combustio

10
BAB I PENDAHULUAN Luka bakar merupakan masalah kesehatan yang sering ditemui di lingkungan masyarakat. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu yang tinggi misalnya luka yang terjadi karena terbakar api langsung maupun tidak langsung seperti tersiram air panas, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia. Akibat yang ditimbulkan oleh luka bakar yaitu kerusakan jaringan kulit yang disebabkan adanya kontak dengan sumber panas. Kulit dengan adanya luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis, maupun jaringan subkutan. Kerusakan yang timbul tergantung faktor penyebab dan lamanya kulit kontak dengan faktor penyebab. Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas dan kedalaman kerusakan jaringan. Semakin lama waktu kontak, semakin luas dan dalam kerusakan jaringan yang terjadi. Trauma termal pada kulit dan jaringan dibawahnya menyebabkan menurunnya fungsi barier kulit. Dengan menurunnya sistim imunitas tubuh akibat luka bakar baik lokal maupun sistemik merupakan faktor yang sangat penting pada proses timbulnya infeksi. Infeksi ringan dan noninvasif (tidak dalam) ditandai dengan keropeng yang mudah terlepas dengan nanah yang banyak. Infeksi invasif ditandai dengan skuama dengan perubahan jaringan di tepi skuama yang mula-mula sehat menjadi nekrotik, akibat infeksi kuman menimbulkan peradangan pembuluh darah pada pembuluh kapiler di jaringan yang terbakar dan menimbulkan trombosis.

Upload: raden-rainy-febriani

Post on 11-Feb-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

combust

TRANSCRIPT

Page 1: COMBUSTIO

BAB I

PENDAHULUAN

Luka bakar merupakan masalah kesehatan yang sering ditemui di lingkungan masyarakat. Luka

bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber

yang memiliki suhu yang tinggi misalnya luka yang terjadi karena terbakar api langsung maupun tidak lang-

sung seperti tersiram air panas, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.

Akibat yang ditimbulkan oleh luka bakar yaitu kerusakan jaringan kulit yang disebabkan adanya

kontak dengan sumber panas. Kulit dengan adanya luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis,

dermis, maupun jaringan subkutan. Kerusakan yang timbul tergantung faktor penyebab dan lamanya kulit

kontak dengan faktor penyebab. Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas dan kedala-

man kerusakan jaringan. Semakin lama waktu kontak, semakin luas dan dalam kerusakan jaringan yang ter-

jadi.

Trauma termal pada kulit dan jaringan dibawahnya menyebabkan menurunnya fungsi barier kulit.

Dengan menurunnya sistim imunitas tubuh akibat luka bakar baik lokal maupun sistemik merupakan faktor

yang sangat penting pada proses timbulnya infeksi. Infeksi ringan dan noninvasif (tidak dalam) ditandai den-

gan keropeng yang mudah terlepas dengan nanah yang banyak. Infeksi invasif ditandai dengan skuama den-

gan perubahan jaringan di tepi skuama yang mula-mula sehat menjadi nekrotik, akibat infeksi kuman

menimbulkan peradangan pembuluh darah pada pembuluh kapiler di jaringan yang terbakar dan menim-

bulkan trombosis.

Page 2: COMBUSTIO

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi

Suatu penyakit yang disebabkan oleh panas, arus listrik atau bahan kimia yang mengenai

kulit, mukosa dan jaringan lebih dalam.

II.2 Patofisiologi

1. Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang

terkena suhu tinggi rusak sel darah yang di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.

2. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula dengan membawa serta

elektrolit. Hal ini menyebabkan berkurangnya volume cairan intra vaskuler. Tubuh kehilangan

cairan antara ½ % - 1 %, “Blood Volum ” setiap 1 % luka bakar. Kerusakan kult akibat luka

bakar menyebabkan kehilangan cairan tambahan karena penguapan yang berlebih (insensible

water loss meningkat).

3. Bila luka bakar lebih dari 20 % akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas yaitu :

gelisah, pucat dingin berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun dan produksi

urine menurun (kegagalan fungsi ginjal).

4. Pada kebakaran daerah muka dapat terjadi kerusakan mukosa jalan nafas karena gas, asap atau

uap panas yang terisa. Gejala yang timbul adalah sesak nafas,takipneu, stridor, suara serak dan

berdahak berwarna gelap karena jelaga.Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun

lain. CO akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga tak mampu mengikat oxygen lagi.-

Tanda keracunan yang ringan adalah lemas, binggung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan

berat terjadi koma. Bila lebih 60 % hemoglobin terikat CO,penderita akan meninggal.

5. Pada luka bakar yang berat terjadi ileus paralitik. Stres dan beban faali yang terjadi pada luka

bakar berat dapat menyebabkan tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala yang

sama gejala tukak peptic. Kelainan ini dikenal dengan “Tukak Curling” yang dikhawatirkan

pada tukak Curling ini adalah pendarahan yang timbul sebagai hematesis melena.

Page 3: COMBUSTIO

II.3 Penyebab Luka Bakar

Berdasarkan penyebab luka bakar, luka bakar dibedakan atas beberapa jenis penyebab,

antara lain :

1. Luka bakar karena api

2. Luka bakar karena air panas

3. Luka bakar karena bahan kimia

4. Luka bakar karena listrik, petir dan radiasi

5. Luka bakar karena sengatan sinar matahari.

6. Luka bakar karena tungku panas/udara panas

7. Luka bakar karena ledakan bom.

II.4 Fase Luka Bakar

Untuk mempermudah penanganan luka bakar maka dalam perjalanan penyakitnya

dibedakan dalam 3 fase :

1. Fase akut / fase syok / fase awal

• Fase ini mulai dari saat kejadian sampai penderita mendapat perawatan di IRD /Unit luka

bakar.

• Pada fase ini penderita luka bakar, seperti penderita trauma lainnya, akan mengalami ancaman

dan gangguan airway (jalan napas), breathing (mekanisme bernafas) dan gangguan circula-

tion (sirkulasi). Gangguan airwaytidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah

terjadi trauma , inhalasidalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi merupakan penyebab

kematian utama penderita pada fase akut.

• Pada fase ini dapat terjadi juga gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat

cedera termal/panas yang berdampak sistemik. Adanya syok yang bersifat hipodinamik dapat

berlanjut dengan keadaan hiperdinamik yang masih berhubungan akibat problem instabilitas

sirkulasi.

2. Fase Subakut

• Fase ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau dapat teratasi. Luka yangterjadi dapat

menyebabkan beberapa masalah yaitu :

a. Proses inflamasi atau infeksi.

b. Problem penutupan luka

c. Keadaan hipermetabolisme.

3. Fase Lanjut

Page 4: COMBUSTIO

• Fase ini penderita sudah dinyatakan sembuh tetapi tetap dipantau melalui rawat jalan. Problem

yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertrofik, keloid, gangguan

pigmentasi, deformitas dan timbulnya kontraktur.

II.5 Derajat Kedalaman

Kedalaman kerusakan jaringan akibat luka bakar tergantung pada derajat panas sumber,

penyebab dan lamanya kontak dengan tubuh penderita. dibagi 3 tingkat/derajat, yaitu sebagai

berikut :

1. Luka bakar derajat I :

• Kedalaman : Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperficial

• Penyebab : Jilatan api, sinar ultra violet (terbakar oleh matahari).

• Penampilan : Kering tidak ada bulla, oedem minimal atau tidak ada, pucat bila ditekan den-

gan ujung jari, berisi kembali bila tekanan dilepas.

• Warna : Bertambah merah. kulit hipermik berupa eritem,

• Perasaan : Nyeri terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.

• Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus.

Page 5: COMBUSTIO

Luka Bakar grade I

2. Luka bakar derajat II

Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses ek-

sudasi. Terdapat bulla, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorikteriritasi.

• Kedalaman : Lebih dalam dari ketebalan partial, superfisial, dalam.

• Penyebab : Kontak dengan bahan air atau bahan padat, jilatan api kepada pakaian, jila-

tan langsung kimiawi, sinar ultra violet.

• Penampilan : Blister besar dan lembab yang ukurannya bertambah besar, pucat bila

ditekan dengan ujung jari, bila tekanan dilepas berisi kembali.

• Warna : Berbintik-bintik yang kurang jelas, putih, coklat, pink, daerah merah coklat.

• Perasaan : Sangat nyeri

Luka Bakar Grade II

Page 6: COMBUSTIO

✓ Dibedakan atas 2 (dua) bagian :

• Derajat II dangkal/superficial (IIA)

o Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/dermis.

o Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebecea masih banyak.

o Semua ini merupakan benih-benih epitel.

o Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk cicatrik.

• Derajat II dalam / deep (IIB)

o Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa–sisa jaringan epitel tinggal

sedikit.

o Organ–organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebacea tinggal

sedikit.

o Penyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut hipertrofi. Biasanya penyembuhan ter-

jadi dalam waktu lebih dari satu bulan.

3. Luka bakar derajat III

• Kedalaman :Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai

mencapai jaringan subkutan, otot dan tulang. Organ kulit mengalami

kerusakan, tidak ada lagi sisa elemen epitel

• Penyebab : Kontak dengan bahan cair atau padat, nyala api, kimia, kontak dengan arus

listrik.

• Penampilan : Kering disertai kulit mengelupas, pembuluh darah seperti arang terlihat

dibawah kulit yg mengelupas, tidak dijumpai bulla, dindingnya sangat tipis,

tidak membesar, tidak pucat bila ditekan.

• Warna : Putih, kering, hitam, coklat tua, hitam, merah. berwarna abu-abu dan lebih pu-

cat sampai berwarna hitam kering

• Perasaan : Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung – ujung sensorik

rusak, rambut mudah lepas bila dicabut

• Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan.

Page 7: COMBUSTIO

Luka Bakar grade III

II.6 Luas Luka Bakar

Untuk menentukan luas luka bakar :

1. Rule of nine untuk dewasa

Masing- masing organ tubuh dianggap 9% dari LPB yaitu : kepala, leher, lengan atas, lengan

bawah, dada, perut, punggung, pinggang kanan, kiri, regio femur, cruris, sedang genitalis 1%.

2. Rumus 10-15-20 untu anak

3. Rumus 10 untuk bayi

4. Perhitungan kasar dimana luas luka bakar sebesar paplmar dianggap 1%

II.7 Kriteria Berat Ringannya

(American Burn Association)

1. Luka Bakar Ringan.

- Luka bakar derajat II <15 %

- Luka bakar derajat II < 10 % pada anak – anak

- Luka bakar derajat III < 2 %

2. Luka bakar sedang

- Luka bakar derajat II 15-25 % pada orang dewasa

- Luka bakar II 10 – 20 5 pada anak – anak

- Luka bakar derajat III < 10 %

3. Luka bakar berat

- Luka bakar derajat II 25 % atau lebih pada orang dewasa

Page 8: COMBUSTIO

- Luka bakar derajat II 20 % atau lebih pada anak – anak.

- Luka bakar derajat III 10 % atau lebih

- Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan genitalia/perineum.

- Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.