bab iii kti ckr susi intervensi
DESCRIPTION
ckr intervensi implementasiTRANSCRIPT
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama Mahasiswa : Susi Handayani
Nim : 06427
Ruangan : St. Antonius
No. Registrasi : 12863
Pengkajian diambil : Tanggal 7 Agustus 2009
Jam : 08.00 wita
I. IDENTITAS
Nama : Sdr. H
Umur : 16 tahun
Tgl. Masuk : 06 Agustus 2009
Diagnosa : CKR
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Jawa atau Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMA
Alamat : Mangkujenang Rt. 24 No. 10 Kel. Simpang Pasir
Kec. Palaran r
Keluhan utama : Nyeri kepala dan pusing
Upaya yang telah dilakukan :
Orang tua mengatakan setelah kejadian orang tua membawa anak
ke puskesmas palaran, kemudian orang tua membawa klien ke Rs.
Dirgahayu Samarinda untuk penanganan lebih lanjut.
Terapi operasi yang pernah dilakukan :
Orang tua mengatakan anaknya belum pernah dilakukan tindakan
operasi dan belum pernah di opname.
II. RIWAYAT PERAWATAN ( NUTRISI HISTORY )
Riwayat penyakit sebelumnya
Klien mengatakan kecelakaan naik motor sendiri setelah
pulang sekolah sekitar pukul 17.00 wita di simpang pasir, waktu
kejadian klien sempat pingsan sebentar ± 3 menit, tidak ada
muntah, kemudian langsung di bawa ke puskesmas palaran dan
dibawa ke Rs. Dirgahayu Samarinda.
Riwayat penyakit sekarang ( PQRST )
Klien mengatakan nyeri kepala dan pusing, nyeri kepala
dirasakan seperti tertusuk – tusuk dan pusing seperti berputar-
putar, nyeri kepala dan pusing dirasakan terus-menerus saat
melakukan aktivitas maupun tidak melakukan aktivitas, nyeri
kepala dan pusing berkurang bila klien berbaring dengan posisi
setengah duduk, skala nyeri 3.
Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada
yang mempunyai penyakit kronis dan menular.
Riwayat kesehatan lainnya
Tidak ada
Lainnya : Klien tidak menggunakan alat bantu kaca mata, gigi
palsu dan pendengaran.
Genogram
Keterangan : Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Keluarga sedarah
: Tinggal serumah
III. OBSERVASI dan Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran Umum
Kesadaran composmentis, akral teraba hangat, terlihat luka
lecet di wajah tampak kemerahan dan berair, bibir atas tampak
bengkak dan diperban tidak tembus darah, tangan kiri terpasang
gips, tangan selebelah kanan terdapat luka lecet ditutup perban
tidak tembus darah ( 10 x 5 cm ), ekspresi klien tampak meringis,
sering memegang kepalanya, posisi klien baring setengah duduk.
2. Tanda – Tanda Vital
S : 37,2 C
RR : 24 x/mnt
Nadi : 120 x/mnt
Tekanan darah : 120/80 MmHg
Lainnya sebutkan :
Pada saat palpasi badan teraba hangat, tekanan nadi kuat dan
teratur dan tekanan darah terdengar kuat di lengan sebelah kanan.
3. Body System
Penapasan ( BI : Breathing )
Hidung : Hidung tampak bengkak dan ada luka lecet dan
berwarna kemerahan dengan diameter luka ± 5 cm
Trachea : Tidak terjadi deviasi pada trakea
Vocal premitus : Tidak dikaji, karena klien tidak dapat duduk
dan berbicara dengan jelas
Bentuk dada : Simetris
Lainnya, sebutkan : Tidak ada kelainan pada bentuk dada
Cardiovascular ( B2 : Bleeding )
Suara jantung : Normal, bunyi jantung tanggal
Klien mengatakan pusing seperti berputar – putar dan nyeri
kepala seperti tertusuk - tusuk
Persyaratan ( B3 : Brain )
Kesadaran composmentis
E : 4 V : 5 M : 6
Total nilai : 15 ( sadar penuh )
Kepala dan wajah :
- Kepala tidak terdapat memar, luka lecet, tidak ada
hematoma, kepala tampak bersih dan penyebaran rambut
merata.
- Wajah : Terdapat luka lecet di frontal kanan ( D: 2 cm, P :
4 cm ), temporal ( D : 1 cm, P : 6 CM ), di pipi kiri ( D : 3
cm, P ; 4 cm ), pipi kanan ( D : 5 cm, P : 6 cm ), dagu ( D :
4 cm, P: 5 cm ) sudah diheating panjang 1,5 cm dan bibir
atas bengkak dan terlihat kemerahan.
Sclera : Putih
Conjung tiva : Merah muda
Pupil : Isokor
Leher : Tidak teraba adanya pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ditemukan distensi
pada vens jugularis
Refleks ( spesifik ) Klien dapat menelan tanpa rasa nyeri,
refleks batuk ada
Lainnya, sebutkan : Refleks pattela positif
Persepsi sensori
Pendengaran : Kiri dan kanan normal, dapat mendengar
dengan baik.
Penciuman : Klien dapat membedakan bau alcohol dan
minyak kayu putih.
Pengecapan : Klien dapat mengecap rasa manis, asin,
pahit.
Penglihatan : Kanan dan kiri normal.
Perabaan : Dapat merasakan panas, dingin, dan tekan
Perkemihan Eliminasi uri ( B4 : Bladder )
Produksi urin : 1000 – 1200 ml/hr
Frekuensi : 4 – 6 x/hari
Warna : Kuning muda, bau amoniak
Lainya sebutkan
Klien mengatakan tidak nyeri saat kencing.
Pencernaan Eliminasi Alvi ( B5 : Bowel )
Mulut dan tenggorokan : Bibir atas klien bengkak, sehingga
klien hanya buka mulut sedikit atau
tidak mau membuka dengan lebar
karena sakit, dipinggir – pinggir
bibir tampak kemerahan,
tenggorokan tidak dapat dilihat.
Abdomen :
1. Inspeksi : Tidak terlihat luka lecet dan massa di
abdomen.
2. Palpasi :Tidak teraba massa atau berjalan di
abdomen.
3. Perkusi : Timpani
4. Auskultasi : Bising usus terdengar dengan frekuensi
9 x/menit.
Rectum : Klien buang air besar 1 x/hari.
Lain – lain sebutkan :
Orang tua klien mengatakan saat di rumah porsi makan
yang di makan dapat di habiskan, sehari makan 3 x, tetapi
saat di rumah sakit klien tidak mau makan karena susah
untuk membuka mulut dan baru saja 2 gigi depan lepas saat
kejadian BB sekarang 41 Kg.
Diet : Tinggi kalori tinggi protein ( lunak )
Tulang – Otot – Integument ( B 6 : Bone )
Kemampuan pergerakan sendi : terbatas
Lain – lain sebutkan :
Gerakan sendi di tangan sebelah kiri terbatas karena
terpasang gips, kekutan tonus otot : 5 -
5 5
Ket : - = tidak dikaji karena sedang diimobilisasi ( terpasang
gips).
Extremitas
Atas : Terdapat patah tulang di tangan sebelah kiri close
fraktur dan sudah di reposisi dan sekarang
terpasang gips, tangan sebelah kanan terdapat luka
lecet di bungkus perban ( 10 x 5 cm ) tidak tembus
darah, dan terpasang infuse RL : D5 % = 2 : 2 , 20
tts / i.
Bawah : Tidak di temukan kelainan pada ekstremitas bawah
Tulang belakang : Tidak di temukan kelainan pada bentuk
tulang belakang.
Kulit
Warna kulit : Kemerahan
Akral : hangat
Turgor : cukup
Pola aktivitas : Aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan
perawat ,skala ambulasi 2.
Sistem Endokrin
Klien mengatakan sampai saat ini belum pernah mendapatkan
terapi hormon.
System Hematopoietik
Luka memar
Reproduksi
Tidak di lakukan pemeriksaan karena klien malu.
Psikososial
Konsep Diri
Citra diri body image : Bersyukur atas pemberian Tuhan
Tanggapan tentang tubuh : Tetap ideal
Bagian tubuh yang di sukai : Semuanya
Yang kurang tidak di sukai : Tidak ada
Persepsi terhadap kehilangan bagian tubuh : Klien
mengatakan sedih bila ada bagian tubuh yang hilang.
Identitas
Status klien dalam keluarga sebagai anak. Kepuasan klien
terhadap status dan posisinya dalam keluarga puas.
Kepuasan klien terhadap jenis kelaminnya : Puas
Peran
Tanggapan klien terhadap perannya tidak senang.
Lainnya sebutkan :
Klien mengatakan tidak senang karena sekarang sedang sakit
dan dirawat di rumah sakit .
Kemampuan melakukan peran : Tidak sanggup
Kepuasan klien melaksanankan perannya : Tidak puas
Lainnya sebutkan : Karena klien sedang sakit dan di rawat .
Kepuasan klien melaksanakan perannya : Tidak puas
Lainnya sebutkan : Karena klien sedang sakit dan di rawat .
Ideal Diri/ Harapan
Harapan klien terhadap
Tubuh : cepat sembuh
Status dalam keluarga : Dapat kembali bertemu dengan
keluarga
Tugas pekerjaan : Dapat kembali bersekolah
Harapan klien terhadap lingkungannya
Sekolah : Sekolah dapat gratis
Keluarga : Lebih harmonis
Masyarakat : Lebih rukun
Harapan klien terhadap penyakit yang sedang di deritanya :
cepat sembuh dan dapat kembali melakukan aktivitas.i
Harga Diri
Tanggapan klien terhadap harga dirinya : sedang
Sosial/Interaksi
Sosial atau interaksi tidak kenal, klien cukup kooperatif, saat
berinteraksi. Klien ada kontak mata dengan perawat maupun
dokter.
Dukungan keluarga aktif.
Dukungan kelompok atau teman atau masyarakat : Aktif
Reaksi saat interaksi : Kontak mata
Lainnya sebutkan : Klien memberi respon kooperatif saat
berinteraksi.
Spritual
Konsep tentang penguasa kehidupan : Allah
Sumber kekuatan harapan di saat sakit : Allah
Ritual agama yang bermakna dan berarti atau diharapkan
saat ini : Sholat
Sarana peralatan atau orang yang di perlukan untuk
melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat ini lewat
ibadah.
Keyakinan kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong
dalam menghadapi situasi sakit saat ini : Ya
Pemeriksaan penunjang
Hasil lab tanggal : 6 Agustus 2009
HB : 13,4 gr%
Leko : 18.600 mm3
Hitung jenis lekosit : seg 81% limp 18% mono 1 %
Tromb : 270.000 /mm3
HT : 42 %
W. Perd : 1 Men, 45 det, W. pemb : 3 Men, 00 det
Terapi
Terapi injeksi
Antrain 3 x 1 amp ( 1000 mg )
Sharox 2 x 0,75 gr
Terapi oral
Non flamin 3 x 1 caps
ANALISA DATA
NO DATA ( S, O ) PENYEBAB MASALAH
1. DS : Klien mengatakan nyeri
kepala dan pusing,
nyeri kepala di rasakan
seperti tertusuk – tusuk,
dan pusing seperti
berputar – putar
DO :
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran
composmentis
- Klien kadang tampak
meringis dan
mengkerutkan dahinya
- Klien sering memegang
kepalanya
- Skala nyeri 3
- TD : 120/80 mmHg
Nadi : 120 x/mnt
RR : 24 x/mnt
Trauma kepala Nyeri
2.
- Klien tampak berbaris
terus dengan posisi
semi fowler
- Pupil isokor.
DS : Klien mengatakan nyeri
pada luka – luka lecet di
wajah dan tangan
DO :
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran
composmentis
- Tampak luka – luka
lecet di wajah
kemerahan dan berair,
wajah tampak sembab
dan bengkak
- Di dahi kanan atas luka
lecet D 2 cm, P : 4 cm
- Temporal : D : 1 cm P :
6 cm ( kanan )
Trauma pada
kulit (luka lecet
atay vulnus
exoratio).
Gangguan
integritas kulit.
3.
- Pipi kiri : D : 3 cm P : 4
cm
- Pipi kanan : D : 3 cm P :
6 cm
- Dagu ; D : 4 cm P : 5
cm
- Bibir atas tampak
bengkak dan terdapat
heating di perban tidak
tembus darah .
- Terdapat luka lecet di
tangan kanan P : 10
cm, D : 5 cm tampak
kemerahan berair dan
bengkak .
- Terpasang gips di
tangan sebelah kanan.
DS : Klien mengatakan nyeri
kepala dan pusing nyeri
kepala di rasakan
seperti tertusuk – tusuk
Trauma kepala Imobilisasi fisik
4
dan pusing seperti
berputar – putar dan
aktivitas klien masih
dibantu oleh keluarga
dan perawat.
DO :
- Keadaan umum lemah
- Aktivitas klien sering di
bantu oleh keluarga dan
perawat
- Untuk sementara ini
klien di pertahankan
untuk tirah baring
- Skala ambulasi 2
- Tonus otot
5 Tidak dikaji
5 5
- TD : 120/80 mmHg
DS : Klien mengatakan nyeri
pada luka – luka lecet di
wajah dan tangan
kanan dan kiri
Luka terbuka Resiko
perluasan infeksi
DO :
- Keadaan umum lemah
- Tampak luka – luka lecet
di wajah tampak
kemerahan, bengkak dan
berair
- Di dahi kanan atas D : 2
cm P : 4 cm
- Temporal : D : 3 cm, P: 4
cm
- Pipi kanan : D : 5 cm
P : 6 CM
- Dagu : D: 4 cm, P : 5 cm
- Terpasang perban di bibir
atas tidak tembus darah (
hecting ) dan bibir atas
tampak bengkak
- Suhu : 37,2 C
- Lekosit : 18.600 mm3
5. DS : Klien mengatakan tidak
mau makan karena
susah membuka mulut
dan gigi depan baru
saja lepas ( 2 buah )
DO :
- Keadaan umum lemah
- Tampak bibir atas klien
bengkak dan terpasang
perban tidak tembus
darah (heating)
- Porsi makan masih
tetap utuh
- Diet : TKTP ( lunak )
- Hb : 13, 4 gr %
- BB sekarang : 41 Kg
- Terlihat klien hanya
dapat membuka mulut
sedikit
Intake oral yang
tak adekuat
Resiko nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas
1. Nyeri kepala berhubungan dengan
trauma kepala).
2. Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan trauma pada kulit.
3. Imobilisasi fisik berhubungan dengan
trauma kepala.
4. Resiko perluasan infeksi berhubungan
dengan adanya luka terbuka.
5. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan intake oral yang tak adekuat..
TINDAKAN KEPERAWATAN
NO TGL DX.
KEP
TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF
1. 07/08/09 I
08.00
09.00
1. Me
ngatur posisi yang nyaman
Memberi posisi semi
fowler
2. Me
ngajarkan teknik relaksasi dengan
cara melakukan tarik napas
dalam.
3. Me
ncatat respon non verbal
Klien tampak meringis
4. Me
mberi terapi injeksi
Antrain 1000 mg
5. Me
ngkaji keluhan nyeri kepala dan
pusing
DO : Klien mengatakan nyeri kepala
Susi H
Susi H
11.00
13.00
seperti tertusuk – tusuk dan
pusing seperti berputar – putar
DS :
Klien tampak meringis
dan kadang – kadang
mengkerutkan dahinya .
Skala nyeri 3
6. Me
ngukur tanda – tanda vital
TD : 120/80 mmHg
S/N : 37,2 C, 120 x/mnt
RR : 24 x/mnt
7. Me
nganjurkan klien untuk tetap
mempertahankan tirah baring
agar nyeri kepala dan pusing
berkurang dengan posisi yang
nyaman untuk klien istirahat
Klien istirahat dengan
posisi semi fowler
Susi H
Susi H
13.10
16.00
8. Me
ngkaji keluhan nyeri kepala dan
pusing
DS : Klien mengatakan nyeri kepala
dan pusing sudah mulai
berkurang
DO :
Klien kadang masih
meringis dan mengkerutkan
dahinya
Skala nyeri 2
9. Me
ngukur TTV
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 100 x/mnt
RR : 26 x/mnt
10. Me
nganjurkan klien untuk memilih
posisi yang nyaman saat istirahat
Klien istirahat dengan
posisi semi fowler
Susi H
Susi H
16.30
19.00
11. Me
mberikan lingkungan yang tenang
saat klien dengan mengurangi
jumlah pengunjung.
12. Me
ngukur TTV
TD : 110/10 mmHg
Nadi : 96 x/mnt
RR : 25 x/mnt
13. Me
ngkaji keluhan nyeri kepala dan
pusing
DS : Klien mengatakan nyeri kepala
dan pusing sudah berkurang
DO :
Klien kadang masih
meringis dan mengkerutkan
dahinya
Skala nyeri 2
14. Me
Susi H
Susi H
2. 07/08/09
20.00
II
08.00
mberi terapi injeksi
Antrain 1000 mg
15. Me
nganjurkan klien untuk tetap
mempertahankan posisi yang
nyaman agar nyeri kepala dan
pusing berkurang
Klien mempertahankan
posisi semi fowler
16. Me
nganjurkan klien napas dalam bila
merusakan nyeri kepala dan
pusing
17. Me
ngukur TTV
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 96 x/menit
RR : 24 x/menit
18. Me
Susi H
Susi H
12.30
16.00
19.00
ngkaji keluhan nyeri kepala dan
pusing
DS : Klien mengatakan nyeri kepala
dan pusing sudah berkurang
DO :
Klien tampak tenang
Skala nyeri 2
1. Mencuci tangan sebelum
mengobservasi keadaan klien.
2. Menganjurkan klien untuk tidak
menggaruk luka lecet – lecetnya
yang ada di wajah
3. Mengobservasi keadaan kulit di
luka dan sekitar kaki:
- Luka di wajah tampak
kemerahan, berair, dan wajah
tampak bengkak .
- Tangan kiri terpasang gips.
- Tangan kanan terpasang
perban tidak tembus darah.
4. Menganjurkan klien untuk banyak
makan dan minum untuk
Susi H
Susi H
Susi H
3. 07/08/09 III
08.00
11.00
12.00
13.30
16.00
membantu proses penyembuhan.
5. Mempertahankan posisi
semifowler untuk meminimalkan
konngestii atau pembengkakan
jaringan.
6. Mengobservasi keadaan luka
- Luka dilengan tampak merah
dan berair
7. Menganjurkan klien dan keluarga
untuk tetap mencuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan
kontak dengan luka klien.
8. Mengkaji keluhannklien terhadap
luka-luka di wajah dan tagan.
DS : Klien mengatakan nyeri disekitar
luka klien di wajah dan tangan.
1. Mengobservasi kebutuhan atau
kemampuan klien melakukan
Susi H
Susi H
Susi H
Susi H
Susi H
4. 07/08/09
20.00
IV
08.00
09.00
11.00
12.0
aktivitas
2. Membantu aktivitas klien yang
tidak dapat dilakukan oleh klien
Membantu meninggikan
tempat tidur
3. Mengukur tekanan darah
TD : 120/80 mmHg
4. Membantu klien duduk
5. Membantu klien memasang mitela
atau pengangga tangan
- Skala ambulasi 2
6. Mengkaji kemampuan klien
melakukan aktivitas
- Klien masih dibantu oleh
keluarga dan perawat untuk
duduk.
7. Mengobservasi kemampuan klien
melakukan aktivitas untuk
Susi H
Susi H
Susi H
Susi H
0
13.30
19.00
memenuhi kebutuhannya
- Klien terlihat di papah atau
dibantu oleh kekurangan untuk
pergi ke kamar mandi
1. Mencuci tangan sebelum
mengobservasi keadaan luka
2. Mengobservasi keadaan luka dan
sekitar luka
- Luka – luka lecet di wajah
tampak kemerahan dan berair
dan wajah tampak bengkak
- Luka di tangan kanan tampak
bengkak, kemerahan dan
berair
3. Memberi terapi antibiotik
- Sharox 0,75 gr
4. Mengukur TTV
S/N = 37,2 C, 120x/menit
5. Melihat hasil laboratorium lekosit :
- 18.600 mm3
Susi H
Susi H
Susi H
5. 07/08/09
20.00
V
08.00
08.30
6. Menganjurkan keluarga dan klien
untuk mencuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan kontak
langsung dengan luka.
7. Menganjurkan klien untuk tetap
mempertahankan masukan
makanan dan cairan untuk
membantu proses penyembuhan.
8. Mengobservasi keadaan luka dan
sekitar luka:
- Luka – luka lecet diwajah
tampak kemerahan dan berair
dan bengkak
- Perban di tangan kiri tampak
tembus cairan luka, tampak
kemerahan dan bangkak.
9. Mengukur TTV
S/N : 37 C, 96 x/mnt
10. Memberi injeksi antibiotik
- Sharox 0,75 gr
Susi H
Susi H
Susi H
11.30
12.10
16.00
18.30
11. Mengkaji keluhan klien terhadap
luka – luka di wajah dan ditangan
DS : Klien mengatakan nyeri disekitar
luka – luka diwajah dan di
tangan.
1. Memberikan makanan yang lunak
(bubur) beserta lauk pauknya
dalam keadaan hangat.
2. Menganjurkan klien untuk makan
pelan – pelan
DS : Klien mengatakan tidak mau
makan karena susah untuk buka
mulut dan baru saja giginya
lepas dua saat kejadian.
3. Melihat porsi makan yang di
habiskan:
- Porsi makan masih tetap utuh.
4. Menganjurkan klien untuk tetap
minum dengan menggunakan
sedotan.
Susi H
Susi H
Susi H
Susi H
1. 08/08/09 I
07.30
09.00
11.00
5. Memberi makan klien dengan
jenis makanan yang lunak.
- Bubur
6. Klien tampak disuapi oleh
keluarga, dan lkien tampak
mengunyah pelan – pelan.
7. Mengobservasi sisa porsi
makanan yang di habiskan:
- Klien menghabiskan porsi
makan ½ porsi.
8. Menganjurkan klien untuk makan
sering dengan porsi kecil dan
minum (sesuai yang disukai klien)
untuk membantu proses
penyembuhan.
9. Mengobservasi porsi makan yang
di habiskan:
- Sisa porsi yang dihabiskan ½
porsi.
Susi H
Susi H
Susi H
Susi H
13.00
1. Mengukur tanda – tanda vital
TD : 120/80 mmHg
S/N : 38,8 OC 88 x/mnt
RR : 21 x/mnt
2. Mengobservasi non verbal
3. Mengkaji keluhan nyeri kepala
dan pusing
DS : Klien mengatakan nyeri kepala
dan pusing berkurang
DO :
-Klien tampak tenang dan rileks
-Sklala nyeri 1
4. Memberi terapi injeksi
- Antrain 1000 mg
5. Mengukur TTV
TD : 110/80 mmHg
S/N : 36,5 OC, 88 x/mnt
RR : 20 x/mnt
6. Menganjurkan klien untuk
mempertahankan tirah baring bila
Susi H
2. 08/08/09 II
07.30
08.00
09.00
masih merasakan nyeri kepala
dan pusing.
7. Menganjurkan klien untuk
melaporkan nyeri yang timbul
secara tiba – tiba dengan segera.
8. Menganjurkan klien untuk menarik
napas dalam bila merasakan nyeri
kepala dan pusing.
9. Mengkaji keluhan nyeri kepala
dan pusing
DS : Klien mengatakan nyeri kepala
dan pusing tidak di rasakan lagi.
DO :
-Klien tampak rileks dan tenang
-Skala nyeri 0
1. Mencuci tangan sebelum
mengobservasi keadaan luka.
2. Mengobservai keadaan kulit di
luka dan sekitar luka:
Susi H
Susi H
Susi H
3. 08/08/09
09.30
11.00
III
07.30
- Luka lecet di wajah tampak
kemerahan dan mulai
mengering.
- Luka lecet di tangan tampak
mengering dipinggir luka dan
ditengah luka masih berair dan
bengkak.
3. Mengkaji keluhan nyeri pada
luka
DS : Klien mengatakan nyeri di luka
wajah dan tangan mulai
berkurang.
4. Mengukur TTV.
S/N = 36,5C, 88x/menit
5. Menganjurkan klien untuk makan
dan minum untuk mempercepat
proses penyembuhan.
6. Memberi terapi antibiotik
- Sharox 0,75 gr
- Non flamin 1 caps
Susi H
Susi H
Susi H
11.00
11.30
12.00
7. Mencuci tangan sebelum merawat
luka.
8. Merawat luka dengan teknik
aseptic dan mengganti perban.
9. Mengkaji keluhan nyeri pada luka
di wajah dan tangan:
DS : Klien mengatakan nyeri di wajah
dan tangan berkurang.
DO : Luka tampak kemerahan dan
mulai mengering bengkak
diwajah dan tangan berkurang.
1. Mengobservasi kebutuhan atau
kemampuan klien melakukan
aktivitas.
2. Membantu klien duduk di kursi.
3. Membantu klien merapikan
tempat tidur.
4. Membantu klien kembali
ketempat tidur.
5. Membantu klien meninggikan
Susi H
Susi H
Susi H
4. 08/08/09 IV
07.30
09.00
09.30
tempat tidur.
6. Mengukur tekanan darah
TD : 110/80 mmHg
7. Membantu memasang mitella.
8. Meningkatkan aktivitas dan
partisipasi klien dalam memenuhi
kebutuhannya.
- Klien tampak bisa jalan sendiri
ke kamar mandi.
9. Mengobservasi kemampuan klien
melakukan aktivitas.
- Klien dapat berjalan dan duduk
di luar ruang rawat.
10. Mengukur TD
- TD : 110/70 mmHg
- Skala ambulasi 1
1. Mencuci tangan sebelum
melakukan observasi pada luka.
2. Mengobsevasi keadaan luka dan
Susi H
Susi H
Susi H
5. 08/08/09
11.00
V
08.00
08.30
sekitar luka
- Luka lecet di wajah tampak
kemerahan, dan mulai
mengering.
- Luka lecet di tangan tampak
mongering dipinggir luka dan
ditengah luka masih berair dan
bengkak.
3. Mengkaji keluhan nyeri pada luka
DS : Klien mengatakan nyeri di luka
wajah dan tangan mulai
berkurang.
4. Memberi terapi antibiotik
- Sharox 0,75 gr
- anti radang : non flamin 1 caps
5. Merawat luka dengan teknik
aseptic, namun sebelumnya cuci
tangan sebelum merawat luka dan
mengganti perban
6. Mengukur TTV
Susi H
Susi H
Susi H
10.00
11.00
11.30
12.00
S/N : 36,5C , 88 x/mnt
7. Mengkaji keluhan nyeri pada luka
di wajah dan tangan
DS : Klien menagatakan nyeri di luka
wajah dan tangan mulai
berkurang
DO :
-Luka tampak kemerahan dan
mulai mongering bengkak di
wajah tampak berkurang dan
di tangan.
1. Merawat oral hygiene
2. Membawakan makanan klien
dengan diet TKTP lunak.
3. Menganjurkan klien untuk makan
secara perlahan – lahan.
4. Mengobservasi porsi makan yang
di habiskan
- Sisa porsi yang dihabiskan ½
porsi.
Susi H
Susi H
Susi H
Susi H
12.15 5. Menimbang BB
BB : 41 kg
6. Menganjurkan klien untuk makan
sering dalam porsi kecil sesuai
dengan jenis makanan yang di
sukai.
7. Mendengarkan peristaltic usus
- Peristaltic usus : 11 x/mnt
8. Memberi makan klien yang
sesuai dengan dietnya (TKTP
lunak)
9. Memberi kenyamanan saat
klien makan.
- dengan posisi semi fowler
10. Mengobservasi saat klien
makan
- Klien tampak kecil membuka
mulut dan pelan – pelan dalam
mengunyah makanan .
11. Mengobservasi sisa porsi yang
Susi H
CATATAN PERKEMBANGAN ATAU EVALUASI
NO
DX.KEP
HARI/TGL/
JAM EVALUASI ( S O A P )
I
I
Jumat
07/08/09
14.00
Jumat
07/08/09
S : Klien menyatakan nyeri kepala dan pusing
berkurang
O :
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran composmentis.
- Klien kadang mengkerutkan dahinya dan
terlihat kadang meringis.
- Skala nyeri 2.
- RR : 26 x/mnt.
- Nadi : 100 x/mnt.
- TD : 110/70 mmHg.
A : Masalah teratasi sebagian ( 1, 2, 3, 4, 5, 6 )
P : Intervensi di lanjutkan ( 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10 )
S : Klien mengatakan nyeri kepala dan pusing
sudah berkurang.
II
20.00
Jumat
08/08/09
20.00
O :
- Keadaan umum sedang.
- Kesadaran composmentis.
- Klien tampak tenang.
- TD : 110/70 mmHg.
- Nadi : 96 x/mnt.
- RR : 24 x/mnt.
- Skala nyeri 2.
A : Masalah teratasi ( 1, 2, 3, 4 )
Masalah teratasi sebagian ( 5, 6 )
P : Intervensi dilanjutkan ( 1, 2, 3, 6, 9, 10 )
S : Klien mengatakan nyeri disekitar luka wajah
dan tangan.
O :
- Keadaan kulit kemerahan dan beair di
wajah dan tampak bengkak.
- Keadaan kulit di luka tangan sebelah kanan
tampak kemerahan berair dan bengkak.
- Tangan kiri masih terpasang gips.
A : Masalah belum teratasi ( 1, 2, 3, 4, )
P : Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3, 7, 10, 11, 13,
14)
III
IV
Jumat
08/08/09
20.00
Jumat
07/08/09
20.00
S : Klien mengatakan nyeri kepala dan pusing
sudah berkurang klien mengatakan masih
tergantung melakukan aktivitas dengan orang
tua.
O :
- Keadaan umum lemah.
- Terlihat klien masih tergantung dengan
orang tua dan perawat.
- Skala ambulasi 2.
- Klien masih sering terlihat berbaring.
A : Masalah belum teratasi ( 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 )
P : Intervensi di lanjutkan ( 1, 2, 3, 4, 5, 10 )
S : Klien mengatakan nyeri di sekitar luka di wajah
dan di tangan.
O :
- Keadaan kulit kemerahan dan berair di
wajah, dan wajah tampak bengkak.
- Keadaan kulit di luka tangan kanan tampak
kemerahan, berair, dan bengkak.
- Suhu : 37 OC.
- Leukosit : 18.600 mm3.
A : Masalah belum teratasi ( 1, 2, 3, 4 )
V
I
Jumat
07/08/09
19.00
Sabtu
08/08/09
07.30
P : Intervensi di lanjutkan ( 1, 2, 3, 4, 5, 6, 11, 15 )
S : Klien mengatakan masih susah untuk
membuka mulut secara lebar – lebar.
O :
- Keadaan umum sedang.
- Terlihat klien pelan – pelan dalam makan.
- Bibir atas klien masih bengkak.
- Porsi makan yang dihabiskan ½ porsi.
A : Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tidak
terjadi.
P : Intervensi dilanjutkan ( 1, 2, 2, 4, 5, 7, 8 )
S : Klien mengatakan nyeri kepala dan pusing
berkurang.
O :
- Keadaan umum sedang.
- Kesadaran composmentis.
- Klien tampak tenang dan rileks.
- Skala nyeri 1.
- TD : 120/80 mmHg.
- Nadi : 88 x/mnt.
II
III
Sabtu
08/08/09
07.30
Sabtu
08/08/09
07.30
- RR : 21 x/mnt.
A : Masalah teratasi ( 1, 2, 3, 4, 6 )
Msalah teratasi sebagian ( 5 )
P : Intervensi dilanjutkan ( 1, 2, 3, 6, 9, 10 )
S : Klien mengatakan nyeri luka dan di wajah dan
di tangan berkurang.
O :
- Keadaan luka di wajah tampak kemerahan
dan mulai mengering ( wajah ).
- Keadaan luka di tangan sebelah kanan di
pinggir kulit luka mengering tapi ditengah
masih berair, kemerahan, dan bengkak
berkurang.
- Tangan kiri masih terpasang gips.
A : Masalah teratasi sebagian ( 1, 2, 3, 4 )
P : Intervensi di pertahankan ( 1, 2, 3, 7, 10, 11,
13, 14 )
S : Klien mengatakan nyeri kepala dan pusing
tidak di rasakan klien mampu melakukan
aktivitas sendiri.
IV Sabtu
08/08/09
07.30
O :
- Keadaan umum sedang.
- Terlihat klien mampu melakukan
aktivitasnya sendiri tanpa bantuan keluarga
atau perawat.
- Skala ambulasi 1.
- Klien sudah berjalan – jalan keluar kamar
dan jarang berbaring.
A : Masalah teratasi ( 1, 2,4, 5, 6 )
Masalah tertasi sebagian ( 7 )
P : Intervensi di pertahankan ( 1, 2, 3, 4, 5, 10 )
S : Klien mengatakan nyeri luka diwajah dan di
tangan berkurang.
O :
- Keadaan luka di wajah masih tampak
kemerahan dan mulai mengering.
- Keadaan luka di tangan sebelah kiri
terpasang gips.
- Keadaan luka di tangan sebelah kanan di
pinggir luka sudah mulai mengering di
tengah masih berair, bengkak berkurang.
V
I
Sabtu
08/08/09
08.30
Sabtu
08/08/09
13.00
- Suhu : 36,5 OC.
- Leukosit : 18.600 mm3.
A : Masalah tertasi sebagian ( 1, 2, 4 )
Masalah teratasi ( 3 )
P : Intervensi di pertahankan ( 1, 2, 3, 5, , 11, 15 )
S : Klien mengatakan masih bisa buka mulut kecil
tapi sudah bisa makan banyak.
O :
- Terlihat pelan – pelan klien dalam makan.
- Bibir atas mulai berkurang bengkaknya.
- Porsi yang dihabiskan ¾ porsi.
A : Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tidak
terjadi.
P : Intervensi dipertahankan ( 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8 )
S : Klien mengatakan nyeri kepala dan pusing
tidak di rasakan lagi.
O :
- Keadaan umum sedang
- Kesadaran composmentis
II Sabtu
08/08/09
13.00
- Klien tampak rileks dan tenang.
- Skala nyeri 0.
- TD : 110/80 mmHg.
- RR : 20 x/mnt.
- Nadi : 88 x/mnt.
A : Masalah teratasi ( 1, 2, 3, 4, 6 )
P : Intervensi di pertahankan ( 4 )
S : Klien mengatakan nyeri luka dan di wajah dan
di tangan berkurang.
O :
- Keadaan luka di wajah tampak kemerahan
dan mulai mengering .
- Keadaan luka di tangan sebelah kanan di
pinggir kulit luka mengering tapi ditengah
masih berair, kemerahan, dan bengkak
berkurang dan tepasang perban.
- Tangan kiri masih terpasang gips.
A : Masalah teratasi sebagian ( 1, 2, 3, 4 )
P : Intervensi di pertahankan ( 1, 2, 3, 7, 10, 11,
13, 14 )
III
IV
Sabtu
08/08/09
13.00
Sabtu
08/08/09
13.00
S : Klien mengatakan nyeri kepala dan pusing
tidak di rasakan klien mampu melakukan
aktivitas sendiri.
O :
- Keadaan umum sedang.
- Terlihat klien mampu melakukan
aktivitasnya sendiri tanpa bantuan keluarga
atau perawat.
- Skala ambulasi 0.
- Klien sudah berjalan – jalan keluar kamar
dan jarang berbaring dan mampu
melakukan aktivitas sendiri.
A : Masalah teratasi ( 1, 2,4, 5, 6 )
Masalah tertasi sebagian ( 7 )
P : Intervensi di pertahankan ( 1, 2, 3, 4, 5, 10 )
S : Klien mengatakan nyeri luka diwajah dan di
tangan berkurang.
O :
- Keadaan luka di wajah masih tampak
kemerahan dan mulai mengering.
- Keadaan luka di tangan sebelah kiri
V Sabtu
08/08/09
13.00
terpasang gips.
- Keadaan luka di tangan sebelah kanan di
pinggir luka sudah mulai mengering di
tengah masih berair, bengkak berkurang.
- Suhu : 36,5 OC
- Leukosit : 18.600 mm3
A : Masalah tertasi sebagian ( 1, 2, 4 )
Masalah teratasi ( 3 )
P : Intervensi di pertahankan ( 1, 2, 3, 5, , 11, 15 )
S : Klien mengatakan masih bisa buka mulut kecil
tapi sudah bisa makan banyak.
O :
- Terlihat pelan – pelan klien dalam makan
- Bibir atas mulai berkurang bengkaknya
- Porsi yang dihabiskan ¾ porsi
- BB : 41 kg
A : Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tidak
terjadi.
P : Intervensi dipertahankan ( 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8 )
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
1 07/08/09 I Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 6 – 8 jam
nyeri kepala dan pusing dapat
terkontrol dengan kriteria hasil :
1. Klien mengatakan nyeri kepala
berkurang.
2. Klien mengatakan pusing
berkurang.
3. Klien tampak rileks dan nyaman.
1. Kaji
keluhan nyeri dengan
menggunakan skla nyei catat
lokasi nyeri, lamanya,
serangannya ( skala 0 – 5 ).
2. Observasi
peningkatan nadi, napas cepat
atau lambat, berkeringat
dingin.
1. Mengetahui
faktor pencetus nyeri dan
sifat nyeri untuk
menetapkan tindakan
selanjutnya.
2. Untuk
mengetahui terjadinya
peningkatan nadi,
pernapasan sebagai
respon nyeri akut.
3. Selidiki
adanya keluhan nyeri yang
tidak biasa atau tiba
3. Dapat
menandakan terjadi
komplikasi.
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
4. Klien tidak memegang atau
melindungi daerah yang sakit.
5. TTV dalam batas normal .
RR : 16 – 20 x/mnt
Nadi : 60 – 80 x/mnt
6. Skala nyeri 0 – 1.
tiba atau dalam lokasi buruk.
4. Ukur tanda
– tanda vital setiap 2 jam
sekali.
5. Berikan
4. Peningkatan
tanda – tanda vital ( nadi
pernapasan, tekanan
darah ) menandakan
nyeri akut.
5. Memfokuskan
kembali perhatian,
tindakan kenyamanan.
6. Berikan
lingkungan yang tenang.
meninskalkan relaksasi.
6. Menurunkan
rangsang eksternal.
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
7. Atur posisi
sesuai kebutuhan klien atau
posisi yang nyaman.
8. Bantu
melakukan teknik relaksasi
dan diskusi, misal, napas
7. Untuk
mengurangi nyeri.
8. Membantu
dalam penurunan
persepsi atau repon nyeri
dalam, mengalikan perhatian
nyeri.
9. Lakukan
dan bantu klien
mempertemukan tirah baring
selama fase akut.
10. Tingkatkan
periode tidur, tanpa gangguan.
memberikan kontrol
situasi.
9. Meminimalkan
stimulasi atau
meningkatkan relaksasi.
10. Kekurangan
tidur dapat meningkatkan
persepsi
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
11. Anjurkan
klien untuk melaporkan nyeri
nyeri.
11. Penundaan
pelaporan nyeri
dengan segera.
12. Catat
petunjuk non verbal, misal :
gelisah, menolak untuk
bergerak, melindungi daerah
yang sakit, menarik diri sendiri
perbedaan pertunjuk verbal
dan non verbal
menghambat peredaran
nyeri.
12. Bahasa tubuh
atau pentunjuk non verbal
dapat secara psikologis
dan pisiologik dan dapat
di gunakan pada
hubungan verbal untuk
mengidentifikasi luas atau
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
13. Kaji ulang
beratnya masalah.
13. Dapat
faktor – faktor yang
meningkatkan atau
menghilangkan nyeri.
14. Kaji derajat
pengambilan langkah yang
keliru secara pribadi dari
pasien seperti mengisolasi diri.
15. Beri terapi
sesuai indikasi,
menunjukkan dengan
tepat pencetus atau
factor pemberat atau
mengidentifikasi
terjadinya komplikasi.
14. Pasien dapat
menarik diri dari
keterlibatannya dengan
orang lain akibat dari
nyeri.
15. Dapat
menurunkan rasa
DX. RENCANA KEPERAWATAN
NO TGL KEP RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
2 07/08/09 II Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam
integritas kulit dapat di
pertahankan dengan kriteria
hasil:
1. Tidak ditemukan tanda –
tanda infeksi pada daerah
luka dan di sekitar luka.
2. Terjadi peningkatan
golongan analgetik.
1.
sekitar luka.
2.
meminimalkan dengan
kelembaban atau ekskresi.
3.
cairan adekut
nyeri.
1. Untuk
mengetahui tingkat
kerusakan atau
gangguan pada kulit.
2. Terlal
u merusak kulit dan
mempercepat kerusakan.
3. Untuk
memperbaiki atau
mencegah kerusakan
integritas kulit.
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
penyembuhan luka.
3.Integritas kulit dapat di
pertahankan.
4. Kerusakan atau gangguan kulit
dapat di cegah atau tidak
terjadi.
4.
kelembaban.
5.
dan bersih batasi penggunaan
sabun.
6.
4. Untuk
mengetahui tingkat
derajat gangguan
integritas kulit.
5. Area
lembab, terkontaminasi
memberikan media yang
sangat baik untuk
pertumbuhan
mikroorganisme.
dengan pembalut yang steril. 6. Dapat
mengurangi kontaminasi
bakteri
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
7.
menggaruk dan menepuk kulit
yang kering.
8.
menghindari kerim kulit
apapun, salep dan bedak
meningkatkan proses
penyembuhan.
7. Memb
antu mencegah trauma
kulit.
8. Dapat
meningkatkan iritasi.
kecuali diijikan dokter.
9.
dan bebas dari lipatan 9. Menc
egah atau mengurangi
adanya iritasi
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
lipatan dan kotoran.
10.
bila di gunakan.
11.
pada kulit.
10. Baluta
n basah meningkatkan
risiko kerusakan jaringan
atau infeksi.
11. Memi
tidur tinggi 30 – 40 derajat.
Awasi edema wajah.
12.
atau infeksi luka contoh
kemerahan tak biasanya,
nimalkan kongesti
jaringan dan edema.
12. Meng
gangu penyembuhan
dimana dapat
memperlambat
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
peningkatan edema, nyeri,
eksudat, dan peningkatan
suhu.
13.
proses penyembuhan.
13. Indika
14.
indikasi.
15.
laboratorium contoh darah
tor infeksi local
pembentukan pus
mungkin tidak ada bila
granulosit tertekan.
14. Perlu
untuk pengobatan abses
atau infeksi.
15. Leuko
sitosis menunjukkan
proses
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
lengkap. inflamasi.
3 07/08/09 III Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam
klien dapat melakukan aktivitas
yang dapat di toleransi dengan
kriteria hasil :
1. Klien mampu
melakukan aktivitas tanpa
bantuan keluarga atau perawat
atau klien mampu melakukan
1. Periksa kembali kemampuan
dan keadaan serta fungsional
pada kerusakan yang terjadi.
2. Kaji derajat imobilisasi klien
dengan menggunakan skala
ketergantungan atau ambulasi
1.Mengidentifikasi
kemungkinan kerusakan
secara fungsional dan
mempengaruhi pilihan
intervensi yang akan
dilakukan.
2.
( nilai ( 0 ) atau
mmerlukan bantuan,
peralatan yang
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
aktivitas secara mandiri.
2. Klien dapat
memenuhi kebutuhannya
sendiri.
3. Klien tidak
berbaring terus.
4. Keluhan nyeri
kepala dan pusing berkurang.
5. Klien mampu
melakukan aktivitas yang
diinginkan.
6. Skala ambulasi 0.
( 0 – 4 ). minimal ( nilai 1 ),
memerlukan bentuan
sedang atau
diajarkan( nilai 2 ),
memerlukan bantuan
atau peralatan yang terus
menerus dan alat khusus
( nilai 3 ) atau bergantung
secara total pada
pemberi asuhan ( nilai
4 ).
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
3. Bantu aktivitas klien yang tidak
dapat dilakukan klien.
4. Ukur tanda – tanda vital klien
setelah klien melakukan
aktivitas.
5. Tempatkan alat-alat yang akan
di gunakan klien di dekat klien
missal : air minum, bel, urinal
atau pot, oleh sebagainya.
6. Ubah posisi pasien secara
3.
kebutuhan klien.
4.
perbedaan TTV saat klien
melakukan aktivitas dan
tidak melakukan aktivitas.
5.
mengambil untuk
memenuhi kebutuhan.
6.
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
teratur dan buat sedikit
perubahan posisi antara waktu
perubahan posisi tersebut.
7. Pertahankan tirah baring pada
fase akut.
8. Anjurkan klien untuk memilih
teratur menyebabkan
penyebaran terhadap
berat badan dan
meningkatkan sirkulasi
pada seluruh bagian
tubuh.
7.
dan mempercepat proses
penyembuhan.
8.
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
posisi yang nyaman saat klien
istirahat.
9. Berikan atau bantu untuk
melakukan latihan rentang
gerak.
10. Tingkatkan aktivitas dan
partisipasi dalam merawat
diri sendiri sesuai
yang nyaman saat
istirahat.
9.
mobilisasi dan fungsi
sendi atau posisi normal
ekstremitas dan
menurunkan terjadinya
vena yang statis.
10.
dalam perencaan dan
kegiatan adalah sangat
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
kemampuan.
11.Pertahankan kesejajaran
tubuh secara fungsional,
seperti bokong, kaki, tangan
pantau selama penempatan
alat atau tanda penekanan
dari alat tersebut.
penting untuk
meningkatkan kerjasama
pasien atau keberhasilan
dari program
penyembuhan.
11.
dan didesain untuk
mencegah deformitas
tangan dan meningkatkan
fungsinya secara optimal.
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
12. Berikan perawatan kulit
dengan cermat, masase
dengan pelembab, dang anti
linen atau pakaian yang basah
dan pertahankan linen tersebut
tetap bersih dan bebas dari
kerutan (jangan tetap tegang ).
13. Berikan cairan dalam batas –
batas yang dapat di
toleransi.
12.
dan elastisitas kulit dan
menurunkan resiko
terjadinya ekskoriasi kulit.
13.
cedera lapuk da jika
pasien tidak mamiliki
factor kontraindikasi yang
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
14. Panta
u pola eliminasi dan berikan
atau bantu untuk
lain, pemberian cairan
yang memadai akan
menurunkan resiko
terjadinya infeksi saluran
kemih, berpengaruh
cukup baik terhadap
konsistensi feses yang
normal dan turgor kulit
menjadi optimal.
14.
merupakan kebutuhan
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
dapat melakukan defekasi
secara teratur.
15. Obser
vasi daerah yang terkena
termasuk warna, edema,
atau tanda lain dari
gangguan sirkulasi.
yang sederhana tetapi
merupakan tindakan yang
amat penting untuk
mencegah terjadinya
komplikasi.
15.
edema lebih mudah
menselami trauma dan
penyembuhannya lambat.
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
4 07/08/09 IV Setelah dilakukan tindakan
keparawatn selama 2 x 24 jam
tidak atau bebas dari tanda –
tanda infeksi dengan kriteria
hasil:
1. Tidak ditemukan tanda –
tanda infeksi:
Rubor
Dolor
Kalor
1. Berikan perawatan aseptic dan
anti septik , pertahankan teknik
cuci tangan yang baik.
2. Observasi keadaan luka, daerah
sekitar luka ( ada atau
tidaknya perdarahan tembus
perban ).
3. Observasi daerah kulit yang
mengalami kerusakan ( seperti
luka, garis jahitan ) daerah
1. Cara pertama
untuk menghindari
terjadinya infeksi
nasokomial.
2. Keadaan luka
yang kotor dapat menjadi
tempat terjadinya infeksi.
3. Deteksi ini
perkembangan infeksi
Tumor
Fungsiolaesa.
yang terpasang alat inuesi
( terpasang infus dan
memungkinakan untuk
melakukan tindakan
dengan segera dan
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
2. Terjadi peningkatan
penyembuhan luka.
3. Tidak terjadi peningkatan
suhu tubuh.
4. Hasil lab normal, lekosit :
5.000 – 10.000 mm3
sebagainya ), catat karateristik
dari drainase dan adanya
inflamasi.
4. Pantau suhu tubuh secara
teratur catat adanya demam,
menggigil, berkeringat
perubahan mental
meningkatnya nyeri.
pencegahan terhadap
komplikasi selanjutnya.
4. Dapat
mengindikasikan
perkembangan sepsis
yang selanjutnya
memerlukan evaluasi dan
5. Anjurkan klien dan biasakan
mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan kontak
tindakan dengan segera.
5. Menurunkan
resiko penyebaran kuman
atau bakteri.
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
dengan luka.
6. Jaga personal hygiene atau
kebersihan klien.
7. Pantau keadaan balutan pada
luka.
6. Kebersihan
diri ( personal hygiene )
dapat mengurungi
penyebaran bakteri.
7. Memberikan
defeksi dini terjadinya
8. Batasi pengunjung yang dapat
menularkan infeksi.
proses infeksi dan atau
pengawasan
penyembuhan luka.
8. Menurunkan
pemajanan terhadap
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
9. Berikan infrormasi yang tepat
jujur pada pasien atau orang
terdekat.
pembawa kuman
penyebab infeksi.
9. Pengetahuan
tentang kemajuan situasi,
memberikan dukungan
emosi, membentuk
menurunkan ansietas
10. Tekankan pentingnya tidak
menyentuh atau menggaruk
luka.
11. Amati enitema atau cairan
luka.
10. Mencegah
kontaminasi dan
kerusakan sisi luka.
11. Indikasi infeksi
local pembentukan pos
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
12. Anjurkan klien untuk
meningkatkan masukan cairan
dan nutrisi ( tinggi protein ).
13. Ganti balutan dengan sering
mungkin tidak ada bila
granulosit tertekan.
12. Membentuk
mepercepat
penyembuhan luka.
( sesuai indikasi ),
pembersihan dan pengeringan
kulit sepanjang waktu.
14. Awasi hasil labora torium
13. Balutan basah
menyebabkan kulit iritasi
dan memberikan media
untuk pertumbuhan
bakteri, peningkatan
risiko infeksi luka.
14. Untuk
mengetahu tanda .
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
( khususnya lekosit ).
15.Berikan antibiotik sesuai
tanda infeksi dari jumlah
lekosit .
15. Untuk
indikasi. menurunkan jumlah
mikroorganisme ( pada
infeksi yang telah ada
sebelumnya ) untuk
menurunkan penyebab
dan pertumbuhannya.
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
5 07/08/09 V Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam
resiko nutrisi kurang dari
1. Kaji kemampuan klien untuk
menguyah, menelan.
1. F
aktor ini menentukan
pemilihan terhadap jenis
kebutuhan tidak terjadi dengan
kriteria hasil :
1. Klien mau makan.
2. Nafsu makan klien
meningkat.
3. Porsi makan yang di
sajikan dapat di habiskan.
4. Tidak terjadi penurunan
BB.
2. Auskultasi bising usus, catat
adanya penurunan
( hilangnya atau suara yang
hiperaktif ).
3. Timbang berat badan sesuai
indikasi.
makanan sehingga klien
terlindungi dari aspirasi.
2. F
ungsi saluran pencernaan
biasanya tetap baik pada
kasus cidera kepala.
3. M
engevaluasi ke efektifan
atau kebutuhan
mengubah pemberian
nutrisi.
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
4. Berikan perawatan mulut
atau oral hygine.
5. Anjurkan klien untuk makan
sedikit – sedikit dalam porsi
kecil dalam waktu sering.
6. Jaga keamanan saat
memberikan makan pada
pasien, seperti tinggikan
kepala tempat tidur selama
makan.
5. Untuk membantu
meningkatkan selera
makan.
6. Meningkatkan proses
pencernaan dan toleransi
pasien terhadap nutrisi
yang diberikan dan dapat
meningkatkan kerja sama
klien saat makan.
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
dan hangat.
7. Berikan makan yang lunak.
8. Tingkatkan kenyamanan,
lingkungan yang santai,
termasuk sosialosasi saat
makan. Anjurkan orang
regurgitasi atau terjadinya
aspirasi.
7.Dapat meningkatkan
selera makan dan
makanan lunak
mempermudah
pencernaan.
8.Meskipun proses
pemilihan klien
memerlukan bantuan
makan atau
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
terdekat untuk membawa
makanan yang disukai klien.
9. Kaji dan observasi mual
muntah.
menggunakan alat bantu,
sosialisasi waktu makan
dengan orang terdekat
atau teman dapat
meningkatkan
pemasukkan dan
menormalkan fungsi
makan.
9.Mual muntah dapat terjadi
dan perlu intervensi dan
metode alternative
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
10. Bantu dan dorong klien untuk
makan, misal : dengan
makan klien dapat cepat
sembuh.
11. Hindari makanan yang
sangat panas atau sangat
dingin.
12. Catat pemasukan oral atau
porsi makan yang dihabiskan
pemberian makan.
10.Membantu dalam
peningkatan nafsu atau
selera makan.
11.Suhu ekstrem dapat
mencetuskan atau
meningkatkan batuk atau
dapat aspirasi.
12.Untuk mengetahui tingkat
selera makan klien.
NO TGL
DX.
KEP
RENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
oleh klien.
13. Dorong atau berikan
masukan cairan sesuai
indikasi.
14. Dorong dan berikan periode
istirahat sering.
15. Awasi pemeriksaan
laboratorium, contoh :
albumin, Hb.
13.Mencegah dehidrasi dan
menurunkan risiko
konstipasi.
14.Membantu menghemat
energi, khususnya bila
kebutuhan metabolic
meningkat.
15.Nilai rendah menunjukkan
malnutrisi dan kebutuhan
program terapi.