case ppt

46
Pembimbing : dr.Shelvi Herwati, Sp.A Penyusun : Mestikarini Astari 1102009170 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Serang

Upload: mestikarini-astari

Post on 13-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Presentation

TRANSCRIPT

  • Pembimbing : dr.Shelvi Herwati, Sp.APenyusun :Mestikarini Astari1102009170

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Serang

  • Nama : An. ISUmur : 1 tahun 7 bulan Jenis kelamin : Laki- laki Alamat :Agama : Islam Nama ayah:No RM: 11.13.81Tanggal masuk : 22 Januari 2014Tanggal keluar : -

  • Berdasarkan (allo anamnesis)Tanggal : 23 Januari 2014Pukul : 10.00 WIB

  • Pasien datang ke RSUD Serang dengan keluhan kejang sejak satu hari SMRS. Ibu pasien mengaku kejang sebanyak empat kali dan sekali kejang selama kurang lebih 15 30 menit. Ibu pasien mengatakan saat kejang, mata pasien mendelik ke atas dan tangan terangkat. Sebelum kejang, ibu pasien mengatakan pasien sedang tidak demam. Ibu pasien mengatakan pasien demam ketika kejang. Ibu pasien mengaku pasien mengeluh batuk dan pilek sejak 2 hari SMRSRiwayat pasien lahir di bidan dengan persalinan normal dan berat lahir pasien 3100 gram. Ibu pasien mengakui ketika ingin melahirkan, ibu pasien sedang sakit dan di berikan obat- obatan penurun panas. Pasien tidak pernah di imunisasi. Pasien mengkonsumsi ASI sampai saat ini pasien berusia 1 tahun 7 bulan.

  • d.Riwayat Penyakit Dahulu : OS pada usia 9 bulan pernah kejang

    e.Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada keluhan yang sama pada keluarga pasien

  • KEHAMILANMorbiditas kehamilanIbu pasien ketika hamil tidak menderita penyakit apapun.Perawatan antenatalRiwayat hamil diurut-urut dukun, dan konsumsi obat-obatan selama kehamilan diakui Ibu pasien.KELAHIRANTempat kelahiranKlinikPenolong persalinanBidanCara persalinanNormalKeadaan bayi Berat lahir : 3100 gram Panjang badan : tidak ingat Lingkar Kepala : tidak tahu Tidak langsung menangis Pucat : - Biru : - Kuning : - Kelainan bawaan : - Cacat : -

  • Pertumbuhan gigi I: 8 bulanTengkurap : 3 bulanDuduk: 6 bulan Berjalan: 10 bulanBicara : 18 bulanKesan : Perkembangan anak sesuai usia

  • Umur (bulan)ASI/PASIBuahBiskuitBubur susuBubur nasi0 2ASI----2 4ASI----4 6ASI----6 8ASI---8 10ASI----10 12ASI----

  • Kesan : Tidak pernah melakukan imunisasi

    MacamDasarUlanganIIIIIIBCGDPTPolioCampakHepatitis B

  • Keadaan umum : Tampak sakit sedangKesadaran: Compos MentisBerat badan: 8KgTinggi badan : 76 cmStatus Gizi: (BB/TB)x 100% = 8/10,4x100% = 76% Tanda-tanda vital:

    Nadi = 160 x/menit teraba kuat, isi cukup, reguler.Pernapasan = 40 x/menitSuhu = 39,1 C

  • KulitTurgor: baikWarna: tidak pucat, sawo matang

    Kepala : NormocephaliWajahSimetris, sianosis (-),ikterik (-), pucat (-)RambutHitam, lurus, distribusi merata, tidak mudah dicabutMataPupil bulat isokor, RCL + / +, RCTL + / +Conjungtiva anemis - / -Sclera ikterik - / -TelingaNormotia, Serumen -/-,Sekret -/-HidungTidak ada deviasi septumNafas cuping hidung (-) Sekret -/- ,Mukosa hiperemis -/-MulutBibir kering (+), sianosis (-)Gigi Geligi carries (-), stomatitis (-)Faring tidak hiperemisLidah tidak kotorTonsil T1 T1 tenangLeherKGB Retroauricular, Submandibular, Submental, Supraclavicula tidak teraba membesar.

  • Paru paruInspeksi : Bentuk simetris saat statis dan dinamisPalpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiriPerkusi : Sonor pada kedua lapang paru.Auskultasi : Sn. Vesikuler, Rh. - / -, Wheezing + / +JantungInspeksi : Ictus cordis tidak tampakPalpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V midclav.kiri Perkusi : Batas atas jantung di sela iga 3 garis sternal kiri Batas kanan jantung di sela iga 4 garis sternal kanan Batas kiri jantung di sela iga 4 garis midklavikula kiriAuskultasi : BJ. I II regular, murmur (-), gallop (-)

  • AbdomenInspeksi: Datar, warna kulit tidak pucat.PalpasiSupel, turgor kulit baikNyeri tekan (-) pada daerah epigastrium Hepar, Lien dan Ginjal tidak teraba membesar.Perkusi: tympaniAuskultasi: Bising usus (+) normal

    Ekstremitas Atas : Akral hangatEdema (-)Sianosis (-) Bawah : Akral hangatEdema (-)Sianosis (-)

  • Darah RutinMorfologi Darah Tepi

  • Hematologi HasilNilai rujukanHemoglobin 6,5010,7-14,7 g/dlLeukosit 9.9105500-13500/uLHematokrit 23, 0037-46 %Trombosit 435.000150000-400000/uLLED1500-15mm/jamEritrosit4, 354, 30 6, 30 x 10

  • Kesan: Suspek Anemia Defisiensi Besi DD Trait ThalasemiaMDT tanggal 25 - 01- 2014

    EritrositHipokrom mikrositer anisopoikilositosis ( sel ovalosit, sel cigarshape, sel target )Leukosit Jumlah agak meningkat Neutrofilia Eosinofil 1%, batang 5%, segmen 73%, monosit 5%, limfosit 16%TrombositJumlah agak meningkat morfologi normal

  • Hematologi HasilNilai rujukanHemoglobin 14, 210,7-14,7 g/dlLeukosit 5.8005500-13500/uLHematokrit 46, 7037-46 %Trombosit 148.000150000-400000/uL

  • KDK + ISPA + GIZI BURUK

  • Transfusi PRC 45cc, 70cc, 70ccIVFD 2A 500c/ 24jamInj. Cefotaxime 3 x 300 mg/ivInj. Ampicilin 4 x 200 mg/ivInj Ranitidin 2 x 10mg/ivDiazepam 2 mg (pulv) 3x 2mgAmbroxol 5mg + Salbutamol 0,5mg (pulv) 3 x 1Syr Paracetamol 3 x 1cth

  • Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.

  • Kejang Demam Sederhana

    Kejang demam berlangsung singkat Durasi kurang dari 15 menit Kejang dapat umum, tonik, dan atau klonik Umumnya akan berhenti sendiri. Tanpa gerakan fokal. Tidak berulang dalam 24 jam

    Kejang Demam Kompleks :

    Kejang lama dengan durasi lebih dari 15 menit. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial. Berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

  • Demam tinggi mendadakKejang tonik-klonik atau grand mal, Kejang dapat dimulai dengan kontraksi yang tiba-tiba pada otot kedua sisi tubuh anak. inkontinensia (mengeluarkan air kemih atau tinja diluar kesadarannya), Pingsan yang berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir selalu terjadi pada anak-anak yang mengalami kejang demam). Gangguan pernafasan, Apneu (henti nafas), Kulit kebiruan.

  • Darah tepi lengkap penyebab demam Elektrolit, glukosa darah diare, muntah, hal lain yang dapat mengganggu keseimbangan elektrolit atau gula darah.Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal gangguan metabolisme Kadar TNF alfa, IL-1 alfa & IL-6 pada CSS meningkat Ensefalitis akut / Ensefalopati.

  • Lumbal Pungsi curiga meningitis, umur kurang dari 12 bulan diharuskan dan umur di antara 12-18 bulan dianjurkan.EEG tidak dapat mengidentifikasi kelainan yang spesifik maupun memprediksi terjadinya kejang yang berulang, tapi dapat dipertimbangkan pada KDK CT-scan atau MRI tidak dilakukan pd KDS yang terjadi pertama kali, akan tetapi dapat dipertimbangkan untuk pasien yang mengalami KDK untuk menentukan kelainan struktural berupa kompleks tunggal atau multipel

  • EpilepsiEnsefalitisMeningitis Bakterialis

  • KEJANGDiazepam iv 0,5mg/kgBB boleh diulang setelah 5 menitKejang (Ke RS)Diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB kecepatan max 1mg/menitKejangFenitoin IV 10-20 mg/kgBB dengan kecepatan 1mg/kg/menitKejang berhentiLanjutkan dengan dosis 4-8 mg/kg/hari dimulai 12 jam setelah dosis awalKejang tidak berhentiRawat ICU

  • Pada kejang yang berlangsung lebih lama (>15 menit) biasanya disertai: apnoe, hipoksemia, hiperkapnea, asidosis laktat, hipotensi artrial, suhu tubuh makin meningkat, metabolisme otak meningkat.

  • Infeksi yang berlangsung hingga 14 hari, terdiri dari:

  • Hidung tersumbat, Adanya sekret hidung, Bersin, Nyeri tenggorok dan Batuk.

  • Nonmedikamentosa:Apabila gejala klinis pada anak tidak terlalu berat dianjurkan untuk tidak menggunakan obat-obatan. Melakukan elevasi kepala saat tidurPada bayi dan anak direkomendasikan untuk memberikan terapi suportif cairan yang adekuat karena pemberian minum dapat mengurangi gejala nyeri atau gatal pada tenggorokan.Medikamentosa:Obat-obatan simtomatis merupakan obat yang paling sering diberikan seperti asetaminofen (atau ibuprofen untuk anak berusia lebih dari 6 bulan) untuk menghilangkan demam pada hari hari pertamaPemberian tetes hidung salin yang diikuti dengan hisap lendir dapat mengurangi sekret pada bayi. Pada anak yang lebih besar dapat diberi semprot hidung salin.

  • Menjaga keadaan gizi agar tetap baikMenjaga kebersihan perorangan dan lingkunganMencegah anak berhubungan dengan penderita ISPAImunisasiPengobatan segera

  • BronkitisPneumothorakSinusitis paranasal

  • Keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
  • Ditegakan berdasarkan tanda dan gejala serta pengukuran antropometri

  • 1. Tahap Penyesuaian Tujuannya adalah menyesuaikan kemampuan pasien menerima makanan hingga ia mampu menerima diet tinggi energi dan tingi protein (TETP). Tahap penyesuaian ini dapat berlangsung singkat, adalah selama 1-2 minggu atau lebih lama, bergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan mencerna makanan. Jika berat badan pasien kurang dari 7 kg, makanan yang diberikan berupa makanan bayi. Makanan utama adalah formula yang dimodifikasi. a. Pemberian energi dimulai dengan 50 kkal/kg berat badan sehari. b. Jumlah cairan 200 ml/kg berat badan sehari. c. Sumber protein utama adalah susu yang diberikan secara bertahap dengan keenceran 1/3, 2/3, dan 3/3, masing-masing tahap selama 2-3 hari. Untuk meningkatkan energi ditambahkan 5% glukosa, dan d. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering, adalah 8-10 kali sehari tiap 2-3 jam. Bila konsumsi per-oral tidak mencukupi, perlu diberi tambahan makanan lewat pipa (per-sonde)

  • 2. Tahap Penyembuhan Bila nafsu makan dan toleransi terhadap makanan bertambah baik, secara berangsur, tiap 1-2 hari, pemberian makanan ditingkatkan hingga konsumsi mencapai 150-200 kkal/kg berat badan sehari dan 2-5 gram protein/kg berat badan sehari.

    3. Tahap Lanjutan Sebelum pasien dipulangkan, hendaknya ia sudah dibiasakan memperoleh makanan biasa yang bukan merupakan diet TETP. Kepada orang tua hendaknya diberikan penyuluhan kesehatan dan gizi, khususnya tentang mengatur makanan, memilih bahan makanan, dan mengolahnya sesuai dengan kemampuan daya belinya.

  • TERIMA KASIH