metode pengamatan dampak perubahan iklim...

38

Upload: others

Post on 17-Nov-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada
Page 2: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

ii

METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

TERHADAP SUBSEKTOR HORTIKULTURA

DIREKTORAT PERLINDUNGAN HORTIKULTURA

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

JAKARTA

2019

Page 3: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

iii

ISBN 978-979-3147-95-6

METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

TERHADAP SUBSEKTOR HORTIKULTURA

Tim Penyusun

Andi Abdurahim, S.Si., MAP

Yuliani Dwi Putri, S.Si.

St Nurlaela Fauziah, SP.

Kontributor

Dr. Aris Pramudia

Dr. Darda Efendi

Umi Kulsum, M.Si.

Diterbitkan oleh:

Direktorat Perlindungan Hortikultura

Cetakan Pertama Tahun 2019

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan cara apapun tanpa izin tertulis dari

penerbit

Page 4: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

iv

KATA PENGANTAR

Dampak perubahan iklim merupakan kejadian alamiah yang dapat terjadi setiap saat

pada sektor pertanian baik secara langsung dan tidak langsung, dan dimungkinkan dapat

mempengaruhi stabilitas dan ketahanan pangan. Perlindungan Hortikultura sebagai bagian

dari sistem pendukung kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura berperan untuk meningkatkan

produksi melalui pengamanan produksi dari serangan OPT dan dampak perubahan iklim

(DPI). Kondisi perubahan iklim harus selalu dipantau melalui kegiatan pengamatan secara

periodik dan pelaporan secara berjenjang kepada instansi vertikal diatasnya (Pusat dan

Daerah). Hasil pengamatan dan pelaporan selanjutnya akan dijadikan bahan pertimbangan

dalam pengambilan kebijakan serta langkah-langkah operasional di lapangan.

Keberhasilan pengamatan dan pelaporan dampak perubahan iklim sangat ditentukan

oleh metode yang dipedomani oleh para petugas di lapangan. Metode ini hendaknya

dilaksanakan dengan baik sehingga pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan

tepat, aman, efektif dan efisien.

Jakarta, Agustus 2019

Direktur Perlindungan Hortikultura,

Ir. Sri Wijayanti Yusuf, M.Agr.Sc. NIP. 19640830 199103 2 001

Page 5: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL................................................................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

BAB II. ISTILAH DAN BATASAN ........................................................................................... 3

BAB III. PENGARUH DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKSI

HORTIKULTURA ...................................................................................................... 5

BAB V. PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

SUBSEKTOR HORTIKULTURA ............................................................................. 10

A. Data Faktor Iklim ............................................................................................. 10

B. Penilaian Intensitas Kerusakan Tanaman Hortikultura .................................... 10

BAB VI. PELAPORAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

SUBSEKTOR HORTIKULTURA ............................................................................. 14

A. Jenis Laporan ................................................................................................. 14

B. Penyampaian Laporan .................................................................................... 15

C. Tindak Lanjut Penanganan Laporan ................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

Page 6: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses terjadinya frost pada malam hari. ..............................................................8

Page 7: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi Penilaian Kekeringan Tanaman Hortikultura Semusim........................... 11

Tabel 2. Klasifikasi Penilaian Kekeringan Tanaman Hortikultura Tahunan ........................... 11

Tabel 3. Klasifikasi Penilaian Kekeringan Tanaman Terna ................................................... 12

Tabel 4. Klasifikasi Penilaian Kekeringan Tanaman Rimpang .............................................. 12

Tabel 5. Klasifikasi Penilaian Banjir Tanaman Hortikultura Semusim ................................... 12

Tabel 6. Klasifikasi Penilaian Banjir Tanaman Hortikultura Tahunan .................................... 12

Tabel 7. Klasifikasi Penilaian Banjir Tanaman Hortikultura Terna ......................................... 13

Tabel 8. Klasifikasi Penilaian Banjir Tanaman Hortikultura Rimpang .................................... 13

Tabel 9. Kategori Penilaian Dampak Bencana Alam ............................................................ 13

Page 8: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

BAB I. PENDAHULUAN

Pengamatan Dampak Perubahan Iklim (DPI) Terhadap Subsektor Hortikultura

merupakan komponen penting dan mendasar dalam sistem perlindungan hortikultura. Metode

Pengamatan Dampak Perubahan Iklim (DPI) Terhadap Subsektor Hortikultura disusun oleh

Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam (DPI-BA) Direktorat Perlindungan

Hortikultura dalam rangka memenuhi kebutuhan petugas akan informasi perubahan iklim pada

subsektor hortikultura. Informasi perubahan iklim dan dampaknya terhadap subsektor

hortikultura saat ini dirasakan sangat penting mengingat banyaknya komoditas hortikultura

yang strategis dan menjadi unggulan nasional memerlukan penanganan dalam jangka

panjang. Petugas, baik Pusat maupun Daerah, diharapkan dapat menggunakan Metode ini

sebagai pegangan awal untuk mendapatkan informasi perubahan iklim pada subsektor

hortikultura. Selanjutnya informasi data pengamatan DPI tersebut dapat dikembangkan dan

ditindaklanjuti oleh para pengambil kebijakan, baik Pusat maupun Daerah.

Pengamatan DPI terhadap subsektor hortikultura bertujuan untuk memperoleh

gambaran tentang luas dan intensitas kerusakan tanaman hortikultura akibat DPI,

penanganan DPI, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Data dan informasi DPI yang

diperoleh digunakan sebagai dasar untuk menyusun langkah operasional penanggulangan

DPI di lapangan. Pelaporan DPI terhadap subsektor hortikultura bertujuan untuk memberikan

informasi awal yang diperlukan untuk menyusun rencana operasional perlindungan

hortikultura, tindakan korektif, penyempurnaan kegiatan pengamatan serta penyediaan sarana

pengendalian sebagai gambaran tentang kegiatan perlindungan hortikultura yang telah

dilaksanakan dan sebagai pedoman penyusunan program perlindungan hortikultura pada

periode berikutnya.

Adapun sasaran Metode ini adalah para petugas lapang (PHP/POPT) daerah yang

sehari-hari melakukan pencatatan informasi perubahan iklim dan dampaknya pada subsektor

hortikultura. Bilamana petugas berhalangan, maka dapat digantikan oleh rekan kerja yang lain

dengan mengikuti petunjuk dalam Metode ini. Perubahan iklim juga berdampak pada populasi

dan sebaran Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada subsektor hortikultura. Adanya

faktor-faktor iklim seperti curah hujan, kelembapan udara, temperatur udara, kecepatan angin,

arah angin, tekanan udara, radiasi matahari, dan lamanya penyinaran matahari turut

mempengaruhi tingkat kehadiran, populasi dan sebaran OPT. Oleh karena itu perubahan iklim

sangat berpotensi terhadap tinggi rendahnya serangan OPT di suatu tempat.

Data dan informasi DPI yang cepat, tepat, akurat dan berkesinambungan memerlukan

metode pengamatan dan pelaporan yang aplikatif. Pengamatan dan pelaporan DPI dirangkum

Page 9: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

2

dalam metode yang sederhana dan mudah dilaksanakan dengan mempertimbangkan akurasi

data dan informasi yang dihasilkan.

Metode ini hendaknya dilaksanakan dengan baik dan benar sehingga data informasi

yang dihasilkan valid, sehingga dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan dan

pengendalian apabila diperlukan dapat dilaksanakan dengan tepat, aman, efektif dan efisien.

Page 10: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

3

BAB II. ISTILAH DAN BATASAN

Istilah dan batasan diperlukan untuk memperoleh kesamaan pengertian dalam

menyusun dan membaca laporan perlindungan tanaman hortikultura. Beberapa istilah dan

batasan yang digunakan dalam buku ini:

1. Iklim adalah keadaan rerata cuaca pada suatu wilayah yang relatif luas dan waktu yang

relatif lama.

2. Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak

langsung oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer

secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu

yang dapat dibandingkan.

3. Dampak Perubahan Iklim (DPI) adalah meningkatnya kejadian iklim ekstrim yang

berpotensi menimbulkan banjir, kekeringan, angin topan, longsor, dan serangan OPT.

Dampak Perubahan Iklim (DPI) pada subsektor hortikultura berpengaruh terhadap

kuantitas dan kualitas produksi tanaman hortikultura.

4. Banjir adalah tergenangnya areal pertanaman selama periode pertumbuhan tanaman

dengan kedalaman dan jangka waktu tertentu, sehingga berpotensi menurunkan

produksi tanaman.

5. Kekeringan adalah tidak terpenuhinya kebutuhan air pada fase tertentu yang

mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak optimal sehingga berpotensi menurunkan

produksi tanaman.

6. Terkena kekeringan adalah keadaan dimana kebutuhan air tanaman tidak dapat

terpenuhi yang mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak optimal,

kriterianya terbagi ke dalam kriteria ringan, sedang dan berat.

7. Puso adalah keadaan dimana suatu pertanaman tidak menghasilkan (gagal panen)

akibat banjir dan kekeringan.

8. Sistem Peringatan Dini adalah serangkaian sistem yang didesain untuk memberikan

informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada masyarakat. Dalam hal

dampak perubahan iklim terhadap subsektor hortikultura, sistem peringatan dini

berdasarkan pada hasil pengamatan lapang PHP/POPT.

9. Luas Tambah Kekeringan adalah luas kerusakan tanaman akibat kekeringan yang

baru terjadi dan belum pernah dilaporkan yang dinyatakan dalam hektar.

10. Luas Tambah Banjir adalah luas kerusakan tanaman akibat banjir yang baru terjadi

dan belum pernah dilaporkan yang dinyatakan dalam hektar.

11. Curah Hujan (CH) merupakan ukuran air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama

periode tertentu diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan horizontal apabila tidak

Page 11: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

4

terjadi penghilangan oleh proses penguapan pengaliran dan peresapan. Satuan yang

digunakan adalah milimeter. Curah hujan 1 (satu) mm adalah air hujan yang jatuh

(tertampung) pada tempat yang datar seluas 1 m2 selama kurun waktu tertentu. Nilai 1

mm pada luasan 1 m2 tersebut ekuivalen dengan volume air sebanyak 1 liter.

12. Kelembapan Udara Relatif (Relative Humidity, RH). Kelembaban udara adalah

besarnya kadar uap air yang dikandung oleh udara atau disebut juga tingkat kebasahan

udara selama kurun waktu tertentu. Kelembaban Udara Nisbi atau Relatif Humidity (RH)

merupakan perbandingan relatif antara massa uap air yang ada dalam satu satuan

volume dengan massa uap air yang diperlukan untuk menjenuhkan satu satuan udara

tersebut pada suhu yang sama. Kelembaban udara relatif dinyatakan dalam persen (%).

Kelembaban udara relatif diukur oleh higrometer.

13. Arah dan kecepatan angin. Angin adalah gerakan relatif udara terhadap bumi pada

arah horizontal. Dua parameter yang diamati pada angin yaitu Arah angin dan

Kecepatan angin. Arah angin dinyatakan arah dari mana datangnya angin tersebut

bertiup dan dinyatakan dengan sebutan mata angin atau dengan istilah derajat dari 0°-

360° searah jarum jam. Kecepatan angin merupakan tingkat lajunya perpindahan udara

dari satu tempat ke tempat lain, dinyatakan dengan satuan meter per detik, kilometer per

jam atau mil (laut) per jam (knots) dimana 1 knot = 1,85 Km/jam.

14. Lama penyinaran (sunshine) ialah lamanya matahari bersinar sampai permukaan

bumi dalam periode satu hari, diukur dalam jam. Periode satu hari lebih tepat disebut

panjang hari yakni jangka waktu matahari berada diatas horizon. Lama penyinaran ditulis

dalam satuan jam sampai nilai persepuluhan, atau sering juga ditulis dalam persen

terhadap panjang hari. Alat untuk mengukur lamanya penyinaran yang banyak dipakai

di Indonesia adalah Campbell Stokes.

15. El Nino Southern Oscillation (ENSO) adalah fenomena global dari sistem interaksi

lautan atmosfer yang ditandai dengan adanya anomali suhu permukaan laut di wilayah

ekuator Pasifik Tengah dimana jika anomali suhu permukaan laut di daerah tersebut

positif (lebih panas dari rata-ratanya) maka disebut El-Nino, namun jika anomali suhu

permukaan laut negatif (lebih dingin dari rata-ratanya) disebut La Nina.

Page 12: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

5

BAB III. PENGARUH DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

TERHADAP PRODUKSI HORTIKULTURA

Tujuan Instruksional Umum:

Pengamat Hama Penyakit (PHP) atau Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan

(POPT) memahami pengaruh dampak perubahan iklim terhadap produksi hortikultura

Tujuan Instruksional Khusus:

4.1 PHP dan atau POPT dapat menjelaskan hubungan antara perubahan iklim dengan

produksi hortikultura

4.2 PHP dan atau POPT dapat menyebutkan salah satu contoh dampak perubahan iklim

terhadap produksi hortikultura

Perubahan iklim yang seringkali melanda Indonesia perlu diwaspadai terutama

dampaknya pada komoditas pertanian yang rentan terhadap cekaman iklim. Produktivitas

tanaman perlu didukung kesehatan tanaman dan daya lingkungan yang mampu

mengantisipasi perubahan iklim.

Pengaruh perubahan iklim terhadap Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) sulit

diprediksi. Hal ini karena adanya keseimbangan antara OPT dengan tanaman inangnya (host).

Namun demikian, secara umum pengaruhnya sebagai berikut :

1) Tanaman yang mengalami tekanan/stress karena perubahan iklim lebih rentan

(susceptible) terhadap serangan OPT,

2) Serangga hama dan mikroba termofilik lebih diuntungkan dengan makin panjangnya

musim panas/kemarau dan meningkatnya temperatur,

3) Organisme yang saat ini bukan sebagai OPT suatu saat dapat menjadi OPT karena

perubahan iklim,

4) OPT dapat berekspansi ke wilayah lain.

Perubahan iklim mengganggu keseimbangan antara populasi serangga hama, musuh

alaminya, dan tanaman inangnya. Dampak paling penting dari perubahan iklim terhadap

populasi serangga hama adalah adanya gangguan sinkronisasi antara tanaman inang dan

perkembangan serangga (hama), terutama pada musim penghujan/dingin; peningkatan

temperatur akan lebih mendukung perkembangan serangga hama dan daya hidup serangga

(hama) pada musim dingin/penghujan.

Temperatur yang meningkat dapat mengakibatkan serangga hama yang semula hidup

di belahan selatan bumi dapat melakukan invasi ke belahan utara bumi. Penanaman tanaman

Page 13: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

6

eksotis (impor dari luar daerah/negara) dapat memperburuk pengaruh perubahan iklim

terhadap serangga hama mengingat kemungkinan tidak adanya musuh alami setempat untuk

menekan populasi OPT asing yang masuk ke wilayah tersebut. Musim kemarau yang lebih

panas (meningkat temperaturnya) akan menguntungkan patogen termofilik. Akibat

peningkatan temperatur, wilayah sebaran serangga vektor patogen penyakit tumbuhan

berpotensi menjadi meluas sehingga memperluas insiden serangan penyakit tumbuhan.

Pada pertemuan koordinasi dan Pedoman Teknis DPI pada tanggal 14 Februari 2019 di

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu) Solok, Bapak Affandi, Ph.D (peneliti Balitbu)

menjelaskan bahwa perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap fenologi tumbuh dan

berpengaruh pada OPT. Kapan bunganya muncul, kapan buahnya dipanen sehingga dapat

diprediksi bagaimana pemasarannya. Pola iklim dapat diketahui dari perubahan iklim sehingga

dapat memprediksi kejadian pada tanaman hortikultura. Dengan prediksi itu dapat

mempersiapkan mitigasi maupun adaptasi pada sentra hortikultura (Affandi, 2019)1. Bunga

selalu muncul pada bulan kering, minimal satu kali dalam satu musim misalnya buah durian,

sebagaimana penelitian Ir. Ni Luh Putu Indriyani, MP (peneliti Balitbu), bunganya selalu

muncul saat curah hujan rendah sehingga dapat memprediksi lokasi mana saja buah durian

akan dipanen berdasarkan curah hujan tersebut. Selain itu, dapat juga diprediksikan OPT apa

saja yang muncul dan bagaimana pemasarannya. Sebaliknya pada sayuran, kondisi tersebut

tidak berlaku karena musimnya pendek sehingga cenderung kepada kemunculan OPT.

Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ir. Martias, MP (peneliti Balitbu), bahwa

cemaran pada buah manggis dimana curah hujan dan kelembapan sangat berpengaruh pada

terjadinya getah kuning. Apabila terjadi kondisi dari kering ke kondisi basah pada daerah-

daerah yang kadar Kalsiumnya (Ca) rendah maka akan terjadi cemaran getah kuning. Getah

kuning terjadi karena pecahnya dinding sel saluran getah bening yang menyebabkan getahnya

keluar dan mencemari daging buahnya. Jadi getah kuning dipicu oleh “demam” buah dan

perubahan iklim. Bila kadar Ca tinggi dan penyerapan air maksimal meskipun terjadi

perubahan iklim maka tidak akan terjadi getah kuning. Demikian juga translucent (buah

transparan) pada manggis yang dipicu oleh perubahan iklim. Jadi ada kompleksitas antara

hara dan perubahan iklim. Selain itu juga terjadi nekrosis pada tanaman di daerah yang dingin

terutama dataran tinggi seperti Alahan Panjang, Sumatera Barat.

Posisi geografis Indonesia yang strategis menyebabkan wilayah Indonesia memiliki

keragaman cuaca dan iklim. Salah satu yang mempengaruhi keragaman iklim di Indonesia

adalah fenomena global seperti El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang bersumber dari

wilayah Ekuator Pasifik Tengah. El Nino berpengaruh terhadap pengurangan curah hujan

1 Komunikasi pribadi pada tanggal 14 Februari 2019

Page 14: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

7

secara drastis bila bersamaan dengan kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin. Namun

bila kondisi suhu perairan hangat, El Nino tidak signifikan mempengaruhi kurangnya curah

hujan di Indonesia. Sedangkan La Nina secara umum menyebabkan curah hujan di Indonesia

meningkat apabila disertai dengan menghangatnya suhu permukaan laut di perairan

Indonesia. Mengingat luasnya wilayah Indonesia tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi

oleh El Nino/ La Nina.

Menurut Dr. Aris Pramudia (peneliti Badan Litbang Kementerian Pertanian) dalam

program dialog interaktif “Indonesia Bicara” Televisi Republik Indonesia (TVRI) Pusat Jakarta

pada tanggal 19 Maret 2019, untuk menghadapi fenomena El Nino/La Nina agar sektor

pertanian tetap dapat melakukan peningkatan produksi, Badan Litbang Pertanian telah

mengembangkan inovasi teknologi varietas unggul yang tahan terhadap kekeringan dan tahan

hama/OPT tertentu. Dijelaskan pula oleh Prof. Musa Hubeis bahwa El Nino memiliki siklusnya

sendiri dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat diprediksi dan dipetakan melalui teknologi.

Selain itu dampak El Nino dapat diklasifikasikan ke dalam kategori Kuat, Moderat dan Ringan.

Pada kesempatan terpisah Prof. Sobir (peneliti di Pusat Kajian Hortikultura Tropika,

PKHT) menambahkan bahwa anomali iklim akan mengakibatkan hal yang kurang

menguntungkan pada pertanaman hortikultura, misalnya pada tanaman buah. Tanaman tidak

akan berbuah bila terjadi musim hujan terus menerus, sebab perbungaan selalu terjadi di

musim kering. Begitu juga sebalikmya, bila terjadi kekeringan yang berkepanjangan, buah

akan mengeras atau mengecil yang disebabkan buah kekurangan kadar air. Misalnya pada

jambu kristal, bila kekurangan air, buah nampak kecil (Sobir, 2019)2.

Perubahan iklim juga sangat berpengaruh pada pergeseran hama dan penyakit (OPT),

terutama di daerah tropik. Ada tiga komponen yang saling berinteraksi satu sama lain yaitu

penyakit/OPT, host (inang), dan environment (lingkungan). Anomali iklim akan mempengaruhi

distribusi dan populasi OPT serta penampilan tanaman. Begitu pula perilaku petani yang

menyesuaikan perubahan iklim pada pola menanam tanaman semusim seperti bawang pada

bulan Mei. Kenapa bulan Mei? Pada bulan Mei terjadi musim kering dimana matahari bersinar

penuh dan persiapan tanaman memasuki musim hujan di bulan September. Bawang sebagai

tanaman monokotil harus mendapatkan paparan matahari penuh. Dengan mendapatkan

paparan matahari penuh maka hama/penyakit masih sedikit yang muncul. Lalu bagaimana

bila terjadi anomali iklim dimana kondisi iklim bulan Mei sama seperti bulan Desember? Maka

tentunya pertumbuhannya akan “berat”.

Pengaruh dampak perubahan iklim pada tanaman buah pernah terjadi pada tanaman

mangga di daerah Cirebon dan sekitarnya. Pada saat pembungaan ternyata hujan turun terus

2 Komunikasi pribadi pada tanggal 1 Maret 2019

Page 15: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

8

menerus. Hal ini menyebabkan bunga banyak yang rontok dan merangsang pertunasan.

Akibatnya buah yang dihasilkan sedikit karena tumbuhnya tunas dan bunga yang jatuh. Artinya

produktivitas dan kualitas buah menurun.

Oleh karena itu, diperlukan pemahaman terhadap perubahan iklim, terlepas akurat atau

tidak, kita dapat melakukan prediksi apakah ada anomali atau tidak sehingga kita bisa

melakukan adaptasi maupun mitigasi. Bahkan kita dapat melakukan prediksi harga komoditi

berdasarkan perubahan iklim. Misalnya saja harga cabai yang terkait dengan tingkat

kekeringan lima bulan sebelum panen. Petani membuat keputusan menanam atau tidak,

realisasinya dilaksanakan satu bulan kemudian karena mulai dari mengolah tanah, menyemai

dan lain-lain dibutuhkan sekitar satu bulan, sehingga umur panen sekitar empat bulan

kemudian. Bila pada bulan tersebut terjadi kekeringan maka luas tanam akan mengecil. Bila

luas tanam mengecil maka potensi panen juga mengecil. Dengan demikian harga bisa

melonjak naik. Tapi ketika empat bulan ke depan tiba-tiba hujan lebat, efeknya apa?

Penyakitnya banyak, kualitas turun dan produktivitas juga turun. Untuk itu prediksi iklim sangat

diperlukan guna antisipasi apabila terjadi perubahan iklim melalui upaya adaptasi dan mitigasi.

Perubahan iklim juga terlihat pada munculnya fenomena frost atau yang biasa disebut

dengan embun upas. Frost merupakan suatu fenomena alam yang menyebabkan pembekuan

pada tanaman yang ditandai dengan munculnya embun beku di tanah atau pada bagian

permukaan vegetasi tanaman akibat suhu yang terlampau dingin selama musim kemarau.

Fenomena frost di Indonesia telah dilaporkan terjadi di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah

pada komoditas kentang.

Gambar 1. Proses terjadinya frost pada malam hari. Sumber: Smith et al., 2017

Page 16: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

9

Secara fisik, frost disebabkan oleh terjadinya suhu minimum dibawah 0°C yang juga

dipengaruhi oleh kemiringan dan ketinggian lahan. Proses radiasi yang intensif pada malam

hari dari permukaan tanah yang menyebabkan pendinginan permukaan tanah. Proses ini

dikaitkan dengan sirkulasi antisiklon pada malam hari dengan angin yang tenang tidak

berawan. Pendinginan suhu terjadi karena kehilangan energi radiasi yang besar pada malam

hari. Area dengan kepadatan vegetasi rendah (seperti halnya hamparan pertanaman kentang

di Dieng) lebih berpotensi terjadinya frost dibandingkan dengan area vegetasi tinggi.

Frost menyebabkan kerusakan pada jaringan daun tanaman kentang sehingga

mengakibatkan petani gagal panen dan mengalami kerugian. Tumbuhan yang terkena frost

ditandai dengan adanya es dipermukaan daun yang selanjutnya menyebabkan daun dan

ranting menjadi kering. Upaya antisipasi dari ancaman frost yang dapat dilakukan diantaranya

adalah dengan mengatur pola dan waktu tanam, dan penggunaan mulsa plastik bening.

Pengaturan waktu tanam dapat dilakukan dengan mempercepat penanaman kentang

sehingga ketika memasuki bulan rawan terjadinya frost tanaman sudah lebih berumur dan

lebih tahan atau bahkan sudah panen. Penggunaan mulsa plastik bening dapat meningkatkan

transfer energi panas ke dalam tanah sehingga energi panas akan lebih lama bertahan (pasif)

pada pertanaman yang diberi mulsa. Hal tersebut berguna saat terjadi frost. Penggunaan

penutup/covers dapat digunakan untuk mengurangi radiasi bersih dan kehilangan konveksi

energi dari tanaman sehingga dapat mengurangi kerusakan akibat pembekuan. Sebelum

ditutup mulsa plastik bening, tanah dibasahi terlebih dahulu untuk perlindungan terbaik.

Page 17: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

10

BAB V. PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

SUBSEKTOR HORTIKULTURA

Tujuan Instruksional Umum:

PHP dan atau POPT dapat mengamati dampak perubahan iklim terhadap pertanian subsektor

hortikultura

Tujuan Instruksional Khusus:

5.1 PHP dan atau POPT dapat mengklasifikasikan intensitas kerusakan tanaman akibat

kekeringan

5.2 PHP dan atau POPT dapat mengklasifikasikan intensitas kerusakan tanaman akibat

banjir

A. Data Faktor Iklim*

Sumber data terkait faktor iklim (curah hujan, suhu udara, kelembapan udara relatif, lama

penyinaran matahari, kecepatan dan arah angin) dapat diperoleh baik secara daring

(online) atau komunikasi ke lembaga berikut ini:

a) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),

b) Sistem Informasi Peringatan Dini dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim Pada

Sektor Pertanian (Siperditan),

c) Basis Data Kementerian Pertanian, dan

d) Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat).

e) Stasiun Klimatologi / Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus (SMPK) terdekat

B. Penilaian Intensitas Kerusakan Tanaman Hortikultura

Untuk menilai intensitas kerusakan karena dampak perubahan iklim dapat

dilakukan dua hal (Sobir, 20193) yaitu:

1) Produktivitas.

Produktivitas tanaman cenderung menurun bila suhu udara diatas 30°C dimana tiap

kenaikan 1 derajat akan mengakibatkan penurunan produksi sebesar 10%.

2) Kualitas.

Kualitas secara visual (fisik) lebih nyata terutama pada komoditas hortikultura yang

layak jual.

*) informasi ini hanya bersifat pendukung bagi petugas 3 Komunikasi pribadi pada tanggal 1 Maret 2019

Page 18: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

11

Sampai saat ini kriteria penilaian intensitas kerusakan pada tanaman hortikultura

disebabkan faktor iklim (banjir dan kekeringan). Penilaian kriteria banjir maupun

kekeringan menggunakan klasifikasi terkena dan puso. Metode pengamatan yang

dilakukan adalah pengamatan keliling, apabila ditemukan adanya kriteria banjir dan

kekeringan maka pengamatan ditingkatkan untuk ditindaklanjuti dalam upaya

penanganan DPI.

Tabel 1. Klasifikasi Penilaian Kekeringan Tanaman Hortikultura Semusim (aneka cabai, bawang merah, bawang putih, kentang dan sayuran daun)

Tabel 2. Klasifikasi Penilaian Kekeringan Tanaman Hortikultura Tahunan (jeruk, mangga, manggis, durian, lengkeng dan jambu kristal)

Klasifikasi Gejala

Ringan Kerusakan tanaman > 0 - ≤25% (tanaman layu dan kembali normal

ketika ada air)

Sedang Kerusakan tanaman >25 - ≤50% (daun layu dan mulai menguning)

Berat Kerusakan tanaman >50 - ≤ 85% (hampir seluruh daun layu dan

menguning dan sebagian daun kering/rontok)

Puso Kerusakan tanaman > 85% sehingga tanaman mati dan/atau tidak dapat

berproduksi

Klasifikasi Gejala

Tanaman Belum Menghasilkan/TBM (< 4 tahun)

Ringan Kerusakan tanaman > 0 - ≤ 25% (tanaman layu dan kembali normal

ketika ada air)

Sedang Kerusakan tanaman > 25 - ≤ 50% (daun layu mulai menguning dan

bagian pinggiran daun menggulung)

Berat Kerusakan tanaman > 50 - ≤ 85% (hampir seluruh daun layu menguning,

menggulung)

Puso Kerusakan tanaman > 85% sehingga tanaman mati dan/atau tidak dapat

berproduksi (seluruh daun rontok)

Tanaman Menghasilkan/TM (≥ 4 tahun)

Ringan Kerusakan tanaman > 0 - ≤ 25% (daun, bunga dan buah mulai layu dan

kembali normal ketika ada air)

Sedang Kerusakan tanaman > 25 - ≤ 50% (daun kering, bunga dan buah layu)

Berat Kerusakan tanaman > 50 - ≤ 85% (hampir seluruh daun layu, bunga dan

buah rontok)

Page 19: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

12

Tabel 3. Klasifikasi Penilaian Kekeringan Tanaman Terna (pisang, salak, nenas, papaya dan buah naga)

Tabel 4. Klasifikasi Penilaian Kekeringan Tanaman Rimpang (jahe, kunyit, temulawak, kencur)

Tabel 5. Klasifikasi Penilaian Banjir Tanaman Hortikultura Semusim (aneka cabai, bawang merah, bawang putih, kentang dan sayuran daun)

Tabel 6. Klasifikasi Penilaian Banjir Tanaman Hortikultura Tahunan

(jeruk, mangga, manggis, durian, lengkeng dan jambu kristal)

Klasifikasi Gejala

Ringan Kerusakan tanaman > 0 - ≤ 25% (tanaman layu dan kembali normal

ketika ada air)

Sedang Kerusakan tanaman > 25 - ≤ 50% (daun mulai menguning, bagian

pinggiran daun menggulung atau batang buah naga layu)

Berat Kerusakan tanaman > 50 - ≤ 85% (hampir seluruh daun menguning atau

menggulung atau batang buah naga layu dan menguning)

Puso Kerusakan tanaman > 85% sehingga tanaman mati dan/atau tidak dapat

berproduksi (seluruh daun atau batang buah naga mengering)

Klasifikasi Gejala

Ringan Kerusakan tanaman > 0 - ≤ 25% (tanaman layu dan kembali normal

ketika ada air)

Sedang Kerusakan tanaman > 25 - ≤ 50% (ujung daun layu mulai menguning dan

bagian pinggiran daun menggulung)

Berat Kerusakan tanaman > 50 - ≤ 85% (hampir seluruh daun layu menguning,

menggulung)

Puso Kerusakan tanaman > 85% sehingga tanaman mati dan rimpang rusak

Klasifikasi Gejala

Terkena Tanaman tergenang dan kerusakan fisik ≤ 50%

Puso Tanaman tergenang dan menunjukkan kerusakan fisik > 50%

Klasifikasi Gejala

TBM (< 4 tahun)

Terkena Tanaman tergenang dan kerusakan fisik ≤ 50%

Puso Tanaman tergenang dan menunjukkan kerusakan fisik > 50%

TM (≥ 4 tahun)

Terkena Tanaman tergenang dan kerusakan fisik ≤ 85%

Puso Tanaman tergenang dan menunjukkan kerusakan fisik > 85%

Page 20: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

13

Tabel 7. Klasifikasi Penilaian Banjir Tanaman Hortikultura Terna (pisang, salak, nenas, papaya dan buah naga)

Tabel 8. Klasifikasi Penilaian Banjir Tanaman Hortikultura Rimpang

Tabel 9. Kategori Penilaian Dampak Bencana Alam

Klasifikasi Gejala

Terkena Tanaman tergenang ≤ 3 hari atau kerusakan fisik ≤ 50%

Puso Tanaman tergenang > 3 hari dan menunjukkan kerusakan fisik > 50%

Klasifikasi Gejala

Terkena Tanaman tergenang ≤ 1 hari atau kerusakan fisik ≤ 50%

Puso Tanaman tergenang > 1 hari dan menunjukkan kerusakan fisik > 50%

Klasifikasi Gejala

Terkena Tanaman terkena bencana alam dan menunjukkan kerusakan fisik tetapi

masih dapat berproduksi

Puso Tanaman terkena dan menunjukkan kerusakan fisik sehingga tanaman

mati dan/atau tidak dapat berproduksi

Page 21: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

14

BAB VI. PELAPORAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

SUBSEKTOR HORTIKULTURA

Tujuan Instruksional Umum:

PHP dan atau POPT dapat melaporkan dampak perubahan iklim terhadap pertanian subsektor

hortikultura

Tujuan Instruksional Khusus:

6.1 PHP dan atau POPT dapat membuat laporan banjir setiap dua minggu

6.2 PHP dan atau POPT dapat membuat laporan kekeringan setiap dua minggu

A. Jenis Laporan

1. Laporan Peringatan Dini

Laporan Peringatan Dini adalah laporan tanaman yang terdampak banjir

atau kekeringan yang harus segera ditentukan langkah/tindakan korektifnya.

Laporan tersebut berisi luas tanaman terdampak dan umur/stadia tanaman.

Laporan Peringatan Dini dibuat oleh petugas setiap saat apabila ditemukan

tanaman terdampak banjir atau kekeringan.

Laporan peringatan dini dibuat oleh PHP/POPT dan disampaikan ke LPHP

dan UPTD BPTPH Provinsi. Laporan peringatan dini dilaporkan berdasarkan

keadaan lahan yang menunjukan fenomena terkena dan atau puso.

Sistem Peringatan Dini dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim pada

Sektor Pertanian telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pertanian Republik

Indonesia Nomor 39 Tahun 2018. Sistem Peringatan Dini ini meliputi penyediaan

informasi dan rekomendasi. Penyediaan informasi tersebut dilakukan oleh Pusat

Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian dan diperbarui setiap 6

(enam) bulan sekali. Informasi yang disediakan oleh Pusdatin meliputi:

a) Prediksi ENSO,

b) Prakiraan musim,

c) Prakiraan hujan bulanan,

d) Potensi banjir dan kekeringan,

e) Potensi kebakaran lahan,

f) Daerah rawan kebakaran lahan,

g) Endemik OPT,

h) Prakiraan serangan OPT, dan

Page 22: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

15

i) Peta penyakit hewan.

Sedangkan rekomendasi dikeluarkan oleh pejabat tinggi tingkat madya

lingkup Kementerian Pertanian sesuai dengan komoditas binaannya.

Rekomendasi tersebut dapat berupa:

a) Strategi yang harus dilakukan untuk menghadapi risiko kekeringan, banjir,

kebakaran lahan, serangan OPT dan/atau wabah penyakit hewan; dan

b) Pilihan teknologi yang digunakan untuk mengantisipasi dan mengatasi

Dampak Perubahan Iklim.

Rekomendasi ini disampaikan kepada Pusdatin dan Dinas yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian. Lalu Pusdatin

memberikan informasi mengenai rekomendasi yang dikeluarkan Eselon I secara

daring (online), http://sipetani.pertanian.go.id:8081/siperditan/.

2. Laporan Bulanan

Laporan Bulanan dibuat berdasarkan rekapitulasi hasil pengamatan DPI

setiap dua mingguan berupa luas terdampak banjir atau kekeringan (Lampiran 1

& 2). Laporan bulanan dibuat oleh petugas PHP/POPT yang ditujukan kepada

LPHP/ BPTPH secara berkala sesuai dengan formulir pelaporan.

3. Laporan Khusus

Selain dari laporan-laporan tersebut di atas, terdapat laporan khusus yang

perlu disampaikan sesuai dengan kebutuhan pimpinan atau instansi vertikal di

atasnya. Laporan Khusus antara lain dapat berbentuk laporan ketika terjadi

bencana alam (longsor, gempa bumi, frost, banjir bandang, dan keadaan khusus

lainnya).

B. Penyampaian Laporan

1. Laporan perlindungan hortikultura disampaikan oleh petugas pengamat hama

penyakit (PHP) ke instansi vertikal di atasnya, terutama yang berkaitan dengan

banjir atau kekeringan yang terjadi di wilayah pengamatannya. Petugas PHP

menyebarluaskan informasi kepada petani sebagai dasar pengambilan keputusan

Kelompok Tani, dan bila perlu bersama-sama dengan PHP membina petani

melaksanakan penanganan DPI. Instansi vertikal di atasnya menggunakan

laporan tersebut sebagai bahan evaluasi keadaan banjir dan/atau kekeringan,

kemampuan petugas PHP membimbing petani dalam penanganan DPI,

merencanakan bimbingan dan bantuan, serta menyusun laporan keadaan banjir

dan/atau kekeringan di wilayah kerjanya (Lampiran 3).

Page 23: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

16

2. Laporan petugas diteruskan kepada Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten/Kota,

dan Diperta Kabupaten/Kota meneruskan laporan tersebut ke Diperta Provinsi.

Diperta Kabupaten/Kota menggunakan laporan tersebut sebagai dasar untuk

menyusun penanganan DPI secara massal oleh petani dan memberi bantuan

penanganan DPI bila dibutuhkan.

C. Tindak Lanjut Penanganan Laporan

Laporan petugas yang telah diterima oleh instansi di atasnya akan menjadi dasar

pengambilan keputusan dalam menangani dampak perubahan iklim baik kekeringan

maupun banjir. Penanganan DPI harus melibatkan semua jajaran lingkup pemerintah

daerah atau jika memungkinkan pemerintah pusat yang berkaitan dengan kondisi

terdampak banjir dan kekeringan.

Page 24: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

17

DAFTAR PUSTAKA

Aldrian, Elvin dan Sucahyono, Dedi. 2013. Kamus Istilah Perubahan Iklim. Puslitbang BMKG,

Jakarta.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2018. Prakiraan Musim hujan 2018/2019 di

Indonesia. BMKG, Jakarta.

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2018 Tentang Sistem

Peringatan Dini dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim pada Sektor Pertanian;

Jakarta.

Pradana A., Mardiana A., Lestari F. N., Sara F. H., Aifah S., dan Nurjani E. 2018. Preliminary

Assessment on Agricultural Impact Due Forest (Embun Upas) Hazard in Dieng

Highland, Central Java, Indonesia. Ilmu Pertanian (Agricultural Science). 3 (1): 46-56.

Pusat Informasi Perubahan Iklim. 2019. Analisis Hujan Februari 2019 dan Prakiraan Hujan

April, Mei dan Juni 2019. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta.

Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan. 2018. Buletin Informasi Iklim dan Lingkungan.

Vol.XII. Jakarta.

Snyder R L. 2000. Principles of Frost Protection: Passive Frost Protection Methods. USA:

University of California.

Wang J., Y. Yue, J. Zhao, Y. Bai, L. Lv., P. Shi. 2016. Snow, Frost and Hail Disaster in China.

Dalam: P Shi, ed. Natural disaster in China. Berlin: Springer Nature, pp. 187-237.

Sumber Daring

http://dataonline.bmkg.go.id/home,

http://sipetani.pertanian.go.id:8081/siperditan/,

http://prasarana.pertanian.go.id/iklimoptdpimy/

http://balitklimat.litbang.pertanian.go.id/

Page 25: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

18

LAMPIRAN

Page 26: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

19

Lampiran 1. Laporan kerusakan tanaman akibat banjir oleh BPTPH kepada Direktorat Perlindungan Hortikultura

LAPORAN KERUSAKAN TANAMAN AKIBAT BANJIR

BPTPH Provinsi : Periode pengamatan :

Musim Tanam 1)

:

Luas (ha)Keterangan

(Periode)Luas (ha)

Keterangan

(Periode)Terkena Puso

2) Terkena Puso 2) Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 (12+14)

17 (12+15)

19

Keterangan: ..........................., ............., 20 .......1)

: Musim Tanam (MK/MH/rendeng/gadu)2)

: Puso termasuk dalam Terkena

.......................................................

NIP.

Upaya

18

Kepala,

PenangananLuas Tambah pada

Periode Laporan (ha)

Luas Keadaan pada

Periode Laporan

(ha)NoKabupaten/

KotaKomoditas Varietas

Umur

(HST)

Luas

Tanam

(Ha)

Bulan Surut Puso 2)

Sisa Periode Sebelumnya/Perubahan Kriteria

Periode

Laporan

Luas

Waspada

(Ha)

Page 27: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

20

Lampiran 2. Laporan kerusakan tanaman akibat kekeringan oleh BPTPH kepada Direktorat Perlindungan Hortikultura

LAPORAN KERUSAKAN TANAMAN AKIBAT KEKERINGAN

BPTPH Provinsi: Periode pengamatan :

Musim Tanam*) :

Ringan Sedang Berat Puso Pulih Jumlah Ringan Sedang Berat Puso Jumlah Ringan Sedang Berat Puso Jumlah UpayaLuas

(Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 (10+11+12+13+14)

16 17 18 19 20 (16+17+18+19)

21 (10+16)

22 (11+17)

23 (12+18)

24 (13+19)

25 (21+22+23+24)

26 27

Keterangan: ..............................., ..................., 20 .......

*) : Diisi Bulan & Periode POPT,

Periode I (Tanggal 1 - 15)

Periode II (Tanggal 16 - 31)

................................................................

NIP.

Luas Keadaan pada Periode Laporan (Ha) Penanganan

NoKabupaten/

KotaKomoditas Varietas

Umur

(HST)

Luas

Tanam

(Ha)

BulanPeriode

Laporan

Luas

Waspada

(Ha)

Sisa Periode Sebelumnya/Perubahan Kategori (Ha) Luas Tambah pada Periode Laporan (Ha)

Page 28: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

21

Lampiran 3. Bagan Alur Pelaporan DPI Subsektor Hortikultura

Page 29: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

22

Lampiran 4. Zona Musim di Indonesia

Page 30: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

23

Lampiran 5. Prakiraan Sifat Hujan

Page 31: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

24

Lampiran 6. Kewaspadaan Tingkat Ketersediaan Air

Page 32: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

25

Lampiran 7. Prakiraan Awal Musim Hujan 2018/2019

Page 33: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

26

Lampiran 8. Frost

Page 34: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

27

Lampiran 9. Model Apadtasi dan Mitigasi DPI

Page 35: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

28

Lampiran 10. Inovasi Irigasi Kabut

Page 36: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

29

Lampiran 11. Tips Menanam Cabe di Musim Hujan

Page 37: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

30

Lampiran 12. Teknologi Adaptasi Terhadap Kesulitan Air di Musim Kemarau

Page 38: METODE PENGAMATAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM …ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/assets/cp/901111-12... · 2020. 2. 7. · informasi Dampak Perubahan Iklim di sektor pertanian kepada

31

Lampiran 13. Sungkup Plastik