ca buli
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Karsinoma buli-buli merupakan suatu karsinoma yang berasal dari
jaringan pada buli-buli. Sebagian besar karsinoma buli-buli merupakan
karsinoma sel transisional (karsinoma yang berasal dari sel yang secara
normal berada pada lapisan terdalam dari buli-buli). Tipe lain dari karsinoma
buli-buli yakni karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma.
Karsinoma buli-buli merupakan 2% dari keganasan dan merupakan
keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenitalia setelah karsinoma
prostat. Rata-rata usia penderita adalah 65 tahun. Karsinoma ini lebih sering
terjadi pada kelompok golongan kulit putih dibanding orang kulit hitam
dimana rasio laki-laki dibanding perempuan yaitu 2,7:1. 85% terlokalisasi di
buli-buli dan 15% menyebar ke limfonodus regional atau ke tempat yang lebih
jauh. Sekali diagnosis ditegakkan maka tendensi untuk berulang sepanjang
waktu dan lokasi yang baru pada traktus urinarius dapat terjadi sehingga
diperlukan monitoring yang berkelanjutan.
Tindakan pertama bila seseorang didiagnosis karsinoma buli-buli
adalah dengan melakukan TUR buli-buli sekaligus menentukan luas infiltrasi
tumor. Alternatif tindakan selanjutnya ditentukan berdasarkan stadium
karsinoma itu sendiri. Tindakan tersebut dapat berupa pengawasan ketat,
1
instilasi intravesika, sistektomi atau radiasi, radiasi eksterna dan terapi adjuvan
dengan kemoterapi sistemik.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan Fisiologi
Buli-buli adalah organ berongga yang dindingnya terdiri dari otot-otot
halus yang disebut muskulus detrusol. Otot ini terdiri dari yang arah seratnya
sedemikian rupa sehingga bila berkontraksi menyebabkan buli-buli mengkerutdan
volumenya mengecil. Di bagian distal yaitu dekat dasar panggul (Diafgrama
Urogenital) otot detrusor membentuk tabung dan melapisi uretra posterior.
Lapisan sebelah dalam dari buli-buli adalah mukosa yang terdiri dari
epitel sel transisi. Disebelah luar dilapisi oleh serosa dan bagian fundus (kubah)
ditutup oleh peritonium. Bila buli-buli penuh peritonium terdesak kekranial. Buli
terletak dirongga perut bagian bawah, tepatnya didalam rongga pelvis dan extra
peritonial. Berada tepat dibelakang simfis pubis. Pada pria dibagian belakang
berdekatan dengan rektum dan pada wanita berdekatan dengan uterus dan vagina.
Berbeda dengan traktus urinarius bagian atas (ginjal dan ureter), maka untuk
traktus urinarius bagian bawah, buli ke distal, persyaratan amat penting
peranannya untuk menjalankan fungsi organ tersebut. Persyarafan buli dan uretra
dilaksanakan oleh system syaraf otonom yang terdiri dari parasimpatis dan
simpatis. Persyarafan ini berpusat di medula spinalis segmen torakolumbal. (Th
XII – LIII) dan segmen sakral II-IV ( parasimpatis)
3
Terdapat tiga fungsi penting dari buli yaitu reservoir, ekspulsi urin, dan
anti reflek. Sebagai reservoir, buli-buli manusia mempunyai kapasitas antara 200
sampai dengan 400 ML. Setelah miksi buli-buli diisi lagi dengan urin yang datang
dari ginjal. Selama pengisian ini sampai kapasitasnya terpenuhi, tekanan dalam
buli-buli tetap rendah, kurang dari 20 cm H20. bila buli-buli penuh dindingnya
teregang dan menyebabkan rangsangan pada reseptor di dinding buli- buli,
akibatnya tekanan dalam buli-buli meningkat dan dirasakan sebagai perasaan
ingin kencing. Pada keadaan demikian uretra posterior otomatis membuka. Urin
belum keluar karena masih ditahan oleh sfingter eksterna yang terdiri dari otot
bergaris dengan persyasarafan sema omotoris yang bekerja secara disadari
( volunter ). Sfingter ini akan membuka bila di perintahkan oleh yang
bersangkutan. Pada waktu ekspulasi tekanan dalam buli- buli meningkat antara 70
– 100 cm H20. Urin yang ada dalam buli-buli tidak akan mengalir ke arah ginjal.
Arah ureter bagian distal yang serong. Panjangnya ureter intravesikal serta
lokasinya yang submukos menyebabkan terjadinya mekanisme klep yang
mencegah urin ke arah ginjal ( refluk ).
2.2 Definisi dari Karsinoma Buli-Buli
Kanker buli – buli adalah kanker yang mengenai organ buli – buli
(kandung kemih). Buli – buli adalah organ yang berfungsi untuk menampung air
kemih yang berasal dari ginjal. Jika buli – buli telah penuh maka air kemih akan
dikeluarkan.
4
Carcinoma buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli atau kandung
kemih yang akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing
warna merah terus.
2.3 Etiologi
Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui. Tetapi penelitian
telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko yaitu :
a. Usia, resiko terjadinya kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan
usia
b. Merokok. Merupakan faktor resiko yang utama. Rokok mengandung amin
aromatic dan nitrosamine yang merupakan jenis hidrokarbon didalam TAR. Zat
ini akan meningkatkan resiko terkena kanker buli.
c. Lingkungan pekerjaan , beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi
untuk menderita kanker ini karena ditempatnya bekerja ditemukan bahan – bahan
karsinogenik ( penyebab kanker ). Misalnya pekerja industry karet, KIMA, dll
d. Pria , memiliki resiko 2 – 3 kali lebih besar.
e. Riwayat keluarga , orang – orang yang keluarganya ada yang menderita kanker
kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti
sedang mempelajari adanya perubahan Gen tertentu yang mungkin meningkatkan
resiko terjadinya kanker ini.
5
2.4 Klasifikasi
2.4.1 Staging dan klasifikasi
Klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONG-
MARSHAL untuk menentukan operasi atau observasi :
a. T = pembesaran lokal tumor primer
Ditentukan melalui : Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy,
pemeriksaan bimanual di bawah anestesi umum dan biopsy atau transurethral
reseksi.
No KODE KET
1 Tis Carcinoma insitu (pre invasive Ca)
2 Tx Cara pemeriksaan untuk menetapkan
penyebaran tumor, tak dapat dilakukan
3 To Tanda-tanda tumor primer tidak ada
4 T1 Pada pemeriksaan bimanual didapatkan
masa yang bergerak
5 T2 Pada pemeriksaan bimanual ada indurasi
daripada dinding buli-buli.
6 T3 Pada pemeriksaan bimanual indurasi atau
masa nodular yang bergerak bebeas dapat
diraba di buli-buli.
7 T3a Invasi otot yang lebih dalam
8 T3b Perluasan lewat dinding buli-buli
9 T4 Tumor sudah melewati struktur sebelahnya
6
10 T4a Tumor mengadakan invasi ke dalam
prostate, uterus vagina
11 T4b Tumor sudah melekat pada dinding pelvis
atau infiltrasi ke dalam abdomen
c. N = Pembesaran secara klinis untuk pembesaran kelenjar limfe pemeriksaan
kinis, lympgraphy, urography, operative
No KODE KET
1 Nx Minimal yang ditetapkan kel. Lymfe
regional tidak dapat ditemukan
2 No Tanpa tanda-tanda pemebsaran kelenjar
lymfe regional
3 N1 Pembesaran tunggal kelenjar lymfe regional
yang homolateral
4 N2 Pembesaran kontralateral atau bilateral atau
kelenjar lymfe regional yang multiple
5 N3 Masa yang melekat pada dinding pelvis
dengan rongga yang bebeas antaranya dan
tumor
6 N4 Pemebesaran kelenjar lymfe juxta regional
7
c. M = metastase jauh termasuk pemebesaran kelenjar limfe yang jauh.
Pemeriksaan klinis , thorax foto, dan test biokimia
No KODE KET
1 Mx Kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk
menetapkan adanya metastase jauh, tak
dapat dilaksanakan
2 M1 Adanya metastase jauh
3 M1a Adanya metastase yang tersembunyi pada
test-test biokimia
4 M1b Metastase tunggal dalam satu organ yang
tunggal
5 M1c Metastase multiple dalam satu terdapat organ
yang multiple
6 M1d Metastase dalam organ yang multiple
2.4.2 Type dan lokasi
Type tumor didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia dan invasi.
1 Efidermoid Ca Kira-kira 5% neoplasma buli-buli –
squamosa cell, anaplastik, invasi yang
dalam dan cepat metastasenya
2 Adeno Ca Sangat jarang dan sering muncul pada
bekas urachus
8
3 Rhabdomyo sarcoma Sering terjadi pada anak-anak laki-laki
(adolescent), infiltasi, metastase cepat dan
biasanya fatal
4 Primary Malignant
lymphoma
Neurofibroma dan pheochromacytoma,
dapat menimbulkan serangan hipertensi
selama kencing
5 Ca dari pada kulit,
melanoma, lambung,
paru dan mammae
Mungkin mengadakan metastase ke buli-
buli, invasi ke buli-buli oleh endometriosis
dapat terjadi
2.5 Patofisiologi
Batu saluran kemih adalah agregat polikristal yang terdiri dari sejumlah
kristaloid dan matrik organik. Pembentukan batu membutuhkan suasan urin yang
tersupersaturasi. Supersaturasi tergantung pada Ph, kekuatan ion, konsentrasi
solute dan komplekasi. Konstituen urin bisa berubah sedemikian rupa dari kondisi
asam pada pagi hari ke akalis setelah makan. Kekuatan ion ditentukan terutama
oleh konsentrasi relatif ion monovalen. Pada saat kekuatan ion meningkat,
koefisien aktivitasnya menurun. Koefisien aktivitas merefleksikan keberadaan ion
tertentu.
Tori nukleasi menyatakan bahwa batu saluran kemih berasal dari kristal
atau benda asing yang terendam dalam urin tersuperaturasi. Teori ini ditentang
oleh argumen- argumen yang memiliki dasar yang sama didengarnya. Batu tidak
selalu terbentuk pada pasien dengan hiperekskretor atau mereka yang memiliki
9
resiko dehidrasi. Demikian juga urin tampung 24 jam penderita batu adalah
normal dalam hal konsentrasi ion untuk terjadinya pembentukkan batu. Teori
inhibitor kristal mengklaim bahwa batu terbentuk karena tidak adanya atau
rendahnya konsentrasi Inhibitor baru separti magnesium, sitrat, pirofosfat, asam
glikoprotein dan sejumlah logam- logam trace. Teori ini tidak cukup valid dengan
adanya kenyataan bahwa pada banyak orang dengan kekurangan bahan- bahan
Inhibitor tersebut masih terjadi pembentukkan batu atau sebaliknya pada orang
yang berlimpah malah didapatkan batu. Ion-ion yang berada pada di dalam
saluran kemih yang berperan dalam pembentukan buli- buli antara lain :
a. Kalsium. Kalsium adalah ion utama dalam kristal urin. Hanya 50% kalsium
plsma yang terionisasi dan siap difiltrasi di glomerulus.
b. Oksalat. Oksalat adalah produk sampah metabolisme dan relatif Insolubel.
Normalnya sekitar 10-50 % oksalat yang ditemukan di urin berasal dari diet.
Sebagian besar adalah hasil metabolisme.
c. Fosfat. Fosfat adalah buffer penting dan mengkompleks dengan kalsium dalam
urin. Merupakan komponen kunci batu kalsium fosfat dan magnesium amonium
fosfat. Ekskresi fosfat urin pada dewasa normal berkaitan dengan jumlah fosfat
diet ( khususnya dalam daging dairy product dan sayuran ).
d. Asamurat. Asam urat adalah sampah metabolisme urin. Pka asam urat adalah
5,75. Asam uarat yang tidak trdisosiasi akan dominan pada Ph dibawahnya.
e. Sodium. Walaupun bukan merupakan konstituen utama batu saluran kemih,
sodium memainkan peranan yang sangat penting dalaqm regulasi kristalisasi
garam kalsium.
10
f. Sitrat. Sitrat sangat berpengaruh dalam hal pembentukkan batu kalsium.
Defigiensi sitrat pada umumnya dikaitkan dengan pembentukan batu pada
penderita diare kronik, asidosis tubular renal tipe 1 ( defek tubular distal ) dan
pada penderita yang mengalami terapi tiazid jangka lama.
g. Magnesium. Defisiensi magnesium diet berhubungan dengan peningkatan
insiden batu saluran kemih. Magnesium adalah salah satu komponen batu struvit.
Kekurangan magnesium diet telah terbukti bisa menyebabkan peningkatan
pembentukan batu kalsium oksalat dan kristaluria kalsium oksalat.
h. Sulfat. Sulfat urin membantu mencegah pembentukan batu saluran kemih.
Karena bisa membentuk kompleks dengan kalsium, sulfat ini berperan terutama
sebagai komponen protein urin, seperti kondritin sulfat dan heparin sulfat.
i. Inhibitor saluran kemih lain. Terutama terdiri dari protein urin dan
makromolekul lain seperti glikosaminoglikans, pirofosfat dan uropontin
Penyebab batu saluran kemih adalah pada umumnya multifaktorial.
Meskipun telah banyak diajukan teori mengenai terbentuknya batu saluran kemih,
belum ada satupun teori yang dapat menerangkan semua penyebab batu saluran
kemih secara komprehensif. Namun demikian faktor – faktor yang berpengaruh
terhadap pembentukan batu tetap harus dicermati agar bisa dilakukan deteksi dini
dengan efektif. Faktor – faktor yang sudah dikenali itu antara lain : Kristaluria,
sosioekonomi, pola diet, pekerjaan, ikilm, genetika/ keluarga dan medikasi.
Kondisi yang mempengaruhi terjadinya batu buli- buli telah begitu banyak
dilaporkan, antara lain :
11
a. Disfungsi kemih yang kan menyebabkan statis urin atau refluks yang
merupakan kondisi optimal bagi kuman pemecah urea menyebabkan infeksi.
Penyebabnya antara lain strikura uretra, BPH, kontraktur leher, buli dan
neurogenik spastik atau flasid. Telah dilaporkan bahwa ionfeksi persisten buli-
buli dan vagina pada pasien yang telah menjalani histerektomi dan iradiasi selama
27 tahun.
b. Latrogenik dari suatu prosedur urologi. Pada suatu opersi retropubik
urethropexy ( untuk inkokntunensia urin di maksudkan mengangkat uerthrovesical
junction ) digunakan sling dari benang non- absorbable. Benag ini secaraq
perlahan- lahan akan mengoresi dinding buli, hingga masuk ke dalamnya dan
menjadi puast pembentukan batu.
2.7 Manifestasi Klinis
2.7.1 Tanda dan gejala Ca Buli – buli yaitu :
a. Kencing campur darah yang intermitten
b. Merasa panas waktu kencing
c. Merasa ingin kencing
d. Nyeri suprapubik yang constan
e. Panas badan dan merasa lemah
f. Nyeri pinggang karena tekanan saraf
g. Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis
Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih
(sistitis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai
12
suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak
menghilang.
2.8 Komplikasi
1. Infeksi sekunder bil atumor mengalami ulserasi
2.Retensi urine bil atumor mengadakan invasi ke bladder neck
3. Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklus
2.9 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium. Kelainan yang ditemukan biasanya hanya
ditemukannya darah dalam air kemih. Tanda adanya anemia dapat dijumpai bila
terjadi perdarahan yang umumnya terjadi pada tumor yang sudah lanjut atau dapat
pula ditemukan tanda adanya gangguan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar
ureum dan kreatinin dalam darah yang terjadi bila tumor tersebut menyumbat
kedua muara ureter (saluran kemih).
b. Pemeriksaan Radiologi. Pemeriksaan Foto Polos Perut dan Pielografi Intra Vena
(PIV) digunakan sebagai pemeriksaan baku pada penderita yang memiliki
persangkaan keganasan saluran kemih termasuk juga keganasan buli-buli. Pada
pemeriksaan ini selain melihat adanya filling defect (kelainan) pada buli-buli juga
dapat mengevaluasi ada tidaknya gangguan pada ginjal dan saluran kemih yang
disebabkan oleh tumor buli-buli tersebut. Jika penderita alegi terhadap zat yang
digunakan pada pemeriksaan PIV, maka dapat dilakukan pemeriksaan
13
ultrasonografi (USG). Foto toraks (rongga dada) juga perlu dilakukan untuk
melihat ada tidaknya metastasis ke paru-paru.
c. Sistoskopi dan biopsy. Pemeriksaan sistoskopi (teropong buli-buli) dan biopsi
mutlak dilakukan pada penderita dengan persangkaan tumor buli-buli, terutama
jika penderita berumur 40-45 tahun. Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat ada
atau tidaknya tumor di buli-buli sekaligus dapat dilakukan biopsi (pengambilan
jaringan tumor) untuk menentukan derajat infiltrasi tumor yang menentukan terapi
selanjutnya. Selain itu pemeriksaan ini dapat juga digunakan sebagai tindakan
pengobatan pada tumor superfisial (permukaan ).
2.10 Penatalaksanaan
a. Operasi. Operasi kanker yang terbatas pada permukaan dalam kandung kemih
atau hanya menyusup ke lapisan otot paling atas, bisa diangkat seluruhnya melalui
sistoskopi. Tetapi sering terbentuk kanker yang baru, kadang di tempat yang
sama, tetapi lebih sering terbentuk di tempat yang baru. Angka kekambuhan bisa
dikurangi dengan memberikan obat anti-kanker atau BCG ke dalam kandung
kemih setelah seluruh kanker diangkat melalui sistoskopi. Pemberian obat ini bisa
digunakan sebagai pengobatan pada penderita yang tumornya tidak dapat diangkat
melalui sistoskopi. Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah menembus
dinding kandung kemih, tidak dapat diangkat seluruhnya dengan sistoskopi.
Biasanya dilakukan pengangkatan sebagaian atau seluruh kandung kemih
(sistektomi). Kelenjar getah bening biasanya juga diangkat untuk mengetahui
apakah kanker telah menyebar atau belum.Terapi penyinaran saja atau
14
dikombinasikan dengan kemoterapi kadang bisa mengobati kanker. Jika kandung
kemih diangkat seluruhnya, maka harus dipasang alat untuk membuang air
kemih.Biasanya air kemih dialirkan ke suatu lubang di dinding perut (stoma)
melalui suatu saluran yang terbuat dari usus, yang disebut ileal loop. Selanjutnya
air kemih dikumpulkan dalam suatu kantong. Cara untuk mengalihkan air kemih
pada penderita yang kandung kemihnya telah diangkat, digolongkan ke dalam 2
kategori:
1. Orthotopic neobladder
2. Continent cutaneous diversion.
Pada kedua cara tersebut, suatu penampung internal dibuat dari usus.
Pada orthotopic neobladder, penampung ini dihubungkan dengan uretra. Penderita
diajarkan untuk mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot
dasar panggul dan meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga air kemih
mengalir melalui uretra. Pada continent cutaneous urinary diversion, penampung
ini dihubungkan dengan sebuah lubang di dinding perut. Diperlukan kantong luar,
karena air kemih tetap berada dalam penampung sebelum dikosongkan oleh
penderita dengan cara memasang selang melalui lubang di dinding perut ke dalam
penampung. Penderita melakukan pengosongan ini secara teratur. Kanker yang
sudah menyebar diobati dengan kemoterapi.
15
b.Radioterapi.
1. Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade
III-IV dan stage B2-C.
2. Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads.
Penderita dievaluasi selam 2-4 minggu dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks
dan IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi
radiasi tambahan 2000-3000 Rads selam 2-3 minggu.
c. Chemoterapi. Obat-obat anti kanker :
1. Citral, 5 fluoro urasil
2. Topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy merupakan paliatif. 5-
Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling
sering dipakai. Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai pengobatan
topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan
dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam Buli-buli selama dua jam.
2.11 Prognosis
Prognosis bergantung kepada jenis sel, derajat, keganasan, dan metastasis.
Secara klinis dapat ditemukan dua jenis gambaran, yaitu pertumbuhan superfisial
dan yang bertumbuh invasif dari permulaan. Tumor superfisial yang
berdiferensiasi baik dapat timbul kembali atau muncul papiloma baru. Dengan
kewaspadaan konstan, sistoskopi berkala diperlukan minimal 3 tahun. Tumor baru
juga dapat dikontrol dengan cara transuretral, tapi bila muncul kembali,
16
kemungkinan akan menjadi lebih invasif dan ganas. Sistektomi dan radioterapi
harus dipertimbangkan kemudian. Secara umum, prognosis tumor buli bergantung
pada derajat invasi dan diferensiasi. Pada tumor Grade 1,2, Stage 0, A, B1 hasil
terbaik didapatkan dengan reseksi transuretral. Sistektomi dapat untuk mengatasi
15-25% tumor Grade 3,4, Stage B2, C dengan persentasi kematian saat operasi
sebesar 5-15%. Radioterapi pada neoplasma ganas dapat mengontrol 15-20%
neoplasma selama 5 tahun. Tumor papilari yang tidak menembus hanya berada
pada kantung kemih. Mereka memilki karakteristik untuk tidak bermetastasis
kecuali mereka melewati proses perubahan ganas, menembus lapisan membran
dasar dan menembus dinding kantung kemih. Tumor jenis ini dapat selalu
dihancurkan dengan sempurna dengan fulgurasi, radium ataupun elektroeksisi.
Beberapa mungkin menghilang setelah terapi rontgen dalam atau proses instilasi
atas podofilin. Sebuah prognosis yang bagus dapat diharapkan tercapai hanya
setelah pemusnahan menyeluruh dari lokalisasi tumor sejenis dan kontrol atas
kemungkinan datang kembalinya tumor yang teridentifikasi lewat pemeriksaam
sistoskopik secara reguler sepanjang sisa hidup pasien.
17
BAB 3
KESIMPULAN
Kanker buli – buli adalah kanker yang mengenai organ buli – buli
(kandung kemih). Buli – buli adalah organ yang berfungsi untuk menampung air
kemih yang berasal dari ginjal. Jika buli – buli telah penuh maka air kemih akan
dikeluarkan. Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui.
Tanda dan gejala Ca Buli – buli yaitu :
Kencing campur darah yang intermitten
b. Merasa panas waktu kencing
c. Merasa ingin kencing
d. Nyeri suprapubik yang constan
e. Panas badan dan merasa lemah
f. Nyeri pinggang karena tekanan saraf
g. Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis
Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih
(sistitis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai
suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak
menghilang.
Pemeriksaan penunjang menggunakan Pemeriksaan laboratorium, Pemeriksaan
radiologi dan biopsi.
Penatalaksanaannya menggunakan Operasi dan radioterapi dengan prognosis
bergantung kepada jenis sel, derajat, keganasan, dan metastasis.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Tumor Kandung Kemih. Buku Ajar Ilmu
Bedah. Edisi ke 2. Jakarta: EGC. 2004
2. Purnomo B, Basuki. Dasar-Dasar Urologi edisi 2. Jakarta: Sagung Seto.
2009
3. Lee R, Droller MJ. The Natural History of Bladder Cancer: Implication for
Therapy. Urol Clinf North Am 2000
4. Moffat MEF. Urogical Cancer: Practical guide an Management. London:
Martin Dunitz Ltd. 2002
5. T. W. Sadler Ph.D., Embriologi Kedokteran Langman Edisi ke-7. EGC.
Jakarta. 2001.
6. Keith L. Moore and Anne M. R. Agur Anatomi Klinik Dasar. EGC.
Jakarta. 2002.
7.
19