caput succedaneum

12
ASUHAN NEONATUS “CAPUT SUCCEDANEUM” Oleh : YULIA KUSUMA NINGRUM 12.6.0154 II.D AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA

Upload: lhiie-dwie-ningrum-ii

Post on 27-Oct-2015

434 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ASUHAN NEONATUS

TRANSCRIPT

Page 1: CAPUT SUCCEDANEUM

ASUHAN NEONATUS

“CAPUT SUCCEDANEUM”

Oleh :

YULIA KUSUMA NINGRUM

12.6.0154

II.D

AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA

JEMBER

2013/2014

Page 2: CAPUT SUCCEDANEUM

CAPUT SUCCEDANEUM

1.1 PENGERTIAN

Caput succedaneum ditemukan biasanya pada presentasi kepala,

sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi

oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput

succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang

setelah 2-5 hari. (Sarwono, 2002).

Caput Succedeneum adalah pembengkakan edematosa pada jaringan

subkutan jaringan fetus. Keadaan ini terjadi setelah terjadinya membrane

pecah awal pada kala satu persalinan karena tidak adanya kantong penyimpan

air yang akan menahan tekanan cervix yang berdilatasi terhadap kepala fetus

(Verralls, 2003).

Caput succedaneum adalah pembengkakan kulit kepala setempat

yangterbentuk dari efusi serum. Tekanana pada lingkaran cervix

menyebabkan obstruksi darah balik sehingga kulit kepala yang terketak

didalam cervix menjadi edematous. Caput terbentuk pada persalinan dan

setelah ketuban pecah. Caput tidak terbentuk apabila janin mati, his tidak

baik, atau cervix menempel dengan erat pada kepala. (oxorn, 2010)

Letak caput succedaneum bermacam-macam tergantung pada posisi

kepala bayi. Pada posisi occipitoanterior (OA) caput terbentuk di vertex,

yakni di sebelah kanan sutura sagittalis pada occipitianterior kiri (LOA) dan

sebelah kiri pada occipitiantori kanan (ROA). Pada waktu fleksi menjadi lebih

jelas dalam persalinan maka bagian belakang vertex menjadi bagian terendah

dan caput terbentuk pada daerah itu, sedikit disebelah kanan atau kiri dari

sebelumnya. Jadi kalau posisinya LOA maka caput terletak di bagian

belakang os parietale kanan, dan pada ROA di bagian belakang os parientale

kiri (oxorn, 2010).

Besar kecilnya caput succedaneum merupakan beratnya tekanan yang

dikenakan pada kepala. Caput yang besar menunjukan adanya tekanan yang

berat dari atas dan tahanan dari bawah. Caput yang kecil dijumpai pada his

yang lemah atau tahanan yang ringan. Caput terbesar didapatkan pada

Page 3: CAPUT SUCCEDANEUM

panggul yang sempit setelah partus yang lama dan sukar. Pada partus lama

caput yang besar menunjukan kemungkinan adanya disproporsi kepala

panggul atau posisi occipititoposterior, sedang caput yang kecil kemungkinan

terjadi adanya inertia uteri (Oxorn, 2010).

Pada pemeriksaan vagina atau rectal pemeriksaan harus hati-hati

dalam membedakan antara turunnya kepala dengan caput. Caput yang

membesar dan dapat dikira kepala yang turun, padahal sebenarnya ada

hambatan dalam penurunan kepala. Caput yang menjadi semakin besar

merupakan indikasi untuk penilaian kembali situasi. Caput terlihat pada waktu

lahir, mulai menghilang segera sesudahnya dan umumnya akan hilang sama

sekali setelah 24 sampai 36 jam (Oxorn, 2010).

1.2 PENYEBAB

Caput suksedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada

kepala padasaat memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi

perifer dan limfe yangdisertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan

ekstravaskuler. Keadaan ini bisaterjadi pada partus lama atau persalinan

dengan Vaccum ektrasi

1.3 FAKTOR PREPOSISI

Predisposisi terjadinya Caput succedaneum antara lain:

a. Makrosomia : Bila berat badannya lebih dari 4000 gram. Berat

neonatus pada umumnya kurang dari 4000 gram dan jarang melebihi

5000 gram.

b. disproporsi sefalopelvik : Panggul sempit

c. Distosia : Kesulitan Persalinan

d. Persalinan lama

e. Persalinan dengan sectio caesari

f. Kelahiran sungsang

g. Presentasi bokong

h. Persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps)

Page 4: CAPUT SUCCEDANEUM

1.4 PATOFISIOLOGIS

Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika

memasuki jalanlahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe

disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput ini

berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah. Benjolan

dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulangkepala di daerah

sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi

untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir.

Umumnya moulage iniditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera

setelah bayi lahir. Moulage iniumumnya jelas terlihat pada bayi premature

dan akan hilang sendiri dalam satu sampaidua hari.

1.5 KOMPLIKASI

a. Infeksi : Infeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala

terluka.

b. Ikterus : Pada bayi yang terkena caput succedanieum dapat menyebabkan

ikterus karenainkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O

antara ibu dan bayi.

c. Anemia : Anemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput

succedanieum karena pada benjolanterjadi perdarahan yang hebat atau

perdarahan yang banyak.

Page 5: CAPUT SUCCEDANEUM

1.6 PERBEDAAN

Diagnosis differensial menurut Oxorn (2010), antara caput succedaneum dan

cephalhematoma meliputi kriteria dibawah ini:

Caput succedaneum Cephalhematoma

1. Sudah ada pada waktu lahir.

2. Lunak ada tekukan bila

ditekan.

3. Pembengkakan yang merata

4. Terletak di atas sutura dan

melewatinya.

5. Bisa berubah-rubah letaknya,

mencari tempat yang terendah

6. Terbesar pada waktu lahir dan

segera mulai mengecil dan

hilang dalam beberapa jam.

7. Berisi cairan getah bening

1. belum timbul untuk beberapa jam.

2. Lunak, tidak ada lekukan

3. Berbatas tegas

4. Terbatas pada satu tulang, tidak

melewati sutura

5. Tetap ditempat semula

6. Timbul setelah beberapa jam,

bertambah besar untuk beberapa

lama dan baru hilang setelah

beminggu-minggu atau berbulan-

bulan.

7. Berisi darah

Page 6: CAPUT SUCCEDANEUM

1.7 PENATALAKSANAAN

Kelainan ini tidak memerlukan pengobatan khusus, biasanya

menghilang dalam beberapa hari setelah lahir (Nurvita, 2005). Caput

Succedeneum tidak memerlukan pengobatan , kecuali kalau ukuran nya

berlebihan, tetapi sebaiknya bayi mendapatkan penanganan manual (handling)

sekecil mungkin paling tidak 24 jam dan diamati secara seksama adanya

iritasi pada otak (Verralls, 2003).

Penatalaksanaan Caput Succedaneum antara lain:

1. Perawatan bayi sama dengan  perawatan bayi normal.

2. Pengawasan keadaan umum bayi.

3. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang 

cukup.

4. Pemberian ASI yang adekuat, ajarkan ibu cara menetekkan dengan

tiduran untuk mengurangi anak jangan sering diangkat, agar benjolan

tidak meluas

5. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi

pada benjolan.

6. Berikan konseling pada orang tua, tentang:

Keadaan trauma yang dialami oleh bayi

Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah

sampai 3 minggu tanpa pengobatan.

Perawatan bayi sehari-hari.

Manfaat dan teknik pemberian ASI

Page 7: CAPUT SUCCEDANEUM

GAMBAR CAPUT CUCCEDANEUM

Page 8: CAPUT SUCCEDANEUM
Page 9: CAPUT SUCCEDANEUM

DAFTAR PUSTAKA

Verralls, Sylvia. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan; Alih

bahasa, Hartono, Edisi 3. Jakarta: EGC.

Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan: Fisiologi dan

Patologi Persalinan Editor Dr. Mohammad Hakimi, Ph. D. Jakarta: Yayasan

Essentia Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, (Online) http://www.qirtin.com/pengertian-caput-

succedaneum-dan-cephalhematoma/#ixzz1qtIbyfoZ. Diakses 25 september

2013