buli for irma
DESCRIPTION
jjTRANSCRIPT
Usaha pengembangan ternak sapi potong berupa ranch didirikan pada tahun
1971 atas kerjasama dan usaha patungan antara PT. Bila dengan United Livestock
Service dari Virginia Texas USA dalam rangka Penanaman Modal Asing dengan
komposisi saham 10% PT. Bila dan 90% pihak United Livestock Service. Dari
kerjasama dua perusahaan ini membentuk suatu perusahaan yang diberi nama PT.
United Livestock dengan akte notaris Abdul Latief No. 64 tanggal 27 Agustus 1971 di
Jakarta dan disempurnakan dengan akte notaris No. 159 tanggal 25 April 1972.
Untuk mendirikan usaha ternak sapi potong maka dimohon kepada pemerintah lokasi
tanah Negara yang terletak di Desa Bila dan batu Kecamatan Dua Pitue Dati II Sidrap
Sulawesi Selatan. Permohonan perusahaan pada saat itu seluas 15.000 Ha. Setelah
permohonan disetujui, dilakukan survei dan sosialisasi antara Dinas Jawatan terkait dan
masyarakat dan selanjutnya diadakan pengukuran oleh petugas kantor Agraria pada
tahun 1970. Hasil pengukuran pada saat itu hanya seluas 11.900 Ha. Setelah semua
persyaratan dapat dipenuhi oleh PT. United Livestock, diterbitkanlah seretifikat Hak
Guna Usaha (HGU) dengan Surat Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor :
HGU/PA.71 tanggal 9 November 1971. usaha inipun resmi beroperasi tahun 1971.
lokasi perusahaan diberi nama BILA RIVER RANCH karena berbatasan dengan sungai
Bila, sekarang bendungan Bila.
Usaha pokok PT. Berdikari United Livestock adalah pengembangbiakan ternak sapi
potong jenis utama sapi Brahman Cross dan Sumba Onggole yang ada di Bila River
Ranch maupun di Holding Ground KM. 11 Lainungan.
Pada akhir tahun 1974 bulan November, saham-saham pihak PT. United Livestock
dibeli oleh BULOG menyusul saham-saham PT. Bila. Jadi pada tahun 1975, saham-
saham ini 100% dimiliki oleh BULOG dengan Akte Notaris Abdul Latief No. 124 tanggal
23 September 1980, serta akte notaris dan tambahan berita negara tanggal 21 Juli
1972, No. 58 dengan perincian dan persetujuan dari :
1. Surat Persetujuan Bapak Presiden RI No. 80/Pres/6/1971, di Jakarta tanggal 18 Juli
1971.
2. Surat Keputusan Bapak Menteri Pertanian No. 364/KPTS/UNIS/1971.
Perusahaan ini dibeli oleh BULOG dengan asumsi untuk stabilitas harga daging yang
pada saat itu mengalami hambatan karena devisi harga pokok produksi dengan operasi
pasar dalam moment-moment tertentu tidak dapat ditanggulangi oleh pemerintah. Lalu
dianjurkan oleh pemerintah bahwa BULOG tidak mengelola usaha peternakan sehingga
pada tahun 1980 semua saham dan aset termasuk seluruh karyawan dihibahkan
kepada PT. PP Berdikari (BUMN) sempai sekarang. Diawal pembelian saham-saham
tahun 1974 terdapat 800 ekor sapi Bali, tahun 1975 diimpor calon induk (Pregnant
Heifer) dari Australia sebanyak 1.150 ekor dan pejantan 100 ekor. Tahun 1976
ditambah lagi 300 ekor induk Sumba Ongole. Jadi populasi ternak pada akhir tahun
1976 sebanyak 2350. selanjutnya pada tahun 1994 d impor lagi sapi heifer pregnant
sebanyak 801 ekor dan pejantan 20 ekor jenis Brahman Cros dari Australia. Dari
perkembangan usaha hingga tahun 1998 sebanyak 5380 ekor. Kelahiran anak sapi
setiap tahun berkisar ±1300 ekor dan penjualan berkisar ± 1000 ekor pertahun.
2. Letak dan Luas Lokasi
Usaha peternakan Bila River Ranch terletak di Desa Bila Riase Kecamatan Pitu Riase
Kabupaten Dati II Sidenreng Rappang dan dikelilingi oleh 4 desa yaitu :
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bila Riase
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Barukku
e. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lagading
f. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Compong
Adapun jarak lokasi ini dari ibukota Kabupaten Sidrap (Pangkajene) ± 39 km,
sedangkan dari ibukota kecamatan Tanru Tedong ± 11 Km. Perjalanan ke Lokasi dari
ibukota Kecamatan ditempuh sekitar 30 menit.
Menurut hasil ukur kantor PBB wilayah Parepare tahun 1987, HGU yang dikuasai
hanya berkisar 7000 Ha terdiri dari padang rerumputan dan hutan belukar konservasi
air di dalam pagar batas keliling. Jadi HGU yang dikuasai kurang dari 11.900 Ha atau
kurang sekitar 4990 Ha. Kekurangan ini diperkirakan sebagian di daerah perbatasan
Batu, Tompong, Lagading dan Bila Riawa dan untuk tetapnya baru bisa diketahui
setelah diadakan pengukuran kembali yang direncanakan akhir 1999 dan proses izin
perpanjangan HGU. Adapun teksiran luas masing-masing Paddock dan Feedlot dapat
dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Taksiran Luas Pddock dan Feedlot Bila River Ranch No. Nama Lokasi Awal Hutan Invasi Efektif
1. Addituang 672,20 168,05 235,27 268,882. Lanro Taun I 292,65 43,90 117,06 131,693. Lanro Taun II 392,20 98,05 137,27 156,884. Salo Marra 650,07 130,01 97,51 422,555. SP. Tomana 212,07 85,09 10,64 117,006. SP. Mabborong 319,08 79,77 31,91 207,407. BK.Majalajalae 558,26 223,30 72,57 262,388. Lamasisa 304,51 76,130 15,25 213,169. Tanatoriddi 159,27 39,82 7,96 111,4910. Cent I,II dan III 455,00 45,50 0,00 409,5011. Cent IV 85,00 8,5 0,00 76,5012. LGD I,II 452,50 158,38 0,00 294,1313. Salo Batulappa 120,20 24,04 0,00 96,1614. Flores 15,00 0,75 10,50 3,7515. Lawawoi I dan II 89,80 17,96 0,00 71,8416. Bila 100,10 20,02 0,00 80,08
17. Jambu Mente 25,00 2,50 0,00 22,5018. Ulue 125,00 12,50 31,25 81,2519. Beli I,II, & Botto 242,80 24,28 0,00 212,5220. Barukku I dan II 95,30 14,30 0,00 81,0121. Kandang C 38,76 1,94 7,75 29,0722. Salo Jambu 925,40 555,24 323,89 46,2723. Bottolibu 455,00 136,50 159,25 159,25
Total 6.785,82 1.966,52 1.258,06 3.561,24Sumber : Bila River Ranch, 2005
3. Sumber Daya Manusia
Jumlah tenaga kerja pada PT. Berdikari United Livestock (Persero) pada tahun 1999
tercatat sebanyak 105 orang yang terdiri dari 9 orang wanita dan 96 orang pria. Jumlah
tenaga kerja yang ada dalam perusahaan terdistribusi menurut jabatan, tingkat
pendidikan, dan status pekerjaan.
Tabel 4. Tenaga Kerja Menurut Jabatan Pada PT. Berdikari United LivestockNo. Jabatan Jumlah (orang) Persentase
1. Direksi 2 1,902. Manajer 5 4,753. Kasie/Stockman 15 14,284. Fungsional 11 10,485. Pekerja 72 68,57
Jumlah 105 100Sumber : Bila River Ranch, 2005
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja terbanyak adalah pekerja yaitu
72 orang atau 68,57% dari total jumlah tenaga kerja. Tingginya jumlah pekerja karena
pekerja yang paling banyak terjun langsung dilapangan, baik pada unit fattening,
breeding dan feeding, sedangkan untuk jabatan direksi hanya 2 orang atau 1,90% yaitu
commisaris dan managing director.
Tabel 5. Tenaga Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Pada PT. Berdikari United Livestock
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase1. Strata dua (S2) 1 0,952. Strata satu (S1) 8 7,623. Sarjana Muda 2 1,904. SLTA 18 17,145. SLTP 5 4,766. SD 71 67,62
Jumlah 105 100Sumber : Bila River Ranch (2005)
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa tenaga kerja didominasi oleh tenaga kerja dengan
tingkat pendidikan sekolah dasar dengan jumlah 71 orang atau 67,62% dari total tenaga
kerja. Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan sekolah dasar tersebut sebagai buruh
kasar yang tersebar diberbagai unit perusahaan. Sedangkat tingkat pendidikan tertinggi
yaitu Strata dua (S2) sebanyak 1 orang atau 0,95 sebagai manager.
Distribusi tenaga kerja menurut status dapat ditunjukkan pada tabel 6 berikut ini :
Tabel 6. Tenaga Kerja Menurut Status pada PT. Berdikari United LivestockNo. Pekerja Jumlah (orang) Persentase
1. Tetap 75 71,43%2. Kontrak 9 8,57%3. Harian 21 20%
Jumlah 105 100%Sumber : Bila River Ranch, 2005
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa tenaga kerja berdasarkan status pekerja tetap
didominasi oleh pekerja tetap sebanyak 75 orang atau 71,43%, sedangkan status
pekerja harian sebanyak 21 orang atau 20%, dan status kontrak sebanyak 9 orang atau
8,57%.
B. Profil PT. Berdikari United Livestock
Berdasarkan Keputusan Mentri Badan Usaha Milik Negara Nomor :
Kep-100/MBU/2002 yang dimaksud BUMN adalah 1) Perusahaan perseroan (Persero)
sebagaimana dimaksud dalam peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 dan
Perusahaan Umum (PERUM) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah
nomor 13 Tahun 1998, 2) Perusahan BUMN adalah berbentuk Perseroan terbatas yang
sekurang-kurangnnya 51% sehamnya dimiliki oleh BUMN.
PT. Berdikari United Livestock adalah merupakan anak perusahaan PT. Berdikari
(Persero). PT. Berdikari United Livestock yang termasuk dalam kelompok Non-
Infrastruktur (Nomor : Kep-100/MBU/2002;Lampiran-1). Perusahaan ini berkedudukan
di Bila Kabupaten Sidrap dan Parepare Sulawesi Selatan yang didirikan sejak tahun
1971 melalui akte notaris No. 64 tanggal 27 Agustus 1971. Anggaran perusahaan telah
mengalami pergantian beberapa kali, terakhir untuk penyesuaian Undang-undang No. 1
tahun 1995. dengan Akte Notaris Lindasari Bachroem, SH No. 50 tanggal 24 Juni 1999
dengan Pengesahan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No. C-7422 HT.01.04 tahun 2000 tanggal 27 Maret 2000.
Lokasi untuk pengembang biakan sapi (Breeding) berada di Bila, Kelurahan
Pituriase Kabupaten Sidenreng Rappang Propinsi Sulawesi Selatan yang dikenal
dengan Bila River Ranch (BRR), lokasi penggemukan Sapi (Fattening) selain berada di
Bila Rever Ranch, juga terdapat di Lainungan Kabupaten Sidrap. Luas areal BRR
6.623,10 Ha dengan Status Hak Guna Usaha (HGU) diperoleh berdasarkan SK Badan
Pertanahan Nasional No. 16/HGU/BPN/2002 tanggal 31 Januari 2002. sedangkan areal
PENASEHAT
KONSULTAN
KEAMANAN
penggemukan sapi berlokasi di KM 11 Lainungan sebesar 218,54 Ha dengan status
HGU sesuai SK HGU No. 18 tahun 2003.
C. Visi dan Misi Perusahaan
Visi perusahaan adalah menjadi Perusahaan Peternakan Sapi Potong/Pedaging
terbesar dan terbaik di Indonesia. Sedakan Misi Perusahaan adalah : melaksanakan
kegiatan usaha dibidang Agribisnis yang terfokus pada pengembangbiakan ternak sapi
potong/pedaging, penggemukan dan perdangangan baik untuk potong maupun untuk
ternak bibit.
D. Struktur Organisasi, Tugas dan Wewenang
Sebagai perwujudan distribusi dan pebagian tugas dalam rangka pencapaian
tujuan perusahaan maka dijabarkan dalam sebuah struktur organisasi. Berdasarkan SK
No. 05/SK-DIR/BULI/V/99 tanggal 1 April 1999 struktur organisasi PT. Berdikari United
Livestock adalah sebagai berikut :
RUPS
KOMISARIS
DIREKTUR
GM
PENGEMBANGAN USAHA &
UMUM
Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Berdikari United LivestockSumber: PT. Berdikari United Livestock
a. Tugas dai wewenang sebagai berikut :
1. Commisaris
a) Melakukan pengawasand an memberikan nasehat kepada managing director
dalam menjalankan pengurusan perusahaan meliputi Rencana Jangka Panjang
(RJP) dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), ketentuan Anggaran
Dasar serta Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
b) Mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan, memberikan pendapat dan
saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai masalah yang
dianggap penting bagi pengurusan perusahaan.
c) Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi menurunnya kinerja
perusahaan.
2. Managing Director
a) Melaksanakan pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan
perusahaan, serta mewakili perusahaan baik di dalam maupun diluar.
b) Menyiapkan Rencana Jangka Panjang (RJP) dan RKAP (Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan)
c) Menyerahkan perhitungan tahunan perusahaan kepada akuntan publik atau
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
3. Manajer Breeding
a) Menyusun rencana kerja dan jadwal kegiatan unit secara terperinci setiap bulan
b) Bertanggungjawab terhadap seluruh jumlah ternak yang ada di unit breeding.
Melakukakan pengawasan dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan induk-
induk, heifer dan induk kering, induk bunting, pejantan dan calon pejantan serta
kuda.
c) Bertanggungjawab atas kondisi ternak, melakukan tindakan terhadap ternak-
ternak yang kondisinya menurun.
d) Senantiasa meningkatkan kelahirran, kualitas ternak dan menekan segala
resiko kematian, jual paksaa/kecelakaan serta melakukan penyapihan setiap
waktu.
e) Bertanggungjawab terhadap seluruh serana dan prasarana unit breeding
f) Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan unit-unit kegiatan lainnya.
g) Dalam melaksanakan tugas, dibantu oleh stockman dan kepala kelompok serta
bertanggungjawab kepada managing director.
4. Manajer fattening
a) Menyusun rencana kerja dan jadwal kegiatan unit secara terperinci setiap bulan
b) Bertanggungjawab terhadap seluruh jumlah ternak yang ada di unit fattening
c) Melakukan pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan starter,
grower, fisher di Bila River Ranch dan Holding Ground Km 11
d) Bertanggungjawab terhadap peningkatan berat badan ternak
e) Menetapkan jumlah pemberian pakan, waktu pemberian pakan, waktu
penimbangan, bersama unit feedmil menentukan susunan ransum serta kualitas
pakan yang dikehendaki unit fattening
f) Bertanggungjawab atas penjualan ternak, hasil penjualan ternak dan tepat
waktu mengirim ternak sesuai dengan program kerja.
g) Bertanggungjawab terhadap sarana dan prasarana unit fattening
h) Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan unit-unit lainnya.
i) Dalam melaksanakan tugas dibantu oleh stockman dan kepala seksi dan
bertanggungjawab kepada managing director.
5. Manajer Feedmil
a) Menyusun rencana kerja dan jadwal kegiatan unit secara terperinci setiap bulan
b) Bertanggungjawab atas tersedianya kebutuhan pakan ternak baik konsentrat,
mineral dan hijauan serta memperhatikan kualitas dan kuantitas rumput seluruh
pada penggembalaan baik untuk unit fattening maupun untuk unit breeding.
c) Bertanggungjawab terhadap stock bahan baku pakan, konsentrat, mineral dan
hijauan serta seluruh sarana dan prasarana.
d) Bersama-sama unit fattening dan unit breeding membuat komposisi ransum
khususnya konsentrat serta peningkatan nutrisi dari rumput potong maupun
limbah pertanian.
e) Bertanggungjawab terhadap distribusi pakan konsentrat maupun hijauan yang
diminta oleh unit fattening maupun unit breeding sersuau jumlah yang diminta
serta tepat waktu.
f) Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan unit feedmil serta
mengambil tindakan apabila diperlukan khususnya kondisi rumput lapangan
penggembalaan yang dikoordinasikan dengan unit breeding.
g) Bertanggungjawab terhadap sarana dan prasarana unit breeding
h) Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh stockman dan bertanggungjawab
kepada managing director.
6. Manajer Administration and Finance
a) Menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan beserta evaluasinya
bersama unit atau bagian (RKAP, RJP, Laporan Triwulan, Laporan Kinerja dan
Annual Report).
b) Bertanggungjawab terhadap administrasi ternak, non ternak dan keuangan.
c) Menyusun proyeksi arus kas, laba atau rugi dan neraca
d) Bertanggungjawab terhadap arus keuangan perusahaan.
e) Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh kepala bagian finance, administrasi
dan HRD (Human Resource and Development) serta bertanggungjawab kepada
managing director.
7. Staf Managing Director
a) Consultan
1) Memberi pemikiran dan konsep-konsep pengembangan usaha demi
peningkatan produksi.
2) Mengevaluasi kelayakan setiap kegiatan yang dikembangkan
3) Memberi petunjuk dan saran-saran pelaksanaan operasional setiap
kegiatan.
b) Corporate
1) Merangkum laporan unit-unit dan menyusun laporan perusahaan.
2) Bertanggungjawab atas hasil evaluasi seluruh kegiatan unit yang akan
dipilih dasar untuk kebijakan dan keputusan serta perencanaan.
3) Membuat percobaan-percobaan untuk pengembangan usaha dan
berorientasi pada efisiensi dan efektifitas.
4) Melakukan komunikasi pada instansi diluar perusahaan sebagai sumber
informasi pengemban usaha.
5) Bertanggungjawab kepada managing director.
c) Veteriner
1) Menyusun rencana kerja dan jadwal kegiatan unit secara terperinci
2) Bertanggungjawab atas kesehatan seluruh ternak dan melakukan tindakan
pencegahan penyakit terutama penyakit menular serperti SE, Anthrax dan
Brucellosis.
3) Melakukan pemeriksanaan kebuntingan (PKB), melaksanakan kawin suntik
(IB) dan pemberian obat cacing.
4) Membuat rencana dan jadwal kebutuhan obat-obatan ternak serta
kebutuhan lainnya yang menyangkut program kegiatan kesehatan hewan.
5) Senantiasa melakukan koordinasi dengan unit-unit lain untuk kegiatan yang
dilakukan oleh kesehatan hewan.
6) Senantiasa membuat Berita Acara Kematian dengan memaparkan sebab
dan akibat kematian tersebut sesuai blanko yang sudah disiapkan baik
untuk unit breeding maupun fattening dan dilaporkan kepada managing
director.
7) Dalam melakukan kegaitan dibantu oleh paramedis serta seluruh personil
unit yang akan melakukan kegiatan.
8) Bertanggungjawawab atas stok obat-obatan serta peralatan hewan
9) Mengontrol kualitas bahan baku pakan ternak dan obat-obatan (Quality
control) untuk meningkatkan produktivitas ternak
10)Bertanggungjawab kepada managing director.
8. Stockan dan Kepala Bagian
a) Bartanggungjawab terhadap unit kegiatan masing-masing
b) Senantiasa melakukan koordinasi dan komunikasi dengan seksi/stockan
lainnya yang menyangkut jadwal kegiatan dan permasalahan yang terjadi
untuk diambil tindakan secepatnya.
c) Dibantu oleh pekerja-pekerjanya.
d) Bertanggungjawab kepada masing-masing manajer.
b. Proses Pengadaan Sapi Potong
Untuk memperlancar roda kegiatan perusahaan, maka salah satu unsur penting
yang perlu diperhatikan adalah menjaga agar produk tetap tersedia. Khususnya pada
PT. Berdikari United Livestock dengan usaha peternakan sapi potong, maka
ketersediaan ternak sapi potong adalah hal yang mutlak dilakukan. Oleh karena itu
bagian yang berkaitan dengan produksi, yaitu unit breeding selalu mengusahakan
pengadaan sapi potong secara terus menurus, baik melalui usaha pengadaan sapi dan
adanya kelahiran ternak berdasarkan pengelompokan perkawinan maupun pengadaan
sapi melalui usaha pembelian dari luar perusahaan. Bentuk pengadaan ternak sapi
potong akan dijelaskan berikut ini:
1) Pengadaan Sapi Melalui Pengelompokan Perkawinan
Pengadaan sapi melalui pengelompokan perkawinan dapat dilakukan dengan
mengusahakan kelahiran ternak dari induk-induk ternak yang sudah diseleksi untuk
dijadikan sebagai induk sapi yang berpeluang besar melahirkan anak sesuai yang
diharapkan.
Dari ternak yang susah diseleksi tersebut, kemudian dilepaskan ke lokasi
pengembalaan dengan menggunakan dua sistem pengelompokan perkawinan masing-
masing sebagai berikut :
1. Kelompok Perkawinan Bila Special Breed
Kelompok perkawinan ini dapat menghasilkan bibit unggul dari hasil
perkawinan pejantan hasil ET, dengan induk-induk terbaik hasil seleksi. Dari
hasil perkawinan ini menghasilkan bibit unggul yang diberi nama Bila Special
Breed atau lebih dikenal dengan istilah “Bis Breed”
2. Kelompok Perkawinan Komersil
Kelompok ini dikatakan kelompok perkawinan special karena dari hasil
perkawinan sapi yang pertumbuhannya cepat dengan kualitas daging yang
tinggi, pada kelompok perkawinan ini dipilih sapi jenis :
a) Bali dara ( Peranakan Onggole) dikawinkan dengan pejatan Bali Gundul
(tidak bertanduk)
b) Induk Onggole (SO,PO) dikawinkan dengan sapi pejantan Onggole (SO)
c) Induk BX dikawinkan dengan Onggole (SO). Jenis sapi yang dihasilkan
dari kelompok perkawinan ini diberi nama “Komersil Bila Cross” atau yang
lebih dikenal dengan istilah “Kalbi Cross”.
2) Pengadaan Sapi dari Luar Perusahaan
Agar persediaan ternak sapi potong tetap stabil, maka pihak perusahaan juga
mengusahakan pengadaan sapi melalui usaha pembelian dari luar perusahaan.
Pembelian sapi yang dilakukan perusahaan selama ini pada umumnya berasal dari
petani dan perusahaan-perusahaan lain disekitar lokasi perusahaan dan dari daerah-
daerah lain seperti Wajo, Luwu, Enrekang, Bone, dan Pinrang.
Sapi yang bibeli dari luar perusahaan terlebih dahulu digemukkan dengan sistem
Feedlot dalam jangka waktu beberapa bulan dan setelah mencapai berat badan rata-
rata 275-450 Kg per ekor, maka sapi-sapi tersebut baru dijual kepada konsumen.
Dari usaha pengadaan sapi potong baik yang dilakukan dengan sistem
pengelompokan perkawinan maupun dengan usaha pembelian dari luar perusahaan,
maka terdapat empat jenis sapi yaitu :
a) Jenis Sapi Bali
Sapi jenis ini adalah merupakan banteng yang telah dijinakkan dari bersal
dari Bali. Adapun ciri-ciri sapi Bali adalah :
1. Jantan dewasa berwarna hitam
2. betina berwarna coklat dengan spesifikasi warna putih pada bagian
pantat dengan kaki mulai taspol ke bawah.
3. tinggi badan dewasa berkisa antara 130-135 cm
4. berat badan antara 300-400 Kg/Ekor.
b) Jenis Sapi Onggole
Merupakan sapi Zebu yang bersal dari India. Adapun ciri-ciri sapi Onggole
adalah :
1. Hidup berkelompok
2. tinggi badan dewasa berkisar antara 135-150 cm
3. berat rata-rata berkisar 450-600 Kg/ekor
c) Jenis Sapi Australia (Brahman Cross)
Termasuk golongan sapi Zebu yang dikembangkan di Australia yang beriklim
panas. Dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1974. Adapun ciri-ciri sapi jenis ini
adalah : Merupakan sapi Zebu yang bersal dari India. Adapun ciri-ciri sapi Onggole
adalah :
1. tinggi badan rata-rata berkisar aantara 140-160 cm
2. berat badan 500-700 Kg/ekor dan berpunuk
d) Jenis Sapi Peranakan
Sapi Jenis ini merupakan hasil perkawinan sendiri dengan menggunakan
pejantan Onggole dari Australia dengan ciri-ciri yang menerupai sapi jenis Onggole.
Dari jenis-jenis sapi ini, dikelompokkan lagi menurut umurnya sebagai
berikut :
1. Calf, yaitu sapi yang dikelompokkan pada umur 1-7 bulan
2. weaner, yaitu sapi yang telah dipisahkan dengan induknya, berumur 6
bulan – 1 tahun.
3. Heifer (sapi dara) dan calon bull (jantan muda) sapi yang berumur 1-2
tahun
4. Cow (induk) dan Bull (pejantan) sapi dewasa umur 3 tahun keatas.
c. Sistem Penggemukan Sapi
Sebagai salah satu usaha peternakan sapi potong yang tergolong besar,
menerapkan manajemen penggemukan dengan sistem feedlot yaitu sistem
penggemukan dengan dikandangkan dan pakan diberikan dalam kandang tersebut.
Pada unit penggemukan Bila River Ranch memiliki 8 unit kandang penggemukan
yang masing-masing dinamakan kandang A,B,C,D,F,G,H. masing-masing kadang
dibagi menjadi 10 petak. Setiap petak kandang yang luasnya 24 m2 ( 4m x 6m ) dapat
menampung 10 Animal Unit, yaitu 20 ekor sapi muda atau 10 ekor sapi dewasa.
Sapi-sapi yang digemukkan pada unit Bila Ranch River terdiri dari dua fase yaitu
fase starter dan fase growser. Sapi yang tergolong pada fase strarter yaitu sapi dengan
berat 100 – 175 Kg. Sedangkan sapi yang tergolong sapi growser yaitu sapi dengan
berat 176 – 250 Kg.
Pemberian pakan untuk ternak yang digemukkan dengan sistem Feedlot
dilakukan setiap hari, baik itu pakan hijauan maupun pakan non hijauan (konsentrat).
Pakan hijauan yang diberikan meliputi rumput gajah, rumput alam maupun jerami padi,
yang diberikan pada pagi dan sore hari, setelah pakan konsentratnya diberikan.
Pakan hijauan diberikan ini terlebih dahulu dicincang dengan menggunakan
mesin pencincang rumput (chopper). Pencincangan ini dimaksudkan untuk
mempermudah perenggutan sekaligus mengurangi hijauan yang terbuang saat
perenggutan, sedangkan pakan konsentrat diberikan pada bak-bak penampungan
pakan.
Adapun pemberian air pada sistem feedlot dilakukan setiap hari pada saat
sanitasi kandang yaitu pagi hari dan penambahan kembali pada sore hari untuk
kebutuhan ternak pada malam hari. Sebelum pemberian air, bak air terlebih dahulu
dibersihkan agar ternak terhindar dari kuman atau bibit penyakit. Banyaknya air yang
diberikan pada ternak yang digemukkan tidak dibatasi untuk menghindari terjadinya
kekurangan air pada ternak.
Kegiatan membersihkan (sanitasi) kandang ternak pada unit penggemukan
merupakan kegiatan rutin yang dilakukan pada pagi hari pukul 09.00 setelah pemberian
konsentrat. Pembersihan kandang yang dilakukan meliputi pembersihan lantai
kandang, tempat makanan dan bak air minum dari sisa-sisa makanan, karena hal
tersebut dapat menyebabkan terkontaminasinya makanan dengan bakteri atau kuman
yang dapat membawa bibit penyakit. Pembersihan lantai kandang dari kotoran ternak
dilakukan dengan cara menyiramkan air kemudian didorong ke saluran pembuangan
yang ada di dalam kandang untuk kemudian diteruskan oleh aliran air ke tempat
pembuangan yang ada dibelakang kandang.
Masalah kesehatan sapi yang digemukkan juga merupakan masalah yang
sangat diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Hal ini disebabkan karena kesehatan
ternak merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha
penggemukan. Ternak sapi yang kesehatannya terganggu akan menyebabkan
menurunnya kemampuan ternak tersebut mengkonsumsi pakan, sehingga proses
penggemukan sapi akan terhambat.
Sapi-sapi yang digemukkan di Bila Ranch River senantiasa dijaga kesehatannya
dengan memperhatikan higien sapi dan lingkungan serta tindakan pencegahan penyakit
berupa pemberian obat cacing melalui mulut, mandi obat (dipping), injeksi vitamin B
Compleks dan injeksi teerramcyn.
Untuk mengantisipasi terjadinya masalah jika ternak sakit tidak diketahui oleh
pekerja, maka dilakukan pengontrolan rutin. Pengontrolan terhadap kondisi ternak yang
ada dalam kandang dilakukan setiap hari yaitu pada saat pemberian pakan dan setelah
pemberian pakan.
d. Proses Pengadaan dan Pegolahan Pakan Konsentrat
Secara garis besar, pakan yang digunakan pada unit penggemukan PT.
Berdikari United Livestock Bila Ranch River dibedakan atas dua macam yaitu pakan
hijauan dan pakan non-hijauan. Pengadaan pakan hijauan untuk kebutuhan unit
penggemukan pada perusahaan ini tidak merupakan kendala, karena perusahaan juga
mengelola unit pasture. Sebagian besar lahan pasture ditanami rumput gajah sebagai
sumber pakan hijauan dan untuk mencukupi kebutuhan pakan, juga ditanami jenis
rumput alam yang dikombinasikan dengan legim yang dapaat dijadikan pakan ternak.
Penyediaan pakan hijauan untuk ternak yang digemukkan dengan sistem feedlot
pada perusahaan dilakukan setiap hari. Karena letak kebun rumput yang agak jauh
diberi lokasi kandang penggemukan maka untuk mengangkut rumput tersebut
digunakan 2 unit traktor gandengan. Rumput yang telah dipotong diangkut ke lokasi
penggemukan untuk kemudian dicincang sebelum diberikan kepada ternak.
Pada usaha penggemukan sapi, ketersediaan pakah hijauan yang melimpah
belum dapat menjamin keberhasilan usaha penggemukan. Hal ini disebabkan karena
pakan hijauan tidak dapat mensuplai seluruh zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh
ternak. Oleh karena itu, ternak yang dipelihara untuk tujuan pengemukan perlu
diberikan pakan non-hijauan atau pakan penguat. Disamping karena kandungan
proteinnyaa lebih tinggi, pakan penguat juga memberikan pertambahan berat badan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan hijauan. Atas dasar inilah sehingga penggunaan
pakan penguat (konsentrat) pada perusahaan ini mendapat perhatian yang cukup besar
oleh pihak manajemen.
Adapun jenis bahan pakan non-hijauan yang biasa digunakan sebagai pakan
konsentrat pada PT. Berdikari United Livestock yaitu dedak padi, pollard, kapur, urea,
garam, vetamax, dan tetes. Pengadaan pakan konsentrat dilakukan dengan cara
membeli langsung pada tempat produksi pakan jenis non-hijauan.
Dedak padi sebagai bahan pakan yang paling banyak digunakan dalam
konsentrat diperoleh dari daerah-daerah di Sulawesi Selatan, tetapi terbanyak diperoleh
dari daerah Bulukumba. Pollard yang merupakan dedak gandum diperoleh dari pabrik
pengolahan tepung terigu PT. Berdikari sari Utama yang juga merupakan anak cabang
PT. Berdikari Group, di Makassar. Kapur diperoleh dari Kabupaten Barru, Urea dari PT.
Pupuk Srriwijaya, garam dari Makassar, vetamix dari Jakarta serta tetas dari PTP
Nusantara XIV Makassar.
Untuk lebih jelasnya, jenis bahan pakan konsentrat yang digunakan pada unit
penggemukan PT. Berdikari United Livestock, sumber dan harga perkilogram dapat
dilihat pada tabel 7 berikut ini :
Tabel 7. Jenis Bahan Pakan Konsentrat, Sumber Pengadaan, harga per Kg yang digunakan pada PT. Berdikari United Livestock Bila Ranch River.
No. Jenis Bahan Pakan Harga/Kg (Rp) Sumber Pengadaan1. Dedak Padi 300 Bulukumba2. Polland 725 PT. Berdikari Sari
Utama3. Bungkil Kelapa 700 Sidrap4. Kapur 175 Barru5. Urea 1200 PT. Pupuk Sriwijaya6. Garam 14500 Makassar7. Vetamax 4500 Jakarta & Makassar8. Tetes 600 PTP. Nusantara XIV
MakassarSumber : Bila Ranch River, 2005
Pembelian bahan pakan konsentrat dilakukan secara berkala (perbulan)
dengan tetap memperhatikan ketersediaan dan harga bahan pakan melimpah,
pembelian terus dilakukan karena harga pada saat-saat seperti itu relatif murah. Dan
untuk menjaga kualitas bahan pakan agar tidak mengalami penurunan selama masa
penyimpanan, perusahaan menyediakan unit Feed Mill sebagai tempat bahan pakan
yang sekaligus berfungsi sebagai termpat pengelolaan bahan pakan tersebut.
Sebelum diberikan kepada ternak, bahan pakan tersebut perlu diolah terlebih
dahulu. Sistem pengolahan yang dilakukan adalah dengan mencampur beberapa jenis
bahan pakan non hijauan untuk menghasilkan konsentrat. Sejumlah bahan pakan yang
telah disiapkan sebelumnya dicampur sedikit demi sedikit sampai tercampur seluruhnya
menjadi campuran yang homogen. Jumlah bahan pakan yang dicampur sejumlah 3 ton
untuk masing-masing fase. Adapun komposisi masing-masing jenis bahan pakan yang
akan dicampur menjadi pakan konsentrat tergantung pada jenis bahan pakan yang
tersedia dan status ternak. Pada unit penggemukan PT. Berdikari United Livestock Bila
Ranch River, pakan konsentrat yang digunakan dibedakan atas dua macam yaitu
pakan konsentrat untuk starter dan grower dengan komposisi masing-masing jenis
bahan pakan seperti pada tabel 8 berikut ini :
Tabel 8. Komposisi Bahan Pakan Konsentrat Ternak Sapi Starter dan Grower yang digemukkan dengan Sistem Feedlot pada PT. Berdikari United Livestock.
No. Jenis Bahan Pakan Starter (%) Grower (%)1. Dedak Padi 68,5 632. Polland 12,5 153. Bungkil Kelapa 15 174. Kapur 1 25. Urea 0,5 16. Garam 1 17. Vetamax 1 0,58. Tetes 0,5 0,5
Total 100 100Sumber : Bila Ranch River 2005
e. Pengelolaan Ternak Sapi
PT. Berdikari United Livestock sebagai usaha yang bergerak dalam bidang
peternakan sapi pedaging (potong) dalam ranch yang meliputi usaha
pengembangbiakan (breeding), penggemukan (fattening), dan perdagangan ternak
(trading). Berikut ini akan bagan alur pengelolaan sapi :
Gambar 3. Bagan Alur Industri Sapi Potong (Pedaging) Sumber : F Sumbung
Pekerjaan mulai dari pengembangbiakan, penggemukan, dan perdagangan
hasil-hasil ternak sapi pedaging. Ditangani secara keseluruhan oleh manajemen PT.
Berdikari United Livestock. Sedangkan pengelolaan daging sapi belum dilakukan.
Industri pengolahan pada umumnya ditangani oleh mitra bisnisya seperti Kariyana Giya
Utama dan PT. Sampico Adhi Abbatoir, kedua perusahaan tersebut berada di Jakarta.
Yang dikembangbiakkan adalah sapi jenis Brahman Cross, Sumba Ongole, PO, dan
Sapi Bali Sulsel. Namun populasi terbesar (hampir 95%) adalah jenis brahman Cross
dari Australia. Ternak-ternak dipelihara dengan memanfaatkan rumput alam yang
merupakan vegetasi dominan. Sistem pengembalaan yang diterapkan sebagian besar
Induk Breeding
Sapi Bibit
Sapi Bakalan Pemotongan
Peternak
Pasar
Fattening Sapi Potong Pasar
Sapi Bakalan Dari luar
IndustriPengolahan
Produk Jadi :1. Frozen Beef2. Corned3. Sosis4. Konro
Pasar
adalah extensif rearing system, dimana ternak-ternak tersebut dilepas di dalam
paddock sepanjang tahun. Akan tetapi ada sebagian kelas sapi dipelihara secara
intensif (sapihan, jantan muda, dan bull). Sistem ini bertujuan untuk mempercepat
perbaikan kondisi tubuh induk sapi.