case malaria

24

Click here to load reader

Upload: rifa-ben-bella

Post on 08-Aug-2015

15 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Malaria

LAPORAN KASUS

Seorang Laki-laki Usia 29 Tahun dengan Malaria Tertiana

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Pendidikan Profesi Dokter

Pada Bagian Ilmu Penyakit Dalam di RSUD Karanganyar

Pembimbing : dr. H. Bambang Wuriatmodjo, Sp.PD

Diajukan Oleh :

Rifaatul Mahmudah, S.Ked

J500.080.018

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: Case Malaria

CASE REPORT I

SEORANG LAKI-LAKI USIA 29 TAHUN DENGAN MALARIA

TERTIANA

Yang Diajukan Oleh :

Rifaatul Mahmudah, S.Ked J500.080.018

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing Stase Ilmu Penyakit Dalam

Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Surakarta, pada…………………. 2013

Pembimbing :

dr. H. Bambang Wuriatmodjo, Sp.PD (..................................)

Dipresentasikan di Hadapan :

dr. H. Bambang Wuriatmodjo, Sp.PD (..................................)

Disahkan Ketua Program Profesi :

dr. Yuni Prastyo Kurniati, M.kes (.................................)

1

Page 3: Case Malaria

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Pasien Tn. S laki-laki berusia 29 tahun. Beralamat di Jetak Papahan,

Tasikmadu, Karanganyar. Pekerjaan buruh, status perkawinan menikah. Agama

islam, suku bangsa Jawa Indonesia. Nomer registrasi 26.13.xx. Masuk rumah

sakit tanggal 21 Desember 2012.

Presentasi Kasus

Pasien datang ke IGD RSUD Karanganyar dengan keluhan utama panas,

panas dirasakan sudah 3 hari ini, badan terasa dingin ± 1 jam kemudian

menggigil, setelah menggigil hilang badan terasa panas ± 2 jam, saat tidak panas

lagi timbul keringat dingin yang banyak. Panas dirasakan turun setelah minum

obat. Pasien tidak mengeluh pusing, mual, muntah, lemas. Nafsu makan baik,

BAK lancar, BAB lancar.

Sebelumnya pasien mengaku merantau di Kalimantan 2 bulan yang lalu.

Setelah 2 minggu di Kalimantan pasien panas dan menggigil 2 hari dan di obati

dengan obat warung tidak sembuh-sembuh, kemudian pasien memutuskan pulang

ke Karanganyar. Di Karanganyar pasien memeriksakan diri ke dokter umum

tetapi panas kembali kumat-kumatan. Riwayat mondok terakhir ½ bulan yang lalu

di PKU Karanganyar dengan keluhan yang sama. Riwayat hipertensi pada pasien

disangkal, dan riwayat penyakit Diabetes Melittus juga disangkal. Pada keluarga

pasien disangkal adanya riwayat hipertensi, diabetes mellitus serta penyakit

serupa.

Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien cukup, dengan kesadaran

compos mentis, kemudian vital sign tinggi badan 160 cm, berat badan 62 kg,

status gizi cukup, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 64 x/menit irama reguler,

suhu 38°C, respiratory rate 18 x/menit, heart rate 64 x/menit. Pada pemeriksaan

kepala leher tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan thorak, cor ictus kordis tidak

tampak, suara jantung 1-2 reguler murni tidak ada suara tambahan. Pemeriksaan

2

Page 4: Case Malaria

pulmo simetris, tidak ada ketinggalan gerak, perkusi sonor pada seluruh lapang

paru dan pada auskultasi didapatkan suara dasar vesikuler dan tidak ditemukan

suara tambahan. Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan kelainan.

Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan adalah laboratorium kimia

darah dan cek darah malaria. Pada hasil pemeriksaan laboratorium yang

didapatkan :

Jenis Pemeriksaan Hasil

HEMATOLOGI

Hemoglobin 11,2

Leukosit 7.800

Eritrosit 4.350.000

Hematokrit 38,1

HITUNG JENIS LEUKOSIT

Trombosit 61.000

MCV 87,6

MCH 25,7

MCHC 29,4

GDS 116

Diagnosis

Malaria Tertiana

Penatalaksanaan

Pada pasien ini telah diberikan terapi :

Inf. KaEn 3B 20 tpm

Inj Ranitidin 1 amp/ 12 jam

Fansidar tab 1x3

Paracetamol tab 3x1

Follow Up

3

Page 5: Case Malaria

Satu hari menjalani rawat inap di Bangsal Mawar 1, pasien sudah merasa

membaik. Panas sudah turun dan badan tidak menggigil, tetapi masih keluar

keringat banyak. Pada hasil pemeriksaan fisik, vital sign pasien, tekanan darah

110/80, nadi 82 x/menit, respiratory rate 18x/menit, suhu 37,5°C, heart rate 85

x/menit. Pada pemeriksaan fisik kepala leher tidak didapatkan kelainan, pada

pemeriksaan thorak, pulmo simetris, ketinggalan gerak tidak didapatkan, suara

dasar vesikuler, tidak didapatkan suara tambahan. Didapatkan kesan batas jantung

normal, suara jantung 1 dan 2 reguler, tidak didapatkan bising. Pemeriksaan

abdomen tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan penunjang masih menunggu hasil

dari darah malaria. Untuk program terapi Fansidar tab tidak dilanjutkan, dan

ditambah inj cefotaxim 1gr/12 jam.

Hari kedua menjalani rawat inap di Bangsal Mawar 1, pasien tidak ada

keluhan. Pada hasil pemeriksaan fisik, vital sign pasien, tekanan darah 100/60,

nadi 74 x/menit, respiratory rate 20x / menit, suhu 36,6°C, heart rate 74 x/menit.

Pada pemeriksaan fisik kepala leher tidak didapatkan peningkatan JVP, pada

pemeriksaan thorak, pulmo simetris, ketinggalan gerak tidak didapatkan, suara

dasar vesikuler, tidak didapatkan suara tambahan. Didapatkan kesan batas jantung

normal, suara jantung 1 dan 2 reguler, tidak didapatkan bising. Pemeriksaan

abdomen tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan penunjang darah malaria

didapatkan hasil + Plasmodium Vivax stadium tropozoit dan skizoit. Untuk

program terapi ditambahkan Kloroquin 3x1 tab dan Primaquin 1x1 tab.

Hari ketiga menjalani rawat inap di Bangsal Mawar 1, pasien mengeluh

tadi malam kembali menggigil sampai berselimut tebal, kemudian panas dan

setelah panas turun keluar keringat banyak. Saat ini pasien sudah merasa membaik

dan tidak ada keluhan. Pada hasil pemeriksaan fisik, vital sign pasien, tekanan

darah 100/60, nadi 80 x/menit, respiratory rate 20x / menit, suhu 36,4°C, heart

rate 82 x/menit. Pada pemeriksaan fisik kepala leher tidak didapatkan

peningkatan JVP, pada pemeriksaan thorak, pulmo simetris, ketinggalan gerak

tidak didapatkan, suara dasar vesikuler, tidak didapatkan suara tambahan.

Didapatkan kesan batas jantung normal, suara jantung 1 dan 2 reguler, tidak

4

Page 6: Case Malaria

didapatkan bising. Pemeriksaan abdomen tidak ada kelainan. Untuk program

terapi masih dilanjutkan, dan terapi kloroquin 2x1 dan primaquin 1x1.

Teori

A. Definisi

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh

plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya

bentuk aseksual di dalam darah.Klinis ditandai demam paroksismal periodik,

menggigil, anemia dan splenomegali (Harijanto, 2006).

B. Etiologi

Protozoa genus Plasmodium merupakan penyebabab dari malaria yang

terdiri dari empat spesies, yaitu:

1) Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan cukup

ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria

tropika/falsiparum (demam tiap 24-48 jam).

2) Plasamodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria

quartana/malariae (demam tiap hari empat).

3) Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan

menyebabkan malaria tertiana/vivax (demam pada tiap hari ke tiga).

4) Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat, di

Indonesia dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi yang

paling ringan dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan.

Masa Inkubasi malaria bervariasi tergantung pada daya tahan tubuh

dan spesies Plasmodium spp.nya. Masa inkubasi Plasmodium vivax 12-17

hari, Plasmodium ovale 11-16 hari, Plasmodium malariae 12-14 hari dan

Plasmodium falciparum 10-12 hari (Alfan, 2010).

C. Epidemiologi

5

Page 7: Case Malaria

Infeksi malaria tersebar pada lebih dari 100 negara di benua Afrika,

Asia, Amerika (bagian Selatan) dan daerah Oceaniadan kepulauan Caribia. P.

falcifarum dan P. Malariae umumnya di jumpai pada semua Negara dengan

malaria; di Afrika, Hatiti dan Papua Nugini umumnya P. falcifarum; P. Vivax

banyak di Amerika Latin. Di Amerika Selatan, Asia Tenggara, Negara

Oceania, dan India umumnya P. falcifarum dan P. Vivax. P. Ovale biasanya

hanya di Afrika. Di Indonesia kawasan timur mulai dari Kalimantan, Sulawesi

Tengah sampai ke Utara, Maluku, Irian Jaya dan dari Lombor samapi Nusa

Tenggara Timur serta Timor Timur merupakan daerah endemis malaria

dengan P. falcifarum dan P. Vivax. Beberapa daerah di Sumatra mulai dari

Lampung, Riau, Jambi, dan Batam kasus malaria cenderung meningkat

(Harijanto, 2006).

D. Patofisiologi

Siklus hidup semua spesies parasit malaria pada manusia adalah sama,

yaitu mengalami stadium-stadium yang berpindah dari vector nyamuk ke

manusia dan kembali ke nyamuk lagi. Siklus hidup tersebut terdiri dari siklus

seksual (sporogoni) yang berlangsung pada nyamuk Anopheles spp. betina dan

siklus aseksual yang berlangsung pada manusia yang terdiri dari fase eritrosit

(erythrocytic schizogony) dan fase yang belangsung di dalam parenkim sel

hepar (exo- erythrocytic schizogony).

6

Page 8: Case Malaria

E. Manifestasi Klinis

Gambaran Klinis Gejala tambahan

Demam Mual dan muntah

Sakit kepala Diare

Berkeringat dingin/ menggigil Myalgia (nyeri otot/ pegal-pegal)

Badan terasa lemas dan lesu Dispepsia

Anemia Kembung

Spelenomegali Nafsu makan berkurang

Pada anamnesa adanya riwayat bepergian ke daerah yang endemis

malaria tanda dan gejala yang dapat ditemukan adalah:

1) Demam

Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon

matang (spirulasi) pada malaria tertian (P. vivax dan P. ovale).

Pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke

3, sedangkan malaria kuartania (P. malariae) pematangannya tiap 72 jam

dan perioditas demamnya tiap 4 hari. (P. falciparum) merupakan bentuk

7

Page 9: Case Malaria

yang paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia,

splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi.

Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “Trias Malaria”

(malaria paroxysm) secara berurutanyaitu :

a) Stadium dingin (cold stage)

Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering

membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil

sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk. Periode ini

berlangsung 15 menit - 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur.

b) Stadium demam (panas/ hot stage)

Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi

sampai 40ºC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala , nyeri retro

orbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun),

kesadaran delirium sampai terjadi kejang(anak). Periode ini lebih lama

dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih.

c) Stadium berkeringat (sweating stage)

Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai

tempat tidurnya basah. Suhu badan meningkat dengan cepat, kadang-

kandang sampai dibawah suhu normal. Penderita biasanya dapat tidur

nyenyak. Pada saat bangun dari tidur merasa lemah, tetapi tidak ada

gejala lain, stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam (Harijanto,

2006).

2) Splenomegali

Merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa menjadi keras

karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang

bertambah.

3) Anemia

Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling

kerap adalah anemia karena P. falciparum. Anemia disebabkan oleh:

a) Pengahancuran eritrosit yang berlebihan

b) Eritrosit normal tidak dapat hidup lama

8

Page 10: Case Malaria

c) Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritrosit dalam sum-

sum tulang belakang

d) Ikterus, disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar (PERSI,

2003).

F. Diagnosis

1) Anamnesis : riwayat demam intermiten atau terus menerus, riwayat dari

atau pergi ke daerah endemik malaria, trias malaria (keadaan dingin dan

menggigil diikuti demam/panas dan kemudian berkeringat banyak).

2) PemeriksaanFisik : konjungtiva pucat, sclera ikterik, splenomegali.

3) Laboratorium : sediaan darah tebal dan tipis ditemukan plasmodium,

serologi malaria (+) sebagai penunjang (PAPDI, 2006).

G. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada pasien ini adalah Blackwater

Fever(Malaria Haemoglobinuria) yaitu suatu sindrom dengan gejala

karakteristik serangan akut, menggigil, demam, hemolisis intravaskuler,

hemoglobinemi, hemoglobinuri, dan gagal ginjal. Biasanya terjadi sebagai

komplikasi pada infeksi P.falciparum yang berulang-ulang pada non-imun

atau dengan pengobatan kina yang tidak adekuat.Akan tetapi adanya hemolisis

karena kina ataupun antibodi terhadap kina belum pernah dibuktikan.Malaria

hemoglobinuri dapat terjadi pada penderita tanpa kekurangan enzim G-6-PD

dan biasanya parasit falciparum positif, ataupun pada penderita dengan

kekurangan G-6-PD yang biasanya disebabkan karena pemberian primaquin

(Harijanto, 2006).

H. Pengobatan

WHO menetapkan dipakainya pengobatan untuk malaria yang utama

adalah obat ACT (Artemisinin base combination therapy). Golongan artemisin

(ART) telah dipilih sebagai obat utama karena efektif dalam mengatasi

Plasmodium spp yang resisiten dengan pengobatan. Selain itu artemisinin juga

9

Page 11: Case Malaria

bekerja membunuh plasmodium dalam semua stadium termasuk gametosit.

Juga efektif terhadap semua spesies, P. falcifarum. P.Vivax maupun lainnya.

Laporan kegagalan terhadap ART belum dilaporkan saat ini.

Tabel 1. Obat-obat golongan artemisinin

Nama Obat Kemasan/

tablet/cap

Dosis

1. Artesunat Oral : 50 mg/

200mg

Hari I : 2 mg/kg BB, 2 x

sehari, hari II –V : dosis

tunggal

Injeksi im/iv : 60

mg/amp

2,4 mg/kg hari I; 1,2 mg/kg/

hari  minimal 3 hari / bisa

minum oral

Suppositoria : 100 /

200 mg/sup

1600 mg/ 3 hari atau 5 mg/kg/

12 jam

2 Artemeter Oral : 40mg/ 50mg 4mg/kg dibagi 2 dosis hari I;

2mg/kg/ hari untuk 6 hari

Injeksi 80 mg/amp 3,2 mg/kg BB pada hari I; 1,6

mg/kg  selama 3 hari/  sampai

bisa minum oral

3 Artemisinin Oral 250mg 20mg/kg dibagi 2 dosis hrI;

10mg/kg untuk 6 hari

Suppositoria:

100/200/300 / 400/

500mg/supp

2800mg/ 3 hari; yaitu 600 mg

dan 400mg hari  I dan 2 x 400

mg , 2 hari berikutnya

4 Dihidroartemisini

n

Oral : 20/60/80 mg 2mg/kg BB/dosis 2 x sehari

hari I dan 1 x sehari 4 hari

selanjutnya

Suppositoria : 80

mg/ sup

5 Artheether Injeksi i.m : arteeher (artemotil) : 4,8

10

Page 12: Case Malaria

150mg/amp dan 1,6 mg/kg 6 jam

kemudian dan hari I; 1,6

mg/kg 4 hari selanjutnya

Penggunaan ACT (Artemisinin base Combination Therapy)

Penggunaan golongan artemisinin secara monoterapi akan mengakibatkan

terjadinya rekrudensi. Karenanya WHO memberikan petunjuk penggunaan

artemisinin dengan mengkombinasikan dengan obat anti malaria yang lain.

Hal ini disebut Artemisinin base Combination Therapy (ACT). Kombinasi

obat ini dapat berupa kombinasi dosis tetap (fixed dose) atau kombinasi tidak

tetap (non-fixed dose). Kombinasi dosis tetap lebih memudahkan pemberian

pengobatan. Contoh ialah ”Co-artem” yaitu kombinasi artemeter (20mg)+

lumefantrine (120mg). Dosis Coartem 4 tablet 2 x 1 sehari selama 3 hari. 

Kombinasi tetap yang lain ialah dihidroartemisinin (40mg) + piperakuin

(320mg) yaitu ”Artekin”.  Dosis artekin untuk dewasa : dosis awal 2tablet, 8

jam kemudian 2 tablet, 24 jam dan 32 jam, masing-masing 2 tablet.

Kombinasi ACT yang tidak tetap saat ini misalnya :

1) Artesunate + mefloquine

2) Artesunate + amodiaqine

3) Artesunate + klorokuin

4) Artesunate + sulfadoksin-pirimetamine

5) Artesunate + pyronaridine

6) Artesunate + chlorproguanil-dapsone (CDA/ Lapdap plus)

7) Dihidroartemisinin+ Piperakuin + Trimethoprim (Artecom)

8) Artecom + primakuin (CV8)

9) Dihidroartemisinin + naphthoquine

Dari kombinasi diatas yang tersedia di Indonesia saat ini ialah kombinasi

artesunate + amodiakuin dengan nama dagang ” ARTESDIAQUINE” atau

Artesumoon. Obat Artesdiaqune tersedia untuk program yang saat ini

diedarkan pada 10 propinsi. Obat ini dalam sediaanya masih terpisah yaitu

tablet yang kecil adalah artesunate 50 mg sebanyak 12 tablet; dan

11

Page 13: Case Malaria

amodiaquine 200 mg tablet yang besar sebanyak 8 tablet. Dikemas dalam satu

doos. Dosis untuk orang dewasa yaitu artesunate (50mg/tablet) 200mg (4

tablet) pada hari I – III . Untuk Amodiaquine(200mg/tab) dosisnya adalah 25 -

30 mg/kg BB selama 3 hari yaitu 3 tablet hari I dan II dan 1 1/2 tablet hari III

atau 10 mg/kg BB Hari I &II dan 5 mg/kg BB pada hari III (Harijanto, 2006).

Infeksi P.vivax atau P. ovale

a. Daerah sensitif klorokuin

Klrokuin basa 150 mg :

Hari I : 4 tablet + 2 tablet (6 jam kemudian)

Hari II dan III : 2 tablet atau

Hari I dan II : 4 tablet

Hari III : 2 tablet

Terapi radikal : ditambah primakuin 1x15 mg selama 14 hari.

Bila gagal dengan terapi klorokuin, kina sulfat 3x400-600 mg/hari selama

7 hari.

b. Daerah resisten klorokiun

Kina 3x400-600 mg selama 7 hari

Terapi radikal : ditambah primakuin 1x15 mg selama 14 hari.

Infeksi P.falciparum ringan/sedang, infeksi campur P.falciparum dan

P.vivax

Aretmisin

Hari I : 4 tablet (200mg)

Hari II : 4 tablet (200mg)

Hari III : 4 tablet (200mg)

Amodiaquin

Hari I : 4 tablet (600mg)

Hari II : 4 tablet (600mg)

Hari III : 2 tablet (600mg)

Klrokuin basa 150 mg :

12

Page 14: Case Malaria

Hari I : 4 tablet + 2 tablet (6 jam kemudian)

Hari II : 2 tablet

Hari III : 2 tablet atau

Hari I : 4 tablet

Hari II : 4 tablet

Hari III : 2 tablet

Bila perlu ditambah terapi radikal: ditambah primakuin 45 mg (3 tablet)

(dosis tunggal); infeksi campur : primaquin 1x15mg selama 14 hari bila

resisten dengan pengobatan tersebut : SP 3 tablet (dosis tunggal) atau kina

sulfat 3x 400-600 mg/ hari selama 7 hari (PAPDI, 2006).

I. Prognosis

Pada infeksi malaria hanya terjadi mortalitas bila mengalami malaria

berat. Pada malaria berat, mortalitas tergantung pada kecepatan penderita tiba

di RS, kecepatan diagnose dan penanganan yang tepat. Walaupun demikian

mortalitas penderita malaria berat di dunia masih cukup tinggi bervariasi 15-

60% tergantung fasilitas pemberi pelayanan. Makin banyak jumlah komplikasi

akan diikuti dengan peningkatan mortalitas (Harijanto, 2006).

Diskusi

Dari hasil anamnesis didapatkan pasien mengeluh panas, panas dirasakan

sudah 3 hari ini, badan terasa dingin ± 1 jam kemudian menggigil, setelah

menggigil hilang badan terasa panas ± 2 jam, saat tidak panas lagi timbul keringat

dingin yang banyak. Panas dirasakan turun setelah minum obat. Dari gejala yang

timbul, hal ini merupakan “Trias Malaria” (malaria paroxysm) secara berurutan

yaitu :

a) Stadium dingin (cold stage)

Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering

membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering

seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk. Periode ini berlangsung

15 menit - 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur.

13

Page 15: Case Malaria

b) Stadium demam (panas/ hot stage)

Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi

sampai 40ºC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala , nyeri retro orbital,

muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium

sampai terjadi kejang(anak). Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat

sampai 2 jam atau lebih.

c) Stadium berkeringat (sweating stage)

Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai

tempat tidurnya basah. Suhu badan meningkat dengan cepat, kadang-kandang

sampai dibawah suhu normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak. Pada

saat bangun dari tidur merasa lemah, tetapi tidak ada gejala lain, stadium ini

berlangsung antara 2 sampai 4 jam (Harijanto, 2006).

Sebelumnya pasien mengaku merantau di Kalimantan 2 bulan yang lalu.

Setelah 2 minggu di Kalimantan pasien panas dan menggigil 2 hari dan di obati

dengan obat warung tidak sembuh-sembuh, kemudian pasien memutuskan pulang

ke Karanganyar. Disini pada anamnesa juga didapatkan adanya riwayat bepergian

ke daerah yang endemis malaria. Di Indonesia kawasan timur mulai dari

Kalimantan, Sulawesi Tengah sampai ke Utara, Maluku, Irian Jaya dan dari

Lombor samapi Nusa Tenggara Timur serta Timor Timur merupakan daerah

endemis malaria dengan P. falcifarum dan P. Vivax. Beberapa daerah di Sumatra

mulai dari Lampung, Riau, Jambi, dan Batam kasus malaria cenderung

meningkat.

Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan adalah laboratorium kimia

darah dan cek darah malaria. Pada hasil pemeriksaan laboratorium yang

didapatkan :

Jenis Pemeriksaan Hasil

HEMATOLOGI

14

Page 16: Case Malaria

Hemoglobin 11,2

Leukosit 7.800

Eritrosit 4.350.000

Hematokrit 38,1

HITUNG JENIS LEUKOSIT

Trombosit 61.000

MCV 87,6

MCH 25,7

MCHC 29,4

GDS 116

Malaria (+) P. Vivax

Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan tes serologi malaria (+),

Plasmodium vivax merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan

malaria tertiana/vivax (demam pada tiap hari ke tiga).

Terapi pengobatan malaria yang digunakan disini yaitu klorokuin dan

primakuin. Klorokuin Difosfat/Sulfat, 250 mg garam (150 mg basa), dosis 25 mg

basa/kgBB untuk 3 hari, terbagi 10 mg/kgBB hari I dan hari II, 5 mg /kgBB pada

hari III. Pada orang dewasa biasa biasa dipakai dosis 4 tablet hari I&II dan 2 tablet

hari III. Dipakai untuk P. falcifarum maupun P. vivax. Primakuin (1 tablet 15

mg), dipakai sebagai obat pelengkap/ pengobatan radical terhadap P. falcifarum

maupun P. vivax. Pada P. falcifarum dosisnya 45 mg (3 tablet) dosis tunggal

untuk membunuh gamet; sedangkan untuk P. vivax dosisnya 15 mg/hari selama

14 hari yaitu untuk membunuh gamet dan hipnozoit (anti-relaps)

Kesimpulan

Seorang laki-laki berumur 29 tahun dengan diagnosis Malaria Tertiana

15

Page 17: Case Malaria

DAFTAR PUSTAKA

Alfan. 2010. “Demam disertai menggigil”. http://www.publichealthcorner.com

diakses tanggal 7 Januari 2012

Harijanto, P., 2006. “Malaria”.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.Ed. IV

FKUI. Jakarta. hal 1732-44

PAPDI. 2006. “Malaria”. Panduan Pelayanan Medik – PAPDI. Ed. II. Jakarta :

PB. PAPDI hal 148-50

PERSI. 2003. “Awas Malaria Kembali Mewabah”. http://www.PERSI.com

diakses tanggal 7 Januari 2012

16