chronic liver diseases editan

24
LAPORAN KASUS I IDENTITAS PASIEN Nama : I Nengah Ariawan Umur : 26 tahun Alamat : Sala Susut TC : 23 Mei 2012 II DATA DASAR Subjektif : autoanamnesis Keluhan Utama : Muntah darah Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang sadar mengeluh muntah darah sejak 5 jam SMRS. Muntah dikatakan sebanyak 1 x dengan volume kurang lebih 2 gelas aqua. Muntahan dikatakan berwarna hitam dan tidak bercampur dengan makanan. Sebelumnya pasien pernah muntah lebih dari 6 kali dengan volume lebih sedikit dengan muntahan yang sekarang. Pasien juga mengeluh berak darah sejak satu hari SMRS. Buang air besar dilakukan sebanyak dua kali sehari dengan berak hitam yang masih dirasakan sampai saat masuk rumah sakit. Konsistensi berak adalah lembek dan berwarna hitam seperti kopi. Keluhan tidak membaik dengan perubahan asupan makanan maupun minuman. Sehari sebelum keluhan dirasakan, BAB pasien masih normal. Keesokan harinya tiba-tiba berak menjadi berwarna kehitaman. Pasien berusaha minum obat atau ke dokter dengan harapan keluhan tersebut akan menghilang dengan sendirinya, namun keluhan tetap ada hingga pasien dibawa ke rumah sakit.

Upload: dex-septiawan

Post on 10-May-2017

222 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chronic Liver Diseases Editan

LAPORAN KASUS

I IDENTITAS PASIEN

Nama : I Nengah Ariawan

Umur : 26 tahun

Alamat : Sala Susut

TC : 23 Mei 2012

II DATA DASAR

Subjektif : autoanamnesis

Keluhan Utama : Muntah darah

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang sadar mengeluh muntah darah sejak 5 jam SMRS. Muntah

dikatakan sebanyak 1 x dengan volume kurang lebih 2 gelas aqua. Muntahan

dikatakan berwarna hitam dan tidak bercampur dengan makanan. Sebelumnya pasien

pernah muntah lebih dari 6 kali dengan volume lebih sedikit dengan muntahan yang

sekarang.

Pasien juga mengeluh berak darah sejak satu hari SMRS. Buang air besar

dilakukan sebanyak dua kali sehari dengan berak hitam yang masih dirasakan sampai

saat masuk rumah sakit. Konsistensi berak adalah lembek dan berwarna hitam seperti

kopi. Keluhan tidak membaik dengan perubahan asupan makanan maupun minuman.

Sehari sebelum keluhan dirasakan, BAB pasien masih normal. Keesokan harinya tiba-

tiba berak menjadi berwarna kehitaman. Pasien berusaha minum obat atau ke dokter

dengan harapan keluhan tersebut akan menghilang dengan sendirinya, namun keluhan

tetap ada hingga pasien dibawa ke rumah sakit.

Perut membesar dirasakan oleh pasien sejak lama yang muncul perlahan. Perut

seperti berisi cairan. Awalnya perut membesar sedikit demi sedikit, kemudian

membesar dengan cepat dan dirasakan menetap.

Pasien juga mengeluhkan lemas sedah hampir satu minggu yang lalu sehingga

pasien hanya tiduran saja. Nafsu makan juga dikatakan mulai menurun.

Keluhan bulu ketiak atau bulu kemaluan rontok dikatakan sudah sejak lama.

Perdarahan dari gusi dan dari hidung disangkal. Bengkak pada kaki tidak dikeluhkan

oleh pasien. Buang air kecil normal, warna kencing kuning, kencing tidak berbuih dan

Page 2: Chronic Liver Diseases Editan

tidak pernah keluar batu dari saluran kencing. Keluhan bengkak pada kedua kelopak

mata saat bangun pagi disangkal.

Riwayat Pengobatan :

Pasien dikatakan pernah mengalami keluhan yang sama sehingga dirawat inap

sebanyak 6 kali. Pasien terakhir kali dirawat sekitar satu tahun yang lalu. Pemeriksaan

penunjang berupa endoskopi pernah dilakukan dengan hasil varises esofagus grade III

tahun 2006 dan USG Abdomen dengan varises vena portal dan splenomegali. Pasien

tidak pernah kontrol ke dokter atau rumah sakit sehingga tidak minum obat.

Riwayat Penyakit Terdahulu :

Pasien pernah mengalami keluhan yang sama. Riwayat penyakit kuning

disangkal oleh pasien. Riwayat memiliki penyakit yang perlu transfusi darah tidak

ada. Riwayat operasi tidak ada.

Riwayat Penyakit keluarga :

Riwayat penyakit kuning dalam keluarga disangkal

Riwayat Sosial dan Lingkungan :

Pasien merupakan seorang pengrajin ukiran dan belum menikah. Riwayat

merokok + lebih dari 1 bungkus sehai. Riwayat minum alcohol + sering. Riwayat

tattoo - . Riwayat melakukan kontak seksual bergantian ada. Pasien juga merupakan

golongan menengah kebawah.

OBJEKTIF

PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

Keadaan umum : Lemah (sakit sedang)

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Denyut Nadi : 80x/mnt

Respirasi : 21x/mnt

Temperatur : 36,5 C

Page 3: Chronic Liver Diseases Editan

Status General

Mata : Anemis +/+, ikterus -/-, reflek pupil +/+ isokor

Leher : Pembesaran kelenjar getah bening –

THT : Telinga : cairan –

Hidung : NCH -, Cyanosis –

Tenggorokan : Tonsil T0/T0 hiperemis –

Thorax : Cor : inspeksi : gerak dada + simetris, jejas -, spider nevi –,

thrill -

PO perkusi : hipersonor +/+, batas jantung dalam batas

normal

Palpasi : gerak nafas terangkat simetris, fokal fremitus

Normal, palpasi iktus kordis teraba pada MCL

kiri

ICS V

Auskultasi : cor : S1S2 tunggal Regular Murmur –, batas

atas pada ICS II, batas kanan PSL kanan ICS

V, batas Kiri pada MCL kiri ICS V

Po : vesicular +/+ , rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen : Inspeksi : distensi +, vena abdominalis tak tampak,

umbilicus menonjol

Auskultasi : vena abdominal +, BU+ menurun

Perkusi : thympani + menurun, perubahan suara dari

timpani pada bagian medial menjadi redup

pada

bagian lateral, undulating fluid wave

Palpasi : NT -, hepar tidak teraba, lien shaffner 4.

ballotement negatif, dan shifting dullnes

positif +,Caput medusa, penampakan kolateral

dan denyut epigastrial tidak ditemukan

Ekstremitas : hangat : + + oedem - - Eritema Palmaris –

+ + - -

Rectal Toucher : mukosa licin, didapatkan darah pada handscoen, melena (+)

Page 4: Chronic Liver Diseases Editan

A. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah

Pemeriksaan 23/5/12 Nilai normal

WBC 4,7 4,8 – 10,8 x 103 µL

Lymphosit 0,6 25 – 40%

RBC 4,30 4,2 – 5,4 x 10̂6 /µL

HgB 8,4 12 – 16 g/dL

HCT 27,1 37 – 47%

MCV 63,2 79 – 99 fL

MCH 19,6 27 – 31 pg

MCHC 31,0 33 – 37 g/dL

RDW 17,4 11,6 – 14,8

PLT 33 150 – 450 103/µL

MPV 7,3 7,0 – 10,0

PCT 0,02 0,050 – 0,10

Kimia Darah

GLU 96 70 – 110

BUN 66 6 – 20

Creatinin 0,72 0.5 – 2.0

AST 13 0-18

ALT 22 0-22

USG Abdomen

(11/07/06)

Kesan : splenomegali

Varises vena porta dengan peningkatan aliran vena porta

(bisa krn hiperspleenism)

Page 5: Chronic Liver Diseases Editan

(28/07/06)

Page 6: Chronic Liver Diseases Editan

Kesan : Tanda-tanda porta hipertensi dengan splenomegali

: thrombus (-)

Esopago Gastro Duodenoskopi

(22/07/06)

Kesan : Varises Esofagus grade III

Ulkus duodenum

Problem1. Hematemesis Melena ec varises esofagus

2. Anemia ringan normokromik normositer

3. Sirosis hepatis dengan asites

Rencana Pemecahan Masalah

Problem 1: hematemesis melena

Diagnostik: endoskopi

Terapi: GC, Asam tranexamat, sucralfat,antasida, PPI

Monitoring: Cek DL

Edukasi:

o Menjelaskan kondisi penyakit pasien secara lengkap beserta

komplikasi dan prognosisnya.

Page 7: Chronic Liver Diseases Editan

o Menjelaskan faktor pencetus timbulnya penyebab pecahnya varises

esophagus

Problem 2: anemia ringan normokromik normositer

Diagnostik: serial DL

Terapi:

o Rawat Inap

o Rencana transfusi PRC 1 kolf

Monitoring: Keluhan, tanda-tanda vital, balance cairan, serial DL @ 24 jam

Edukasi:

Nutrisi : makanan direbus/lunak perbanyak sayuran dan buah

roboransia

Problem 3: sirosis hepatis dengan asites

Diagnosis: albumin, HBs Ag, BOF, USG Abdomen

Terapi: asam amino (melihat nilai albumin)

Monitoring: -

Edukasi:

o Diet tinggi kalori tinggi protein.

o Bed rest total (mengurangi kelelahan)

o Rutin control kerumah sakit.

o Roboransia seperti vitamin B komplek

o Hindari/kurangi konsumsi alcohol dan makanan berlemak

Catatan Kemajuan Pasien

Tanggal S O Problem P

25/5/12 Berak darah +, muntah darah -,lemas +, mual -, muntah-. Ma/mi +

Kes: CM

KU: sedang

Tanda vital:

TD: 100/60; Nadi: 92x/mnt; RR: 20x/mnt; T: 36,5°C;

-melena

-anemia ringan normokromik normositer

-sirosis hepatis dengan asites

Rawat ruangan IVFD RL 30

tetes/menit Diet cair Sucralfat 3x10 ml Pantoprazol 2x1 Antasida sy 3x10

ml Lactulosa 3x10 ml Asam tranexamat

2x1

Page 8: Chronic Liver Diseases Editan

Status General:

Mata : an+/+, ikt -/-

Thorax: cor: S1,S2 tgl reg m(-), po: ves +/+, rh-/-,wh-/-

Abd: dist +, Bu + menurun, NT-,

H ttb, lien s-4

Propanolol 3x10gr

Cefotaxime 2 x 1 gr

Planning diagnosticDL, LFT, UL

26/5/12 Berak darah -, lemas +, ma/mi +

Kes: CM

KU: sedang

Tanda vital:

TD: 100/60; Nadi: 90x/mnt; RR: 20x/mnt; T: 67,8°C

Status General:

Mata : an+/+, ikt -/-

Thorax: cor: S1,S2 tgl reg m(-), po: ves +/+, rh-/-,wh-/-

Abd: dist +, Bu + menurun, NT-,

H ttb, lien s-4

-anemia sedang normokromik normositer

DL:

Hb: 5,8 gr/dl

ALT : 12

AST : 23

Rawat Ruangan IVFD nacl 0,9% :

dex 5% : amino labad = 16 tpm

Transfuse PRC Terapi lanjut Planning dx: cek

DL

28/5/12 Keluhan –

Bab /bak +

Ma/mi +

Kes: CM

KU: sedang

Tanda vital:

TD: 90/60;

Anemia sedang normokromik normositer

Sirosis hepatis dengan asites

Rawat ruangan terapi lanjut mx: VS, BC dan

DL

Page 9: Chronic Liver Diseases Editan

Nadi: 90x/mnt; RR: 20x/mnt; T: 36,5°C;

Status General:

Mata : an+/+, ikt -/-

Thorax: cor: S1,S2 tgl reg m(-), po: ves +/+, rh-/-,wh-/-

Abd: dist +, Bu + menurun, NT-,

H ttb, lien s-4

29/5/12 Keluhan - Makan/

minum membaik BAB/BAK (+)

Kes: CM

KU: sedang

Tanda vital:

TD: 100/60; Nadi: 88x/mnt; RR: 22x/mnt; T: 36,1°C

Status General:

Mata : an+/+, ikt -/-

Thorax: cor: S1,S2 tgl reg m(-), po: ves +/+, rh-/-,wh-/-

Abd: dist +, Bu + menurun, NT-,

H ttb, lien s-4

-anemia normokromik normositer

- sirosis hepatis dengan asites

DL :

Hb: 8,8 gr/dL

Rawat ruangan Terapi lanjut Cek DL ulang EGD HDT bila Hb>

9 gr DL

Page 10: Chronic Liver Diseases Editan

30/5/12 Keluhan –

muntah (-), Makan/

minum membaik BAB/BAK (+)

Kes: CM

KU: sedang

Tanda vital:

TD: 100/70; Nadi: 90x/mnt; RR: 20x/mnt; T: 36,5°C

Status General:

Mata : an+/+, ikt -/-

Thorax: cor: S1,S2 tgl reg m(-), po: ves +/+, rh-/-,wh-/-

Abd: dist +, Bu + menurun, NT-,

H ttb, lien s-4

-anemia ringan normokromik normositer

- sirosis hepatis dengan asites

Rawat ruangan Terapi lanjut Planning PRC 1

kolf bila Hb<8gr/dL

Pdx : USG Abdomen

31/05/2012

Keluhan (-)

muntah (-), Makan/

minum membaik BAB/BAK (+)

Kes: CM

KU: sedang

Tanda vital:

TD: 90/60; Nadi: 90x/mnt; RR: 20x/mnt; T: 36,5°C

Status General:

Mata : an+/+, ikt -/-

anemia ringan normokromik normositer

- sirosis hepatis dengan asites

Rawat ruangan Terapi lanjut Propanolol 2x 10

mg Planning PRC 1

kolf bila Hb<8gr/dL

Page 11: Chronic Liver Diseases Editan

Thorax: cor: S1,S2 tgl reg m(-), po: ves +/+, rh-/-,wh-/-

Abd: dist +, Bu + menurun, NT-,

H ttb, lien s-4

Jumat,m 1 juni 2012

Keluhan (-)

muntah (-), Makan/

minum membaik BAB/BAK (+)

Kes: CM

KU: sedang

Tanda vital:

TD: 100/70; Nadi: 90x/mnt; RR: 20x/mnt; T: 36,5°C

Status General:

Mata : an+/+, ikt -/-

Thorax: cor: S1,S2 tgl reg m(-), po: ves +/+, rh-/-,wh-/-

Abd: dist +, Bu + menurun, NT-,

H ttb, lien s-4

anemia ringan normokromik normositer

- sirosis hepatis dengan asites

Hb: 9,1

Rawat ruangan Terapi lanjut Propanolol 2x 10

mg Planning PRC 1

kolf bila Hb<8gr/dL

RINGKASAN

Pasien laki-laki umur 26 tahun datang dengan keluhan muntah darah sejak 5 jam

SMRS. Muntahan berwarna hitam tanpa makanan sebanyak 2 gelas. Selain itu pasien juga

mengeluh berak darah sejak 1 hari SMRS, berwarna hitam seperti kopi dengan konsistensi

lembek. Mual dan muntah tidak ada.

Pasien memiliki riwayat yang sama dan sempat dirawat inap sebanyak 6 kali. Terakhir rawat inap satu tahun yang lalu. Riwayat penyakit kuning disangkal pasien. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama dikatakan tidak ada. Pasien bekerja sebagai pengrajin

Page 12: Chronic Liver Diseases Editan

ukiran belum menikah dan memiliki kebiasaan merokok dan minum alcohol. Riwayat melakukan hubungan seksual bergantian dan pasien tidak memiliki tattoo.

Dari anamnesis di atas ditemukan keluhan, riwayat, dan faktor risiko yang mengarah

ke diagnosis sirosis hepatis. Pencetus kekambuhan kali ini adalah progresivitasdari penyakit

tersebut

Pada pemeriksaan penunjang darah lengkap didapatkan penurunan dari hemoglobin,

MCV, MCH dan PLT. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang (laboratorium)

ditentukan beberapa problem yang terdapat pada pasien ini, antara hematemesis melena,

anemia sedang normokromik normositer dan sirosis hepatis dengan asites. Penanganan awal

yang diberikan antara lain observasi ugd, gastric cooling,IVFD RL 30 tpm, asam tranexamat

3x 1 amp, antasida sy 3x10 ml, sucralfat sy 3x 10 ml, pantoprazol 2x1 ampl, lacsadine 3x 10

ml dan rencana transfuse PRC. Follow up dilakukan setiap hari, kondisi pasien semakin

membaik.

MASALAH

Penatalaksanaan hematemesis melena pada pasien sirosis hepatis dengan pemberat anemia ringan normokromik normositer

V. DISKUSI

Perdarahan saluran cerna bagian atas dibedakan menjadi perdarahan variceal

efofagua maupun non variceal esophagus karena diantara keduanya terdapat perbedaan

penatalaksanaan dan prognosis.1 Hematemesis merupakan muntah darah segar atau hitam,

dimana pada pasien ini didapatkan muntah yang prominent, berwarna merah kehitaman

seperti kopi berisi air tanpa makanan. Adanya hematemesis biasanya juga disertai dengan

berak darah hitam dengan konsistensi lembek yang disebut melena. Pada pasien ini, selain

adanya hematemesis, melena juga ditemukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan colok

dubur.

Sumber perdarahan saluran cerna bagian atas dapat berasal dari pecahnya varises

esophagus, gastritis erosive, tukak peptic, sindrom Mallory Weiz, dan keganasan. Perdarahan

pada pasien ini diduga berasal dari pecahnya varisesesofagus. Hal ini dibuktikan dengan hasil

pemeriksaan endoskopi oleh pasien sebelumnya yang menyatakan adanya varises esophagus.

Pecahnya varises esophagus merupakan akibat dari hipertensi porta yang

menyebabkan bendungan vena porta dan vena-vena yang bermuara disana,salah satunya

esovageal vein. Hipertensi portal merupakan salah satu bentuk kelainan pada sirosis hepatis.

Page 13: Chronic Liver Diseases Editan

Selain varises esophagus, gangguan lain yang muncul akibat hipertensi portal antara lain:

gastropathy hipertensi porta, collateral vein berupa spider telangiectasi, caput medusa,

hemorrhoid, serta ascites. Pada pasien ini ditemukan adanya ascites sedang. Tanda-tanda

kegagalan faal hati juga merupakan kelainan yang muncul pada sirosis hepatis. Kegagalan

faal hati ditandai dengan perubahan enzim-enzim yang dihasilkan hati, seperti peningkatan

AST/ALT, ALP, GGT, perbandingan albumin dan globulin yang terbalik, pemanjangan

waktu protrombin. Pasien ini menunjukkan peningkatan AST, lebih tinggi dari ALT.1 Bentuk

lain kegagalan faal hati berupa hiperestrogenemia dapat dilihat dari rontoknya rambut ketiak

dan dada, ginecomastia, ataupun atropi testis, dimana pada pasien ini terjadi ginekomastia.

Keseluruhan penemuan ini mengarahkan pasien pada assessment hematemesis

melena et causa Variceal Esofagus pada sirosis hepatis. Pasien ini juga mengalami penurunan

kadar hemoglobin sampai 8,4 gr/dL dengan MCV 63,2 MCH 19,6, yang menunjukkan

anemia ringan normokromik normositer, yang disebabkan penyakit kronis.

Penatalaksanaan perdarahan saluran cerna bagian atas dapat dibagi menjadi:

1. Tindakan umum : resusitasi, lavas lambung, hemostatika, antasida, dan cimetidin

2. Tindakan khusus :

Medik intensif

- Lavas air es dan vasopresor

- Sterilisasi dan lavement usus

- Beta blocker

- Infus vasopressin

- Balontamponade

- Sklerosis varises endoskopik

- Koagulasi laser endoskopik

- Embolisasi varises transhepatik

Tindakan bedah

- Tindakan bedah darurat

- Tindakan bedah elektif

1. Tindakan Umum

Resusitasi pada pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian atas dapat diberikan

infuse/tranfusi darah. Penderita dengan perdarahan 500-1000cc perlu diberikan infus

Dextrose 5%, Ringer Laktat, atau NaCl 0,9%. Pada penderita sirosis hati dengan

ascites/edema tungkai sebaiknya diberikan infuse Dextrose 5%.2 Seperti halnya pada pasien

Page 14: Chronic Liver Diseases Editan

ini diberikan infus dextrose 5% agar ascites tidak lebih parah. Penderita dengan perdarahan

yang massif lebih dari 1000cc dengan Hb kurang dari 8g% perlu segera ditranfusi. Adapun

indikasi tranfusi PRC pada pasien dengan perdarahan saluran cerna tersebut adalah:4

- hemoglobin 8 g/dl atau hematokrit 25%

- perdarahan yang sangat aktif

- gejala kardiopulmuner

- komorbiditas kardiopulmuner

Pada kasus hipovolumik ringan diberi transfusi sebesar 25% dari volume normal

sebaiknya dalam bentuk darah segar. Pasien ini mempunyai kadar hemoglobin 8,4 g%

sehingga belum tidak dilakukan transfuse darah. Pada perdarahan yang tidak berhenti perlu

dipikirkan adanya defisiensi factor pembekuan darah pada sirosis hati yang lanjut atau

fibrinolisa primer.2

Setelah keadaan umum pasien stabil, dipasang pipa nasogastrik untuk aspirasi isi

lambung dan lavas air es, awalnya setiap 30 menit - 1 jam. Bila air kurasan lambung tetap

merah penderita terus dipuasakan. Pada perdarahan varises esophagus yang tidak berhenti

setelah lavas air es, diperlukan tindakan medic intensif lainnya.2 Pada pasien ini telah

dilakukan kumbah lambung sebanyak 2 kali dengan isi kurasan berwarna merah keruh

volume ± 500cc, kumbah lambung dilakukan satu jam berikutnya dimana isi kurasan sudah

mulai bening dengan sedikit gumpalan darah. Kumbah lambung diulang 2 jam berikutnya.

Untuk menjaga hemostatika dianjurkan pemberian Vitamin K dalam dosis 10-40

mg/hari parenteral karena bermanfaat untuk memperbaiki defisiensi kompleks protrombin.

Pemberian asam traneksamat juga sangat dianjurkan.2 Pada pasien perdarahan karena ulkus

peptikum dapat diberikan antasida 10-15cc/jam yang berguna untuk menetralkan dan

menekan sekresi asam lambung.2 pada pasien ini telah diberikan asam tranexamat 3x500 mg,

antasida sy 3x10 ml, sucralfat 3x10 ml dan pantoprazol 2x1.

2. Tindakan Khusus

Bila perdarahan tetap berlansung dapat dilakukan lavas lambung dengan air es

ditambah 2 ampul Noradrenaline 2-4 mg dalam 50 cc air. Dapat pula diberikan bubuk

thrombin (topostatin) misalnya 1 bungkus/ 2 jam melalui pipa nasogastrik untuk

menghentikan perdarahannya. Pada pasien sirosis hepatis dengan perdarahan varises

esophagus, perlu dilakukan pencegahan terhadap koma hepatikum, yang disebabkan antara

lain oleh peningkatan produksi ammonia pada pemecahan protein darah oleh bakteri usus.

Hal ini dapat dilakuakan dengan jalan sterilisasi usus dengan antibiotic yang tidak dapat

Page 15: Chronic Liver Diseases Editan

diserap misalnya neomisin 4 x 1 gr atau kanamisin 4 x 1 gr/ hari, sehingga pembuatan

amoniak oleh bakteri usus berkurang. Dapat diberikan pula lactulosa 200gr/hari dalam bentuk

larutan 400 cc yang bersifat laxansia ringan melalui pipa nasogastric. Selain itu perlu

dilakukan lavament khusus dengan air biasa setiap 12 – 24 jam. Pada pasien ini diberikan

laktulosa 3x10ml, dan antibiotic cefotaxime 2x 1 gr.

Pemberian obat-obat golongan beta blocker non selective seperti propanolol ternyata

dapat menurunkan tekanan vena porta pada pasien sirosis hepatic akibat penurunan curah

jantung sehingga aliran darah ke hati dan gastrointestinal akan berkurang. Vasopressin juga

diberikan dan memiliki efek kontraksi otot polos seluruh system vaskuler sehingga terjadi

penurunan aliran darah di daerah splanknik yang selanjutnya menyebabkan penurunan

tekanan porta. Vasopressin terutama diberikan pada penderita perdarahan varises esophagus

yang perdarahannya tetp berlangsung setelah lavage lambung dengan air es. Cara pemberian

vasopressin adalah dengan melarutkan 20 unit dalam 100-200 cc Dextrose 5% diberikan

dalam 10 – 20 menit intravena. Beberapa ahli lain menganjurkan pemberian infuse

vasopressin dosis rndah yaitu 0,2 unit vasopressin permenit untuk 16 jam pertama dan bila

perdarahan berhenti setelah itu, dosis diturunkan menjadi 0,1 unit permenit untuk 8 jam

berikutnya.

Tindakan khusus lain yang dapat diberikan adalah pemasangan tamponade dengan

balon jenis sengstaken Blakemore tube dimana prinsipnya adalah mengembangkan balon di

daerah cardia dan esophagus yang akan menekan, sehingga perdarahan diharapkan berhenti.

Menurut laporan peneliti-peneliti, pemasangan SB tube dapat menghentikan 55 – 92%

perdarahan esophagus, tetapi 25 – 60% penderita mengalami perdarahan ulang.

Cara lain yang dilakukan untuk menhentikan perdarahan eseofagus adalah dengan

penyuntikan bahan-bahan sklerotik seperti etanolamin, polidocanol, melalui esofagoskop

kaku atau serat optic.

Bila pemberian vasopressin, pemasangan SB tube dan sklerosis varises endoskopis

gagal menghentikan perdarahan esophagus, mungkin dapat dilakukan terapi koagulasi dengan

laser secara endoskopi.

Setelah usaha-usaha medic intensif diatas mengalami kegagalan, dan perdarahan

masih berlangsun, maka perlu dilakukan tindakan bedah darurat, seperti pintasan

portosistemik atau transeksi esophagus untuk perdarahan esophagus. Pada pasien ini tidak

diberikan tindakan khusus karena dengan tindakan umum berupa gastric lavage, perdarahan

sudah dapat dihentikan.

Page 16: Chronic Liver Diseases Editan

Prognosis sirosis sangat bervariasi dipengaruhi sejumlah faktor, meliputi etiologi,

beratnya kerusakan hati, komplikasi, dan penyakit lain yang menyertai. Klasifikasi Child-

Pugh berkaitan dengan kelangsungan hidup, dimana ditentukan oleh konsentrasi bilirubin,

albumin, ada tidaknya ascites, encephalopati serta status nutrisinya.1

Skor/parameter 1 2 3

Bilirubin (mg%) < 2,0 2 - < 3 >3,0

Albumin (gr%) >3,5 2,8 - < 3,5 <2,8

Prothrombin time

(quick%)

>70 40 - < 70 < 40

Ascites 0 Minmal – sedang

(+) – (++)

Banyak (+++)

Hepatic encephalopathy Tidak ada Stadium I dan II Stadium III dan

IV

Nutrisi Sempurna Baik Kurang/Kurus

GRADE NILAI PROGNOSIS

A 5 – 6 10 – 15%

B 7 – 9 30 %

C 10 – 15 > 60%

Score pada pasien ini belum bisa ditentukan karena ada beberapa pemeriksaan yang belum

dilakukan. Namun dari keadaan umum pasien mengarah ke prognosis buruk.

SIMPULAN

Hematemesis melena terjadi sebagai salah satu efek pecahnya varises esophagus pada

kasus sirosis hepatis. Gejala yang timbul diantaranya muntah dan berak darah berwarna

kehitaman seperti kopi, adanya tanda-tanda hipertensi portal seperti spider nevy,

caputmedusa, hemorrhoid, gastropathy hipertensi portal, serta ascites, dan tanda kegagalan

faal hati yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan enzim-enzim yang dihasilkan

hati.1

Penatalaksanaan hematemesis melena pada pasien dengan sirosis dibagi menjadi dua,

yaitu tindakan umum dan tindakan khusus. Tindakan umum meliputi resusitasi dengan

pemasangan IV line dan pemberian transfusi darah. Protocol lain yuang dapat dilakukan

adalah pemasangan nasogastric tube dan kumbah lambung. Bila perdarahan masih

Page 17: Chronic Liver Diseases Editan

berlangsing, terapi dilanjutkan dengan tindakan khusus seperti pemberian vasopressin,

lavament usus, beta blocker, balon tamponade, sklerosis varises endoskopi, koagulasi laser

endoskopi, embolisasi varises transhepatic serta tindakan bedah.prognosis pada pasien sirosis

hepatis dapat diketahui menggunakan kriteria CHILD PUGH