ckr, dwi anita

Upload: maulanaahmad

Post on 04-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    1/31

    BAB II

    KONSEP DASAR

    i. KONSEP MEDIS

    1. PENGERTIAN

    Trauma cranio serebral terjadi berhubungan dengan trauma

    kepala yang termasuk trauma otak disebabkan oleh kekuatan fisik uar

    yang akan menghasilkan penurunan kesadaran. ( Donna, 1991 )

    Cedera keala ( terbuka dan tertutup ) terdiri dari fraktur

    tengkorak, komosio ( gegar ) serebri, kontusio ( memar ) ! laserasi, dan

    perdarahan serebral ( subarakhoid, epidural, intraserebral, batang otak ).

    Trauma primer terjadi karena benturan langsung atau tak langsung

    ( akselerasi ! delerasi otak ). Trauma otak sekunder merupakan akibat

    dari trauma syaraf ( melalui akson ) yang meluas, hipertensi intrakranial,

    hipoksia, hiperkapnea, atau hipotensi sistemik. ( Doenges, "### )

    Cedera kepala merupakan saah satu penyebab kematian dan

    kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar

    terjadi akibat keceakaan lalu lintas. ( $rif %ansjoer, "### )

    Cedera kepala adalah satu diantara kebanyakan bahaya yang

    menimbulkan kematian pada manusia. ( &uddak ' allo, 199 )

    2. PENYEBAB

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    2/31

    Di $merika *erikat + disebabkan oleh kecelakaan sepeda

    motor dan jatuh merupakan penyebab umum kedua. ( &uddak ' allo,

    199 )

    Cedera kepala khususnya -ajah, sering ditemukan pada

    kecelakaan au lintas. ( *jamsuhidajat, 199 )

    Trauma primer terjadi karena benturan langsung atau tak

    langsung sedangkan trauma otak sekunder merupakan akibat dari trauma

    syaraf. ( Doenges, "### )

    3. PATOFISIOLOGI

    /tak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan

    glukosa dapat terpenuhi. 0nergi yang dihasilkan didalam sel sel saraf

    hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. /tak tidak punya cadangan

    oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak -alaupun sebentar akan

    menyebabkan gangguan perfusi. Demikian pula dengan kebutuhan

    glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari

    "# mg , karena akan menimbulkan koma. 2ebutuhan glukosa

    sebanyak "3 dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila

    kadar glukosa plasma turun sampai # akan terjadi gejala gejala

    permulaan disfungsi serebral.

    4ada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi

    kebutuhan kebutuhan oksigen melalui proses metabolik anaerob, yang

    dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. 4ada kontusio berat,

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    3/31

    hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat akibat

    metabolisme anaerob. &al ini menyebabkan timbulnya metabolik

    asidosis.

    Dalam keadaan normal aliran darah serebral ( C56 ) adalah 3#

    # ml ! menit ! 1## gr jaringan otak, yang meruakan 13 dari curah

    jantung ( C/ ). 6aktor 2ardio7askuler

    Trauma kepala menyebabkan perubahan fungsi jantung

    mencakup akti7itas atipikal miokardial, perubahan tekanan 7askuler dan

    edema aru. 4erubahan otonom pada fungsi 7entrikel adalah perubahan

    gelombang T dan 4 dan disritmia, fibriasi atrium dan 7entrikel

    takikardia.

    $kibat adanya perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan

    7askuler, dimana penurunan tekanan 7askuler menyebabkan pembuluh

    darah arteriol akan berkontraksi. 4engaruh persyarafan simpatik dan

    parasimpatik pada pembuluh darah arteri dan arteriol otak tidak begitu

    besar.

    $kti7itas miokard berubah termasuk peningkatan frekuensi

    jantung dan menurunnya sroke -ork di mana pembacaan C84

    abnormal.Tidak adanya stimulus endogen saraf simpatis memengaruhi

    penurunan kontraktilitas 7entrikel.&al ini menyebabkan penurunan

    curah jantung dan meningkatkan tekanan atrium kiri.$kibatnya tubuh

    berkompensasi dengan meningkatkan tekanan sistolik,pengaruh dari

    adanya peningkatan atrium kiri adalah terjadinya edema paru.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    4/31

    6aktor resratori

    $danya odema pada paru ada trauma kepala dan 7asokontriksi

    paru atau hipertensi paru menyebabkan hiperproe dan bronkus

    triksi.pernapasan chyne stokes dihubungkan dengan sensitifitasyang

    meningkat pada mekanisme terhadap karbon dioksida dan episode pasca

    hiper7entiasi apnea.

    2onsentrasi oksigen dan karbon dioksida dalam darah

    arterimempengaruhi aliran darah, bila Co" rendah aliran darah

    bertambah karena terjadi 7asodilatasi. 4enurunan 4co" akan terjadi

    alkolis yang menyebabkan 7asokontriksi ( arteri kecil ) dan penurunan

    C56 (cerebral blood fluid ). 5ila co" bertambah akibat gangguan sistem

    pernapasan akan menyebabkan penambahan tingginya tekanan

    intrakarnial ( TT:2 )

    0dema otak karena trauma adalah bentuk 7asogenik pada

    kontusio otak terjadi robekan pada pembuluh kapiler atau cairan

    traumatik yang mengandung protein eksudat yang berisi albumen .

    $lbumin pada cairan interstitial otak normal tidak didapatkan edema

    otak terjadi karena penekanan terhadap pembuluh darah dan jaringan

    sekitarnya.edema otak ini dapat menyebabkan kematian otak ( iskemia )

    dan tingginya T:2 yang dapat menyebabkan herniasi dan penekanan

    batang otak atau medulla oblongata.

    $kibat penekanan daerah medulla oblongata dapat menyebabkan

    pernafasan ataksia dimana ditandai dengan irama nafas tidak teratur atau

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    5/31

    pola nafas tidak efektif.

    6aktor %etabolisme

    4ada trauma kepala terjadi perubahan metabolisme seperti

    trauma tubuh lainnya yaitu kecenderungan retensi natrium dan air dan

    hilangnya sejumlah nitrogen.

    Trauma pelepasan $D& retensi cairan

    haluaran urin sedikit

    meningkatnya

    konsentrasi elektrolit

    ;etensi natrium juga disebabkan karena adanya stimulus

    terhadap hipotalamus, yang menyebabkan pelapasan $CT& dan sekresi

    aldosteron. injal mengambil peran dalam proses hemodinamik ginjal

    untuk mengatasi retensi cairan dan natrium. *etelah < + hari tidak

    perlu pemberian hidrasi dilihat dari haluaran urin. 4emberian cairan

    harus hati hati untuk mencegah TT:2. Demikian pula sangatlah

    penting melakukan pemeriksaan serum elektrolit. &al ini untuk

    mengantisipasi agar tidak terjadi kelainan kardio 7askuer.

    4eningkatan hilangnya nitrogen adalah signifikant dengan respon

    metabolik terhadap trauma, karena dengan adanya trauma, tubuh

    memerlukan energi untuk menangani perubahan perubahan seluruh

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    6/31

    sistem organ tubuh. =amun masukan makanan kurang, maka akan

    terjadi penghancuran protein otot sebagai sumber nitrogen utama. &al

    ini menambah terjadinya asidosis metabolik karena adanya metabolisme

    anaerop glukosa. %aka dalam hal ini diperlukan masukan makanan

    yang disesuaikan dengan perubahan metabolisme yang terjadi pada

    trauma. 4emasukan makanan pada trauma kepala harus

    mempertimbangkan tingkat kesadaran pasien atau kemampuan

    melakukan reflek menelan.

    6aktor astro :ntestinal

    Trauma keala juga mempengaruhi sistem gastro intestinal.

    *etelah trauma kepala ( < hari ) terdapat respon tubuh dengan

    merangsang akti7itas hipotalamus dan stimulus 7agal. &al ini akan

    merangsang lambung menjadi hiperasiditas.

    &ipotalamus merangsang anterior hipofisis untuk mengeluarkan

    steroid adrenal. &al ini adalah kompensasi tubuh untuk menangani

    edema serebral. =amun pengaruhnya terhadap lambung adalah

    peningkatan ekskresi asam lambung yang menyebabkan hiperasiditas.

    *elain itu hiperasiditas terjadi karena adanya peningkatan pengeluaran

    katekolamin dalam menangani stress yang mempengaruhi produksi

    lambung. &iperasiditas yang tidak ditangani akan menyebabkan

    perdarahan lambung.

    Dilihat dari seluruh proses patofisiologi yang terjadi pada trauma

    kepala, maka dapat diduga dampak masalah yang terjadi pada kasus ini.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    7/31

    4ada trauma kepala keaa ringan tidak ditemukan perubahan neurologis

    yang serius karena tidak terjadi perubahan struktur dan fungsi. =amun

    pada trauma kepaka berat seperti kontusio dan laserasio, kemungkinan

    akan ditemukan gejala gejala perubahan neurologis seperti penurunan

    kesadaran dan disfungsi senso motoris. 4engaruh lainnya adalah

    perubahan sistem kardio7askuler, pernafasan, metabolisme tubuh, gastro

    intestinal atau sistem urinarius, dan lain lain. 6aktor 4sikologis

    *elain dampak masalah yang mempengaruhi fisik pasien, trauma

    kepala pada pasien adalah suatu pengalaman yang menakutkan. ejala

    sisa yang timbul pascatrauma akan mempengaruhi psikis pasien. ( Tutu

    4ahria, 199 )

    4. GAMBARAN KLINIS

    ambaran klinis dari cedera kepala menurut %ansjoer $rif> "###, adalah

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    8/31

    Cedera 2epala ringan

    skor skala koma glasgo- 13 ( sadar penuh, atantif, o7sentatif )

    tidak ada kehilangan kesadaran ( misal kontusio )

    tidak ada intoksikasi alkohol atau obat terlarang

    pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing

    pasien dapat menderita abrasi, laserasi atau hematoma

    tidak adanya kriteria cedera sedang berat

    Cedera 2epala *edang

    skor skala glasgo- 9 1+ ( kontuksi, retargi ! stupor )

    konkusi

    amnesia pasca trauma

    muntah

    tanda kemungkinan fraktur kranium

    kejang

    Cedera 2epala 5erat

    skor skala gasgo- < ? ( koma )

    penurunan derajat kesadaran secara progesif

    tanda tanda neurologis lokal

    cedera kepala penetrasi ! teraba fraktur depresi kranium.

    5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    4emeriksaan diagnostik yang dilakukan menurut Doenges> "###,

    adalah

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    9/31

    @ *can CT ( tanpa ! dengan kontras ) mengidentifikasi adanya */A,

    hemoragik, menentukan ukuran 7entrikuler, pergeseran jaringan

    otak. Catatan pemeriksaan berulang mungkin diperlukan karena

    pada iskemia ! infark mungkin tidak terdeteksi dalam "+ " pasca

    trauma.

    @ %;: sama juga dengan scant CT dengan atau tanpa menggunakan

    kontras.

    @ $ngiografi serebral menunjukkan kelainan sirkulasi serebral,

    seperti pergeseran jaringan otak akibat edema, perdarahan, trauma.

    @ 00 untuk memperlihatkan keberadaan atau berkembangnya

    gelombang patologis.

    @ *inar B mendeteksi adanya perubahan struktur tulang ( fraktur ),

    pergeseran struktur dari garis tengah ( karena perdarahan, edema ),

    adanya frakmen tulang.

    @ 5$0; ( 5rain $uditory 07oked ;espons ) menentukan fungsi

    korteks dan batang otak.

    @ 40T ( 4ositron 0mession Tomography ) menunjukkan perubahan

    akti7itas metabolisme pada otak.

    @ 6ungsi umbal, C** dapat menduga kemungkinan adanya

    perdarahan subarakhnoid.

    @ D$ ( as Darah $rteri ) mengetahui adanya masalah 7entilasi

    atau oksigenasi yang akan dapat meningkatkan T:2.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    10/31

    @ 2imia ! elektrolit darah mengetahui ketidakseimbangan yang

    berperan dalam meningkatkan T:2 ! perubahan mental.

    @ 4emeriksaan toksikologi mendeteksi obat yang mungkin

    bertanggung ja-ab terhadap penurunan kesadaran.

    @ 2adar antikon7ulsan darah dapat dilakukan untuk mengetahui

    tingkat terapi yang cukup efektif untuk mengatasi kejang.

    6. PENATALAKSANAAN

    4enatalaksanaan medis pada cedera kepaa menurut Tuti 4ahria> 199,

    adalah

    Deamethason ! kalmethason sebagai pengobatan anti edema

    serebral, dosis sesuai dengan berat ringannya trauma.

    Therapy hiper7entilasi ( trauma kepala berat ). ntuk mengurangi

    7asodilatasi.

    4emberian analgetika.

    4engobatan anti edema dengan larutan hipertonis yaitu matinol "#

    atau glukosa +# atau gliserol 1# .

    $ntibiotika yang mengandung barrier darah otak ( penisilin ) atau

    untuk infeksi anaerob diberikan metronidaEole.

    %akanan ! cairan. 4ada trauma ringan bila muntah muntah tidak

    dapat diberikan apa apa, hanya cairan infus detrosa 3 ,

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    11/31

    aminofel ( 1? jam pertama dari terjadinya kecelakaan ), " < hari

    kemudian diberikan makanan lunak.

    4embedahan.

    4ada trauma berat, karena pada hari hari pertama didapat

    penderita mengalami penurunan kesadaran dan cenderung terjadi

    retensi natrium dan elektrolit, maka hari hari ertama ( "

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    12/31

    c. :tegritas 0go

    ejala perubahan tingkah aku atau kepribadian ( tenang ! dramastis

    ).

    Tanda cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung,

    depresi dan impulsif.

    d. 0liminasi

    ejala inkontinensia kandung kemih ! usus atau mengalami

    gangguan fungsi.

    e. %akanan atau Cairan

    ejala mual, muntah dan mengalami perubahan selera.

    Tanda muntah ( mungkin proyektil ), gangguan menelan ( batuk,

    air liur keluar, disfagia ).

    f. =eurosensori

    ejala kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian,

    7ertigo, sinkope, tinitus, kehilangan pendengaran, tingling,

    baal pada ekstremitas, perubahan pada penglihatan.

    Tanda perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan status

    mental ( orientasi, ke-aspadaan, perhatian ), perubahan

    pupil ( respon terhadap cahaya ), de7iasi pada mata,

    genggaman lemah, tidak seimbang.

    g. =yeri ! 2enyamanan

    ejala sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda,

    biasanya lama.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    13/31

    Tanda -ajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri

    yang hebat, gelisah tidak bisa beristirahat, merintih.

    h. 4ernafasan

    Tanda perubahan ola nafas ( apnea yang diselingi oleh

    hiper7entilasi ). =apas berbunyi, stridor, tersedak. ;onki,

    mengi positif ( kemungkinan karena aspirasi ).

    i. 2eamanan

    ejala trauma baru ! trauma karena kecelakaan.

    Tanda fraktur ! dislokasi, gangguan penglihatan, kulit laserasi,

    abrasi, perubahan -arna, gangguan rentang gerak, tonus

    otot hilang. Demam, gangguan dalam regulasi suhu tubuh.

    j. :nteraksi *osial

    Tanda afasia motorik atau sensorik, bicara tanpa arti, bicara

    berulang ulang, disartria, anomia.

    ( Doenges,"### )

    8. FOKUS INTERVENSI

    a. 4erubahan erfusi jaringan berhubungan dengan penghentian aliran

    darah oleh */A ( hemoragi, hematoma )> edema serebral.

    2riteria hasil mempertahankan tingkat kesadaran biasa ! perbaikan,

    kognisi, dan fungsi motorik ! sensorik.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    14/31

    :nter7ensi

    Tentukan faktor faktor yang berhubungan dengan keadaan

    tertentu atau yang menyebabkan koma ! penurunan erfusi jaringan

    otak dan potensial peningkatan T:2.

    ;! menentukan pilihan inter7ensi. 4enurunan tanda ! gejala

    neuroogis atau kegagalan dalam pemulihannya setelah

    serangan a-al mungkin menunjukkan bah-a pasien itu perlu

    dipindahkan ke pera-atan intensif untuk memantau tekanan

    T:2 dan atau pembedahan

    4antau ! catat status neurologis secara teratur dan bandingkan

    dengan nilai standar ( misal C* ).

    ;! mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran dan

    potensial peningkatan T:2 dan bermanfaat dalam

    menentukan lokasi, perluasan dan perkembangan kerusakan

    ssp.

    4antau TD, catat adanya hipertensi sistolik secara terus menerus

    dan tekanan nadi yang semakin berat.

    ;! normalnya, autoregulasi mempertahankan aliran darah otak

    yang konstan pada saat ada fluktuasi tekana darah sistemik.

    4antau pernafasan meliputi pola dan iramanya, seperti adanya

    periode apnea setelah hiper7entilasi yang disebut pernafasan

    cheyne stukes.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    15/31

    ;! nafas yang tidak teratur dapat menunjukkan lokasi adanya

    gangguan serebral ! peningkatan T:2 dan memerlukan

    inter7ensi yang lebih lanjut.

    07aluasi keadaan pupil, catat ukuran, ketajaman, kesamaan antara

    kiri dan kanan, dan reaksinya terhadap cahaya.

    ;! reaksi pupil diatur oleh saraf kranial akulumotor ( ::: ) dan

    berguna untuk menentukan apakah batang otak masih baik.

    Catat ada ! tidaknya reflek reflek tertentu seperti reflek menelan,

    batuk dan babinski, dan sebagainya.

    ;! penurunan reflek menandakan adanya kerusakan pada tingkat

    otak tengah atau batang otak dan sangat berpengaruh

    langsung terhadap keamanan pasien.

    4ertahankan kepala ! leher pada posisi tengah atau pada posisi

    netral, sokong dengan gulungan handuk keci atau bantal kecil.

    ;! kepala yang miring pada salah satu sisi menekan 7ena

    juguralis dan menghambat aliran darah 7ena, yang

    selanjutnya akan meningkatkan T:2.

    4erhatikan adanya gelisah yang meningkat, peningkatan keluhan,

    dan tingkah laku yang tidak sesuai lainnya.

    ;! petunjuk non 7erbal ini mengindikasikan adanya peningkatan

    T:2 atau menandakan adanya nyeri ketika pasien tidak dapat

    mengungkapkan keluhannya secara 7erbal.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    16/31

    5atasi pemberian cairan sesuai indikasi. 5erikan cairan melalui :8

    dengan alat kontrol.

    ;! pembatasan cairan mungkin diperlukan untuk menurunkan

    edema serebral> meminimalkan fluktuasi aliran 7askuler,

    tekanan darah ( TD ) dan T:2.

    b. 4ola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan

    neuro7askuler ( cedera kepala pusat pernafasan otak )

    2riteria hasil mempertahankan pola pernafasan normal ! efektif,

    bebas sianosis, dengan D$ dalam batas normal.

    :nter7ensi

    4antau frekuensi, irama, kedalaman pernafasan.

    ;! perubahan dapat menandakan a-itan komplikasi pulmonal

    ( umumnya mengikuti cedera otak ) atau menandakan lokasi !

    luasnya keterlibatan otak.

    Catat kompetensi reflek gag ! menelan dan kemampuan pasien

    untuk melindungi jalan nafas sendiri.

    ;! kemampuan memobilisasi atau membersihkan sekresi penting

    untuk pemeliharaan jalan nafas. 2ehilangan reflek menelan

    atau batuk menandakan perlunya jalan nafas buatan atau

    intubasi.

    $ngkat kepala tempat tidur sesuai aturannya, posisi miring sesuai

    indikasi.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    17/31

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    18/31

    07aluasi ! pantau secara teratur perubahan orientasi, kemampuan

    berbicara, aam erasaan ! afektif, sensorik, dan proses pikir.

    ;! fungsi serebral bagian atas biasanya terpengaruh lebih dulu

    oleh adanya gangguan sirkuasi, oksigenasi.

    Catat adanya perubahan yang spesifik dalam hal kemampuan

    seperti memusatkan kedua mata dengan mengikuti instruksi 7erbal.

    ;! membantu melokalisasi daerah otak yang mengalami

    gangguan dan mengidentifikasi tanda perkembangan terhadap

    eningkatan fungsi neurologis.

    &ilangkan suara bising ! stimulus yang berlebihan sesuai

    kebutuhan.

    ;! menurunkan ansietas, respon emosi yang berebihan ! bingung

    yang berhubungan dengan sensorik yang berlebihan.

    5erikan stimulasi yang bermanfaat 7erbal, penciuman, sentuhan

    dam pendengaran.

    ;! pilihan masukan sensorik secara cermat bermanfaat untuk

    menstimulasi pasien koma dengan baik selama melatih

    kembali fungsi kognitifnya.

    d. 4erubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis >

    konflik psikologis.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    19/31

    2riteria hasil mempertahankan ! melakukan kembali orientasi

    mental dan realitas biasanya.

    :nter7ensi

    kaji rentang perhatian, kebingungan, dan catat tingkat ansietas

    pasien.

    ;! rentang perhatian ! kemampuan untuk berkonsentrasi

    mungkin memendek secara tajam yang menyebabkan dan

    merupakan potensi terhada terjadinya ansietas yang

    mempengaruhi proses pikir pasien.

    4astikan dengan orang terdekat untuk membandingkan kepribadian

    ! tingkah laku pasien sebelum mengalami trauma dengan respons

    pasien sekarang.

    ;! masa pemulihan cedera kepala meliputi fase agitasi, respon

    marah, dan berbicara ! proses pikir yang kacau.

    Gelaskan pentingnya melakukan neurologis secara berulang dan

    teratur.

    ;! pemahaman bah-a pengkajian dilakukan secara teratur untuk

    mencegah ! membatasi komlikasi yang mungkin terjadi.

    Dengarkan dengan penuh perhatian semua hal yang diungkapkan

    pasien.

    ;! perhatian dan dukungan yang diberikan ada indi7idu akan

    meningkatkan harga diri dan mendorong kesinambungan

    usaha tersebut.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    20/31

    :ntruksikan untuk melakukan tehnik relaksasi. 5erikan akti7itas

    yang beragam

    ;! dapat membantu untuk memfokuskan kembali perhatian

    pasien dan untuk menurunkan ansietas.

    &indari meninggalkan pasien sendirian ketika mengalami agitasi,

    gelisah, atau berontak.

    ;! ansietas dapat mengakibatkan kehilangan kontrol dan

    meningkatkan kepanikan.

    e. 2erusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan persepsi

    atau kognitif > penurunan kekuatan ! tahanan.

    2riteria hasil H melakukan kembali ! mempertahankan posisi

    fungsi optimal.

    H mempertahankan ! meningkatkan kekuatan dan

    fungsi bagian tubuh yang sakit dan ! atau

    kompensasi.

    :nter7ensi

    4eriksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada

    kerusakan yang terjadi.

    ;! mengidentifikasi kemungkinan kerusakan secara fungsional

    dan mempengaruhi pilihan inter7ensi yang akan dilakukan.

    letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan

    karena tekanan.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    21/31

    ;! perubahan posisi yang teratur menyebabkan penyebaran

    terhadap berat badan dan meningkatkan sirkulasi pada

    seluruh bagian tubuh.

    *okong kepala dan badan, tangan dan lengan, kaki dan paha ketika

    pasien berada pada kursi roda.

    ;! mempertahankan kenyamanan, keamanan, dan postur tubuh

    yang normal dan mencegah ! menurunkan resiko kerusakan

    kulit pada daerah koksigis.

    5erikan ! bantu untuk melakukan latihan rentang gerak.

    ;! mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi ! posisi normal

    ekstremitas dan menurunkan terjadinya 7ena yang statis.

    5erikan pera-atan kulit dengan cermat, massase dengan

    pelembab, dan ganti linen ! pakaian yang basah dan pertahankan

    linen tetap bersih.

    ;! meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit dan menurunkan

    resiko terjadinya ekskoriasi kulit.

    4antau pola eliminasi dan berikan ! bantu untuk dapat melakukan

    defekasi secara teratur.

    ;! defekasi yang teratur merupakan kebutuhan yang sederhana

    tetapi merupakan tindakan yang amat enting untuk mencegah

    terjadinya komplikasi.

    f. ;esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan jaringan rusak >

    kulit rusak.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    22/31

    2riteria hasil H bebas tanda tanda infeksi

    H mencapai penyembuhan luka tepat -aktu bila ada

    :nter7ensi

    5erikan pera-atan aseptik dan antiseptik, pertahankan tehnik cuci

    tangan yang baik.

    ;! cara pertama untuk menghindari terjadinya infeksi

    nosokomial.

    /bser7asi daerah kulit yang mengalami kerusakan ( seperti luka,

    garis jahitan ).

    ;! deteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk

    melakukan tindakan dengan segera.

    4antau suhu tubuh secara teratur. Catat adanya demam.

    ;! dapat mengindikasikan perkembangan sepsis yang

    selanjutnya memerlukan e7aluasi atau tindakan dengan

    segera.

    5atasi pengunjung yang dapat menularkan infeksi atau cegah

    pengunjung yang mengalami infeksi saluran nafas bagian atas.

    ;! menurunkan pemajanan terhadap I pemba-a kuman

    penyebab infeksi I.

    5erikan antibiotik sesuai indikasi.

    ;! terapi profiaktik dapat digunakan pada pasien yang

    mengalami trauma, kebocoran C** atau setelah dilakukan

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    23/31

    pembedahan untuk menurunkan resiko terjadinya infeksi

    nosokomial.

    g. 4erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    perubahan kemampuan untuk mencerna nutrien.

    2riteria hasil tidak mengalami tanda tanda malnutrisi.

    :nter7ensi

    2aji kemampuan pasien untuk mengunyah, menelan, batuk dan

    mengatasi sekresi.

    ;! faktor ini menentukan pemilihan terhadap jenis makanan

    sehingga pasien harus terlindung dari aspirasi.

    $uskultasi bising usus, catat adanya penurunan ! hilangnya atau

    suara yang hiperaktif.

    ;! fungsi saluran pencernaan biasanya tetap baik pada kasus

    cedera kepala.

    Gaga keamanan saat memberikan makan pada pasien, misal

    meninggikan kepala.

    ;! menurunkan resiko regurgitasi dan ! atau terjadinya aspirasi.

    5erikan makan dalam jumlah kecil dan dalam -aktu yang sering

    dengan teratur.

    ;! meningkatkan proses pencernaan dan toeransi pasien

    terhadap nutrisi yang diberikan.

    2aji feses, cairan ambung, muntah darah dan sebagainya.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    24/31

    ;! perdarahan sub ! akut dapat terjadi dan perlu inter7ensi dan

    metode alternatif pemberian makan.

    2onsultasi dengan ahli giEi.

    ;! merupakan sumber yang efektif untuk mengidentifikasi

    kebutuhan kalori ! nutrisi tergantung pada usia, 55.

    h. 2urang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan

    berhubungan dengan kurang pemajanan > tidak mengenal informasi !

    sumber sumber.

    2riteria hasil mengungkapkan pemahaman tentang kondisi, aturan

    pengobatan, potensial komplikasi.

    :nter7ensi

    07aluasi kemampuan dan kesiapan untuk belajar dari pasien dan

    juga keluarganya.

    ;! memungkinkan untuk menyampaikan bahan yang didasarkan

    atas kebutuhan secara indi7idual.

    5erikan kembali informasi yang berhubungan dengan proses

    trauma dan pengaruh sesudahnya.

    ;! membantu dalam menciptakan harapan yang realitas dan

    meningkatkan pemahaman pada keadaan saat ini dan

    kebutuhannya.

    Diskusikan rencana untuk memenuhi kebutuhan pera-atan diri.

    ;! berbagai tingkat bantuan mungkin perlu direncanakan yang

    didasarkan atas kebutuhan yang bersifat indi7idual.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    25/31

    :dentifikasi tanda ! gejala adanya faktor resiko indi7idual, seperti

    kebocoran C** yang lama, kejang pasca trauma.

    ;! mengenal berkembangnya masalah memberikan kesempatan

    untuk menge7aluasi dan inter7ensi lebih a-al untuk

    mencegah terjadinya komplikasi yang serius.

    Diskusikan dengan pasien dan orang terdekat perkembangan dari

    gejala seerti munculnya tanda dan gejala yang pernah dialaminya

    saat trauma terjadi.

    ;! dapat menjadi tanda adanya ekspansi respons pasca traumatik

    yang dapat terjadi dalam beberapa bulan sampai beberapa

    tahun setelah mengalami trauma.

    ( Doenges, "### )

    . KONSEP KEPERA!ATAN

    1. 4engkajian Data Dasar

    a. 5iodata

    :nformasi biografi sangat membantu menyusun ri-ayat pada

    tempatnya. :nformasi tersebut meliputi nama, alamat, umur, jenis

    kelamin, status perka-inan, pekerjaan dan asal etnik indi7idu dengan

    maksud untuk memperoleh profil pasien yang ebih lengkap dan

    membina saling percaya. ( *meltEer, "##" > ?+ )

    %engajukan pertanyaan mengenai pekerjaannya sekarang dapat

    mengungkap mengenai status ekonomi dan latar belakang

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    26/31

    pendidikannya. $lamat berhubungan dengan untuk mengidentifikasi

    bahaya kebakaran, olusi ( suara, udara, air ) dan fasilitas sanitasi

    yang toidak memadai yang berhubungan dengan kasus penyakit ini.

    $gama erat hubungannya dengan tingkat pemahaman atau

    pencerahan keberadaannya dan dapat mengarahkan kebiasaan

    seseorang pendekatan terhadap masalah kesehatan serta dapat

    mempengaruhi bagaimana seseorang menghadapi kesakitan.

    ( *meltEer, "##" > " ?? )

    b. Data 5iologis

    2eluhan tama

    merupakan keluhan utama yang dirasakan misalnya nyeri pada

    atas bibir.

    ;i-ayat 2esehatan *ekarang

    kapan pasien datang, keluhan utama yang biasa dirasakan pasien.

    ;i-ayat 2esehatan Dahulu

    menjelaskan apakah pasien pernah mengalami seperti sekarang

    dan tindakan yang sudah dilakukan untuk menanganinya.

    ;i-ayat 2epera-atan 2eluarga

    adakah anggota keluarga yang lain yang sakit seperti sekarang ini.

    ( 4erry 4otter, "##" )

    c. 4ola 6ungsional

    Dalam peenyusunan 2T: ini penulis menggunakan teori kepera-atan

    fungsional menurut 8irginia &anderson mendefinisikan kepera-atan

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    27/31

    sebagai berikut I membantu indi7idu yang sakit dan yang sehat

    dalam melaksanakan akti7itas yang memiliki konstribusi terhadap

    kesehatan dan penyembuhannya dimana indi7idu tersebut akan

    mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan,

    kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan, dan hal ini dilakukan

    dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya

    secepat mungkinJ. ( 4erry 4otter, "##3 > "+ )

    %odel konseptual kepera-atan menurut 8irginia &anderson

    1. 5ernafas Dengan =ormal

    5antuan yang dapat diberikan kepada klien oleh pera-at adalah

    membantu memilih tempat tidur, kursi yang cocok, serta

    menggunakan bantal, alas dan sejenisnya sebagai alat pembantu

    klien agar dapat bernafas dengan normal dan kemampuan

    mendemonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya kepada klien

    pera-at harus -aspada terhadap tanda tanda obstruksi jalan

    nafas dan siap memberikan bantuan dalam keadaan tertentu.

    ". 2ebutuhan $kan =utrisi

    4era-at harus mampu memberikan penjelasanmengenai tinggi

    dan berat badan yang normal, kebutuhan nutrisi yang diperlukan,

    pemilihan dan penyediaan makanan untuk itu pera-at harus

    mengetahui kebiasan, kepercayaan klien tentang nutrisi.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    28/31

    4era-at harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan

    keadaan normalnya, jarak -aktu pengeluaran dan frekuensi

    pengeluaran yang meliputi keringat, udara yang keluar saat

    pernafasan, menstruasi, buang air besar dan buang air kecil.

    +. erak dan 2eseimbangan Tubuh

    4era-at harus mengetahui tentang prinsi keseimbangan tubuh,

    miring dan bersandar, artinya era-atharus bisa memberikan rasa

    nyaman dalam semua posisi dan tidak membiarkan berbaring

    terlalu lama pada satu posisi.

    3. 2ebutuhan :stirahat dan Tidur

    :stirahat dan tidur sebagian tergantung pada relaksasi otot, untuk

    itu pera-at harus mengetahui tentang pergerakan badan yang

    baik, di samping itu juga di pengaruhi oleh emosi ( stress ), di

    mana stress merupakan keadaan normal dari akti7itas, di anggap

    patologis apabila ketegangan dapat di atasi atau tidak terkontrol

    dengan istirahan dan tidur.

    . 2ebutuhan 5erpakaian

    4era-atan dasarnya meliputi membantu klien memilihkan

    pakaian yang tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu

    untuk memakainnya, pera-at tidak boleh memaksakan kepada

    klien pakaian dalam pasien, hal itu dapat menghilangkan rasa

    kebebasan klien.

    . %empertahankanTemperatur Tubuh dan *irkuasi

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    29/31

    4era-at harus mengetahui pisiologi panas dan bisa mendorong

    ke arah tercapainnya keadaan panas maupun dingin dengan

    merubah temperatur, kelembapan atau pergerakan udara atau

    dengan memotifasi klien untuk meningkatkan atau mengurangi

    akti7itasnya. %enu makanan dan pakaian mempengaruhi dalam

    hal ini.

    ?. 2ebutuhan akan 4ersonal &ygiene

    2lien harus di sediakan fasilitas fasilitas peralatan, dan bantuan

    dari pera-at sangat dibutuhkan untuk membesihkan kulit,

    rambut, kuku, hidung, mulut dan giginya.

    9. 2ebutuhan ;asa $man dan =yaman

    Dalam kaadaan sehat setiap orang bebas mengontrol keadaan

    sekelilingnya atau mengubah keadaan itu bila beranggapan sudah

    tidak cocok lagi, jika sakit sikap tersebut tidak dapat

    dilakukannya, pera-atan biasanya meliputi melindungi klien dari

    trauma dan bahaya yang timbul.

    1#. 5erkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan

    keinginan, rasa takut dan pendapat.

    2einginan rasa takut dan pendapat dalam keadaan sehat, tiap

    gerakan emosi tampak pada ekspresi fisik, pera-at mempunyai

    tugas sebagai penerjemah dalam hubungan klien dengan tim

    kesehatan lain memajukan kesehatannya. 4enciptaan lingkungan

    yang terapeutik sangat membantu dalam hal ini.

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    30/31

    11. 2ebutuhan *piritual

    Dalam memberikan pera-atan dalam situasi apapun kebutuhan

    spiritual klien harus di hormati dan pera-at harus membantu

    dalam pemenuhan kebutuhan itu. 4era-at dan petugas kesehatan

    lainnya harus menyadari bah-a keyakinan, kepercayaan dan

    agama membantu dalam hal ini.

    1". 2ebutuhan 5ekerja

    Dalam pera-atan dasar maka penilaian terhadap interprestasi

    terhadap kebutuhan klien adalah sangat penting, rasa keberatan

    terhadap terapi bedrest dirasakan pada meningkatnya perasaan

    tidak berguna karena tidak aktif.

    1

  • 7/21/2019 Ckr, Dwi Anita

    31/31

    pembimbing dapat dilakukan setiap saat ketika pera-at

    memberikan asuhan.

    ( 4erry 4otter, "##" )