case

18
Diskusi Kasus KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA Oleh: Annisa Permatasari, S.Ked. Pembimbing: Prof. dr. H. Soenarto Kartowigno, SpKK (K) BAGIAN/DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

Upload: pervinder-singh

Post on 21-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

MEDICAL

TRANSCRIPT

Page 1: Case

Diskusi Kasus

KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA

Oleh:

Annisa Permatasari, S.Ked.

Pembimbing:

Prof. dr. H. Soenarto Kartowigno, SpKK (K)

BAGIAN/DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA/

RSUP DR. MOH. HOESIN PALEMBANG

2012

Page 2: Case

HALAMAN PENGESAHAN

Diskusi kasus yang berjudul:

KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA

Oleh:

Annisa Permatasari, S.Ked (04108705053)

Pembimbing :

Prof. dr. H. Soenarto Kartowigno, SpKK (K)

Telah dipresentasikan dan diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti

kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan

Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSUP Dr. Moh. Hoesin

Palembang.

Palembang, 16 Juli 2012

Pembimbing

Prof. dr. H. Soenarto Kartowigno, SpKK (K)

2

Page 3: Case

STATUS PASIEN

IDENTIFIKASI

Nama : Tn. S

Usia : 46 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Pendidikan : Tamat SMA

Bangsa : Indonesia

Alamat : Jl. Tanjung Api-api Blok H II No. II KM 9

No rekam medik : 636207

ANAMNESIS (Autoanamnesis tanggal 2 Juli 2012 pada pukul 10.00 WIB)

Keluhan Utama :

Bercak merah disertai sisik pada lipat paha sejak 1,5 bulan yang lalu.

Keluhan tambahan :

Gatal pada bercak kulit

Riwayat Perjalanan Penyakit :

Pasien datang dengan keluhan bercak merah disertai sisik dan terasa

gatal sejak 1,5 bulan yang lalu.

Kisaran 1.5 bulan yang lalu, pasien mengeluh timbul bercak-bercak

merah sebesar pentul korek api di lipat paha kanan dan kiri. Bercak merah

disertai sisik dan terasa gatal, gatal terutama saat berkeringat. Pasien mengobati

3

Page 4: Case

dengan air rebusan daun ketepeng yang dioleskan pada bercak merah, namun

keluhan tidak berkurang.

Kisaran 1 bulan yang lalu, pasien mengeluh bercak-bercak merah

semakin lebar, sebesar uang logam 100 rupiah, di lipat paha kanan dan kiri.

Bercak merah disertai sisik dan gatal, gatal terutama saat berkeringat. Pasien

mengobati dengan bedak herosin yang ditaburkan pada bercak merah, keluhan

gatal berkurang, namun bercak merah masih ada.

Kisaran 1 pekan yang lalu, bercak merah di lipat paha bertambah lebar,

kira-kira sebesar telapak tangan pasien. Bercak merah disertai sisik dan sering

terasa basah akibat berkeringat. Pasien kemudian berobat ke poliklinik IKKK

RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat pernah menderita penyakit kulit dengan gejala yang sama yaitu

bercak kemerahan disertai sisik yang gatal ada, kisaran 2 tahun yang lalu.

Pasien mengobatinya dengan olesan air rebusan daun ketepeng yang dioleskan

pada bercak merah, pasien mengaku keluhan sudah sembuh

- Riwayat kencing manis disangkal

- Riwayat penyakit kronik disangkal

- Riwayat mengkonsumsi obat-obat tertentu dalam jangka panjang disangkal

- Riwayat adanya luka pada lipat paha disangkal

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga :

- Istri pasien tidak menderita sakit kulit dengan gejala yang sama yaitu bercak

kemerahan yang gatal.

Riwayat Higienitas

- Pasien mandi menggunakan air PAM 2 kali sehari

- Pasien tidak memakai handuk bersama-sama dengan anggota keluarga lain

4

Page 5: Case

- Pasien bekerja memakai celana panjang dengan bahan tidak menyerap

keringat

Riwayat Pekerjaan dan Sosioekonomi

- Pasien bekerja sebagai pengawas pekerjaan umum yang sehari-hari bekerja di

luar ruangan (bekerja lapangan), dengan waktu kerja mulai pukul 08.00

sampai pukul 15.00

- Pasien tinggal bersama istri dan dua orang anak. Kesan sosial ekonomi

menengah.

PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 2 Juli 2012 pada pukul 10.20 WIB)

Status Generalis

Keadaan Umum : baik

Keadaan sakit : tampak sakit ringan

Kesadaran : kompos mentis

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Suhu : 36,6 °C

Pernapasan : 20 x/menit

Tinggi Badan : 163 cm

Berat Badan : 58 kg

IMT : 21.82 kg/m2

Status gizi : Normoweight

Keadaan Spesifik

- Kepala

Mata : konjungtiva palpebra tidak anemis, sklera tidak

ikterik, palpebra tidak edema, lagoftalmus tidak ada.

Hidung : bagian luar tidak ada kelainan

5

Page 6: Case

Telinga : nyeri tekan processus mastoideus tidak ada,

pendengaran baik.

Mulut : tonsil tidak ada pembesaran, lidah tidak pucat, atrofi

papil tidak ada, gusi tidak berdarah, tidak ada

stomatitis.

Tenggorokan : faring tidak hiperemis.

- Leher : tidak ada pembesaran KGB.

- Thoraks : bentuk dada simetris, sela iga tidak melebar, retraksi \

dinding dada tidak ada.

Jantung : HR= 88 x/menit, murmur tidak ada, gallop tidak

ada.

Paru-paru : vesikuler (+) normal, ronchi tidak ada, wheezing tidak

ada.

- Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan tidak ada, hepar dan

lien tidak teraba, bising usus (+) normal.

- Ekstremitas atas : eutoni, eutrofi, gerakan ke segala arah, kekuatan +5,

nyeri sendi tidak ada, pitting edema tidak ada, refleks

fisiologis normal, turgor normal.

- Ekstremitas bawah : eutoni, eutrofi, gerakan ke segala normal, kekuatan

+5, nyeri sendi tidak ada, pitting edema, refleks

fisiologis normal, turgor normal.

- Kelenjar Getah Bening: pembesaran kelenjar getah bening tidak ada dan tidak

ada nyeri pada penekanan.

Status Dermatologikus

Regio inguinalis dextra et sinistra

Plak eritem multipel, ukuran 5 x 3 cm sampai dengan 12 cm x 4 cm, berbatas

tegas, konfluens, ditutupi skuama sedang selapis warna putih, dikelilingi lesi satelit

6

Page 7: Case

berupa papul eritem, ukuran diameter 0.1 sampai dengan 0.3 cm, diskret,

membentuk hen and chicken appearance

Gambar 1. Regio Inguinalis Dextra: tampak plak eritem multipel yang

membasah, ditutupi skuama sedang selapis warna putih, dikelilingi lesi satelit

berupa papul eritem yang membentuk hen and chicken appearance

PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Pemeriksaan mikroskopik preparat kerokan kulit dengan pulasan KOH 10%

pada regio inguinalis dextra et sinistra tidak ditemukan adanya elemen jamur.

7

Page 8: Case

Gambar 2. Kerokan kulit pada regio inguinalis dextra et sinistra dengan

KOH 10% didapatkan hifa panjang (-), pseudohifa (-), spora (-)

RESUME

Tn. S, laki-laki, 46 tahun, bekerja sebagai pengawas pekerjaan umum, datang

dengan keluhan bercak merah yang semakin besar disertai sisik dan terasa gatal

sejak 1.5 bulan yang lalu. Bercak sering terasa basah akibat berkeringat.

Kisaran 1.5 bulan yang lalu, timbul plak eritem multipel dilapisis skuama

putih di regio inguinalis dextra et sinistra, disetai pruritus. Karena sering digaruk,

timbul erosi dan plak eritem semakin besar. Pasien mengoleskan air rebusan daun

ketepeng dan bedak herosin, keluhan pruritus berkurang namun plak eritem masih

ada. Kisaran 1 pekan yang lalu, plak eritem semakin besar sebesar kepalan

tangan, dilapisi skuama putih.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Pada

status dermatologikus didapatkan regio inguinalis dextra et sinistra tampak Plak

eritem multipel, ukuran 5 x 3 cm sampai dengan 12 cm x 4 cm, berbatas tegas,

konfluens, ditutupi skuama sedang selapis warna putih, dikelilingi lesi satelit

berupa papul eritem, ukuran diameter 0.1 sampai dengan 0.3 cm, diskret,

membentuk hen and chicken appearance. Pada pemeriksaan kerokan kulit di regio

inguinalis dextra et sinsitra dengan penambahan KOH 10%, tidak ditemukan

adanya hifa.

DIAGNOSIS BANDING

- Kandidiasis intertriginosa

- Tinea cruris

- Dermatitis intertriginosa

DIAGNOSIS KERJA

Kandidiasis intertriginosa

8

Page 9: Case

RENCANA PEMERIKSAAN

Biakan dalam media agar Sabouraud

PENATALAKSANAAN

Umum :

- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini disebabkan oleh jamur

- Menjelaskan kepada pasien tentang pengobatan, untuk mengoleskan obat 2

kali sehari pada lesi dan menyarankan untuk teratur memakai obat

- Menasehati pasien untuk tidak menggaruk lesi karena dapat menyebabkan

infeksi sekunder

- Menyarankan pasien untuk menjaga daerah lipat paha agar tidak lembab, yaitu

dnegan memakai celana dengan bahan yang menyerap keringat

Topikal :

- Krim ketokonazol 2% (dioleskan 2 kali sehari pada bercak merah) selama 2

pekan.

PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

9

Page 10: Case

DISKUSI

1. Apa saja faktor risiko kandidiasis intertriginosa pada kasus?

Jawab : Terdapat beberapa faktor predisposisi infeksi kandida pada kulit,

yaitu faktor mekanis seperti trauma, oklusi, pakaian yang ketat dan tidak

menyerap keringat; faktor nutrisi seperti malnutrisi umum; faktor fisiologis

seperti usia lanjut; faktor sistemik seperti diabetes melitus, hipotiroid, hipertiroid

dan keganasan; faktor imunodefisiensi seperti HIV-AIDS; dan penggunaan obat-

obatan jangka panjang seperti antibiotik, kortikosteroid dan pil KB. Pada kasus,

dalam anamnesis ditanyakan berbagai faktor risiko diatas serta dilakukan

pemeriksaan fisik umum untuk menilai adanya berbagai faktor risiko sistemik,

dan didapatkan bahwa pasien sehari-hari bekerja diluar ruangan (outdoor) dengan

memakai seragam yang tidak menyerap keringat, sehingga perspirasi meningkat

yang meningkatkan kelembaban kulit pasien, sehingga memudahkan terjadinya

infeksi jamur kandida, terutama pada daerah lipatan.

2. Apakah perlu terapi profilaksis pada kasus?

Jawab : Terapi profilaksis kandidiasis diberikan kepada pasien dengan

kondisi tertentu seperti pada bayi baru lahir yang mempunyai ibu dengan KVV,

pada pasien dengan imunodefisiensi seperti HIV-AIDS; serta pada risiko tinggi

infeksi kandida seperti resipien transplantasi organ dan pasien ruang rawat

intensif. Pada kasus, terapi profilaksis tidak diperlukan, karena dengan

meminimalkan faktor risiko sudah cukup untuk mengurangi angka kekambuhan

kandidiasis pada pasien.

3. Terapi medikamentosa apa saja yang bisa dijadikan profilaksis kandidiasis?

10

Page 11: Case

Jawab : Golongan azol seperti Flukonazol dapat digunakan sebagai

antimikosis profilaksis. Untuk resipien transplantasi organ, dosis flukonazol 200-

400 mg ( 3-6mg/kg) perhari, masing-masing untuk 7-14 hari. Pada pasien

neutropenia akibat kemoterapi, dapat diberikan flukonazol dengan dosis 400 mg

(6mg/kg) per hari, posakonazol 200 mg, tida kali sehari atau caspofungin 50mg

perhari. Pada pasien ruang rawat intensif, diberikan fluconazole 400 mg (6mg/kg)

perhari. Penggunaan golongan echinocandin dapat diberikan pada pasien yang

tidak dapat mentoleransi golongan zol akibat interaksi obatnya seperti pasien

dengan kelainan hematologi.

4. Bagaimana menyingkirkan diagnosis banding pada kasus?

Jawab : Penyingkiran diagnosis banding dapat dilakukan dengan membuat

tabulasi seperti tabel dibawah ini.

Variabel Kandidiasis

intertriginosa

Tinea cruris Dermatitis

intertriginosa

Anamnesis Keluhan: bercak

kemerahan yang gatal

Tempat predileksi:

pada daerah yang

lembab seperti lipatan

kulit

Keluhan: bercak

kemerahan

dengan keluhan

gatal sangat

menonjol

Tempat

predileksi: pada

daerah yang

lembab seperti

lipatan kulit

Keluhan: bercak

kemerahan yang

gatal

Terdapat riwayat

kontak terhadap zat

sensitisizer/alergen

tertentu

Gambaran

lesi

Eritem membasah

(maserasi)

Gambaran

polisiklik

Berupa efloresensi

polimorfik

11

Page 12: Case

Tepi tidak polisiklik

Bagian tepi dan

tengah lesi sama

aktifnya

Terdapat lesi satelit

berupa papulo-

pustular atau vesiko-

pustular

Bagian tepi

tampak lebih

aktif dengan

bagian tengah

tampak seperti

menyembuh

Dapat berupa

eritema, edema,

vesikel/bula, erosi

eksudasi. Pada

kasus kronis

tampak lesi

kering, skuama,

hiperpigmentasi

papul dan

likenifikasi

Pemeriksaa

n

penunjang

Pulasan KOH 10%:

ditemukan spora,

blastospora,

pseudohifa

Pulasan Gram: gram

(+) ovoid bodies

Biakan agar

sabouraud: koloni

krim abu-abu

Pulasan KOH

10%:

ditemukan hifa

panjang,

bersekat dan

bercabang

Pulasan KOH

tidak ditemukan

adanya elemen

jamur

5. Apakah terapi kandidiasis intertriginosa dan tinea kruris sama? Bagaimana

dengan kasus?

Jawab : Pada kasus diberikan terapi antimikosis golongan azol, yaitu Krim

ketokonazol 2%, yang merupakan kelompok obat sintesis dengan aktivitas

spektrum yang luas, sehingga golongan azol dapat diberikan pada infeksi jamur

baik kandida maupun dermatofita. Sedangkan pemberian Griseofulvin tidak

bermanfaat pada infeksi Candida.

12

Page 13: Case

6. Berdasarkan sumber bacaan, pemberian antimikosis sistemik diberikan pada

kasus kandidiasis berat, bagaimana kriteria kasus yang berat tersebut?

Jawab : Sampai saat ini, belum ada parameter pasti untuk menentukan

keparahan penyakit kandidiasis. Namun beratnya penyakit ini dapat dilihat dari

lesi yang luas, letak infeksi kandida pada organ vital, serta terjadinya infeksi

sistemik.

13