buku saku bergambar pengenalan dan pengendalian...

51
DIREKTORAT PERLINDUNGAN HORTIKULTURA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2017 BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN OPT CABAI

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

DIREKTORAT PERLINDUNGAN HORTIKULTURA

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

2017

BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN

PENGENDALIAN OPT CABAI

Page 2: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

ISBN :

BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN

PENGENDALIAN OPT CABAI

Tim Penyusun :

Ginting Tri Pamungkas

Shinta Ramadhani

Heny Novriyanty

Antoni Setiawan

Suputa

Penyunting :

Nadra Illiyina Chalid

Enung Hartati S

Aneng Hermami

DIREKTORAT PERLINDUNGAN HORTIKULTURA

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

JAKARTA

2017

Page 3: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Cabai adalah salah satu komoditas sayuran yang mempunyai

keunggulan komparatif dan kompetitif yang banyak diusahakan

oleh petani dalam berbagai skala usahatani. Beberapa kendala

yang dihadapi antara lain adanya Organisme Pengganggu

Tumbuhan (OPT). Upaya pengendalian OPT pada tanaman cabai

perlu mendapat perhatian dalam mendukung peningkatan

produksi. Informasi tentang cara pengendalian yang aman, efektif

dan efisien serta aplikatif di tingkat lapang perlu terus

dikembangkan dan disebarluaskan.

Oleh karena itu, diperlukan adanya peningkatan pengetahuan

dan keterampilan petugas perlindungan tanaman dalam

mengambil keputusan pengendalian OPT di lahan, sehingga untuk

memenuhi kebutuhan tersebut dan untuk mengikuti kemajuan

teknologi pengendalian maka Direktorat Perlindungan Hortikultura

perlu menerbitkan buku saku bergambar Pengenalan dan

Pengendalian OPT Cabai.

Buku saku bergambar ”Pengenalan dan Pengendalian OPT

Cabai” disusun dari berbagai sumber seperti literatur, pengamatan

di lapangan, serta wawancara dan konsultasi dengan berbagai

narasumber perlindungan baik dari lembaga penelitian maupun

dari perguruan tinggi. Buku saku ini disusun untuk membantu

tugas pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT)/PHP

serta untuk petugas teknis yang menangani perlindungan baik di

Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten maupun di Balai Proteksi

Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) dalam upaya

menanggulangi serangan OPT cabai di lapangan.

KATA PENGANTAR

Jakarta, Oktober 2017

Direktur Perlindungan Hortikultura,

Ir. RR. Liliek Sri Utami, M.Sc

NIP. 19600516 198503 2 001

Page 4: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

DAFTAR ISI

B. Penyakit

1. Ulat tanah Agrotis ipsilon

2. Uret Holotrichia sp.

3. Orong-orong Gryllotalpa sp.

4. Siput Achatina sp.

5. Lalat pengorok daun Liriomyza sp.

6. Ulat grayak Spodoptera litura

7. Ulat buah Helicoverpa armigera

8. Kutukebul Bemisia tabaci

9. Kutudaun Myzus persicae

Aphis gossypii

10. Trips Thrips parvispinus

11. Tungau Polyphagotarsonemus latus

12.

Tetranychus sp.

Lalat buah Bactrocera sp.

A. Hama

1. Antraknosa

2. Layu Fusarium

3. Layu Bakteri

4. Gemini Virus

5. Bercak Daun (Cercospora)

6. Busuk Buah (Phytophthora)

Page 5: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

1. Persiapan Lahan

➢ Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman

sebelumnya dan gulma dikumpulkan lalu

dimusnahkan/dibakar.

➢ Tanah dicangkul sedalam 30 – 40 cm dan

dibalikkan. Bongkahan tanah di atas bedengan

dibalikkan dan dihancurkan sampai halus.

Pengolahan tanah dilakukan secara bertahap

sebanyak 3 – 4 kali dengan waktu 5 – 7 hari setiap

tahapnya, dengan tujuan agar tanah cukup terjemur

oleh sinar matahari sehingga OPT tanah mati.

➢ Pada lahan bekas sawah (khusus di dataran

rendah) yang beririgasi teknis dibuat bedengan-

bedengan pertanaman dengan lebar 1,5 atau 1,8

meter (panjang disesuaikan dengan keadaan

lahan).

KONSEPSI PENGENDALIAN HAMA TERPADU

Page 6: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

➢ Antar bedengan dibuat parit dengan lebar 50 cm dan

kedalaman 50 cm. Tanah galian dari parit galian di

sekitar bedengan diangkat ke atas bedengan dan

dibiarkan terjemur sinar matahari ± 7 hari.

➢ Kemasaman tanah diukur, jika pH < 6 diberi dolomit

atau kapur pertanian (kaptan) pada 3 – 4 minggu

sebelum tanam (pH < 5,5 : 5,8 ton/ha; pH < 5,0 : 7,8

ton/ha; pH < 4,5 : 10,7 ton/ha; pH < 4,0 : 13,0

ton/ha). Disebar rata sedalam lapisan olah, supaya

pH tanah menjadi ± 6,0.

➢ Penambahan Trichoderma spp. dan Pseudomonas

fluorescens (Pf) untuk mengendalikan patogen tular

tanah seperti layu fusarium, layu bakteri pada

pengolahan tanah terakhir sebelum membuat

bedengan atau lubang tanam. Menggunakan

kompos yang sudah matang (terfermentasi

sempurna) dan bebas OPT dengan penambahan

Trichokompos 20 ton/ha, dan Pf konsentrasi 10

ml/liter air dengan dosis 200 cc/tanaman.

Page 7: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

➢ Penggunaan mulsa plastik perak di dataran

tinggi, dan jerami di dataran rendah

mengurangi penyakit tular tanah terutama di

musim hujan, dan mengurangi infestasi

serangga aphid yang merupakan vektor virus.

2. Perlakuan Benih

➢ Menggunakan benih unggul bermutu.

➢ Sebelum disemai, benih diberi perlakuan

dengan perendaman Plant Growth Promoting

Rhizobacter (PGPR) selama 6 – 12 jam

dengan dosis 10 – 20 ml PGPR per liter air.

3. Penyemaian

➢ Benih cabai disemai di tempat persemaian

selama kira-kira 5 minggu sebelum ditanam di

lapangan.

➢ Selama di persemaian, bibit cabai dipelihara

secara intensif. Bibit yang sehat selama di

persemaian turut menentukan keberhasilan

pertanaman cabai selanjutnya di lapangan. OPT

yang banyak menyerang di persemaian : Trips,

kutukebul, penyakit tepung berbulu, layu

fusarium dan rebah kecambah.

Page 8: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Upaya pengendalian dilakukan sebagai berikut :

➢ Pengendalian secara fisik : sejak benih disebar,

tutup persemaian menggunakan kain nylon,

katun atau kawat dengan kerapatan 50

mesh/cm2. Daun yang terserang tepung berbulu

dipetik dan bibit yang terserang rebah

kecambah dicabut, lalu dimusnahkan.

➢ Induksi ketahanan terhadap virus kuning:

lakukan imunisasi dengan cara menginokulasi

ekstrak nabati bunga pukul empat,

daun bunga pagoda, atau bayam duri pada

umur tanaman 20 hari setelah semai atau sudah

keluar 4 daun sejati.

Gambar 1. (a) Daun bunga pagoda; (b) bunga pukul

empat; dan (c) daun bayam duri

a

b c

Page 9: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Perbandingan konsentrasi antara daun tanaman

pagoda/bunga pukul empat dan buffer fosfat adalah 1 : 3,

ditambah carborundum (0,2 gram) kemudian dioleskan

atau disemprotkan pada persemaian cabai untuk

mengaktifkan gen pertahanan tanaman secara sistemik.

Bila terjadi serangan berat penyakit tepung berbulu,

lakukan penyemprotan dengan fungisida bahan aktif

propamokarb hidroklorida (1 ml/l) atau mankozeb 80% (2

g/l).

➢ Seminggu sebelum bibit ditanam ke lapangan,

naungan dan tutup kain kassa dibuka untuk

menyesuaikan bibit dengan keadaan dilapangan.

➢ Pengerodongan persemaian untuk pencegahan vektor

virus kuning (kutukebul)

➢ Pembibitan/persemaian: penyemprotan Metarhizium

anisopliae di dalam kerodong ke tanaman. Deteksi

awal keberadaan kutukebul (Bemissia tabaci) dengan

perangkap likat kuning dipasang pada lokasi

pembibitan/persemaian

Page 10: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

4. Tanam

➢ Pengaturan jarak tanam : bila musim hujan

bedengan ditinggikan dan jarak tanam lebih lebar.

Pencelupan bibit sebelum tanam dalam PGPR

dosis 10-20 ml PGPR per liter air

➢ Companion Planting / tanaman border / perangkap

diantaranya jagung, orok-orok, tagetes, bunga

matahari, wijen. Jagung untuk mengendalikan

hama kutu, bunga matahari untuk pelestarian

musuh alami, tagetes sebagai penolak nematoda.

Gambar 2. Berbagai tanaman

perangkap/border

Page 11: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Pemasangan perangkap :

➢ Untuk menekan populasi trips, kutudaun,

kutukebul, dan tungau dipasang perangkap

likat warna kuning sebanyak 40 buah/ ha.

Perangkap tersebut dipasang pada saat

tanam.

➢ Pemberian pupuk organik cair (POC) setelah

tanam 10-20 ml/liter air dosis 200 cc/tanaman

➢ Menggunakan kompos yang sudah matang

(terfermentasi sempurna) dan bebas OPT

dengan penambahan Trichokompos dosis 20

ton/Ha

Gambar 3. Penggunaan Trichokompos dan

perangkap likat kuning

Page 12: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

➢ Untuk monitoring dan

menekan populasi lalat buah

dipasang perangkap atraktan

lalat buah sebanyak 20

buah / ha, yang dipasang

menjelang fase pembungaan

pada tanaman cabai .

➢ Untuk monitoring dan

menekan populasi hama

ulat bawang dipasang

perangkap Feromon sex

sebanyak 20 buah/ha

atau perangkap lampu 16

unit/ha.

➢ Pengendalian secara

mekanik dilakukan dengan

cara mengumpulkan

kelompok telur dan larva S.

exigua (pembutitan) lalu

memusnahkannya,

dilakukan pada umur 7 - 35

hari setelah tanam

Page 13: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

5. Pengamatan dan Tindakan Pengendalian OPT

Pengamatan

Petani melakukan pengamatan rutin setiap hari secara

bergantian dalam satu kelompok tani (buat jadwal

pembagian pengamatan OPT) .

Tindakan Pengendalian OPT

Dalam PHT dikenal 2 (dua) strategi untuk mencegah

timbulnya kerusakan tanaman oleh gangguan OPT, yaitu

melalui tindakan pengendalian pre-emptif dan tindakan

pengendalian responsif.

❖ Tindakan pengendalian pre-emptif disusun dan

dikembangkan sebagai upaya agar tanaman

terhindar dari serangan OPT, serta sebagai upaya

pencegahan yang dalam pelaksanaannya

diintegrasikan dalam praktek budidaya tanaman

yang ramah lingkungan.

❖ Tindakan pengendalian responsif adalah tindakan

kuratif untuk menurunkan populasi hama ke tingkat

yang tidak merusak ataupun untuk menekan

perkembangan penyakit. Tindakan responsif

berdasarkan hasil monitoring dengan menggunakan

sarana pengendalian yang ramah lingkungan.

Page 14: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Tindakan pengelolaan pre-emptif :

a. Pemilihan bibit yang sehat

b. Pemilihan lahan/media yang tepat

c. Perlakuan pembenihan dengan agens antagonis

mIsalnya PGPR, Trichoderma spp., Gliocladium

spp., Pseudomonas fluorescens

d. Pengaturan jarak tanam atau jarak media tanam

(pot) dan drainase

e. Optimalisasi naungan sesuai dengan kebutuhan

tanaman

f. Pemupukan berimbang dengan bahan organik

yang cukup.

Tindakan pengelolaan responsif :

a. Berdasarkan monitoring

b. Bila ditemukan serangan awal dengan memotong

bagian yang sakit sehingga tidak menjadi sumber

serangan hama atau penyakit

c. Jika pada hasil monitoring ada serangan luas dan

membahayakan dapat menggunakan pestisida

sesuai dengan organisme sasaran dengan

mengikuti kaedah penggunaan pestisida yang baik

dan benar.

Page 15: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

No Nama umum Nama ilmiah

1. Ulat tanah Agrotis ipsilon

2. Uret Holotrichia sp.

3. Orong-orong Gryllotalpa sp.

4. Siput Achatina sp.

5. Lalat pengorok daun Liriomyza sp.

6. Ulat grayak Spodoptera litura

7. Ulat buah Helicoverpa armigera

8. Kutukebul Bemisia tabaci

9. Kutudaun Myzus persicae

Aphis gossypii

10. Trips Thrips parvispinus

11. Tungau Polyphagotarsonemus latus

Tetranychus sp.

12. Lalat buah Bactrocera sp.

HAMA TANAMAN CABAI

Page 16: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Ulat tanah (Agrotis ipsilon)

➢ Ulat berwarna hitam keabu-abuan

➢ Aktif pada senja hari

➢ Gejala serangan : ditandai dengan tanaman atau tangkai

daun rebah, karena dipotong pada pangkalnya

➢ Tanaman inang : tanaman muda yang baru ditanam

seperti cabai, tomat, terung, bayam, kangkung, paria,

kacang panjang, dll.

a

b

d

c

Gambar 1. (a). Kelompok telur (Cook et al. 2003), (b) Ulat tanah

(Balitsa); (c) Pupa ulat tanah (USGS Bee Inventory and

Monitoring Lab. 2014); (d) Imago ngengat ulat tanah (CABI.

2007)

Page 17: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Pengendalian

➢ Pengolahan tanah yang baik yaitu jeda waktuantara pengolahan awal dan akhir ± satu bulan.Hal itu dimaksudkan agar kepompong hamatersebut terjemur oleh sinar matahari dan mati.

➢ Penggunaan pupuk kandang atau kompos yangmatang (tidak berbau).

➢ Penggunaan umpan beracun berupa campurandedak (10 kg) + insektisida profenofos (100 ml).Umpan tersebut ditebarkan di atas bedenganpertanaman pada sore hari.

Gambar 4. Penggunaan pupuk dan pengolahan tanah

yang baik

Page 18: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Uret (Holotrichia sp. .)

➢ Larva berwarna putih dengan bentuk tubuh

membengkok

➢ Aktif pada senja hari

➢ Gejala serangan : ditandai dengan tanaman atau

tangkai daun rebah, karena dipotong pada pangkalnya

➢ Tanaman inang : tanaman muda yang baru ditanam

seperti cabai, tomat, terung, bayam, kangkung, paria,

kacang panjang, dll.

Gambar 3.(a). Telur uret; (b). Larva uret; (c). Imago uret; dan(d). Gejala serangan (http://agritech.tnau.ac.in)

a

c

a b

Page 19: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Pengendalian

➢ Pengolahan tanah yang baik yaitu jeda waktuantara pengolahan awal dan akhir ± satubulan. Hal itu dimaksudkan agar kepomponghama tersebut terjemur oleh sinar matahari danmati.

➢ Penggunaan pupuk kandang atau komposyang matang (tidak berbau).

➢ Penggunaan umpan beracun berupacampuran dedak (10 kg) + insektisidaprofenofos (100 ml). Umpan tersebut ditebarkandi atas bedengan pertanaman pada sore hari.

Gambar 4. (a-b) Pengolahan lahan sebelumtanam dan pemberian Trichoderma

a

b

Page 20: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Orong-orong (Gryllotalpa sp.)

➢ Serangga berwarna coklat kehitaman

➢ Aktif pada senja hari

➢ Gejala serangan : ditandai dengan tanaman atau tangkai

daun rebah, karena dipotong pada pangkalnya

➢ Tanaman inang : tanaman muda yang baru ditanam

seperti cabai, tomat, terung, bayam, kangkung, paria,

kacang panjang, bawang merah dll.

a

b

c

Gambar 5. (a) Telur orong-orong (Graaf, 2015); (b) Imago dewasa orong-orong; dan (c) Orong-

orong atau anjing tanah (Suputa et al. 2017)

Page 21: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

➢ Pengendalian

➢ Pengolahan tanah yang baik yaitu jeda waktu

antara pengolahan awal dan akhir ± satu bulan.

Hal itu dimaksudkan agar kepompong hama

tersebut terjemur oleh sinar matahari dan mati.

➢ Penggunaan pupuk kandang atau kompos yang

matang (tidak berbau).

➢ Penggunaan umpan beracun berupa campuran

dedak (10 kg) + insektisida profenofos (100 ml).

Umpan tersebut ditebarkan di atas bedengan

pertanaman pada sore hari.

Gambar 4. Pengolahan lahan sebelum tanamdan aplikasi mulsa plastik

Page 22: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Keong/ Siput (Parmarion pupillaris dan

Bradybaena similaris)

➢ Aktif sepanjang hari hari

➢ Gejala serangan : daun berlubang-lubang kecil

➢ Tanaman inang : kubis, selada, sawi, dan tanaman muda

di pesemaian, dll.

Pengendalian

Aplikasi molukisida dengan bahan:

❖ Kacang babi (Tefhrosia vogelii)kandungan Theprosin dan deguelin

❖ Sembung (Blumea balsamifera)kandungan: borneol, sineol, limonen,

D.M eterfloroasetofnon

❖ Pinang (Arca cathecu)kandungan: oricoline

Page 23: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Lalat pengorok daun (Liriomyza sp.)

➢ Serangga dewasa berupa lalat kecil yang berukuran

2 mm

➢ Larva aktif mengorok dan membuat lubang pada jaringan

daun

➢ Gejala serangan : pada daun terdapat bintik-bintik putih

dan alur korokan yang berwarna putih

➢ Tanaman inang : cabai, tomat, seledri, kentang,kangkung

Pengendalian ➢ Menjaga kebersihan lahan/sanitasi lahan dari

gulma➢ Penggunaan perangkap likat kuning➢ Penggunaan mulsa plastik dan pengolahan lahan

secara sempurna➢ Penggunaan insektisida yang diijinkan oleh Menteri

Pertanian

Page 24: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Ulat Grayak (Spodoptera litura)

• Larva serangga menyerang daun tanaman dengan

meninggalkan sisa epidermis bagian atas, transparan

dan tinggal tulang daun

• Gejala serangan pada buah ditandai dengan timbulnya

lubang tidak beraturan pada buah. Serangan berat

menyebabkan tanaman gundul karena daun dan buah

habis dimakan, kejadian ini umumnya terjadi pada

musim kemarau

• Warna ulat bervariasi tergantung jenis makanannya

• Mempunyai tanda hitam yang menyerupai kalung pada

lehernya

• Aktif pada senja hari

• Tanaman inang : cabai, bawang merah, tomat, terung,

bayan, kangkung, paria, kacang panjang, dll.

Page 25: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Pengendalian

➢ Menjaga kebersihan lahan/sanitasi lahan dari gulma➢ Pengolahan tanah yang intensif

➢ Pengumpulan kelompok telur, larva (dapat dilakukan

hanya pada larva instar awal), pupa, dan bagian

tanaman yang terserang, kemudian memusnahkannya

➢ Penggunaan perangkap lampu atau feromon seks

untuk ngengat sebanyak 40 buah per hektar

➢ Pemanfaatan musuh alami patogen serangga (Sl-NPV/Spodoptera litura – Nuclear Polyhedrosis Virus),Bacillus thuringiensis, Metarhizium anisopliae,Beauveria bassiana, Nomuraea rileyi, predator(Carabidae, Andarallus sp., Rhinocoris fuscipes,Paederus fuscipes, Lycosa pseudoannulata), parasitoid(Cotesia ruficrus, Apanteles sp., Telenomusspodopterae, T. remus, Sturmia inconspicuoides,Trichogramma sp., Microplitis similis, Peribeae sp.,Eriborus argenteopilosus).

Gambar 9. (a) Sanitasi lahan, (b) pemasangan perangkap

lampu dan (c) Ulat yang terinfeksi NPV (Shepard et al,

1987)

Page 26: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Ulat buah (Helicoverpa armigera)

• Warna ulat bervariasi hijau kekuningan, hijau

kecoklatan atau hijau kehitaman

• Aktif pada senja hari

• Gejala serangan : timbulnya lubang-lubang pada buah

• Tanaman inang : tomat, cabai, jagung, kacang-

kacangan, dll.

Pengendalian

➢ Menjaga kebersihan lahan/sanitasi lahan

➢ Pencacahan (pembongkaran) tanah di sekitar tanaman

agar kepompong yang berada di dalam tanah terkena

sinar matahari, terganggu hidupnya dan akhirnya mati

➢ Pemungutan buah terserang (sebaiknya ketika masih

menggantung di tanaman) dan memusnahkan dengan

cara dibakar

Gambar 9. Gejala

serangan ulat buah

Page 27: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Kutukebul (Bemisia tabaci dan Trialeurodes

vaporariorum)

• Serangga dewasa berwarna putih dengan sayap

berwarna jernih yang ditutupi lapisan lilin yang

bertepung

• Imago kutukebul pengisap cairan daun dan ekskresinya

menghasilkan embun madu yang menjadi media untuk

tumbuhnya embun jelaga

• Gejala serangan : ditandai adanya bercak nekrotik pada

daun

• Serangga ini merupakan vektor penyakit virus gemini

• Tanaman inang dari kutu kebul adalah tomat, kentang,

cabai, semangka, terung, mentimun, tembakau, dll.

Gambar 9. a. Kutukebul pada daun (Balitsa); dan b. Gejala

serangan B. tabaci. Inset foto eksuvi nimfa dan imago

kutukebul pada permukaan bawah daun cabai (Suputa,

UGM)

Page 28: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Pengendalian

➢ Menjaga kebersihan lahan/sanitasi lahan dari gulma,

terutama babandotan, daun kancing dan ciplukan

➢ Penanaman tanaman pinggiran lahan tanam sebagai

penghalang (barrier) seperti jagung dan orok-orok

➢ Penanaman tanaman refugia untuk konservasi musuh

alami

➢ Tumpang sari antara tanaman cabai dengan tagetes

untuk mengurangi risiko serangan berat.

➢ Penggunaan kelambu di pesemaian untuk menghindari

infestasi dini

➢ Pemasangan perangkap likat kuning sebanyak 40

lembar/ha

➢ Aplikasi pestisida nabati (daun sirsak, nimba) dan

menggunakan ekstrak bunga pukul empat, bayam duri,

sirsak dan eceng gondok, sebagai inducer

a b

edc

Gambar 9. (a) Trialeurodes vaporariorum; (b) B. tabaci;

(c) perangkap likat kuning; (d) jagung sebagai tanaman penghalang;

dan (d) tanaman refugia

Page 29: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Kutudaun (Myzus persicae dan Aphis gossypii)

➢ Serangga kecil dengan warna yang bervariasi

➢ Nimfa dan imago menyerang daun-daun muda, dengan

cara menusuk dan mengisap cairan daun

➢ Aktif sepanjang hari

➢ Gejala serangan : ditandai dengan perubahan tekstur daun

menjadi keriput, terpuntir, berwarna kekuningan,

pertumbuhan tanaman kerdil, daun menjadi layu dan

akhirnya mati

➢ Tanaman inang kutudaun lebih dari 400 jenis tanaman,

antara lain cabai, kentang, tembakau, mentimun,

semangka, tomat, petsai, bawang merah, dll.

➢ Kutudaun merupakan vektor penyakit virus

a b

Gambar 9. (a) Kutudaun persik (Myzus persicae);

(b) Kutudaun kapas (Aphis gossypii); sumber Balitsa

Page 30: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Pengendalian

➢ Pemasangan perangkap likat warna, biru, putihatau kuning sebanyak 40-50 buah/ha sejakpenanaman.

➢ Penggunaan mulsa plastik perak (di datarantinggi) yang dapat memantulkan cahayamatahari, sehingga dapat menghalau kutudaun.

➢ Pemanfaatan musuh alami kutudaun sepertipredator Coccinella sp., patogen seranggaBeauveria bassiana, Aspergillus sp., Entomophthorasp., Metarhizium anisopliae, dan Verticillium lecanii.Penyemprotan patogen serangga dilakukansecara rutin mulai tanaman berumur 1 minggudengan interval 1 minggu.

Gambar 9. (a) Kutudaun bersayap (Suputa, UGM); (b) Imago

Aphidius colemani sedang mamarasit aphids (inset aphids

yang terparasit berlubang yang merupakan pintu keluarnya

anak parasitoid); (c-d) perangkap likat kuning dan mulsa

a b

c d

Page 31: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Trips (Thrips spp.)

➢ Nimfa dan imago menggaruk dan mengisap cairan

daun

➢ Warna nimfa kuning pucat sedangkan imago kuning

sampai coklat kehitaman

➢ Aktif sepanjang hari

➢ Gejala serangan : daun tampak keriput, mengeriting

dan melengkung ke atas

➢ Tanaman inang : bawang merah, cabai, terung,

tembakau, kopi, ubi jalar, semangka, kentang, tomat,

dll.

Gambar 9. (a) Imago trips; (b) gejala serangan pada daun

Page 32: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Pengendalian

➢ Pemasangan perangkap likat warna, biru, putihatau kuning sebanyak 40-50 buah/ha sejakpenanaman

➢ Penggunaan mulsa plastik perak➢ Penggunaan mulsa plastik perak di dataran tinggi,

dan jerami (terutama yang sudah busuk) didataran rendah untuk mengurangi gulma

➢ Pengairan yang cukup merupakan salah satu carapengendalian yang tepat untuk trips

➢ Penanaman cabai dengan kubis atau tomatsecara tumpang sari dapat menekan populasitrips, kutu daun, dan lalat buah

➢ Penanaman tanaman penghalang (barrier)misalnya jagung, tagetes, orok-orok, dan kacangpanjang

Gambar 17.

(a) Tumpangsari cabai; (b) jagung

sebagai tanaman border; (c) jerami

sebagai mulsa dan (d) penanaman

cabai di screen house

a b c

d

Page 33: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Tungau (P. latus dan Tetranychus sp.)

• Warna tubuh tungau teh kuning kuning transparan

sedangkan tungau merah berwarna kuning

kemerahan

• Gejala serangan ditandai dengan timbulnya warna

seperti tembaga pada permukaan bawah daun, tepi

daun mengeriting, daun menjadi kaku dan

melengkung ke bawah (seperti sendok terbalik). Pada

serangan berat, tunas dan bunga gugur

• Tanaman inang tungau lebih dari 57 jenis tanaman,

antara lain cabai, tomat, teh, karet, dll.

Gambar 18.

(a) Imago tungau; (b) gejala serangan pada daun

cabai

Page 34: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Lalat buah (Bactrocera spp.)

• Serangga dewasa lalat buah menyerupai lalat rumah

dengan panjang tubuh berkisar antara 6 - 8 mm

• Gejala serangan ditandai dengan terdapatnya titik

hitam pada pangkal buah cabai tempat serangga

dewasa memasukkan telur. Belatung (larva)

memakan daging buah yang merupakan sumber

infeksi oleh jasad renik lainnya, sehingga buah busuk

dan jatuh

• Tanaman inang lalat buah lebih dari 20 jenis macam

tanaman buah-buahan dan sayuran, antara lain,

cabai, mentimun, pisang, belimbing, mangga dan

apel

Gambar 18.

(a) Imago lalat buah;

(b-c) gejala serangan pada

tanaman cabai

a

b

c

Page 35: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Pengendalian

➢ Tumpang sari tanaman cabai dengan kubis atau tomat

dapat menekan populasi lalat buah dan pengaturan

jarak tanam yang tidak terlalu rapat

➢ Mengumpulkan buah yang busuk yang terinfestasi lalat

buah ke dalam tong sampah yang ditutup dengan kain

kasa dengan tujuan agar parasitoid lalat buah dapat

keluar melalui lubang kain kasa, sedangkan larva lalat

buah tidak berkembang menjadi imago

➢ Penggunaan perangkap beratraktan, dan dipasang

pada cabang pohon setinggi 2 – 3 m dari permukaan

tanah atau pada ketinggian tajuk terendah dari tanaman

➢ Pengasapan dengan cara membakar seresah/jerami

untuk mengusir lalat buah yang datang ke pertanaman

➢ Pemanfaatan musuh alami seperti parasitoid dari famili

Braconidae (Biosteres sp., Opius sp.),

Aceratoneuromyia indica. Kelompok predator yang

menjadi musuh alami lalat buah seperti dari famili

Formicidae (semut), Solenopsis geminate, Arachnidae

(laba-laba), Staphylinidae (kumbang), Demaptera

(cocopet), Chrysoperta carnea, dan patogen serangga

Bacillus thuringiensis

a

Gambar 19. (a) Tumpangsari cabai; (b) perbanyakan

parasitoid

b

Page 36: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI

PENYAKIT ANTRAKNOSA (PATEK)

Penyebab : Cendawan Colletotrichum capsici

dan Colletotrichum gloeosporioides

Penyakit antraknosa atau patek ini merupakan

momok bagi para petani cabai karena bisa

menghancurkan panen hingga 20-90 % terutama

pada saat musim hujan.

Gejala :

Ditandai buah busuk berwarna kuning-coklat

seperti terkena sengatan matahari diikuti oleh

busuk basah yang terkadang ada jelaganya

berwarna hitam.

Sedangkan pada biji dapat menimbulkan

kegagalan berkecambah atau bila telah menjadi

kecambah dapat menimbulkan rebah kecambah.

Page 37: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Pada tanaman dewasa dapat menimbulkan mati

pucuk, infeksi lanjut ke bagian lebih bawah yaitu

daun dan batang yang menimbulkan busuk kering

warna cokelat kehitam-hitaman.

Gambar 20. Gejala penyakit antraknosa

Page 38: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Pengendalian Kuratif :

Memusnahkan bagian tanaman terinfeksi,

Penggunaan fungisida fenarimol, triazole,

klorotalonil, dll. khususnya pada periode

pematangan buah dan saat curah hujan cukup

tinggi.

Fungisida diberikan secara bergilir untuk satu

penyemprotan dengan penyemprotan

berikutnya, baik yang sistemik atau kontak

atau bisa juga gabungan keduanya.

Page 39: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

LAYU FUSARIUM

Penyebab : Cendawan Fusarium spp.

Penyakit ini ditakuti karena jika tanaman sudah

terinfeksi, tanaman tersebut tidak bisa diobati atau

disembuhkan. Penyakit layu fusarium bisa

menghabisi seluruh tanaman dan menyebabkan

gagal panen. Layu fusarium bisa menyerang kapan

saja, baik di musim kemarau maupun pada musim

hujan. Penyebaran cendawan dibantu oleh air,

peralatan pertanian dan manusia.

Gejala :

Gejala awal : tanaman menjadi layu yang dimulai

dari pucuk menjalar ke bagian bawah tanaman

sampai seluruh daun layu dan akhirnya tanaman

mati. Penyakit akan berkembang pesat pada musim

hujan.

Pada pembibitan : pucuk tanaman yang tiba-

tiba layu dan mati.

Pada tanaman muda dan dewasa : tanaman

layu pada siang hari dan kelihatan segar

kembali pada sore hari. Fenomena ini

berlangsung ± 7 hari sebelum akhirnya

tanaman mengering dan mati.

Jika tanaman dicabut terlihat akar berwarna

kecoklatan dan membusuk. Jika pangkal

batang dibelah terlihat lingkaran coklat

kehitaman.

Page 40: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Pengendalian :

Beberapa tindakan untuk mengendalikan layu fusarium

antara lain :

a. Pengolahan lahan yang baik,

b. Sanitasi yang baik,

c. Penggunaan benih yang tahan terhadap fusarium,

d. Menggunakan mulsa plastik,

e. Memusnahkan tanaman yang terinfeksi,

f. Aplikasi Trichoderma.

g. Tidak ada bahan aktif pestisida yang benar-benar

ampuh mengatasi layu fusarium. Dianjurkan

fungisida berbahan aktif benomil atau metalaksil.

Gambar 21. Gejala penyakit layu Fusarium

Page 41: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

LAYU BAKTERI

Penyebab : Bakteri Ralstonia (=Pseudomonas)

solanacearum

Bakteri parasit menginfeksi area perakaran,

pangkal batang, tunas, daun dan batang.

Menyebabkan akar tanaman membusuk.

Penyebaran bakteri ini dibantu oleh air, peralatan

pertanian dan manusia. Bakteri parasit ini

menyerang pada semua fase pertumbuhan, mulai

dari pembibitan hingga tanaman dewasa.

Gejala :

Gejala awal : terdapat bagian tanaman yang

tiba-tiba layu. Pada awalnya tidak

menyebabkan tanaman layu secara

keseluruhan, melainkan hanya beberapa bagian

tanaman saja baik itu pucuk daun, tunas atau

daun tua. Kemudian tanaman cabe akan layu

secara keseluruhan dan akhirnya mati.

Layu bakteri terjadi relatif lebih cepat, hanya

butuh waktu sekitar 3 hari sampai tanaman

cabai kering dan mati.

Berbeda dengan layu fusarium, tanaman yang

terinfeksi Pseudomonas solanacearum tetap

layu pada malam hari maupun siang hari.

Page 42: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Pengendalian :

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk

mengendalikan penyakit layu bakteri antara lain :

➢ Pengolahan lahan yang baik,

➢ Sanitasi yang baik,

➢ Penggunaan benih yang tahan terhadap

bakteri Ralstonia (=Pseudomonas)

solanacearum,

➢ Pergiliran tanaman,

➢ Menggunakan mulsa plastik, terutama pada

musim hujan,

➢ Memusnahkan tanaman cabe yang terinfeksi,

➢ Pengocoran dan penyemprotan bakterisida.

➢ Aplikasi PGPR

Gambar 22. Gejala penyakit layu bakteri

Page 43: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

GEMINI VIRUS (Virus Kuning)

Penyebab : Serangga Vektor Kutukebul (Bemisia

tabaci)

Kutu kebul merupakan vektor/pembawa utama

penyakit ini. Kutu kebul dapat menularkan

geminivirus secara persisten (tetap) artinya sekali

makan pada tanaman yang mengandung virus,

seumur hidupnya dapat menularkan dan

menyebarkan penyakit ini.

Gejala :

Warna tulang daun berubah menjadi kuning

terang, mulai dari daun-daun muda dibagian

pucuk tanaman, berkembang menjadi warna

kuning yang jelas, tulang daun menebal dan

daun menggulung ke atas (cupping).

Selanjutnya daun-daun mengecil dan berwarna

kuning terang, tanaman kerdil dan biasanya

produksi buah menurun dan lama-kelamaan

tidak berbuah sama sekali. Gejala di lapangan

di tiap daerah biasanya tidak sama, tergantung

dari jenis varietas cabai, ketinggian tempat dan

lingkungan.

Cara yang paling efektif untuk mencegah

penyebaran virus gemini adalah membasmi

vektornya dengan pestisida berbahan aktif

abamectin.

Page 44: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Gambar 23. Imago kutukebul dan gejala serangan virus kuning

Gambar 24. Gejala serangan virus kuning

Page 45: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

BERCAK DAUN Cercospora

Penyebab : Cercospora capsici Heald et Wolf

Cendawan C. capsici dapat bertahan hidup pada benih

dan sisa – sisa tanaman yang terinfeksi penyakit.

Pebnyakit menyebabkan kerusakan parah pada

musum hujan dengan kelembaban udara yang tinggi.

Gejala :

Pada daun tampak bercak berwarna kecokelatan

berbentuk bulatan kecil. Bercak melebar berwarna abu

– abu tua. Diameter bercak ±1 cm, bercak kecil

begabung dan membentuk bercak lebih besar.

Gambar 25. Gejala serangan bercak

cercospora

Page 46: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Pengendalian :

a. Pengaturan pola tanam dengan

pergiliran tanaman dengan non famili

Solanaceae (terung – terungan);

b. Perbaikan drainase / pembenaman

sisa/bagian tanaman sakit;

c. Perendaman benih selama 6 – 12 jam

dalam larutan Pseudomonas fluorescens

(Pf) dosis 20 ml/l air dengan kepadatan

populasi ± 109.

d. Bahan aktif pestisida untuk

mengendalikan bercak daun (Cercospora

capsici) pada tanaman cabai : benomil,

difenokonazol, mankozeb dan propineb,

Page 47: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Busuk Buah Phytopthora

Penyebab : Phytopthora capsici Lionian

Gejala :

Pada buah dan batang cabai terjadi bercak kecil

kebasah – basahan, berwarna hijau suram, yang

meluas dengan cepat meliputi seluruh buah.

Buah menjadi kering seperti mummi dan pada biji

cabai yang terserang menjadi berubah warna

menjadi cokelat dan bentuknya keriput.

Pengendalian :

a. Pengendalian fisik / mekanik dengan membuang

buah yang terserang, lalu dimusnahkan dan

melakukan sanitasi gulma di lahan;

b. Mengurangi kerapatan tanaman, mengatur jarak

tanam dan memperbaiki drainase;

c. Perlakuan benih dengan merendam benih selama

6 – 12 jam dalam larutan Pseudomonas

fluorescens dengan dosis 20 ml/l air (kepadatan

populasi ± 109) / menggunakan Trichoderma spp

dan Gliocladium spp. Yang dicampur pupuk

kandang saat pengolahan tanah dosis 5

gr/tanaman.

d. Penggunaan varietas tahan dan aplikasi fungisida

efektif.

Page 48: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Gambar 26. (a) Gejala P. capsici pada buah dan (b)

Gejala busuk (P. capsici) pada batang cabai

a

b

Page 49: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

PENGENDALIAN OPT BERDASARKAN

PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT)

Kebijaksanaan pengelolaan OPT hortikultura tetap

berpedoman pada Undang-Undang Nomor 12

Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman,

pasal 20 ayat:1) perlindungan tanaman

dilaksanakan dengan sistem pengendalian hama

terpadu (PHT) dan 2) pelaksanaan perlindungan

tanaman menjadi tanggung jawab masyarakat dan

pemerintah.

PHT merupakan suatu strategi pengendalian OPT

yang berorientasi pada terciptanya ekosistem

yang sehat. Titik utama dalam paradigm baru PHT

adalah pengelolaan habitat, yaitu bagaimana

menjaga agar agro ekositem sehat sehingga

tanamannya pun akan sehat dan tahan terhadap

serangan OPT. Salah satu kunci utama dalam

pemahaman PHT adalah pemahaman fungsi

agroekosistem, yaitu :

Page 50: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

1. Ekosistem merupakan unit alamiah yang

tersusun dari komponen biotik dan abiotik yang

saling berinteraksi.

2. Agroekosistem adalah ekosistem buatan

manusia, dimana manusia berusaha untuk

memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan

produksi pertanian lainnya.

3. Yang dimaksud dengan pendekatan ekologis

yaitu: memahami bahwa agroekosistem adalah

suatu sistem yang kompleks dimana ada interaksi

antar komponen dalam agroekosistem, sehingga

dalam upaya untuk mengelola populasi OPT

diperlukan pengertian yang mendalam mengenai

interaksi dan proses-proses ekologis yang terjadi

di dalam sistem tersebut.

Page 51: BUKU SAKU BERGAMBAR PENGENALAN DAN PENGENDALIAN …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/images/data/buku_pdf/sto/buku_sak… · Pembersihan lahan : tunggul, akar, sisa tanaman sebelumnya

Prinsip-prinsip PHT adalah sebagai berikut:

2 Pengamatan rutin atau pengamatan mingguan

Pengamatan rutin dilakukan untuk mengikuti

perkembangan populasi OPT dan musuh alaminya

serta untuk mengetahui keadaan tanaman. Informasi

yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar

tindakan yang akan dilakukan.

3 Pemanfaatan dan pelestarian musuh alami

Pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh

alami yang potensial merupakan tulang punggung

PHT. Di alam OPT mempunyai musuh alami yang

mampu mengatur keseimbangan, sehingga populasi

OPT tidak merugikan. Jika musuh alami tersebut

dapat dimanfaatkan secara optimal, maka

ketergantungan terhadap pestisida akan berkurang.

4 Petani sebagai ahli PHT

Petani merupakan pemilik dan pengambil keputusan

di dalam usahataninya. Oleh karena itu petani harus

mampu menerapkan dan mengembangkan PHT di

lahannya sendiri.

1. Budidaya tanaman sehat

Tanaman yang sehat akan mampu bertahan terhadap

serangan OPT dan lebih cepat mengatasi

kerusakannya.