buku pegangan guru materi pengindraan jauh

8
1. Difinisi Pengindraan Jauh 2. Komponen – Komponen Pengindraan Jauh 3. Penggunaan Dan Pengolahan Data Pengindraan Jauh 4. Citra Pengindraan Jauh 5. Intepretasi Citra Pengindraan Jauh 6. Manfaat Pengindraan Jauh

Upload: bayhu-kai-z

Post on 02-Jan-2016

62 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Pegangan Guru Materi Pengindraan Jauh

1. Difinisi Pengindraan Jauh2. Komponen – Komponen Pengindraan Jauh3. Penggunaan Dan Pengolahan Data Pengindraan Jauh4. Citra Pengindraan Jauh5. Intepretasi Citra Pengindraan Jauh6. Manfaat Pengindraan Jauh

Page 2: Buku Pegangan Guru Materi Pengindraan Jauh

BAB IDifinisi Pengindraan Jauh

1.1 Penginderaan jauh

Pada bab pertama ini di utarakan secara singkat tentang pengertian tentang pengindraan jauh dan intepretasi citra. Hal ini dimagsutkan untuk mempermudah pemehaman tentang pengindraan jauh sebelu memasaki ke dalam bab yang selanjutnya.

Remot sensing is the science and art of the obtaining information abaut an object , area, or phenomenon through the analysis of data acquired by a device that is not in contact with the object, area or phenomenon under investigation (lillesand and keifer, 1979. Dalam sutanto 1994;2)

Pengindraan ajau adalan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang di peroleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, derah atau gejala yang dikaji investigation (lillesand dan keifer, 1979. Dalam sutanto 1994;2)

Remot sensing refest to the variety of the techniques thet heve been developed for the equisition and analysis of information abaut the earth. This information is typically in the form of electromagnetic radiation that has either been reflected or emmited from the earth surface.

Pengindraan jauh yaitu berbagai tehnik yang dikembangkan untuk memperoleh data dan analisis mengenai bumi. Informasi trsebut khusus berbentuk radiasi elektro magnetic yang di pantulkan atau di pancarkan dari permukaan bumi (lindgren, 1985. Dalam sutanto, 1994;3)

Ada beberapa istilah dalam bahasa asing yang sering digunakan dalam pengindraan jauh. Reeves (1975. Dalam sutanto,1994;4) mengutarakan beberpa istilah yang sering digunakan di negara – negara asing sesuai dengan berbagai istilah antara lain; remot sensing (inggris), teledetection (prancis), fernerkundung(rusia), dan perception remota(spanyol). Dan di Indonesia pernah digunaka dua istilah yaitu pengindraan jauh daqn teledeteksi. Keunggulan istilah teledeteksi adlah singkatnya istilah dan sesuai dengan istilah – istilah lain yang telah sering digunakan orang seperti televisi, telegram, dan telepon. Kelemahannya terletak pada artikata deteksi yang sering digunakan lingkup lebih sempit bila dibandingkan dengan kata pengindraan jauh.

Remote sensing

Page 3: Buku Pegangan Guru Materi Pengindraan Jauh

Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasa Jerman fernerkundung, bahasa Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa Rusia distangtionaya. Di masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan medis atau fotogrametri. Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh yang intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

A. Komponen – Komponen Pengindraan Jauh

Komponen-Komponen Penginderaan Jauh

Komponen Penginderaan Jauh

1. Sumber Tenaga

Sumber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas :

Sistem pasif adalah sistem yang menggunakan sinar matahari

Page 4: Buku Pegangan Guru Materi Pengindraan Jauh

Sistem aktif adalah sistem yang menggunakan tenaga buatan seperti gelombang mikro

Jumlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Waktu penyinaran

Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang diterima objek, makin cerah warna obyek tersebut.

2. Bentuk permukaan bumi

Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas.

3. Keadaan cuaca

Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.

2. Atmosfer

Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen, hidrogen dan helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.

Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi. Kondisi cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat mencapai permukaan bumi.

Page 5: Buku Pegangan Guru Materi Pengindraan Jauh

Interaksi antara tenaga elektromagnetik dan atmosfer

3. Interaksi antara tenaga dan objek

Interaksi antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap obyek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.

Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra, sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Contoh: Permukaan puncak gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.

4. Sensor dan Wahana

Sensor

Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua :

1. Sensor fotografik, merekam obyek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan

Page 6: Buku Pegangan Guru Materi Pengindraan Jauh

citra foto (foto udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)

2. Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.

Wahana

Adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan inderaja. Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:

1. Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara 1.000 – 9.000 meter di atas permukaan bumi

2. Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 meter di atas permukaan bumi

3. Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km – 900 km diluar atmosfer bumi.

B. Penggunaan Dan Pengolahan Data Pengindraan Jauh

C. Citra Pengindraan Jauh

D. Intepretasi Citra Pengindraan Jauh

E. Manfaat Pengindraan Jauh