bm peningkatan pendapatan nelayan melalui...
TRANSCRIPT
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
35 Unmas
Denpasar
IbM PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN MELALUI
BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii VARIETAS
MERAHDENGAN METODE TALI JALUR GANDA
Rahmi1), Darmawati1), Burhanuddin1) dan Akmal2) 1)Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadyah Makassar
2)Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar
Email : [email protected]
PENDAHULUAN
Desa Laguruda adalah wilayah pemerintahan Kecamatan Sanrobone Kabupaten
Takalar Sulawesi Selatan. Penduduknya kebanyakan menggantungkan hidup dengan bertani
dan bertani tambak yang pendapatannya tidak terlalu menyolok karena masih kurang
penguasaan tehnik dan keadaan alam seperti air irigasi yang kadang belum mencukupi.
Begitupun pada pertambakan yang sering hanya memberikan hasil yang pas-pasan. Di
samping itu sebagian penduduknya menggantungkan diri dengan berjualan di pasar dengan
hasil nelayan dan tambak. Sebagian mencari penghasilan tambahan dengan mengojek. Dan
lainnya lagi menjadi penduduk migran ke daerah lain atau menjadi masyarakat urban di ibu
kota provinsi.
Salah satu kegiatan kelompok tani Karya Bahari dan Je’neBerang di Desa Laguruda
adalah bertani dan membudidayakan rumput laut. Bagi anggota kelompok, bertani adalah
merupakan warisan dari generasi pendahulu, disamping itu membudidayakan rumput laut
juga menjadi salah satu usaha pokok keluarga selain dari bertani. Usaha budidaya rumput laut
yang dilakukan selama ini oleh anggota kelompok tani adalah dengan sistem budidaya patok
dasar. Sepanjang pesisir pantai digunakan untuk areal budidaya.
Seiring dengan semakin berkurangnya areal budidaya di pesisir pantai, para petani
rumput laut semakin terbatas dalam mencari lokasi budidaya. Areal budidaya sistem patok
sangat tergantung kepada ketersediaan lahan budidaya di pesisir pantai. Olehnya itu perlu
adanya pengetahuan mengenai metode yang praktis digunakan dalam budidaya rumput laut
dengan lahan yang terbatas. Rumput laut ini merupakan salah satu dari tiga komoditas utama
program revitalisasi perikanan yang diharapkan berperan penting dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Pada akhir tahun 2009, rumput laut ditargetkan produksi
meningkat menjadi 1,9 juta ton (K. alvarezii 1,5 juta ton) dengan sasaran pengembangan
areal budidaya K. alvarezii seluas 1.500.000 ha serta penyerapan tenaga kerja sekitar
255.000 orang (Anonim, 2005). Dengan meluasnya pemanfaatan hasil olahan rumput laut
dalam berbagai industri, maka kebutuhan rumput laut sebagai bahan baku ikut meningkat
pula. Selain untuk ekspor, permintaan dari pasar dalam negeri pun tak kalah banyak. Untuk
menjamin kontinuitas penyediaan produksi rumput laut dengan jumlah yang dikehendaki
adalah dengan pemilihan lokasi budidaya, rekomendasi luasan yang optimal, dan teknologi
budidaya (Hidayat,1990 dalam Prihaningrum, dkk, 2001).
Untuk menghasilkan produksi yang baik maka perlu di perhatikan pemeliharaan yang
sesuai dan dapat di kembangkan secara berkelanjutan, adapun upaya untuk meningkatkan
produksi diperlukan metode yang dapat mengoptimalkan lahan budidaya berupa
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
36 Unmas
Denpasar
pemanfaatan perairan secara efisien sehingga mengurangi pemborosan lahan dan dapat
diaplikasikan diseluruh perairan Indonesia dimana metode ini disebut metode tali jalur ganda.
Selama ini budidaya rumput laut menggunakan metode budidaya rumput laut seperti lepas
dasar, rakit bambu, jalur, dan long line tali tunggal. Keseluruhan metode tersebut memiliki
ketergantungan kepada kondisi perairan, sedangkan keunggulan metode tali jalur ganda dapat
digunakan diseluruh perairan Indonesia dengan memanfaatkan lahan perairan secara optimal.
Metode tali jalur ganda dapat diartikan sebagai teknik budidaya tanaman dengan
menggunakan dua tali dalam satu bentangan. Teknik budidaya ini tidak memerlukan lahan
yang luas, petani rumput laut juga tidak mengalami kesulitan dalam memasang jangkar dan
waktu yang diperlukan tidak lama. Sekilas bercocok tanam dengan metode ini terlihat rumit,
tetapi sebenarnya sangat sederhana. Tingkat kesulitannya tergantung dari model yang
digunakan. Model yang sederhana, mudah diikuti dan dipraktekkan. Bahkan bahan-bahan
yang digunakan mudah ditemukan, sehingga dapat diterapkan.
Melalui program transfer ilmu dan tehnologi berbasis masyarakat (IbM), diharapkan
pemahaman petani rumput laut tentang metode budidaya rumput laut tali jalur ganda bisa
meningkat. Melalui kegiatan pendampingan dalam melakukan intensifikasi budidaya rumput
laut (Kappaphycus alvarezii) varietas merah denan metode ini, petani akan semakin paham
dan memiliki experience yang selanjutnya bisa diterapkan pada usaha budidayanya, sehingga
keuntungan yang diperoleh semakin meningkat.
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat mengenai peningkatan
pendapatan nelayan di desa Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar melalui
budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii varietas merahdengan metode tali jalur ganda
adalah :
a. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan selama 10 bulan. Lokasi pengabdiaan di Desa Laguruda
Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan.
b. Metode Adactive Collaboration Management (ACM)
Metode adaptive collaboration management (ACM) dilakukan dengan pendekatan
komunikasi masyarakat dalam menemukenali permasalahan kelompok tani Karya Bahari dan
Je’ne Berang di Desa Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar, mempelajari
permasalahan kemudian menentukan solusi pemecahan masalah. Kelompok tani tersebut
dilibatkan dalam seluruh kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi. Selain itu dilakukan penyuluhan partisipatif yaitu dengan melakukan kegiatan
budidaya dengan metode tali ganda yang tidak memerlukan lahan yang lebih luas. Sehingga
tercipta efektifitas penggunaan lahan yang selama ini menjadi polemik bagi petani rumput
laut.
c. Pembuatan Desain Budidaya Rumput laut dengan Metode Tali Jalur Ganda
Pembuatan desain konstruksi budidaya rumput laut dengan metode tali jalur ganda
dilakukan sebagai sarana dan bahan pembelajaran bagi kelompok tani dengan keterlibatan
penuh bagi petani dalam pembuatan konstruksi tersebut. Pendekatan yang dilakukan pada
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
37 Unmas
Denpasar
percontohan pembuatan wadah budidaya ini adalah melibatkan masyarakat mulai persiapan
bahan sampai pada desain konstruksi budidaya tersebut.
Secara deskriptif konstruksi metode tali jalur ganda disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Budidaya rumput laut metode tali jalur ganda
d. Pendampingan dan Pelatihan Budidaya Rumput laut
Untuk kegiatan yang terkait luaran nomor 1 dan 3 diatas dilakukan dengan bekerja
bersama pakar di bidang rumput laut. Kegiatan yang dilakukan secara demonstrasi langsung
kepada pembudidaya. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi :
1. PenyediaanAlat dan Bahan : Alat-alat yang digunakan di lapangan pada program ini
yaitu: termometer, pH meter, hand-refraktometer, timbangan, Sechi disk, meter roll,
bola pelampung, perahu, tali polyethilen (nilon/ris), batu pemberat, jangkar beton/batu
gunung. Bahan yang digunakan dalam di lapangan adalah : Rumput lautK. alvarezii
varietas Merah (dengan ciri-ciri berwarna merah dan bentuk thallusnya umumnya
berbentuk seperti tabung dan pipih) dari petani budidaya rumput laut di Desa
Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Persiapan Bibit dan Penanaman rumput laut, Bibit diambil dari hasil panen petani
rumput laut yang telah di tanam selama 45 hari di Desa Laguruda Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan. Bibit yang digunakan
khusus varietas merah dengan jumlah rumput laut yang dibutuhkan dalam 1 tali
gantung 3 rumpun dan jarak tanam 20 cm. Bibit rumput laut yang sudah disiapkan
dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran atau organisme penempel. Kondisi
rumput laut yang dipilih adalah yang muda, segar, bersih serta bebas dari jenis rumput
laut lainnya. Selanjutnya menimbang dengan berat awal 50 gram/ikat. Metode
penanaman dilakukan secara long line dengan menggunakan tali jalur ganda untuk
masing-masing tali bentangan yang ditanami rumput laut K.Alvarezii. Selanjutnya
dibudidayakan selama ± 45 hari.
e. Pendekatan Kelembagaan
Dalam mendukung keberlanjutan pelaksanaan program IbM kelompok tani Karya
Bahari dan Je’ne Berang di Desa Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten
Takalar, maka perlu dilakukan penguatan kelembagaan dan pendampingan kelompok
tani dalam mendukung kemandirian lokal masyarakat. Selain itu dilakukan juga
Bibit
Rumput
laut
Jar ak tanam
Tali ganda
Jangkar
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
38 Unmas
Denpasar
kerjasama dengan pemangku kepentingan masyarakat seperti penyuluh perikanan dan
Perguruan tinggi serta berbagai stake holder yang ada di daerah tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Sosialisasi awal Budidaya Rumput laut dengan Metode Tali Jalur Ganda
Sosialisasi awal desain budidaya rumput laut dengan menggunakan Metode tali
jalur ganda kepada kelompok Mitra dilakukan di Desa Laguruda. Sosialisasi ini
dilakukan kepada masyarakat yang awalnya menggunakan metode budidaya dengan
menggunakan sistem tunggal. Hal ini membawa pengetahuan baru bagi masyarakat di
desa laguruda, oleh karena permasalahan selama ini akan keterbatasan lahan budidaya
telah terpecahkan. Diharapkan dengan metode ini dapat memberikan peningkatan
produksi sehingga dapat menjadi lahan percontohan bagi masyarakat.
Gambar 2. Sosialisasi Budidaya Rumput Laut dengan Metode Tali Jalur Ganda
b. Pembuatan Desain Budidaya Rumput laut dengan Metode Tali Jalur Ganda
Pada pembuatan desain konstruksi budidaya rumput laut dengan metode tali jalur
ganda dilakukan sebagai sarana dan bahan pembelajaran bagi kelompok tani dengan
keterlibatan penuh bagi petani dalam pembuatan konstruksi tersebut. Pendekatan yang
dilakukan pada percontohan pembuatan wadah budidaya ini adalah melibatkan
masyarakat mulai persiapan bahan sampai pada desain konstruksi budidaya tersebut.
Gambar 3. Persiapan Lokasi Budidaya Rumput Laut Metode Jalur Ganda
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
39 Unmas
Denpasar
Persiapan bibit dilakukan bekerjasama dengan para petani pembudidaya Mitra,
bibit yang digunakan diperoleh dari kebun bibit rumput laut disekitar kawasan desa
Laguruda. Bibit yang telah tersedia kemudian diseleksi untuk selanjutnya diikat dengan
berat awal masing-masing 50 gram. Masing-masing ujung bentangan yang telah tersedia
selanjutnya akan diikatkan pada tali utama yang telah didesain terlebih dahulu.
Gambar 4. Persiapan awal Pembibitan Rumput Laut di Desa Laguruda
c. Pendampingan dan Pelatihan Budidaya Rumput laut
Pada kegiatan ini dilakukan dengan bekerja bersama pakar di bidang rumput
laut. Kegiatan yang dilakukan secara demonstrasi langsung kepada pembudidaya.
Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi :
1. PenyediaanAlat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan di lapangan pada program ini yaitu: termometer, pH
meter, hand-refraktometer, timbangan, Sechi disk,meter roll,bola pelampung, perahu,
tali polyethilen (nilon/ris), batu pemberat, jangkar beton/batu gunung.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
40 Unmas
Denpasar
Gambar 5. Penyediaan alat dan Bahan dalam Budidaya Rumput Laut
Bahan yang digunakan dalam di lapangan adalah : Rumput laut K. alvarezii
varietas Merah (dengan ciri-ciri berwarna merah dan bentuk thallusnya umumnya
berbentuk seperti tabung dan pipih) dari kebun bibit para petani budidaya rumput laut
di Desa Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi
Selatan
Gambar 7 . Bibit Rumput Laut Varietas Merah (Kapphaphycus alvarezii)
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
41 Unmas
Denpasar
2. Persiapan Bibit dan Penanaman rumput laut
Bibit diambil dari hasil panen kebun bibit petani rumput laut yang telah di
tanam selama 45 hari di Desa Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar
Provinsi Sulawesi Selatan. Bibit yang digunakan khusus varietas merah dengan
jumlah rumput laut yang dibutuhkan dalam 1 tali gantung 3 rumpun dan jarak tanam
20 cm. Bibit rumput laut yang sudah disiapkan dibersihkan terlebih dahulu dari
kotoran-kotoran atau organisme penempel.
Gambar 8. Penimbangan Bibit Rumput Laut
Kondisi rumput laut yang dipilih adalah yang muda, segar, bersih serta bebas
dari jenis rumput laut lainnya. Selanjutnya menimbang dengan berat awal 50
gram/ikat. Proses pembibitan ini dilakukan oleh para ibu-ibu yang tergabung didalam
kelompok mitra, sehingga pemberdayaan masyarakat pada kelompok mitra juga kami
lakukan. Proses pembibitan ini dilakukan selama 2 hari yang berlangsung sejak siang
hari hingga sore hari.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
42 Unmas
Denpasar
Gambar 9. Penimbangan dan Pengikatan Bibit Rumput Laut
Metode penanaman dilakukan secara long line dengan menggunakan tali jalur
ganda untuk masing-masing tali bentangan yang ditanami rumput laut K.Alvarezii.
Selanjutnya dibudidayakan selama ± 45 hari.
Gambar 10. Pemeliharaan Rumput laut dengan Metode Tali Jalur Ganda
Berdasarkan hasil pengamatan pada masyarakat pembudidaya rumput laut. dalam
mendukung program IbM kelompok tani Karya Bahari dan Je’ne Berang di Desa
Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar diperoleh hasil yang produksi
yang lebih memuaskan bagi para petani rumput laut, dimana dahulunya hasil produksi
rumput laut untuk setiap bentangan dengan penebaran awal kurang lebih 5 kg mampu
menghasilkan panen hingga 30 – 40 kg. Dengan menggunakan kegiatan budidaya
dengan metode tali ganda, dengan menggunakan berat penebaran awal yang sama
dapat menghasilkan rumput laut panen hingga 50-60 kg pada setiap siklus budidaya
untuk setiap bentangan. Disamping itu juga menjadi keunggulan tersendiri karena
tidak memerlukan lahan yang lebih luas. Sehingga tercipta efektifitas penggunaan
lahan yang selama ini menjadi polemik bagi petani rumput laut.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
43 Unmas
Denpasar
Gambar 11. Produksi Rumput laut dengan Metode Tali Jalur Ganda
SIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan dari kegiatan pengabdian
ini adalah penguatan kelembagaan guna keberlanjutan pelaksanaan program IbM kelompok
tani Karya Bahari dan Je’ne Berang di Desa Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten
Takalar. Disamping itu kegiatan kerjasama dengan pemangku kepentingan masyarakat seperti
penyuluh perikanan dan perguruan tinggi serta berbagai stake holder juga perlu dilakukan.
Produksi budidaya rumput laut dengan menggunakan budidaya metode tali ganda mampu
meningkat mencapai 25 %-30% untuk setiap kali siklus budidaya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Izinkanlah kami menyampaikan rasa terima kasih kami kepada Kementerian Riset
Tehnologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia yang telah mendanai kegiatan
Pengabdian IbM di tahun 2015.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto E., dan E. Liviawaty. 1993. Budidaya Laut dan Cara Pengolahannya. Bharata.
Jakarta.
Anonimous., 2005. Profil Rumput Laut Indonesia. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Atmadja, W. S., A. Kadi., Sulistijo, dan Rachmaniar. 1996. Pengenalan Jenis- Jenis Rumput
Laut Indonesia. Puslitbang Oseanologi. LIPI. Jakarta.
Dahuri R., Rais Y., Putra S.,G., Sitepu, M.J., 2001. Pengelolaan Sumber daya Wilayah
Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
44 Unmas
Denpasar
Dawes, C. J., J. W. LaClaire, and R. E. Moon. 1974. Culture Studies on Eucheuma nudum J.
Agardh, carrageenan producing red alga from Florida. Aquaculture, 7 : 1- 9.
Doty, M. S. 1988. The Production and Uses of Eucheuma. Studies of Seven Commercial
SeaweedsResources. FAO Fish. Tech. Paper No. 281 Rome. P 123-161.
Neish, I., C. 2003. The ABC of Eucheuma Seaplant Production. Agronomy, Biology and
Crop-handling of Betaphycus, Eucheuma and Kappaphycus the Gelatinae,
Spinosum and Cottonii of Commerce. SuriaLink Infomedia.
Pramudianto, Bambang, 1999, Sosialisasi PP No.19/1999 tentang Pengendalian Pencemaran
dan atau Perusakan Laut, Prosiding Seminar Sehari Teknologi dan Pengelolaan
Kualitas Lingkungan Pesisir dan Laut, Bandung: Jurusan Teknologi Lingkungan
ITB.
Prihaningrum. A,M. Meiyana, dan Evalawati, 2001. Biologi Rumput Laut: Teknologi
Budidaya Rumput Laut (E. cottonii). Petunjuk Teknis No. 8 Departemen
Kelautan dan Perikanan. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. Balai Budidaya
Laut. Lampung.
Siahaan, N.H.T, 1989a, Pencemaran Laut dan kerugian yang Ditimbulkan (I), dalam Harian
Angkatan Bersenjata, Jakarta: 8 Juni 1989.
Sujatmiko W., Angkasa W.I., 2004. Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali
Panjang. BPPT, Jakarta. http://www. Iptek.net.id//ttg/artlkp/artikel 18. Htm.
Diakses 21 Desember 2007.
Yusuf M.I., 2004. Produksi, Pertumbuhan dan Kandungan Karaginan Rumput Laut
Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty (1998) yang Dibudidayakan Dengan Sistem
Air Media dan Tallus Benih Yang Berbeda.