ckr dengan fraktur basis kranii

44
LAPORAN KASUS CEDERA KEPALA RINGAN + FRAKTUR BASIS KRANII Oleh: Usqi Krizdiana Pembimbing: dr. Yahya Ari Pramono, Sp.BS LAB ILMU PENYAKIT BEDAH KEPANITERAAN KLINIK FK UNISMA RSUD KANJURUHAN KEPANJEN 2014

Upload: usqi-krizdiana

Post on 25-Nov-2015

367 views

Category:

Documents


82 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN KASUSCEDERA KEPALA RINGAN +

    FRAKTUR BASIS KRANII

    Oleh:

    Usqi Krizdiana

    Pembimbing:

    dr. Yahya Ari Pramono, Sp.BS

    LAB ILMU PENYAKIT BEDAH

    KEPANITERAAN KLINIK FK UNISMA

    RSUD KANJURUHAN KEPANJEN

    2014

  • IDENTITAS

    Nama : Sdr. SF Umur : 18 thn Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Swasta Agama : Islam Alamat : Kepanjen Status : Menikah Tanggal periksa : 31-03- 2014

  • ANAMNESIS

    Ditabrak sepeda motorKeluhan Utama

    Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke IGD RSUD Kanjuruhan Kepanjen diantar penolong

    dengan keluhan ditabrak motor 1 jam yang lalu. pasien jalan kaki kemudian ditabrak dari belakang, sesaat setelah kejadian pasien tidak sadar dan segera dibawa ke IGD, menurut keluarganya, pasien tidak sadar dalam perjalanan dibawa ke IGD, muntah (-), keluar darah dari hidung (-), darah dari telinga (-), kejang (-), kemudian sesaat setelah tiba di IGD pasien sadar. Pasien tidak ingat kejadian yang menimpanya, pasien mengaku kepala terasa berat, kelopak mata sebelah kiri bengkak.

  • Riwayat Penyakit Dahulu

    Riwayat trauma sebelumnya tidak ditemukan

    Pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya

    Diabetes Mellitus disangkal

    Hipertensi disangkal

    Alergi disangkal

    Riwayat penyakit keluarga

    Trauma disangkal

    Operasi disangkal

    Diabetes Mellitus disangkal

    Hipertensi disangkal

    Asma disangkal

    Riwayat Pengobatan

    Pasien tidak sedang mengkonsumsi obatobatan

    sebelumnya.

    Riwayat Alergi

    Alergi makanan disangkal, alergi obat-obatan disangkal.

  • Pemeriksaan Fisik

    A : Airway clear, snoring (-), gurgling (-), crowing (-),

    B : Spontan, RR : 20 x/i, retraksi iga (-), pernafasan cuping hidung (-), hematopneumothorax (-)

    C : Akral H/M/K, HR : 82 x/i, TD : 110/74 mmHg

    D : GCS 14 (E3V5M6)

    E : 35,8 0C

    Primary Survey

  • KepalaBentuk mesocephal, rambut tidak mudah dicabut, laserasi (-), luka robek (-).

    MataKonjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), brill hematom orbita (-/+), subkonjungtiva bleeding (-/-), pupil isokor +/+ d:3 mm

    TelingaBentuk normotia, otorhoe (-) dextra, battle sign (-) dextra

    HidungNafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-).

    Mulut dan TenggorokanBibir atas luka (-), perdarahan (-).

    LeherJVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), kelenjar getah bening tidak teraba membesar, tidak teraba adanya benjolan.

    Pemeriksaan Fisik

  • PEMERIKSAAN FISIKParu-paru

    Inspeksi : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis, luka dan benjolan tidak tampak.

    Palpasi : Stem fremitus paru kanan sama dengan paru kiri

    Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru

    Auskultasi : Suara nafas vesikuler + / +, ronkhi - / -, wheezing - / -

    Jantung

    Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis

    Palpasi : Teraba ictus cordis di ICS V MCLS

    Perkusi : Redup

    Batas atas : ICS III parasternal line sinistra

    Batas kiri : ICS V MCLS

    Batas kanan : ICS V midsternal line

    Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, Murmur -/-, Gallop -/-

  • PEMERIKSAAN FISIK

    AbdomenInspeksi : datar, tidak tampak adanya kelainanPalpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (-)Perkusi : timpaniAuskultasi : bising usus (+) normal

    KulitWarna sawo matang, turgor kulit baik.

    Ekstremitas:Inferior: tampak vulnus appertum kruris sinistra 5 cm

    sedalam otot

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Kesan: Fraktur basis kranii os maxillaris/zygomaticus pars orbitalis sinistra

  • RESUME Pasien datang ke IGD RSUD Kanjuruhan Kepanjen diantar

    penolong dengan keluhan ditabrak motor 1 jam yang lalu.pasien jalan kaki kemudian ditabrak dari belakang, sesaat setelah kejadian pasien tidak sadar dan segera dibawa ke IGD, menurut keluarganya, pasien tidak sadar dalam perjalanan dibawa ke IGD, muntah (-), keluar darah dari hidung (-), darah dari telinga (-), kejang (-), kemudian sesaat setelah tiba di IGD pasien sadar. Pasien tidak ingat kejadian yang menimpanya, pasien mengaku kepala terasa berat, kelopak mata sebelah kiri bengkak.

    Dari pemeriksaan fisik didapatkan GCS 356, T=110/74, S=35,8C, RR=20 x/menit, Nadi 82 x/ menit, brill hematom (+) orbita sinistra. Pemeriksaan penunjang CT scan: Fraktur basis kranii os maxillaris/zygomaticus pars orbitalis sinistra

  • Cedera Kepala Ringan +

    Fraktur basis kranii

    DIAGNOSIS KERJA

  • PENATALAKSANAAN

    O2 2 L/menit

    Ivfd RL 20 tetes/menit

    Inj Cefotaksim 3 x 1 gram

    Novalgin 3 x 1 amp

    Inj ATS 1500 iu

  • PEMBAHASAN KASUSCEDERA KEPALA

  • ANATOMI

  • KULIT KEPALA

    Kulit kepala terdiri dari 5 lapisan (SCALP) :

    1. Skin (kulit).

    2. Connective Tissue (jaringan penyambung).

    3. Aponeurosis (galea aponeurotika adalah jaringan ikat yang berhubungan langsung dengan tengkorak).

    4. Loose areolar tissue (jaringan penunjang longgar).

    5. Perikranium

  • Tulang Tengkorak (Kranium)

    Kalvarium

    Basis Kranii

    Rongga tengkorak dasar dibagi atas 3 fosa yaitu : fosa anterior (tempat lobus frontalis), fosa media (tempat lobus temporalis) dan fosa posterior (ruang bagi batang otak bawah dan serebelum)

  • OtakMeningen

    serebrum

    serebelum

    batang otak

    Duramater

    Epidural

    Subdural

    Araknoid

    Piamater

  • CEDERA KEPALA

    Cedera kepala adalah trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun permanen.

  • KLASIFIKASI

    BERDASARKAN PATOFISIOLOGI

    1. Komosio serebri : tidak ada jaringan otak yang rusak tp hanya kehilangan fungsi otak sesaat (pingsan < 10 mnt) atau amnesia pasca cedera kepala.

    2. Kontusio serebri : kerusakan jar. Otak + pingsan > 10 mnt atau terdapat lesi neurologik yg jelas.

    3. Laserasi serebri : kerusakan otak yg luas + robekan duramater + fraktur tl. Tengkorak terbuka.

    BERDASARKAN GCS:

    1. GCS 13-15 : Cedera kepala ringan CT scan dilakukan bl ada lucid interval/ riw. kesdran menurun. evaluasi kesadaran, pupil, gejala fokal serebral + tanda-tanda vital.

    2. GCS 9-12 : Cedera kepala sedang prks dan atasi gangg. Nafas, pernafasan dan sirkulasi, pem. Ksdran, pupil, td. Fokal serebral, leher, cedera orga lain, CT scan kepala, obsevasi.

    3. GCS 3-8 : Cedera kepala berat : Cedera multipel. + perdarahan intrakranial dg GCS ringan /sedang.

  • Penatalaksanaan

    Trauma kepalaReni Prima Gusty

  • CEDERA KEPALA

    TERJADI TIAP 15 DETIKMATI TIAP 12 MENIT

    50 % KEMATIAN PADA TRAUMA60 % KEMATIAN AKIBAT KLL

  • TATALAKSANA

    A AIRWAY & C-SPINE CONTROL

    B BREATHING

    C CIRCULATION

    P

    RI

    M

    A

    R

    Y

    S

    U

    R

    V

    E

    Y

  • KONSEPNYARESPONSIBILITAS TERPENTING

    MANAJEMEN ABC : CEGAH

    HIPOVENTILASI DAN HIPOVOLEMIA

    POTENSIAL TERJADINYASECONDARY BRAIN DAMAGE

  • SECONDARY SURVEYWhole Examination

    ANAMNESISPEMERIKSAAN FISIKPENUNJANG

  • Secondary Survey Anamnesa :

    kejadian, lucid interval, mabuk, penyakit lain

    Pemeriksaan fisik Inspeksi visual dan palpasi kepala : tanda-tanda trauma,

    jejas, hematom, vulnus pada kepala atau regio maksilofasial

    Inspeksi tanda fraktur basis kranii Racoons eyes : periorbital ecchymoses

    Battles sign : postauricular ecchymoses

    CSF rhinorrhea/otorrhea

    Hemotympanum atau laserasi kanalis auditorius eksternus

  • INFORMASI PENTING

    USIA DAN MEKANISME TRAUMASTATUS RESPIRASI & KARDIOVASKULER

    KESADARAN, REAKSI PUPIL, LATERALISASIADANYA TRAUMA NON SEREBRALHASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

  • TANDA TANDA PENTING

    PUPIL ANISOKORLATERALISASI MOTORIK

    LUKA TERBUKA DGN PROLAPS CEREBRI DAN KEBOCORAN LCS

    FRAKTUR DEPRESI TULANG TENGKORAKSAKIT KEPALA HEBAT

    PERBURUKAN NEUROLOGIS

  • KOMPONEN GLASGOW COMA SCALE

    E : BUKA MATA: 1 4V : SUARA : 1 5M : GERAKAN : 1 - 6

  • KLASIFIKASI KLINIS CEDERA KEPALA

    BERDASAR GCS

    RINGAN : GCS 14 - 15SEDANG : GCS 9 - 13BERAT : GCS 3 - 8

  • KLASIFIKASI TRAUMA KEPALA

    MEKANISME

    TUMPUL

    TAJAM(PENETRATING)

    KLLKDRTKECELAKAAN KERJA

    TRAUMA TEMBAKTRAUMA TUSUK

  • SEVERITYRINGAN :GCS 14 - 15SEDANG :GCS 9 - 13BERAT :GCS 3 - 8

    MORFOLOGI

    FRAKTUR KRANIUMlinear

    terbuka/tertutupdepresi

    basis cranii

    LESI INTRAKRANIALFokal : EDH,SDH,ICH,IVHDifus : kontusio

  • Pemeriksaan Penunjang

    Radiologis

    Foto polos kepala AP/Lateral

    Foto servikal lateral

    CT Scan kepala polos

  • CEGAH/OBATI HIPERTENSI INTRAKRANIALHIPOKAPNEAKONTROL CAIRANDIURETIK ( MANNITOL )

    MEMELIHARA KEBUTUHAN METABOLIK OTAK

    PRINSIP

  • Pengelolaan peningkatan TIK Tindakan umum

    Elevasi kepala 30 Meningkatkan venous return CBV menurun TIK turun

    Hiperventilasi ringan Menyebabkan PCO2 vasokonstriksi CBV TIK

    Pertahankan tekanan perfusi otak (CPP) > 70 mmHg (CPP=MAP-ICP)

    Pertahankan normovolemia Tidak perlu dilakukan dehidrasi, karena menyebabkan CPP

    hipoperfusi iskemia

    Pertahankan normothermia Suhu dipertahankan 36-37C Terapi hipothermia (ruangan berAC) Setiap kenaikan suhu tubuh 1C meningkatkan kebutuhan cairan

    10%

  • Pencegahan kejang Diphenil hidantoin loading dose 13-18mg/kgBB

    diikuti dosis pemeliharaan 6-8mg/kgBB/hari

    Diuretika Menurunkan produksi CSS

    Tidak efektif dalam jangka lama

    Kortikosteroid Tidak dianjurkan untuk cedera otak

    Bermanfaat untuk anti edema pada peningkatan TIK non trauma, misal tumor/abses otak

  • Manitol Osmotik diuresis, bekerja intravaskuler pada BBB

    yang utuh

    Efek Dehidrasi (osmotik diuresis)

    Rheologis

    Antioksidan (free radical scavenger)

    Dosis 0,25-1g/kgBB/pemberian, diberikan 4-6x/hari

    Diberikan atas indikasi: Ada tanda klinis terjadinya herniasi

    Klinis & radiologis TIK meningkat

  • Terapi primer peningkatan TIK

    Evakuasi/eksisi massa (hematoma)

    Kraniotomi Memperbaiki BBB

    Mengurangi penekanan CBF iskemia

    Drainase CSS

    Dengan ventrikulostomi

    100-200 cc/hari

  • Penatalaksanaan di RS

    Penderita dgn GCS

  • Terapi

    Medikamentosa

    Antibiotika, bila ada luka atau indikasi lain

    Anti tetanus bila lukanya kotor

    Analgetika

    Anti muntah

    Neurotropik

    Anti kejang : Phenytoin, Diazepam

    Obat penenang : CPZ 12,5 mg atau diazepam 5 mg IV

  • RINGKASAN

    JAGA PATENSI JALAN NAFASJAGA VENTILASIATASI SYOKPERIKSA NEUROLOGISCEGAH CEDERA OTAK SEKUNDERCARI CEDERA YANG TERKAITBILA STABIL, PERIKSA PENUNJANGBILA PERLU KONSUL BEDAH SARAFTERUSKAN ASESMENT

  • ILUSTRASI KASUSCEDERA KEPALA

  • TINDAKAN OPERATIF FRAKTUR DEPPRESI

  • Terkumpulnya darah/bekuan darah dalam ruang antara tulang kepala dan duramater

    Kausa : trauma

    Klinis : Lusid interval

    Lateralisasi

    Rontgen : Fraktur linear

    Gambaran hematom (+)

    Epidural Hematom (EDH)

  • Subdural Hematom (SDH)

    Terkumpulnya darah / bekuan darah dalam ruang antara

    duramater dan arakhnoid

    Terbagi dalam : akut dan kronis

    Kausa : trauma (akut lebih >> kronis)

    Klinis :

    Penurunan kesadaran

    Lateralisasi

    Rontgen :

    Gambaran hematom (+)