faktor penting yang dapat mendukung keberhasilan gerakan...

2
Mutu buah jeruk dalam negeri banyak yang kurang memenuhi standar karena sistem produksinya masih bersifat usaha kecil-kecilan dan belum menerapkan teknologi anjuran. Padahal, konsumen menghendaki buah jeruk yang bermutu baik, nilai gizinya tinggi dan pasokan yang memadai. Petani masih mengandalkan pestisida kimia sintetis untuk mengendalikan OPT jeruk. Untuk itu, pemerintah mencanangkan gerakan pengendalian OPT yang ramah lingkungan dan sesuai dengan prinsip penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Pemasangan perangkap beratraktan Metil Eugenol (ME). Atraktan dapat ber- bentuk cair (diteteskan pada media kapas atau pada kayu blok (ME blok). Perangkap dapat dibuat dari bekas botol air mineral. Botol diisi dengan air sabun. Apabila menggunakan ME cair, maka dilakukan penambahan cairan ME setiap 1 bulan. Apabila menggunakan ME blok maka dilakukan penambahan ME blok setiap 2-3 bulan. Pemasangan perangkap sebanyak 15 unit./hektar. Pengolahan tanah di bawah tajuk tanaman agar pupa terangkat ke permukaan tanah sehingga terkena sinar matahari dan mematikannya. Penggunaan pestisida biologi Metarrhizium sp. Untuk mengendalikan larva dan pupa di dalam tanah. Aplikasi umpan protein secara spot spray Sanitasi buah terserang dan memusnahkannya Pembungkusan buah bila memungkinkan Eradikasi selektif/pemangkasan cabang, ranting terserang dengan alat yang steril dan dioles penutup luka Eradikasi total jika ≥ 50% tanaman terserang Pembakaran sisa eradikasi Penggunaan bibit jeruk yang berlabel bebas patogen Pemeliharaan kebun secara optimal (lakukan pemangkasan rutin) Penggunaan pupuk hayati secara teratur Pengamatan kondisi kebun secara reguler untuk mencegah perkembangan vektor HLB yaitu Diaphorina citri (kutu loncat) Untuk pengendalian vektor penyakit HLB/ CVPD (Diaphorina citri) menggunakan: Perangkap kuning untuk monitoring awal populasi vektor Predator Coccinellidae, Syrphidae Parasitoid nimfa : Tamarixia radiata Entomopathogen Hirsutella citriformis Pestisida nabati (mimba, mindi, suren) Saputan batang menggunakan insektisida sistemik (± 20 cm dari okulasi) dengan lebar saputan seukuran diameter batang Pemusnahan tanaman inang alternatif (kemuning) Dalam menangani masalah HLB, terdapat inovasi teknologi yang dikembangkan dan dikenal sebagai Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) yang terdiri dari 5 (lima) komponen teknologi, yaitu: 1. Menggunakan bibit jeruk sehat berlabel biru yang bebas HLB dan penyakit virus lain; 2. Mengendalikan serangga menular/ kutu loncat/ vektor HLB/ Diaphorina citri; 3. Mengeradikasi tanaman jeruk yang terserang HLB; 4. Memelihara tanaman jeruk di kebun secara optimal; dan 5. Diterapkan di seluruh kawasan agribisnis jeruk melalui kelompok taninya sebagai unit terkecil pembinaan. Diaphorina citri

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

17 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • Mutu buah jeruk dalam negeri banyak yang kurang memenuhi standar karena sistem produksinya masih bersifat usaha kecil-kecilan dan belum menerapkan teknologi anjuran. Padahal, konsumen menghendaki buah jeruk yang bermutu baik, nilai gizinya tinggi dan pasokan yang memadai. Petani masih mengandalkan pestisida kimia sintetis untuk mengendalikan OPT jeruk. Untuk itu, pemerintah

    mencanangkan gerakan pengendalian OPT yang ramah lingkungan dan sesuai dengan prinsip penerapan

    Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

    Pemasangan perangkap beratraktan Metil Eugenol (ME). Atraktan dapat ber-bentuk cair (diteteskan pada media kapas atau pada kayu blok (ME blok). Perangkap dapat dibuat dari bekas botol air mineral. Botol diisi dengan air sabun. Apabila menggunakan ME cair, maka dilakukan penambahan cairan ME setiap 1 bulan. Apabila menggunakan ME blok maka dilakukan penambahan ME blok setiap 2-3 bulan. Pemasangan perangkap sebanyak 15 unit./hektar.

    Pengolahan tanah di bawah tajuk tanaman agar pupa terangkat ke permukaan tanah sehingga terkena sinar matahari dan mematikannya.

    Penggunaan pestisida biologi Metarrhizium sp. Untuk mengendalikan larva dan pupa di dalam tanah.

    Aplikasi umpan protein secara spot spray

    Sanitasi buah terserang dan memusnahkannya

    Pembungkusan buah bila memungkinkan

    Eradikasi selektif/pemangkasan cabang, ranting terserang dengan alat yang steril dan dioles penutup luka

    Eradikasi total jika ≥ 50% tanaman terserang

    Pembakaran sisa eradikasi

    Penggunaan bibit jeruk yang berlabel bebas patogen

    Pemeliharaan kebun secara optimal (lakukan pemangkasan rutin)

    Penggunaan pupuk hayati secara teratur

    Pengamatan kondisi kebun secara reguler untuk mencegah perkembangan vektor HLB yaitu Diaphorina citri (kutu loncat)

    Untuk pengendalian vektor penyakit HLB/ CVPD (Diaphorina citri) menggunakan:

    Perangkap kuning untuk monitoring awal populasi vektor

    Predator Coccinellidae, Syrphidae

    Parasitoid nimfa : Tamarixia radiata

    Entomopathogen Hirsutella citriformis

    Pestisida nabati (mimba, mindi, suren)

    Saputan batang menggunakan insektisida sistemik (± 20 cm dari okulasi) dengan lebar saputan seukuran diameter batang

    Pemusnahan tanaman inang alternatif (kemuning)

    Dalam menangani masalah HLB, terdapat inovasi teknologi yang dikembangkan

    dan dikenal sebagai Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) yang

    terdiri dari 5 (lima) komponen teknologi, yaitu:

    1. Menggunakan bibit jeruk sehat berlabel biru yang bebas HLB dan penyakit

    virus lain;

    2. Mengendalikan serangga menular/ kutu loncat/ vektor HLB/ Diaphorina citri;

    3. Mengeradikasi tanaman jeruk yang terserang HLB;

    4. Memelihara tanaman jeruk di kebun secara optimal; dan

    5. Diterapkan di seluruh kawasan agribisnis jeruk melalui kelompok taninya

    sebagai unit terkecil pembinaan.

    Diaphorina citri

  • Sanitasi kebun dengan cara:

    Membersihkan bagian yang terserang menggunakan sabut kelapa/ sikat ijuk/karung goni/ jerami

    Untuk pencegahan, dianjurkan membersihkan seluruh bagian tanaman yang tidak terserang

    Memangkas batang, cabang dan ranting yang terserang dengan alat yang steril

    Penyaputan/ pelaburan batang, cabang, dan ranting dengan bubur California atau bubur Bordo (berbahan aktif Cu) yang dilakukan pada awal dan akhir musim hujan (6 bulan sekali).

    Bubur California merupakan campuran Belerang dan Kapur Tohor dengan perbandingan sebanyak 1:1 (sesuai rekomendasi teknis) yang dibalurkan pada batang, cabang dan ranting tanaman jeruk, setiap 6 bulan sekali.

    Trichoderma sp. dicampur dengan kompos (sesuai rekomendasi teknis tergantung dari umur dan besar tanaman). Kemudian ditaburkan pada tanah di sekeliling tanaman sebatas lingkaran tajuk tanaman setiap 6 bulan sekali setelah panen.

    Perbaikan saluran drainase

    Pembuatan tukungan/ gundukan untuk daerah pasang surut

    Secara umum, hampir sama dengan pengendalian untuk penyakit diplodia

    Memakai batang bawah yang tahan terhadap Phytophthora spp., misalnya Poncirus trifoliata dan Cleopatra mandarin.

    Membuat tinggi sambungan atau tempelan 30 cm dari permukaan tanah, atau menggunakan sistem Okucang (okulasi-cangkok)

    Catatan:

    Faktor penting yang dapat mendukung keberhasilan gerakan pengendalian OPT tanaman jeruk adalah

    dengan melakukannya secara terkoordinir dan serentak sehingga mengurangi potensi penyebaran

    OPT ke tanaman atau daerah lain.

    Mempunyai gejala yang mirip dengan penyakit HLB, terdapat lekukan di ranting atau batang bila kulitnya dibuka. Vektornya adalah kutu daun.

    Menggunakan batang bawah yang toleran

    Memangkas cabang dan ranting yang terserang dengan alat yang steril (pada bagian yang dipotong, dioles dengan PGPR sebagai antibiotik=probiotik)*. Si-sa pangkasan dimusnahkan (dibakar atau dipendam)

    Pengendalian serangga vektor menggunakan:

    perangkap kuning untuk monitoring awal populasi serangga vektor

    predator Coccinellidae, Syrphidae dan Chrysopidae

    parasitoid nimfa: Lipolexis scutellaris

    entomopatogen Beauveria spp. dan Metarrhizium spp.

    saputan batang menggunakan insektisida sistemik (±20 cm dari okulasi dengan lebar saputan seukuran diameter batang)

    Aplikasi PGPR (Pseudomonas fluorescens, Bacillus subtillis, B. polemica) dengan cara disemprot pada bagian tanaman atau disiram pada tanah bawah kanopi

    Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

    Direktorat Perlindungan Hortikultura

    Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu - Jakarta Selatan

    Telp: 021-7819117 Fax: 021-78845628

    Email: [email protected]

    Website: http://ditlin.hortikultura.pertanian.go.id