c4-5

Click here to load reader

Upload: henderina-doko-rehi

Post on 05-Feb-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

c4 ppt

TRANSCRIPT

Infertilitas et causa Azoospermia

Kelompok C4Subfertilitas et causa Parotitis pada PriaSkenario 5Sepasang suami istri berobat ke dokter setelah menikah selama 8 tahun dan belum mempunyai anak. Sebelum menikah diketahui suami mengalami sakit gondongan (pembengkakan pada rahang dan pipi) sebelah kanan dan kemudian diikuti pembengkakan pada buah zakarnya.Anamnesis Keluhan UtamaRiwayat Penyakit SekarangBagaimana proses hubungan suami isterinya ?Sudah berapa lama infertilnya?Apakan memakai alat kontrasepsi ?Apakah sedang mengalami sakit pada organ genital ?Apakah pasangan sering bersama?

Riwayat Penyakit DahuluPubertasPenyakit urologisSTDCa testis

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Sosialpola hidup pasien. (merokok / alkohol)

Riwayat Pemakaian Kontrasepsi

Apakah memakai alat kontrasepsi ?Kapan terakhir kali menggunakanJenis kontrasepsi yang pernah dipakai

Pemeriksaan FisikInspeksi:penis, testis, skrotum, dan daerah inguinalmeatus uretraPalpasi penis, vas deferens, epididimis, dan testis. Pemeriksaan colok dubur. Periksa adanya benjolan pada rectum dan lakukan palpasi kelenjar prostat. Bagaimana konsistensinya, apakah keras, irregular, bergerigi, terfiksasi? Periksa urin dengan dipstick dan mikroskopik untuk melihat adanya darah, protein, sel darah putih, dan silinder urin. Jika ada disfungsi ereksi, mungkin tepat untuk memeriksa dengan teliti penyakit vascular perifer dan deficit neurologis.

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Analisis SpermaLakukan abstinensia (pantang senggama) selama 2-3 hari Keluarkan sperma dengan cara masturbasi dan hindari dengan cara senggama terputus.Hindari penggunaan pelumas pada saat masturbasi Hindari penggunaan kondom untuk menampung spermaGunakan tabung dengan mulut yang lebar sebagai tempat penampungan sperma.Tabung sperma harus dilengkapi dengan nama jelas, tanggal, dan waktu pengumpulan sperma, metod pengeluaran sperma yang dilakukan (masturbasi atau senggama terputus).Kirim sampel secepat mungkin ke laboratorium sperma.Hindari paparan temperature yang terlalu tinggi (>38oC) atau terlalu rendah ( 20juta/mlMotilitas sperma > 50%Bentuk sperma yang normal > 50%Volume > 2ml

Kriteria yang digunakan untuk menilai normalitas sperma menurut WHO:Normozoozpermia : karakteristik normalOligozoospermia : konsentrasi spermatozoa kurang dari 20 juta/ml3Asthenozoospermia : jumlah sperma yang masih hidup dan bergerak secara aktif, dalam waktu 1 jam setelah ejakulasi, kurang dari50%Teratozoospermia : jumlahsperma dengan morfologi normal kurang dari 30%Azoospermia : tidakadanya spermatozoa dalam cairan ejakulasiAspermia : sama sekali tidak terjadi ejakulasi spermaKristosperma : jumlah sperma sangat sedikit yang dijumpai setelah sentrifugasi.

Pemeriksaan PenunjangHormonal analysisRadiologicScrotal Ultrasonografi : hidrokel, varikokel, testis tak terabaTrans rectal ultrasound (TRUS)

Penyebab Subfertilitas pada PriaBentuk dan gerakan sperma yang tidak sempurnaKonsentrasi sperma rendahVarikosel (varicocele)Testis tidak turunKekurangan hormon testosteronKelainan genetikInfeksiEjakulasi RetrogradDiagnosis KerjaSubfertilitasPrimer: belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tdk menggunakan alat kontrasepsi dalam bentukapapun Sekunder:telah atau pernah memiliki anaksebelumnyabelum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu Tdk menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.

Subfertilitas et causa Parotitis Azoospermia: tidak didapatkannya sperma dalam ejakulasipretestikular: FSH dan LH produksinya menurun spermatogenesis terganggu hipogonadism. testicular: testis rusak akibat trauma (terpukul), infeksi (mumps, orchitis).posttestikuler: gonore penyumbatan epididimis sperma tidak dapat dikeluarkan. Semen yang keluar hanya mengandung secret kelenjar vesikula seminalis dan kelenjar prostat.

Diagnosis BandingInfertilitas akibat gangguan hormonal

Testosteron testis spermatogenesis (perkembangan spermatozoa). Gangguan dalam jumlah testosteron dapat mengganggu proses spermatogenesis. Faktor: usia, obesitas, hipertiroid, penyakit kronis, dan penyakit congenital. Kekurangan sperma: sperma < 2x106. Tata laksana: pemberian hormon dan IVF.Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah menggunankan immunometric assay dan spectrofotomeri.

Diagnosis BandingInfertilitas akibat gangguan organ genital wanita.Gangguan ovulasi : kelainan dalam hipotalamus, hipofisis anterior, atau ovarium Gangguan tuba dan pelvis (15-20%) : obstruksi atau adhesi tuba, infeksiKelainan uterus : malformasi congenital, mioma, dan perlekatan intrauterusKelainan lainnya : endometriosis, AKDR

EtiologiOrchitisinflamasi pada testis disebabkan oleh bakteri atau akibat septicemia. Unilateral = < infertil, bilateral >>Virus: Mumps (Paramyxovirus) , Coxsackie virus, echovirus. Bakteri: N. gonorhoeae,C. trachomatis, E. coli, K. pneumoniae, P. aeruginosa, Staphylococcus sp., Streptococcus sp. EtiologiLingkunganPaparan terhadap racun seperti lem, bahan pelarut organik yang mudah menguap, silikon, pestisida, obat-obatan (misalnya: obat pelangsing), dan obat rekreasional (rokok, kafein, dan alkohol) dapat mempengaruhi sistem reproduksi. Hubungan seksualPenyebab infertilitas ditinjau dari segi hubungan seksual meliputi: frekuensi, posisi, dan melakukannya tidak pada masa subur. Kondisi reproduksi wanita, meliputi cervix, uterus, dan seltelurKondisi reproduksi pria, yaitu kualitas sperma dan seksualitas.

Epidemiologi1 dari 7 pasangan di dunia bermasalah dalam hal kehamilan. Di Indonesia, angka kejadian perempuan infertil primer 15% pada usia 30-34 tahun, meningkat 30% pada usia 35-39 tahun dan 64% pada usia 40-44 tahun.

Patofisiologi Parotitis -> virus dikeluarkan mll urin -> kerusakan tub. Seminiferus -> merusak sel-sel Leydig -> defisiensi testosteron.Virus -> edema -> kompresi tunika albuginea-> iskemik -> atrofi testis.Gejala KlinisDemamsemen mengandung darah keluar nanahpembengkakan skrotumtestis yang terkena terasa berat, membengkak, dan teraba lunaknyeri ketika berkemih,

TerapiVirussimptomatis, obat pereda demam dan nyeri (NSAID), misalnya: Ibuprofen, Asam Mefenamat, Naproxen, dan sejenisnya. Antibiotikaantibiotika sedikitnya selama 714 hari. Doxycycline, Azithromycin, Trimethoprim-sulfamethoxazole, Ofloxacin, Ciprofloxacin. Istirahat, hindari pemakaian celana dan celana dalam ketat, dan hindari aktifitas berlebihan.

TerapiTestosterone Enantat dan Testosteron Spionat HCG secara i.m FSH dan HCGBromokriptinKlomifen Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas spermaPerubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketatPencegahan Vaksin MMRMengobati infeksi di organ reproduksiMenghindari rokok, alkohol, dan zat adiktifHindari obat yang mempengaruhi jumlah sperma, seperti obat darah tinggi, dan lain-lain.

KomplikasiOrkitisMeningoensefalitisPankreatitisPrognosis Baik, bila sejak awal ditangani dengan cepat dan tepat.Kesimpulan Berdasarkan gejala klinis yang dialami oleh pasien tersebut maka kesimpulannya adalah laki laki tersebut mengalami subfertilitas karena sebelumnya pernah menderita gondongan.