chronic kidne diseasea

Upload: sandi-alfa-wiga-arsa

Post on 11-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    1/27

    A. LATAR BELAKANG

    Secara global terdapat 200 kasus gangguan ginjal per sejuta penduduk. 8 juta di antara

    jumlah populasi yang mengalami gangguan ginjal berada dalam tahap gagal ginjal kronis.

    Penelitian sebelumnya mengatakan terdapat hubungan antara mengalami gagal ginjal dengan

    timbulnya gangguan psikiatri pada pasien (Cohen et al., 2004). Kondisi ini bisa terjadi padakasus gagal ginjal akut maupun yang kronis.

    Penyakit apapun yang berlangsung dalam kehidupan manusia dipersepsikan sebagai suatu

    penderitaan dan mempengaruhi kondisi psikologis dan sosial orang yang mengalaminya. Akan

    tetapi petugas kesehatan sering kali cenderung memisahkan aspek biologis dari aspek psikososial

    yang dialami pasien (Leung, 2002).

    Aspek psikososial menjadi penting diperhatikan karena perjalanan penyakit yang kronis dan

    sering membuat pasien tidak ada harapan. Pasien sering mengalami ketakutan, frustasi dan

    timbul perasaan marah dalam dirinya. (Harvey S, 2007). Penelitian oleh para profesional di

    bidang penyakit ginjal menemukan bahwa lingkungan psikososial tempat pasien gagal ginjal

    tinggal mempengaruhi perjalanan penyakit dan kondisi fisik pasien (Leung, 2002).

    B. RUMUSAN MASALAH

    Apakah yang dimaksud gagal ginjal kronis?

    Bagaimanakah asuhan keperawatan pada gagal ginjal kronis?

    C. TUJUAN

    Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini diharapkan pembaca mampu mengidentifikasi

    apakah yang dimaksud dengan gagal ginjal kronis dan bagaimanakah asuhan keperawatannya.

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    2/27

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. PENGERTIAN

    Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap

    (Doenges, 1999; 626) Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu

    mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi

    tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang

    menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun. (Barbara C Long, 1996; 368) Gagal

    ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang

    progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme

    dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen

    lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya

    berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)

    B. ETIOLOGI

    Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit vaskuler (nefrosklerosis),

    proses obstruksi (kalkuli), penyakit kolagen (luris sutemik), agen nefrotik (amino glikosida),

    penyakit endokrin (diabetes). (Doenges, 1999; 626) Penyebab GGK menurut Price, 1992; 817,

    dibagi menjadi delapan kelas, antara lain:

    Infeksi misalnya pielonefritis kronik

    Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis

    arteria renalis

    Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis

    nodosa,sklerosis sistemik progresif

    Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis tubulus ginjal

    Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis

    Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbale

    Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis

    netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali

    kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.

    C. PATOFISIOLOGI

    Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus)

    diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh

    hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam

    keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    3/27

    sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada

    yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena

    jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik

    dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas

    kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal

    yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.

    ( Barbara C Long, 1996, 368)

    Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke

    dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh.

    Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala

    uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448). Perjalanan umum gagal

    ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga stadium yaitu:

    Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)

    Di tandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen (BUN) normal dan penderita

    asimtomatik.

    Stadium 2 (insufisiensi ginjal)

    Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo filtration Rate besarnya 25%

    dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen mulai meningkat diatas normal, kadar

    kreatinin serum mulai meningklat melabihi kadar normal, azotemia ringan, timbul nokturia dan

    poliuri.

    Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir / uremia)

    Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration rate 10% dari normal,

    kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar bloodureum nitrgen meningkat sangat mencolok dan timbul oliguri. (Price, 1992: 813-814)

    D. MANIFESTASI KLINIS

    1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):

    a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah

    tersinggung, depresi

    b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik

    waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi

    mungkin juga sangat parah.

    2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat retensi cairan

    dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin aldosteron), gagal jantung kongestif dan

    udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan

    perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang,

    perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).

    3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:

    a. Sistem kardiovaskuler

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    4/27

    Hipertensi

    Pitting edema

    Edema periorbital

    Pembesaran vena leher

    Friction sub pericardial

    b. Sistem Pulmoner

    Krekel

    Nafas dangkal

    Kusmaull

    Sputum kental dan liat

    c. Sistem gastrointestinal

    Anoreksia, mual dan muntah

    Perdarahan saluran GI

    Ulserasi dan pardarahan mulut

    Nafas berbau ammonia

    d. Sistem musculoskeletal

    Kram otot

    Kehilangan kekuatan otot

    Fraktur tulang

    e. Sistem Integumen

    Warna kulit abu-abu mengkilat

    Pruritis

    Kulit kering bersisik

    Ekimosis

    Kuku tipis dan rapuh Rambut tipis dan kasar

    f. Sistem Reproduksi

    Amenore

    Atrofi testis

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    5/27

    E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada CKD dapat dilakukan cara sebagai

    berikut:

    1. Pemeriksaan laboratorium

    Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem dan membantu menetapkan

    etiologi.

    2. Pemeriksaan USG

    3. Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk mengetahui beberapa

    pembesaran ginjal.

    4. Pemeriksaan EKG

    Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia dan

    gangguan elektrolit

    F. PENCEGAHAN

    Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah dan sering kali tidak

    menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian yang

    sangat mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap peningkatan kesehatan.

    Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah dan pemeriksaan urinalisis. Pemeriksaan kesehatan

    umum dapat menurunkan jumlah individu yang menjadi insufisiensi sampai menjadi kegagalan

    ginjal. Perawatan ditujukan kepada pengobatan masalah medis dengan sempurna dan mengawasi

    status kesehatan orang pada waktu mengalami stress (infeksi, kehamilan). (Barbara C Long,

    2001)

    G. PENATALAKSANAAN

    1. Dialisis (cuci darah)

    2. Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid

    (membantu berkemih)

    3. Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat

    4. Transfusi darah

    5. Transplantasi ginjal

    BAB III

    ASUHAN KEPERAWATAN

    A. PENGKAJIAN

    1. Identitas Klien

    - Nama : Tn. A

    - Usia : 59

    - Jenis Kelamin : Laki-laki

    - Suku/ bangsa : Bali/Indonesia

    - Agama : Hindu

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    6/27

    - Pendidikan : S1

    - Pekerjaan : PNS

    - Alamat : Jl. Gelatik

    2. Riwayat kesehatan sekarang

    Disfungsi ginjal dapat menimbulkan serangkaian gejala yang kompleks dan tampak di seluruh

    tubuh. Riwayat sakit harus mencakup informasi berikut yang berhubungan dengan fungsi renal

    dan urinarius.

    a. Keluhan utama pasien atau alasan utama mengapa ia datang ke rumah sakit.

    b. Adanya rasa nyeri: kaji lokasi, karakter, durasi, dan hubungannya dengan urinasi; faktor-faktor

    yang memicu rasa nyeri dan yang meringankannya.

    c. Adanya gejala panas atau menggigil, sering lelah, perubahan berat badan, perubahan nafsu

    makan, sering haus, retensi cairan, sakit kepala, pruritus, dan penglihatan kabur.

    d. Pola eliminasi

    1) Kaji frekuensi, urgensi, dan jumlah urine output.

    2) Kaji perubahan warna urin.3) Kaji adanya darah dalam urin.

    4) Disuria; kapan keluhan ini terjadi : pada saat urinasi, pada awal urinasi, atau akhir urinasi.

    5) Hesitancy; mengejan : nyeri selama atau sesudah urinasi.

    6) Inkontinensia (stress inkontinensia; urge incontinence; overflow incontinence; inkontinensia

    fungsional). Adanya inkontinensia fekal menunjukkan tanda neurologik yang disebabkan oleh

    gangguan kandungkemih.

    7) Konstipasi dapat menyumbat sebagian urethra, menyebabkan tidak adekuatnya pengosongan

    kandung kemih.

    e. Pola nutrisi metabolik

    1) Kaji jumlah dan jenis cairan yang biasa diminum pasien : kopi, alkohol, minuman berkarbonat.Minuman tersebut sering memperburuk keadaan inflamasi system perkemihan.

    2) Kaji adanya dehidrasi ; dapat berkontribusi terjadinya infeksi saluran kemih, pembentukkan batu

    ginjal, dan gagal ginjal.

    3) Kaji jenis makanan yang sering dikonsumsi pasien. Makanan yang mengandung tinggi protein

    dapat menyebabkan pembentukkan batu saluran kemih. Makanan pedas memperburuk keadaan

    inflamasi system perkemihan.

    4) Kaji adanya anoreksia, mual, dan muntah. Keadaan tersebut dapat mempengaruhi status cairan.

    5) Kaji kebiasaan mengkonsumsi suplemen vitamin, mineral, dan terapi herbal.

    3. Riwayat kesehatan masa lalu

    a. Riwayat infeksi traktur urinarius

    1) Terapi atau perawatan rumah sakit yang pernah dialami untuk menanggani infeksi traktus

    urinarius, berapa lama dirawat.

    2) Adanya gejala panas atau menggigil.

    3) Sistoskopi sebelumnya, riwayat penggunaan kateter urine dan hasil-hasil pemeriksaan

    diagnostik renal atau urinarius

    b. Riwayat keadaan berikut ini :

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    7/27

    1) Hematuria, perubahan warna, atau volume urin.

    2) Nokturia dan sejak kapan dimulainya.

    3) Penyakit pada usia kanak-kanak (strep throat, impetigo, sindrom nefrotik).

    4) Batu ginjal (kalkuli renal), ekskresi batu kemih ke dalam urin.

    5) Kelainan yang mempengaruhi fungsi ginjal atau traktus urinarius (diabetes mellitus, hipertensi,

    trauma abdomen, cedera medula spinalis, kelainan neurologi lain, lupus eritematosus sistemik,

    scleroderma, infeksi streptococcus pada kulit dan saluran napas atas, tuberculosis, hepatitis virus,

    gangguan kongenital, kanker, dan hyperplasia prostate jinak).

    c. Untuk pasien wanita : kaji jumlah dan tipe persalinan (persalinan pervaginan, sectio caesarea);

    persalinan dengan forseps; infeksi vagina, keputihan atau iritasi; penggunaan kontrasepsi.

    d. Adanya atau riwayat lesi genital atau penyakit menular seksual.

    e. Pernahkah mengalami pembedahan ; pelvis atau saluran perkemihan.

    f. Pernahkah menjalani terapi radiasi atau kemoterapi.

    g. Kaji riwayat merokok. Merokok dapat mengakibatkan risiko kanker kandung kemih. Angka

    kejadian tumor kandung kemih empat kali lebih tinggi pada perokok daripada bukan perokok.

    4. Riwayat kesehatan keluarga

    a. Kaji adanya riwayat penyakit ginjal atau kandung kemih dalam keluarga (polisistik renal,

    abnormalitas kongenital saluran kemih, sindrom Alports / nephritis herediter).

    b. Kaji adanya masalah eliminasi yang dikaitkan dengan kebiasaan keluarga

    5. Riwayat kesehatan social

    a. Kaji riwayat pekerjaan, apakah terpapar oleh bahan-bahan kimia seperti phenol dan ethylene

    glycol. Bau ammonia dan kimia organic dapat meningkatkan risiko kanker kandung kemih.

    Pekerja tekstil, pelukis, peata rambut, dan pekerja industri mengalami risiko tinggi terkena

    tumor kandung kemih. Seseorang yang lebih sering duduk cenderung mengalami statis urinsehingga dapat menimbulkan infeksi dan batu ginjal.

    b. Seseorang yang mengalami demineralisasi tulang dengan keterbatasan aktivitas fisik

    menyebabkan peningkatan kalsium dalam urin.

    c. Laki-laki cenderung mengalami inflamasi prostat kronik atau epididimis setelah mengangkat

    barang berat atau mengendarai mobil dengan jarak jauh.

    d. Perlu juga informasi tempat tinggal pasien. Dataran tinggi lebih berisiko terjadi batu saluran

    kemih karena kandungan mineral meningkat dalam tanah dan air di daerah dataran tinggi.

    6. Pengobatan

    a. Diuretik dapat mengubah kuantitas dan karakter output urin.

    b. Phenazopyridine (pyridium) dan nitrofurantoin (macrodantin) dapat mengubah warna urin.

    c. Anticoagulant dapat menyebabkan hematuria.

    d. Antidepresant, antihistamin, dan obat-obatan untuk mengatasi gangguan neurology dan

    musculoskeletal, dapat mempengaruhi kemampuan kandung kemih atau sphinter untuk

    berkontraksi atau relaksasi secara normal.

    7. Pola persepsi kognitif

    a. Apakah gangguan eliminasi urin mempengaruhi perasaan dan kehidupan normal pasien.

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    8/27

    b. Bagaimana perasaan pasien saat menggunakan kateter, kantung urin.

    B. PEMERIKSAAN

    1. Pemeriksaan Fisik

    a. Umum : Status kesehatan secara umum : lemah, letarghi

    b. Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu tubuh

    c. Pemeriksaan fisik sistem perkemihan

    Teknik pemeriksaan fisik Kemungkinan kelainan yang ditemukan

    1. Inspeksi

    a) Kulit dan membran mukosa. Catat warna, turgor, tekstur, dan pengeluaran keringat.

    b) Mulut

    c) Wajah

    d) Abdomen

    Pasien posisi terlentang, catat ukuran, kesimetrisan, adanya massa atau pembengkakan,

    kembung, Kulit dan membran mukosa yang pucat, indikasi gangguan ginjal yang menyebabkan

    anemia. Tampak ekskoriasi, memar, tekstur kulit kasar atau kering. Penurunan turgor kulit

    merupakan indikasi dehidrasi. Edema, indikasi retensi dan penumpukkan cairan. Stomatitis,

    napas bau amonia

    Moon face Pembesaran atau tidak simetris, indikasi hernia atau adanya massa. Nyeri permukaan

    indikasi disfungsi

    renal. Distensi atau perut yang nyeri menetap, distensi, kulit mengkilap atau tegang.

    e) Meatus urinary

    Laki-laki posisi duduk atau berdiri, tekan ujung gland penis dengan memakai sarung tangan

    untuk membuka meatus urinary. Pada wanita : posisi dorsal litotomi, buka labia dengan memakaisarung tangan. Perhatikan meatus urinary.

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    9/27

    2. Palpasi

    a) Ginjal

    1) Ginjal kiri jarang dapat teraba, meskipun demikian usahakan untuk mempalpasi ginjal untuk

    mengetahui ukuran dan sensasi. Jangan lakukan palpasi bila ragu karena dapat menimbulkan

    kerusakan jaringan.

    2) Posisi pasien supinasi, palpasi dilakukan dari sebelah kanan.

    3) Letakkan tangan kiri dibawah abdomen diantara tulang iga dan lengkung iliaka. Tangan kanan

    dibagian atas. mengkilap dan tegang, indikasi retensi cairan atau ascites. Distensi kandung

    kemih, pembesaran ginjal. Kemerahan, ulserasi, bengkak, atau adanya cairan, indikasi infeksi.

    Pada laki-laki biasanya terdapat deviasi meatus urinary seperti defek kongenital. Jika terjadi

    pembesaran ginjal, maka dapat mengarah ke neoplasma atau patologis renal yang serius.

    Pembesaran kedua ginjal, indikasi polisistik ginjal. Tenderness/lembut pada palpasi ginjal maka

    indikasi infeksi, gagal ginjal kronik. Ketidaksimetrisan ginjal indikasi hidronefrosis.4) Anjurkan pasien nafas dalam dan tangan kanan menekan sementara tangan kiri mendorong ke

    atas.

    5) Lakukan hal yang sama untuk ginjal kanan

    b) Kandung kemih

    Secara normal, kandung kemih tidak dapat dipalpasi, kecuali terjadi distensi urin maka palpasi

    dilakukan di daerah simphysis pubis dan umbilicus.

    3. Perkusi

    a) Ginjal

    1) Atur posisi klien duduk membelakangi pemeriksa.

    2) Letakkan telapak tangan tidak dominan diatas sudut kostovertebral (CVA), lakukan perkusi atau

    tumbukan di atas telapak tangan dengan menggunakan kepalan tangan dominan.

    3) Ulangi prosedur untuk ginjal kanan Jika kandung kemih penuh maka akan teraba lembut, bulat,

    tegas, dan sensitif. Tenderness dan nyeri pada perkusi CVA merupakan indikasi

    glomerulonefritis atau glomerulonefrosis.

    b) Kandung kemih

    1) Secara normal, kandung kemih tidak dapat diperkusi, kecuali volume urin di atas 150 ml. Jika

    terjadi distensi, maka kandung kemih dapat diperkusi sampai setinggi umbilicus.

    2) Sebelum melakukan perkusi kandung kemih, lakukan palpasi untuk mengetahui fundus kandung

    kemih. Setelah itu lakukan perkusi di atas region suprapubic.

    Jika kandung kemih penuh atau sedikitnya volume urin 500 ml, maka akan terdengar bunyi

    dullness (redup) di atas simphysis pubis.

    4. Auskultasi

    Gunakan diafragma stetoskop untuk mengauskultasi bagian atas sudut kostovertebral dan

    kuadran atas abdomen. Jika terdengar bunyi bruit (bising) pada aorta abdomen dan arteri renalis,

    maka indikasi adanya gangguan aliran darah ke ginjal (stenosis arteri ginjal).

    2. Pemeriksaan Penunjang

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    10/27

    Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada CKD dapat dilakukan cara sebagai

    berikut:

    a. Pemeriksaan laboratorium

    Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem dan membantu menetapkan

    etiologi.

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    11/27

    b. Pemeriksaan USG

    Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk mengetahui beberapa

    pembesaran ginjal.

    c. Pemeriksaan EKG

    Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia dan

    gangguan elektrolit.

    C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung

    Faktor resiko meliputi:

    Ketidakseimbangan cairan mempengarui volume sirkulasi, kerja miokardial, dan tahanan

    vaskuler sistemik.

    Gangguan frekuensi, irama, konduksi jantung (ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia). Akumhulasi toksin (urea), klasifikasi jaringan lunak (deposit Ca+ fosfat).

    2. Resiko tinggi terhadap cidera.

    Faktor resiko meliputi:

    Penekanan produksi/sekresi eritropoietin; penururnan produksi dan SDM hidupnya; gungguan

    factor pembekuan, peningkatan kerapuhan kapiler.

    3. Perubahan proses berpikir b/d perubahan fisiologis; akumulasi toksin (contoh urea, amonia),

    asidosis metabolic, hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit, kalsifikasi metastatic pada otak.

    4. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit.

    Factor resiko meliputi:

    Ganguan status metabolic, sirkulasi (anemia dengan iskemia jaringan) dan sensasi(neuropati

    perifer).

    5. Resiko tinggi terhadap perubahan membram mukosa oral.

    Factor resiko meliputi:

    Kurang/penurunan salvias, pembatasan cairan.

    Iritasi kimia, perubahan urea dalam saliva menjadi amonia.

    6. Kurang pengetahuan [kebutuhan belajar], tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

    b/d keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi.

    7. Ketidakpatuhan b/d Sistem nilai pasien: Keyakinan kesehatan, pengaruh budaya. Perubahan

    mental; kurang/menolak sistem pendukung/sumber. Kompleksitas, biaya, efek samping terapi.

    D. INTERVENSI DAN RASIONAL

    1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung

    Faktor resiko meliputi:

    Ketidakseimbangan cairan mempengarui volume sirkulasi, kerja miokardial, dan tahanan

    vaskuler sistemik.

    Gangguan frekuensi, irama, konduksi jantung (ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia).

    Akumhulasi toksin (urea), klasifikasi jaringan lunak (deposit Ca+ fosfat).

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    12/27

    Kriteria Hasil : mempertahankan curah jantung dengan TD dan frekuensi jantung dalam batas

    normal; nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian.

    Intervensi Rasional

    Mandiri

    Auskultasi bunyi jantung dan paru.

    Evaluasi adanya edema perifer/kongesti

    vaskular dan keluhan dispnea

    S3/s4 dengan tonus muffled,

    takikardia, frekuensi jantung tidak

    teratur, takipnea, gemerisik, mengi,

    dan edema/ distensi jugular

    menunjukan ggk.

    Kaji adanya/derajat hipertensi: awasi td:

    perhatikan perubahan postural, contoh

    duduk, berbaring, berdiri.

    Hipertensi bermakna dapat terjadi

    karena gangguan pada sistem

    aldosteron renin-angiotensin

    (disebabkan oleh disfungsi ginjal ).

    Meskipun hipertensi umum,hipertensi

    ortostatik dapat tejadi sehubungan

    dengan defisit cairan, respons

    terhadap obat anti hipertensi, atau

    tamponade perikardial uremik.

    Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan

    lokasi, radiasi. Beratnya (skala 0-10) dan

    apakah tidak menetap dengan inspirasi

    dalam dan posisi terlentang.

    Hipertensi dan gjk kronis dapat

    menyebabkan im,kurang lebih pasien

    ggk dengan dealisis mengalami

    perikarditis, potensial resiko efusi

    perikardial/tamponade.

    Evaluasi bunyi jantung (perhatikan

    friction rub), td, nadi perifer, pengisian

    kapiler, kongesti vaskuler, suhu, dan

    sensori/mental.

    Adanya hipertensi tiba-tiba. Nadi

    paradoksik, penyempitan tekanan

    nadi, penurunan/tak adanya nadi

    perifer. Distensi jugular nyata, pucat ,

    dan penyimpangan mental cepat

    menunjukan tanponade, yang

    merupakan kedaruratan medik.

    Tindakan/intervensi

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    13/27

    Kaji tingkat aktivitas, respons

    terhadap aktivitas.

    Kaji tingkat aktivitas, respons terhadap

    aktivitas.

    Kelelahan dapat menyertai gjk juga

    anemia.

    Kolaborasi

    Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh:

    Elektrolit (kalium, natrium, kalsium,

    magnesium), bun;

    Ketidak seimbangan dapat

    mengganggu konduksi elektrikal dan

    fungsi jantung.

    Foto dada Berguna dalam mengidentifikasi

    terjadinya gagal jantung atau

    kalsifikasi jaringan lunak.

    Berikan obat anti hipertensi, contoh

    prazozin (minipress), kaptopril (capoten),

    klonodin (catapres), hidralazin

    (apresoline).

    Menurunkan tahanan vaskular

    sistemik dan/atau pengeluaran renin

    untuk menurunkan kerja miokardial

    dan membantu mencegah GJK dan/

    atau IM

    Bantu dalam perikardiosentesis sesuai

    indikasi.

    Akumulasi cairan dalam kandung

    perikardial dapat mempengaruhi

    pengisian jantung dan kontraktilitas

    miokardial mengganggu curah

    jantung dan potensial reriko henti

    jantung.

    Siapkan dialisis Penurunan ureum toksik dan

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    14/27

    memperbaiki ketidak seimbangan

    elektrolit dan kelebihan cairan dapat

    membatasi atau mencegah manifestasi

    jantung, termasuk hipertensi dan efusi

    perikardial.

    2. Resiko tinggi terhadap cidera.

    Faktor resiko meliputi:

    Penekanan produksi/sekresi eritropoietin; penururnan produksi dan SDM hidupnya; gungguan

    factor pembekuan, peningkatan kerapuhan kapiler.

    Kriteria Hasil : tak akan mengalami tanda/gejala pendarahan, mempertahankan/menunjukkan

    perbaikan nilai laboratorium.

    Intervensi Rasional

    Mandiri

    Perhatikan keluhan peningkatan

    kelelahan ,kelemahan. Observasi

    takikardia, kulit/ membran mukosa pucat,

    dispenia, dan nyeri dada. Rencanakan

    aktifitas pasien untuk menghindari

    kelelahan.

    Dapat menunjukan anemia , dan

    respos jantung untuk memper-

    tahankan oksigenasi sel.

    Awasi tingkat kesadaran dan prilaku Anemia dapat menyebabkan hipoksia

    serebral dengan perubahan mental,

    orientasi, dan respons prilaku.

    Evaluasi respons terhadap aktivitas,

    kemampuan untuk melakukan tugas .

    Bantu sesuai kebutuahan dan buat jadwal

    untuk istirahat.

    Anemia menurunkan oksigenasi

    jaringan dan meningkatkan

    kelelahan , sehingga memerlukan

    intervensi , perubahan aktivitas dan

    istirahat.

    Batasi contoh vaskular. Kombinasi tes

    laboraturium bila mungkin

    Pengambilan contoh darah

    berulang/kelebihan dapat

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    15/27

    memperburuk anemia.

    Observasi pendarahan terus menerus dari

    tempat penusuakan . Pendarahan/area

    ekmosis karena trauma kecil. Peteke;

    pembengkakan sendi atau membran

    mukosa , contoh pendarahan

    gusi, epitaksis berulang, hematemosis,

    melena dan urin merah/berkabut.

    Pendarahan daat terjadi dengan

    mudah karena kerapuhan

    kapiler/gangguan pembekuan dan

    dapat memperburuk anemia.

    Hematemesis sekresi gi/darah feses Stres dan abnormalitas hemostatik

    dapat mengakibatkan perdarahan gi.

    Berikan sikat gigi halus, pencukur

    elektrik; gunakan jarum kecil bila

    mungkin dan lakukan penekanan lebih

    lama setelah menyuntikan/penusukan

    vaskular.

    Menurunkan resiko

    pendarahan/pembentukan hematoma.

    Kolaborasi

    Awasi pemeriksaan laboratorium. Contoh: hitung darah lengkap: sdm, hb/ht:

    Uremia (contoh peningkstsn smonis,ures, atau toksin lain) menurunkan

    produksi eritropoetin dan menekan

    produksi sdm dan waktu hidupnya.

    Pada gagal jinjal kronis, hemoglobin

    dan hematokrit biasanya rendah tetapi

    diretensi; contoh pasien tidak

    menunjukan gejala sampai hb

    dibawah 7.

    Jumlah trombosit, faktor pembekuan; Penekanan pembentukan trombosit

    dan ketidakadekuatan kadar faktot III

    dan VIII mengganggu pembekuan dan

    potensial resiko

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    16/27

    perdarahan. Catatan:pendarahan

    dapat menjadi suli teratasi pada tahap

    akhir penyakit.

    Kadar PT Konsumsi protrombin abnormal

    menurunkan kadar serum dan

    mengganggu pembekuan.

    Kolaborasi

    Berikan darah segar, SDM kemasan

    sesuai indikasi.Diperlukan bila pasien menunjukan

    gejala anemia simtomatik, SDM

    kemasan biasanya diberikan bila

    pasien kelebihan cairan ataudilakukan dialisis. SDM washed

    digunakan untuk mencegah

    hiperkalemia sehubungan dengan

    darah yang disimpan.

    Berikan obat sesuai indikasi,contoh: Sediaan

    besi, asam folat(Folvite); sianokobolamin(Betalin). Berguna untuk memperbaiki gejala

    anemia sehubungan dengan

    kekurangan nutrisi /karena

    dialisis. Catatan : Besi tidak boleh

    diberikan dengan ikatan fosfat karena

    munurunkan absorpsi besi.

    Simetidin (Tagamet); Ranitidin (Zantac);

    antasida

    Diberikan secara profilatik untuk

    menurunkan/menetralkan asam

    lambung dan menurunkan resikopendarahan GI.

    Hemastitik/penghambat fibrinolisis,

    contoh asam aminokaproik (Amicar);

    Menghambat pendarahan yang tidak

    reda secara spontan/berespons

    terhadap pengobatan biasa.

    Pelunak feses (Colace); Laksatif bulk

    (Metamucil).

    Mengejan terhadap feses bentuk keras

    meningkatkan pendarahan

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    17/27

    mukosa/rektal.

    3. Perubahan proses berpikir b/d perubahan fisiologis; akumulasi toksin (contoh urea, amonia),

    asidosis metabolic, hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit, kalsifikasi metastatic pada otak.

    Kriteria Hasil : meningkatkan tingkat mental basanya, mengidentifikasi cara untukmengkompensasi gangguan kognitif/deficit memori.

    Intervensi Rasional

    Mandiri

    Kaji luasnya gangguan kemampuan

    berpikir, memori, dan orientasi.

    Perhatikan lapang perhatian.

    Efek sindrom uremik dapat terjadi

    dengan kekacauan/peka minor dan

    berkembang perubahan kepribadian

    atau ketidakmampuan untuk

    mengamisilasi informasi danberpartisipasi dalam keperawatan.

    Kewaspadaan terhadap perubahan

    memberikan kesempatan untuk

    evaluasi dan intervensi.

    Pastikan dari orang terdekat, tingkat

    mental pasien biasanya.

    Memberikan perbandingan untuk

    mengevaluasi perkembangan/

    perbaikan gangguan.

    Berikan orang terdekat informasi tentang

    status pasien.

    beberapa perbaikan dalam mental

    mungkin diharapkan dengan

    perbaikan kadar BUN, elektrolit, dan

    pH serum yang lebih normal.

    Berikan lingkungan tenang dan izinkan

    menggunakan televisi, radio dan

    kunjungan.

    Meminimalkan rangsangan

    lingkungan untuk menurunkan

    kelebihan sensori/peningkatankekacauan saat mencegah devripasi

    sensori.

    Orientasikan kembali terhadap

    lingkungan, orang, dan sebagainya.

    Berikan kalender, jam, jendela keluar.

    Memberikan petunjuk untuk

    membantu dalam pengenalan

    kenyataan.

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    18/27

    Hindarkan kenyataan secara singkat,

    ringkas, dan jangan menantang dengan

    pemikiran yang tak logis

    Konfrontsasi potensial membuatreaksi perlawanan dan dapat

    meninbulkan ketidak percayaan

    pasien dan meningkatkan penolakan

    terhadap kenyataan.

    Komunikasikan informasi/instruksi

    dalam kalimat pendek dan sederhana.

    Tanyakan pertanyaan ya/tidak. Ulangi

    penjelasan sesuai keperluan.

    Dapat membantu menurunkan

    kekacauan dan meningkatkan

    kemungkinan bahwa komunikasi akn

    dipahami/diingat.

    Buat jadwal teratur untuk aktivitas yang

    diharapkan.

    Membantu dalam memprtahankan

    orientasi kenyataan dan dapat

    menurunkan takut/kekacauan.

    Tingkatkan istirahat adekuat dan tidak

    mengganggu periode tidur.

    Gangguan tidur dapat mengganggu

    kemampuan kognitif lebih lanjut.

    Kolaborasi

    Awasi pemeriksaan laboratorium,contoh:

    BUN/kreatinin,elektrolit serum, kadarglukosa,dan GDA (PO2,Ph).

    Perbaikan peningkatkan/

    ketidakseimbangan dapatmempengaruhi kognitif/mental.

    Berikan tambahan O2 sesuai indikasi. Perbaikan hipoksia saja dapat

    memperbaiki kognitif.

    Hindari penggunaan barbiturat dan opiat. Obat-obatan secara normal

    didetoksifikasi dalam ginjal akan

    mengalami waktu paruh/efek

    akumulasi, memperburuk kekacauan.

    Siapkan untuk dialisis. Penyimpangan proses pikir nyata

    dapat menunjukan memburuknya

    azotemia dan kondisi umum,

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    19/27

    memerlukan intervensi cepat untuk

    meningkatkan homeostatis.

    4. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit.

    Factor resiko meliputi:Ganguan status metabolic, sirkulasi (anemia dengan iskemia jaringan) dan sensasi(neuropati

    perifer).

    Kriteria Hasil : mempertahankan kulit utuh, menunjukkan prilaku atau teknik untuk mencegah

    kerusakan/cidera kulit.

    Intervensi Rasional

    MandiriInsfeksi kulit terhadap perubahan warna,

    torgor, vaskuler. Perhatikan kemerahan,

    ekskoriasi. Observasi terhadap ekimosis,

    purpura.

    Menandakan area sirkulasiburuk/kerusakan yang dapat

    menimbulkan pembentukan

    dikubitus/infeksi.

    Pantau masukan cairan dan hidrasi kulitdan membran mukosa.

    Mendeteksi adanya dehidrasi atauhidrasi berlebihan yang

    mempengaruhi sirkulasi dan integritas

    jaringan pada tingkat seluler.

    Inspeksi area tergantung terhadap edema. Jaringan edema lebih cenderungrusak/robek.

    Ubah posisi dengan sering; gerakanpasien dengan perlahan; beri bantalan

    pada tonjolan tulang dengan kulit domba,

    pelindung siku/tumit.

    Menurunkan tekanan pada edema,jaringan dengan perfusi buruk untuk

    menurunkan iskemia. Peninggian

    meningkatkan aliran balik statis venaterbatas/pembentukan edema.

    Biarkan perawatan kulit. Batasi

    penggunaan sabun. Berikan salep atau

    krim (mis.,lanolin, Aquaphor).

    Soda kue, mandi dengan tepung

    menurunkan gatal dan mengurangi

    pengeringan dari pada sabun. Losiondan salep mungkin diinginkan untuk

    menghilangkan kerimg, robekan kulit.

    Pertahankan linen kering, bebas keriput. Menurunkan iritasi dermal dan resiko

    kerusakan kulit.

    Selidiki keluhan gatal. Meskipun dialisis mengalami masalah

    kulit yang berkenaan dengan uremik,gatal dapat terjadi karena kulit adalahrute ekskresi untuk produk sisa, mis.,

    kristal fosfat (berkenaan

    dengan hiperparatiroidisme padapenyakit tahap akhir).

    Anjurkan pasien menggunakan kompres Menghilangkan ketidaknyamanan dan

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    20/27

    lembab dan dingin untuk memberikantekanan (daripada garukan) pada area

    pruritus. Pertahankan kuku pendek;

    berikan sarung tengan selama tidur biladiperlukan.

    menurunkan resiko cedera dermal.

    Anjurkan menggunakan pakaian katunlonggar.

    Mencegah iritasi dermal langsung danmeningkatkan evaporasi lembab pada

    kulit.

    Kolaborasi

    Berikan matras busa/flotasi Menurunkan tekanan lama pada

    jaringan, yang dapat membatasi

    perfusi selular yang menyebabkaniskemia/nekrosis.

    5. Resiko tinggi terhadap perubahan membram mukosa oral.Factor resiko meliputi:

    Kurang/penurunan salvias, pembatasan cairan.

    Iritasi kimia, perubahan urea dalam saliva menjadi amonia.

    Kriteria Hasil : mempertahankan integritas membram mukosa, mengidentifikasi/melakukan

    intervensi khusus untuk meningkatkan kesehatan mukosa oral.

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    21/27

    Intervensi Rasional

    Mandiri

    Inspeksi rongga mulut; perhatikan

    kelembaban, karakter saliva, adanyainflamasi, ulserasi, leukoplakia.

    Memberikan kesempatan untuk

    intervensi segera dan mencegahinfeksi.

    Berikan cairan sepanjang 24 jam dalam

    batas yang ditentukan.

    Mencegah kekeringan mulut

    berlebihan dari periode lama tanpa

    masukan oral.

    Berikan perawatan mulut sering/cuci

    dengan larutan asam asetik 25%; berikanpermen karet, permen keras, mint

    pernapasan antara makan.

    Membran mukosa dapat menjadi

    kering dan pecah-pecah. Perawatanmulut menyejukkan, melumasi, dan

    membantu menyegarkan rasa mulut,

    yang sering tak menyenangkan karenauremia dan keterbatasan masukan

    oral. Pencucian dengan asam asetik

    membantu menetralkan pembentukan

    amonia dengan mengubah urea.

    Anjurkan higiene gigi yang baik setelahmakan dan pada saat tidur. Anjurkan

    menghindari floss gigi.

    Menurunkan pertumbuhan bakteri danpotensial terhadap infeksi. Flos gigi

    dapat melukai gusi, menimbulkan

    perdarahan.

    Anjurkan pasien menghentikan merokokdan menghindari produk/pencuci mulut

    lemon/gliserin yang mengandungalkohol.

    Bahan ini mengiritasi mukosa danmempunyai efek mengeringkan,

    menimbulkan ketidaknyamanan.

    Kolaborasi

    Berikan obat-obatan sesuai indikasi, mis.,antihistamin: kiproheptadin (periaktin).

    Dapat diberikan untuk menghilangkan

    gatal.

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    22/27

    6. Kurang pengetahuan [kebutuhan belajar], tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

    b/d keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi.

    Kriteria Hasil : Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan. Melakukan

    dengan benar prosedur yang perlu dan menjelaskan alasan untuk tindakan.

    Menunjukkan/melakukan perubahan pola hidup yang perlu. Berpartisipasi dalam program

    pengobatan.

    Intervensi Rasional

    Mandiri

    Kaji ulang proses penyakit atau prognosis

    dan kemungkinan yang akan dialami

    Memberikan dasar pengetahuandimana pasien dapat membuat pilihan

    berdasarkan informaasi.

    Kaji ulang pembatasan askep diet,

    termasuk fosfat (contoh produk susu,unggas, jagung, kacang) dan magnesium(contoh,produk gandum, polon-

    polongan).

    Pembatasan fosfat merangsang

    kelenjar paratiroid untuk pergeserankalsium dari tulang (osteodistrofiginjal), dan akumulasi magnesium

    dapat mengganggufungsi neurologis

    dan mental.

    Diskusikan masalah nutrisi lain, contohpengaturan masukan protein sesuai

    dengan tingkat fungsi ginjal.

    Metabolit yang terakumulasi dalamdarah menurunkan hampir secara

    keseluruhan dari katabolisme protein,

    bila fungsi ginjal menurun protein

    mungkin di batasi proporsinya.

    Dorong pemasukan kalori tinggi,khususnya dari karbohidrat.

    Penyimpanan protein, mencegahpenggunaan dan memberikan energi.

    Diskusikan terapi obat, termasuktambahan kalsium dan ikatan posfat,

    contoh antasida aluminium hidroksida

    ( amfogel, basalgel) dan menghindariantasida magnesium

    ( milanta,maalox,gelusil).

    Mencegah komplikasi serius, contohpenurunan absorbsi fosfat dari traktus

    GI dan pengiriman kalsium untuk

    mempertahankan kadar normal serum,menurunkan resiko fraktur, tetani.

    Tekankan pentingnya membaca semua

    label produk ( obat dan makanan) dantidak meminum obat tanpa menanyakanpada pemberi perawatan.

    Ini sulit untuk mempertahankan

    keseimbangan elektrolit bilapemasukan oksigenus bukan faktordalam pembatasan diet, contoh

    hiperkalsemia dapat di akibatkan oleh

    penggunaan suplemen rutin dalam

    kombinasi dengan peningkatanpemasukan diet makanan yang di

    perkaya kalsium dan obat

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    23/27

    mengandung kalsium.

    Kaji ulang tindakan untuk mencegahpendarahan, contoh penggunaan sikat

    gigi halus, pencukur elektrik; hindari

    konstipasi, menghirup hidung keras,

    latihan keras/olah raga kontak.

    Menurunkan resiko sehubungandengan perubahan faktor

    pembekuan/penurunan jumlah

    trombosit.

    Instruksikan dalam observasi diri danpengawasan TD, termasuk jadwal

    istirahat sebelum mengukur

    TD, menggunakan lengan/posisi yangsama.

    Insiden hipertensi meningkat padaGGK, sering memerlukan penanganan

    dengan obat anti hipertensi, perlu

    untuk observasi ketat terhadap efekpengobatan, contoh respon vaskular

    terhadap obat.

    Waspadakan tentang terpajan pada suhu

    eksternal ekstrim, contoh bantalan

    panas/salju.

    Neuropati perifer dapat terjadi

    khususnya pada ekstremitas bawah

    ( efek uremia, keseimbangan

    elektrolit/asam-basa), menganggusensasi perifer dan potensial resiko

    cedera jaringan.

    Buat program latihan rutin, dalam

    kemampuan individu; menyelingi periodeistirahat dengan aktivitas.

    Membantu dalam mempertahankan

    tonus otot dan kelenturan sendi.Menurunkan resiko sehubungan

    dengan imobilisasi ( termasuk

    demineralasasi tulang) dan mencegahkelemahan.

    Perhatikan masalah seksual Efek pisiologis uremia/terafi antihipertensi dapat mengganggu

    hasrat/penampilan seksual.

    Identifikasi tanda/gejala yang

    memerlukan evaluasi medik segera,contoh;

    Demam derajat rendah, menggigil,

    perubahab karakteristik urine/sputum,

    pembengkakan jaringan/drainase, ulkusoral;

    Depresi sistem imun, anemia,malnutrisi, semua meningkatkan

    resiko infeksi.

    Kebas/kesemutan pada jari,abdominal/kram otot, spasme karpopedal;

    Uremia dan penurunan absorpsikalsium dapat menimbulkan neuropati

    perifer.

    Pembengkakan sendi/nyeri tekan,

    penurunan ROM, penurunan kekuatanotot;

    Hiperfosfatemia dengan pergeseran

    kalsium dapat mengakibatkandeposisi kelebihan fosfat kalsium

    sebagai klasifikasi dalam sendi dan

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    24/27

    jaringan lunak. Gejala pada tulangrangka sering terlihat sebelum

    gangguan pada fungsi organ

    Sakit kepala, penglihatan kabur, edema

    periorbital/sakral, mata merah.

    Dugaan terjadinya/kontrol

    hipertensiburuk,dan/atau perubahn

    pada mata yang disebabkan olehkalsium.

    Kaji ulang strategi untuk mencegah

    kostipasi, termasuk pelunak feses

    (Colace) dan laksatif bult (Metamuci)tetapi menghindari produk magnesium

    (susu magnesia).

    Menurunkan pemasukan cairan,

    perubahan pada pola diet, dan

    penggunaan produk ikatan fosfatsering mengakibatkan konstifasi yang

    tidak responsif terhadap intervensi

    non medikal. Penggunaan produkmengandung magnesium

    meningkatkan resiko

    hipermagnesemia.

    7. Ketidakpatuhan b/d Sistem nilai pasien: Ansietas Keyakinan kesehatan, pengaruh budaya.

    Perubahan mental; kurang/menolak sistem pendukung/sumber. Kompleksitas, biaya, efek

    samping terapi.

    Kriteria Hasil : Menyatakan pengetahuan akurat tentang penyakit dan pemahaman program,

    Berpartisipasi dalam membuat tujuan dan rencana pengobatan, Membuat pilihan pada tingkat

    kesepian berdasarkan informasi yang akurat, Mengidentifikasi/menggunakan sumber dengan

    tepat.

    Intervensi RasionalMandiri

    Yakinkan persepsi/pemahaman

    pasien/orang terdekat terhadap situasi dankonsekuensi perilaku.

    Memberikan kesadaran bagaimanapasien memandang penyakitnya

    sendiri dan program pengobatan dan

    membantu dalam memahami masalahpasien.

    Tentuksn sistem nilai (keyakinan

    perawatn kesehatan dan nilai budaya).

    Program terapi mungkin tidak sesuai

    dengan pola hidup sosial/budaya, dan

    rasa tanggung jawab/peran pasien.

    Dengarkan/mendengar dengan aktif pda

    keluhan/ pernyataan pasien.

    Menyampaikan pesan masalah,

    keyakinan pada kemampuan individudan mengatasi situasi dalam cara

    positif.

    Identifikasi perilaku yang

    mengidikasikan kegagalan untuk

    mengikuti program pengobatan.

    Dapat memberikan informasi tentang

    alasan kurangnya kerja sama dan

    memperjelas area yang memerlukanpemecahan masalah.

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    25/27

    Kaji tingkat ansietas, kemampuan

    kontrol, perasaan tak berdaya.

    Tingkat ansietas berat mempengaruhi

    kemampuan pasien mengatsi situasi.Meskipun pasien secara internal

    termotivasi ( rasa kontrol internal),

    pasif cenderung menjadipasif/tergantung pada penyakit berat,jangka panjang.

    Tentukan arti psikologis perilaku. Pasien dapat menolak kenyataan

    kondisi fisik/proses penyakit kronis

    takdapat pulih; tahap proses

    berkabung dapat menunjukankemerahan, tingkat laku kasar atau

    perilaku menolak.

    Evaluasi pasien pendukung/sumber yang

    digunakan oleh pasien. Anjurkan pilihanyang tepat.

    Adanya sistem pendukung adekuat

    membantu pasien untuk mengatasikesulitan penyakit lama.

    Kaji perilaku memberikan perawatankesehatan pada pasien/perilaku.

    Pendekatan yang menghakimi dapatmembuat barier/kekuatan yang

    menjauhkan pasien, menurunkan

    kemungkinan meningkatnyapengaruh.

    Terima pilihan/titik pandangan pasien,seolah-olah hal ini tampak menjadi

    merusak diri.

    Pasien mempunyai hak untukmembuat keputusan /pilihan sendiri,

    dan penerimaan dapat memberikan

    rasa kontrol, yang akan membantupasien melihat lebih dengan jelas

    konsekuensi pilihan.

    Buat tujuan bertahap dengan pasien;

    modifikasi program sesuai

    keperluan/kemungkinan.

    Bila pasien telah berpartisipasi dalam

    menyusun tujuan, rasa

    menguntungkan mendorong kerjasama dan minat untuk menyatu

    dengan/bekerja dengan program

    seperti yang dibuat.

    Buat sistem pengawasan diri, contoh TD,

    penimbangan; memberikan salinanlaporan laboratorium.

    Memberikan rasa kontrol,

    memampukan pasien untuk mengikutikemajuan sendiri dan membuat

    pilihan informasi.

    Berikan umpan balik positif untuk

    upaya/keterlibatan dalam terapi.

    Meningkatkan harga diri, mendorong

    partisipasi dalam programselanjutnya.

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    26/27

  • 7/23/2019 Chronic Kidne Diseasea

    27/27

    DAFTAR PUSTAKA

    Doengoes E. Mrylynn, dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC