tugas individu buli buli

33
TUGAS INDIVIDU DOSEN : dr. LELY MARLINA MAKALAH UROLOGI ( KANKER BULI-BULI/ KANDUNG KEMIH ) DISUSUN OLEH : NAMA : NURUL HUSNA NIM : 12.12.1026 TINGKAT : II.B AKADEMI KEPERAWATAN

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 30-Jun-2015

500 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas individu buli  buli

TUGAS INDIVIDU

DOSEN : dr. LELY MARLINA

MAKALAH UROLOGI ( KANKER BULI-BULI/ KANDUNG KEMIH )

DISUSUN OLEH :

NAMA : NURUL HUSNA

NIM : 12.12.1026

TINGKAT : II.B

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

2014

KATA PENGANTAR

Page 2: Tugas individu buli  buli

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-

Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH UROLOGI

( KANKER BULI-BULI/ KANDUNG KEMIH )”. Salam dan salawat kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW yang merupakan tauladan bagi kaum muslimin dimuka bumi ini. Walaupun

berbagai macam tantangan yang dihadapi, tapi semua itu telah memberikan pengalaman

yangberharga untuk dijadikan pelajaran dimasa yang akan datang.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk

penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk

penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Raha, Maret 2014

Penyusun

BAB 1

Page 3: Tugas individu buli  buli

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Salah satu penyakit yang termasuk masalah kesehatan masyarakat adalah kanker system

urogenitalia. Tumor buli-buli paling sering menyerang 3 kali lebih sering dari tumor urogenital

lain. Sebagian besar (atau ±90%) tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional.

Di Amerika Serikat keganasan ini merupakan penyebab kematian ke enam dari seluruh

penyakit kaganasan, dan pada  tahun 1996 yang lalu diperkirakan ditemukan 52.900 kasus baru

kanker buli-buli. Di Indonesia  berdasarkan pendataan hasil pemeriksaan jaringan yang

dilakukan selama 3 tahun diketahui bahwa kanker buli-buli menempati urutan kesepuluh dari

tumor ganas primer pada pria. Di sub bangian Urologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dari

152 kasus keganasan urologi antara tahun 1995-1997, 36% diantaranya adalah kanker buli-buli

dan juga menempati urutan pertama.

1.2              Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana anatomi dan fisiologi dari Karsinoma Buli-Buli !

1.2.2 Apa definisi dari Karsinoma Buli-Buli!

1.2.3 Apa saja etiologi dari Karsinoma Buli-Buli !

1.2.4 Apa saja klasifikasi dari Karsinoma Buli-Buli !

1.2.5 Bagaimana pathofisiologi dari Karsinoma Buli-Buli !

1.2.6 Apa saja manifestasi klinis dari Karsinoma Buli-Buli !

1.2.7 Apa saja komplikasi dari Karsinoma Buli-Buli !

1.2.8 Apa saja pemeriksaan penunjang pada Karsinoma Buli-Buli !

1.2.9 Bagaimana penatalaksanaan pada Karsinoma Buli-Buli !

1.2.10 Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Karsinoma Buli-Buli !

1.3 Tujuan

Page 4: Tugas individu buli  buli

1.3.1 Tujuan Umum

Menambah pengetahuan seputar penyakit Karsinoma Buli-Buli serta asuhan keperawatan yang

dilakukan oleh perawat pada pasien Karsinoma Buli-Buli

1.3.2    Tujuan Khusus

1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit ” Karsinoma Buli-Buli”

2.      Untuk mengetahui gejala-gajala yang timbul pada penderita ” Karsinoma Buli-Buli”

3.      Untuk mengetahui apa saja penyebab sekaligus patofisiologi dari penyakit ” Karsinoma Buli-

Buli”

4.      Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien penderita ” Karsinoma Buli-Buli”

1.4 Manfaat

a.       Mahasiswa akan lebih mengetahui tentang ” Karsinoma Buli-Buli”

b.      Lebih mengerti tentang penatalaksanaan terhadap klien dengan ” Karsinoma Buli-Buli”

c.       Lebih memahami tentang penerapan asuhan keperawatan “Karsinoma Buli-Buli”

Page 5: Tugas individu buli  buli

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1              Anatomi dan Fisiologi

Buli-buli adalah organ berongga yang dindingnya terdiri dari otot-otot halus yang disebut

muskulus detrusol. Otot ini terdiri dari yang arah seratnya sedemikian rupa sehingga bila

berkontraksi menyebabkan buli-buli mengkerutdan volumenya mengecil. Di bagian distal yaitu

dekat dasar panggul  (Diafgrama Urogenital) otot detrusor membentuk tabung dan melapisi

uretra posterior.

Lapisan sebelah  dalam dari buli-buli adalah mukosa yang terdiri dari epitel sel transisi.

Disebelah luar dilapisi oleh serosa dan bagian fundus (kubah) ditutup oleh peritonium. Bila buli-

buli penuh  peritonium terdesak kekranial. Buli terletak dirongga perut bagian bawah, tepatnya

didalam rongga pelvis dan extra peritonial. Berada tepat dibelakang simfis pubis. Pada pria

dibagian belakang berdekatan dengan rektum dan pada wanita  berdekatan dengan uterus dan

vagina. Berbeda dengan traktus urinarius bagian atas (ginjal dan ureter), maka untuk traktus

urinarius bagian bawah, buli ke distal, persyaratan amat penting peranannya untuk menjalankan

fungsi organ tersebut. Persyarafan buli dan uretra dilaksanakan oleh  system syaraf otonom yang

terdiri dari parasimpatis dan simpatis. Persyarafan ini berpusat di medula spinalis segmen

torakolumbal. (Th XII – LIII) dan segmen sakral II-IV ( parasimpatis) (R. Syamsu Hidayat,

1997) 

Terdapat tiga fungsi penting dari buli yaitu reservoir, ekspulsi urin, dan anti reflek. Sebagai

reservoir, buli-buli manusia mempunyai kapasitas antara 200 sampai dengan 400 ML. Setelah

miksi buli-buli diisi lagi dengan urin yang datang dari ginjal. Selama pengisian ini sampai

kapasitasnya terpenuhi, tekanan dalam buli-buli tetap rendah, kurang dari 20 cm H20. bila buli-

buli penuh dindingnya teregang dan menyebabkan rangsangan pada reseptor di dinding buli-

buli, akibatnya tekanan dalam buli-buli meningkat dan dirasakan sebagai perasaan ingin kencing.

Pada keadaan demikian uretra posterior otomatis membuka. Urin belum keluar karena masih

ditahan oleh sfingter eksterna yang terdiri dari otot bergaris dengan persyasarafan sema omotoris

yang bekerja secara disadari ( volunter ). Sfingter ini akan membuka bila di perintahkan oleh

yang bersangkutan. Pada waktu ekspulasi tekanan dalam buli- buli meningkat antara 70 – 100

cm H20. Urin yang ada dalam buli-buli tidak akan mengalir ke arah ginjal. Arah ureter bagian

distal yang serong. Panjangnya ureter intravesikal serta lokasinya yang submukos menyebabkan

Page 6: Tugas individu buli  buli

terjadinya mekanisme klep yang mencegah urin ke arah ginjal ( refluk ) ( R> Syamsu Hidayat,

1997 ).

2.2              Definisi dari Karsinoma Buli-Buli

Kanker buli – buli adalah kanker yang mengenai organ buli – buli (kandung kemih). Buli – buli

adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang berasal dari ginjal. Jika buli –

buli telah penuh maka air kemih akan dikeluarkan.

Carcinoma buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli atau kandung kemih yang akan

terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing warna merah terus.

2.3              Etiologi

Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui. Tetapi penelitian telah

menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko yaitu :

a.       Usia, resiko terjadinya kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia

b.      Merokok. Merupakan faktor resiko yang utama. Rokok mengandung amin aromatic dan

nitrosamine yang merupakan jenis hidrokarbon didalam TAR. Zat ini akan meningkatkan resiko

terkena kanker buli.

c.       Lingkungan pekerjaan , beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita

kanker ini karena ditempatnya bekerja ditemukan bahan – bahan karsinogenik ( penyebab kanker

). Misalnya pekerja industry karet, KIMA, dll

d.      Pria , memiliki resiko 2 – 3 kali lebih besar.

e.       Riwayat keluarga , orang – orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung

kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari

adanya perubahan Gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini.

2.4 Klasifikasi

2.4.1 Staging dan klasifikasi

Klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONG-MARSHAL untuk

menentukan operasi atau observasi :

a.       T = pembesaran lokal tumor primer

Ditentukan melalui : Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan bimanual di bawah

anestesi umum dan biopsy atau transurethral reseksi.

Page 7: Tugas individu buli  buli

No KODE KET

1 Tis Carcinoma insitu (pre invasive Ca)

2 Tx Cara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran tumor,

tak dapat dilakukan

3 To Tanda-tanda tumor primer tidak ada

4 T1 Pada pemeriksaan bimanual didapatkan masa yang

bergerak

5 T2 Pada pemeriksaan bimanual ada indurasi daripada dinding

buli-buli.

6 T3 Pada pemeriksaan bimanual indurasi atau masa nodular

yang bergerak bebeas dapat diraba di buli-buli.

7 T3a Invasi otot yang lebih dalam

8 T3b Perluasan lewat dinding buli-buli

9 T4 Tumor sudah melewati struktur sebelahnya

10 T4a Tumor mengadakan invasi ke dalam prostate, uterus

vagina

11 T4b Tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau infiltrasi ke

dalam abdomen

c.       N = Pembesaran secara klinis untuk pembesaran kelenjar limfe pemeriksaan kinis,

lympgraphy, urography, operative

No KODE KET

1 Nx Minimal yang ditetapkan kel. Lymfe regional tidak dapat

ditemukan

2 No Tanpa tanda-tanda pemebsaran kelenjar lymfe regional

3 N1 Pembesaran tunggal kelenjar lymfe regional yang homolateral

4 N2 Pembesaran kontralateral atau bilateral atau kelenjar lymfe

regional yang multiple

5 N3 Masa yang melekat pada dinding pelvis dengan rongga yang

Page 8: Tugas individu buli  buli

bebeas antaranya dan tumor

6 N4 Pemebesaran kelenjar lymfe juxta regional

c.       M = metastase jauh termasuk pemebesaran kelenjar limfe yang jauh. Pemeriksaan klinis ,

thorax foto, dan test biokimia

No KODE KET

1 Mx Kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk menetapkan adanya

metastase jauh, tak dapat dilaksanakan

2 M1 Adanya metastase jauh

3 M1a Adanya metastase yang tersembunyi pada test-test biokimia

4 M1b Metastase tunggal dalam satu organ yang tunggal

5 M1c Metastase multiple dalam satu terdapat organ yang multiple

6 M1d Metastase dalam organ yang multiple

2.4.2 Type dan lokasi

Type tumor didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia dan invasi.

1 Efidermoid Ca Kira-kira 5% neoplasma buli-buli –squamosa cell, anaplastik,

invasi yang dalam dan cepat metastasenya

2 Adeno Ca Sangat jarang dan sering muncul pada bekas urachus

3 Rhabdomyo sarcoma Sering terjadi pada anak-anak laki-laki (adolescent), infiltasi,

metastase cepat dan biasanya fatal

4 Primary Malignant

lymphoma

Neurofibroma dan pheochromacytoma, dapat menimbulkan

serangan hipertensi selama kencing

5 Ca dari pada kulit,

melanoma, lambung,

paru dan mammae

Mungkin mengadakan metastase ke buli-buli, invasi ke buli-buli

oleh endometriosis dapat terjadi

2.5              Patofisiologi

Page 9: Tugas individu buli  buli

Batu saluran kemih adalah agregat polikristal yang terdiri dari sejumlah kristaloid dan matrik

organik. Pembentukan batu membutuhkan suasan urin yang tersupersaturasi. Supersaturasi

tergantung pada Ph, kekuatan ion, konsentrasi solute dan komplekasi. Konstituen urin bisa

berubah sedemikian rupa dari kondisi asam pada pagi hari ke akalis setelah makan. Kekuatan ion

ditentukan terutama oleh konsentrasi relatif ion monovalen. Pada saat kekuatan ion meningkat,

koefisien aktivitasnya menurun. Koefisien aktivitas merefleksikan keberadaan ion tertentu.

Tori nukleasi menyatakan bahwa batu saluran kemih berasal dari kristal atau benda asing yang

terendam dalam urin tersuperaturasi. Teori ini ditentang oleh argumen- argumen yang memiliki

dasar yang sama didengarnya. Batu tidak selalu terbentuk pada pasien dengan hiperekskretor

atau mereka yang memiliki resiko dehidrasi. Demikian juga urin tampung 24 jam penderita batu

adalah normal dalam hal konsentrasi ion untuk terjadinya pembentukkan batu. Teori inhibitor

kristal mengklaim bahwa batu terbentuk karena tidak adanya atau rendahnya konsentrasi

Inhibitor baru separti magnesium, sitrat, pirofosfat, asam glikoprotein dan sejumlah logam-

logam trace. Teori ini tidak cukup valid dengan adanya kenyataan bahwa pada banyak orang

dengan kekurangan bahan- bahan Inhibitor tersebut masih terjadi pembentukkan batu atau

sebaliknya pada orang yang berlimpah malah didapatkan batu. Ion-ion yang berada pada di

dalam saluran kemih yang berperan dalam pembentukan buli- buli antara lain :

a.       Kalsium. Kalsium adalah ion utama dalam kristal urin. Hanya 50% kalsium plsma yang

terionisasi dan siap difiltrasi di glomerulus.

b.       Oksalat. Oksalat adalah produk sampah metabolisme dan relatif Insolubel. Normalnya

sekitar 10-50 % oksalat yang ditemukan di urin berasal dari diet. Sebagian besar adalah hasil

metabolisme.

c.       Fosfat. Fosfat adalah buffer penting dan mengkompleks dengan kalsium dalam urin.

Merupakan komponen kunci batu kalsium fosfat dan magnesium amonium fosfat. Ekskresi fosfat

urin pada dewasa normal berkaitan dengan jumlah fosfat diet ( khususnya dalam daging dairy

product dan sayuran ). 

d.      Asamurat. Asam urat adalah sampah metabolisme urin. Pka asam urat adalah 5,75. Asam

uarat yang tidak trdisosiasi akan dominan pada Ph dibawahnya.

e.       Sodium. Walaupun bukan merupakan konstituen utama batu saluran kemih, sodium

memainkan peranan yang sangat penting dalaqm regulasi kristalisasi garam kalsium.

Page 10: Tugas individu buli  buli

f.       Sitrat. Sitrat sangat berpengaruh dalam hal pembentukkan batu kalsium. Defigiensi sitrat

pada umumnya dikaitkan dengan  pembentukan batu pada penderita diare kronik, asidosis

tubular renal tipe 1 ( defek tubular distal ) dan pada penderita yang mengalami terapi tiazid

jangka lama.

g.      Magnesium. Defisiensi magnesium diet berhubungan dengan peningkatan insiden batu

saluran kemih. Magnesium adalah salah satu komponen batu struvit. Kekurangan magnesium

diet telah terbukti bisa menyebabkan peningkatan pembentukan batu kalsium oksalat dan

kristaluria kalsium oksalat.

h.      Sulfat. Sulfat urin membantu mencegah pembentukan batu saluran kemih. Karena bisa

membentuk kompleks dengan kalsium, sulfat ini berperan terutama sebagai komponen protein

urin, seperti kondritin sulfat dan heparin sulfat.

i.        Inhibitor saluran kemih lain. Terutama terdiri dari protein urin dan makromolekul lain

seperti glikosaminoglikans, pirofosfat dan uropontin

Penyebab batu saluran kemih adalah pada umumnya multifaktorial. Meskipun telah banyak

diajukan teori mengenai terbentuknya batu saluran kemih, belum ada satupun teori yang dapat

menerangkan semua penyebab batu saluran kemih secara komprehensif. Namun demikian faktor

– faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan batu tetap harus dicermati agar bisa dilakukan

deteksi dini dengan efektif. Faktor – faktor yang sudah dikenali itu antara lain : Kristaluria,

sosioekonomi, pola diet, pekerjaan, ikilm, genetika/ keluarga dan medikasi. Kondisi yang

mempengaruhi terjadinya batu buli- buli telah begitu banyak dilaporkan, antara lain :

a.       Disfungsi kemih yang kan menyebabkan statis urin atau refluks yang merupakan kondisi

optimal bagi kuman pemecah urea menyebabkan infeksi. Penyebabnya antara lain strikura uretra,

BPH, kontraktur leher, buli dan neurogenik spastik atau flasid. Telah dilaporkan bahwa ionfeksi

persisten buli- buli dan vagina pada pasien yang telah menjalani histerektomi dan iradiasi selama

27 tahun.

b.      Latrogenik dari suatu prosedur urologi. Pada suatu opersi retropubik urethropexy ( untuk

inkokntunensia urin di maksudkan mengangkat uerthrovesical junction ) digunakan sling dari

benang non- absorbable. Benag ini secaraq perlahan- lahan akan mengoresi dinding buli, hingga

masuk ke dalamnya dan menjadi puast pembentukan batu.

Page 11: Tugas individu buli  buli

2.7              Manifestasi Klinis

2.7.1        Tanda dan gejala Ca Buli – buli yaitu :

a.       Kencing campur darah yang intermitten

b.      Merasa panas waktu kencing

c.       Merasa ingin kencing

d.      Nyeri suprapubik yang constan

e.       Panas badan dan merasa lemah

f.       Nyeri pinggang karena tekanan saraf

g.      Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis

Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sistitis) dan kedua

penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan

standar untuk infeksi, gejalanya tidak menghilang.

2.8              Komplikasi

1.      Infeksi sekunder bil atumor mengalami ulserasi

2.Retensi urine bil atumor mengadakan invasi ke bladder neck

3.      Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklus

2.9              Pemeriksaan Penunjang

a.       Pemeriksaan laboratorium. Kelainan yang ditemukan biasanya hanya ditemukannya darah

dalam air kemih. Tanda adanya anemia dapat dijumpai bila terjadi perdarahan yang umumnya

terjadi pada tumor yang sudah lanjut atau dapat pula ditemukan tanda adanya gangguan fungsi

ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah yang terjadi bila tumor

tersebut menyumbat kedua muara ureter (saluran kemih).

b.      Pemeriksaan Radiologi. Pemeriksaan Foto Polos Perut dan Pielografi Intra Vena (PIV)

digunakan sebagai pemeriksaan baku pada penderita yang memiliki persangkaan keganasan

saluran kemih termasuk juga keganasan buli-buli. Pada pemeriksaan ini selain melihat adanya

filling defect (kelainan) pada buli-buli juga dapat mengevaluasi ada tidaknya gangguan pada

ginjal dan saluran kemih yang disebabkan oleh tumor buli-buli tersebut. Jika penderita alegi

terhadap zat yang digunakan pada pemeriksaan PIV, maka dapat dilakukan pemeriksaan

Page 12: Tugas individu buli  buli

ultrasonografi (USG). Foto toraks (rongga dada) juga perlu dilakukan untuk melihat ada tidaknya

metastasis ke paru-paru.

c.       Sistoskopi dan biopsy. Pemeriksaan sistoskopi (teropong buli-buli) dan biopsi mutlak

dilakukan pada penderita dengan persangkaan tumor buli-buli, terutama jika penderita berumur

40-45 tahun. Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat ada atau tidaknya tumor di buli-buli sekaligus

dapat dilakukan biopsi (pengambilan jaringan tumor) untuk menentukan derajat infiltrasi tumor

yang menentukan terapi selanjutnya. Selain itu pemeriksaan ini dapat juga digunakan sebagai

tindakan pengobatan pada tumor superfisial (permukaan ).

2.10          Penatalaksanaan

a.       Operasi. Operasi kanker yang terbatas pada permukaan dalam kandung kemih atau hanya

menyusup ke lapisan otot paling atas, bisa diangkat seluruhnya melalui sistoskopi. Tetapi sering

terbentuk kanker yang baru, kadang di tempat yang sama, tetapi lebih sering terbentuk di tempat

yang baru. Angka kekambuhan bisa dikurangi dengan memberikan obat anti-kanker atau BCG

ke dalam kandung kemih setelah seluruh kanker diangkat melalui sistoskopi. Pemberian obat ini

bisa digunakan sebagai pengobatan pada penderita yang tumornya tidak dapat diangkat melalui

sistoskopi. Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah menembus dinding kandung kemih, tidak

dapat diangkat seluruhnya dengan sistoskopi. Biasanya dilakukan pengangkatan sebagaian atau

seluruh kandung kemih (sistektomi). Kelenjar getah bening biasanya juga diangkat untuk

mengetahui apakah kanker telah menyebar atau belum.Terapi penyinaran saja atau

dikombinasikan dengan kemoterapi kadang bisa mengobati kanker. Jika kandung kemih diangkat

seluruhnya, maka harus dipasang alat untuk membuang air kemih.Biasanya air kemih dialirkan

ke suatu lubang di dinding perut (stoma) melalui suatu saluran yang terbuat dari usus, yang

disebut ileal loop. Selanjutnya air kemih dikumpulkan dalam suatu kantong. Cara untuk

mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung kemihnya telah diangkat, digolongkan ke

dalam 2 kategori:

1.      Orthotopic neobladder

2.            Continent cutaneous diversion.

Pada kedua cara tersebut, suatu penampung internal dibuat dari usus.

Pada orthotopic neobladder, penampung ini dihubungkan dengan uretra. Penderita diajarkan

untuk mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar panggul dan

meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga air kemih mengalir melalui uretra.

Page 13: Tugas individu buli  buli

Pada continent cutaneous urinary diversion, penampung ini dihubungkan dengan sebuah lubang

di dinding perut. Diperlukan kantong luar, karena air kemih tetap berada dalam penampung

sebelum dikosongkan oleh penderita dengan cara memasang selang melalui lubang di dinding

perut ke dalam penampung. Penderita melakukan pengosongan ini secara teratur. Kanker yang

sudah menyebar diobati dengan kemoterapi.

b.Radioterapy.

1.      Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade III-IV dan

stage B2-C.

2.      Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads. Penderita

dievaluasi selam 2-4 minggu dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks dan IVP, kemudian 6

minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads

selam 2-3 minggu.

c.       Chemoterapi. Obat-obat anti kanker :

1.      Citral, 5 fluoro urasil

2.      Topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy merupakan paliatif. 5- Fluorouracil

(5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling sering dipakai. Thiotepa

dapat diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita

dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam Buli-

buli selama dua jam.

Page 14: Tugas individu buli  buli

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1              Pengkajian

3.1.1 Riwayat kesehatan

a.       Keluhan utama . (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian) Pasien nyeri

saat BAK dan agak mengedan, ada benjolan pada abdomen sebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri

diseluruh tubuh terutama dipinggang.

b.      Riwayat kesehatan sekarang. (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit).

Darah keluar sedikit-sedikit saat BAK dan terasa nyeri sera sulit BAB.

c.       Riwayat kesehatan yang lalu. (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah

diderita oleh pasien). Tidak ada riwayat penyakit jantung, paru, ahti, limfe dan hipertensi. Tapi

sebelumnya pasien ada riwayat penyakit tumor di rahim dan telah menjalani pengobatan.

d.      Riwayat kesehatan keluarga. (adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota

keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetis maupun tidak). Keluarga

pasien tidak ada riwayat penyakit kanker ini maupun kanker lainnya.

3.1.2        Pemeriksaan fisik

1.      Inspeksi, tampak warna kencing campur darah, pemebesaran suprapubic bil atumor sudah

bear.

2.      Palpasi, teraba tumor 9masa) suprapubic, pmeriksaan bimaual teraba tumpr pada dasar buli-

buli dengan bantuan general anestesi baik waktu VT atau RT.

3.2              Diagnosa Keperawatan

1.      Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio

ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga

2.      Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,

infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker

3.      Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang

berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi

lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan

mengontrol nyeri

Page 15: Tugas individu buli  buli

4.      Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan

kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif

3.3              Intervensi Keperawatan

1.      Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio

ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga

Tujuan :

· Klien dapat mengurangi rasa cemasnya

· Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.

· Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.

INTERVENSI RASIONAL

a. Tentukan pengalaman klien sebelumnya

terhadap penyakit yang dideritanya.

b. Berikan informasi tentang prognosis

secara akurat.

c. Beri kesempatan pada klien untuk

mengekspresikan rasa marah, takut,

konfrontasi. Beri informasi dengan emosi

wajar dan ekspresi yang sesuai.

d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek

samping. Bantu klien mempersiapkan diri

dalam pengobatan.

e. Catat koping yang tidak efektif seperti

kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan

dll.

f. Anjurkan untuk mengembangkan

interaksi dengan support system.

g. Berikan lingkungan yang tenang dan

nyaman.

a. Data-data mengenai pengalaman klien

sebelumnya akan memberikan dasar untuk

penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.

b. Pemberian informasi dapat membantu klien

dalam memahami proses penyakitnya.

c. Dapat menurunkan kecemasan klien.

d. Membantu klien dalam memahami

kebutuhan untuk pengobatan dan efek

sampingnya.

e. Mengetahui dan menggali pola koping klien

serta mengatasinya/memberikan solusi dalam

upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi

kecemasan.

f. Agar klien memperoleh dukungan dari orang

yang terdekat/keluarga.

g. Memberikan kesempatan pada klien untuk

berpikir/merenung/istirahat.

Page 16: Tugas individu buli  buli

h. Pertahankan kontak dengan klien, bicara

dan sentuhlah dengan wajar.

h. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan

keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.

2.      Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,

infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker

Tujuan :

· Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas

· Melaporkan nyeri yang dialaminya

· Mengikuti program pengobatan

· Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin

INTERVENSI RASIONAL

a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi

dan intensitas

b. Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi,

khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien

dan keluarga tentang cara menghadapinya

c. Berikan pengalihan seperti reposisi dan

aktivitas menyenangkan seperti

mendengarkan musik atau nonton TV

d. Menganjurkan tehnik penanganan stress

(tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan),

gembira, dan berikan sentuhan

therapeutik.

e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila

perlu.

f. Diskusikan penanganan nyeri dengan

dokter dan juga dengan klien

g. Berikan analgetik sesuai indikasi seperti

a. Memberikan informasi yang diperlukan

untuk merencanakan asuhan.

b. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan

sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan

komplikasi.

c. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan

mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.

d. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping

dengan menurunkan stress dan ansietas.

e. Untuk mengetahui efektifitas penanganan

nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana

klien mampu menahannya serta untuk

mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan

anti nyeri.

f. Agar terapi yang diberikan tepat sasaran.

g. Untuk mengatasi nyeri.

Page 17: Tugas individu buli  buli

morfin, methadone, narkotik dll

3.      Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang

berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi

lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan

mengontrol nyeri

Tujuan :

· Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi

· Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat

· Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya

INTERVENSI RASIONAL

a. Monitor intake makanan setiap hari,

apakah klien makan sesuai dengan

kebutuhannya.

b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran

triceps serta amati penurunan berat badan.

c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang

lambat dan pembesaran kelenjar parotis.

d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi

makanan tinggi kalori dengan intake

cairan yang adekuat. Anjurkan pula

makanan kecil untuk klien.

e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau

busuk atau bising. Hindarkan makanan

yang terlalu manis, berlemak dan pedas.

f. Ciptakan suasana makan yang

menyenangkan misalnya makan bersama

teman atau keluarga.

g. Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi,

a. Memberikan informasi tentang

status gizi klien.

b. Memberikan informasi tentang

penambahan dan penurunan berat

badan klien.

c. Menunjukkan keadaan gizi klien

sangat buruk.

d. Kalori merupakan sumber energi.

e. Mencegah mual muntah, distensi

berlebihan, dispepsia yang

menyebabkan penurunan nafsu makan

serta mengurangi stimulus berbahaya

yang dapat meningkatkan ansietas.

f. Agar klien merasa seperti berada

dirumah sendiri.

g. Untuk menimbulkan perasaan ingin

makan/membangkitkan selera makan.

h. Agar dapat diatasi secara bersama-

Page 18: Tugas individu buli  buli

latihan moderate sebelum makan.

h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang

problem anoreksia yang dialami klien.

i. Kolaboratif

j. Amati studi laboraturium seperti total

limposit, serum transferin dan albumin

k. Berikan pengobatan sesuai indikasi

l. Phenotiazine, antidopaminergic,

corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E

dan B6, antacida

m. Pasang pipa nasogastrik untuk

memberikan makanan secara enteral,

imbangi dengan infus.

sama (dengan ahli gizi, perawat dan

klien).

i. Untuk mengetahui/menegakkan

terjadinya gangguan nutrisi sebagi

akibat perjalanan penyakit, pengobatan

dan perawatan terhadap klien.

j. Membantu menghilangkan gejala

penyakit, efek samping dan

meningkatkan status kesehatan klien.

k. Mempermudah intake makanan dan

minuman dengan hasil yang maksimal

dan tepat sesuai kebutuhan.

4.      Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan

kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif

Tujuan :

· Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada ting-katan siap.

· Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur tersebut.

· Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengobatan.

· Bekerjasama dengan pemberi informasi.

INTERVENSI RASIONAL

Page 19: Tugas individu buli  buli

a. Review pengertian klien dan keluarga

tentang diagnosa, pengobatan dan

akibatnya.

b. Tentukan persepsi klien tentang kanker

dan pengobatannya, ceritakan pada klien

tentang pengalaman klien lain yang

menderita kanker.

c. Beri informasi yang akurat dan faktual.

Jawab pertanyaan secara spesifik,

hindarkan informasi yang tidak

diperlukan.

d. Berikan bimbingan kepada

klien/keluarga sebelum mengikuti

prosedur pengobatan, therapy yang lama,

komplikasi. Jujurlah pada klien.

e. Anjurkan klien untuk memberikan

umpan balik verbal dan mengkoreksi

miskonsepsi tentang penyakitnya.

f. Review klien /keluarga tentang

pentingnya status nutrisi yang optimal.

g. Anjurkan klien untuk mengkaji

membran mukosa mulutnya secara rutin,

perhatikan adanya eritema, ulcerasi.

h. Anjurkan klien memelihara kebersihan

kulit dan rambut.

a. Menghindari adanya duplikasi dan

pengulangan terhadap pengetahuan klien.

b. Memungkinkan dilakukan pembenaran

terhadap kesalahan persepsi dan konsepsi serta

kesalahan pengertian.

c. Membantu klien dalam memahami proses

penyakit.

d. Membantu klien dan keluarga dalam

membuat keputusan pengobatan.

e. Mengetahui sampai sejauhmana pemahaman

klien dan keluarga mengenai penyakit klien.

f. Meningkatkan pengetahuan klien dan

keluarga mengenai nutrisi yang adekuat.

g. Mengkaji perkembangan proses-proses

penyembuhan dan tanda-tanda infeksi serta

masalah dengan kesehatan mulut yang dapat

mempengaruhi intake makanan dan minuman.

h. Meningkatkan integritas kulit dan kepala.

3.4              Implementasi

Page 20: Tugas individu buli  buli

1.      Mendorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan dan

prognosis kesehatan

2.      mengidentivikasi factor lingkungan yang memungkinkan resiko terjadinya cedera

3.      menelaskan kembali mengenai patofisiologi / prognosis penyakit dan perlunya pengobatan /

penanganan dalam jangka waktu yang lama sesuai prosedur.

4.      Meninjau kembali obat-obat yang didapat, penting sekali memakan obat sesuai petunjuk, dan

tidak menghentikan pengobatan tanpa pengawasan dokter. Termasuk petunjuk untuk

pengurangan dosis.

5.      Memerikan informasi pada keluarga tentang tindakan yang harus dilakukan selama pasien

merasakan sakit

Page 21: Tugas individu buli  buli

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1              Kesimpulan

Kanker buli – buli adalah kanker yang mengenai organ buli – buli (kandung kemih). Buli – buli

adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang berasal dari ginjal. Jika buli –

buli telah penuh maka maka air kemih akan dikeluarkan.

Carcinoma buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli atau kandung kemih yang akan

terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing warna merah terus.

4.2              Saran

Sehat merupakan sebuah keadaan yang sangat berharga, sebab dengan kondisi fisik yang sehat

seseorang mampu menjalankan aktifitas sehari-harinya tanpa mengalami hambatan. Maka

menjaga kesehatan seluruh organ yang berada didalam tubuh menjadi sangat penting mengingat

betapa berpengaruhnya sistem organ tersebut terhadap kelangsungan hidup serta aktifitas

seseorang.

Page 22: Tugas individu buli  buli

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2.

(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.

Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan).

Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit

buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2,

(terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan

Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.