batu buli-buli post op (askep)
TRANSCRIPT
KONSEP DASARBATU BULI – BULI
A. ANATOMI DAN FISIOLOGIKandung kencing bekerja sebagai penampung urine, organ ini berbentuk buah pir ( kendi ). Letaknya didalam panggul
besar, didepan isi lainnya dan dibelakang simfisis. Pada bayi letaknya lebih tinggi. Bagian atas ( fundus ) naik kalau kandung kencing memekar karena urine. Puncak ( apex ) mengarah kedepan bawah dan ada dibelakang simfisis fubis. Dinding kandung kencing terdiri atas sebuah lapisan terus kesebelah luar, lapisan berotot, lapisan sub mukosa dan mukosa dari epithelium transsisional ( peralihan ).
Tiga saluran bersambung dengan kandung kencing. Dua ureter bermuara secara oblik disebelah basis, letak oblik ini menghindari urine mengalir kembali kedalam ureter, uretra keluar dari kandung kencing disebelah depan, daerah segitiga diantara dua lubang ureter dan uretra disebut segitiga kandung kencing ( trigonum Vesika Urinarius ). Kandung kencing dikendalikan oleh syaraf pelvis dan serabut simpatis dari plexus hipogastrik.
B. BATASANObstruksi saluran perkemihan dapat terjadi karena adanya batu pada saluran perkemihan. Bisa mengenai sistem uregenital bagian atas atau bawah. Batu pada daerah buli-buli ( vesikolitiasis ) terjadi pada traktus urinarius bagian bawah.
C. ETIOLOGI- pH urine- Konsentrasi zat terlarut urine- Diet tinggi kalsium dan oxalat- Statis urine- Infeksi saluran kencing- Batu yang turun dari ginjal
D. PATOFISIOLOGIProses terbentuknya batu saluran kemih masih belum jelas, pembentukan batu bisa sekunder terhadap suatu kelainan metabolik primer atau karena obstruksi yang menyebabkan statis dan infeksi urinarius atau dapat idiopatik.
E. TANDA DAN GEJALA- Disuria- Hematuria- Nyeri pinggang- Nyeri tekan supra simfisis atau teraba adanya urine yang banyak ( retensi )- Pada batu yang besar dapat diraba dengan bimanual- Pada > 50 tahun dapat ditemukan adanya pembesaran prostat- Tidak semua penderita memberikan keluhan yang sama
F. PEMERIKSAAN PENUNJANGa. Urine :
- Sel darah merah meningkat ( 90 % ) ditemukan pada penderita dengan batu- Bila terjadi infeksi sel darah putih meningkat- Ekskresi kalsium, asam urat dalam urine 24 jam untuk melihat apakah terjadi hipereksresi
b. Darah - Hb, terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis- Lekositosis terjadi karena infeksi- Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal- Ca, phosfor dan asam urat
c. Rontgen- BNO / IVP untuk melihat lokasi batu apakah terjadi bendungan atau tidak
d. USGMerupakan pemeriksaan yang non invansif yang sangat membantu
G. PENGOBATAN / PENATALAKSANAANTujuan pengobatan batu buli-buli :a. Menghilangkan sumbatanb. Mengobati infeksic. Menghilangkan rasa nyerid. Mencegah terjadinya gangguan dan mengurangi gejalanya.Pengobatan dilakukan dengan :a. Operasi terbuka ( open surgery )
Pengangkatan batu melalui pembedahan ( sistolitotomi ), diangkat dari kandung kemih.b. Operasi endoskopik dengan melakukan ( litotripsi mekanik, elektronik, hidro elektrik, ultrasonic, laser ).c. ESWL ( Extra Corporeal Shock Wafe / gelombang kejut ) ini merupakan litotripsi non invasif.
H. KONSEP DASAR ASUHAN1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan BAK tiba-tiba berhenti atau tidak lancar, sakit pada daerah uretra, bila sudah berlanjut bisa terjadi hematuria.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu- Perlu ditanyakan apakah adanya batu pada sistem perkemihan bagian atas.- Apakah ada kebiasaan makan sehari lebih banyak berupa daging, susu, telur, keju atau ikan laut.- Apakah sering menahan BAK.
- Bagaimana kebiasaan minum, berapa banyak.- Apakah pernah istirahat tirah baring yang lama.- Bagaimana aktivitas sehari-hari.- Apakah ada riwayat keluarga yang mengalami batu pada sistem perkemihan.
3. Pemeriksaan Fisika. Keadaan umum klien
- Klien kelihatan sakit sekali- Tanda-tanda vital perlu diperiksa / dikaji
b. Pemeriksaan pada sistem perkemihanPalpasi pada supra pubik simfisis akan teraba adanya benda asing dan klien merasa kesakitan sewaktu ditekan.
c. Test diagnostikPemeriksaan seperti darah, urine dan rontgen.
d. Diagnosa keperawatan Pre operasi
1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) sehubungan dengan adanya renal colic.2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit sehubungan dengan terganggunya fungsi gunjal.3. Gangguan sistem vaskulanisasi sehubungan dengan terganggunya tubulus ginjal.
Post operasi1. Potensial terjadinya infeksi sekuder.2. Potensial terjadinya gangguan pernafasan akibat pembiusan.3. Potensial infeksi nasokonial sehubungan dengan pemasangan kateter dan luka operasi.4. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) akibat luka operasi.5. Potensial pembentukan batu lagi setelah operasi akibat ketidaktahuan tentang penyakit tersebut.
I. PERENCANAANa. Tindakan Medik
Tergantung dari tingkatan penyakitnya ( oleh tim medik ).b. Tindakan Perawatan
Tujuan : Mengurangi nyeri akibat renal colic.Tindakan : - Teknik distraksi
- Kompres hangat - Memberi analgetik sesuai program therapy - Mengatur posisi tidur, berbaring dengan posisi kaki ditekuk
Tujuan : Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.Tindakan : - Observasi tanda vital
- Pengaturan diet rendah garam - Memberi tindakan sesuai progran therapy
Tujuan : Mengatasi gangguan sistemik vaskularisasi.Tindakan : - Observasi tanda vital
- Pengaturan diet rendah garam - Mengurangi sress - Melaksanakan tindakan sesuai program therapy
Tujuan : Mencegah infeksi sekunder.Tindakan : - Ganti balutan sesuai teknik septik dan aseptik
- Monitor tanda-tanda infeksi - Memberikan antibiotika sesuai program therapy
Tujuan : Mencegah terjadinya gangguan pernafasan akibat pembiusan.Tindakan : - Atur posisi, ekstensikan kepala
- Observasi tanda vital Tujuan : Menghindari infeksi nasokomial.
Tindakan : Tindakan sesuai teknik septik dan aseptik. Tujuan : Memberikan rasa nyaman ( atasi nyeri ).
Tindakan : - Observasi tanda vital - Kaji tingkat nyeri / skala nyeri - Teknik distraksi - Istirahatkan pasien - Memberi obat analgetik sesuai program - Meningkatkan personal hygiene
Tujuan : Menghindari pembentukan batu kembali.Tindakan : - Memberikan pendidikan kesehatan tentang jenis makanan yang dapat menimbulkan batu.
- Menganjurkan untuk banyak minum kurang lebih 1500 cc/hari - Menganjurkan mobilisasi secara bertahap
J. EVALUASI1. Ditanya apakah ada perubahan kenyamanan setelah diberi tindakan dan apakah ada penurunan tingkat nyeri.2. Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar serta pemeriksaan laboratorium ( urea kreatinin ) untuk memantau
sampai dimana gangguan fungsi ginjal.3. Observasi perkembangan dan fungsi dari alat pernafasan setelah pasien sadar dari pengaruh bius.4. Pantau apakah tanda-tanda infeksi setelah kateter dilepas dan luka operasi sembuh dan pasien dibolehkan pulang.5. Ditanyakan apakah pasien sudah paham / mengerti dengan penjelasan yang sudah diberikan.
DAFTAR PUSTAKAEvelyn .C. Pearce. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Gramedia
Jakarta. 1993Dardjat. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Khusus. Aksara Medisana
Jakarta. 1987M, Albar, Ghani. Laporan Kasus Baru Buli – Buli Di RSU Ulin
Banjarmasin. FK Unlam RSU Ulin. Banjarmasin. 1999Marylin, E, Doenges. Nursing Care Plan. F.A, Davis Company.
Philadelpia. 1993Pusdiknas, RI. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan
Sistem Urogenital Jilid I. Jakarta. 1990Robert, Priharjo. Pengkajian Fisik Keperawatan PAM Keperawatan
Depkes RI. Yogyakarta. 1992
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN POST OPERASI BATU BULI-BULI
PADA RUANG BEDAH RSU ULIN BANJARMASIN
PENGKAJIAN
I. BIODATA
A. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tukang
Agama : Islam
Suku : Banjar
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Tatah Belayung no. 22 Banjarmasin
No. RMK : 47 34 80
Tanggal MRS : 25 Nopember 2002
Tanggal Pengkajian : 2 Desember 2002
Diagnosa Medik : Post Op Batu Buli-buli
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. H
Umur : 25 Th
Hubungan Dgn Klien : Isteri
Klien menggunakan Kartu Sehat.
II. RIWAYAT KESEHATANA. Keluhan Utama
Klien susah BAK dan terasa nyeri.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien masuk rumah sakit tanggal 25 -11-2002 jam 19.00 wita ,sejak 2 bulan
yang lalu klien mengeluh nyeri pada saat kencing , kurang lebih 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit BAK nyeri sekali dibawa berobat kemantri ada
berkurang, kemudian tanggal 25-11-2002 pagi klien mengeluh sakit
BAK,warna BAK kemerahan ,Oleh keluarga dibawa kerumah sakit ulin.
C. Riwayat Penyakit DahuluKurang lebih 1 ½ tahun yang lalu klien pernah sakit Bak dan mengeluarkan
batu. Tetapi tidak dioperasi.
D. Riwayat Penyakit KeluargaDiantara keluarga klien tidak ada yang pernah menderita penyakit seperti
klien dan tidak ada yang menderita penyakit menular dan penyakit keturunan.
III. PENGKAJIAN FISIK
A. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis, GCS : 4, 5, 6
Keadaan umum : Masih tampak lemah
Tanda vital : TD : 110/70 mmHg Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36 0C RR : 22 x/menit
B. Kulit
Kulit agak kering dan tampak kotor, tidak ada lesi dan peradangan, tekstur
baik, turgor baik, tidak anemis, ikterik tidak ada, sianosis tidak ada, tampak
adanya bekas luka operasi kurang lebih 15 cm diarah simfisis, sudah merapat
dan kering dan terdapat benang jahitan yang belum dilepas.
C. Kepala dan Leher
Bentuk kepala simetris, tidak ada lesi atau peradangan, warna rambut hitam,
tebal dan merata namun tampak kusam, pada leher tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfa, tyroid dan vena jugularis, pergerakan leher baik.
D. Penglihatan dan Mata
Pupil isokor, tidak ada peradangan, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak
anemis, fungsi penglihatan baik dapat membaca koran dalam jarak kurang
lebih 30 cm.
E. Penciuman dan Hidung
Kedua lubang hidung simetris, tidak ada kelainan seperti polip, fungsi
penciuman baik, dapat membedakan bau alkohol dan bau minyak angin.
F. Pendengaran dan Telinga
Bentuk simetris, terdapat sedikit sserumen, tidak ditemukan adanya
peradangan atau sekret yang keluar, fungsi pendengaran baik dapat
mendengar suara gesekan rambut.
G. Gigi dan Mulut
Jumlah gigi masih lengkap, tidak ada peradangan seperti stomatitis, nyeri
menelan tidak ada, fungsi pengecapan baik dapat memebdakan rasa manis dan
asin, gigi tampak kotor.
H. Dada / Pernafasan / Sirkulasi
Ekspnasi dada simetris, wheezing tidak ada, ronchi tidak ada, sesak (-),
pernafasan 22 x/menit, bunyi jantung S1 dan S2 tunggal, nadi 80 x/menit,
sianosis (-).
I. Abdomen
Nyeri tekan epigastrik (-), acites (-), perkusi terdengar bunyi tympani,
peristaltik usus 6 x/menit, tampak ada bekas luka operasi dan jahitan. Masih
ada terasa nyeri pad abekas luka operasi ( skala nyeri 2 ). Nyeri tekan daerah
operasi. Nyeri ketuk daerah operasi (skala 2).Peristaltik usus 6 x/menit. Klien
tampak sakit dan masih lemah, terlihat adanya luka operasi yang mulai kering
( tidak ada tanda-tanda infeksi ).
J. Genetalia dan Reproduksi
Klien berjenis kelamin laki-laki, bentuk normal, tanda infeksi (-), terpasang
kateter ( hari 4 ).
K. Ekstremitas Atas dan Bawah
Ekstremitas atas dan bawah bisa diegrakan secara aktif, tidak ada odema atau
peradangan.
IV. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS, SOSIAL DAN SPIRITUAL
A. Aktivitas dan Istirahat
Di rumah : Bekerja dari jam 08.00 wita – 16.00 wita, tidur malam 6 – 8 jam,
hari libur tetap bekerja.
Di RS : Klien lebih banyak ebrbaring dan kurang bergerak.
B. Personal Hygiene
Di rumah : Mandi 2 x/hari, sikat gigi 2 x/hari, keramas 2 – 3 kali
seminggu, ganti pakaian 2 x/hari.
Di RS : Sejak operasi klien tidak pernah mandi, sikat gigi dan
keramas. Klien terlihat kotor dan rambut kusam.
C. Nutrisi
Di rumah : Makan nasi 3 x/hari dengan lauk pauk, sayur-sayuran, klien
sangat suka makan jeroan dan hati.
Di RS : Makan nasi 3 x/hari, porsi yang ada selalu dihabiskan.
Minum 7 – 8 gelas/hari.
D. Eliminasi
Di rumah : BAB 1 kali perhari, BAK 5 – 6 x/hari, tidak lancar dan kadang
disertai rasa nyeri.
Di RS : BAB tidak ada sejak operasi.
BAK lewat kateter ( DC ). DC terpasang hari 4 ( terpasang
dengan baik ).
E. Seksulitas
Jenis kelamin laki-laki dan sudah berkeluarga sejak 5 tahun.
F. Psikososial
Sosialisasi : Hubungan dengan keluarga dan pasien lain cukup
baik, klien tampak kooperatif.
Mekanisme adaptasi : Klien melibatkan keluarga dalam mengatasi
masalahnya.
G. Spiritual
Sebelum operasi klien masih bisa sholat, walaupun kadang ada ketinggalan.
Sesudah operasi klien tidak pernah sholat, berhubung klien merasa kotor dan
tidak berani terlalu banyak bergerak, namun klien selalu berdoa agar
penyakitnya cepat sembuh.
V. PROSEDUR DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN
A. Laboratorium
Taggal 27 November 2002 :
Jenis Pemeriksaan Hasil Normal
- Hb 13,5 gr % 13,5-17,5 gr %
- Leukosit 5,0 juta/mm3 4,6-6,6 juta/mm3
- Waktu perdarahan 1,30 menit 1-3 menit
- Waktu pembekuan 4,30 menit 4-9 menit
- Urea 36 mg/dl 20-40 mg/dl
- Kreatinin 0,7 mg/dl 0,7-1,2 mg/dl
- Asam urat 5,4 mg/dl 2,5-7,0 mg/dl
B. Pemeriksaan Lainnya
BNO / IVP : Batu bili-buli (+), bercak opague diluar perjalanan ureter bawah.
C. Therapy Medis
- Obat oral : Ciprofloxazyn 3 x 500 mg
Mefinal 3 x 500 mg
Vitamin C 3 x 1 tablet
B Complek 3 x 1 tablet
Antrain 3 x 1 ampul IV
- Infus : RL 20 tetes/menit.
ANALISA DATA
No Tanggal Data Subyektif dan Obyektif Etiologi Masalah
1. 2-12-2002 DS : -
DO: DC terpasang hari 6.
Tindakan invasif
(pemasangan
DC)
Potensial
infeksi
nasokomial
2. 2-12-2002 DS : Klien mengatakan sejak
operasi tidak pernah BAB
dan kalau mau BAB terasa
susah.
DO: - Makanan yang dimakan
klien kurang mengandung
serat.
- Klien kurang
bergerak.
konstipasi Gangguan
pemenuhan
eliminasi
BAB
3. 2-12-2002 DS : Klien mengatakan sejak
operasi tidak pernah mandi
karena takut lukanya basah
dan terjadi infeksi.
DO: Klien kelihatan kotor dan
kusam.
Kurangnya
pengetahuan dan
infomasi
Gangguan
personal
hygiene
4. 2-12-2002 DS : Klien mengatakan luka
operasi masih terasa agak
nyeri.
DO: - Ekspresi wajah klien agak
meringis bila daerah
operasi ditekan.
- Skala nyeri 2.
Adanya luka
operasi (bekas
insisi
pembedahan)
Gangguan
rasa nyaman
(nyeri)
5. 2-12-2002 DS : Klien sering bertanya
tentang keadaan penyakitnya
apakah bisa betul-betul
Kurang
informasi
tentang
Cemas dan
ketidaktahu an
sembuh dan tidak akan
terjadi pembentukan batu
lagi setelah dioperasi dan
klien bertanya kapan boleh
pulang.
DO: Klien bertanya dengan
ekspresi wajah tampak
cemas.
penyakitnya
6. 2-12-2002 DS : Klien mengatakan dirinya
merasa kotor untuk
beribadah dan tidak berani
terlalu banyak bergerak.
DO: Klien lebih banyak berbaring
di tempat tidur dan tidak
dapat melaksanakan sholat
pada waktunya.
Kurangnya
motivasi dan
informasi
tentang
pelaksanaan
ibadah diwaktu
sakit
Gangguan
pola beribadah
(spiritual)
DAFTAR MASALAH
No Diagnosa Keperawatan Tgl Muncul Tgl Teratasi
1. Potensial terjadinya infeksi nasokomial 2 – 12 – 2002 -
sehubungan dengan tindakan invasif
(pemasangan DC) ditandai dengan :
DC terpasang hari 6.
2. Gangguan pemenuhan eliminasi BAB
sehubungan dengan konstipasi ditandai
dengan :
Klien mengatakan sejak operasi tidak
pernah BAB dan kalau mau BAB terasa
susah.
Makanan yang dimakan klien kurang
mengandung serat.
Klien kurang bergerak.
2 – 12 – 2002 -
3. Gangguan potensial hygiene sehubungan
dengan kurangnya pengetahuan dan
infomasi ditandai dengan :
Klien mengatakan sejak operasi tidak
pernah mandi karena takut lukanya basah
dan terjadi infeksi.
Klien kelihatan kotor dan kusam.
15 – 10 – 2002 -
4. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan
dengan adanya luka insisi pembedahan
ditandai dengan :
Klien mengatakan luka operasi masih
terasa agak nyeri.
Ekspresi wajah klien agak meringis bila
daerah operasi ditekan.
Skala nyeri 2.
2 – 12 – 2002 -
5. Cemas dan ketidaktahuan sehubungan
dengan kurangnya informasi tentang
2 – 12 – 2002 -
penyakitnya ditandai dengan :
Klien sering bertanya tentang keadaan
penyakitnya apakah bisa betul-betul
sembuh dan tidak akan terjadi
pembentukan batu lagi setelah dioperasi
dan klien bertanya kapan boleh pulang.
Klien bertanya dengan ekspresi wajah
tampak cemas.
6. Gangguan poal ibadah (spiritual)
sehubungan dengan kurangnya motivasi
dan informasi tentang pelaksanaan ibadah
diwaktu sakit ditandai dengan :
Klien mengatakan dirinya merasa kotor
untuk beribadah dan tidak berani terlalu
banyak bergerak.
Klien lebih banyak berbaring di tempat
tidur dan tidak dapat melaksanakan sholat
pada waktunya.
2 – 12 – 2002 -
ASUHAN PERAWATAN
Hari/Tgl Dx. kep Tujuan Intervensi Rasional Implementasi
Senin2-12-02
I Infeksi nasokomial tidak terjadi dengan kriteria :Tanda-tanda infeksi pada tempat pemasangan D. Cateter tidak terjadi sampai DC dilepas dan klien diperbolehkan pulang.
1. Pantau tanda-tanda infeksi 2 x/hari pagi dan sore.
2. Rawat tempat pemasangan D.Cateter 2 x/hari pagi dan sore.
3. Teruskan pemberian obat antibiotik sesuai jadwal.
Ciprofloxacyn 3x500 mg tab (oral).
1. Agar tadna-tanda infeksi bisa diketahui dan diatasi sedini mungkin.
2. Mengurangi resiko terjadinya infeksi.
3. Mencegah dan mengatasi infeksi.
Jam 10.00 wita1. Memantau tanda-tanda infeksi
daerah pemasangan DC.2. Merawat tempat pemasangan DC
dan membersihkannya dengan larutan betadine.
3. Memberikan obat antibiotika ciprofloxacyn 500 mg tablet (oral) jam 12.00 wita.
Senin2-12-02
II Kebutuhan eliminasi BAB teratasi dengan kriteria :Klien mengatakan BAB lancar.Makanan yang dimakan cukup mengandung serat.Mobilisasi (+).
1. Anjurkan klien untuk lebih banyak makan sayur dan buah-buahan .
2. Anjurkan klien untuk latihan (mobilisasi) seperti jalan-jalan sekitar tempat tidur.
3. Anjurkan klien untuk banyak minum air putih 2000-2500 cc/hari.
4. Kolaborasi untuk pemberian obat laxative seperti dulcolax supositoria atau tablet.
1. Sayuran dan makanan berserat baik untuk pencernaan dan mengatasi konstipasi.
2. Mobilisasi dapat meningkatkan metabolisme dan kerja alat pencernaan.
3. Untuk mempermudah pencernaan.
4. Untuk melembekkan faeces dan melancarkan BAB.
Jam 10.15 wita1. Menganjurkan klien untuk lebih
banyak makan sayur dan buah-buahan (pisang, pepaya).
2. Menganjurkan klien untuk latihan (mobilisasi) seperti jalan-jalan sekitar tempat tidur.
3. Menganjurkan klien untuk banyak minum air putih 2000-2500 cc/hari.
4. Memberian obat laxative seperti dulcolax 1 tablet (oral) jam 12.00 wita.
Senin 2-12-02
III Personal hygiene klien terpenuhi dengan kriteria :Klien terlihat bersih dan dapat melaksanakan kebersihan diri secara mandiri..
1. Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene seperti mandi atau menyeka klien dan mengganti pakaian.
2. Anjurkan keluarga klien agar membantu klien didalam memenuhi kebersihan diri.
1. Memberi rasa nyaman dan kebersihan diri terjaga dan mengurangi resiko infeksi pada luka operasi.
2. Meringankan beban klien dalam hal pemenuhan kebersihan diri.
Jam 13.15 wita1. Membantu klien untuk memenuhi
kebersihan diri (mandi atau menyeka klien dan mengganti pakaian).
2. Menanjurkan dan melibatkan keluarga keluarga klien agar membantu klien didalam memenuhi kebersihan diri.
Senin2-12-02
IV Rasa nyeri hilang/teratasi dengan kriteria :Klien mengatakan nyeri hilang.Ekspresi wajah klien tidak meringis dan kesakitan.
1. Kaji status nyeri, intensitas dan karakteristik nyeri tiap ada keluhan dari klien.
2. Atur posisi klien senyaman mungkin tiap 2 jam sekali atau sesuai kebutuhan klien.
3. Observasi tanda-tanda vital setiap 6 jam sekali.
4. Kolaborasi pemberian analgetik seperti mefinal 3x500 mg tablet.
1. Untuk mengetahui tingkat nyeri dan mempermudah dalam hal tindakan selanjutnya untuk mengatasi nyeri.
2. Posisi yang nyaman dapat mengurangi rasa nyeri.
3. Rasa nyeri dapat mengakibatkan perubahan tanda vital.
4. Obat analgetik dapat mengurangi/mengatasi rasa nyeri.
Jam 11.30 wita1. Mengkaji status nyeri yang dialami
klien.
Jam 11.50 wita2. Mengatur posisi klien tiap 2 jam
sekali atau sesuai kebutuhan. jam 12.00 wita3. Mengobservasi tanda-tanda vital
(tensi, nadi, suhu, respirasi).4. Memberikan obat analgetik mefinal
500 mg 1 tablet (oral).
Senin2-12-02
V Cemas dan ketidaktahuan hilang dengan kriteria :Klien mengatakan sudah paham/mengerti dengan penjelasan yang sudah diberikan dengan ekspresi wajah tenang.
1. Berikan pendidikan kesehatan baik tentang keadaan luka operasi, proses atau penyebab terjadinya batu kembali, makanan yang dimakan, cairan yang harus diminum, cara perawatan luka operasi.
2. Bila perlu tanyakan kembali pada klien apakah sudah paham tentang penjelasan yang diberikan dan minta klien untuk mengulang kembali apa-apa yang sudah dijelaskan.
1. Agar klien paham betul tentang penyakitnya dan klien tidak cemas dan takut.
2. Agar klien tidak cepat lupa dengan penjelasan yang sudah diberikan.
Jam 12.50 wita1. Memberikan pendidikan kesehatan
kepada klein dan keluarganya tentang keadaan luka operasi, proses atau penyebab terjadinya batu kembali, makanan yang dimakan, cairan yang harus diminum, cara perawatan luka operasi.
2. Meminta klien untuk mengulang kembali penjelasan yang sudah diberikan.
Senin2-12-02
VI Ibadah klien bisa terpenuhi dengan kriteria :Klien mengatakan sudah bisa sholat dengan lancar dan sesuai waktunya.
1. Motivasi klien untuk mau sholat dan berikan penjelasan tentang cara menjalankan sholat sewaktu sakit.
2. Ajak keluarga untuk turut memotivasi agar klien mau sholat.
1. Agar klien tahu cara menjalankan shoalt di waktu sakit dan mau melaksanakannya.
2. Untuk lebih meningkatkan motivasi dan semangat klien untuk beribadah.
Jam 13.00 wita1. Memberikan motivasi dan
penjelasan kepada klien.
Jam 13.15 wita2. Mengajak keluarga untuk turut
memotivasi agar klien mau sholat.
CATATAN PERKEMBANGAN
No Tanggal / Tgl Dx.Kep Catatan Perkembangan
1 Selasa
3-12-2002
I S : -
O: Dawer kateter hari ke 7 belum ada tanda-tanda infeksi
A: Masalah tidak terjadi
P : Teruskan Intervensi
I :
Jam 08.30 melanjutkan Intervensi:
- Memantau tanda-tanda infeksi
- Merawat tempat pemasangan DC
- Memberikan obat oral ( ceprofloxadyn 500 mg 1
tablet ) jam 12.00 wita
E : Infeksi daerah pemasangan DC dan luka operasi tidak
terjadi.
2 3-12-2002 II S : Klien mengatakan masih belum ada Bab
O:
klien belum ada Bab
klien hanya makan sayur sedikit sekali, tapi sudah
mulai banyak makan buah dan makanan yang
berserat.
A: Masalah belum teratasi
P : Teruskan Intervensi.
I :
Jam 09.00 wita melanjutkan Intevensi
- memberikan penkes kepada klien dan keluarga
- menganjurkan klien banyak makan sayur dan
makanan berserat
- menganjurkan klien agar banyak bergerak dan
banyak minum sedikitnya 6-8 gelas sehari.
- Memberaikan obat laxatik ( Dulcolac tablet ) jam
13.00 wita
E : Klien masih belum bisa Bab dengan lancar.
3 3-12-2002 III S : Klien menagatakan sudah paham tentang pentingnya
menjaga personal hygiene dan sudah tahu cara
membersiuhkan diiri tanpa kasusu mandi.
O: Klien sudah tidak kelihatan kotor dan kusam lagi.
A: Masalah teratasi.
4 3-12-2002 IV S : Klien mengatakan rasa nyerinya hanya sedikit dan
sudah berkurang
O: Klien tidak nampak meringis bila daerah luka operasi
ditekan ( skala nyeri 1 ). Tanda vital ( jam 12.00 wita )
T/d 120/70 mmhg, suhu 36 C, Nadi 80 x/menit R/R 20
x/menit.
A: Masalah mulai teratasi
P : Teruskan Intervensi
I : Jam 08.15 melanjutkan Intervensi.
- Mengkaji status nyeri
- Mengatur posisi tidur dan duduk klien
- Mengukur tanda vital klien
- Memberikan obat anlgetika ( mefinal 500 mh 1
tablet ) peroral.
E : Nyeri sudah berkurang ( skala nyeri 1 ).
5 3-12-2002 V S : Klien mengatakan sudah paham tentang keadaan luka
operasi,pengobatan dan perawatan ,kondidi serta
pencegahan penyakitnya.
O: Ekspresi wajah klien tampak tenang dan klien dapat
mengulang kembali apa yang dijelaskan.
A: Masalah sementara teratasi
P : Kapan perlu dilakukan kembalai intervensi bila klien
mau pulang.
I : jam 10.15 wita
- memberikan penjelasan kembali bila perlu
- menanyakan pada klien apa yang perlu dibantu
tentang keadaannya.
E : Klien mengerti tentang keadaan penyakitnya.
6 3-12-2002 VI S : Klien mengatakan sudah mulai bisa sholat walaupun
hanya dari tempat tidur.
O: Klien sudah banyak bergerak dan bisa melaksankaan
sholat pada waktunya
A: Masalah teratasi
P : Teruskan Intervensi
I : Jam 12.00 wita melanjutkan Intervensi
- memberikan motivasi terus pada klien
- melibatkan keluarga agar memberi motivasi pada
klien secara terus menerus.
E : Masalah ibadah sementara dapat teratasi.