case frakturr

Upload: shoffyb

Post on 08-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

casesmedical

TRANSCRIPT

BAB IKASUS

IDENTITAS PASIENNama : Tn. BUmur : 32 tahunAlamat : Bojonegara Jenis Kelamin : Laki-lakiStatus Perkahwinan : Sudah menikahPendidikan Terakhir : SMPPekerjaan : Buruh Bangsa : JawaAgama : IslamTanggal Masuk RS : 5 Mei 2015

a. ANAMNESIS Dilakukan secara autoanamnesis pada 11 Mei 2015 pukul 15.00WIB.Keluhan UtamaNyeri di tungkai kiri sejak enam hari yang lalu, setelah kecelakaan tertimpa pagar pada hari Sabtu kemarin.Keluhan TambahanOs mengeluhkan tungkai kirinya sulit digerakkan dan terlihat memar dan bengkak dibandingkan tungkai yang satu lagi. Demam, pusing, batuk, nyeri perut, mual dan muntah disangkal. BAK dan BAB tidak ada keluhan.Riwayat Penyakit SekarangOs mengeluhkan nyeri dirasakan terus menerus, bertambah berat apabila digerakkan dan berkurang apabila istirahat. Tungkai kiri Os sulit digerakkan karena nyeri dan terlihat memar dan bengkak dibandingkan tungkai yang satu lagi.Riwayat Penyakit Dahulu Os mengaku mengalami kecelakaan terjatuh ditimpa pagar pada Sabtu pagi kemarin. Saat ingin menutup pagar, pagar yang besar dan berat itu tiba-tiba terjatuh ke arah os dan dia berusaha menahan pagar itu daripada menimpanya dan akhirnya terjatuh ditimpa pagar setelah usahanya gagal. Os terjatuh di aspal dengan posisi menahan pagar, dimana kedua-dua kaki tertekuk mendekati tubuhnya dan didahului dengan pantat yang mengenai aspal pertama kali saat jatuh. Os juga mengaku kepalanya tidak terbentur apa-apa dan terdengar bunyi krek di tulang. Setelah jatuh, Os sempat pingsan dan riwayat sakit kepala hebat, muntah, buang air kecil dan buang air besar di tempat disangkal. Os juga tidak dapat langsung berdiri kembali setelah jatuh dan ditolong oleh warga sekitar serta Os sempat melakukan pengobatan alternatif dengan diurut di dukun. Setelah nyeri di tungkai kanannya tidak berkurang, os dibawa ke IGD RSUD Cilegon dengan warga sekitar untuk mendapat penanganan lebih lanjut dan dirawat di RSUD Cilegon pada Sabtu sore itu juga. Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini, tidak pernah dirawat di rumah sakit maupun mendapat tindakan operasi sebelumnya. Riwayat hipertensi, diabetes melitus dan asma disangkal. Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama. Riwayat hipertensi, diabetes melitus dan asma disangkal.Riwayat KebiasaanMerokok dan minum alkohol disangkal. Os mengaku setiap sore berkebun di kebunnya. Riwayat PengobatanOs menyangkal adanya alergi obat ataupun makanan.

b. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum Kesadaran : Compos mentisKesan sakit : Tampak sakit sedangKesan gizi : Gizi cukupTanda-tanda vitalTekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 84x/menitSuhu : 36.5 CPernapasan : 16x/menitI. Status GeneralisKepala : Normocephal, simetris, rambut warna hitam dan distribusi merata, jejas (-)Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung/tidak langsung +/+Hidung : Deviasi septum nasi (-), concha tidak oedem, mukosa tidak hiperemis, sekret (-)Telinga : Simetris, liang telinga lapang, membran timpani intak, refleks cahaya MT (+/+), serumen (+)Mulut : Tonsil normal, faring normal, gigi geligi lengkap. Leher : Trakea di tengah, KGB dan tiroid tidak teraba membesarThorak:Jantung Inspeksi: Ictus cordis tampak di ICS V LMC kiriPalpasi: Ictus cordis teraba di ICS V LMC kiriPerkusi: Batas jantung dalam batas normalAuskultasi: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)ParuInspeksi: Bentuk dada simetris, pergerakan dinding dada simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)Palpasi: Pergerakan dinding dada simetris, vokal fremitus simetris kanan-kiri, ketinggalan gerak (-)Perkusi: Sonor pada kedua lapang paruAuskultasi: Suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)AbdomenInspeksi: datar, Palpasi: Teraba supel, nyeri tekan (-), massa(-), hepar/lien tidak teraba Perkusi: Timpani di seluruh lapang abdomen, asites (-)Auskultasi: Bising usus (+), normal 2x/menit.Ekstremitas: Akral hangat pada keempat ekstremitas, edema pada tungkai kiri.

II. Status Lokalis (Regio Femoris Sinistra)Look: Memar (+), oedem (+), jejas (-), perdarahan (-), rotasi (+), angulasi (-), deformitas (-)Feel: Teraba hangat, nyeri tekan (+), bengkak (+), pulsasi (+), panjang tungkai kiri 82cm, panjang tungkai kanan 84cmMove: ROM aktif-pasif terbatas akibat nyeri, krepitasi (-)

c. PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium, tanggal 5 Mei 2015, 15:10:25Leukosit : 13.1 ribu/uL (meningkat)Hemoglobin : 13.2 g/dL (menurun)Hematokrit : 38% (menurun)Trombosit : 213 ribu/uLLaboratorium, tanggal 6 Mei 2015, 15:53:44Waktu perdarahan : 200 menitWaktu pembekuan : 1300 menitAST/SGOT : 17mU/dLALT/SGPT : 15 mU/dlUreum : 18 mg/uLKreatinin :1.00Natrium : 141 mmol/LKalium : 3.8 mmol/LKlorida : 105 mmol/L

Foto rontgen femur sinistra AP dan lateral, tanggal 5 Mei 2015Kesan: Fraktur femur sinistra 1/3 distal

d. RESUME Laki-laki, usia 32 tahun datang dengan keluhan nyeri ditungkai kiri sejak enam hari yang lalu setelah kecelakaan tertimpa pagar pada hari Sabtu kemarin. Nyeri dirasakan terus menerus, bertambah berat apabila digerakkan dan berkurang apabila istirahat. Os mengeluhkan tungkai kirinya sulit digerakkan karena nyeri dan terlihat memar dan bengkak dibandingkan tungkai yang satu lagi. Keluhan lain tidak dikeluhkan. Os juga mengaku mengalami kecelakaan terjatuh ditimpa pagar saat ingin menutupnya pada Sabtu pagi kemarin. Os terjatuh di aspal dengan posisi kedua-dua kaki tertekuk mendekati tubuhnya menahan pagar dan didahului dengan pantat yang mengenai pertama kali. Os juga mengaku kepalanya tidak terbentur apa-apa dan terdengar bunyi krek di tulang. Setelah jatuh, Os sempat pingsan dan riwayat sakit kepala hebat, muntah, buang air kecil dan buang air besar di tempat disangkal. Os juga tidak dapat langsung berdiri kembali setelah jatuh dan ditolong oleh warga sekitar serta Os sempat melakukan pengobatan alternatif dengan diurut di dukun. Setelah nyeri di tungkai kanannya tidak berkurang, os dibawa ke IGD RSUD. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tampak sakit sedang, tanda-tanda vital dan status generalis dalam batas normal. Didapatkan status lokalis (Regio Femoris Sinistra), Look: Memar (+), oedem (+), jejas (-), perdarahan (-), rotasi (+), angulasi (-), deformitas (-). Feel: Teraba hangat, nyeri tekan (+), bengkak (+), pulsasi (+), panjang tungkai kiri 82cm, panjang tungkai kanan 84cm. Move: ROM aktif-pasif terbatas akibat nyeri, krepitasi (-)Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit 13.1 ribu/uL (meningkat), hemoglobin 13.2 g/dL (menurun), hematokrit 38% (menurun), dan trombosit 213 ribu/uL. Pada pemeriksaan foto rontgen didapatkan kesan fraktur femur sinistra 1/3 distal.

e. DIAGNOSIS KERJA Fraktur tertutup 1/3distal femur sinistra

f. PENATALAKSANAAN- Rawat inap- IVFD RL 20 tetes/menit- Tablet asam mefenamat 3x500g- Skin traksi (beban 3kg)- Pro op ORIF (Open Reduction Internal Fixation) elektif Persiapan: Sedia alat/implant Sedia darah PRC 500cc

g. PROGNOSISAd Vitam : Ad bonamAd Sanationam : Dubia ad bonamAd Functionam : Dubia ad bonam

Follow up:

Tanggal 16 Mei 2015S : Nyeri di tungkai kiri tetapi sudah berkuranganO : Tampak sakit sedangTD: 120/80 mmHgN : 84x/menitS : 36.5 CP : 16x/menitStatus Lokalis (Regio Femoris Sinistra)Look: Memar (+), oedem (+), Feel: Teraba hangat, nyeri tekan (+), bengkak (+)Move: ROM aktif-pasif terbatas akibat nyeriA : Pro op ORIFP : - IVFD RL 20 tetes/menit- Tablet asam mefenamat 3x500g- Skin traksi (beban 3kg)

Tanggal 22 Mei 2015S: Nyeri di tungkai kiri berkuranganO:Tampak sakit sedangTD: 120/80 mmHgN : 84x/menitS : 36.5 CP : 16x/menitStatus Lokalis (Regio Femoris Sinistra)Look: Memar (+), oedem (+), Feel: Teraba hangat, nyeri tekan (+), bengkak (+)Move: ROM aktif-pasif terbatas akibat nyeriA: Pro op ORIFP:- IVFD RL 20 tetes/menit- Tablet asam mefenamat 3x500g- Skin traksi (beban 3kg), 2jam sementara

TINJAUAN PUSTAKA

FRAKTUR FEMUR

Definisi Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan korteks; biasanyapatahan itu lengkap dan fragmen tulang bergeser. Bilamana tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit atau kulit diatasnya masih utuh ini disebut fraktur tertutup (atau sederhana), sedangkan bila terdapat lukayang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit yang cenderung untuk mengalami kontaminasi dan infeksiini disebut fraktur terbuka.

Epidemiologi Klasifikasi alfanumerik pada fraktur, yang dapat digunakan dalam pengolahan komputer, telah dikembangkan oleh (Muller dkk., 1990). Angka pertama menunjukkan tulang yaitu :1.Humerus2.Radius/Ulna3.Femur4.Tibia/Fibula Sedangkan angka kedua menunjukkan segmen, yaitu :1.Proksimal 2.Diafiseal 3.Distal 4.MaleolarUntuk fraktur femur yang terbagi dalam beberapa klasifikasi misalnya saja pada fraktur collum, fraktur subtrochanter femur ini banyak terjadi pada wanita tua dengan usia lebih dari 60 tahun dimana tulang sudah mengalami osteoporotik, trauma yang dialami oleh wanita tua ini biasanya ringan (jatuh terpeleset di kamar mandi)sedangkan pada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan. Sedangkan fraktur batang femur, fraktur supracondyler, fraktur intercondyler, frakturcondyler femur banyak terjadi pada penderita lakilaki dewasa karena kecelakaan ataupun jatuh dari ketinggian. Sedangkan fraktur batang femur pada anak terjadi karena jatuh waktu bermain dirumah atau disekolah

Etiologi Pada dasarnya tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan daya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat :Peristiwa trauma tunggal. Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tibatiba dan berlebihan, yangdapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran, penekukan atau terjatuhdenganposisi miring, pemuntiran, atau penarikan.-Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena; jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara)biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan padakulit diatasnya; penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.-Bila terkena kekuatan tak langsungtulang dapat mengalami fraktur pada tempat yangjauh dari tempat yang terkena kekuatan itu; kerusakan jaringan lunak di tempat frakturmungkin tidak ada.Kekuatan dapat berupa :1. Pemuntiran (rotasi), yang menyebabkan frakturspiral 2. Penekukan (trauma angulasi ataulangsung) yang menyebabkan fraktur melintang 3. Penekukan dan Penekanan, yang mengakibatkan fraktur sebagianmelintang tetapi disertai fragmen kupukupu berbentuk segitigayang terpisah 4. Kombinasi dari pemuntiran, penekukan dan penekanan yangmenyebabkan frakturobliq pendek5. Penarikan dimana tendon atau ligamen benarbenar menarik tulang sampai terpisah.Tekanan yang berulangulang. Retak dapat terjadi pada tulang, seperti halnya pada logam dan benda lain, akibat tekanan berulangulang.Kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik). Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget)

KlasifikasiKlasifikasi fraktur femur dapat dibagi dalam :a. FRAKTUR COLLUM FEMUR:Fraktur collum femur dapatdisebabkan oleh trauma langsung yaitu misalnyapenderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah trochanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan) ataupun disebabkan oleh trauma tidaklangsung yaitu karena gerakan exorotasi yangmendadak dari tungkai bawah, dibagi dalam :Fraktur intrakapsuler (Fraktur collum femur)Fraktur extrakapsuler (Fraktur intertrochanter femur)b. FRAKTUR SUBTROCHANTER FEMUR Ialah fraktur dimana garis patahnya berada 5 cm distal dari trochanter minor, dibagi dalam beberapa klasifikasi tetapi yang lebih sederhana dan mudah dipahami adalah klasifikasi Fielding & Magliato, yaitu :tipe 1 : garis fraktur satu level dengan trochanter minortipe 2 : garis patah berada 1 -2 inch di bawah dari batas atas trochanter minortipe 3 : garis patah berada 2 -3 inch di distal dari batas atas trochanterminorc. FRAKTUR BATANG FEMUR (dewasa). Fraktur batang femur biasanya terjadi karena trauma langsung akibat kecelakaan lalulintas dikota kota besar atau jatuh dari ketinggian, patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan penderita jatuhdalam shock, salah satu klasifikasi fraktur batang femur dibagi berdasarkan adanya luka yang berhubungan dengan daerah yang patah. Dibagi menjadi:- tertutup- terbuka, ketentuan fraktur femur terbuka bila terdapat hubungan antara tulang patahdengan dunia luar dibagi dalam tiga derajat, yaitu ; Derajat I : Bila terdapat hubungan dengan dunia luar timbul luka kecil, biasanya diakibatkan tusukan fragmen tulang dari dalam menembus keluar. Derajat II : Lukanya lebih besar (>1cm) luka ini disebabkan karena benturan dariluar. Derajat III : Lukanya lebih luas dari derajat II, lebih kotor, jaringan lunak banyakyang ikut rusak (otot, saraf, pembuluh darah)d. FRAKTUR BATANG FEMUR (anak anak)e. FRAKTUR SUPRACONDYLER FEMUR.Fraktur supracondyler fragment bagian distal selalu terjadi dislokasi ke posterior, hal ini biasanya disebabkan karena adanya tarikan dari otot otot gastrocnemius,biasanya fraktur supracondyler ini disebabkan oleh trauma langsung karena kecepatan tinggi sehingga terjadi gaya axial dan stress valgus atau varus dan disertai gaya rotasi.f. FRAKTUR INTERCONDYLAIRBiasanya fraktur intercondular diikutioleh fraktur supracondular, sehingga umumnya terjadi bentuk T fraktur atau Y fraktur.g. FRAKTUR CONDYLER FEMURMekanisme traumanya biasa kombinasi darigaya hiperabduksi dan adduksi disertai dengan tekanan pada sumbu femur keatas

Gambaran Klinik Biasanya terdapat riwayat cedera, diikuti dengan ketidak mampuan menggunakan tungkai yang mengalami cedera, fraktur tidak selalu dari tempat yang cedera. Suatupukulan dapat menyebabkan fraktur pada kondilus femur,batang femur, pattela, ataupun acetabulum. Umur pasien dan mekanisme cedera itu penting, kalau frakturterjadi akibat cedera yang ringan curigailah lesi patologik. Nyeri, memar danpembengkakan adalah gejala yang sering ditemukan, tetapi gejala itu tidakmembedakan fraktur dari cedera jaringan lunak, deformitas jauh lebih mendukung. Tandatanda umum, tulang yang patah merupakan bagian dari pasien penting untuk mencari bukti ada tidaknya1. Syok atau perdarahan 2. Kerusakan yang berhubungan dengan otak, medula spinalis atauvisera 3. Penyebab predisposisi (misalnya penyakit paget) Tandatanda lokal a. Look : Pembengkakan, memar dandeformitas (penonjolan yang abnormal,angulasi, rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh; kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cedera terbukab. Feel : Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari fraktur untuk merasakan nadi danuntuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan c. Movement :Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih penting untuk menanyakan apakah pasien dapat menggerakan sendisendi dibagian distal cedera.

Diagnosis-Anamnesis : pada penderita didapatkan riwayat trauma ataupun cedera dengan keluhan bagian dari tungkai tidak dapat digerakkan. - Pemeriksaan fisik :- Look : Pembengkakan, memar dandeformitas (penonjolan yang abnormal, angulasi,rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh; kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cedera terbuka. - Feel : Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari fraktur untuk merasakan nadi danuntuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan- Movement :Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih penting untuk menanyakan apakah pasien dapat menggerakan sendisendi dibagian distal cedera.

-Pemeriksaan penunjang :Pemeriksaan dengan sinar x harus dilakukandengan 2 proyeksi yaitu anteriorposterior dan lateral, kekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari satu tingkat karena itu bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur perlu juga diambil foto sinar x pada pelvis dan tulang belakang.

Penatalaksanaan1.Terapi konservatif :- Proteksi- Immobilisasi saja tanpa reposisi- Reposisi tertutup dan fiksasidengan gips- Traksi2. Terapioperatif- ORIFIndikasi ORIF :- Fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya avasculair necrosis tinggi- Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup- Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan- Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan operasi. Cara operatif/ pembedahan pada saat ini adalah metode penatalaksanaan yang paling banyakkeunggulannya. Metode perawatan ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka. Pada umumnya insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cedera dan diteruskan sepanjang bidang anatomik menuju tempat yang mengalami fraktur. Hematoma fraktur dan fragmen-fragmen tulang yang telah mati diirigasi dari luka. Fraktur kemudian direposisi dengan tangan agar menghasilkan posisi yang normal kembali. Sesudah direduksi, fragmen-fragmen tulang ini dipertahankan dengan alat-alat ortopedik berupa pen,sekrup,pelat,dan paku.

Keuntungan perawatan fraktur dengan pembedahan antaralain :-Ketelitian reposisi fragmen tulang yang patah-Kesempatan untuk memeriksa pembuluh darah dansaraf yang berada didekatnya-Dapat mencapai stabilitas fiksasi yang cukup memadai-Tidak perlu memasang gips dan alat-alat stabilisasiyang lain-Perawatan di RS dapat ditekan seminimal mungkin,terutama pada kasus-kasus yang tanpa komplikasi dan dengan kemampuan mempertahankan fungsi sendi dan fungsi otot hampir normal selama penatalaksanaan dijalankan.

Excisional Arthroplasty. Membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi- Excisi fragmen danpemasangan endoprosthesis. Dilakukan excisi caput femurdan pemasangan endoprosthesis Moore.Tindakan debridement dan posisi terbuka

Penyembuhan fraktur :Faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur adalah imobilisasi fragmen tulang, kontak fragmen tulang minimal, asupan darah yang memadai, nutrisi yang baik, latihan pembebanan berat badan untuk tulang panjang, hormon-hormon pertumbuhan tiroid, kalsitonin, vitamin D, steroid anabolik.1.FasePeradangan:Pada saat fraktur ada fase penjendalan dan nekrotik di ujung atau sekitar fragmen fraktur, proses peradangan akut faktor eksudasi dan cairan yang kaya protein ini merangsang lekosit PMN dan Makrofag yang fungsinya fagositosis jendalandarah dan jaringan nekrotik2.FaseProliferasi :Akibat jendalan darah 1 2 hari terbentuk fibrin yang menempel pada ujung ujung fragmen fraktur, dimana fibrin ini berfungsi sebagai anyaman untuk perlekatan sel sel yang baru tumbuh sehingga terjadineovaskularisasi dan terbentuk jaringan granulasi atau procallus yang semakin lama semakin memadat sehingga terjadi fibrocartilago callus yabg bertambah banyak dan terbentuklah permanen callus yangtergantung banyak atau sedikitnya celah pada fraktur3. Fasa remodelling. Permanen callus diserap dan digantidengan jaringan tulang sedangkan sisanya direabsorbsi sesuai dengan bentuk dan anatomis semula.

KomplikasiPenyebab komplikasi fraktur secara umum dibedakan menjadi dua yaitu bisa karena trauma itu sendiri, bisa juga akibat penanganan fraktur yang disebut komplikasi iatrogenik.Komplikasi Umum :Syok hipovolemia (karena perdarahan yang banyak), syok neurogenik (karena nyeri yang hebat), koagulopati diffus, gangguan fungsi pernafasan. Komplikasi ini dapatterjadi dalam waktu 24 jam pertama pasca trauma, dan setelah beberapa hari atau minggu dapat terjadi gangguan metabolisme yaitu peningkatan katabolisme, emboli lemak, tetanus, gas ganggren, trombosit vena dalam (DVT).Komplikasi Lokal :Jika komplikasi yang terjadi sebelum satu minggu pasca trauma disebut komplikasi dini, jika komplikasi terjadi setelah satu minggu pasca trauma disebut komplikasi lanjut.Ada beberapa komplikasi yang terjadi yaitu :-Infeksi, terutama pada kasus fraktur terbuka.-Osteomielitis yaitu infeksi yang berlanjut hingga tulang.-Atropi otot karena imobilisasi sampai osteoporosis.- Malunion : Bilatulang sembuh dengan fungsi anatomis abnormal (angulasi,perpendekan, atau rotasi) dalam waktu yang normal-Delayed union yaitu penyambungan tulang yang lama.-Non union yaitu tidak terjadinya penyambungan pada tulang yang fraktur dalam 20minggu.-Artritis supuratif, yaitu kerusakan kartilago sendi.-Dekubitus, karena penekanan jaringan lunak oleh gips.-Lepuh di kulit karena elevasi kulit superfisial akibat edema.-Terganggunya gerakan aktif otot karena terputusnya serabut otot,-Sindroma kompartemen karena pemasangan gips yang terlalu ketatsehingga mengganggu aliran darah-Kekakuan sendi/kontraktur

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.20042. Apley, A. Graham. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley; Alih Bahasa Edi Nugroho; Edisi ke-7, Penerbit widya Medika, Jakarta. 364-3743. Schwartz, Shires, Spencer. Intisari prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6. Jakarta : EGC.20004. Djoko Simbardjo. Fraktur Batang Femur. Dalam: Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bagian Bedah FKUI.3. Dandy DJ. Essential Orthopaedics and Trauma. Edinburg, London, Melborue, New York: ChurchillLivingstone, 1989.4.Salter/TextbookofDisorders andinjuriesofthe Musculoskeletal System. 2nded. Baltimore/London:Willians & Wilkins, 1983.5. Rosenthal RE. Fracture and Dislocation of the Lower Extremity. In: Early Care of the Injured Patient, edIV. Toronto, Philadelphia: B.C. Decker, 19906. Anatomi dan Fisiologi Tulang Femur. Available at http://doctorology.net/?p=307. Accessed 11 Mei 2012.

17