bp pada anak

16
TUGAS KELOMPOK ILMU PENYAKIT DALAM MASYARAKAT “BRONCHOPNEUMONIA PADA ANAK” Disusun Oleh : 1. Rizky Handriyan (02140200060) 2. Wendy S Silalahi (02140200002) 3. Daniel Tobing (02140200061) JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU JAKARTA 2015

Upload: leni-rosliana

Post on 04-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

health education

TRANSCRIPT

Page 1: BP Pada Anak

TUGAS KELOMPOK ILMU PENYAKIT DALAM MASYARAKAT

“BRONCHOPNEUMONIA PADA ANAK”

Disusun Oleh :

1. Rizky Handriyan (02140200060)2. Wendy S Silalahi (02140200002)3. Daniel Tobing (02140200061)

JURUSANKESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJUJAKARTA

2015

Page 2: BP Pada Anak

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Bronchopneumonia pada Anak di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Penyakit Dalam Masyarakat dan merupakansalahsatu tugas kelompok yang harusdipenuhiolehmahasiswa.

Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada doen pembimbing mata kuliah kami yakni Bapak Dr. dr. dr. Hafizurrchman, MPH dan rekan-rekan mahasiswa telah membantu dan memberikan dorongan spiritual dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penilisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dari makalah ini.

Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Tim Penulis

Page 3: BP Pada Anak

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Anak merupakan hal yang paling penting artinya bagi sebuah keluarga.Selain sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus bangsa.Oleh karena itu, tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih-lebih bila anaknya mengalami bronchopneumonia.

Pneumonia sebenarnya bukan penyakit baru. American Lung Associationmisalnya, menyebutkan hingga tahun 1936 pneumonia menjadi penyebabkematian nomor satu di Amerika. Penggunaan antibiotik membuat penyakit bisadi kontrol beberapa tahun kemudian. Namun, tahun 2000 kombinasi pneumoniadan influenza kembali merajalela dan menjadi penyebab kematian ke tujuh dinegara itu (Setiawan, 2009). Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru(alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan prosesinfeksi akut pada bronkus ( biasa disebut bronchopneumonia ).

Gejala penyakit iniberupa napas cepat dan sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batasnapas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebihpada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali per menit ataulebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak usia di bawah2 bulan tidak dikenal diagnosa pneumonia (Setiawan, 2009). Secara global, sekitar 1,6 juta kematian setiap tahun disebabkan olehpenyakit yang disebabkan oleh Streptokokus pneumoiae (pneumococcal disease),di dalamnya 700.000 hingga satu juta Balita terutama berasal dari negaraberkembang.

Dilaporkan, di kawasan Asia - Pasifik diperkirakan sebanyak860.000 Balita meninggal setiap tahunnya atau sekitar 98 anak setiap jam. Secaranasional angka kejadian Pneumonia belum diketahui secara pasti, data yang adabaru berasal dari laporan Subdit ISPA Ditjen P2M-PL Depkes RI tahun 2007.Dalam laporan tersebut disebutkan, dari 31 provinsi ditemukan 477.429 anakBalita dengan pneumonia atau 21,52 persen dari jumlah seluruh Balita diIndonesia. Proporsinya 35,02 persen pada usia di bawah satu tahun dan 64,97persen pada usia satu hingga empat tahun. Jika dirata-ratakan, sekitar 2.778 anakmeninggal setiap harinya akibat pneumonia (Suriani, 2009). Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angkakematiannya tinggi, tidak saja di negara berkembang,tapi juga di negara maju 1

Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 3 tahun dengan resiko kematian yang tinggi pada bayi yang berusia kurang dari 2 bulan, sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun (1). Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah maju. Dari data SEAMIC Health Statistic 2001 influenza dan pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia, nomor 9 di Brunei,

Page 4: BP Pada Anak

nomor 7 di Malaysia, nomor 3 di Singapura, nomor 6 di Thailand dan nomor 3 di Vietnam. Laporan WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan influenza.Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes tahun 2001, penyakit infeksi saluran napas bawah menempati urutan ke-2 sebagai penyebab kematian di Indonesia.Penggunaan antibiotik, membuat penyakit ini bisa dikontrol beberapa tahun kemudian.Namun tahun 2000, kombinasi bronchopneumonia dan influenza kembali merajalela dan menjadi penyebab kematian ketujuh di negara itu.

Bronchopneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang.Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang.Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja.Gara- gara inilah, selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita bronchopneumonia bisa meninggal.Sebenarnya bronchopneumonia bukanlah penyakit tunggal.Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi, dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun partikel.

1.2 TUJUAN

a. Tujuan UmumUntuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Penyakit Dalam Masyarakat (IPDM) dari dosen pembimbing dan untuk mengetahui secara garis besar tentang penyakit Alzheimer sehingga kami sebagai tenaga kesehatan masyarakat dapat memberikan informasi yang baik dan benar kepada masyarakat.

b. Tujuan KhususUntuk memahami bronkopneumonia berdasarkan Untuk memahami bronkopneumonia berdasarkan defenisi, Anatomi, Fisiologi, Etiologi, Patofisiologi, Pemeriksaan penunjang, anifestasi Klinik, Penularan

1.3 Ruang Lingkup PenyusunanDalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan menggambarkan konsep dasar penyakit Bronchopneumonia Pada Anak dan dengan menggunakan literatur yang diperoleh dari buku perpustakaan, internet dan diskusi kelompok.

Page 5: BP Pada Anak

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Defenisi Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus

paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrate. (Whalley and Wong, 1996)

Bronchopneumonia adalah frekuensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat (Suzanne G Bare, 1993)

Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis yaitu radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing.(Sylvia Anderson, 1994)

Bronchopneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing. (Ngastiah, 2003)

Bronchopneumonia adalah radang pada paru-paru yang mempunyai penyebaran berbercak, teratur dalam satu area atau lebih yang berlokasi di dalam bronchus dan meluas ke parenkim paru (Brunner dan Suddarth, 2001).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan benda asing.

2.2 Anatomi Fisiologi

a. Anatomi

Sistem pernapasan terdiri atas :• Hidung

Merupakan saluran udara yang pertama, berfungsi mengalirkan udara ke dan dari paru-paru.Jalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru.

• Faring atau tenggorokanStruktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring.faring dibagi menjadi tiga region : nasofaring, orofaring, dan laringofaring.

• Laring atau pangkal tenggorokanStruktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi,melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering juga disebut sebagai kotak suara. Dan terdiri atas : epiglotis , glotis, kartilago tiroid, kartilago krikoid,kartilaago aritenoid dan pita suara.

Page 6: BP Pada Anak

• Trakea atau batang tenggorokanMerupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 cincin yang dari tulang-tulang rawan.

• Bronkus atau cabang tenggorokan Merupakan lanjutan dari trakea terdiri dari bronkus kiri dan kanan.

• Paru-paruMerupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian yaitu : paru-paru kanan dan kiri, dimana paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus dan paru-paru kiri terdiri dari 2 lobus.

b. Fisiologi

Proses pernapasan paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru. Proses ini terdiri dari 3 tahap yaitu : Ventilasi

Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Ada dua gerakan pernapasan yang terjadi sewaktu pernapasan, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang diselenggarakan oleh kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikal. Penaikan iga-iga dan sternum meluaskan rongga dada ke kedua sisi dan dari depan ke belakang. Pada ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan karena paru-paru kempis kembali, disebabkan sifat elastik paru-paru itu. Gerakan-gerakan ini adalah proses pasif. Proses ventilasi dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, adanya kemampuan thoraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi, refleks batuk dan muntah.

Difusi gas Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi, dan perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.

Transportasi gas Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung (kardiak output), kondisi pembuluh darah, latihan (exercise), eritrosit dan Hb.

Page 7: BP Pada Anak

2.3 Etiologi

Pada umumnya tubuh terserang Bronchopneumonia karena disebabkan oleh penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen.Penyebab Bronchopneumonia yang biasa ditemukan adalah:1. Bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus Aureus,

Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander (Klebsial Pneumoni), Mycobacterium Tuberculosis.

2. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik. 3. Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides,

Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia. Aspirasi benda asing.4. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah

a) Faktor predisposisi Usia /umur Genetikb) Faktor pencetus Gizi buruk/kurang Berat badan lahir rendah (BBLR) Tidak mendapatkan ASI yang memadai Imunisasi yang tidak lengkap Polusi udara Kepadatan tempat tinggal

2.4 PatofisiologiBronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus penyebab Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan broncus dan alveolus dan jaringan sekitarnya. . Inflamasi pada bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu :

Stadium I (4 – 12 jam pertama/kongesti) Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi.Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi.Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan.Mediator-mediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin.Degranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur komplemen. Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan di antara

Page 8: BP Pada Anak

kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.

Stadium II/hepatisasi (48 jam berikutnya) Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu ( host ) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48 jam.

Stadium III/hepatisasi kelabu (3 – 8 hari) Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi.Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel.Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.

Stadium IV/resolusi (7 – 11 hari)Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.Inflamasi pada bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual.

Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas, dan napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang berfungsi untuk melembabkan rongga fleura. Emfisema ( tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru ) adalah tindak lanjut dari pembedahan. Atelektasis mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya gagal napas.

2.5 Perubahan Patologis Anatomi

Terdapat berbagai macam variasi bronchitis, baik engenai jumlah atau luasnya bronkus yang terkena maupun beratnya penyakit :

a. Tempat predisposisi bronchitisBagian paru yang sering terkena dan merupakan predisposisi bronchitis adalah lobus tengah paru kanan, bagian lingua paru kiri lobus atas, segmen basal pada lobus bawah kedua paru.

Page 9: BP Pada Anak

b. Bronkus yang terkenaBronkus yang terkena umumnya yang berukuran sedang, bronkus yang terkena dapat hanya satu segmen paru saja maupun difus mengenai bronki kedua paru.

c. Perubahan morfologis bronkus yang terkena

- Dinding bronkusDinding bronkus yang terkena dapat mengalami perubahan berupa proses  inflamasi yang sifatnya destruktif dan irreversibel. Jaringan bronkus yang mengalami kerusakan selain otot-otot polos bronkus juga elemen-elemen elastis.

- Mukosa bronkusMukosa bronkus permukaannya menjadi abnormal, silia pada sel epitel menghilang, terjadi perubahan metaplasia skuamosa,. Apabila terjadi eksaserbasi infeksi akut, pada mukosa akan terjadi pengelupasan, ulserasi.

- Jaringan paru peribronchialePada keadaan yang hebat, jaringan paru distal akan diganti jaringan fibrotik dengan kista-kista berisi nanah.

d. Variasi kelainan anatomis bronchialisTelah dikenal 3 variasi bentuk kelainan anatomis bronchitis, yaitu :

- Bentuk tabungBentuk ini sering ditemukan pada bronchitis yang menyertai bronchitis kronik.

- Bentuk kantongDitandai dengan adanya dilatasi dan penyempitan bronkus yang bersifat irregular. Bentuk ini berbentuk kista.

- Bentuk antara bentuk tabung dan kantong

e. PseudobronchitisPada bentuk ini terdapat pelebaran bronkus yang bersifat sementara dan bentuknya silindris. Bentuk ini merupakan komplikasi dari pneumonia.

2.6 Pemeriksaan penunjang

1. Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi langsung, biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya, tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar.

Page 10: BP Pada Anak

2. Secara laboratorik ditemukan leukositosis biasa 15.000 – 40.000 / m dengan pergeseran LED meninggi.

3. Foto thorax bronkopeumoni terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.

2.7 Manifestasi Klinik

a. Suhu meningkat 39-40OC disertai menggigilb. Napas sesak dan cepatc. Pemeriksaan paru saat perkusi redupd. Auskultasi: suara napas ronchi basah yang halus dan nyaringe. Batuk pilek yang mungkin berat sampai terjadi insufisiensi pernapasan dimulai

dengan infeksi bagian atasf. Sakit kepalag. Anoreksia

2.8 Penularan

Penyakit ini merupakan penyakit menular dengan cara penularan sebagai berikut:a. Doplet infection (infeksi tetes) melalui percikan mucus atau saliva.b. Makanan dan minuman yang terkontaminasic. Peralatan pernapasan yang terkontaminasid. Penggunaan alat bantu pernapasan secara bersama-sama

2.9 Pencegahan

a. Hindari udara yang lembabb. Pastikan kebersihan makanan, diri dan lingkunganc. Tingkatkan daya tahan tubuh dan asupan gizid. Anjurkan untuk imunisasi lengkap dan tepat waktu.

2.10 Komplikasi

a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang. Terjadi apabila penumpukan sekret akibat berkurangnya daya kembang paru-paru terus terjadi. Penumpukan sekret ini akan menyebabkan obstruksi bronchus intrinsik. Obstruksi ini akan menyebabkan atelektasis obstruksi dimana terjadi penyumbatan saluran udara yang menghambat masuknya udara ke dalam alveolus.

b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.

c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradangd. Infeksi sistemik

Page 11: BP Pada Anak

e. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardialf. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak. Ini disebabkan apabila terjadi

penyebaran virus hemofilus influenza melalui hematogen ke sistem saraf sentral. Penyebaran juga bisa dimulai saat terjadi infeksi saluran pernapasan.

Page 12: BP Pada Anak

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanBronchopneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang.Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja.Gara- gara inilah, selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita bronchopneumonia bisa meninggal.Sebenarnya bronchopneumonia bukanlah penyakit tunggal.Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi, dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun partikel.Bronchopnemonia dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius seperti atelektasis, empisema, abses,iInfeksi sistemik, endokarditis, meningitis

Page 13: BP Pada Anak

DAFTAR PUSTAKA

http://penyakit-paru.blogspot.com/2009/10/bronchopneumonia-pada-anak.htmlhttp://x-asuhankeperawatan.blogspot.com/2012/07/makalah-bronkopnemoni-pada-anak.htmlhttp://senyumperawat.blogspot.com/2009/12/bronchopneumonia.htmlhttp://www.smallcrab.com/kesehatan/502-mengenal-penyakit-bronchitis