksekusi-mati-bali-nine-ditunda-lagi-sampai-akhir-maret/a-18309715[3] http://news.metrotvnews.com/read/2015/03/18/373284/melawan-keraguan-eksekusi-mati[4] http://www.voaindonesia.com/content/presiden-minta-rencana-eksekusi-tetap-dilanjutkan-/2668438.html